BAB I PENDAHULUAN. berkembang semakin pesat. Hal ini membuat setiap individu dituntut untuk

dokumen-dokumen yang mirip
2016 HUBUNGAN SENSE OF HUMOR DENGAN STRES REMAJA SERTA IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan individu kompleks yang memiliki dinamika

BAB I PENDAHULUAN. membangun bangsa ke arah yang lebih baik. Mahasiswa, adalah seseorang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di tingkat perguruan tinggi, baik di universitas, institut

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan sarana untuk belajar bagi setiap individu dengan mengembangkan dan mengasah keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keadaan ekonomi yang kurang baik membuat setiap keluarga di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. sebagai subjek yang menuntut ilmu di perguruan tinggi dituntut untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tumbuh kembang merupakan proses yang terjadi secara

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa sedikit mengalami permasalahan dan beban karena tugas-tugas

BAB I PENDAHULUAN. dipahami atau usaha-usaha lain seperti kuliah lapangan,penelitian,dan lainlain.

BAB I PENDAHULUAN. membuatnya depresi. Depresi menjadi masalah kesehatan jiwa yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu interaksi atau hubungan timbal

BAB I PENDAHULUAN. siapa lagi yang akan dimintai bantuan kecuali yang lebih mampu. Ketika

BAB I PENDAHULUAN. tersebut terbentang dari masa bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa, hingga masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menjalani peran sebagai penuntut ilmu, mahasiswa pada umumnya selalu

BAB I PENDAHULUAN. dewasa madya, dan dewasa akhir. Masa dewasa awal dimulai pada umur 18

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. paling penting dalam pembangunan nasional, yaitu sebagai upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa saat ini diharapkan menjadi sosok manusia yang berintelektual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jiwa, kepribadian serta mental yang sehat dan kuat. Selayaknya pula seorang

BAB I PENDAHULUAN. dihadapinya, baik masalah pribadi maupun masalah yang ada di sekitar lingkungan

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA DAN KEMANDIRIAN DENGAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH PADA REMAJA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diah Rosmayanti, 2014

HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN SOMATISASI. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, mencari pekerjaan bukan lagi hal yang mudah. Persaingan yang ketat, membuat masing-masing individu berusaha

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menyadari akan pentingnya menciptakan warga negara yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bagi bangsa Indonesia, pendidikan adalah hal yang sangat penting. Cita-cita untuk

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Masyarakat semakin berkembang

BAB IV HASIL PENELITIDAN DAN PEMBAHASAN. yang sedang mengerjakan Skripsi. Kuesioner yang disebar sebanyak 80

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia memiliki fitrah untuk saling tertarik antara laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tuntutan kehidupan (Sunaryo, 2013). Menurut Nasir & Muhith (2011) stres

BAB I PENDAHULUAN. ketat, dan pada umumnya para pengguna jasa (stakeholders) menginginkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari stres, masalahnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari eksistensi manusia di dunia. Kebahagiaan itu sendiri dapat dicapai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. peristiwa yang menyenangkan maupun peristiwa yang tidak menyenangkan.

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan Indonesia bisa lebih tumbuh dan berkembang dengan baik disegala

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang telah mencapai usia dewasa, individu akan

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik di lingkungan tempat mereka berada. Demikian halnya ketika

BAB I PENDAHULUAN. Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang mengutamakan

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan dengan makhluk lainnya. Kelebihan yang dimiliki manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengajaran di perguruan tinggi maupun akademi. Tidak hanya sekedar gelar,

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan

BAB 1 PENDAHULUAN. dipungkiri bahwa dengan adanya perkembangan ini, masalah yang. manusia. Menurut National Institute of Mental Health, 20% populasi

Hubungan Antara..., Devita, Fakultas Psikologi 2016

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang. kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap

BAB I PENDAHULUAN. sudah menjadi masalah emosi yang umum. Depresi merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Kampus UIN Maulana Malik Ibrahim (MMI) Malang sebagai kampus. berbasis Islam menerapkan beberapa kebijakan yang ditujukan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Solihah, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab ini akan menerangkan tentang latar belakang masalah dimana memberikan

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat saat ini,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BERPIKIR POSITIF MINIMALKAN PARANOID Oleh : L. Rini Sugiarti, M.Si., psikolog*

BAB I PENDAHULUAN. dengan gejala-gejala lain dari berbagai gangguan emosi.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Setiap

BABI PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak kemasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki arti tersendiri di dalam hidupnya dan tidak mengalami kesepian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mahasiswa termasuk dalam golongan remaja akhir yaitu berusia tahun

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Rentang kehidupan manusia terbagi menjadi sepuluh tahapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem penyelenggaraan pendidikan dasar, lanjutan, dan menengah

BAB I PENDAHULUAN. di bidang tekhnologi, ilmu pengetahuan, ekonomi, dan pendidikan. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. dewasa. Remaja berasal dari kata latin adolescere (kata bendanya, adolescentia

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan fase yang disebut Hall sebagai fase storm and stress

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sehari-hari manusia. Nevid (2005) berpendapat bahwa kecemasan

BAB I PENDAHULUAN. dari dalam maupun dari luar individu. Havighurst yang dikutip (Hurlock,

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke fase remaja. Menurut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pola Kelekatan Orangtua Tunggal Dengan Konsep Diri Remaja Di Kota Bandung

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi perbaikan perilaku emosional. Kematangan emosi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pada strata tertinggi. Mahasiswa memiliki peran penting sebagai agen perubahan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan homeostasis tubuh yang seimbang. Hal tersebut sesuai

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan itu juga telah dipelajari secara mendalam. terjadi pada manusia, dan pada fase-fase perkembangan itu fase yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menimbulkan banyak masalah bila manusia tidak mampu mengambil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. fase perkembangannya memiliki keunikan tersendiri. Papalia (2008) menyebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terhadap orang lain, khususnya terhadap lawan jenis. Perasaan saling mencintai,

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Menikah dan kuliah sama pentingnya, secara sederhana bisa digambarkan,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMAN 1 Kasihan memiliki jumlah siswa yang cukup banyak sehingga

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi segala kebutuhan dirinya dan kehidupan keluarga. yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. Istilah remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti

BABI PENDAHULUAN. menjelang saat-saat kematian, rasa cemas kerap kali singgah dalam diri manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki fakultas kedokteran adalah suatu keputusan yang besar. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. bagi mahasiswa-mahasiswi sangat beragam. Mereka dapat memilih jurusan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stres tidak dapat dipisahkan dari setiap aspek kehidupan. Stres dapat

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah orang dengan gangguan skizofrenia dewasa ini semakin. terutama di negara-negara yang sedang berkembang seperti indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. kecil. Salah satunya adalah kepercayaan diri (Self Confidence). Kepercayaan diri

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat beradaptasi dengan baik maka ia akan memiliki kehidupan

LAMPIRAN I KATA PENGANTAR

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman modern seperti saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang semakin pesat. Hal ini membuat setiap individu dituntut untuk beradaptasi mengikuti perkembangan. Daya saing untuk mendapatkan pekerjaan juga semakin ketat, sehingga individu memang harus memiliki kualitas yang baik agar mampu bertahan. Salah satu untuk meningkatkan kualitas individu dengan cara menuntut ilmu setinggi-tingginya. Mulai dari Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Perguruan Tinggi jika ingin bekerja lebih baik. Mahasiswa adalah panggilan untuk orang yang sedang menjalani pendidikan di tingkat perguruan tinggi atau sebuah universitas (Wikipedia, 2013). Sistem pendidikan di Perguruan Tinggi ini sangatlah berbeda dibanding dengan sistem pendidikan sebelumnya. Di perguruan tinggi mahasiswa harus bisa beradaptasi dengan lingkungan yang benar-benar baru, dengan cara mengajar dosen yang berbeda-beda dan dituntut untuk lebih mandiri. Masa perguruan tinggi akan ditempuh minimal selama empat tahun atau delapan semester. Dalam kesehariannya, ada banyak pekerjaan, tantangan dan tuntutan yang harus dijalankan oleh mahasiswa. Tantangan dan tuntutan tersebut antara lain pembuatan bermacam tugas, laporan, makalah maupun ujian yang merupakan salah satu bentuk evaluasi bagi mahasiswa yang dilakukan secara 1

2 rutin. Berbagai hal dan situasi juga dapat mempengaruhi keberhasilan mahasiswa atau justru menghambatnya. Aktivitas mahasiswa di kampus tidak hanya mengikuti perkuliahan, mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen, dan mengikuti ujian tiap semesternya, tetapi juga mengembangkan dirinya dengan mengikuti organisasi atau mengikuti semacam pelatihan dan workshop yang diadakan di kampus. Tetapi banyak juga mahasiswa yang lebih memilih untuk bersenang-senang di luar kampus dan tidak aktif dalam perkuliahan. Pada tingkat akhir, kebanyakan mahasiswa mengalami masalah ketika mengerjakan TA (tugas akhir) atau yang disebut skripsi. Penyusunan skripsi adalah fase terakhir dalam mengemban pendidikan bagi mahasiswa. Skripsi ini disusun sebagai syarat kelulusan bagi mahasiswa dan untuk mendapatkan gelar sarjana sesuai dengan bidang yang ditekuni. Tak jarang pula fase ini menjadi stresor tersendiri bagi kalangan mahasiswa. Hal ini bukan hanya karena banyaknya anggapan bahwa penyusunan skripsi itu sulit, namun juga karena proses penyusunannya cukup lama dan melalui tahapan-tahapan yang cukup panjang. Pada awalnya mahasiswa diminta untuk mentukan tema yang tepat dan sesuai dengan kemampuan, kemudian tema tersebut diajukan kepada tim verifikasi sesuai bidang yang diambil, kemudian mendapat dosen pembimbing skripsi, menyusunan proposal, dan seterusnya. Hambatan-hambatan pun juga terkadang datang, seperti kesusahan mencari referensi buku yang sesuai tema, kesulitan menemui dosen pembimbing, subjek penelitian yang susah ditemui, judul yang belum disetujui, persyaratan ujian kurang lengkap, ataupun tiba-tiba merasa tidak yakin dengan tema yang dipilih

3 (hasil wawancara pada 12 Maret 2013). Hambatan-hambatan seperti inilah yang biasanya menimbulkan kecemasan bagi mahasiswa itu sendiri. Setiap individu memiliki tingkat kecemasan berbeda, dan cara menghadapinya pun berbeda. Terkadang, sebagian individu menganggap suatu persoalan kecil itu sangat menggangu sekali, dan persoalan besar itu sangat mudah atau sebaliknya. Seperti halnya dengan mahasiswa, sebagian ada yang merasa biasa saja dan ada yang merasa cemas saat pengerjaan skripsi. Jika rasa cemas ini berlanjut dan tidak segera diatasi bisa menimbulkan stres yang berkepanjangan, dengan adanya pikiran-pikiran buruk sampai ingin bunuh diri. Seperti yang terjadi pada mahasiswa Eko Prasetyo (25) mahasiswa PTS Yogyakarta, karena merasa bingung memikirkan skripsi yang tidak kunjung selesai, akhirnya warga Gadingsari Ketalo Kecamatan Sanden Bantul ini memutuskan untuk bunuh diri, (Selasa 15/1/2008) sekitar pukul 09.00 WIB (Wastika, 2008). Hal serupa juga terjadi pada seorang mahasiswi cantik yang ditemukan tewas gantung diri dikediamannya di Komplek Kalideres Permai Blok H5 No.16 RT.07 RW.14, Kalideres, Jakarta Barat. Korban diketahui bernama Regina (20), nekat gantung diri diduga karena stres dengan skripsinya (Awaludin, 2013). Umumnya, kecemasan ini merupakan suatu pikiran yang tidak menyenangkan, yang ditandai dengan kekhawatiran, rasa tidak tenang, dan perasaan yang tidak baik atau tidak enak yang tidak dapat dihindari oleh seseorang (Hurlock, 1990). Kecemasan timbul akibat adanya respon terhadap kondisi stres atau konflik. Hal ini biasa terjadi dimana seseorang mengalami

4 perubahan situasi dalam hidupnya dan dituntut untuk mampu beradaptasi (Solomon dan Patch, 1974). Ada berbagai cara yang dapat dilakukan oleh seseorang dalam mengatasi tekanan dan rasa cemas. Salah satu cara yang dipakai adalah dengan mengembangkan humor. Menurut Gomes (dalam Hodgkinson, 1991) dengan humor dapat menimbulkan refleks tertawa, dan tertawa merupakan obat terbaik untuk melawan stres. Individu dengan kepekaan humor yang lebih tinggi, lebih termotivasi, lebih ceria, dapat dipercaya dan mempunyai self-esteem yang lebih tinggi. Salah satu keuntungan yang terbesar dengan memiliki kepekaan terhadap humor adalah pengaruhnya pada kesehatan. Pertama, humor bisa mengantarai hubungan sosial, yang mana ini bisa menciptakan health-enhancing effects (efek meningkatkan kesehatan); kedua, humor mempunyai efek secara tidak langsung pada tingkatan stres. Seseorang yang peka terhadap humor dalam kehidupan, pengalaman stressfull individu sering diminimalkan; ketiga, proses fisiologi yang dipengaruhi oleh humor. Martin (dalam Hartanti, 2002) mengatakan tertawa bisa mengurangi ketegangan saraf. Menurut Ancok (dalam Zulkarnain,2009) ada studi yang mempelajari bahwa humor dapat menimbulkan gairah baru. Di sisi lain, humor juga berfungsi untuk menghilangkan kecemasan sekaligus alat kontrol sosial. Tertawa itu juga meningkatkan kesenangan seseorang untuk terus hidup, mengurangi tekanan dan rasa cemas, serta memperlancar hubungan antar pribadi (Wilson, dalam Zulkarnain, 2009). Oleh karena itu para profesional kesehatan merasa yakin

5 sebaiknya memandang serius humor sebagai sebuah terapi. Menurut Bennett (dalam Zulkarnain, 2009) bukti ini akan menjadi penting secara klinis. Pemakaian humor untuk merangsang tertawa dapat menjadi terapi efektif menurunkan stres dan rasa cemas. Selain itu, humor memang menimbulkan refleks tawa, dan tertawa merupakan obat terbaik untuk melawan persaan cemas dan tertekan. Pendapat ini juga didukung oleh hasil penelitian Hasanat (1998) yang menyatakan bahwa senyum merupakan bentuk tawa yang ringan yang dapat untuk mampu mengurangi tingkat ketegangan yang dialami seseorang. Hasil-hasil penelitian di atas mengungkap bahwa kepekaan humor mempunyai hubungan dan pengaruh terhadap beberapa hal, yaitu kondisi fisik seseorang yang berkaitan dengan kesehatan dan penurunan stres daan kecemasan. Berdasarkan paparan tersebut peneliti tertarik untuk membuktikan apakah ada hubungan antara kepekaan humor dengan kecemasan menghadapi penyusunan skripsi yang dialami oleh mahasiswa. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara kepekaan humor dengan kecemasan menghadapi penyusunan skripsi pada mahasiswa? C. Keaslian Penelitian Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Zulkarnain (2009) mengenai Sense of Humor dan Kecemasan Menghadapi Ujian di Kalangan Mahasiswa, menunjukan bahwa ada hubungan negatif antara sense of humor

6 dengan kecemasan menghadapi ujian. Penelitian oleh Fitriani dan Hidayah (2012) mengenai Kepekaan Humor dengan Depresi Pada Remaja Ditinjau dari Jenis Kelamin, menunjukkan dengan mengontrol kepekaan humor terdapat perbedaan depresi yang signifikan antara subjek perempuan dan subjek laki-laki. Dari kedua penelitian tersebut memiliki kesamaan subjek, yaitu samasama menggunakan variable X yaitu kepekaan terhadap humor (dan memiliki perbedaan pada subjek penelitian serta variabel Y. Penelitian Zulkarnain mengkaitan dengan kecemasan menghadapi ujian di kalangan mahasiswa, sedangkan Fitriani dan Hidayah mengenai depresi pada remaja. Penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2011) mengenai Terapi Humor Untuk Menurunkan Tingkat Kecemasan Menghadapi Ujian Skripsi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya perbedaan tingkat kecemasan yang signifikan pada mahasiswa yang diberi terapi humor dengan yang tidak, dimana tingkat kecemasan mahasiswa yang diberi humor lebih rendah dibanding dengan yang tidak diberikan terapi humor. Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu sama-sama mengungkap kepekaan humor dan kecemasan pada mahasiswa. Teori kepekaan humor dan kecemasan yang digunakan dalam penelitian ini mengkonstruksi beberapa teori-teori yang ada sebelumnya tanpa mengurangi keaslian dari teoriteori yang sudah ada sebelumnya, dan tidak berbeda jauh dengan teori-teori yang digunakan dengan penelitian sebelumnya. Perbedaan terdapat pada fokus pembahasan penelitian dan subjek penelitian. Penelitian yang dilakukan akan menggunakan subjek yang sedang

7 menjalani proses penyusunan skripsi dan juga penelitian ini bersifat kuantitatif, dengan strategi penelitian non eksperimen. D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kepekaan humor dengan kecemasan menghadapi penyusunan skripsi pada mahasiswa. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan harapan dapat memberikan manfaat yang dilihat dari dua segi, yaitu : a. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan dalam bidang psikologi klinis. b. Manfaat Praktis a. Bagi mahasiswa sebagai pengetahuan tentang manfaat kepekaan humor. b. Bagi lembaga-lembaga akademik dapat membantu kelancaran proses belajar mengajar mahasiswa dalam menyelesaikan studi. F. Sistematika Pembahasan Sistematika dalam penulisan penelitian digunakan agar tidak terjadi impang tindih dalam setiap pembahasan. Dalam penelitian ini terdiri dari lima bab dan masing-masing memiliki pembahasan tersebut.

8 BAB I : PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari beberapa sub bab, yaitu: latar belakang masalah, rumusan masalah, keaslian penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitidan dan sistematika pembahasan. BAB II : KAJIAN PUSTAKA Bab ini merupakan kajian pustaka yang terdiri dari penjelasan mengenai teori -teori dari variabel Y dan variable X, seperti : Kecemasan, sumber-sumber kecemasan, aspek-aspek kecemasan, bentuk-bentuk kecemasan, gejala-gejala kecemasan, faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan, dan penjelasan teori tentang Kepekaan Humor, aspek-aspek humor, jenis-jenis humor, manfaat humor; kecemasan menghadapi penyusunan skripsi; serta penjelasan teori yang menghubungkan antar vriabel; kerangka teoritik; dan hipotesis. BAB III : METODE PENELITIAN Dalam bab ini menjelaskan tentang metode yang digunakan dalam penelitian ini yang terdiri dari rancangan penelitian, identifiksi variable (variable X dan variable Y); definisi operasional penelitian; populasi, sampel, dan teknik sampling; instrumen penelitian; serta analisis data.

9 BAB IV : HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN Dalam bab ini menjelaskan tentang laporan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti meliputi persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, dan deskripsi hasil penelitian; pengujian hipotesis; serta pembahasan. BAB V : PENUTUP Bab ini merupakan penutup dari seluruh bab yang terdiri dari kesimpulan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dan saran-saran kepada peneliti selanjutnya.