HUBUNGAN LAMA KERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT DENGAN PENGETAHUAN DRESSING LUKA ULKUS DIABETIKUM DI RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2017 MANUSKRIP

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (2006), merumuskan bahwa diabetes. melitus (DM) merupakan kumpulan masalah anatomi dan kimiawi dari

BAB I PENDAHULUAN. diatas atau sama dengan 126 mg/dl (Misnadiarly, 2006). Gangguan. jaringan tubuh. Komplikasi DM lainnya adalah kerentanan terhadap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal serta gangguan

ABSTRACT ABSTRAK RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS

BAB 1 PENDAHULUAN. diperkirakan akan terus meningkat prevalensinya dan memerlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. DM suatu penyakit dimana metabolisme glukosa yang tidak normal, yang terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. atau oleh tidak efektifnya insulin yang dihasilkan. Hal ini menyebabkan

HUBUNGAN BIAYA OBAT TERHADAP BIAYA RIIL PADA PASIEN RAWAT INAP JAMKESMAS DIABETES MELITUS DENGAN PENYAKIT PENYERTA DI RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2013

PENGETAHUAN DIABETES MELITUS DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DM TIPE 2

HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit diabetes melitus (DM) adalah kumpulan gejala yang timbul pada

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1, hal ini disebabkan karena banyaknya faktor resiko terkait dengan DM

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. mellitus dan hanya 5% dari jumlah tersebut menderita diabetes mellitus tipe 1

*Dosen Program Studi Keperawatan STIKES Muhamamdiyah Klaten

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes adalah penyakit kronik yang terjadi ketika pankreas tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. lama diketahui bahwa terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun luka kronis. Sebuah penelitian terbaru di Amerika menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. syaraf) (Smeltzer & Bare, 2002). Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit kronis

BAB I PENDAHULUAN. perhatian adalah diabetes melitus (DM). Menurut Kementrian Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis merupakan salah satu

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Global Report On Diabetes yang dikeluarkan WHO pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Diabetes Melitus atau kencing manis, seringkali dinamakan

BAB I PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2010). Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada sel beta mengalami gangguan dan jaringan perifer tidak mampu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Internasional of Diabetic Ferderation (IDF, 2015) tingkat. prevalensi global penderita DM pada tahun 2014 sebesar 8,3% dari

Volume 2, September

*Korespondensi Penulis, Telp: , ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Ulkus diabetikum merupakan salah satu komplikasi yang umum bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. sekresi insulin yang progresif dilatar belakangi oleh resistensi insulin (Soegondo,

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN PASIEN MELAKUKAN KONTROL LUKA ULKUS DIABETIK DI PUSKESMAS KUTA I KABUPATEN BADUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN PASIEN DIABETES MELITUS TENTANG MONITORING GULA DARAH. Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr Hardjono. S.

Pengetahuan dan Kepatuhan Kontrol Gula Darah Sebagai Pencegahan Ulkus Diabetikum

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia Indonesia seutuhnya. Visi Indonesia sehat yang diharapkan

Tingkat depresi berdasarkan derajat ulkus diabetik pada pasien ulkus diabetes melitus yang berobat di rsud kota semarang

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PERAWATAN KAKI PADA DIABETES MELLITUS. Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr.

TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN DIABETES MELLITUS DALAM PENCEGAHAN ULKUS DIABETIK Di PoliPenyakitDalamRumah Sakit Umum Daerah Dr.

BAB I PENDAHULUAN. seseorang oleh karena gangguan keseimbangan karbohidrat, lemak dan

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan

Jurnal Kesehatan Kartika 7

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM).

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

PERILAKU PASIEN DIABETES MELLITUS DALAM PENCEGAHAN HIPOGLIKEMIA. Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr. Harjono Ponorogo

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh:

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS PADA LANSIA DI RSUD ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU TAHUN 2016.

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penderita 7,3 juta jiwa (International Diabetes Federation

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan gejala yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula (glukosa)

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan pengetahuan keluarga yang baik dapat menurunkan angka prevalensi

KEPATUHAN PERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. prevalensi global penderita Diabetes Melitus (DM) pada tahun 2014 sebesar 8,3%

BAB I PENDAHULUAN. untuk bereaksi terhadap insulin dapat menurun, dan pankreas dapat menghentikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat kedua dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak setelah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. yang timbul karena kelainan metabolisme yang disebabkan oleh tidak bekerjanya

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Menurut data dari International Diabetes Federation (IDF)

AKADEMI FARMASI ISFI BANJARMASIN (Jl. Flamboyan 3 No.

Hubungan Lama Sakit Diabetes Melitus dengan Pengetahuan Perawatan Kaki pada Pasien Diabetes Melitus Non Ulkus. (Studi Awal)

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

INTISARI GAMBARAN KUALITAS HIDUP DAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. I.A Latar Belakang. Diabetes merupakan salah satu penyakit yang. diperkirakan prevalensi di seluruh dunia akan meningkat

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus telah menjadi masalah kesehatan di dunia. Insidens dan

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kesejahteraan dan ketersediaan pangan dapat. mengakibatkan sejumlah masalah, termasuk meningkatnya kejadian penyakit

BAB I PENDAHULUAN. mampu menggunakan insulin yang dihasilkan oleh pankreas (Word Health


BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan ketiadaan absolut insulin atau penurunan relative insentivitas sel

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping

HUBUNGAN MASA KERJA DAN USIA DENGAN NEEDLESTICK INJURY (NSI) PADA PERAWAT BANGSAL DEWASA RSUD KOTA SURAKARTA SKRIPSI

PASIEN JAMKESMAS DIABETES MELITUS RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ULIN BANJARMASIN TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. ditandai oleh kenaikan kadar glukosa darah atau hiperglikemia, yang ditandai

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRESS TERHADAP KADAR GULA DARAH PENDERITA DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKOHARJO I KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

SELISIH LAMA RAWAT INAP PASIEN JAMKESMAS DIABETES MELLITUS TIPE 2 ANTARA RILL DAN PAKET INA-CBG

FAKTOR FAKTOR MOTIVASI EKSTERNAL YANG MEMPENGARUHI PERAWAT DALAM PENGGUNAAN HANDSCOON

Olahraga dengan Kadar Gula Darah

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan insulin, baik total ataupun sebagian. DM menunjuk pada. kumpulan gejala yang muncul pada seseorang yang dikarenakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gula. DM memang tidak dapat didefinisikan secara tepat, DM lebih

PERBANDINGAN MOTIVASI PENGGUNAAN MODERN DRESSING

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. memerlukan upaya penanganan tepat dan serius. Diabetes Mellitus juga

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARANGANYAR SKRIPSI

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tubuh dan menyebabkan kebutaan, gagal ginjal, kerusakan saraf, jantung, kaki

BAB 1 PENDAHULUAN. penting untuk mengetahui bagaimana melakukan tindakan. Disadari bahwa bila

Transkripsi:

HUBUNGAN LAMA KERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT DENGAN PENGETAHUAN DRESSING LUKA ULKUS DIABETIKUM DI RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2017 MANUSKRIP Oleh: MUHAMMAD HARIS FADILLAH NPM. 1614201120338 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI S.1 KEPERAWATAN BANJARMASIN, 2017

HUBUNGAN LAMA KERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT DENGAN PENGETAHUAN DRESSING LUKA ULKUS DIABETIKUM DI RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2017 Muhammad H F*, Uni A**, Arifin*** Universitas Muhammadiyah Banjarmasin Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan Program Studi S.1 Keperawatan Email: perawatharis@gmail.com Abstract Background: Diabetic Ulcers are sores on the feet that red blackish and fetid, during January to October 2016 recorded 3,702 patient visits for wound dressings. Objective: To determine the relationship between working time nurse at the hospital with the knowledge of diabetic ulcer wound dressings at Ulin Banjarmasin Hospital Year 2017. Methods: This was an analytic research with cross sectional approach, using the Spearman test (rho). The population of this study were all nurses in Diabetic Foot Poly Room, Anggrek Lama Room, Mawar Room, and Tulip Inner Disease Room at at Ulin Banjarmasin Hospital which amounted to 68 people with a willing saturated sample of 55 people. Results: Spearman correlation test (rho) shows the p value equal to the value of 0,039 statistically significant (p <0.05), suggesting that there is a relationship between length of employment of nurses in the hospital with a wound dressing knowledge of diabetic ulcers at Ulin Banjarmasin Hospital Year 2017. Keywords: Working Time Nurse, Wound Dressing, Diabetic Ulcers Abstrak Latar belakang: Ulkus diabetikum adalah luka pada kaki yang merah kehitam-hitaman dan berbau busuk, selama bulan Januari sampai bulan Oktober 2016 tercatat 3.702 kali kunjungan pasien untuk dressing luka. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara lama kerja Perawat di Rumah Sakit dengan pengetahuan tentang dressing luka ulkus diabetikum di RSUD Ulin Banjarmasin Tahun 2017. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional, dengan menggunakan uji spearman (rho). Populasi penelitian ini adalah seluruh perawat yang ada di Ruang Poli Kaki Diabetik, Ruang Anggrek Lama, Ruang Mawar, dan Ruang Tulip Penyakit Dalam di RSUD Ulin Banjarmasin yang berjumlah 68 orang dengan sampel jenuh yang bersedia yaitu 55 orang. Hasil: Uji korelasi spearman (rho) menunjukkan p value sebesar 0,039 secara statistik nilai tersebut bermakna (p < 0,05), hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara lama kerja perawat di Rumah Sakit dengan pengetahuan dressing luka ulkus diabetikum di RSUD Ulin Banjarmasin Tahun 2017. Kata kunci: Lama Kerja Perawat, Dressing Luka, Ulkus Diabetikum 1. Pendahuluan Penyakit Diabetes Melitus (DM) yang kita kenal sebagai penyakit kencing manis adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Subekti, 2015). Penyakit ini nantinya akan menyebabkan terganggunya metabolisme karbohidrat serta mengakibatkan kadar glukosa yang tinggi atau yang biasa disebut hiperglikemi. Efek penyakit yang bisa ditimbulkan oleh keadaan hiperglikemi misalnya gangguan penglihatan, penyakit jantung, impotensi, gangguan pembuluh darah, luka sulit sembuh, serta berbagai komplikasi lainnya.

Salah satu akibat hiperglikemi yang lama pada pasien diabetes melitus menyebabkan arteroskelosis, penebalan membran basalis dan perubahan pada syaraf perifer. Ini akan memudahkan terjadinya luka kaki diabetik (Handayani, 2016). Perawatan luka dengan metode modern adalah metode penyembuhan luka dengan cara mempertahankan kelembaban luka (moist wound healing) dengan menggunakan tekhnik oklusif dan tertutup (Maryunani, 2013). Untuk angka penderita diabetes melitus sendiri, menurut Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2013), Indonesia sendiri pada tahun 2013 merupakan negara urutan ke-7 dengan prevalensi diabetes tertinggi, di bawah China, India, USA, Brazil, Rusia dan Mexico. Dari data Riskesdas 2013, yang diolah oleh Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan menyatakan bahwa dari estimasi jumlah penduduk Indonesia yang berumur 15 tahun ke atas sejumlah 176.689.336, 6,9% diantaranya atau sekitar 12.191.564 merupakan penderita diabetes melitus. Dari sumber yang sama, untuk daerah Kalimantan Selatan yang jumlah penduduk berusia di atas 15 tahun berjumlah 2.722.366, dari jumlah tersebut 1,4% atau 38.113 orang pernah di diagnosa diabetes melitus oleh dokter dan 0,6% atau 16.334 orang belum pernah di diagnosa diabetes melitus oleh dokter tetapi dalam 1 bulan terakhir mengalami gejala diabetes melitus seperti sering lapar, sering haus, sering buang air kecil dalam jumlah yang banyak dan berat badan yang menurun. Dari hasil studi pendahuluan di Ruang Anggrek Biasa (Utama) dan Ruang Anggrek Kelas 2, selama bulan Januari 2016 sampai Oktober 2016 terdapat 46 pasien yang menderita diabetes melitus dan pada Ruang Mawar selama jangka waktu yang sama terdapat 9 pasien, sedangkan untuk penderita komplikasi ulkus diabetikum di Poliklinik Kaki Diabetik RSUD Ulin Banjarmasin, peneliti memperoleh data selama bulan Januari sampai bulan Oktober 2016 tercatat 3.702 kali kunjungan pasien untuk melakukan perawatan luka atau dressing. Dengan angka sebesar itu pelaksanaan dressing luka oleh para Perawat tentunya harus tetap sesuai dengan SOP yang berlaku di instansi tersebut.. Tepat atau tidaknya tindakan dressing akan dipengaruhi salah satunya oleh pengetahuan individu Perawat sendiri. Salah satu faktor yang menjadikan individu perawat bisa melakukan dressing dengan tepat adalah masa lama kerja. Hal ini sesuai dengan penelitian Kumajas dkk. (2014) bahwa ada hubungan antara lama kerja perawat terhadap kinerja perawat. 2. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang ada di Ruang Poli Kaki Diabetik, Ruang Anggrek Lama, Ruang Mawar, dan Ruang Tulip Penyakit Dalam di RSUD Ulin Banjarmasin yang berjumlah 68 orang perawat, menggunakan metode total sampling (sampel jenuh) dengan jumlah responden yang bersedia sebanyak 55 orang perawat. Uji statistik menggunakan Uji Spearman (rho) dengan tingkat kepercayaan 95%. 3. Hasil Penelitian 3.1. Karakteristik Responden 3.1.1. Usia Tabel 4.2 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan usia di Ruang Poli Kaki Diabetik, Ruang Anggrek Lama, Ruang Mawar, dan Ruang Tulip Penyakit Dalam di RSUD Ulin Banjarmasin Tahun 2017. No. Usia Frekuensi Persentase (%) 1. 22-30 Tahun 16 29,1 2. 31-40 Tahun 34 61,8 3. 41-49 Tahun 5 9,1 Total 55 100 Pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa berdasarkan usia, sebagian besar responden perawat berusia 31-40 Tahun yaitu 34 orang (61,8%).

3.1.2. Jenis Kelamin Tabel 4.3 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin di Ruang Poli Kaki Diabetik, Ruang Anggrek Lama, Ruang Mawar, dan Ruang Tulip Penyakit Dalam di RSUD Ulin Banjarmasin Tahun 2017. No. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%) 1. Laki-laki 13 23,6 2. Perempuan 42 76,4 Total 55 100 Pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa berdasarkan jenis kelamin, sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan yaitu 42 orang (76,4%). 3.1.3. Tingkat Pendidikan Tabel 4.4 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan di Ruang Poli Kaki Diabetik, Ruang Anggrek Lama, Ruang Mawar, dan Ruang Tulip Penyakit Dalam di RSUD Ulin Banjarmasin Tahun 2017. No. Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase (%) 1. D3 44 80 2. S1 11 20 Total 55 100 Pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa berdasarkan tingkat pendidikan, sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan D3 yaitu 44 orang (80%). 3.2. Data Khusus Penelitian 3.2.1. Lama Kerja di Rumah Sakit Tabel 4.5 Distribusi frekuensi lama kerja perawat di Rumah Sakit di Ruang Poli Kaki Diabetik, Ruang Anggrek Lama, Ruang Mawar, dan Ruang Tulip Penyakit Dalam di RSUD Ulin Banjarmasin Tahun 2017. No. Lama Kerja Frekuensi Persentase (%) 1. Baru (0-5 tahun) 7 12,7 2. Sedang (6-10 tahun) 27 49,1 3. Lama (>10 tahun) 21 38,2 Total 55 100 Pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa dari 55 responden terdapat 7 orang yang lama kerja baru (12,7%), lama kerja sedang 27 orang (49,1%), dan lama kerja lama 21 orang (38,2%). 3.2.2. Pengetahuan Dressing Luka Tabel 4.6 Distribusi frekuensi pengetahuan perawat tentang dressing luka ulkus diabetikum di Ruang Poli Kaki Diabetik, Ruang Anggrek Lama, Ruang Mawar, dan Ruang Tulip Penyakit Dalam di RSUD Ulin Banjarmasin Tahun 2017. No. Pengetahuan Dressing Luka Frekuensi Persentase (%) 1. Sedang 6 10,9 2. Baik 49 89,1 Total 55 100 Pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa dari 55 responden terdapat 6 orang (10,9%) yang pengetahuan dressing luka ulkus diabetikum sedang dan 49 orang (89,1%) yang pengetahuan dressing luka ulkus diabetikum baik. 3.2.3. Tabulasi Silang Tabel 4.7 Hubungan lama kerja perawat di Rumah Sakit dengan pengetahuan tentang dressing luka ulkus diabetikum di RSUD Ulin Banjarmasin Tahun 2017.

Pengetahuan dressing luka No. Lama Kerja Sedang Baik Total F % f % F % 1. Baru 3 42,9 4 57,1 7 100 2. Sedang 2 7,4 25 92,6 27 100 3. Lama 1 4,8 20 95,2 21 100 Total 6 10,9 49 89,1 55 100 Spearman s rho : p (0,039) < α = 0,05 Correlation Coefficient (r) = 0,279 Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan dari 7 orang yang lama kerjanya baru terdapat 3 orang (42,9%) yang pengetahuan dressing lukanya sedang dan 4 orang (57,1%) yang pengetahuan dressing luka baik. Kemudian dari 27 orang yang lama kerja sedang terdapat 2 orang (7,4%) pengetahuan dressing luka sedang dan 25 orang (92,6%) pengetahuan dressing luka baik. Sedangkan dari 21 orang yang lama kerja lama terdapat 1 orang (4,8%) yang pengetahuan dressing luka sedang dan 20 orang (95,2%) pengetahuan dressing lukanya baik. Hal ini dibuktikan dari hasil uji korelasi spearman (rho) menunjukkan p value sebesar 0,039 secara statistik nilai tersebut bermakna (p < 0,05) hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara lama kerja perawat di Rumah Sakit dengan pengetahuan dressing luka ulkus diabetikum di RSUD Ulin Banjarmasin Tahun 2017. Selanjutnya berdasarkan Correlation Coefficient didapatkan nilai r = 0,279 yang berarti kekuatan hubungan yang terbentuk antara lama kerja perawat di Rumah Sakit dengan pengetahuan dressing luka ulkus diabetikum mempunyai kekuatan hubungan yang lemah. 4. Pembahasan 4.1. Gambaran lama kerja perawat di Rumah Sakit di Ruang Poli Kaki Diabetik, Ruang Anggrek Lama, Ruang Mawar, dan Ruang Tulip Penyakit Dalam di RSUD Ulin Banjarmasin Tahun 2017. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa responden paling banyak memiliki lama kerja sedang yaitu 49,1%. Lama kerja juga dapat diartikan dengan pengalaman kerja. Menurut Didin Widyartono (2012), pengalaman kerja adalah tingkat penguasaan pengetahuan serta keterampilan seseorang dalam pekerjaannya yang dapat diukur dari masa kerja dan dari tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya. Pengalaman kerja seseorang sangat ditentukan oleh rentan waktu lamanya seseorang menjalani pekerjaan tertentu. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rudianti dkk. (2013) didapatkan bahwa lama kerja berhubungan dengan kinerja perawat. Kinerja perawat merupakan aplikasi kemampuan atau pembelajaran yang telah diterima selama menyelesaikan program pendidikan keperawatan untuk memberikan pelayanan dan bertanggung jawab dalam peningkatan kesehatan, dan pencegahan penyakit serta pelayanan terhadap pasien (Kumajas dkk., 2014). Menurut peneliti, berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sebagian besar perawat di Ruang Poli Kaki Diabetik, Ruang Anggrek Lama, Ruang Mawar, dan Ruang Tulip Penyakit Dalam di RSUD Ulin Banjarmasin memiliki lama kerja yang sedang dan lama, maka lama kerja ini yang nantinya akan berhubungan dengan kinerja seorang perawat, semakin lama perawat bekerja di suatu instansi maka kinerja yang dihasilkan oleh perawat-perawat tersebut juga akan baik. 4.2. Gambaran pengetahuan perawat tentang dressing luka ulkus diabetikum di Ruang Poli Kaki Diabetik, Ruang Anggrek Lama, Ruang Mawar, dan Ruang Tulip Penyakit Dalam di RSUD Ulin Banjarmasin Tahun 2017. Dressing atau perawatan luka adalah salah satu tekhnik yang harus dikuasai oleh perawat. Perawatan luka memang kompetensi yang sejak dulu dipelajari oleh perawat dan termasuk dalam kompetensi mandiri yang dimiliki perawat (Maryunani, 2013). Metode perawatan yang berkembang saat ini adalah menggunakan metode moisture balance, yang disebutkan lebih efektif dibanding metode

konvensional. Perawatan luka dengan metode moisture balance ini lebih dikenal dengan modern dressing (Kartika, 2015). Pada tekhnik perawatan luka modern, luka dipertahankan dalam kondisi lembab. Pemilihan balutan pada tekhnik perawatan luka modern harus memenuhi syarat. Syarat-syarat tersebut antara lain dapat menyerap cairan yang dikeluarkan luka (absorbing), mampu mengangkat jaringan nekrotik dan mengurangi resiko terjadinya kontaminasi mikroorganisme, meningkatkan kemampuan rehidrasi luka, melindungi dari kehilangan panas tubuh akibat penguapan, dan kemampuan sebagai sarana pengangkat atau pendistribusian antibiotik ke seluruh bagian luka (Hartman, 1999 ; Ovington 1999 dalam Rachma & Adriany 2013). Pada hasil penelitian ini sebagian besar responden yaitu 89,1% memiliki pengetahuan dressing luka yang baik. Ini berarti sebagian besar perawat di ruangan yang diteliti sudah menguasai dengan baik bagaimana SOP dalam hal dressing luka khususnya luka ulkus diabetikum Dengan pengetahuan yang baik ini diharapkan akan meningkatkan kinerja dan profesionalisme seorang perawat, karena dressing luka adalah salah satu skill mandiri yang harus dikuasai oleh seorang perawat. 4.3. Hubungan lama kerja perawat di Rumah Sakit dengan pengetahuan tentang dressing luka ulkus diabetikum di RSUD Ulin Banjarmasin Tahun 2017. Hasil penelitian pada tabel 4.7 terlihat dari hasil uji korelasi spearman (rho) menunjukkan p value sebesar 0,039 secara statistik nilai tersebut bermakna (p < 0,05) dan dari hasil Correlation Coefficient didapatkan nilai r = 0,279 hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara lama kerja perawat di Rumah Sakit dengan pengetahuan dressing luka ulkus diabetikum di RSUD Ulin Banjarmasin Tahun 2017, dengan tingkat kekuatan hubungan lemah. Ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rudianti dkk. (2013) didapatkan bahwa lama kerja berhubungan dengan kinerja perawat. Hasil penelitian ini mendukung penelitian dari Faizin dan Winarsih (2008), bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dan lama kerja dengan kinerja Perawat di RSU Pandan Arang Kabupaten Boyolali. Hal ini juga sesuai dengan pernyataan bahwa semakin lama seorang berkarya dalam suatu organisasi akan semakin tinggi produktivitasnya (Siagian, 2009 dalam Rudianti dkk., 2013). Analisis selanjutnya disimpulkan bahwa perawat dengan lama kerja kurang dari tujuh tahun berisiko lebih besar kinerjanya kurang dibandingkan perawat dengan lama kerja 7-12 tahun, dan berisiko lebih besar kinerjanya kurang dibandingkan perawat dengan lama kerja lebih dari 12 tahun. Hal ini menggambarkan bahwa pengalaman atau lama kerja seseorang turut berkontribusi terhadap kinerja. Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti, kelompok yang lama kerjanya lama memiliki pengetahuan dressing luka ulkus diabetikum yang baik yaitu 95,2%. Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama pengalaman atau lama kerja seseorang bekerja di suatu instansi dalam hal ini di Rumah Sakit, akan semakin baik pengetahuan yang dimilikinya, dengan pengetahuan yang baik ini kemudian akan berakibat meningkatnya kinerja seorang individu perawat. 5. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian hubungan lama kerja perawat dengan pengetahuan dressing luka ulkus diabetikum di RSUD Ulin Banjarmasin Tahun 2017 yang telah peneliti lakukan, sehingga dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 5.1. Dari 55 responden terdapat 7 orang yang lama kerja baru (12,7%), lama kerja sedang 27 orang (49,1%), dan lama kerja lama 21 orang (38,2%). 5.2. Pengetahuan dressing luka ulkus diabetikum, dari 55 responden terdapat 6 orang (10,9%) yang pengetahuan dressing luka ulkus diabetikum sedang dan 49 orang (89,1%) yang pengetahuan dressing luka ulkus diabetikum baik. 5.3. Ada hubungan antara lama kerja perawat di Rumah Sakit dengan pengetahuan dressing luka ulkus diabetikum di RSUD Ulin Banjarmasin Tahun 2017.

6. Saran Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan penelitian ini tidak hanya menggunakan variabel lama kerja saja, tetapi juga dengan meneliti karakteristik individu perawat yang lain seperti usia, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan. Daftar Rujukan Faizin, A. dan Winarsih. (2008). Hubungan Tingkat Pendidikan dan Lama Kerja Perawat dengan Kinerja Perawat di RSU Pandan Arang Kabupaten Boyolali. Berita Ilmu Keperawatan, 1 (3) September, 137-142 Handayani, L. T. (2016). Studi Meta Analisis Perawatan Luka Kaki Diabetes dengan Modern Dressing. The Indonesian Journal of Health Science, 6 (2) Juni, 149-159 Kartika, R. W. (2015). Perawatan Luka Kronis dengan Moder Dressing. CDK-230. 42 (7), 546-550 Kumajas, F. W., Warouw, H., Bawotong, J. (2014). Hubungan Karakteristik Individu dengan Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam RSUD Datoe Binangkang Kabupaten Bolaang Mongondow. <http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20282765-t%20yulistiana%20rudianti.pdf> (diakses 27 Desember 2016) Maryunani, A. (2013). Step by Step Perawatan Luka Diabetes dengan Metode Perawatan Luka Modern. Bogor: In Media Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. (2014). Situasi dan Analisis Diabetes. <www.depkes.go.id/resources/donwload/pusdatin/infodatin/infodatin-diabetes.pdf> (diakses 10 desember 2016) Rachma, N. dan Andriany, M. (2013). Studi Kasus: Penggunaan Pembalut Herbal Sebagai Absorbed Pada Modern Dressing. Jurnal Keperawatan Komunitas. 1 (2) November, 130-134 Rudianti, Y., Handiyani, H., dan Sabri, L. (2013). Peningkatan Kinerja Perawat Pelaksana Melalui Komunikasi Organisasi di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit. Jurnal Keperawatan Indonesia. 16 (1) Maret, 25-32 Suyono, S. (2015). Patofisiologi Diabetes Melitus. di dalam: Soegondo, S., Soewondo, P., dan Subekti, I. (ed). Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta: Balai Penerbit FKUI Widyartono, D. (2012). Pengaruh Pengalaman Kerja Dosen terhadap Kinerja Dosen Ekonomi di Universitas Negeri Se-kota Malang. <didin.lecture.ub.ac.id/files/2012/10/bab-ll.pdf> (diakses 21 Maret 2017) *Muhammad H F. Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Banjarmasin **Uni A, Ns.,M.Kep. Dosen Universitas Muhammadiyah Banjarmasin ***Arifin, SKM.,M.Kes. Dosen Politeknik Kesehatan Banjarmasin