PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS V TAHUN PELAJARAN 2012/2013

dokumen-dokumen yang mirip
PENELITIAN EKSPERIMEN

BAB III METODE PENELITIAN. pengaruh perlakuan terhadap perilaku yang timbul sebagai akibat perlakuan (Alsa

PENELITIAN EKSPERIMEN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TERHADAP PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN DEMOSTRASI DI SEKOLAH DASAR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana sebenarnya belajar itu (belajar untuk belajar). Dalam arti yang lebih

Oleh: Parliyah SDN 3 Watuagung, Watulimo, Trenggalek

PENERAPAN METODE COOPERATIVE SCRIPT DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA

METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGGUNAAN ALAT PERAGA DALAM PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN PECAHAN DAN PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MEMBUAT RINGKASAN CERITA

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

METODE PENELITIAN EKSPERIMEN DALAM PENDIDIKAN JASMANI

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN TEKNIK KUPANG LIGITARANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 4 B SDN SIDOMEKAR 08 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER

Hasbiati SDN 002 Tanah Grogot

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian ini adalah MIN Ilung yang beralamat di Jalan H. Damanhuri

Helfimastuti. Kepala SDN 011 Bukit Pedusunan Kecamatan Kuantan Mudik ABSTRAK

Oleh: Supardi SDN 2 Watulimo, Trenggalek

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA BIDANG STUDI IPA MEMALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA DI SEKOLAH DASAR

USAHA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA MODEL JIGSAW

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Oleh: Yuniwati SDN 2 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Penyebab Benda Bergerak Di Kelas II SD No.

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh: Hermiatun SDN 2 Baruharjo, Durenan, Trenggalek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &

III. METODE PENELITIAN. dan pembelajaran secara aktif profesional dan merupakan penelitian yang

ARTIKEL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

MENINGKATKAN PENGUASAAN SISWA TERHADAP MATERI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DAN BAHASA INDONESIA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERGA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR

itu Mudah, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), hlm 8-9 Bumi Aksara, 2009), hlm 3 hlm Masnur Muskich, Melaksanakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas)

METODE DEMONTRASI PADA PELAJARAN IPA DAN PENUGASAN PADA PELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

Elistina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDK Terpencil Punsung Beau Berbantuan Media Gambar Pada Mata Pelajaran IPA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Rinendah Sihwinedar 16

Daenah. Kata Kunci: Tujuan Pembelajatan, Kooperatif, Model Jigsaw, Minat, Hasil Belajar PENDAHULUAN

Jeffry Gagah Satria Frigatanto

PENINGKATAN MINAT DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MENGGUNAKAN METODE INQUIRY KELAS IV SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TERHADAP PELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR. Erlinda

BAB I PENDAHULUAN. relevan, serta mampu membangkitkan motivasi kepada peserta didik.

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VI SD TEBING TINGGI

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN MELAKUKAN EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VI SEMESTER I SDN I MALASAN DURENAN TRENGGALEK TAHUN 2013/2014

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli

Penerapan Metode Eksperimen pada Materi Sifat Cahaya Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN 1 Balukang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI POKOK MENGUBAH PECAHAN MENJADI PERSEN DAN DESIMAL MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL

Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Magnet di Kelas V SDN 2 Labuan Lobo Toli-Toli

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Meggunakan Alat Peraga Pada Pembelajar Gerak Benda Bidang Studi IPA Di Kelas 1 SDN No 3 Siboang

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Kontekstual (CTL) Pada Perubahan Sifat Benda Siswa Kelas V SDN 3 Ogotua

BAB III METODE PENELITIAN

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.5, No.1, April 2014, hlm

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai terobosan baru terus dilakukan oleh pemerintah melalui Departemen

Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Siwalempu Melalui Pendekatan

JKPM VOLUME 3 NOMOR 2 SEPTEMBER 2016 ISSN :

PENINGKATAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

Tabel 3.1. Juli Agustus September Studi lapangan x 2 Penyusunan Proposal x

Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Gaya Dengan Menggunakan Metode Eksperimen Siswa Kelas IV SDN 1 Siwalempu

Oleh: Sumarji SD Negeri Semarum, Durenan, Trenggalek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SDN 01 BOJONGSARI TAHUN AJARAN

Kata Kunci: Kemampuan Membaca, Permainan Bahasa Melengkapi Cerita, Kartu Bergambar

PENERAPAN PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E (LC 5E) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X 1 SMA NEGERI 2 KUANTAN HILIR

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini akan dilaksanakan di kelas IV SD Negeri

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Vol. 4, No. 1, Maret 2017 ISSN:

Penerapan Model Pembelajaran Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Di Kelas V SDN 3 Tompoh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

Theresyam Kabanga Program Studi PGSD UKI Toraja ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penerapan Metode Demonstrasi Dapat Meningkatkan Hasili Belajar Siswa Pada Materi Kenampakan Bumi di Kelas IV SDN No.

Transkripsi:

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS V TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Erha Guru SDN 012 Lebuh Lurus Kecamatan Inuman erha372@gmail.com ABSTRAK Penelitian tentang penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas V tahun pelajaran 2012/2013 ini bertujuan untuk mendapat gambaran bagaimana perbaikan pembelajaran IPA dapat meningkat prestasi belajar dan disiplin siswa melalui metode percobaan (eksperimen). Penelitian dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan bulan Nopember tahun 2012. Jumlah siswa 23 orang yang terdiri dari 14 laki-laki dan 9 orang perempuan dan waktu pelaksanaan terdiri dari pra siklus, siklus I dan siklus II. Dari data yang diperoleh, penguasaan siswa terhadap materi pelajaran belum begitu memuaskan. Hanya 6 siswa dari 23 siswa kelas V yang mendapat nilai memuaskan pada siklus I. Pada siklus II lebih menekankan pada kegiatan penjelasan dengan menggunkan metode ekperimen sehingga Nilai siswa lebih miningkat dan Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum dipahaminya. Sehingga bisa dikatakan berhasil karena dari 20 siswa hanya 1 siswa mendapatkan nilai di bawah 60 atau dibawah enam. Penggunaan materi pelajaran dapat ditingkatkan melalui penggunaan metode mengajar berpariasi yang optimal dapat memberikan rangsangan kreatifitas siswa, sehingga suasana kelas konduktif, maka terciplah suasana pembelajaran aktif kreatif dan menyenangkan. Kata kunci: Metode Eksperimen, Hasil belajar, IPA PENDAHULUAN Permasalahan tentang pendidikan merupakan masalah yang sering dibicarakan dalam kehidupan seharihari, dimulai dari masyarakat yang belum tahu pentingnya pendidikan sampai pada masyarakat yang memang benar sudah memahami pentingnya pendidikan. Sesungguhnya sebagian dari mereka memang tidak tahu tentang apa dan bagaimana pendidikan itu. Dengan pandangan berbagai masyarakat yang sangat majemuk itulah muncul bahwa seolah-olah rendahnya mutu pendidikan itu adalah kebobrokan seorang guru, sebab masyarakat selalu mengatakan bahwa guru adalah ujung tombak Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 3, September 2017 415

keberhasilan pendidikan di sekolah. Sangatlah tidak adil jika semua kesalahan itu berada pada seorang guru. Sebab sebaik apapun guru tanpa ditunjang oleh sarana dan prasarana ataupun lebih penting lagi adalah lingkungan yang mendukung sampai kapanpun pendidikan tetap seperti semula. Karena itu sengaja penulis pada kesempatan ini memberikan sumbangsihnya tentang apa yang berhubungan dengan langkah dan strategi guru di sekolah untuk mencapai keberhasilan dalam Proses Belajar Mengajar. Saat ini masalah yang dihadapi guru dalam meningkatkan keberhasilan mengajar di sekolah pada saat ini adalah Strategi apa yang tepat dalam Proses Belajar Mengajar untuk membangkitkan aktifitas siswa dalam Proses Belajar Mengajar. Semua ini terlihat bahwa siswa kelas V SDN 012 Lebuh Lurus Kecamatan Inuman Kabupaten Kuantan Singingi dalam belajar tidak mampu mengungkapkan ide-ide baru, tetapi hanya menerima apa adanya dari guru. Sehingga dari tugas dan latihan yang diberikan guru sebagian besar siswa tidak menguasai materi. Pada mata pelajaran IPA dari 23 siswa hanya 7 siswa yang mendapat nilai diatas 6,00. Melihat kondisi yang seperti ini perlu diadakan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas. Cara yang paling tepat adalah dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Hamsyah B. Uno (2006) dalam bukunya yang berjudul, Menjadi Guru Profesional mengatakan bahwa sebagai tenaga pengajar (guru) aktivitas kegiatanya tidak dapat dilepaskan dengan proses pembelajaran. Dalam hal ini barangkali masih terdapat berbagai kekurangan dari proses pembelajaran tersebut, seperti penggunaan metode pembelajaran, sarana pembelajaran, cara penyampaian materi, keterlibatan siswa dalam pembelajaran kurang. Oleh sebab itu penulis perlu mengadakan Penelitian Tindakan (Action Research). Stringer (1996:9) dalam bukunya yang berjudul, Menjadi Guru Profesional mengatakan bahwa Actien Researh merupakan Disiplined Inquiry which seeks focused efforts to improve the quality of people, sorganizational, community and family lives. berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa penelitian Tindakan merupakan sebuah upaya yang ditunjukkan untuk memperbaiki keadaan atau memecahkan masalah yang dihadapi atau secara sederhana dapat diartikan sebagai kegiatan Penelitian untuk mendapatkan kebenaran dan manfaat praktis dengan melakukan tindakan secara kolaborasi. disinilah dapat kita temui diantaranya adalah bagaimana guru menggunakan metode yang tepat sesuai dengan materi. Sund and Trowbridge (1973) dalam bukunya yang berjudul, Menjadi Guru Profesional mengemukakan bahwa penerapan metode Eksperimen dapat dilakukan secara terpimpin, bebas dan bebas termodifikasi. Dalam kasus ini setelah penulis menemukan berbagai masalah dikelas berdasarkan pengamatan supervisor II yang telah mengadakan pengamatan maka perlu mengadakan penelitian dan tindak lanjut dalam bentuk laporan. Pada Mata Pelajaran IPA kelas V SDN 012 Lebuh Lurus Kecamatan Inuman Kabupaten Kuantan Singingi dari hasil evaluasi yang diperoleh hanya 6 siswa dari 23 siswa yang mendapat nilai di atas 6,00. Hal ini disebabkan benyak siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru saat PBM berlangsung. Setelah melalui kajian dan diskusi dengan supervisor II disimpulkan bahwa penyebab siswa kurang 416 Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 3, September 2017

menguasai Mata Pelajaran IPA yang diajarkan adalah: 1. Tidak dilibatkanya siswa selama proses belajar mengajar berlangsung sehingga siswa cenderung pasif. 2. Banyak siswa yang tidak mampu menyelesaikan latihan yang diberikan guru. 3. Hanya beberapa siswa saja yang mampu menjawab pertannyaan yang diberikan guru secara langsung 4. Anak belum terlibat langsung dalam proses belajar mengajar 5. Tingkat perhatian siswa dalam pembelajaran terlalu rendah Dan dari hasil diskusi dengan supervisor dan teman sejawat di temukan beberapa masalah diantaranya yaitu : 1. Guru dalam memberikan dan penjelasankan materi terlalu menoton. 2. Guru memberikan pembelajaran dengan metode yang kurang tepat A. Pengertian metode Eksperimen Salah satu metode penelitian adalah eksperimen. Untuk dapat melaksanakan suatu eksperimen yang baik, perlu dipahami terlebih dahulu segala sesuatu yang berkait dengan komponen-komponen eksperimen. Baik yang berkaitan dengan jenis-jenis variabel, hakekat eksperimen, karakteristik, tujuan, syarat-syarat eksperimen, langkah-langkah penelitian eksperimen, dan bentuk-bentuk desain penelitian eksperimen. Dalam penelitian eksperimen dikenal beberapa variabel. Variabel adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kondisi, keadaan, faktor, perlakuan, atau tindakan yang diperkirakan dapat memengaruhi hasil KAJIAN PUSTAKA untuk materi pelajaran pecahan dalam pemecahan masalah. 3. Guru tidak memotivasi siswa untuk belajar. 4. Guru Tidak melibatkanya selama proses belajar mengajar berlangsung sehingga siswa cenderung pasif. Tetapi penulis berdasarkan diskusi dengan supervisor II membuat suatu keputusan untuk mengajar dengan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa, salah satunya adalah menggunakan metode eksperimen. Karena metode ekperimen adalah metode penemuan diaman siswalah yang menemukan materi yang di ajarkan, jadi pada pelajaran IPA model pembelajaran ekperimen sangat sesuai, dan juga setelah penulis diskusi bersama supervisor II karaktristik siswa pada SDN 012 Lebuh Lurus Kecamatan Inuman Kabupaten Kuantan Singingi model pembelajaran ini yang paling pas digunakan. eksperimen. Variabel yang berkaitan secara langsung dan diberlakukan untuk mengetahui suatu keadaan tertentu dan diharapkan mendapatkan dampak/akibat dari eksperimen sering disebut variable eksperimental (treatment variable), dan variabel yang tidak dengan sengaja dilakukan tetapi dapat memengaruhi hasil eksperimen disebut variable noneksperimental. Variabel eksperimental adalah kondisi yang hendak diteliti bagaimana pengaruhnya terhadap suatu gejala. Untuk mengetahui pengaruh varibel itu, kedua kelompok, yaitu kelompok eksperimental dan kontrol dikenakan variable eksperimen yang berbeda atau yang bervariasi. Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 3, September 2017 417

Hakekat penelitian eksperimen (experimental research) adalah meneliti pengaruh perlakuan terhadap perilaku yang timbul sebagai akibat perlakuan (Alsa 2004).Manurut Hadi (1985) penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untukmengetahui akibat yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan secara sengaja oleh peneliti. Sejalan dengan hal tersebut, Latipun (2002) mengemukakanbahwa penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan dengan melakukan manipulasi yang bertujuan untuk mengetahui akibat manipulasi terhadap perilaku individu yang diamati. Penelitian eksperimen pada prisipnya dapat didefinisikan sebagai metode sistematis guna membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat (causal-effect relationship) (Sukardi 2011:179). Selanjutnya, metode eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan utuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono 2011:72). Berdasarkan definisi dari beberapa ahli tersebut, dapat dipahami bahwa penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian suatu treatment atau perlakuan terhadap subjek penelitian. Jadi penelitian eksperimen dalam pendidikan adalah kegiatan penelitian yang bertujuan untuk menilai pengaruh suatu perlakuan/tindakan/treatment pendidikan terhadap tingkah laku siswa atau menguji hipotesis tentang adatidaknya pengaruh tindakan itu jika dibandingkan dengan tindakan lain. B. Tujuan Penelitian Eksperimen Tujuan umum penelitian eksperimen adalah untuk meneliti pengaruh dari suatu perlakuan tertentu terhadap gejala suatu kelompok tertentu dibanding dengan kelompok lain yang menggunakan perlakuan yang berbeda. Misalnya, suatu eksperimen dalam bidang pendidikan dimaksudkan untuk menilai/membuktikan pengaruh perlakuan pendidikan (pembelajaran dengan metode problem solving) terhadap prestasi belajar dan kemampuan komunikasi matematika pada siswa SD atau untuk menguji hipotesis tentang ada-tidaknya pengaruh perlakuan tersebut jika dibandingkan dengan metode konvensional. Selanjutnya, tindakan di dalam eksperimen disebut treatment, dan diartikan sebagai semua tindakan, semua variasi atau pemberian kondisi yang akan dinilai/diketahui pengaruhnya. Sedangkan yang dimaksud dengan menilai tidak terbatas padamengukur atau melakukan deskripsi atas pengaruh treatment yang dicobakan tetapi juga ingin menguji sampai seberapa besar tingkat signifikansinya (kebermaknaan atau berarti tidaknya) pengaruh tersebut jika dibandingkan dengan kelompok yang sama tetapi diberi perlakuan yang berbeda. Sebuah penelitian dapat berjalan baik dan memberikan hasil yang akurat jika dilaksanakan dengan mengikuti kaidah tertentu. Seperti halnya dengan penelitianesperimen, akan memberikan hasil yang valid jika dilaksanakan dengan mengikuti syarat-syarat yang ada. Berkaitan dengan hel tersebut, Wilhelm Wundt dalam Alsa (2004) mengemukakan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian eksperimental, yaitu: 1. Peneliti harus dapat menentukan secara sengaja kapan dan di mana ia akan melakukan penelitian; 2. Penelitian terhadap hal yang sama harus dapat diulang dalam kondisi yang sama; 418 Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 3, September 2017

3. Peneliti harus dapat memanipulasi (mengubah, mengontrol) variabel yang diteliti sesuai dengan yang dikehendakinya; 4. Diperlukan kelompok pembanding (control group) selain kelompok yang diberi perlakukan (experimental group). Langkah-langkah dalam penelitian eksperimen pada dasarnya hampir sama dengan penelitian lainnya. Menurut Gay (1982 : 201) langkahlangkah dalam penelitian eksperimen yang perlu ditekankan adalah sebagai berikut : (a) Adanya permasalahan yang signifikan untuk diteliti. (b) Pemilihan subjek yang cukup untuk dibagi dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. (c) Pembuatan atau pengembangan instrumen. (d) Pemilihan desain penelitian. (e) Eksekusi prosedur. (f) Melakukan analisis data. (g) Memformulasikan simpulan. C. Pembelajaran IPA Pengetahuan alam sudah jelas artinya adalah pengetahuan tentang alam semasta dengan segala isinya. Adapun pengetahuan itu sendiri artinya segala sesuatu yang diketahui oleh manusia. Jadi secara singkat IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya (Darmojo, 1992: 3) Selain itu, Nash 1993 (Darmojo, 1992: 3) dalam bukunya The Nature of Sciences, menyatakan bahwa IPA adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam. Nash juga menjelaskan bahwa cara IPA mengamati dunia ini bersifat analisis, cermat, serta menghubungkan antara satu fenomena dengan fenomena lain, sehingga keseluruhannya membentuk suatu perspektif yang baru tentang obyek yang diamatinya. Sistematis (teratur) artinya pengetahuan itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan yang lainnya saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh, sedangkan berlaku umum artinya pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau oleh seseorang atau beberapa orang dengan cara eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten. Selanjutnya Winaputra (1992:123) mengemukakan bahwa tidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan tentang benda atau mahluk hidup, tetapi merupakan cara kerja, cara berpikir dan cara memecahkan masalah. Jadi, kesimpulan dari uraian di atas sains adalah ilmu pengetahuan yang mempunyai objek serta menggunakan metode eksperimen. PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN A. Subjek, Tempat dan waktu Penelitian Proses pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan di kelas V SDN 012 Lebuh Lurus Kecamatan Inuman Kabupaten Kuantan Singingi Pada bulan Oktober sampai dengan bulan Nopember tahun 2012. Dimana ada 23 jumlah siswa yang terdiri dari 14 laki-laki dan 9 orang perempuan. Dan waktu pelaksanaan pada akan penulis laksanaan pada bulan oktober mulai dari pra siklus, siklus I dan siklus II Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat jadwal pelaksanaan perbaikan pembelajaran terliaht dalam tabel I berikut : Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 3, September 2017 419

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Pembelajaran IPA Hari / tanggal Jam Mata Pelajaran Selasa, 02 Oktober 2012 Selasa, 09 Oktober 2012 Rabu, 17 Oktober 2012 07.30 08.40 07.30 08.40 07.30 08.40 IPA IPA IPA Siklus Pra I II B. Desain Prosesdur Perbaikan Pembelajaran Perbaikan pembelajaran untuk mata pelajaran IPA dilaksanakan di kelas V SDN 012 Lebuh Lurus yang dilaksakan pada bulan Okotber 2011. Rencana perbaikan tersebut dilakukan pra siklu, siklus I dan siklus II untuk mata pelajaran IPA. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut: Pra Siklus 1. Pendahuluan Apersepsi dan Motivasi : Menyampaikan Indikator Pencapaian Kompetensi dan kompetensi yang diharapkan 2. Kegiatan Inti 1. Siswa dapat Memahami peta konsep tentang tumbuhan hijau 2. Memahami proses pembuatan makanan pada tumbuhan sebagai fotosintesis 3. Mengetahui bahan-bahan yang diperlukan tumbuhan untuk membuat makanan - air diperoleh melalui akar - karbon dioksida masuk dari udara melalui stomata dan lentisel - cahaya matahari diserap oleh klorofil 4. Mengetahui proses pengubahan air dan karbondioksida menjadi karbohidrat (perhatikan gambar ) 5. Mengetahui hasil fotosintesis berupa - Karbohidrat - oksigen 6. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan 3. Penutup 1. Mengulang proses fotosintesis 2. Proses pembuatan makanan pada tumbuhan dengan bantuan cahaya disebut fotosintesis 3. Hasil fotosintesis adalah karbohidrat dan oksigen Siklu I 1. Pendahuluan Apersepsi dan Motivasi : a. Menagih tugas b. Mengulang materi pertemuan sebelumnya Menyampaikan Indikator Pencapaian Kompetensi dan kompetensi yang diharapkan 2. Kegiatan Inti 1. Guru menyebutkan secara ringkas tentang tempat menyimpan makanan cadangan pada tumbuhan a. di dalam umbi b. di dalam buah c. di dalam biji d. di dalam batang 2. Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna; 3. Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis; 420 Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 3, September 2017

4. Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut; 5. Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok; 3. Penutup 1. Memberikan kesimpulan - Makanan cadangan disimpan di dalam umbi, buah, biji dan batang Siklus II 1. Pendahuluan Apersepsi dan Motivasi : Menyampaikan Indikator Pencapaian Kompetensi dan kompetensi yang diharapkan 2. Kegiatan Inti 1. Menyebutkan bagian tumbuhan yang dapat dimanfaatkan a. Daun-daunan b. Bunga-bungaan c. Umbi-umbian d. Tunas e. Biji 2. membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna; A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran Pada siklus I rata rata siswa kurang mengerti dengan apa yang telah disampaikan guru dan masih di lihat banyak siswa yang bingung dengan cara mengindentifikasi jenis tumbuhan hijau sehingga nilai siswa pada siklus I sangat rendah rata ratanya hanya mencapai 56.30 berdasarkan temuan obeservasi hal ini disebabkan karena matode yang digunakan guru hanya bisa menarik sedikit perhatian siswa. HASIL DAN PEMBAHASAN 3. memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis; 4. memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut; 5. memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok; 6. memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok; 3. Penutup Bagian tumbuhan yang menjadi sumber makanan adalah daun, bunga, buah, umbi, tunas dan biji. C. Teknis Analisis Data Berdasarkan hasil penelitian pada pra siklus, siklus I, dan siklus II maka diperoleh analisis data yang akurat yang dapat menjadi tolok ukur bagi guru untuk melaksanakan tindakan kelas, dan dapat dijadikan perbadingan untuk perbaikan kedepannya. Untuk lebih rincinya dapat di lihat pada hasil penelitian dan pembahasan pada bab selanjutnya. Setelah dilakukan siklus II penulis melihat sudah banyak siswa yang telah paham dengan apa yang telah di jelaskan guru dengan menggunakan metode Eksperimen dan dan siswa juga telah berperan aktif dalam pembelajaran IPA Materi tumbuhan hijau. Dengan demikian nilai rata rata siswa telah secara otomatis meningkat, dimana pada siklus I nilai rata ratanya hanya 56,30 sedangkan pada siklus II nilai rata rata siswa telah mencapai 77,83. Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 3, September 2017 421

Dari hasil pengolahan data diatas Hasil yang dilaksanakan di SDN 012 Lebuh Lurus di kelas V bidang studi IPA dari dua siklus perbaikan pembelajaran IPA dengan materi tumbuhan hijau diperoleh data akhir sebagai berikut. Tabel 2. Nilai belajar IPA Pra siklus, siklus I dan siklus II dari nilai ulangan harian dikelas V SDN 012 Lebuh Lurus Kecamatan Inuman Kabupaten Kuantan Singingi. NO. NAMA L/P TEMUAN / HASIL Pra Siklus Siklus I Siklus II 1 Asma Rita P 40 50 70 2 Erza Linda P 40 50 80 3 Nurlela P 40 50 70 4 Aldi Putra L 50 50 70 5 Putriani P 50 70 70 6 Putri Rhayu P 50 50 70 7 Rio L 40 50 60 8 Saprida P 70 80 90 9 Wandika L 50 60 60 10 Aprimiati P 50 60 60 11 Ardi Saputra L 60 60 70 12 Erni Susilawati P 40 60 60 13 Erni P 60 80 90 14 Hendri L 70 70 80 15 Imron Rusadi L 50 60 60 16 Julia Andipa P 70 80 90 17 Dita Yusputriani P 65 65 70 18 Musiman L 70 70 80 19 Nola Sapitri P 70 75 80 20 Yogi Rija Landra L 60 65 70 21 Yupika P 70 70 80 22 Anggi Lestari L 70 80 80 23 Indrima Yanis P 60 65 70 Jumlah Nilai 1295 1470 1790 Nilai Rata - rata 23 56.30 63.91 77.83 KET 422 Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 3, September 2017

Tebel 3. Nilai hasil belajar siswa Pra Siklus, siklus I dan II pada interval No. 1 Interval Rentang Nilai 90 100 Kategori Istimewah Siklus Ke Pra I II Inv. Inv. Inv. 0 0 0 0 4 17 2 80 89 Amat baik 0 0 4 17 11 48 3 70 79 Baik 6 26 5 22 7 30 4 60 69 Cukup 6 26 8 35 1 4 5 50 59 Kurang 6 26 6 26 0 0 6 0 49 Kurang sekali 5 22 0 0 0 0 Jumlah siswa 23 23 23 Rata-rata 56.30 63.91 77.83 Kategori Kurang Cukup Baik Dari tebel diatas dapat kita lihat perkembangan nilai siswa bahwa pada siklus I nilai siswa antara lain ; tidak ada yang mendapatkan Istimewa, hanya 4 (17 % ) siswa yang mendapatkan nilai amat baik, yang mendapatkan nilai cukup ada 8 ( 35 % ) dan yang medapatkan nilai kurang ada 6 ( 26 % ) siswa dan tidak ada siswa yang mendapatkan nilai kurang sekali. dengan nilai rata rata 63,91 sehingga dapat di nilai bahwa siklus I pembelajaran IPA dapat dikatakan Kurang. Setelah siklus II dilasanakan maka nilai siswa meningkat antara lain siswa yang mendapatkan nilai sitimewa ada 4 ( 17 % ) siswa, 11 ( 48 % ) siswa yang mendapatkan nilai amat baik, ada 7 ( 30% ),dan yang mendapatkan nilai baik, dan siswa yang mendapatkan nilai cukup ada 1 ( 4% ) siswa, dan tidak ada siswa yang mendapatkan nilai kurang apa lagi kurang sekali. Dan untuk lebih jelasnya dapat dilahat pada grarik I sebagai berikut : Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 3, September 2017 423

P e r s e n t a s e 60 50 40 30 20 10 0 GRAFIK PERKEMBANGAN NILAI SIKLUS I DAN II MATA PELAJARAN IPA KELAS V DI SDN 012 LEBUH LURUS SEMESTER I TP 2012/2013 0 26 0 0 35 4 0 49 50 59 60 69 70 79 80 89 90 100 22 30 Rentang Nilai 17 48 17 Siklus I Siklus II Gambar 1. Garik Hasil Nilai Belajar IPA Pada Siklus I dan Siklus II dari Nilai Kelas V SDN 012 Lebuh Lurus Kecamatan Inuman Kabupaten Kuantan Singingi. Dapat kita lihat perkembangan pembelajaran dari siklus I dan II, pada siklus I siswa yang mendapatkan garifik tertinggi terjadi pada nilai 60-69 yaitu 35% dan setelah dilakukan siklus II maka grafik tertinggi siswa tedapat pada nilai 80-89 yakni 48% dengan demikian peningkatan belajar siswa lebih kurang 35%. Maka dari itu guru merupakan salah satu faktor yang cukup menentukan keberhasilan siswa dalam belajar. Ini menunjukan para guru sudah berusaha memotivasi siswa terlibat dalam permasalahan dan aktif dalam melakukan kegiatan belajar sehingga hasil belajar yang diperoleh akan lebih baik. Selain pada saat berdiskusi siswa terlihat lebih aktif dan melakukan kerja sama yang baik. Tetapi untuk menciptakan proses pembelajaran yang lebih baik lagi pada siklus II dilakukan perubahan tindakan yaitu geru menlibatkan siswa dalam pembelajaran dengan metoode eksperimen siswa mencari permasalahan nyata yang ada dilingkungannya sesuai dengan materi yang diberikan. B. Hasil Temuan dan Refleksi Dari data yang diperoleh dari perbaikan pembelajaran tabel II, penguasaan siswa terhadap materi pelajaran belum begitu memuaskan karena hanya 6 siswa dari 23 siswa kelas V yang mendapat nilai memuaskan. Sehingga perlu diadakan perbaikan pembelajaran siklus II. Pada siklus II ini guru lebih menekankan pada kegiatan penjelasan dengan menggunkan metode ekperimen sehingga Nilai siswa lebih miningkat dan Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum dipahaminya. Kegiatan yang dilakukan guru pada siklus II bisa dikatakan berhasil karena dari 20 siswa hanya 1 siswa mendapatkan nilai di bawah 60 atau dibawah enam. 424 Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 3, September 2017

A. Kesimpulan Dengan telah selesainya kegiatan perbaikan ini, berdasarkan tahap pelaksanaan mulai dari Siklus I (pertama) sampai dengan Siklus II (kedua). Penulis menarik suatu kesimpulan : 1. Setelah melaksanakan Siklus I (pertama) hasil nilai yang diperoleh adalah rata-rata 56,30 dengan persentase ketuntasan 25,00%. Hal ini belum maksimal,, sehingga masih banyak siswa yang kurang mendengar penjelasan guru. 2. Siklus II (kedua) mengalami peningkatan hasil belajar yang sangat baik ini terlihat dari hasil nilai yang diperoleh siswa ratarata 77,83 dengan persentase ketuntasan 98%, sehingga kenaikan ini sangat baik, nilai ini didapatkan karena siswa sudah bisa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan baik dan benar. 3. Penggunaan materi pelajaran dapat ditingkatkan melalui penggunaan metode mengajar berpariasi yang optimal dapat memberikan rangsangan kreatifitas siswa, sehingga suasana kelas konduktif, maka terciplah suasana Pembelajaran Aktif Kreatif dan Menyenangkan (PAKEM). Alsa, Asmadi. (2004) Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dalam Penelitian Psikologi Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Jacob, L.C. (1985). Introduction to Research in Education. KESIMPULAN DAN SARAN B. Saran DAFTAR PUSTAKA 1. Guru dalam mengajar hendaknya melibatkan siswa secara aktif, agar siswa merasa lebih dihargai dan diperhatikan sehingga akan meningkatkan prilaku yang baik. 2. Dalam kegiatan pembelajaran hendaknya siswa dimotivasi untuk mampu mengungkapkan ide dan pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa akan lebih mampu mengkonsentrasikan ide dan pengalamannya ke dalam konsep pelajaran yang sedang dipelajari. Sehingga di dalam mengajar dapat berperan sebagai fasilitator dan moifator yang bisa memberikan dan menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa untuk bertanggung jawab dalam melakukan proses pembelajaran. 3. Dalam proses pembelajaran hendaknya guru bisa menggunakan metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi pelajaran yang diberikan. 4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan pertanyaan dan memotivasi dalam pembelajaran. 3rdEdition. New York: Holt, Rinehart and Winston. Fred N. Kerlinger. Asas-Asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Gay, L.R. (1983). Educational Research Competencies for Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 3, September 2017 425

Analsis & Application. Edition. Ohio: A Bell & Howell Company. Hadi, Sutrisno. (1985) Metodologi Research Jilid 4. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM. Latipun. (2002) Psikologi Eksperimen. Malang: UMM Press. Ross, S.M., & Morrison, G.R. (2003). Experimental Research Methods. Ln D. Jonassen (Ed.) Handbook of Research for Educational Communications and Technology. (2nd Ed.). (pp 1021-1043). Mahwah Nj: Lawrence Erlbaum Associates. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sukardi. (2011). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT Bumi Aksara. Suryabrata, Sumadi. (2011). Metode Penelitian. Jakarta: PT RajaGravindo Persada. 426 Suara Guru : Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial, sains, dan Humaniora Vol. 3 No. 3, September 2017