Daftar Isi. I. Laporan Penilaian Sendiri Pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi Tahun II. Struktur Konglomerasi Keuangan Sequis 12

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN TATA KELOLA TERINTEGRASI KONGLOMERASI KEUANGAN GRUP SUMITOMO MITSUI BANKING CORPORATION 2016

1. LAPORAN PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAANTATA KELOLA TERINTEGRASIBAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

2015 IIA Indonesia National Conference. J. SINDU ADISUWONO Jogjakarta, Agustus 2015

PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I. No. COM/002/00/0116

1/15/2016. Mitigasi Risiko dan Tata Kelola Konglomerasi Keuangan

Laporan Tahunan Pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi Tahun 2015

ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR : /POJK.../2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASIBAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN TATA KELOLA TERINTEGRASI KONGLOMERASI KEUANGAN GRUP SUMITOMO MITSUI BANKING CORPORATION 2015

2 d. bahwa untuk mengelola eksposur risiko sebagaimana dimaksud dalam huruf a, konglomerasi keuangan perlu menerapkan manajemen risiko secara terinteg

2 Dalam rangka penerapan tata kelola terintegrasi yang baik, Konglomerasi Keuangan perlu memiliki Pedoman Tata Kelola Terintegrasi dengan mengacu pada

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN

Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment ) Penerapan Tata Kelola BPR

REVISI LAPORAN SELF ASESSMENT PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BANK NTB PERIODE DESEMBER TAHUN 2012

Agenda. TATA KELOLA TERINTEGRASI DAN SISTEM KEUANGAN YANG TUMBUH SECARA BERKELANJUTAN Bp. Nelson Tampubolon Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan

PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2014

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10/SEOJK.03/2014 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

PIAGAM KOMITE AUDIT PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Komite Audit

Pedoman Tata Kelola Terintegrasi bagi Konglomerasi Keuangan Maybank Indonesia ver : 02

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANALISIS SELF ASSESMENT. KRITERIA/INDIKATOR I. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS TUJUAN Untuk menilai:

Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Pembiayaan Syariah

PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA BPR

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN MODAL

PERMINTAAN TANGGAPAN ATAS RANCANGAN SURAT EDARAN OJK

LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN TATA KELOLA TERINTEGRASI Tahun 2016

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4 /SEOJK.05/2018

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN TATA KELOLA TERINTEGRASI Tahun 2015

KONGLOMERASI KEUANGAN ACE. Laporan Tahunan Pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi. Tahun 2015

PEDOMAN KERJA DAN KODE ETIK DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS

PEDOMAN TATA KELOLA TERINTEGRASI. PT Bank Central Asia Tbk dan Perusahaan Anak

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE PEMANTAU RISIKO

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN TATA KELOLA TERINTEGRASI 2015 KONGLOMERASI KEUANGAN BNP PARIBAS INDONESIA

KOMITE AUDIT ( PIAGAM KOMITE AUDIT )

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA

DAFTAR ISI. Laporan Penilaian Sendiri Pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi Posisi Desember Struktur Konglomerasi Keuangan BNP Paribas Indonesia

Yth. 1. Perusahaan Asuransi; 2. Perusahaan Asuransi Syariah; 3. Perusahaan Reasuransi; dan 4. Perusahaan Reasuransi Syariah di tempat.

-1- LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

PEDOMAN KERJA DIREKSI

LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM

LAPORAN PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) Hasil Penilaian Sendiri ( Self Assessment) Pelaksanaan GCG

PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

KERTAS KERJA SELF ASSESSMENT GOOD CORPORATE COVERNANCE FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT BANK MASPION INDONESIA Tbk

PT Chubb General Insurance Indonesia

LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN TATA KELOLA TERINTEGRASI Tahun 2017

- 3 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN.

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 17/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30/POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC TBK. PIAGAM DEWAN KOMISARIS

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

2017, No f. bahwa sehubungan dengan beralihnya fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan jasa keuangan disektor perbankan dari Bank

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN

LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN TATA KELOLA TERINTEGRASI KONGLOMERASI KEUANGAN MANULIFE INDONESIA

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015

PIAGAM KOMITE AUDIT. 1. Anggota Komite Audit diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Komisaris.

PT DANAREKSA (PERSERO) PIAGAM KOMITE AUDIT 2017

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG TATA KELOLA YANG BAIK BAGI DANA PENSIUN

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

-2- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Penjaminan adalah kegiatan pemberian jaminan oleh

Yth. 1. Perusahaan Asuransi; 2. Perusahaan Asuransi Syariah; 3. Perusahaan Reasuransi; dan 4. Perusahaan Reasuransi Syariah di tempat.

Nama Jabatan Periode Jabatan. Ilham Ikhsan Anggota (Pihak Independen) Tjen Lestari Anggota (Pihak Independen)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

LAPORAN TAHUNAN PELAKSANAAN TATA KELOLA TERINTEGRASI TAHUN 2015 ENTITAS UTAMA - PT BANK INA PERDANA TBK BAB I PENDAHULUAN

PIAGAM KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI (NOMINATION AND REMUNERATION COMMITTE) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk.

PENGAWASAN TERINTEGRASI TERHADAP KONGLOMERASI KEUANGAN

Self Assessment GCG. Hasil Penilaian Sendiri Pelaksanaan GCG

PT AXA FINANCIAL INDONESIA TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK DAN TATA KELOLA TERINTEGRASI

PEDOMAN & TATA TERTIB KERJA KOMITE KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

KOMITE TATA KELOLA TERINTEGRASI

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Komite Audit

PIAGAM KOMITE AUDIT PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL Tbk

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.../20...

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris

KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI ( PIAGAM KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI )

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN

PEDOMAN DAN TATA KERJA DEWAN KOMISARIS

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 36 /POJK.05/2015 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN MODAL VENTURA

LAPORAN GABUNGAN PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG)

Transkripsi:

Daftar Isi Halaman Latar Belakang I. Laporan Penilaian Sendiri Pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi Tahun 2017 3 II. Struktur Konglomerasi Keuangan Sequis 12 III. Struktur kepemilikan saham pada Konglomerasi Keuangan yang menggambarkan pihak-pihak yang menjadi pemegang saham Sequis dalam Konglomerasi Keuangan sampai dengan pemegang saham pengendali terakhir; 13 IV. Struktur kepengurusan pada Sequis Life sebagai Entitas Utama dan Sequis Financial dan Sequis Aset Manajemen sebagai Anak Perusahaan dalam Konglomerasi Keuangan; A. Struktur Kepengurusan Entitas Utama PT. Asuransi Jiwa Sequis Life 14 B. Struktur Kepengurusan PT. Asuransi Jiwa Sequis Financial 14 C. Struktur Kepengurusan PT. Sequis Aset Manajemen 15 V. Kebijakan Transaksi Intra-Grup yang memuat kebijakan untuk mengidentifikasi, mengelola, dan memitigasi Transaksi Intra-Grup. 15 2

I. LAPORAN PENILAIAN SENDIRI PELAKSANAAN TATA KELOLA TERINTEGRASI TAHUN 2017 Tujuan : 1. Memperoleh gambaran pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi dalam Konglomerasi Keuangan; dan 2. Mengetahui kekuatan dan kelemahan dalam pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi sehingga Entitas Utama dapat menyusun rencana tindak perbaikan sesuai dengan permasalahannya. No. Indikator Analisis* 1. Direksi Entitas Utama *Nilai dan keterangan a. Struktur Tata Kelola Terintegrasi 1) Direksi Entitas Utama telah memenuhi persyaratan integritas, kompetensi, dan reputasi keuangan dan telah memperoleh persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan. (1) Sangat memenuhi (2) Memenuhi (3) Cukup memenuhi (4) Kurang memenuhi (5) Tidak memenuhi 2) Direksi Entitas Utama memiliki pengetahuan mengenai Entitas Utama, antara lain pemahaman kegiatan bisnis utama dan risiko utama dari LJK dalam Konglomerasi Keuangan. (1) Memiliki pengetahuan yang memadai (2) Memiliki pengetahuan (3) Cukup memiliki pengetahuan (4) Kurang memiliki pengetahuan (5) Tidak memiliki pengetahuan b. Proses Tata Kelola Terintegrasi 1) Direksi Entitas Utama menyampaikan Pedoman Tata Kelola Terintegrasi kepada Direksi LJK dalam Konglomerasi Keuangan. 2) Direksi Entitas Utama mengarahkan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan Pedoman Tata Kelola 3) Direksi Entitas Utama menindaklanjuti arahan atau nasihat Dewan Komisaris Entitas Utama dalam rangka penyempurnaan Pedoman Tata Kelola (1) Menyampaikan dengan sangat baik (2) Menyampaikan dengan baik (3) Menyampaikan dengan cukup baik (4) Kurang Menyampaikan dengan baik (5) Tidak menyampaikan dengan baik (1) mengarahkan, memantau dan mengevaluasi dengan sangat baik (2) mengarahkan,memantau dan mengevaluasi dengan baik (3) mengarahkan,memantau dan mengevaluasi dengan cukup baik (4) kurang mengarahkan, memantau dan mengevaluasi (5) Tidak mengarahkan, memantau dan mengevaluasi (1) Menindaklanjuti dengan sangat baik (2)Menindaklanjuti dengan baik (3) Menindaklanjuti dengan cukup baik (4) Kurang menindaklanjuti (5) Tidak menindaklanjuti 3

4) Direksi Entitas Utama menindaklanjuti temuan Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi dan Satuan Kerja Kepatuhan c. Hasil Tata Kelola Terintegrasi 1) Pedoman Tata Kelola Terintegrasi telah disempurnakan sesuai arahan dari Dewan Komisaris. 2) Direksi Entitas Utama telah memastikan bahwa temuan audit dan rekomendasi dari: (a) Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi; (b) auditor eksternal; (c) hasil pengawasan OJK; (d) hasil pengawasan otoritas lainnya antara lain Bank Indonesia; dan/atau (e) hasil pengawasan otoritas pengawasan terhadap Kantor Pusat LJK dalam hal LJK merupakan kantor cabang dari entitas yang berkedudukan di luar negeri, telah ditindaklanjuti oleh LJK dalam konglomerasi Keuangan (1) Menindaklanjuti dengan sangat baik (2)Menindaklanjuti dengan baik (3) Menindaklanjuti dengan cukup baik (4) Kurang menindaklanjuti (5) Tidak menindaklanjuti (1) Sangat sempurna (2) Sempurna (3)Cukup sempurna (4) Kurang sempurna (5) Tidak sempurna (1) Menindaklanjuti dengan sangat baik (2)Menindaklanjuti dengan baik (3) Menindaklanjuti dengan cukup baik (4) Kurang menindaklanjuti (5) Tidak menindaklanjuti 2. Dewan Komisaris Entitas Utama a. Struktur Tata Kelola Terintegrasi 1) Dewan Komisaris Entitas Utama telah memenuhi persyaratan integritas, kompetensi dan reputasi keuangan dan telah memperoleh persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan. 2) Dewan Komisaris Entitas Utama memiliki pengetahuan mengenai Entitas Utama antara lain pemahaman kegiatan bisnis utama dan risiko utama dari LJK dalam Konglomerasi Keuangan (1)Sangat memenuhi (2) Memenuhi (3) Cukup memenuhi (4) Kurang memenuhi (5) Tidak memenuhi (1)Memiliki pengetahuan yang memadai (2) Memiliki pengetahuan (3) Cukup memiliki pengetahuan (4) Kurang memiliki pengetahuan (5)Tidak memiliki pengetahuan b. Proses Tata Kelola Terintegrasi 1) Dewan Komisaris Entitas Utama menyelenggarakan rapat Dewan Komisaris Entitas Utama secara berkala paling sedikit 1 (satu) kali setiap semester. 2) Dewan Komisaris Entitas Utama melakukan (1) Menyelenggarakan rapat dengan sangat baik setidaknya 1 kali dalam 1 semester (2)Menyelenggarakan rapat dengan baik min 1 kali dalam 1 semester (3) Cukup menyelenggarakan rapat min 1 kali dalam 1 semester (4) Kurang menyelenggarakan rapat (5) Tidak pernah menyelenggarakan rapat (1) Mengawasi dengan sangat baik 4

pengawasan atas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi Entitas Utama. 3) Dewan Komisaris Entitas Utama melakukan pengawasan atas penerapan Tata Kelola 4) Dewan Komisaris Entitas Utama mengevaluasi Pedoman Tata Kelola (2)Mengawasi dengan baik (3) Mengawasi dengan cukup baik (4) Kurang mengawasi (5) Tidak mengawasi (1) Mengawasi dengan sangat baik (2)Mengawasi dengan baik (3) Mengawasi dengan cukup baik (4) Kurang mengawasi (5) Tidak mengawasi (1) Mengevaluasi dengan sangat baik (2)Mengevaluasi dengan baik (3) Mengevaluasi dengan cukup baik (4) Kurang mengevaluasi (5) Tidak mengevaluasi c. Hasil Tata Kelola Terintegrasi 1) Hasil rapat Dewan Komisaris Entitas Utama telah dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik, termasuk pengungkapan secara jelas dissenting opinions beserta alasannya yang terjadi dalam rapat Dewan Komisaris Entitas Utama. 2) Rekomendasi hasil pengawasan Dewan Komisaris Entitas Utama atas: (a) pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi Entitas Utama; (b) penerapan Tata Kelola Terintegrasi; (c) hasil evaluasi Pedoman Tata Kelola Terintegrasi oleh Dewan Komisaris Entitas Utama telah disampaikan kepada Direksi Entitas 3) Dewan Komisaris Entitas Utama telah membentuk Komite Tata Kelola (1) Dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan sangat baik (2)Dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik (3) Dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan cukup baik (4) Dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan kurang baik (5) Tidak Dituangkan dalam risalah rapat dan tidak didokumentasikan (1) Telah disampaikan dengan sangat baik (2)Telah disampaikan dengan baik (3) Telah disampaikan dengan cukup baik (4) Kurang disampaikan dengan baik (5) Tidak disampaikan (1) Membentuk dengan sangat baik (2)Membentuk dengan baik (3) Membentuk dengan cukup baik (4) Telah membentuk tapi masih kurang lengkap (5) Belum dibentuk 3. Komite Tata Kelola Terintegrasi a. Struktur Tata Kelola Terintegrasi 1) Komite Tata Kelola Terintegrasi paling sedikit terdiri dari: (a) seorang Komisaris Independen yang menjadi Ketua pada salah satu komite pada Entitas Utama, sebagai Ketua (1) Komite telah terbentuk dengan komposisi lengkap (2)Komite telah terbentuk dengan baik (3)Komite telah terbentuk dengan komposisi belum lengkap 5

merangkap anggota; (b) Komisaris Independen yang mewakili dan ditunjuk dari LJK dalam Konglomerasi Keuangan, sebagai anggota; (c) seorang pihak independen, sebagai anggota; (d) anggota Dewan Pengawas Syariah dari LJK dalam Konglomerasi Keuangan, sebagai anggota (dalam hal Konglomerasi Keuangan memiliki LJK yang melakukan kegiatan usaha berdasar prinsip syariah). (4)Komite kurang terbentuk dengan baik (5)Komite tidak terbentuk 2) Jumlah dan komposisi Komisaris Independen yang menjadi anggota Komite Tata Kelola Terintegrasi telah sesuai dengan kebutuhan Konglomerasi Keuangan serta efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas Komite Tata Kelola Terintegrasi dengan memperhatikan keterwakilan masingmasing sektor jasa keuangan. (1) Sangat sesuai dengan kebutuhan konglomerasi keuangan (2) Sesuai dengan kebutuhan konglomerasi keuangan (3) Cukup sesuai dengan kebutuhan konglomerasi keuangan (4) Kurang sesuai dengan kebutuhan konglomerasi keuangan (5) Tidak sesuai dengan kebutuhan konglomerasi keuangan b. Proses Tata Kelola Terintegrasi 1) Komite Tata Kelola Terintegrasi mengevaluasi pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi paling sedikit melalui penilaian kecukupan pengendalian intern dan pelaksanaan fungsi kepatuhan secara terintegrasi. 2) Komite Tata Kelola Terintegrasi menyelenggarakan rapat Komite Tata Kelola Terintegrasi paling sedikit 1 (satu) kali setiap semester. (1) Melakukan evaluasi dengan sangat baik (2) Melakukan evaluasi dengan baik (3) Melakukan evaluasi dengan cukup baik (4) Kurang Melakukan evaluasi (5) Tidak Melakukan evaluasi (1) Menyelenggarakan rapat dengan sangat baik setidaknya 1 kali dalam 1 semester (2)Menyelenggarakan rapat dengan baik min 1 kali dalam 1 semester (3) Cukup menyelenggarakan rapat min 1 kali dalam 1 semester (4) Kurang menyelenggarakan rapat (5) Tidak pernah menyelenggarakan rapat c. Hasil Tata Kelola Terintegrasi 1) Komite Tata Kelola Terintegrasi telah mengevaluasi pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi, paling sedikit melalui penilaian kecukupan pengendalian intern dan pelaksanaan fungsi kepatuhan secara terintegrasi. 2) Komite Tata Kelola Terintegrasi telah memberikan rekomendasi kepada Dewan (1) Melakukan evaluasi dengan sangat baik (2)Melakukan evaluasi dengan baik (3) Melakukan evaluasi dengan cukup baik (4) Kurang Melakukan evaluasi (5) Tidak Melakukan evaluasi (1) Memberikan rekomendasi dengan sangat baik 6

Komisaris Entitas Utama untuk penyempurnaan Pedoman Tata Kelola 3) Hasil rapat Komite Tata Kelola Terintegrasi telah dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik, termasuk pengungkapan secara jelas dissenting opinions beserta alasannya yang terjadi dalam rapat Komite Tata Kelola (2)Memberikan rekomendasi dengan baik (3) Memberikan rekomendasi dengan cukup baik (4) Kurang Memberikan rekomendasi (5) Tidak Memberikan rekomendasi (1) Dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan sangat baik (2) Dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik (3) Dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan cukup baik (4) Dituangkan dalam risalah rapat dan kurang didokumentasikan (5) Tidak dituangkan dalam risalah rapat dan tidak didokumentasikan 4. Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi a. Struktur Tata Kelola Terintegrasi 1) Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi independen terhadap satuan kerja operasional. (1) Independen dengan sangat baik (2)Independen dengan baik (3) Cukup Independen (4) Kurang Independen (5) Tidak Independen 2) Direksi Entitas Utama memenuhi kebutuhan sumber daya manusia yang berkualitas sebagai anggota Satuan Kerja Kepatuhan (1) Memenuhi dengan sangat baik (2)Memenuhi dengan baik (3) Memenuhi dengan cukup baik (4) Kurang memenuhi (5) Tidak memenuhi b. Proses Tata Kelola Terintegrasi Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi memantau dan mengevaluasi fungsi kepatuhan di LJK dalam Konglomerasi Keuangan. (1) Memantau dan mengevaluasi dengan sangat baik (2)Memantau dan mengevaluasi dengan baik (3) Memantau dan mengevaluasi dengan cukup baik (4) Kurang memantau dan mengevaluasi (5) Tidak memantau dan mengevaluasi c. Hasil Tata Kelola Terintegrasi Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi telah menyampaikan laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya kepada Direktur yang membawahkan fungsi Kepatuhan Entitas Utama atau Direktur yang ditunjuk untuk melakukan fungsi pengawasan terhadap LJK (1) Menyampaikan laporan dengan sangat baik (2)Menyampaikan laporan dengan baik (3) Menyampaikan laporan dengan cukup baik (4) Kurang menyampaikan laporan dengan baik (5) Tidak menyampaikan laporan dengan baik 7

dalam Konglomerasi Keuangan. 5. Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi a. Struktur Tata Kelola Terintegrasi 1) Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi independen terhadap satuan kerja operasional. 2) Direksi Entitas Utama telah memenuhi kebutuhan sumber daya manusia yang berkualitas sebagai anggota Satuan Kerja Audit Intern b. Proses Tata Kelola Terintegrasi Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi telah memantau pelaksanaan audit intern pada LJK dalam Konglomerasi Keuangan. (1) Independen dengan sangat baik (2)Independen dengan baik (3) Cukup Independen (4) Kurang Independen (5) Tidak Independen (1) Sangat Memenuhi (2)Memenuhi (3) Cukup memenuhi (4) Kurang memenuhi (5) Tidak memenuhi (1) Memantau dengan sangat baik (2)Memantau dengan baik (3) Memantau dengan cukup baik (4) Kurang Memantau dengan baik (5) Tidak memantau dengan sangat baik c. Hasil Tata Kelola Terintegrasi 1) Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi telah menyampaikan laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya kepada: (a) Direktur yang ditunjuk untuk melakukan fungsi pengawasan terhadap LJK dalam Konglomerasi Keuangan; (b) Dewan Komisaris Entitas Utama; dan (c) Direktur yang membawahkan fungsi Kepatuhan Entitas Utama. (1) Menyampaikan dengan sangat baik (2)Menyampaikan dengan baik (3) Menyampaikan dengan cukup baik (4) Kurang Menyampaikan dengan baik (5) Tidak Menyampaikan dengan baik 2) Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi bertindak obyektif dalam melakukan pemantauan pelaksanaan audit. 3) Rekomendasi hasil audit telah sesuai dengan permasalahan dan dapat digunakan sebagai acuan perbaikan (1) Bertindak d enga n s a ngat obyektif (2)Bertindak dengan obyektif (3) Bertindak cukup obyektif (4) Kurang bertindak dengan obyektif (5) Tidak bertindak dengan obyektif (1) Sangat sesuai dengan permasalahan (2)Sesuai dengan permasalahan (3) Cukup sesuai dengan permasalahan (4) Kurang sesuai dengan permasalahan (5) Tidak sesuai dengan permasalahan 6. Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi a. Struktur Tata Kelola Terintegrasi 1) Entitas Utama memiliki struktur organisasi (1) Struktur organisasi sangat memadai 8

yang memadai untuk mendukung penerapan manajemen risiko terintegrasi sebagaimana diatur dalam ketentuan Otoritas Jasa Keuangan mengenai penerapan manajemen risiko terintegrasi bagi konglomerasi keuangan. 2) Entitas Utama memiliki kebijakan, prosedur dan penetapan limit risiko yang memadai sebagaimana diatur dalam ketentuan Otoritas Jasa Keuangan mengenai penerapan manajemen risiko terintegrasi bagi konglomerasi keuangan b. Proses Tata Kelola Terintegrasi Entitas Utama menerapkan manajemen risiko terintegrasi sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan mengenai penerapan manajemen risiko terintegrasi bagi konglomerasi keuangan. (2)Struktur organisasi memadai (3) Struktur organisasi cukup memadai (4) Struktur organisasi kurang memadai (5) Struktur organisasi tidak memadai (1) Kebijakan, prosedur & penetapan limit risiko sangat memadai. (2) Kebijakan, prosedur & penetapan limit risiko memadai. (3)Kebijakan, prosedur & penetapan limit risiko cukup memadai. (4) Kebijakan, prosedur & penetapan limit risiko kurang memadai. (5) Kebijakan, prosedur & penetapan limit risiko tidak memadai. (1) Sangat sesuai dengan ketentuan OJK. (2) Sesuai dengan ketentuan OJK. (3) Cukup sesuai dengan ketentuan OJK. (4) Kurang sesuai dengan ketentuan OJK. (5) Tidak sesuai dengan ketentuan OJK. c. Hasil Tata Kelola Terintegrasi 1) Entitas Utama menerapkan manajemen risiko terintegrasi secara efektif sesuai dengan karakteristik dan kompleksitas usaha Konglomerasi Keuangan. (1) Sangat efektif (2)Efektif (3) Cukup efektif (4) Kurang efektif (5) Tidak efektif 2) Direksi dan Dewan Komisaris Entitas Utama mampu melakukan tugas dan tanggung jawabnya terkait manajemen risiko terintegrasi sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan mengenai penerapan manajemen risiko terintegrasi (1) Sangat sesuai dengan ketentuan OJK. (2)Sesuai dengan ketentuan OJK. (3) Cukup sesuai dengan ketentuan OJK. (4) Kurang sesuai dengan ketentuan OJK. (5) Tidak sesuai dengan ketentuan OJK. 7. Pedoman Tata Kelola Terintegrasi a. Struktur Tata Kelola Terintegrasi 1) Pedoman Tata Kelola Terintegrasi paling sedikit meliputi: (a) Kerangka Tata Kelola Terintegrasi bagi Entitas Utama; (b) Kerangka Tata Kelola Terintegrasi bagi LJK. 2) Kerangka Tata Kelola Terintegrasi bagi Entitas Utama paling sedikit memuat: (1) Tercakup dengan sangat baik (2)Tercakup dengan baik (3) Tercakup dengan cukup baik (4) Kurang Tercakup dengan baik (5) Tidak Tercakup dengan baik (1) Tercakup dengan sangat baik (2)Tercakup dengan baik 9

(a) persyaratan Direksi Entitas Utama dan Dewan Komisaris Entitas Utama; (b) tugas dan tanggung jawab Direksi Entitas Utama dan Dewan Komisaris Entitas Utama; (c) tugas dan tanggung jawab Komite Tata Kelola Terintegrasi (d) tugas dan tanggung jawab Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi; (e) tugas dan tanggung jawab Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi; dan (f) penerapan manajemen risiko terintegrasi. 3) Kerangka Tata Kelola Terintegrasi bagi LJK dalam Konglomerasi Keuangan paling sedikit memuat: (a) persyaratan calon anggota Direksi dan calon anggota Dewan Komisaris; (b) persyaratan calon anggota Dewan Pengawas Syariah *); (c) struktur Direksi dan Dewan Komisaris; (d) struktur Dewan Pengawas Syariah*); (e) independensi tindakan Dewan Komisaris; (f) pelaksanaan fungsi pengurusan LJK oleh Direksi; (g) pelaksanaan fungsi pengawasan oleh Dewan Komisaris; (h) pelaksanaan fungsi pengawasan oleh Dewan Pengawas Syariah*); (i) pelaksanaan fungsi kepatuhan, fungsi audit intern, dan pelaksanaan audit ekstern; (j) pelaksanaan fungsi manajemen risiko; (k) kebijakan remunerasi; dan (l) pengelolaan benturan kepentingan. (3) Tercakup dengan cukup baik (4) Kurang tercakup dengan baik (5) Tidak tercakup dengan baik (1) Tercakup dengan sangat baik (2)Tercakup dengan baik (3) Tercakup dengan cukup baik (4) Kurang tercakup dengan baik (5) Tidak tercakup dengan baik *) dalam hal Konglomerasi Keuangan memiliki LJK yang melakukan kegiatan usaha berdasar prinsip syariah. b. Proses Tata Kelola Terintegrasi Pelaksanaan proses Tata Kelola Terintegrasi oleh Entitas Utama dan LJK paling kurang telah mengacu pada Pedoman Tata Kelola c. Hasil Tata Kelola Terintegrasi Hasil Tata Kelola Terintegrasi telah mencerminkan bahwa Entitas Utama dan LJK dalam Konglomerasi Keuangan telah menerapkan prinsip-prinsip tata kelola yang baik sesuai dengan Pedoman Tata Kelola (1) Mengacu dengan sangat baik (2)Mengacu dengan baik (3) Mengacu dengan cukup baik (4) Kurang mengacu dengan baik (5) Tidak mengacu dengan baik (1) Telah menerapkan dengan sangat baik (2)Telah menerapkan dengan baik (3) Telah menerapkan dengan cukup baik (4) Kurang menerapkan dengan baik (5) Tidak menerapkan dengan baik 10

Kesimpulan : Berdasarkan analisis terhadap indikator pada seluruh faktor penilaian pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi disimpulkan bahwa: A. Struktur Tata Kelola Terintegrasi 1. Nilai-nilai yang mencerminkan kekuatan aspek struktur Tata Kelola Terintegrasi Konglomerasi Keuangan adalah: (a) Direksi dan Komisaris Entitas Utama memiliki integritas kompetensi, dan reputasi keuangan dan telah memperoleh persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan. (b) Direksi dan Komisaris Entitas Utama memiliki pengetahuan yang memadai mengenai Entitas Utama. (c) Komite Tata Kelola Terintegrasi telah terbentuk dengan baik sesuai dengan aturan OJK. (d) Jumlah dan komposisi Komisaris Independen yang menjadi anggota Komite Tata Kelola Terintegrasi telah sesuai dengan kebutuhan Konglomerasi Keuangan serta efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas Komite Tata Kelola Terintegrasi dengan memperhatikan keterwakilan masing-masing sektor jasa keuangan. (e) Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi sudah sesuai dengan aturan OJK. (f) Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi sudah sesuai dengan aturan OJK. (g) Entitas Utama memiliki struktur organisasi, kebijakan, prosedur dan penetapan limit risiko yang memadai untuk mendukung penerapan manajemen risiko terintegrasi. 2. Nilai-nilai yang mencerminkan kelemahan aspek struktur Tata Kelola Terintegrasi Konglomerasi Keuangan adalah: (a) Kebijakan, prosedur dan penetapan limit risiko cukup memadai namun masih perlu disempurnakan. B. Proses Tata Kelola Terintegrasi 1. Nilai-nilai yang mencerminkan kekuatan aspek proses Tata Kelola Terintegrasi Konglomerasi Keuangan adalah: (a) Direksi Entitas Utama menindaklanjuti temuan Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi dan Satuan Kerja Kepatuhan (b) Dewan Komisaris Entitas Utama melakukan pengawasan atas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi Entitas Utama. (c) Dewan Komisaris Entitas Utama melakukan pengawasan atas penerapan Tata Kelola (d) Komite Tata Kelola Terintegrasi menyelenggarakan rapat Komite Tata Kelola Terintegrasi paling sedikit 1 (satu) kali setiap semester sesuai aturan OJK. (e) Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi memantau dan mengevaluasi fungsi kepatuhan di LJK dalam Konglomerasi Keuangan. (f) Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi telah memantau pelaksanaan audit intern pada LJK dalam Konglomerasi Keuangan. (g) Entitas Utama menerapkan manajemen risiko terintegrasi sesuai dengan ketentuan OJK mengenai penerapan manajemen risiko terintegrasi bagi konglomerasi keuangan. 2. Nilai-nilai yang mencerminkan kelemahan aspek proses Tata Kelola Terintegrasi Konglomerasi Keuangan adalah: (a) Pelaksanaan proses Tata Kelola Terintegrasi telah mengacu pada Pedoman Tata Kelola Terintegrasi sesuai ketentuan dalam peraturan OJK dan kondisi konglomerasi keuangan namun masih perlu disempurnakan. 11

C. Hasil Tata Kelola Terintegrasi 1. Nilai-nilai yang mencerminkan kekuatan aspek hasil Tata Kelola Terintegrasi Konglomerasi Keuangan adalah: (a) Direksi Entitas Utama telah memastikan bahwa temuan audit dan rekomendasi telah ditindaklanjuti oleh LJK dalam Konglomerasi Keuangan. (b) Hasil rapat Dewan Komisaris Entitas Utama telah dituangkan dalam risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik. (c) Komite Tata Kelola Terintegrasi telah melakukan evaluasi pelaksanaan penerapan Tata Kelola Terintegrasi dengan baik. (d) Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi telah menyampaikan laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya kepada Direktur yang membawahkan fungsi Kepatuhan Entitas Utama. (e) Satuan Kerja Audit Intern Terintegrasi telah menyampaikan laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya kepada Dewan Komisaris Entitas Utama; dan Direktur yang membawahkan fungsi Kepatuhan Entitas Utama. (f) Rekomendasi hasil audit telah sesuai dengan permasalahan dan dapat digunakan sebagai acuan perbaikan. (g) Entitas Utama menerapkan manajemen risiko terintegrasi secara efektif sesuai dengan karakteristik dan kompleksitas usaha Konglomerasi Keuangan. 2. Nilai-nilai yang mencerminkan kelemahan aspek hasil Tata Kelola Terintegrasi Konglomerasi Keuangan adalah: (a) Prinsip-prinsip tata kelola yang baik telah diterapkan sesuai dengan Pedoman Tata Kelola Terintegrasi, namun pedoman tersebut masih perlu disempurnakan. II. STRUKTUR KONGLOMERASI KEUANGAN SEQUIS PT. Asuransi Jiwa Sequis Life telah ditunjuk sebagai Entitas Utama dalam Konglomerasi Keuangan berdasarkan Surat tertanggal 19 Mei 2015 yang kemudian diubah dengan Surat Nomor 020/S/LGL-SQL/II/2016 tertanggal 17 Februari 2016 dan kedua surat tersebut telah diterima oleh pihak Otoritas Jasa Keuangan ( OJK ). Pada surat tersebut menyebutkan bahwa anggota konglomerasi keuangan terdiri dari: 1. PT. Asuransi Jiwa Sequis Life ( Sequis Life ). 2. PT. Asuransi Jiwa Sequis Financial ( Sequis Financial ). 3. PT. Sequis Aset Manajemen ( Sequis AM ). 12

Untuk selanjutnya, Sequis Life, Sequis Financial, Sequis AM (konglomerasi keuangan) ini akan disebut sebagai Sequis. PT. Asuransi Jiwa Sequis Life PT. Asuransi Jiwa Sequis Financial PT. Sequis Aset Manajemen III. STRUKTUR KEPEMILIKAN SAHAM PADA KONGLOMERASI KEUANGAN YANG MENGGAMBARKAN PIHAK-PIHAK YANG MENJADI PEMEGANG SAHAM SAMPAI DENGAN PEMEGANG SAHAM PENGENDALI TERAKHIR 13

IV. A. STRUKTUR KEPENGURUSAN ENTITAS UTAMA PT. ASURANSI JIWA SEQUIS LIFE DEWAN KOMISARIS Jabatan Presiden Komisaris Komisaris Komisaris Komisaris Independen Komisaris Independen Komisaris Independen DIREKSI Jabatan Presiden Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Nama Husodo Angkosubroto Lanny Angkosubroto Hiroyuki Nishi Mahendra Siregar Krishna Suparto Nazly Parlindungan Siregar Nama Tatang Widjaja Lilyan Hidayat Edisjah Yeoh Ah Thoo Yutaka Uozumi B. STRUKTUR KEPENGURUSAN PT. ASURANSI JIWA SEQUIS FINANCIAL DEWAN KOMISARIS Jabatan Nama Presiden Komisaris Lilyan Hidayat Komisaris Edisjah Komisaris Independen Rudy Hamdani * Komisaris Independen Lily Sudhartio DIREKSI Jabatan Nama Presiden Direktur Pieter Wattimena Direktur Rizal Prajuga Direktur Jozef Ignasius Munaba *Rudy Hamdani mengundurkan diri dan disetujui oleh RUPS pada tanggal 29 Desember 2017. 14

C. STRUKTUR KEPENGURUSAN PT. SEQUIS ASET MANAJEMEN DEWAN KOMISARIS Jabatan Presiden Komisaris Komisaris DIREKSI Jabatan Presiden Direktur Direktur Direktur Nama Santoso Widjojo Harianto Wijaya Nama TBA David Chang Yuen Fook Poniman V. KEBIJAKAN TRANSAKSI INTRA-GRUP A. Definisi dari Risiko Transaksi Intra-Grup. Risiko transaksi intra-group merupakan suatu bentuk risiko atas ketergantungan suatu entitas, baik secara langsung maupun tidak langsung, terhadap entitas lainnya yang berada di dalam satu lingkup konglomerasi keuangan dalam memenuhi suatu bentuk kewajiban dengan diikuti perpindahan dana dan/atau tidak diikuti perpindahan dana. Beberapa bentuk kegiatan transaksi intra-grup yang terjadi di dalam lingkup Sequis adalah sebagai berikut: 1. Terdapat transaksi intragrup yang merupakan penerimaan premi dari nasabah dan pembayaran manfaat yang dilakukan oleh Anak Perusahaan yang menggunakan akun bank Sequis Life, yang mana jumlahnya tidak signifikan terhadap total aset dan kinerja konglomerasi keuangan. 2. Adanya suatu bentuk kesepakatan tertulis dengan pihak ketiga antara Sequis Life dengan pihak ketiga, yang apabila jika dilakukan oleh anak perusahaan akan menimbulkan suatu bentuk ketidak efisiensian sehingga pemenuhan atas kesepakatan tertulis tersebut dilakukan oleh Sequis Life. Pada prinsipnya atas transaksi yang disebutkan diatas tersebut (terkait dengan perpindahan dana) yaitu suatu bentuk hutang piutang antara konglomerasi keuangan itu diselesaikan dan dilunasi setiap bulannya. B. Maksud Dan Tujuan Manajemen Risiko Transaksi Intra-Grup. Tujuan dari Manajemen Risiko transaksi intra-grup ini adalah: 1. Memberikan pengaturan serta pengawasan sepenuhnya terhadap transaksi intra-grup konglomerasi keuangan dengan didasarkan pada prinsip kehati hatian. 15

2. Memastikan bahwa proses sebagaimana disebutkan diatas dapat memitigasi atau bahkan meminimalisir kemungkinan yang timbul (dampak negatif) yang diakibatkan oleh ketergantungan suatu entitas terhadap entitas lainnya dalam lingkup konglomerasi keuangan, baik secara langsung ataupun tidak langsung. C. Ruang Lingkup Kebijakan Manajemen Risiko Transaksi Intra-Grup 1. Direksi Sequis Life akan menjalankan rekomendasi Komite Manajemen Risiko Terintegrasi dan Dewan Komisaris akan melakukan pengawasan atas pelaksanaan tersebut. 2. Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit risiko transaksi intragrup. 3. Kecukupan dalam proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko serta sistem informasi manajemen risiko intra-grup. 4. Melakukan suatu bentuk pengendalian internal secara menyeluruh terhadap penerapan manajemen risiko transaksi intra-grup. D.Kecukupan Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit Risiko Transaksi Intra- Grup Kebijakan, prosedur dan penetapan limit risiko transaksi intra-grup mengacu kepada kebijakan, prosedur dan penetapan limit sebagaimana tertuang dalam Kebijakan Dasar Manajemen Risiko Terintegrasi dan/atau pedoman lainnya yang mengikat Sequis. 16

17