JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET)

dokumen-dokumen yang mirip
EFEKTIVITAS PAJAK HIBURAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kota Kediri)

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK HOTEL TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SAMARINDA

KONTRIBUSI DAN EFEKTIFITAS PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN

ANALISIS EFEKTIVITAS PENERIMAAN RETRIBUSI DAERAH DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI PROVINSI SULAWESI UTARA

ANALISIS PENERIMAAN PAJAK REKLAME, PAJAK HIBURAN, PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA YOGYAKARTA PERIODE

ANALISIS PENERIMAAN PAJAK PENERANGAN JALAN DI DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN

ANALISIS KONTRIBUSI PENERIMAAN PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PEMATANGSIANTAR. Calen (Politeknik Bisnis Indonesia) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PENERIMAAN RETRIBUSI PARKIR DALAM RANGKA MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi Kasus pada Pemerintah Kota Kediri)

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah menegaskan

Analisis Kontribusi Penerimaan Pajak Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun

ANALISIS EFEKTIVITAS PAJAK DAERAH ATAS PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA BADAN PELAYANAN PAJAK DAERAH KOTA MALANG TAHUN

Oleh: Vita Amaliah Hakim Pembimbing: Iman Pirman Hidayat, SE.,M.Si.,Ak R. Neneng Rina A.,SE.,MM. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK HOTEL TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN

ANALISIS KONTRIBUSI RETRIBUSI JASA UMUM TERHADAP PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN SAROLANGUN

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil kesimpulan dapat disimpulkan bahwa : 2. Pengeluaran (belanja) Kabupaten Manggarai tahun anggaran 2010-

Yerni Pareang Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Balikpapan. Yudea Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Balikpapan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah, namun di sisi lain memberikan implikasi tanggung jawab yang

Boby Fandhi Putra Dwi Atmanto Nila Firdausi Nuzula Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Keyword: Local Tax, Local Retribution, Local Original Revenue.

ANALISIS KONTRIBUSI DAN EFEKTIVITAS RETRIBUSI PASAR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN BREBES

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakannya otonomi daerah. Otonomi daerah diberlakukan di Indonesia

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

W. Adawiyah, I. C. Kusuma Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Djuanda

LAJU PERTUMBUHAN PAJAK RESTORAN, HOTEL DAN HIBURAN DALAM PAD KOTA KEDIRI

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PAJAK DAERAH SERTA KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Halim. (2004). Bunga Rampai Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: Penerbit UPP AMP YKPN.

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN, DAN SARAN A. Simpulan. analisis efektivitas penerimaan pajak reklame dan kontribusinya terhadap

ANALISIS EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI PELAKSANAAN ANGGARAN BELANJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA MANADO

ANALISIS EFISIENSI, EFEKTIVITAS, DAN KONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KOTA

ANALISIS EFEKTIVITAS REALISASI PAJAK HOTEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA BITUNG

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi yang terjadi pada bidang politik mulai merambah pada bidang

DINI AJHARIYANI SUDARSO

BAB I PENDAHULUAN. Perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah

BAB III PENGELOLAAN RETRIBUSI PARKIR KOTA SURABAYA. A. Pengaruh Retribusi Terhadap Pendapatan Asli Daerah

BAB I PENDAHULUAN. baik pusat maupun daerah, untuk menciptakan sistem pengelolaan keuangan yang

EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK RESTORAN DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN SERANG (TAHUN ANGGARAN )

ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA BATAM. Hikmah. Universitas Putera Batam

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya otonomi daerah di Indonesia pada tahun 2001,

BAB I PENDAHULUAN. Konsekuensi dari pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi tersebut yakni

Analisis Kinerja Keuangan Dalam Otonomi Daerah Kabupaten Nias Selatan

Jurnal Ekonomi Pembangunan

ANALISIS RASIO KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PURWOREJO PERIODE

KONTRIBUSI PAJAK HOTEL TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SEMARANG

ANALISIS EVEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PAJAK DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PADANG PANJANG PERIODE

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PERIZINANN TERTENTU

BAB I PENDAHULUAN. Karena pembangunan daerah merupakan salah satu indikator atau penunjang dari

ANALISIS KINERJA PENERIMAAN PAJAK DAERAH SEBAGAI KOMPONEN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA BATAM RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. tentunya perlu mendapatkan perhatian serius baik dari pihak pemerintah pada

ANALISIS KINERJA PENDAPATAN DAN BELANJA BADAN KEUANGAN DAERAH KOTA TOMOHON

KONTRIBUSI PAJAK HIBURAN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA DINAS PENDAPATAN KABUPATEN PAMEKASAN ACMARUL FAJAR. Universitas Madura

BAB I PENDAHULUAN. provinsi terbagi atas daerah-daerah dengan kabupaten/kota yang masing-masing

EFEKTIVITAS PAJAK HOTEL SEBAGAI SUMBER PENERIMAAN PAJAK DAERAH ( Studi Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Kediri)

PERBANDINGAN TINGKAT EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK HIBURAN DINAS PENDAPATAN KOTA DENPASAR DAN KABUPATEN BADUNG

ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI, KONTRIBUSI DANA BAGI HASIL PAJAK (DBHP),DANA BAGI HASIL BUKAN PAJAK(DBHBP), DAN PENDAPATAN DAERAHKABUPATEN

ANALISIS KEMANDIRIAN DAN EFEKTIVITAS KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BIREUEN. Haryani 1*)

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KOTA MALANG

ANALISA TINGKAT EFEKTIFITAS PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN BEKASI

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAERAH DAN TINGKAT KEMANDIRIAN DAERAH DI KABUPATEN MAGETAN (TAHUN ANGGARAN )

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemerintahan Republik Indonesia mengatur asas desentralisasi,

KONTRIBUSI PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP BELANJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BEKASI

I. PENDAHULUAN. bidang ekonomi dan keuangan. Dalam rangka meningkatkan daya guna ( efektivitas )

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam kajian pustaka ini, akan dijelaskan mengenai pengertian pajak, jenisjenis

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan pasal 18 ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Keywords : income, improvement, local, government, original, tax

ANALISIS KINERJA KEUANGAN ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH (APBD) DI KOTA AMBON

BAB I PENDAHULUAN. Setelah beberapa dekade pola sentralisasi dianut oleh Bangsa Indonesia.

DAFTAR ISI. Halaman Sampul Depan Halaman Judul... Halaman Pengesahan Skripsi... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Lampiran...

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta 1) 2)

ANALISIS TINGKAT EFEKTIVITAS DAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN

Oleh : Drs. Yonathan Palinggi,MM Peneliti adalah Dosen Fakultas Ekonomi dan Ketua Program Studi Pasca Sarjana Manajemen Administrasi Publik Unikarta

ANALISIS PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN PENCATATANNYA PADA DINAS PENDAPATAN KOTA MANADO

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DI KABUPATEN SAROLANGUN TAHUN

DAFTAR PUSTAKA. Halim, Abdul. Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: Salemba Empat

Analisis Prosedur Pelaksanaan Pemungutan Pajak Restoran dan Kontribusinya terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Tangerang

ANALISIS EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI PEMUNGUTAN PAJAK REKLAME SERTA KONTRIBUSINYA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK DAERAH (STUDI KASUS DI DPPKA KOTA SURAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN KUTAI TIMUR

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan senantiasa memerlukan sumber penerimaan yang memadai dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Otonomi daerah adalah suatu pemberian hak dan kewajiban kepada daerah

KONTRIBUSI RETRIBUSI PASAR DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN TABANAN Oleh

I. PENDAHULUAN. berdasarkan pertimbangan kemampuan daerah. Tujuannya adalah memungkinkan

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KOTA DENPASAR

PELAKSANAAN PUNGUTAN PAJAK BAHAN GALIAN GOLONGAN C DALAM MENUNJANG PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN SOLOK SELATAN SKRIPSI. Oleh EGY VALIA BP.

BAB I PENDAHULUAN. Pajak bumi dan bangunan merupakan salah satu sumber penerimaan dearah

BAB 1 PENDAHULUAN. wilayah yang lebih kecil. (Josef Riwu Kaho, 1998:135) pembayaran tersebut didasarkan atas prestasi atau pelayanan yang diberikan

ARTIKEL ILMIAH ANALISA KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN TAHUN ANGGARAN

ANALISIS KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH DI ERA OTONOMI PADA PEMERINTAH KABUPATEN TABANAN

Rezlyanti Kobandaha., H.R.N. Wokas. Analisis Efektivitas, Kontribusi

BAB I PENDAHULUAN. titik awal pelaksanaan pembangunan, sehingga daerah diharapkan bisa lebih mengetahui

BAB 1 PENDAHULUAN. No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara. Pemerintah Pusat dan Daerah yang menyebabkan perubahan mendasar

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi daerah yang dititikberatkan pada daerah. kabupaten dan kota dimulai dengan adanya penyerahan sejumlah

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan desentraliasasi fiskal, Indonesia menganut sistem pemerintah

MEIDA MELIANTINI ABSTRAK

EVALUASI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) SETELAH PENETAPAN UU NO

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

ANALISIS EFEKTIVITAS PENERIMAAN PAJAK HOTEL DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP PAJAK DAERAH DI KOTA KOTAMOBAGU

PENGARUH PAJAK DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP ALOKASI BELANJA DAERAH DI KABUPATEN MAGETAN TAHUN

BAB III RETRIBUSI DAERAH. Undang Nomor 28 Tahun 2009 sebagai perubahan Undang-Undang Nomor 34

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan Daerah memerlukan sumber pendanaan yang tidak sedikit

Transkripsi:

JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET), 9 (2), 2017, 73-80 Published every June and December JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET) ISSN:2541-0342 (Online). ISSN:2086-2563 (Print). http://ejournal.upi.edu/index.php/aset Tinjauan Atas Retribusi Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Kota Bandung Rina Tresnawati 1, Erinisa Aini Putri 2 Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Widyatama, Jalan Cikutra No. 204A, Bandung, Indonesia rina.tresnawati@widyatama.ac.id 1 ; erinisaputri@gmail.com 2 Abstract. The paper aims to determine the amount of contribution from the local retribution toward Local Revenue at Bandung City in the period 2011-2015 and the criteria of effectiveness. This study uses descriptive method, which is a way to collect, arrange and classify the data so as to obtain a fairly clear picture of the problems encountered then will be drawn a conclusion the author to collect the necessary data. From result of analysis that have been processed indicate that contribution of Local Revenue of Bandung City from retribution of the average is equal to 7,30% the rest that is equal to 93,7% from Original Revenue Region sourced from local tax revenue, income of result of separated area wealth management As well as other income in legitimate PAD. The effectiveness level of local retribution fluctuated where in 2011 get 98,07%, 2012 get 110,5%, 2013 get 114,57%, 2014 get 75,62% and in 2015 get 60,41%. Keywords : Effectiveness; PAD; Retribution. Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya kontribusi retribusi daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung selama periode 2011-2015 serta kriteria efektivitasnya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu suatu cara mengumpulkan, menyusun dan mengklasifikasikan data sehingga memperoleh gambaran yang cukup jelas mengenai masalah yang dihadapi, kemudian akan ditarik sebuah kesimpulan penulis melakukan pengumpulan data yang diperlukan. Dari hasil analisis yang telah diolah menunjukan bahwa kontribusi Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung dari retribusi daerah rata-ratanya adalah sebesar 7,30% sisanya yaitu sebesar 93,7% dari Pendapatan Asli Daerah bersumber dari pendapatan pajak daerah, pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan juga pendapatan lain-lain dalam PAD yang sah. Tingkat efektivitas dari retribusi daerah sendiri mengalami fluktuasi dimana tahun 2011 mendapatkan 98,07%, 2012 mendapatkan 110,5%, 2013 mendapatkan 114,57%, 2014 mendapatkan 75,62% dan pada tahun 2015 mendapatkan 60,41%. Kata Kunci : Efektivitas; PAD; Retribusi Daerah. Corresponding author. rina.tresnawati@widyatama.ac.id ; erinisaputri@gmail.com How to cite this article. Rina Tresnawati, Erinisa Aini Putri. (2017). Tinjauan Atas Retribusi Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Kota Bandung. Jurnal Akuntansi Riset. Program Studi Akuntansi. Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia, 4(1), 15-22 History of article. Received: September 2017, Revision: November 2017, Published: Desember 2017 Copyright 2017. Prosiding Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia Program Studi Akuntansi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia 73 JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET) Vol.9 No.2 2017

RINA TRESNAWATI / Tinjauan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Kota Bandung PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Salah satu wujud kepemerintahan yang baik ialah suatu pemerintahan yang memperhatikan dan responsif terhadap kehendak dan aspirasi masyarakat serta melibatkan daerah tersebut dalam setiap pengambilan keputusan yang menyangkut berbagai aspek kepentingan masyarakat. Masyarakat dilibatkan dan berpartisipasi dalam penyusunan program pembangunan serta pengambilan kebijakan. Selain itu manajemen kepemerintahan dilaksanakan secara terbuka dan transparan, serta dapat dipertanggungjawabkan kepada, masyarakat menggunakan prinsip-prinsip pelayanan untuk kepuasan masyarakat, efisiensi, dan efektivitas. Selama masa orde baru, harapan yang besar dari pemerintah daerah untuk dapat membangun daerah berdasarkan kemampuan dan kehendak daerah sendiri. Tetapi yang terjadi adalah ketergantungan fiskal dan subsidi serta bantuan pemerintah pusat sebagai wujud ketidak berdayaan dari Pendapatan Asli Daerah dalam membiayai belanja daerah. Beberapa komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah. Empat komponen sumber PAD tersebut khususnya pajak daerah dan retribusi daerah diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif dan untuk peningkatan PAD. Sumber penerimaan daerah Kota Bandung yang sudah dikembangkan salah satunya adalah penerimaan retribusi. Dimana retribusi merupakan harga dan suatu pelayanan langsung dari pemerintah daerah yang digunakan untuk menyediakan banyak tempat di kota Bandung. Beberapa tahun ini kota Bandung sudah mengalami banyak perubahan terhadap sarana dan prasarana, dimana hal tersebut bisa ditetapkan sebagai kemajuan dari Pendapatan Asli Daerah, akan tetapi dibalik hal tersebut terlihat dalam lima tahun terakhir pendapatan retribusi daerah masih mengalami naik turun pada saat realisasi. Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti Tinjauan atas Retribusi Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah pada Pemerintah Kota Bandung. Identifikasi Masalah 1. Berapakah besar kontribusi retribusi sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung. 2. Bagaimana tingkat efektivitas penerimaan retribusi Kota Bandung. KAJIAN LITERATUR Pendapatan Asli Daerah Pengertian Pendapatan Asli Daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 yaitu sumber keuangan daerah yang digali dari wilayah daerah yang bersangkutan yang terdiri dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Menurut Halim (2004:94) menyebutkan pengertian pendapatan asli daerah yaitu penerimaan yang diperoleh dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Menurut Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah pasal 1 angka 18 menyebutkan pengertian pendapatan asli daerah yaitu pendapatan yang diperoleh dari daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundangundangan. Sedangkan menurut Widiartini (2014:28) menyebutkan pengertian pendapatan asli daerah yaitu merupakan pendapatan yang bersumber dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil 74 JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET) Vol.9 No.2 2017

JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET), 9 (2), 2017, 73-80 daerah lain yang sah, yang bertujuan untuk memberikan keleluasaan kepada daerah dalam menggali pendanaan dalam pelaksanaan otonomi daerah sebagai perwujudan asas desentralisasi. Retribusi Daerah Menurut Siahaan (2010:616) menyebutkan bahwa pengertian retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Menurut Munawir (2011:85) menyebutkan bahwa pengertian retribusi adalah iuran kepada pemerintah yang dapat dipaksakan dan dapat jasa balik secara langsung dapat ditunjuk. Paksaan disini yakni bersifat ekonomis karena siapa saja yang tidak merasakan jasa balik dari pemerintah, tidak dikenakan iuran. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 pasal 1 ayat 10 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah menyebutkan bahwa retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Kontribusi Retribusi Menghitung kontribusi dilakukan dengan membandingkan penerimaan retribusi daerah periode tertentu dengan penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) periode tertentu pula. Semakin besar hasilnya berarti semakin besar pula peranan retribusi daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah, begitu pula sebaliknya jika hasil perbandingannya terlalu kecil berarti peranan retribusi daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) juga kecil. Menurut Mahmudi (2005) untuk mengukur kontribusi dapat dihitung dengan : Kontribusi PAD = Kontribusi Retribusi PAD 100% Untuk mengetahui sejauh mana dana bagi hasil retribusi dalam memberikan kontribusi. Maka dikategorikan baik apabila rasio yang dicapai minimal 50%. Untuk mengukur nilai kontribusi secara lebih rinci digunakan kriteria kontribusi ke dalam enam tingkat kontribusi sebagai berikut : Tabel 2.1 Klasifikasi Kriteria Kontribusi Persentase Retribusi Daerah Persentase Kriteria 0% - 10% Sangat Kurang 10% - 20% Kurang 20% - 30% Sedang 30% - 40% Cukup Baik 40% - 50% Baik 50% Sangat Baik Sumber : Kepmendagri No.690.900.327 Tahun 1996 Efektivitas Menurut Mardiasmo (2009:232), menyebutkan bahwa efektivitas menggambarkan tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan. Secara sederhana efektivitas merupakan perbandingan outcome (hasil) dengan output (target). Menurut Halim (2008:93), rumus perhitungan rasio efektivitas adalah sebagai berikut : Rasio Efektivitas = Realisasi 100% Target Halim (2008:93) menyatakan bahwa dalam perhitungan efektivitas apabila yang dicapai minimal satu atau 100% maka rasio efektivitas semakin baik 75 JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET) Vol.9 No.2 2017

RINA TRESNAWATI / Tinjauan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Kota Bandung artinya semakin efektif. Demikian pula sebaliknya, semakin kecil persentase efektivitasnya semakin tidak efektif. Kriteria yang digunakan untuk menilai efektivitas pemungutan pajak atau retribusi secara lebih rinci digunakan kriteria kepemendagri No.690.900.327 Tahun 1996 tentang Pedoman Penilaian Kriteria Efektivitas sebagai berikut : Tabel 2.2 Klasifikasi Kriteria Nilai Efektivitas Retribusi Daerah Persentase Kriteria >100% Sangat Efektif 90-100% Efektif 80-90% Cukup Efektif 60-80% Kurang Efektif <60% Tidak Efektif Sumber : Kepmendagri No.690.900.327 Tahun 1996 METODE PENELITIAN Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Menurut Sugiyono (2005: 21) pengertian metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian. Oleh karena itu penulis menggunakan metode deskriptif untuk menggambarkan dan menggunakan data yang telah diperoleh pada lokasi tinjauan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi pendapatan retribusi daerah dan tingkat efektivitasnya pada PAD, dan kemudian membuat kesimpulan. HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan Kontribusi Retribusi Sebagai Sumber Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung Setelah berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah pusat dan Daerah, kota Bandung sudah mulai mengatur daerahnya sendiri termasuk dalam masalah keuangannya. Untuk mengetahui seberapa besar penerimaan daerah yang berasal dari retribusi daerah, berikut ini data yang diambil dari tahun 2011-2015 pada tabel 4.1 dan 4.2 : Tabel 4.1 Rekapitulasi Target dan Realisasi Retribusi Daerah Kota Bandung Tahun Target Retribusi Realisasi Retribusi 2011 73.090.784.230 71.684.532.455 2012 71.174.028.328 78.649.880.372 2013 100.816.228.425 115.508.351.284 2014 131.157.749.867 99.192.319.387 2015 107.563.238.797 64.985.847.830 Sumber : Dinas Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah (DPKAD) Kota Bandung Dari tabel 4.1 diatas dapat dilihat realisasi dan target penerimaan retribusi daerah mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011 target retribusi daerah mencapai Rp73.090.784.230, tahun 2012 target retribusi mengalami penurunan menjadi Rp71.174.028.328, tahun 2013 dan 2014 target retribusi naik berturutturut menjadi Rp100.816.228.425, dan Rp131.157.749.867, dan tahun 2015 target retribusi mengalami penurunan kembali menjadi Rp107.563.238.797. Sedangkan 76 JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET) Vol.9 No.2 2017

FORUM KEUANGAN DAN BISNIS INDONESIA, 6, 2017, 000-000 pada realisasinya tahun 2011 mencapai Rp71.684.532.455, pada tahun 2012 dan 2013 naik berturut-turut menjadi Rp78.649.880.372 dan Rp115.508.351.284 lalu di tahun 2014 dan 2015 turun menjadi Rp99.192.319.387 dan Rp64.985.847.830. Tabel 4.2 Rekapitulasi Realisasi Retribusi Daerah dan Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung Tahun Kontribusi Retribusi Pendapatan Asli Daerah 2011 71.684.532.455 1.716.057.298.378 2012 78.649.880.372 1.442.775.238.323 2013 115.508.351.284 1.005.583.424.429 2014 99.192.319.387 833.254.175.288 2015 64.985.847.830 1.859.694.643.505 Sumber : Dinas Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah (DPKAD) Kota Bandung Dari tabel 4.2 diatas dapat dilihat realisasi PAD tahun 2011 mencapai Rp1.716.057.298.37, tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 mengalami penurunan yaitu sebesar Rp1.442.775.238.323, Rp1.005.583.424.429 dan Rp833.254.175.288, dan pada tahun 2015 naik menjadi Rp1.859.694.643.505. Berdasarkan uraian tersebut penerimaan retribusi di Kota Bandung dalam jangka waktu 5 tahun antara tahun 2011-2015 mengalami fluktuasi. Dalam hal ini dengan penerimaan retribusi daerah yang berfluktuasi dapat mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kota Bandung. Langkah untuk mengetahui berapa kontribusi retribusi daerah dalam Pendapatan Asli Daerah yaitu : Kontribusi PAD Kontribusi Retribusi = x 100% PAD Sumber : DPKAD Kota Bandung Dimana hasil pertahunnya adalah : Tahun 2011 = 71.684.532.455 1.716.057.298.378 100% = 4,17% Tahun 2012 = 78.649.880.372 1.442.775.238.323 100% = 5,45% Tahun 2013 = 115.508.351.284 1.005.583.424.429 100% = 11,48% Tahun 2014 = 99.192.319.387 833.254.175.288 100% = 11,90% Tahun 2015 = 64.985.847.830 1.859.694.643.505 100% = 3,49% Tabel 4.3 Kontribusi Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Tahun Kontribusi Kriteria 2011 4,17% Sangat Kurang 2012 5,45% Sangat Kurang 2013 11,48% Kurang 2014 11,90% Kurang 2015 3,49% Sangat Kurang Rata-Rata 7,30% Sangat Kurang Sumber : data diolah kembali Tingkat Efektivitas Penerimaan Retribusi 77 JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET) Vol.9 No.2 2017

RINA TRESNAWATI / Tinjauan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Kota Bandung Efektivitas retribusi daerah menunjukkan kemampuan pemerintahan daerah dalam mengumpulkan retribusi daerah sesuai dengan jumlah penerimaan retribusi daerah yang ditargetkan. Efektivitas retribusi daerah merupakan perbandingan antara realisasi dan target penerimaan retribusi daerah, sehingga dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilan dalam melakukan pungutan. Berikut ini adalah rumus untuk efektivitas retribusi daerah : Rasio Efektivitas = Realisasi 100% Target Sumber : Bapenda Kota Bandung Tabel 4.4 Efektivitas Retribusi Daerah Kota Bandung Tahun Target Realisasi Persentase Efektivitas Tingkat Efektivitas 2011 73.090.784.230 71.684.532.455 98,07% Efektif 2012 71.174.028.328 78.649.880.372 110,50% Sangat Efektif 2013 100.816.228.425 115.508.351.284 114,57% Sangat Efektif 2014 131.157.749.867 99.192.319.387 75,62% Kurang Efektif 2015 107.563.238.797 64.985.847.830 60,41% Kurang Efektif Rata-Rata 91,83% Efektif SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil tinjauan atas retribusi daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah pemerintah kota Bandung, maka penulis memberikan kesimpulan sebagi berikut : 1. Dalam lima tahun (2011-2015) retribusi kota Bandung mengalami fluktuasi target dan penurunan realisasi pada 2014-2015, meskipun seperti itu berbeda dengan pengaruhnya terhadap Pendapatan Asli Daerah yang ternyata mengalami penurunan pada tahun kelima dimana tahun 2011 sampai tahun 2014 naik berturut-turut yaitu sebesar 4,17%, 5,45%, 11,48%, 11,90%, tetapi mengalami penurunan yang sangat pesat pada tahun 2015 yang hanya mendapatkan 3,49% saja. Dalam lima tahun pengaruh retribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah mendapatkan rata-rata 7,30% dari 100% Pendapatan Asli Daerah yang didapat. Hal ini membuktikan bahwa 92,7% dari Pendapatan Asli Daerah yang didapat berasal dari pendapatan pajak daerah, pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan juga Pendapatan Asli Daerah dari lain-lain yang sah. Dan juga kita bisa melihat bukan karena retribusi daerah mengalami fluktuasi target dan penurunan realisasi pada 2014-2015 akan terjadi hal yang sama pada pengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah yang hanya mengalami penurunan pada tahun 2015 saja. 2. Dilihat dari target dan realisasi retribusi daerah kota Bandung efektivitas retribusi pada tahun 2011 termasuk dalam kriteria efektif, pada tahun 2012-2013 termasuk dalam kriteria sangat efektif, dan tahun 2014-2015 termasuk dalam kriteria tidak efektif, meskipun mengalami fluktuasi dalam lima tahun (2011-2015) retribusi daerah termasuk dalam kriteria efektif. Saran Dari hasil pembahasan yang telah dilakukan penulis atas tinjauan retribusi daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah pemerintah kota Bandung, maka penulis memberikan beberapa saran yaitu : 78 JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET) Vol.9 No.2 2017

FORUM KEUANGAN DAN BISNIS INDONESIA, 6, 2017, 000-000 1. Bagi Instansi Terkait Pemerintah harus melakukan peninjauan lebih lanjut tentang retribusi daerah dimulai dari sistem, pekerja, dan juga mengajak warga daerah untuk lebih sadar dengan adanya retribusi agar penerimaan yang didapat bisa terus dilaksanakan dengan baik, meskipun pembangunan kota Bandung sudah banyak mengalami kemajuan tetapi tetap saja penerimaan retribusi juga suatu hal yang penting untuk kemajuan daerah kota Bandung yang mungkin kedepannya menjadi daerah untuk penerapan retribusi terbaik. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti retribusi untuk tahun-tahun kedepannya secara teliti, dapat memberitahukan retribusi secara spesifik seperti mengetahui tarif retribusi dari beberapa Dinas yang berada di Kota Bandung, serta dapat memperbandingkan pengaruh dan efektivitas antara retribusi Kota Bandung dan retribusi dari luar Kota Bandung. REFERENSI Buku Bratakusumah, S. Deddy, Solihin, Dadang. 2001. Otonomi penyelenggaraan pemerintah daerah. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Dr. Abuyamin, Oyok. 2012. Perpajakan pusat dan daerah. Edisi kedua Bandung : Humaniora Halim, Abdul. 2004. Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta : Salemba Empat. Susantih, Heny, Saftiana, Yulia. 2010. Perbandingan Indikator akinerja Keuangan Pemerintah Propinsi se Sumatra Bagian Selatan. Jurnal Simpoisium Nasional Akuntansi XII Ikatan Akuntansi Indonesia. Kaho, Josef Riwu. 2005. Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia : Identifikasi Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Penyelenggaraan Otonomi Daerah. Jakatra : PT.Raja Grafindo Persada. Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta : ANDI. Munawir. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Edisi kesebelas. Yogyakarta : Liberti. Natia. 2014, Field Research (Studi Lapangan), Jakarta. Siahaan, P. Marihot. 2010. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta : PT.Rajagrafindo Persada. Soelarno, Slamet. 2000. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta : Aksara Widiartini, Ketut. 2014. Otonomi Daerah. Bali : Universitas Pendidikan Ganesha. Yani, Ahmad. 2002. Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah di Indonesia. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Undang-Undang Kepermendagri Nomor 690.900.327 Tahun 1996 Tentang Pedoman Penilaian Kriteria Efektivitas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Perhubungan dan Retribusi di Bidang Perhubungan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Peraturan Pemerintah 66 Tahun 2001 Tentang Retribusi Daerah Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Pengganti Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan 79 JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET) Vol.9 No.2 2017

RINA TRESNAWATI / Tinjauan Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Pemerintah Kota Bandung Daerah (Pengganti Undang- Undang Nomor 25 Tahun 1999) Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 Tentang Pajak dan Retribusi Daerah (Pengganti Undang- Undang Nomor 18 Tahun 1997) Alamat website : dishub.bandung.go.id www.pubinfo.id www.dpkadbandung.info 80 JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET) Vol.9 No.2 2017