FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELENGKAPAN REKAM MEDIS RAWAT INAP DENGAN MENGGUNAKAN DIAGRAM FISHBONE DI RUMAH SAKIT PERTAMINA JAYA TAHUN 2017

dokumen-dokumen yang mirip
Tinjauan Kelengkapan Isi Rekam Medis Pada Formulir Resume Medis Kasus Bedah Di Rumah Sakit Haji Pondok Gede Jakarta Pada Tahun 2017

TINJAUAN PENGEMBALIAN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DAN KECEPATAN PENDISTRIBUSIAN REKAM MEDIS KE POLIKLINIK DI RUMAH SAKIT AN-NISA TANGERANG

analisis kuantitatif kelengkapan dokumen rekam medis Pasien rawat inap kasus Cedera kepala ringan di rsud kabupaten karanganyar TaHun 2013

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KETIDAKLENGKAPAN FORMULIR INFORMED CONSENT DI RUMAH SAKIT UNGARAN TAHUN Efi Sriatmi*), dr.zaenal Sugiyanto,M.

ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN DAN PENGEMBALIAN REKAM MEDIS RAWAT INAP RUMAH SAKIT

Analisis Faktor-Faktor Penyebab Ketidaklengkapan Pengisian Lembar Resume Medis Pasien Rawat Inap

TINJAUAN PELAKSANAAN STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL DISTRIBUSI REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BEKASI

LAELA MIFTAHUL JANNAH

ANALISA KETIDAKLENGKAPAN DATA DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP PADA KASUS GASTROENTERITISDI RSU SINAR KASIH PURWOKERTO PERIODE TRIWULAN IV TAHUN 2012

Peningkatan Kelengkapan Rekam Medis. Improving Medical Record Completeness

TINJUAN PENGETAHUAN PERAWAT RAWAT INAP DALAM PENGISIAN FORMULIR RM.15 (RESUME KEPERAWATAN PASIEN KELUAR) DI RSUD TUGUREJO SEMARANGTAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN DOKTER DENGAN KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI POLIKLINIK NEUROLOGI RSUP DR. KARIADI SEMARANG OKTOBER 2008.

AKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETIDAKLENGKAPAN RESUME MEDIS PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT GRIYA WALUYA PONOROGO Ayu anggraini (NIM : )

Faktor-Faktor Penyebab Ketidaklengkapan Pengisian Rekam Medis Rawat Inap di Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang

STUDI DESKRIPTIF KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP PADA KASUS BEDAH ORTHOPEDY DI RSUD KOTA SEMARANG

ABSTRACT. Keywords : Accreditation, KARS, APK 3.2, APK, APK 3.3 Bibliography : 19 ( ) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis bab III pasal 5 yang

Analisis Kelengkapan Pengisian Resume Medis Rawat Inap Periode April di Rumah Sakit Bhayangkara Banjarmasin Tahun 2011

REVIEW REKAM MEDIS UNTUK PENINGKATAN MUTU INFORMASI KESEHATAN. Sugiharto

ANALISA KUANTITATIF DAN KUALITATIF DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP PADA PERIODE TRIWULAN I DI RSUD UNGARAN TAHUN 2014

ijmsbm.org IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 4 No

Tinjauan Ketidaklengkapan Pengisian Resume Medis Di RS. X, Mei - Juni 2013

QUANTITATIVE ANALYSIS OF THE MEDICAL RECORD DOCUMENT CASES OF STROKE HOSPITALIZATIONS FOURTH QUARTER OF 2012 IN THE HOSPITAL KRT SETJONEGORO WONOSOBO

ABSTRACT. : Inpatient Medical Record Documents patients BPJS case SectioCaesaria, Review of Quantitative, Qualitative Review, Accuracy Code.

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang

ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN RESUME MEDIS PASIEN HYPERPLASIA OF PROSTATE

IDENTIFIKASI KETIDAKLENGKAPAN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH LAMONGAN

ANALISIS KUANTITATIF RAWAT JALAN KASUS DIABETES MELETUS DENGAN METODA HATTA DI RS JASA KARTINI TRIWULAN IV TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan zaman yang begitu pesat, diera globalisaasi

BAB I PENDAHULUAN. harus dipelihara kerena bermanfaaat bagi pasien, dokter dan rumah sakit. pengobatan dan perawatan kepada pasien.

Keywords: Quality assurance, qualitative and quantitative analysis, filling

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi

ANALISA KUANTITATIF DAN KUALITATIF KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PADA PASIEN TYPOID DI RSUD KOTA SEMARANG PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2014

TINJAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PENYERAHAN DOKUMEN REKAM MEDIS DARI RAWAT INAP KE BAGIAN FILING DI RS PANTI WILASA DR.CIPTO SEMARANG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan tempat tidur pasien, pelayanan medis dan perawatan. lanjutan untuk diagnosis dan perawatan oleh tenaga medis yang

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA ASSEMBLING REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSUD DR.ADJIDARMO KABUPATEN LEBAK TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. sakit memegang peranan penting terhadap meningkatnya derajat kesehatan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP KASUS DEMAM THYPOID DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA PEKALONGAN PADA PERIODE TRIWULAN 1 TAHUN

TINJAUAN KEBUTUHAN RAK FILE DOKUMEN REKAM MEDIS (DRM) RAWAT INAP DI RSUD DR. H. SOEWONDO KENDAL TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Nomer 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, menyebutkan bahwa kesehatan merupakan hak asasi setiap manusia dan

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan.

analisis kuantitatif dokumen rekam medis rawat inap dengan diagnosis VERTIGO di rsi amal sehat PeriOde TriWulan iv Pada TaHun 2012

ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG PADA PERIODE BULAN MEI 2013 ARTIKEL

ANALISA KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP RUANG AN NISA TRIWULAN I TAHUN 2012 DI RSU PKU MUHAMMADIYAH GUBUG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pengisian lembar resume dokter dalam pemenuhan standar akreditasi

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya maka

Kata Kunci PENDAHULUAN

ABSTRAK TINJAUAN TATALAKSANA REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT KEPOLISIAN PUSAT RADEN SAID SUKANTO DI JAKARTA TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Upaya perbaikan kesehatan masyarakat dikembangkan melalui Sistem

BAB I PENDAHULUAN. harus direkam dan didokumentasikan ke dalam bentuk catatan medis. yang disebut rekam medis atau rekam kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan di berbagai instansi kesehatan dengan dukungan dari

D-III Study Program Medical Record and Health Information. Faculty of Health Dian Nuswantoro Univercity Semarang 2015 ABSTRACT AISAH PAHLEVI

SKRIPSI PENGARUH AKREDITASI TERHADAP KELENGKAPAN PENGISIAN RESUME PASIEN RAWAT INAP DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT I

TINJAUAN KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS BERDASARKAN ELEMEN PENILAIAN STANDAR JCI DI BANGSAL RAJAWALI 4B RSUP DR.KARIADI SEMARANG TAHUN 2015

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

Faktor-faktor Penyebab Ketidaklengkapan Pengisian Rekam Medis Dokter di Ruang Rawat Inap RSI Unisma Malang

ANALISA KUANTITATIF DAN KUALITATIF PASIEN RAWAT INAP PADA KASUS PENYAKIT HERNIA PERIODE TRIWULAN 1 TAHUN 2014 DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK

ABSTRACT. Keywords: hospital's internal report. xvi

BAB I PENDAHULUAN. harus dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan sehingga mencapai

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1. Disusun Oleh : YANUAR KARUNIA DEWI J

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki derajat kesehatan yang optimal, adil dan. berkesinambungan diseluruh wilayah Republik Indonesia.

KARS ACCREDITATION READINESS REVIEW SECTION OF COMMUNICATION AND INFORMATION MANAGEMENT (ICM) STANDARD ICM. 19 ICM. 19.1, ICM , ICM. 19.

BAB V KESIMPULAN. 1. Gambaran Pelaksanaan Kegiatan Penerimaan Pasien dan Koding. a. Penerimaan Pasien BPJS Kesehatan

ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN FORMULIR INFORMED CONSENT TINDAKAN OPEN REDUCTION INTERNAL FIXATION (ORIF)

BAB 1 PENDAHULUAN. Rekam medis mempunyai peran yang dominan dalam proses pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi profesional baik di bidang teknik medis maupun. dilaksanakan surat persetujuan tindakan kedokteran.

Retno Mukti*), Arif Kurniadi**) *) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro **) Dosen Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

BAB I PENDAHULUAN. Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM KERJA UNIT REKAM MEDIS RS CAMATHA SAHIDYA TAHUN 2011

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai

JURNAL VISIKES - Vol. 10 / No. 1 / April 2011

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan secara optimal. Setiap rumah sakit harus menyelenggarakan

Soraya Nurul Hidayah. Abstract

EVALUATION OF MEDICAL RECORD DOCUMENT QUALITY AT THE HCU-STROKE WARD AT Dr KARIADI HOSPITAL SEMARANG IN FEBRUARY UP TO MAY 2015

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah sebuah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

UNIVERSITAS UDAYANA GAMBARAN KESIAPAN UNIT PELAKSANA TEKNIS KESEHATAN MASYARAKAT DI KABUPATEN GIANYAR DALAM MENGHADAPI AKREDITASI TAHUN 2016

GAMBARAN PENGEMBALIAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT INAP RUANG VII TRIWULAN IV TAHUN 2013 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Rekam medis a. Pengertian rekam medis Menurut permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 rekam medis adalah

ANALISIS KUANTITATIF DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DENGAN KASUS PERSALINAN DI RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI SURAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. rawat jalan, dan gawat darurat. Setiap rumah sakit dalam memberikan. KARS Oleh karena itu, untuk menunjang tercapainya tujuan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Pada dasarnya kesehatan merupakan suatu hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No. 44 tahun 2009 Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djoyosoegito dalam Hatta (2010), rumah sakit merupakan satu

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah menyelenggarakan rekam medis. 2. mengandung isian yang lengkap tentang identitas pasien, kepastian

ANALISIS PELAKSANAAN PENDAFTARAN RAWAT JALANPASIEN UMUM GUNA MENUNJANG TERTIB ADMINISTRASI REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT TK. II

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN PENGISIAN REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT PENDIDIKAN UMY

ANALISIS KUANTITATIF DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAPPADA KASUS CHRONIC KIDNEY DISEASE TRIWULAN IVDI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

Identifikasi Ketidaklengkapan Dokumen Rekam Medis Rawat Inap di RSUD Ngudi Waluyo Wlingi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga

PENGARUH AKREDITASI TERHADAP KELENGKAPAN PENGISIAN RESUME PASIEN RAWAT INAP DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT I

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELENGKAPAN REKAM MEDIS RAWAT INAP DENGAN MENGGUNAKAN DIAGRAM FISHBONE DI RUMAH SAKIT PERTAMINA JAYA TAHUN 2017 Siti Nadya Ulfa 1, Lily Widjaya 2 1,2 Jurusan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul, Jakarta Jalan Arjuna No.9, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat sitinadyaulfa6@gmail.com Abstract According to the regulation minister of health No.269, 2008,medical record is a document containing records of patient identity, examination, and treatment. Medical records should be made and completed immediately after the patient receives health care. In Pertamina Jaya Hospital, in filing a medical record still can be found incompleteness. The purpose of this research are toconduct quantitative analysis of inpatient medical record and identify factors that influence the completeness of hospitalized medical record by using fishbone method.this research is using descriptive method and technique of collecting data by observation, interview, and literature study. Based on the result of research with observation on 56 inpatient medical records in May 2017, there were 74% medical records completeness. The factors influencing the completeness of medical record can be found by conducting observation and interview. There were some factors that affect the completeness of the medical record such as the insufficient time/busyto complete the medical record, unapplied sanction, lack of the socialization, the implementation of the medical record is not based on Standar Operasional Procedure, the form of quantitative analysis not covering all basic component, and limited funding for evaluation. As a solution to improve the completeness of the medical records, doing intensive socialization and creating reward &punishment system. Keywords: factors, completeness of inpatient medical record, fishbone Abstrak Menurut Permenkes Nomor 269 Tahun 2008, Rekam medis adalah dokumen yang berisikan catatan tentang identitas pasien, pemeriksaan, dan pengobatan pasien,rekam medisharus segera dibuat dan dilengkapi setelah pasien menerima pelayanan kesehatan. Di Rumah Sakit Pertamina Jaya dalam pengisian rekam medis masih ditemukan ketidaklengkapan. Tujuan dari penelitian ini adalahmelakukan analisis kuantitatif rekam medis rawat inapdan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan rekam medis rawat inap dengan menggunakan metode fishbone. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan metode deskriptif dan teknik pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara, dan studi kepustakaan. Berdasarkan hasil penelitian dengan melakukan observasi terhadap 56 rekam medis rawat inap pada bulan Mei 2017, ditemukan kelengkapan sebesar 74%. Dan faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan rekam medis dapat ditemukan dengan melakukan observasi dan wawancara yaitu, waktu untuk melengkapi rekam medis tidak cukup/sibuk, tidak ada sanksi yang diterapkan, kurangnya sosialisasi, pelaksanaan pengisian rekam medis belum sesuai standar proseduroperasional, formulir analisis kuantitatif belum mencakup semua komponen dan pendanaan kelengkapan rekam medis terbatas. Maka disarankan untuk melakukan sosialisasi standar operasional prosedur secara intensif, dan pengadaan sistem reward dan punishment. Kata Kunci : faktor-faktor, kelengkapan rekam medis rawat inap, fishbone Pendahuluan Dalam menjalankan pelayanan kesehatan, rumah sakit harus dapat menghasilkan data dan informasi kesehatan yang berguna untuk meningkatkan derajat kesehatan yang lebih baik untuk masyarakat. Satu diantara upaya untuk menghasilkan informasi kesehatan adalah dengan diselenggarakannya rekam medis. Menurut Permenkes RI Nomor 269 tahun 2008, rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien. Rekam Jurnal INOHIM, Volume 5 Nomor 1, Juni 2017 39

medis harus segera dibuat dan dilengkapi setelah pasien menerima pelayanan. Berdasarkan Menteri Kesehatan RI Nomor 129 tahun 2008, standar pelayanan minimal untuk kelengkapan pengisian rekam medis adalah 100%. Kelengkapan pengisian rekam medis sangat penting agar dapat menghasilkan rekam medis yang bermutu dan memiliki nilai kegunaan rekam medis seperti menurut Widjaya (2014), diantaranya adalah sebagai alat komunikasi, evaluasi kualitas, pembayaran dan perlindungan hukum. Rekam medis yang tidak lengkap akan mempengaruhi informasi yang disampaikan, pembayaran pelayanan kesehatan yang telah diberikan dan tidak bisa digunakan sebagai bukti perlindungan hukum jika sewaktuwaktu diperlukan. Dalam upaya evaluasi mutu kelengkapan rekam medis yang baik, perlu dilakukan tinjauan kelengkapan rekam medis. Baik secara analisis kuantitatif maupun analisis kualitatif, sehingga menghasilkan rekam medis yang bernilai guna dan dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapannya. Satu diantara alat manajemen kualitas yang dapat mencari akar penyebab masalah adalah diagram fishbone. Menurut Yuri, et al. (2013) Diagram fishbone adalah satu diantara alat manajemen kualitas yang memungkinkan meletakkan secara sistematis representasi grafis jalan setapak yang pada akhirnya mengarah ke akar penyebab suatu masalah kualitas. Sehingga diagram fishbone dapat digunakan sebagai alat untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kelengkapan rekam medis. Berdasarkan hasil observasi awal dengan melakukan analisis kuantitatif kelengkapan pengisian rekam medis yang dilakukan pada 10 rekam medis, dihasilkan persentase rekam medis yang lengkap sebesar 67,07% dan persentase rekam medis yang tidak lengkap sebesar 32,92%. Hal tersebut dikarenakan banyak ditemukan bagian yang kosong, coretan, dan perawat yang tidak memberikan autentikasi berupa nama. Sehubungan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk meninjau masalah ini dengan melakukan penelitian di Rumah Sakit Pertamina Jaya, yaitu Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan Rekam Medis Rawat Inap Dengan Menggunakan Diagram Fishbone. Metode Penelitian Penelitian dilakukan secara deskriptif dengan memberikan gambaran atau mendeskripsikan tentang suatu keadaan secara objektif. Untuk mengukur kelengkapan rekam medis dan menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan rekam medis rawat inap di RS Pertamina Jaya. Metode pengumpulan data adalah dengan observasi, wawancara dan studi kepustakaan. Penelian dilakukan pada Juni-Agustus 2017. Populasi yang digunakan adalah seluruh rekam medis rawat inap pada bulan Mei 2017 di RS Pertamina Jaya yang berjumlah 167 rekam medis. Sampel yang digunakan sebanyak 56 rekam medis rawat inap yang ditentukan menggunakan rumus estimasi proporsi dengan teknik pengambilan secara sampel acak/random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara, formulir analisis kuantitatif, kalkulator, tabel metode fishbone, dan alat tulis. Teknik analisis yang digunakan adalah dengan analisis retrospektif yaitu dilakukan pada berkas rekam medis yang sudah kembali ke ruang rekam medis dan informasi kesehatan. Kemudian data dikumpulkan, dianalisis, dan dicari faktorfaktor yang mempengaruhi kelengkapannya. Hasil dan Pembahasan Mengukur Kelengkapan Rekam Medis Rawat Inap dengan Melakukan Analisis Kuantitatif Tabel 1 Rekapitulasi Analisis Kuatitatif Rekam Medis Rawat Inap RS Pertamina Jaya Bulan Mei 2017 Jumlah Komponen Rekam Lengkap Persentase Medis Identitas Pasien 56 51 91% Laporan Penting 56 50 90% Autentikasi Penulis 56 43 77% Catatan yang Baik 56 22 38% Rata-Rata 41 74% Berdasarkan hasil analisis kuantitatif rekam medis rawat inap dengan 4 komponen dasar yang dilakukan pada rekam medis rawat inap bulan Mei 2017 di RS Pertamina Jaya, dari 56 rekam medis rawat inap. Jurnal INOHIM, Volume 5 Nomor 1, Juni 2017 40

Didapatkan rata-rata kelengkapan rekam medis 74%. Menurut Menteri Kesehatan RI Nomor 129 tahun 2008, standar pelayanan minimal untuk kelengkapan pengisian rekam medis adalah 100%. Dan menurut Widjaya (2015) ada 4 komponen dasar analisis kuantitatif rekam medis yaitu, kelengkapan identifikasi pasien, adanya laporan penting, adanya autentikasi penulis, dan pelaksanaan pencatatan yang baik. Dalam hal ini artinya kelengkapan rekam medis di RS Pertamina Jaya masih belum memenuhi standar berdasarkan Menteri Kesehatan RI, hal ini terjadi karena analisis kuantitatif yang dilakukan di RS Pertamina Jaya hanya mencakup 2 komponen yaitu, kelengkapan identifikasi pasien dan adanya laporan penting. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelengkapan Rekam Medis Rawat Inap dengan Menggunakan Diagram Fishbone Berdasarkan hasil dari observasi dan wawancara pada bulan Juni-Agustus 2017. Sehingga dihasilkan faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan rekam medis rawat inap, yaitu: Tabel 2 Akar-Akar Masalah yang Mempengaruhi Kelengkapan Rekam Medis Dengan Fishbone Faktor Man (SDM) Machine (Kebijakan) Methode (Pelaksanaan) Material (Alat) Money (Pendanaan) Akar Masalah 1. Waktu untuk melengkapi rekam medis tidak cukup/sibuk 2. Tidak ada sanksi untuk tenaga kesehatan yang tidak mengisi lengkap rekam medis 3. Kurangnya sosialisasi SPO pengisian rekam medis 4. Pelaksanaan pengisian masih belum sesuai SPO 5. Formulir analisis kuantitatif yang digunakan masih belum mencakup komponen dasar analisis kuantitatif rawat inap 6. Keterbatasan biaya dalam melakukan evaluasi kelengkapan. 1. FaktorMan (Sumber Daya Manusia) Waktu untuk melengkapi rekam medis tidak cukup dikarenakan kesibukan dokter dalam memberi pelayanan kepada pasien, karena dokter rawat inap juga melakukan praktek di poliklinik, dalam satu hari jumlah rata-rata pasien yang ditangani oleh satu dokter adalah sebanyak 33 pasien.hal ini senada dengan penelitian Pamungkas, et al. (2010), persentase kelengkapan rekam medis di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta adalah 40,43%. Satu diantara penyebab yang mempengaruhinya adalah keterbatasan waktu, sehingga dokter dan perawat tidak sempat mengisi berkas rekam medis.berdasarkan hal tersebut ditemukan kesamaan, artinya dokter dan perawat memiliki keterbatasan waktu, dan mendahulukan pelayanan pasien, sehingga tidak sempat untuk mengisi rekam medis dengan lengkap. Maka dari itu, sebaiknya dilakukan penambahan tenaga dokter, agar dokter memiliki waktu yang cukup untuk melengkapi rekam medis. 2. FaktorMachine (Kebijakan) Di RS Pertamina Jaya sudah ada SPO terkait pengisian rekam medis, namun belum ada sanksi untuk tenaga kesehatan yang tidak mengisi lengkap rekam medis. Menurut hasil penelitian Mawarni (2013), reward/penghargaan dan punishment/sanksi menjadi satu diantara kebijakan yang diterapkan oleh Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan yang digunakan sebagai kerangka acuan dalam rangka menurunkan ketidaklengkapan pengisian rekam medis yang terjadi. Berdasarkan hasil penelitian ini dan hasil penelitian Mawarni berarti pemberian reward/penghargaan dan punishment/sanksi dapat mempengaruhi angka kelengkapan rekam medis. Oleh karena itu, sebaiknya diaadakan sistem punishment dan reward, agar dapat memberikan motivasi bagi pihak terkait sehingga diharapkan angka kelengkapan rekam medis rawat inap meningkat. 3. FaktorMethode (Pelaksanaan) a. Kurangnya Sosialisasi SPO Pengisian Rekam Medis Kurangnya sosialisasi SPO pengisian rekam medis. Sosialisasi terakhir dilakukan pada saat Jurnal INOHIM, Volume 5 Nomor 1, Juni 2017 41

akreditasi tahun lalu yaitu pada bulan November tahun 2016. Sampai saat ini belum dilakukan kembali sosialisasi pengisian rekam medis.sosialisasi dilakukan dengan cara, seluruh unit terkait dikumpulkan di ruang rapat untuk mengikuti presentasi SPO kemudian SPO dibagikan ke seluruh unit terkait. Hal ini senada dengan hasil penelitian Putri (2016), satu diantara faktor yang menyebabkan ketidaklengkapan rekam medis adalah karena kurangnya sosialisasi mengenai kelengkapan pengisian rekam medis rawat inap, sehingga menyebabkan tingkat kelengkapan berkurang. Berdasarkan hasil dan teori tersebut artinya kurangnya sosialisasi dapat mempengaruhi kelengkapan rekam medis karena sosialisasi terakhir dilakukan pada November 2016. Dan jika ada dokter dan perawat yang baru bekerja setelah waktu tersebut, maka akan membuat dokter dan perawat tersebut tidak mengetahui SPO pengisian rekam medis, sehingga perlu dirutinkan agar dapat menurunkan angka ketidaklengkapan rekam medis. Oleh sebab itu, sebaiknya dilakukan sosialisasi SPO pengisian rekam medis secara intensif kepada dokter dan perawat, sehingga dapat mencakup seluruh dokter dan perawat, baik pekerja yang lama maupun pekerja yang baru. b. Pelaksanaan Pengisian Rekam Medis Masih Belum Sesuai Dengan SPO. Pelaksanaan pengisian rekam medis oleh dokter/perawat belum sesuai SPO. Dalam pengisian rekam medis masih ditemukan penggunaan tip-ex dan coretan yang tidak dibubuhkan dengan paraf serta tanggal pada waktu merubahnya. Padahal pada SPO pengisian rekam medis yang ada di RS Pertamina Jaya sudah ada keterangan yaitu, Jika terjadi kesalahan penulisan, maka petugas pemberi pelayanan medis kepada pasien sebagaimana tersebut diatas tidak dibenarkan menghapus dengan cara apapun, tetapi dengan mencoret dan membubuhkan paraf serta tanggal pada waktu merubahnya. Menurut Permenkes nomor 269 tahun 2008, jika terjadi kesalahan penulisan, maka pembetulan hanya dapat dilakukan dengan cara pencoretan tanpa menghilangkan catatan yang dibetulkan dan dibubuhi dengan paraf dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang bersangkutan. Berdasarkan hasil penelitian dan teori tersebut ditemukan ketidaksesuaian pelaksanaan pencatatan dengan SPO yang berlaku dan teori. Maka dari itu, sebaiknya dilakukan sosialisasi SPO pengisian rekam medis kepada dokter dan perawat secara intensif. 4. FaktorMaterial (Alat) Formulir analisis kuantitatif yang digunakan masih belum mencakup semua komponen dasar analisis kuantitatif rawat inap. Formulir yang digunakan hanya mencakup komponen identifikasi pasien dan adanya laporan penting. Menurut Widjaya (2015) komponen dasar analisis kuantitatif rekam medis rawat inap ada 4 komponen yaitu, identifikasi pasien, adanya laporan penting, autentikasi penulis, dan pencatatan yang baik. Sementara itu, pada SPO pengisian rekam medis di RS Pertamina Jaya dijelaskan bahwa pemberi pelayanan kesehatan wajib memberikan autentikasi penulis dan tidak dibenarkan menghapus penulisan dengan cara apapun kecuali dengan pencoretan yang dibubuhi paraf dan waktu pencoretan. Berdasarkan hal tersebut, audit pendokumentasian terhadap rekam medis rawat inap yang dilakukan belum dapat digunakan untuk melihat apakah pelaksanaan pengisian rekam medis telah sesuai SPO pengisian rekam medis atau tidak. Oleh sebab itu, sebaiknya dilakukan penambahan komponen pada formulir analisis kuantitatif rawat inap, agar analisis kuantitatif yang dilakukan dapat digunakan untuk melihat kesesuaian pengisian yang dilakukan dokter dan perawat dengan SPO pengisian rekam medis yang berlaku. 5. FaktorMoney (Pendanaan) Pendanaankhusus untuk evaluasi kelengkapan terbatas. Pendanaan secara khusus untuk kelengkapan rekam medis belum ada. Tetapi pendanaan disatukan dengan biaya operasional di unit rekam medis. Dalam arti lain biaya yang digunakan masih terbatas karena masih dijadikan satu dengan biaya Jurnal INOHIM, Volume 5 Nomor 1, Juni 2017 42

operasional.bila ada kekurangan biaya maka akan di alokasikan dari biaya kegiatan lain yang biayanya ada lebih. Namun jika tidak ada kegiatan dengan kelebihan biaya maka evaluasi dan monitoring kelengkapan rekam medis akan terhambat. Hal ini senada dengan hasil penelitian Nurhaidah (2016), tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan rekam medis rawat inap di RS Universitas Muhammadiyah Malang, satu diantara akar masalah adalah dana yaitu keterbatasan dana untuk mendukung kelengkapan. Hasil penelitian Lihawa (2015) juga membuktikan bahwa satu diantara faktor yang mempengaruhi kelengkapan rekam medis datang dari segi pendanaan yaitu keterbatasan dana untuk mendukung kelengkapan rekam medis. Oleh karena itu pendanaan merupakan komponen yang penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini berhubungan dengan pendanaan yang sebaiknya diadakan untuk meningkatkan kelengkapan rekam medis, sehingga mutu rekam medis menjadi lebih baik. Berdasarkan hal tersebut, sebaiknya diadakan anggarankhusus untuk evaluasi kelengkapan mutu rekam medis. Agar proses evaluasi dan monitoring di RS Pertamina Jaya semakin meningkat. Kesimpulan Mengukur Kelengkapan Rekam Medis Rawat Inap dengan Melakukan Analisis Kuantitatif. Berdasarkan hasil analisis kuantitatif yang dilakukan pada rekam medis rawat inap bulan Mei 2017 di RS Pertamina Jaya, dari 56 rekam medis rawat inap. Didapatkan rata-rata kelengkapan rekam medis yaitu 74%, dengan rincian komponen yaitu : a. Identitas pasien dengan kelengkapan 91%. b. Laporan penting dengan kelengkapan 90%. c. Autentikasi penulis dengan kelengkapan 77%. d. Catatan yan baik dengan kelengkapan 38%. Diantara ke-4 sub komponen tersebut, yang paling tinggi kelengkapannya adalah komponen identitas pasien yaitu dengan kelengkapan 91% dan yang paling rendah kelengkapannya adalah komponen catatan yang baik yaitu dengan kelengkapan 38%. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelengkapan Rekam Medis Rawat Inap dengan Menggunakan Diagram Fishbone. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan rekam medis rawat inap di RS Pertamina Jaya dengan kategori berdasarkan fishbone, adalah sebagai berikut: Man (Sumber Daya Manusia) Waktu untuk melengkapi rekam medis tidak cukup/sibuk. Machine (Kebijakan) Tidak ada sanksi untuk tenaga kesehatan yang tidak mengisi lengkap rekam medis. Methode (Pelaksanaan) a. Kurangnya sosialisasi SPO pengisian rekam medis. b. Pelaksanaan pengisian rekam medis oleh dokter dan perawat masih belum sesuai SPO. Material (Alat) Formulir analisis kuantitatif yang digunakan masih belum mencakup semua komponen dasar analisis kuantitatif rawat inap. Money (Pendanaan). Pendanaan secara khusus untuk melakukan analisis kelengkapan terbatas. Dari ke-5 faktor tersebut, faktor yang paling mempengaruhi adalah faktor kurangnya sosialisasi SPO pengisian rekam medis, karena hal ini menyebabkan pelaksanaan pengisian rekam medis yang tidak sesuai SPO pengisian rekam medis yang berlaku, yaitu penggunaan tip-ex, pencoretan penulisan yang salah tanpa memberikan paraf dan waktu pencoretan, dan tidak memberikan autentikasi penulis Daftar Pustaka Cicilia Lihawa, Muhammad Mansur, dan Tri Wahyu. (2015). Faktor-Faktor Penyebab Ketidaklengkapan Pengisian Rekam Medis Dokter di Ruang Rawat Inap RSI Unisma Malang. Jurnal Kedokteran Brawijaya 28, 119-123. Dian Mawarni. (2013). Identifikasi Penyebab Ketidaklengkapan Pengisian Rekam Medis di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan. Surabaya: Universitas Airlangga.(Skripsi) Jurnal INOHIM, Volume 5 Nomor 1, Juni 2017 43

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2008). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269 tahun 2008 Tentang Rekam Medis. Lily Widjaya. (2015). Modul Audit Pendokumentasian Rekam Medis. Jakarta: Universitas Esa Unggul. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2008). Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 129 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Nurhaidah, Tatang Harijanto, dan Thontowi Djauhari. (2016). Faktor-Faktor Penyebab Ketidaklengkapan Pengisian Rekam Medis Rawat Inap di Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Malang. Jurnal Kedokteran Brawijaya 29, 258 264. Pamungkas, Tiara Wahyu, Triyani Mawarti, dan Solikhah. (2010). Analisis Ketidaklengkapan Pengisian Berkas Rekam Medis Di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Jurnal KESMAS 4, 1-75. Rahmawati Putri. (2016). Tinjauan Kelengkapan Rekam Medis Rawat Inap di Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Tahun 2016. Jakarta: Universitas Esa Unggul. (Karya Tulis Ilmiah) Yuri M.Z dan Rahmat Nurcahyo. (2013). TQM: Manajemen Kualitas dalam Perspektif Teknik Industri. Jakarta: PT Indeks. Jurnal INOHIM, Volume 5 Nomor 1, Juni 2017 44