Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup, 21/11 (2016), 69-78

dokumen-dokumen yang mirip
Hubungan Personal Hygiene Organ Reproduksi dengan Kejadian Keputihan pada Remaja Siswi Smk N 1 Sumber Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMAS CUT NYAK DHIEN ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS 2 TENTANG VULVA HYGIENE DENGAN KEPUTIHAN DI MTs MASHLAHIYAH KRECEK BADAS

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan, remaja adalah masa transisi dari kanan-kanak menuju dewasa

BAB I PENDAHULUAN. mental dan sosial secara utuh (tidak semata-mata bebas dari penyakit atau

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PRILAKU REMAJA PUTRI DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI KELAS XII SMA NEGERI I SEUNUDDON KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN 2012

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA (13-15 TAHUN) KELAS VII DAN VIII TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMPN 29 BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. proses) yang dimiliki oleh remaja baik secara fisik, mental, emosional dan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU REMAJA TERHADAP PERSONAL HYGIENE (GENETALIA) SAAT MENSTRUASI DI SMAN 2 CIKARANG UTARA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. kondisi inilah akan mudah terkena infeksi jamur. Keputihan yang terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang penting dan patut. bagi kehidupan seorang pria maupun wanita.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KEBERSIHAN GENETALIA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SISWI SMA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 1 TAWANGSARI

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS X TENTANG MENSTRUASI DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE SAAT MEANTRUASI DI SMKN 02 BANGKALAN

Atnesia Ajeng, Asridini Annisatya Universitas Muhammadiyah Tangerang ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanakkanak

PENGARUH PENYULUHAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP PERSEPSI MENJAGA KEBERSIHAN ORGAN GENETALIA PADA SISWI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat, salah satunya adalah perilaku perineal hygiene. Perilaku

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERSONAL HYGIENE DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN KEPUTIHAN DI SMA NEGERI 9 SEMARANG TAHUN 2012

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. dari kesehatan secara umum, sehingga upaya untuk mempertahankan. kondisi sehat dalam hal kesehatan reproduksi harus didukung oleh

I. PENDAHULUAN. manusia, dan sering disebut masa peralihan. Tanda - tanda remaja pada

BAB I PENDAHULUAN. perubahan, munculnya berbagai kesempatan, dan seringkali mengahadapi resikoresiko

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) mendefinisikan kesehatan adalah suatu

HUBUNGAN MASALAH KEBERSIHAN VULVA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN (FLOUR ALBUS) PADA SISWI SMA NEGERI 2 BANGKINANG TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN SISWI KELAS VIII TENTANG DISMINORE DENGAN PERILAKU DALAM UPAYA PENANGANAN DISMINORE DI SMPN 12 KOTA BATAM

Kata kunci : Pengetahuan, remaja puteri, kebersihan, genetalia eksterna PENDAHULUAN

Kata Kunci : Pengetahuan,Kesehatan Reproduksi, Perilaku, Personal Hygiene

BAB I PENDAHULUAN. sosial secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan

SURAT PERNYATAAN EDITOR BAHASA INDONESIA. Judul : Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Kelas X SMA AL AZHAR Medan

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI SMA MTA SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik yang

PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada masa remaja bisa meningkat terutama dalam bidang repoduksi dikarenakan

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Akademi Farmasi Yamasi Makassar Terhadap Penanganan Nyeri Haid (Dysmenorrhea)

KEBIASAAN MINUM TABLET FE SAAT MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA TAHUN 2016

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI

BAB I PENDAHULUAN. kelamin) (Manuaba Ida Bagus Gde, 2009: 61). Wanita yang mengalami

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG VULVA HYGIENE DAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA WANITA PERIMENOPAUSE DI DESA MOJO KECAMATAN ANDONG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. biak dan ekosistem di vagina terganggu sehingga menimbulkan bau tidak sedap

Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Kelas X Tentang Flour Albus Dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA KELAS VII TENTANG PERUBAHAN SEKS SEKUNDER DI SMP N 1 MAYONG JEPARA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menstruasi merupakan ciri khas kedewasaan seorang wanita, terjadi

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MAHASISWI TINGKAT I TENTANG VULVA HYGIENE DI AKBID MAMBA UL ULUM SURAKARTA TAHUN Oleh

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG DISMENORE DI AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA BANJARMASIN ABSTRAK

Kata kunci: kontrasepsi hormonal, pengetahuan perawatan organ reproduksi, keputihan. Cairan tersebut bervariasi dalam PENDAHULUAN

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU GENITAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN FLUOR ALBUS PADA REMAJA PUTRI

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi resiko resiko kesehatan reproduksi. Kegiatan kegiatan seksual

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masalah kesehatan reproduksi telah menjadi perhatian bersama

HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN SIKAP REMAJA PRE MENARCHE DI SMPN 1 BRATI

BAB 1 PENDAHULUAN. kognitif, moral, maupun sosial (Mahfiana&Yuliani,2009:1). Pada masa ini

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata kunci : penyuluhan kesehatan, perilaku personal hygiene, menstruasi

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan sistem reproduksi termasuk kebersihan daerah genetalia, khususnya

BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Partisipan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bentuk observasional atau survey analitik (Setiadi, antara pengetahuan dan sikap mengenai vulva hygiene

HUBUNGAN PERILAKU EKSTERNAL DOUCHING DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA IBU RUMAH TANGGA DI DESA CATUR TUNGGAL DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG KEPUTIHAN DI SMP NEGERI 11 KOTA GORONTALO

HUBUNGAN PERILAKU HYGIENE ORGAN REPRODUKSI DENGAN KEJADIAN ABNORMAL FLUOR ALBUS PADA REMAJA PUTRI DI SMP N 17 SURAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PERAWATAN GENITALIA EKSTERNA DENGAN KEJADIAN FLUOR ALBUS

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seorang remaja. Menstruasi merupakan indikator kematangan

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWATAN KEPUTIHAN PRA TRAINING DAN POST TRAINING PADA SISWI SMP NEGERI 2 JAKEN KABUPATEN PATI.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MANDI BESAR PADA SISWI SMA 7 MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MENSTRUASI TERHADAP UPAYA PENANGANAN DISMENORE PADA SISWI SMA NEGERI 1 BUNGKU TENGAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. hormone yang dikendalikan oleh kelenjar hipofisis anterior yang

PENGARUH EDUKASI SUPORTIF TERSTRUKTUR TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI PADA IBU MENYUSUI 0-6 BULAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengambil peran yang cukup besar daripada ayah terutama pada. perkembangan anak perempuan, karena kesamaan gender dan

HUBUNGAN PERAWATAN GENETALIA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN PADA SANTRIWATI PONDOK PESANTREN AL IMAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

WAHANA INOVASI VOLUME 5 No.2 JULI-DES 2016 ISSN :

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN KUNJUNGAN K1 AKSES (KUNJUNGAN AWAL) DI PUSKESMAS PELAMBUAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. pematangan organ reproduksi manusia dan sering disebut dengan masa pubertas. Masa

TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN TINGKAT KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN :

Eka Puspa Janurviningsih 1, Rina Suparyanti 2, Syaifuddin 3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMP MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja dan Pencegahan Keputihan di SMK Muhammadiyah 1 Moyudan Sleman Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. & Wartonah, 2006). Pengertian lain personal hygiene menurut Departemen

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG FLOUR ALBUS FISIOLOGI DAN FLOUR ALBUS PATOLOGI DI SMK NEGERI 2 ADIWERNA KABUPATEN TEGAL

HUBUNGAN PERAN IBU DENGAN PERILAKU VULVA HYGIENE SAAT MENSTRUASI PADA SISWI SMP NEGERI 1 PLERET BANTUL YOGYAKARTA

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan perasaan kesegaran serta mencegah timbulnya penyakit akibat

BAB I PENDAHULUAN. Keputihan (Leukore/fluor albus) merupakan cairan yang keluar dari vagina.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, seseorang paling tepat dan murah apabila tidak menunggu

ABSTRAK. Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Tentang Kehamilan Usia Dini Di Desa Swadaya Kecamatan Libureng Kabupaten Bone Tahun 2015

Volume 2 / Nomor 2 / November 2015 ISSN :

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

dan Lingkungan Hidup, 2/ (206), 69-78 Hubungan Pengetahuan dan Sikap Dengan Tindakan Remaja Putri Tentang Personal Hygiene Saat Menstruasi di SMA Angkola Barat Tahun 206 Maria Haryanti Butarbutar* *Program Diploma Akademi Keperawatan Helvetia Medan ABSTRAK Personal hygiene adalah tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Kurangnya personal hygiene saat menstruasi pada remaja putri memacu terjadinya keputihan. SMA Angkola Barat merupakan salah satu sekolah yang masih kurang mendapatkan informasi dan penyuluhan tentang personal hygiene saat menstruasi sehingga remaja putri yang ada di SMA Negeri I Sitinjak Kecamatan Angkola Barat masih banyak yang tidak mengetahui tentang pengetahuan, sikap dan tindakan personal hygiene saat menstruasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengetahuan dan sikap dengan tindakan personal hygiene pada remaja saat menstruasi. Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Lokasi penelitian di SMA Negeri I Sitinjak 206. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Agustus 206. Populasi adalah seluruh siswi putri yang berada di kelas I, 2, 3 di SMA Angkola Barat sebanyak 29 orang. Sampelnya adalah yang mewakili seluruh populasi dengan meakai metode random sampling dengan menggunakan Rumus Slovin sehingga jumlah sampel 80 orang. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan tindakan personal hygiene pada remaja saat menstruasi di SMA Angkola Barat Tahun 206. Ada hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan tindakan personal hygiene pada remaja saat menstruasi dengan nilai sig-p (0,026) dan (0,02) < nilai sig-α (0,05). Untuk itu diharapkan kepada tenaga kesehatan untuk lebih aktif lagi memberikan penyuluhan dan informasi kepada remaja putri khususnya tentang personal hygiene saat menstruasi. Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan Personal Hygiene PENDAHULUAN Tubuh manusia mengalami berbagai perubahan dari waktu ke waktu sejak lahir yang meliputi pertumbuhan dan perkembangan perubahan yang cukup mencolok terjadi ketika anak perempuan dan laki-laki memasuki usia antara 9-5 tahun. Pada saat itu mereka tidak hanya tumbuh menjadi lebih tinggi dan lebih besar tetapi juga terjadi perubahan-perubahan di dalam tubuh yang memungkinkan untuk bereproduksi, masa inilah yang disebut dengan masa remaja. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa dimana pada saat itu terjadi dan Lingkungan Hidup 69

pertumbuhan yang sangat pesat termasuk fungsi reproduksi sehingga mempengaruhi terjadinya perubahan-perubahan dan perkembangan baik fisik, mental, maupun peran sosial. () Kesehatan reproduksi mencakup keseluruhan kehidupan manusia sejak lahir sampai mati. Kesehatan reproduksi menggunakan siklus hidup agar diperoleh sasaran yang pasti dan komponen pelayanan yang jelas, siklus hidup ada lima tahap yaitu konsepsi, bayi, anak, remaja, usia subur, dan usia lanjut. Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental, sosial secara utuh, tidak sematamata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam suatu hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi serta fungsi dan prosesnya. () Untuk menghindari penyakitpenyakit yang tidak diinginkan kita harus menjaga kesehatan reproduksi kita karena ini sangat penting dan tidak boleh di anggap sepele. Karena pelayanan kesehatan yang terkait kesehatan reproduksi sering diabaikan. Bukan hanya terhadap perempuan tetapi juga terhadap laki-laki dan lebih khusus lagi kalangan remaja. Menjaga kesehatan reproduksi dengan baik dapat menghindarkan kita dari penyakit-penyakit yang dapat menyerang kesehatan reproduksi, seperti gatal-gatal, keputihan, dan kanker serviks. () Hygiene pada saat menstruasi merupakan komponen personal hygiene (kebersihan perorangan) yang berperan penting dalam status perilaku kesehatan seseorang, termasuk menghindari adanya gangguan pada fungsi alat reproduksi. Pada saat menstruasi pembuluh darah dalam rahim melebar sehingga mudah terinfeksi, keluhan yang dirasakan pada saat menstruasi adalah rasa gatal yang disebabkan jamur Candida yang akan tumbuh subur saat menstruasi, oleh karena itu kebersihan alat kelamin harus lebih dijaga karena menimbulkan infeksi saluran reproduksi (ISR). Angka kejadian infeksi saluran reproduksi (ISR) tertinggi di dunia adalah terjadi pada usia remaja (35-42%). (3) Perawatan personal hygiene pada saat menstruasi dilakukan dengan cara membasuh sebagian di antara vulva (bibir vagina) secara berhatihati menggunakan air bersih dan sabun setiap buang air kecil, buang air besar, ketika mandi, dan gunakan pembalut berbahan yang lembut, menyerap dengan baik, tidak mengandung bahan yang bisa membuat alergi. (6) Penelitian Dwi Rahmatika (20) mengatakan bahwa adanya pengaruh pengetahuan tentang personal hygiene menstruasi terhadap tindakan personal hygiene remaja putri pada saat menstruasi, dan ada pengaruh sikap tentang personal hygiene menstruasi terhadap dan Lingkungan Hidup 70

tindakan personal hygiene remaja putri pada saat menstruasi. Sikap tentang personal hygiene menstruasi paling berpengaruh terhadap tindakan remaja putri pada saat menstruasi di SMK Negeri 8 Medan. (5) Dari survei awal yang dilakukan peneliti sebagian besar Siswa SMA Negeri I Sitinjak Kecamatan Angkola Barat tahun 206 berjenis kelamin perempuan, dimana setiap perempuan pasti mengalami menstruasi setiap bulannya. Peneliti melakukan wawancara terhadap 0 siswi putri pada saat survei awal. Dari 0 orang remaja putri terdapat 3 orang mengetahui tentang tindakan personal hygiene saat menstruasi dan mengerti tentang pemakaian pembalut dan menggatinya 3-4 kali sehari, dan 7 siswi tidak mengetahui tentang personal hygiene saat menstruasi dan tidak mengerti pemakaian pembalut yang baik dan cara membersihkannya. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah di atas adalah bagaimana Hubungan pengetahuan dan sikap dengan tindakan remaja putri tentang personal hygiene saat menstruasi di SMA Negeri I Sitinjak 206. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian survei analitik, dengan desain cross sectional, untuk mempelajari dinamika korelasi atau hubungan antara faktor-faktor resiko dengan efek. Dalam penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan tindakan remaja putri tentang personal hygiene saat menstruasi di SMA Angkola Barat Tahun 206. Survei analitik adalah survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri I Sitinjak 206 yang dilakukan pada bulan Mei-Agustus Tahun 206. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi kelas yang ada di SMA Negeri I Sitinjak Kecamatan Angkola Barat jumlah keseluruhan adalah 29 orang. Sampel yang dibutuhkan dalam penelitian sebanyak 80 orang. Analisis univariat adalah yang dilakukan menganalisa tiap variabel dari hasil penelitian. Analisis univariat berfungsi untuk meringkas kumpulan data hasil pengukuran sedemikian rupa sehingga kumpulan data tersebut berubah menjadi informasi yang berguna. Peringkasan tersebut dapat berupa ukuran statistik tabel, grafik. Analisi univariat dilakukan masing-masing variabel yang diteliti hubungan pengetahuan dan sikap dengan tindakan remaja putri tentang personal hygiene pada saat menstruasi. Untuk membuktikan dan Lingkungan Hidup 7

adanya hubungan yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat digunakan analis chi-square, pada batas kemaknaan perhitungan statistik p value (0,05). Apabila hasil perhitungan menunjukkan nilai p<p value (0,05) maka dikatakan (Ho) ditolak, artinya HASIL Table. Kategori Pengetahuan Personal hygiene Pada Remaja Saat Mesntruasi di SMA Negeri I Sitinjak 206 Jumlah No Pengetahuan f % 2 3 Baik Cukup Kurang 9 54 7 23,8 67,4 8,8 Total 80 00 Berdasarkan tabel diketahui sebagian besar distribusi frekuensi pengetahuan personal hygiene pada remaja saat menstruasi di SMA Angkola Barat Tahun 206 dikategorikan cukup sebanyak 54 responden (67,4%) dan sebagian kecil dikategorikan kurang sebanyak 7 responden (8,8%). Table 2. Kategori Sikap Personal hygiene Pada Remaja Saat Menstruasi di SMA Negeri I Sitinjak 206 variabel secara statistik mempunyai hubungan yang signifikan. Kemudian untuk menjelaskan adanya asosiasi (hubungan) antara variabel terikat dengan variabel bebas digunakan analisis tabulasi silang. (6) No 2 Tindakan Baik Tidak baik Jumlah f % 44 55,0 36 45,0 Total 80 00 Table 3. Kategori Tindakan Personal hygiene Pada Remaja Saat Menstruasi di SMA Negeri I Sitinjak 206. Jumlah No Sikap f % 2 3 Baik Cukup Kurang 7 56 7 8,8 70,0 2,2 Total 80 00 Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar kategori tindakan personal hygiene pada remaja saat menstruasi di SMA Angkola Barat Tahun 206 dikategorikan baik sebanyak 44 responden (55%) dan sebagian kecil dikategorikan tidak baik sebanyak 36 responden (45,0%). dan Lingkungan Hidup 72

Tabel 4. Hubungan Pengetahuan Dengan Tindakan Personal hygiene Pada Remaja Saat Menstruasi di SMA negeri I Sitinjak 206 No Tindakan Pengetahuan Total Baik Tidak Baik Remaja F % f % f % 2 3 Baik Cukup Kurang 6 32 6 7,5 40,0 7,5 3 22 6,2 27,5,2 9 54 7 23,8 67,4 8,8 0,02 6 Jumlah 44 55 36 45 80 00 Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui dari 80 responden bahwa sebagian besar remaja berpengetahuan cukup sebanyak 54 responden (67,4%) dengan tindakan baik sebanyak 32 responden (40,0%) dan tindakan yang tidak baik sebanyak 22 responden (27,5%). Sebagian kecil remaja putri berpengetahuan kurang tentang personal hygiene saat menstruasi yaitu 7 responden (8,8%) dengan tindakan baik 6 responden (7,5%) dan tindakan tidak baik 3 responden (6,2%). Selain dilakukan uju statistik dengan menggunakan uji chi-square dengan tingkatan kepercayaan 95% dengan α =0,05 bahwa nilai signifikan probabilitas pengetahuan dengan tindakan personal hygiene pada remaja saat menstruasi adalah sig- (0,026) < nilai sig-α (0,05). Hal ini membuktikan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan tindakan personal hygiene pada remaja putri saat menstruasi di SMA Negeri I Sitinjak Kecamatan Angkola Barat Tahun 206. Tabel 5 Hubungan Sikap Dengan Tindakan Personal hygiene Pada Remaja Saat Menstruasi di SMA negeri I Sitinjak 206 No Tindakan Sikap Total Baik Tidak Baik Remaja F % f % F % 2 Baik Cukup 4 36 5,0 45,0 3 20 3,8 25,0 7 56 8,8 70,0 0,02 3 Kurang 4 5,0 3 6,0 7 2,2 Jumlah 44 55,0 36 45.0 80 00 Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui dari 80 responden bahwa sebagian besar remaja putri bersikap cukup sebanyak 56 responden (70,0%) dengan tindakan baik sebanyak 36 responden (45,0%) dan tindakan yang tidak baik sebanyak 20 responden (25,0%). Sebagian kecil dan Lingkungan Hidup 73

remaja bersikap baik tentang personal hygiene saat menstruasi yaitu 7 responden (8,8%) dengan tindakan baik 4 responden (5,0%) dan tindakan tidak baik 3 responden (3,8%). Sedangkan bersikap kurang yaitu sebanyak 7 responden (2,2%) dengan tindakan baik 4 responden (4,0%) dan tindakan tidak baik 3 responden (6,0%). Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square dengan tingkatan kepercayaan 95% dengan α =0,05 bahwa nilai signifikan probabilitas sikap dengan tindakan personal hygiene pada remaja putri saat menstruasi adalah sig- (0,026) < nilai sig-α (0,05). Hal ini membuktikan bahwa ada hubungan antara sikap dengan tindakan personal hygiene pada remaja putri saat menstruasi di SMA Negeri I Sitinjak Kecamatan Angkola Barat Tahun 206. PEMBAHASAN Dari hasil tabulasi silang (analisa bivariat) antara pengetahuan dengan tindakan personal hygiene pada remaja di SMA Negeri I Sitinjak Kecamatan Angkola Barat Tahun 206. Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa dari 80 responden, sebagian besar remaja putri berpengetahuan cukup sebanyak 54 responden (67,5%) dengan tindakan baik sebanyak 32 responden (40,0%) dan tindakan yang tidak baik sebanyak 22 responden (27,5%). Sebagian kecil remaja putri berpengetahuan kurang tentang personal hygiene saat menstruasi yaitu 7 responden (8,8%) dengan tindakan baik 6 responden (7,5%) dan tindakan tidak baik responden (,2%). Sedangkan berpengetahuan baik yaitu sebanyak 9 responden (23,8%) dengan tindakan baik 6 responden (7,5%) dan tindakan tidak baik sebanyak 3 responden (6,2%). Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square dengan tingkatan kepercayaan 95% dengan α =0,05 bahwa nilai signifikan probabilitas pengetahuan dengan tindakan personal hygiene pada remaja putri saat menstruasi adalah sig- (0,026) < nilai sig-α (0,05). Hal ini membuktikan bahwa ada hubungan pengetahuan dengan tindakan personal hygiene pada remaja putri saat menstruasi di SMA Angkola Barat Tahun 206. Penelitian yang dilakukan oleh Lianawati tahun 202 berjudul tingkat pengetahuan remaja putri tentang personal hygiene saat menstruasi pada kelas X SMA Al- Mansyur Pati yang berpengetahuan baik 7 orang (23,3%), berpengetahuan cukup 25 siswi (66,6%), dan yang berpengetahuan kurang 3 siswi (0%). Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan, sebagian besar lagi diperoleh dari pengalaman, media dan Lingkungan Hidup 74

dan lingkungan dengan kata lain semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin luas pengetahuannya. (8) Menurut peneliti, dari hasil penelitian bahwa pengetahuan remaja terhadap personal hygiene saat menstruasi ada hubungannya terhadap tindakan kebersihan diri remaja. Kurangnya pengetahuan remaja terhadap personal hygiene saat menstruasi menyebabkan terjadinya keputihan yang berlebihan dan organ kelamin wanita gatal dan berbau, sebaliknya jika pengetahuan remaja baik terhadap personal hygiene maka kebersihan terhadap diri remaja akan terjaga dan terhindar dari penyakit. Dari hasil tabulasi silang (analisis bivariat) antara sikap dengan tindakan personal hygiene pada remaja saat menstruasi di SMA negeri I Sitinjak Kecamatan Angkola Barat Tahun 206 sebanyak 80 responden, bahwa sebagian besar remaja putri bersikap cukup sebanyak 56 responden (24,0%) dengan tindakan baik sebanyak 36 responden (45,0%) dan tindakan yang tidak baik sebanyak 20 responden (24,0%) dengan tindakan baik sebanyak 36 responden (45,0%) dan tindakan tidak baik sebanyak 20 responden (25,0%). Sebagian kecil remaja bersikap baik tentang personal hygiene saat menstruasi yaitu 7 responden (6,6%) dengan tindakan baik 4 responden (5,0%) dan tindakan tidak baik 3 responden (3,8%). Sedangkan bersikap kurang yaitu sebanyak 7 responden (2,2%) dengan tindakan baik 4 responden (4,0%) dan tindakan baik 3 responden (6,0%). Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square dengan tingkatan kepercayaan 95% dengan α =0,05 bahwa nilai signifikan probabilitas pengetahuan dengan tindakan personal hygiene pada remaja putri saat menstruasi adalah sig-p (0,026) < nilai sig-α (0,05). Hal ini membuktikan bahwa ada hubungan pengetahuan dengan tindakan personal hygiene pada remaja putri saat menstruasi di SMA Angkola Barat Tahun 206. Penelitian Risdaini tahun 20 berjudul hubungan pengetahuan dan sikap tentang personal hygiene menstruasi terhadap tindakan personal hygiene remaja putri pada saat menstruasi di SMA Negeri 2 Medan. Hasil penelitian adanya hubungan pengetahuan tentang personal hygiene menstruasi terhadap tindakan personal hygiene remaja putri pada saat menstruasi (p=0,08) dan ada hubungan sikap tentang personal hygiene remaja putri pada saat menstruasi terhadap tindakan personal hygiene remaja putri pada saat menstruasi (p=0,020), sikap tentang personal hygiene menstruasi paling berhubungan terhadap tindakan remaja putri pada saat dan Lingkungan Hidup 75

menstruasi di SMA Negeri 2 Medan (p=0,020). Menurut peneliti bahwa sikap remaja terhadap personal hygeine saat menstruasi ada hubungan terhadap tindakan remaja. apabila sikap dan tindakan remaja tidak baik terhadap personal hygiene saat menstruasi dapat menyebabkan organ intim wanita tidak sehat dan menyebabkan infeksi saluran reproduksi (ISR). Apabila sikap dan tindakan remaja putri baik terhadap personal hygiene saat menstruasi maka remaja putri akan terhindar dari penyakit reproduksi. KESIMPULAN. Pengetahuan remaja putri kelas, 2, dan 3 tentang personal hygiene saat menstruasi di SMA Negeri I Sitinjak Kecamatan Angkola Barat termasuk kategori cukup yaitu sebanyak 54 responden (67,5%). 2. Sikap remaja putri kelas, 2, dan 3 tentang personal hygiene saat menstruasi di SMA Negeri I Sitinjak Kecamatan Angkola Barat termasuk kategori cukup yaitu sebanyak 56 responden (70,0%). 3. Tindakan remaja putri kelas, 2, dan 3 tentang personal hygiene saat menstruasi di SMA Negeri I Sitinjak Kecamatan Angkola Barat dalam kategori baik yaitu sebanyak 44 responden (55,0%). 4. Ada hubungan antara pengetahuan dengan tindakan personal hygiene pada remaja saat menstruasi di SMA Negeri I Sitinjak 206 dengan nilai signifikan probabilitas sig-p (0,026) < nilai sigα (0,05). 5. Ada hubungan antara sikap dengan tindakan personal hygiene pada remaja saat menstruasi di SMA Angkola Barat Tahun 206 dengan nilai signifikan probabilitas adalah sig- (0,02) < nilai sig-α (0,05) SARAN. Bagi remaja putri di SMA Angkola Barat Diharapkan bagi remaja putri dapat membekali dirinya dengan membaca buku tentang personal hygiene dan menstruasi maupun bertanya langsung kepada guru ataupun orang tua sehingga diperoleh informasi yang tepat dan benar tentang personal hygiene saat menstruasi. 2. Bagi Pendidikan Diharapkan bagi SMA Negeri I Sitinjak Kecamtan Angkola Barat memberikan kebijakan dalam hubungan dan sikap dengan tindakan personal hygiene pada remaja saat menstruasi. Dengan cara meningkatkan penyuluhan yang lebih intensif dan dan Lingkungan Hidup 76

berkesinambungan bagi remaja putri khususnya tentang personal hygiene saat menstruasi atau arahan kepada para remaja putri untuk meningkatkan pengetahuan remaja tentang personal hygiene saat menstruasi dan perlu mengaktifkan program usaha kesehatan sekolah (UKS), ekstrakurikuler seperti pramuka, PMR dengan cara pendidikan sebaya (peer education) serta memasukkan artikel-artikel, poster-poster tentang kesehatan reproduksi khususnya mengenai personal hygiene remaja pada saat menstruasi. 3. Bagi peneliti selanjutnya Dengan adanya peneliti ini diharapkan agar dapat menambah perbendaharaan bacaan sebagai perbandingan untuk penelitian selanjutnya lebih baik lagi dan lebih mengembangkan penelitian khususnya tentang personal hygiene saat menstruasi dan dijadikan pedoman untuk seterusnya. 4. Bagi instansi pendidikan Dengan adanya penelitian ini diharapakan agar menambah wawasan tentang personal hygiene saat menstruasi bagi mahasiswa yang membacanya. DAFTAR PUSTAKA. Manuaba, I Gede Bagus. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : Cipta Pustaka, 20. 2. Sulistiyo, Andarmoyo. Personal hygiene, Konsep, Proses dan Aplikasi dalam Praktek Keperawatan. Jakarta : Graha Ilmu, 202. 3. Lianawati, Lis. Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Personal hygiene Saat Menstruasi Kelas X SMA Islam Terpadu Al-Mansyur. http://www.google.co.id.reposito ry.usu/handle. [Online] 204. [Dikutip: 0 06 206.] 4. Dewi, Indah Sari. Pengetahuan Remaja Putri Tentang Kebersihan Alat Kelamin Pada Saat Menstruasi di SMA Al- Wasliyah 3 Medan. http://www.google.co.id.reposito ry.usu/handle. [Online] 20. [Dikutip: 9 06 206.] 5. Rahmatika, Dwi. Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Tentang Personal hygiene Saat Menstruasi Terahdap Tindakan Personal hygiene Remaja Putri Pada Saat Menstruasi di SMK Negeri 8 Medan. [Online] 20. [Dikutip: 9 06 206.] 6. Tarwoto, dkk. Perawatan Personal hygiene. Jakarta : Salemba Medika, 200. dan Lingkungan Hidup 77

7. Notoatmodjo, Soekidjo. Pendidikan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rhineka Cipta, 202. 8. Nototmodjo, Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rhineka Cipta, 200. 9. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Hygiene Saat Menstruasi Terhadap Pengetahuan dan Keterampilan Remaja Putri Saat Menstruasi. E, Sari, Ej, Santoso dan Sayono. s.l. : STIKes Telogorejo, 202, Vol. Jurnal Keperawatan STIKes Telogorejo. 0. Y, Yuni Erlina. Buku Saku Personal hygiene. Jakarta : Nuha Medika, 205.. Pudiastuti, Ratna Dewi. Tiga Fase Penting Pada Wanita. Jakarta : s.n., 202. 2. Khamzah, Siti Nur. Masalah Umum Seputar Menstruasi. Yogyakarta : Nuha Medika, 205. 3. Soetjiningsih. Pertumbuhan Somatik Pada Remaja dan Permasalahannya. Jakarta : s.n., 200. 4. Muhammad, Iman. Pemanfaatan SPSS Dalam Penelitian Bidang Kesehatan. Bandung : Cita Pustaka, 205. 5. Hidayat, A dan Aziz, Alimul. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika, 20. 6. Muhammad, Iman. Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Bidang Kesehatan. Bandung : Cita Pustaka, 205. dan Lingkungan Hidup 78