Kriteria Ruang Terbuka menurut Persepsi Masyarakat di Kota Palembang

dokumen-dokumen yang mirip
Kriteria Ruang Terbuka menurut Persepsi Masyarakat di Kota Palembang

Kepentingan Ruang Terbuka di dalam Kota

Preferensi Masyarakat dalam Memilih Karakteristik Taman Kota Berdasarkan Motivasi Kegiatan

Kriteria Ruang Publik untuk Masyarakat Usia Dewasa Awal

Pentingnya Ruang Terbuka di dalam Kota

Persepsi Penilaian dan Keinginan Pengunjung terhadap Pasar Dadakan Sunday Morning (Sunmor) di Kawasan Kampus Universitas Gadjah Mada, D.

Kegiatan Joging dan Tempat-Tempat Aktivitas Joging di Lingkungan Kota

Persepsi Masyarakat terhadap Permukiman Bantaran Sungai

Kriteria Fasilitas Olahraga Ideal bagi Masyarakat Perkotaan

Korespondensi antara Faktor Penyebab Kemacetan dan Solusinya

Alternatif Pemilihan Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung

Identifikasi Ragam Aktivitas Outdoor : Karakteristik Pedestrian Mall di Jalan Dalem Kaum, Bandung

Konsep Pengembangan Ruang Terbuka Publik Pantai Bahari, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat

Lingkungan Rumah Ideal

Definisi Kebetahan dalam Ranah Arsitektur dan Lingkungan- Perilaku

Korespondensi antara Kriteria Tempat Kerja Alternatif Impian terhadap Profesi Pekerja

Tingkat Kenyamanan Taman Kota sebagai Ruang Interaksi- Masyarakat Perkotaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Karakteristik Fisik-Sosial dan Kriteria Kamar yang Membuat Betah

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang

Rumah Impian Mahasiswa

Respon Masyarakat terhadap Konsep Perumahan Berbasis Agama: Perumahan Islami

Ruang Hobi Ideal. Dimas Nurhariyadi. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Fristiawati, 2015 PENGEMBANGAN TAMAN RA. KARTINI SEBAGAI RUANG REKREASI PUBLIK DI KOTA CIMAHI

Peran Panca Indra dalam Pengalaman Ruang

BAB 4. TINJAUAN UMUM KAWASAN KAMBANG IWAK PALEMBANG

I. PENDAHULUAN. heterogen serta coraknya yang materialistis (Bintarto,1983:27). Kota akan selalu

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Suatu Kota Menurut Tanggapan Masyarakat Studi Kasus : Kota Bandung, Jawa Barat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Ruang terbuka Publik berasal dari bahasa latin platea yang berarti jalur

Analisis Faktor-faktor Penyebab Membeli Apartemen

Persepsi Kriteria Kenyamanan Rumah Tinggal

Hubungan Karakteristik Penduduk dengan Pemilihan Ruang Publik di Kampung Luar Batang, Jakarta Utara

Ekspektasi Wisatawan dalam Memilih Penginapan sesuai Anggaran

LAPORAN PENELITIAN SETING PRILAKU PENGUNJUNG DI TAMAN NOSTALGIA KUPANG. Oleh I Kadek Mardika

Persepsi Masyarakat dalam Penerapan Rumah Hemat Energi

VI. KONSEP PERANCANGAN TAMAN TEPIAN SUNGAI MARTAPURA KOTA BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Persepsi Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan di Meja Kerja

Kajian Angkutan Umum yang Baik terkait Korespondensi Lokasi Tempat Tinggal dan Profesi Komuter

Preferensi Pejalan Kaki terkait Kondisi Lingkungan untuk Menciptakan Kenyamanan Termal di Jalan Rajawali Surabaya

Preferensi Ruang Hobi

KAWASAN WISATA TELAGA SARANGAN SEBAGAI WISATA PERMAINAN AIR DAN WISATA KULINER

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

Tingkat Kenyamanan Jalur Pejalan Kaki Jalan Asia Afrika, Bandung

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab I. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Ruang Terbuka Publik Sebagai Tempat Berinteraksi dan

Evaluasi Purna Huni pada Ruang Terbuka Publik di

Karakteristik Pengunjung dan Aktivitasnya Terhadap Penggunaan Taman Kota Sebagai Ruang Sosial di Taman Keplaksari Kabupaten Jombang

Karakteristik Pengunjung dan Aktivitasnya Terhadap Penggunaan Taman Kota Sebagai Ruang Sosial di Taman Keplaksari Kabupaten Jombang

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

Koresponden antara Pilihan Ruang Publik dengan Kegiatan Pengunjungnya di Kota Makassar

Menelusuri Makna Ruang Publik pada Dermaga di Sungai Musi Palembang

Identifikasi Faktor Kebutuhan Area Transisi :

Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Persepsi Publik terhadap Kawasan Bersejarah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Moda Transportasi yang Efektif dan Efisien bagi Mahasiswa ITB

PENATAAN BUNDARAN KALIBANTENG SEBAGAI SIMPUL KOTA DENGAN KORIDOR JALAN JENDERAL SUDIRMAN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan kota baik dari skala mikro maupun makro (Dwihatmojo)

Potret Kualitas Wajah Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan Lembah UGM merupakan kawasan yang didominasi oleh hijauan

Analisis Kualitas Faktual Sebagai Salah Satu Alat Evaluasi Penentu Kualitas Ruang Terbuka Publik di Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan ruang terbuka hijau khususnya ruang terbuka hijau publik.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kriteria Ruang yang Mendukung Motivasi Membaca

Penilaian Jalur Pedestrian oleh Masyarakat Urban dan Kriteria Jalur Pedestrian yang Ideal Menurut Masyarakat

I. PENDAHULUAN. Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran

Studi Preferensi dalam Pemilihan Apartemen Ideal

2016 BANDUNG SPORTS CLUB

Citra Kota Bandung: Persepsi Mahasiswa Arsitektur terhadap Elemen Kota

Kota Impian: Perspektif Keinginan Masyarakat

6.3 Hasil Perubahan Elemen Kawasan

Korespondensi Permasalahan dan Pemilihan Tempat di Alunalun sebagai Ruang Terbuka Publik

III. METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2009:3). Metode penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN Deskripsi Judul

Pertimbangan Pemilihan Titik-Titik Temu Transportasi Publik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan sebuah kota serta peningkatan jumlah penduduk perkotaan tentunya

Studi Persepsi Masyarakat tentang Museum Ideal

IDENTIFIKASI FAKTOR FAKTOR PRIORITAS PENGEMBANGAN TAMAN RONGGOWARSITO SEBAGAI RUANG TERBUKA PUBLIK DI TEPIAN SUNGAI BENGAWAN SOLO TUGAS AKHIR

Kinerja Ruang Publik Kampus Ditinjau dari Faktor Attraction

PUSAT PERBELANJAAN PASAR FESTIVAL Di Kawasan Waterfont Pusat Kota Pelembang

POLA PEMANFAATAN DAN PELAYANAN ALUN-ALUN KOTA PATI BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG TUGAS AKHIR TKPA 244

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

V. KONSEP Konsep Dasar Pengembangan Konsep

Keluhan dan Harapan Masyarakat terhadap Karakteristik Toilet Umum di Indonesia

BAB I SHARPEN YOUR POINT OF VIEW. Pelaksanaan PA6 ini dimulai dari tema besar arsitektur muka air, Riverfront

VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS

ARAHAN PENGEMBANGAN FUNGSI RUANG LUAR KAWASAN GELORA BUNG KARNO JAKARTA TUGAS AKHIR. Oleh: RICKAYATUL MUSLIMAH L2D

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. : Merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Pusat pemerintahan. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di selatan dan barat¹.

LAMPIRAN. Lampiran 1. Jadwal rencana penelitian. Februari Maret April Mei Juni. Kegiatan. 1. Penyusunan Proposal. 2. Persiapan. 3. Inventarisasi Data

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

Urban Space, Mall, dan City Walk Ruang Hijau Kota (Ruhiko) atau Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban space)

BAB I PENDAHULUAN. Kota Kepanjen merupakan ibukota baru bagi Kabupaten Malang. Sebelumnya ibukota Kabupaten Malang berada di Kota Malang ( Berdasarkan

Persepsi dan Harapan Masyarakat Kota terhadap Keberadaan Permukiman Padat

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pola Aktivitas Pada Ruang Publik Taman Trunojoyo Malang

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT

Prioritas Pengembangan Kawasan Pusat Olahraga berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Kepuasan Pengunjung

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Rekreasi Area Car Free Day Solo (Penekanan pada Aktivitas Kuliner)

Transkripsi:

TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Kriteria Ruang Terbuka menurut Persepsi Masyarakat di Kota Palembang Karina 1, Hanson E. Kusuma 2, Laras Primasari 3 1 Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. 2,3 Kelompok Keahlian Perancangan Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Korespondensi : karinaamelia29@gmail.com Abstrak Ruang terbuka dewasa ini merupakan area yang berpengaruh dalam meningkatkan interaksi sosial antar masyarakat. Akan tetapi, ruang terbuka sering tidak dijadikan sebagai priotitas utama sebagai area aktifitas sosial. Sebagian masyarakat lebih memilih ruang bertemu yang bersifat dalam ruangan. Maka dari itu, Keberadaan ruang terbuka perlu digali lebih lanjut terutama dari segi kriteria ruang terbuka menurut pandangan masyarakat. Tujuan penelitian ini ingin mengetahui kriteria ruang terbuka yang dibutuhkan untuk menarik masyarakat berkunjung ke ruang terbuka. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif eksploratif. Hasil dari penelitian ini mengemukakan kriteria ruang terbuka yang menyebabkan masyarakat datangke ruang terbuka kota, yaitu suasana ruang (atmosphere). Juga diketahui bahwa terdapat tiga komponen pembentuk suasana ruang terbukayaitu, komponen lingkungan fisik, psikologi, dan sosial. Kata-kunci : ruang terbuka, persepsi masyarakat, Kota Palembang Pendahuluan Keberadaan ruang terbuka di perkotaan merupakan hal yang penting dalam meningkatkan interaksi sosial antar masyarakat yang bersifat mudah, murah dan menarik. Ruang terbuka merupakan area yang berpotensi besar menjadi tujuan warga kota saat akhir pekan, hari libur atau bahkan setiap hari. Maka dari itu, persepsi masyarakat mengenai ruang terbuka perlu diketahui dalam rangka memformulasikan kriteria ruang terbuka perkotaan di masa sekarang dan masa depan. Kota Palembang menjadi daerah rujukan dalam penelitian ini karena peran ruang terbuka di Kota Palembang yang sangat penting, yaitu sebagai wadah berbagai kegiatan masyarakat. Namun, ruang terbuka tersebut dirasa masih banyak memiliki kekurangan sehingga perlu banyak kritik dan saran yang bersifat membangun. Ruang terbuka merupakan area penting perkota -an yang berpotensi menghidupkan interaksi sosial masyarakat diluar gedung (Hindra, 2016). Dengan demikian, fasilitas penunjang dan ragam kegiatan yang bersifat rekreatif di ruang terbuka diharapkan dapat meningkatkan daya tarik masyarakat dibandingkan area hiburan dalam ruangan seperti mall. Area pembentuk ruang terbuka juga mempengaruhi jenis kegiatan yang terjadi. Namun, secara keseluruhan ruang terbuka yang ideal biasanya terdiri dari dua area berupa taman atau lingkungan alam sebagai area soft space dan batas area yang jelas seperti bangunan yang disebut hard space (Trancik, 1986). Kedua area tersebut akan membentuk pola kegiatan yang berbeda dari masyarakat yang datang ke ruang terbuka. Ada yang datang hanya untuk bertemu dan ada pula yang datang karena kegiatan tertentu. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2017 E 053

Kriteria Ruang Terbuka menurut Persepsi Masyarakat di Kota Palembang Dimanapun lokasinya ruang terbuka sebagai ruang publik harus dapat mengakomodasi berbagai kalangan penggunadari berbagai tingkat sosial. Juga ia harus mudah di akses, seperti plaza, jalur pedestrian, taman kota, lapangan olahraga dan area rekreasi. Namun sejatinya, ruang terbuka harus dapat digunakan oleh masyarakat untuk bermacam aktifitas (Hakim, 2003). Terdapat beberapa unsurpembentuk ruang terbuka yaitu, unsur instrinsik (utama), ekologis, ekstrinsik (tambahan), sosial dan budaya, ekonomi, serta estetika. Hal tersebut didasarkan pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 5 tahun 2008 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui berbagai kemungkinan kegiatan yang terjadi beserta alasan berkunjung dan untuk mengetahui persepsi fungsi ruang terbuka di Kota Palembang. Alasan adalah dasar atau hakikat seseorang yang mendorong seseorang melakukan hal yang demikian. Sedangkan, Kegiatan adalah aktifitas atau pekerjaan (KKBI,2017). Hasil yang diharapkan adalah kriteria yang dapat diterapkan dalam perancangan ruang terbuka di Kota Palembang. Namun, penelitian ini dilakukan terbatas pada kegiatan masyarakat di ruang terbuka yang bersifat area publik. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang bersifat eksploratif. Penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan (Creswell, 2008). Bersifat eksploratif dengan tujuan mengumpulkan data yang diperlukan terkait mendapatkan kriteria pembentuk ruang terbuka. primer berupa metode survey berbentuk kuesioner online. Metode ini bertujuan mengumpulkan data persepsi masyarakat akanfungsi ruang terbuka, sekaligus dengan alasan mereka berkunjung serta kegiatan yang dilakukan di ruang terbuka di Kota Palembang. Kuesoner online dibagikan melalui media sosial kepada masyarakat baik yang berdomisili ataupun yang pernah singgah di Kota Palembang. Pemilihan sampel dilakukan secara accidental sampling, teknik accidental sampling digunakan untuk menganalisis persepsi responden (Kumar, 2005). Untuk mendapatkan jawaban yang luas dan beragam maka pertanyaan pada kuesioner ini bersifat pertanyaan tertutup (close ended) dan pertanyaan terbuka (open ended). Pertanyaan tertutup bertujuan untuk mengetahui informasi terkait identitas responden. Sedangkan, pertanyaan terbuka bertujuan untuk menggali informasi terkait persepsi responden mengenai ruang terbuka di Kota Palembang. Kuisioner online mulai dibagikan pada 26 agustus 2017 hingga 2 september 2017, dengan total responden kuesioner berjumlah 135 orang. Dengan latar belakang pendidikan yang berbeda yaitu, sarjana/pascasarjana 78,5% (106 orang), pendidikan SMA/sederajat 20,7% (28 orang), dan pendidikan SMP 0,7% (1 orang). Usia responden beragam dan didominasi oleh kelompok usia 22-18 tahun sebesar 57,8% (78 orang) dan usia 18-22 tahun sebesar 35% (48 orang). Selain itu, lama tinggal responden di Kota Palembang beragam dari waktu satu minggu hingga 50 tahun namun, lebih didomi-nasi oleh waktu tinggal 22 30 tahun. Diagram 1. Persentase usia responden Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan pengumpulan data primer dan pengumpulan data sekunder. Pengumpulan data E 054 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2017 Selanjutnya, pengumpulan data sekunder berupa kajian terkait mengenai karakteristik ruang terbuka perkotaan. Data sekunder tersebut bersumber dari publikasi ilmiah seperti buku, jurnal, dan/atau artikel. Data sekunder adalah data

Karina yang dicari atau dikumpulkan oleh individu melalui media cetak, koran, artikel dan bentuk sumber informasi lainnya. (Marzuki, 2001). Metode Analisis Data Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis isi (content analysis) dan analisis distribusi. Konsistensi analisis dilakukan untuk mendapatkan informasi dari data teks yang ada dengan tahapan open coding untuk menemukan kata kuncinya. Kemudian menggunakan axial coding untuk membuat kategori dari beberapa kata kunci tersebut. Lalu kategori tersebut dianalisis menggunakan analisis distribusi yang bertujuan untuk mengetahui pergerakan kategori sehingga dapat ditemukan persepsi ruang terbuka dan kriteria tertentu bagi masyarakat Kota Palembang. Hasil dan Pembahasan Terdapat beragam jawaban pada kuisioner online dari pertanyaan persepsi dan alasan kunjungan, sehingga dilakukan proses open coding Pada tahapan ini dilakukan penentuan kata kunci dari jawaban-jawaban responden. Persepsi adalah hal yang dipikirkan seseorang saat melihat, merasakan atau mengamati hal tertentu dan hasilnya berupa ungkapan makna, dalam ilmu Psikologi persepsi disebut sebagai sensation plus Interpretation atau sebagai pengamatan secara langsung (Taufan, 2011). Berikut merupakah beberapa kutipan jawaban persepsi fungsi ruang terbuka. No Kategori Kata Kunci 1 Fungsi Rekreasi Area Wisata Sejarah Area Rekreasi 2 Fungsi Edukasi Area bermain dan belajar 3 Fungsi Ragam Kegiatan Area Berbagai Event Area Olahraga Area Wisata Kuliner 4 Fungsi Ekonomi Area Belanja 5 Fungsi Ekologi Area Penghijauan Kota 6 Fungsi Interaksi Soaial Tempat Bertemu Area Interaksi sosial Ruang Publik Sebagai ruang didalam cakupan tertentu (kota/ desa) yang menjadi wadah untuk kegiatan social & rekreasi juga dapat berdampak ekologis ter-hadap kota/desa, Responden A Gathering park, tempat olahraga, Responden B Wisata kuliner, wisata sejarah, belanja pernak/ pernik, melihat pemandangan, Responden C Zona terbuka sebagai penyeimbang antara bangunan dan alam dengan fungsi sebagai tempat masyarakat beraktifitas outdoor dan berkumpul, Responden D Berdasarkan jawaban dari responden tersebut dapat diambil kata kunci yang digolongkan kembali menjadi beberapa kategori. Misalnya, melihat pemandangan termasuk dalam bagian kata kunci rekreasi, tempat jajan merupakan bagian dari kata kunci wisata kuliner dan lainlain. Lalu berdasarkan persepsi fungsi ruang terbuka oleh masyarakat kota Palembang, terdapat enam kategori fungsi yaitu, Fungsi Rekreasi, Fungsi Edukasi, Fungsi Ragam Kegiatan, Fungsi Ekonomi, Fungsi Ekologi, dan Fungsi Interaksi Sosial. Kategori fungsi tersebut merupakan rujukan dari Fungsi Ruang terbuka menurut Hakim (2003). Berikut penjelasannya. 1. Fungsi Ekologis, Sebagai penyegaran udara, mempengaruhi dan memperbaiki iklim mikro, meyerap air hujan, pengendali Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2017 E 055

Kriteria Ruang Terbuka menurut Persepsi Masyarakat di Kota Palembang banjir dan pengatur tata air, memelihara ekosistem, pelembut arsitektur bangunan. Alasan tersebut berkaitan dengan persepsi fungsi dan kegiatan. Misalnya dari persepsi fungsi sebagai area rekreasi, responden akan menjawab alasan kehadirannya berkunjung karena suasana dan kegiatan mereka biasanya menikmati pemandangan dan bersantai atau duduk duduk. 2. Fungsi Sosial, sebagai tempat bermain dan sarana olahraga, tempat komunikasi sosial, tempat peralihan dan menunggu, tempat mendapatkan udara segar, sarana penghubung tempat, pembatas bangunan, sarana pendidikan, saran mencipatakan kesadaran, kebersihan, kesehatan, keserasian dan keindahan lingkungan Tabel 1 Merupakan axial codingdari persepsi fungsi ruang terbuka. Tabel 1. Persepsi Fungsi Ruang Terbuka Selanjutnya dari persepsi fungsi tersebut, muncul pertanyaan alasan kehadiran responden ke ruang terbuka. Berikut merupakan tabel alasan masyarakat berkunjung ke ruang terbuka. Responden yang menjawab persepsi ruang terbuka sebagai area ragam kegiatan akan menjawab alasan kunjungan karena berolahraga. Selanjutnya dari jawaban berolahraga, biasanya responden tersebut akan menjelaskan kegiatan berolahraganya berupa jogging, bersepeda atau bermain bulu tangkis. Berdasarkan diagram 2 dibawah ini terdapat perbedaan frekuensi hasil analisis distribusi persepsi fungsi ruang terbuka. Masing masing responden sebagian besar menjawab ruang terbuka memiliki lebih dari satu fungsi. Tabel 2. Alasan berkunjung ke Ruang Terbuka No Kategori Kata Kunci 1 Refreshing Menyegarkan pikiran Berwisata 2 Kuliner Membeli makanan 3 Silaturahmi Bergaul Bertemu teman 4 Olahraga Berolahraga 5 Suasana Areanya Asri Suasana menyenangkan Adanya view menarik 6 Kegiatan Adanya event / Tambahan kegiatan tertentu 7 Aksesibilitas Tempat singgah Terhubung dengan lokasi wisata lain Lokasi strategis Setelah mendapatkan kategori, kemudian dilihat frekuensi masing-masing dengan memakai analisis distribusi. Dan terlihat kategori yang memiliki nilai dominan hingga yang kurang dominan. Diagram 2. Analisis Distribusi Persepsi fungsi Ruang terbuka Hampir semua responden menjawab fungsi ruang terbuka sebagai area interaksi sosial. Dari keenam kategori fungsi ruang terbuka, fungsi interaksi sosial memiliki frekuensi tertinggi sebesar 36%, atau sebanyak 127 responden menjawab hal yang sama. Selanjutnya pada posisi kedua tertinggi sebesar 24,4% atau sebanyak 86 responden setuju bahwa ruang terbuka memiliki fungsi ragam kegiatan, pada posisi selanjutnya yaitu fungsi rekreasi sebesar 22,4% atau sebanyak 79 responden menyatakan bahwa fungsi ruang terbuka sebagai area untuk refreshing. Posisi tiga kategori terbawah yaitu, fungsi ekologi 10,2% (36 responden), fungsi edukasi 4,5% (16 E 056 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2017

responden) dan fungsi ekonomi 2,2% (8 responden). Dengan demikian persepsi masyarakat mengenai ruang terbuka yaitu sebagai area berinteraksi sosial, seperti karena ingin bertemu teman dan berkumpul diruang publik, selanjutnya berfungsi sebagai area berbagai kegiatan seperti, adanya event tertentu, berolahraga atau berwisata kuliner. Dan Fungsi ruang terbuka sebagai area rekreasi biasanya dimanfaatkan sebagian besar responden sebagai area wisata sejarah atau refreshing. Diagram 3. Alasan berkunjung ke ruang terbuka Dari analisa tersebut terdapat alasan tertentu responden berkunjung ke ruang terbuka. Gambar 3 menjelaskan frekuensi alasan kehadiran responden datang ke ruang terbuka. Berdasarkan gambar 3, terdapat jenis jenis alasan melakukan aktifitasdi ruang terbuka.dari tujuh kategori alasan tersebut, yang paling jarang dijadikan alasan masyarakat datang ke ruang terbuka adalah kegiatan tambahan, hanya 12 responden (4,7%) yang memiliki pendapat yang sama. Biasanya kegiatan tambahan ini berupa acara-acara tertentu baik bersifat edukasi atau hiburan seperti konser musik, kegiatan kampus atau pameran, sehingga hanya dilakukan pada saat saat tertentu saja. Biasanya kegiatan seperti ini sering dilakukan diruang terbuka Benteng Kuto Besak Palembang (BKB) karena area yang luas dapat digunakan untuk berbagai acara yang bersifat publik dan menghibur. Berdasarkan data yang ada, sebesar 27 responden memilih untuk mengunjungi area ruang terbuka BKB. Karina Di urutan dua terbawah atau urutan ke enam, alasan masyarakat kota Palembang ke ruang terbuka karena ingin berburu kuliner yaitu sebesar 15 responden (5,8%). Aktifitas berburu kuliner biasanya berupa kegiatan membeli makanan, makan, berkumpul bersama teman teman dan ditunjang beberapa aktifitas lain namun tidak menjadikan aktifitas kuliner sebagai alasan utama. Dengan kata lain, kuliner hanya dijadikan aktifitas tambahan. Selanjutya, di urutan ke lima alasan masyarakat ke kota Palembang adalah aksesibilitas, berupa 18 responden (6,9%) memiliki alasan yang sama mengenai alasan mengunjungi ruang terbuka. Biasanya, alasan tersebut berkaitan dengan lokasi yang berada didekat tempat tinggal, berada di pusat kota, areanya mudah di capai atau hanya sebagai tempat singgah. Area ruang terbuka yang sering disinggahi karena aksesnya mudah yaitu, Benteng Kuto Besak dan Kambang Iwak Family Park. Pada urutan ke empat, alasan berkunjung ke ruang terbuka karena silaturahmi. Sebesar 9 responden (7%) berpendapat bahwa ruang terbuka di kunjungi karena ingin bertemu teman, atau berinteraksi sosial. Kegiatan bertemu teman atau berkumpul biasanya dilakukan di berbagai ruang terbuka yang ada di Kota Palembang. Di urutan tiga teratas, Sebesar 33 responden (12,7%) berpendapat bahwa ruang terbuka yang sering mereka kunjungi karena ingin berolahraga. Biasanya, kegiatan berolahraga mereka seperti, jogging, bermain sepeda, bermain bulutangkis, senam dan bermain skateboard. Berikut merupakan contoh jawaban responden terkait kegiatan diruang terbuka. Lari pagi, main skate, sekedar duduk-duduk sama temen, Responden E Jogging, bersepeda, jajan, Responden F Hal tersebut biasanya dilakukan di daerah ruang terbuka seperti area Jakabaring Sport City Palembang, Kambang Iwak Family park atau area Benteng Kuto Besak. Area ruang terbuka tersebut sering dijadikan jawaban responden saat pertanyaan ruang terbuka mana yang Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2017 E 057

Kriteria Ruang Terbuka menurut Persepsi Masyarakat di Kota Palembang sering dikunjungi dan tentunya alasan dan kegiatan mereka adalah ingin berolahraga. Selanjutnya di urutan dua teratas, sebesar 68 responden (26,2%) menjawab bahwa kunjungan ke ruang terbuka karena ingin refreshing. Kegiatan mereka biasanya bersantai dan melepas penat. Kegiatan tersebut bisa di lakukan di ruang terbuka manapun dan tentunya dengan tunjang dari alasan alasan kehadiran lainnya. Yang paling sering muncul adalah ruang terbuka Kambang Iwak Family park. Karena lokasi ruang terbuka tersebut paling asri dan teduh. Area Benteng Kuto Besak (BKB) dapat dijadikan area refreshing karena adanya view sungai musi dan jembatan Ampera, serta bagi responden yang memiliki kegiatan tambahan seperti ingin berwisata sejarah, BKB merupakan area ruang terbuka yang tepat. Berikut beberapa ungkapan kegiatan responden di ruang terbuka terkait kegiatan refreshing. Bermain dan bersantai, Responden G Jogging, bersantai, menikmati pagi dan sore, melepas penat, Responden H Terakhir, merupakan alasan terbanyak masyarakat kota Palembang berkunjung ke ruang terbuka yaitu sebanyak 95 responden (36,6%) memiliki alasan suasana. Suasana dianggap sebagai hal penting dalam ruang terbuka karena suasana yang baik menimbulkan banyak kegiatan positif. Sebagian besar yang menjawab karena alasan suasana akan memilih datang untuk berbagai kegiatan dari refreshing, bersantai, berolahraga atau berinteraksi sosial. Berikut adalah contoh jawaban responden terkait alasan suasana. Udaranya segar, Responden I Karena areanya yang cukup luas dengan view yang menarik, suasananya cocok untuk melakukan berbagai aktifitas serta melepas penat, Responden J Selanjutnya dibawah ini adalah contoh jawaban responden terkait kegiatan yang timbul karena alasan suasana. Biasanya dari alasan berupa suasana, kegiatan yang dilakukan adalah berfoto, duduk duduk atau makan. E 058 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2017 Foto, duduk dan makan, Responden K Street Photography, Responden L Demikian penjelasan mengenai keterkaitan alasan dan kegiatan responden mengenai ruang terbuka yang ada dikota Palembang. Berdasarkan penjelasan mengenai persepsi fungsi, alasan dan kegiatan masyarakat kota Palembang di ruang terbuka, Suasana merupakan alasan utama masyarakat Kota Palembang berkunjung ke ruang terbuka. Suasana ruang dipengaruhi oleh keadaan dan lingkungan sekitar. Maka dari itu, sebuah ruang terbuka yang memiliki suasana tersendiri akan men-cipatakan karakter tertentu yang memancing masyarakat untuk datang. Suasana ruang atau atmosphere adalah suatu kualitas lingkungan yang mengarahkan seseorang untuk melakukan kegiatan atau berperilaku seperti yang ada pada persepsinya dan bahkan dapat mempengaruhi orang lain dikarenakan dorongan dari keadaan tersebut namun tidak menutup kemungkinan bahwa perilaku juga dapat mempengaruhi suasana ruang itu sendiri (Taufan, 2011). Berdasarkan Ilmu Psikologi, Suasana ruang dapat dipecah menjadi tiga komponen yang membentuknya, (Taufan, 2011)yaitu : 1. Komponen lingkungan fisik, seperti kondisi suhu udara, kondisi atmosfir, kondisi nutrisi, kondisi pencahayaan, tingkat kebisingan, kondisi objek lingkungan, spasial. 2. Komponen Psikologi, seperti keleluasan pribadi (privacy), ruang seputar badan (personal space), kontak mata, ketertutupan atau keterbukaan ruang, penataan furniture, jarak kedekatan dengan orang lain, kepadatan ruang dan lingkungan perilaku. 3. Komponen sosial, seperti cinta, status, pelayanan, informasi, barang, uang dan hal lain seputar interaksi sosial. Dari ketiga komponen tersebut akan menghasilkan resultante atau factor yang saling berpengaruh dan akan membentuk suasana

ruang (atmosphere). Selanjutnya akan berpengaruh kepada perilaku dan kegiatan sebagai aspek psikologi manusia (behavior setting). Beberapa hal yang juga perlu dipertimbangkan untuk membentuk suasana diruang terbuka publik. Menurut Stephen Carr (1992) kebutuhan dasar ruang terbuka publik adalah sebagai berikut : 1. Kenyamanan, berupa kondisi fisik lingkungan (jalur pedestrian, tempat duduk dan udara). 2. Relaksasi, biasanya dihubungkan dengan elemen alam yang berkaitan dengan tubuh dan pikiran. 3. Keterikatan pasif, hubungan antara pengguna ruang publik secara tidak langsung menimbulkan pengamatan dar pengguna. 4. Ketertarikan aktif, pengalaman langsung dengan sesame pengguna menimbulkan interaksi sosial. 5. Penemuan, menunjukan keinginan untuk mendapatkan pemandangan atau penglihatan yang menarik sehingga menimbulkan rasa senang. Berdasarkan kedua penjelasan tersebut kriteria ruang terbuka yang dibutuhkan oleh masyarakat Kota Palembang adalah area ruang luar yang memiliki suasana ruang tersendiri sehingga menarik untuk dikunjungi dan memberikan sebuah pengalaman. Secara fisik, ruang terbuka memiliki pembagian area yang jelas (Trancik, 1986). Seperti area olahraga dengan fasilitas tambahan, playground, adanya area khusus retail belanja dan makanan, area ruang duduk atau taman. Hal tersebut juga menunjang kegiatan rekreasi. Infrastruktur (jalan, penerangan, kebisingan, penghijauan) juga perlu dipertimbangkan sebagai salah satu komponen pembentuk suasana. Lalu, Komponen psikologi, berupa rasa nyaman dan penyegaran yang diciptakan darikeamanan, Karina ketertiban, kebersihan dan tertatanya ruang terbuka tersebut yang bersifat berkelanjutan. Selanjutnya, Komponen sosial, adanya bentuk interaksi aktif dan positif antar sesamapengguna yang diciptakan dari gabungan komponen fisik dan psikologi. Sehingga muncul rasa kesadaran untuk menggunakan sekaligus menjaga ruang terbuka tersebut. Kesimpulan Ruang terbuka merupakan area bersama milik publik yang pada masa sekarang menjadi area penting perkotaan jika ditinjau dari berbagai aspek. Keberadaannya tidak hanya berfungsi sebagai area ekologis kota melainkan sebagai area yang menghidupkan interaksi sosial masyarakat khususnya di kota Palembang. Menurut para responden penelitian ini,fungsi Ruang terbuka bagi masyarakat Kota Palembang adalah sebagai arearekreasi dan edukasi, area berbagai kegiatan, area berjualan (makanan atau barang dagangan lainnya) dan yang paling dominan yaitu sebagai area interaksi sosial.dari berbagai kegiatan yang muncul alasan utama masyarakat kota Palembang mengunjungi ruang terbuka dikarenakan suasana. Suasana ruang (atmosphere) yang ada menimbulkan kegiatan positif. Bentuk aktifitas yang dapat dilakukan diruang terbuka seperti berolahraga, refreshing, menghadiri berbagai event, membeli makanan, berdagang dan bertemu teman atau berfoto. Suasana ruang (atmosphere) ditinjau dari komponen pembentuknya ada tiga macam yaitu, komponen pembentuk fisik lingkungan, keadaan psikologi pengguna ruang terbukasaat meraka datang ke ruang terbukadan aspek pembentuk interaksi sosial antar pengguna. Ketiganya saling berkaitan dan berhubungan satu sama lain sehingga menciptakan keharmonisan lingkungan dan membentuk suasana ruang terbuka yang di inginkan oleh masyarakat kota Palembang. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa suasana adalah faktor utama responden datang ke ruang terbuka. Dengan suasana yang baik berbagai kegiatan dapat dilakukan. Berdasarkan persepsi Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2017 E 059

Kriteria Ruang Terbuka menurut Persepsi Masyarakat di Kota Palembang responden mengenai fungsi ruang terbuka, ditemukan bahwa sebagian besar yang menjawab datang ke ruang terbuka karena alasan suasana akanmemiliki kegiatanyang bersifat rekreatif seperti bersantai, berolahraga atau berinteraksi sosial. Dalam penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan sehingga dibutuhkan banyak saran dan kritik yang bersifat membangundan dapat digunakan untuk memperbaiki penelitian dikemudian hari. Daftar Pustaka Carr, S. et al. (1992). Environtment and Behaviour Series Public Space. New York: Cambridge University Press. Creswell, J. W. (2008). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. California: Sage Publications, Inc. Hidjaz, T. (2011). Interaksi Perilaku dan Suasana Ruang di Perkantoran Kasus di 2 lokasi Kantor Pusat PT.Telkom, Bandung. Jurnal Itenas Rekarupa Institut Teknologi Nasional, Nomor 1, Volume 1. Januari-Maret 2011. Hakim, R. (1991). Unsur Perancangan dalam Arsitektur Lanskap. Bumi Aksara. Jakarta. Handana, H. (2016). Pentingnya Ruang Terbuka di dalam Kota. Temu Ilmiah IPLBI 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2017). (Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online - arti kata alasan dan kegiatan, diakses 13 September 2017 pukul 20.41 Kumar, R. (2005). Second Edition Reserach Methodology A Step-by-Step Guide for Beginners. London: SAGE Publications. Marzuki (2001). Metodologi Riset. Yogyakarta: BPFE- UII. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 5 tahun 2008 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan. Trancik, R. (1986), Finding Lost Space : Theories of Urban Design. New York. Nostrand Reinhold. E 060 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2017