BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai dalam upacara ritual maupun pertunjukan kesenian yaitu gendang lima

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Etnik Pesisir merupakan salah satu etnik yang mendiami daerah pesisir

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Batak Toba yang sebagian besar berdomisili di pulau Sumatera tepatnya di

BAB I PENDAHULUAN. Utara. Secara geografis, wilayah Karo terletak di antara 02 o o 19 LU dan 97 o 55

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia didalam era globalisasi sangat pesat perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN. Karo merupakan merupakan salah satu etnis di provinsi Sumatera Utara yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah Karo adalah salah satu Kabupaten yang ada di Propinsi Sumatera

BAB I. Pendahuluan. lahir ide, gagasan, benda, maupun produk budaya lainnya. Produk-produk budaya

BAB I PENDAHULUAN. pembentuknya, antara lain kuningan, logam, kayu, tanduk, bambu, dan lain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia memiliki banyak sekali kebudayaan yang berbeda-beda,

BAB I PENDAHULUAN. Melayu merupakan salah satu kelompok etnik (ras) besar di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Minangkabau atau yang biasa disingkat Minang adalah kelompok etnis

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik adalah ilmu atau seni menyusun nada suara yang diurutkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan simponi kehidupan manusia, menjadi bagian yang mewarnai kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. tari, seni ukir, seni tekstil, seni patung, serta seni musik.

BAB I PENDAHULUAN. dalam upacara religi hampir setiap suku bangsa di dunia. Demikian halnya juga

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 44 : Tablatular Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Kelompok pemain gambus (Dokumentasi Tengku Firdaus)

BAB I PENDAHULUAN. Batak Toba adalah salah satu etnis yang terdapat di Sumatera Utara. Etnis

BAB I PENDAHULUAN. Kapuas Hulu adalah salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku

BAB I PENDAHULUAN. yang berkembang pun dipengaruhi oleh kehidupan masyarakatya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berada dari beberapa etnik yang ada di Sumatra Utara yaitu etnik Karo atau kalak

ALAT MUSIK DAN FENOMENA AKUSTIKA MUSIK GONG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berekspresi melalui kesenian merupakan salah satu aktivitas manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya.

A. Latar Belakang Masalah

Kesenian Sisingaan Grup Putra Mekar Jaya Pada Acara Khitanan Di kabupaten Subang

BAB I PENDAHULUAN. lima kelompok masyarakat Batak lainnya, yaitu: Toba, Karo, Pakpak,

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan cara mengumpulkan, menyusun dan menginterpretasikan data.

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Belitung Timur merupakan bagian dari wilayah Provinsi

PEMBUATAN INSTRUMEN TIUP BALOBAT

EKSPLORASI MELODI PATAM PATAM KARO PADA GITAR ELEKTRIK. Tugas Akhir S1 Seni Musik. Oleh: Jacky Raju Sembiring NIM

STUDI ORGANOLOGIS KETENG KETENG PADA MASYARAKAT KARO BUATAN BAPAK BANGUN TARIGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan suara yang disusun sedemikian rupa sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Minangkabau atau yang biasa disingkat Minang adalah salah satu kelompok etnik

BAB I PENDAHULUAN. Keyboard adalah instrumen dengan susunan kunci yang ditata secara

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Ekspresi ini akan mengikuti perkembangan kemajuan ilmu

BAB III METODE PENELITIAN. Pada dasarnya, dalam penelitian apa pun sangat diperlukan sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dilihat dari keterlibatan generasi mudanya. Berpijak dari hal tersebut, maka

BAB I PENDAHULUAN. mayoritas adalah Suku Batak Toba. Masyarakat di daerah ini datang dari daerahdaerah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. bereaksi, dan merespon sebagai hasil dari pengalaman dengan suatu cara yang

BAB I PENDAHULUAN. Kemajemukan bangsa Indonesia dikenal dengan banyaknya suku dan

BAB I PENDAHULUAN. Nusantara. Sebagai suku bangsa mereka mempunyai kebudayaan yang berbeda

2016 PENERAPAN MATERI PELATIHAN MARIMBA D ALAM 2009 CAROLINA GOLD PERCUSSION D I MARCHING BAND GITA SWARA SPANSA KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. spesifik akan memfokuskan pembahasan pada perubahan dan kontinuitas ritual

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku yang teratur serta meneruskan adat dan nilai-nila yang berlaku.

BAB I PENDAHULUAN. mereka miliki dengan cara menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian Batak secara umum dibagi menjadi 2(dua) bagian yaitu Gondang

RUBIANA, 2015 PROSES PEMBUATAN SULING DIATONIS BERBAHAN BAMBU BUATAN ENGKUR KURDITA

Alat Musik Dawai. Istilah Kordofon. 1.1 Pendahuluan

3. Menambah referensi atau repertoar lagu, khususnya untuk instrumen gitar tunggal.

BAB I PENDAHULUAN. Salahsatukeunikansenivokal yang merupakanwarisandarileluhurkaro yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Nanda Ahya Halim, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Batak Toba adalah salah satu suku yang terdapat di Sumatera

PERANAN ALAT MUSIK KEYBOARD PADA MUSIK TRADISIONAL MASYARAKAT KARO

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memainkan musik memerlukan media atau alat penghasil bunyi.

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari masyarakat, karena kesenian itu lahir dari gagsasan dan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. T.A 2010/2011 s.d. T.A 2011/2012) berturut-turut di program studi Etnomusikologi,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KONTINUITAS DAN PERUBAHAN GENDANG PATAM-PATAM DALAM MUSIK TRADISIONAL KARO

BAB I PENDAHULUAN. dan sampai sekarang.dalam bahasa Yunani, musik atau mousike yang berarti

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Warisan pra kolonial di Tanah Karo sampai sekarang masih dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh manfaatnya secara langsung dalam perkembangan pribadinya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Surapati No.92 Bandung. Rumah Angklung Bandung adalah tempat pembuatan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai rasa gembira dan bersenang-senang, namun dalam pengertian lain seni

KAJIAN ORGANOLOGIS KULCAPI PADA MASYARAKAT KARO BUATAN BAPAK PAUJI GINTING

BAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)

BAHAN USBN AKORD. = 2 1 ½ m = 1 ½ 2 dim = 1 ½ - 1 ½ M 7 = 2 1 ½ - 2 m 7 = 1 ½ 2-1 ½ 7 = 2 1 ½ - 1 ½ Sus 4 = = 2 ½ - 1 Sus 2 = = 1 2 ½

BAB I PENDAHULUAN. seni musik merupakan salah satu cabang didalamnya. Musik dapat menjadi sarana

Kerangka Materi, Narasi, dan Hasil Produk

KAJIAN ORGANOLOGIS TULILA BUATAN BAPAK J BADU PURBA SIBORO DI DESA LESTARI INDAH KECAMATAN SIANTAR KABUPATEN SIMALUNGUN SKRIPSI SARJANA

STUDI ORGANOLOGI HASAPI BATAK TOBA BUATAN GUNTUR SITOHANG Di DESA TURPUK LIMBONG KECAMATAN HARIAN BOHO KABUPATEN SAMOSIR Skripsi Sarjana Dikerjakan

BAB I PENDAHULUAN. serta menjadi milik masyarakat itu sendiri yang dikenal dan dikagumi oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau terdiri dari etnik - etnik yang memiliki kesenian

BAB III METODE PENELITIAN

DALAN GENDANG: ANALISIS POLA RITEM DALAM ANSAMBEL GENDANG LIMA SENDALANEN OLEH TIGA MUSISI KARO SKRIPSI SARJANA DIKERJAKAN

BAB IV PENUTUP. yang berada di provinsi Sumatera Utara. Gendang singindungi (double sided

BAB I PENDAHULUAN. oleh manusia melalui aktivitas-aktivitas sehari-hari seperti dalam waktu berjalan,

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Seni Musik Sumber: KTSP 2006

BAB I PENDAHULUAN. Belajar 9 Tahun Dalam Sastra Dayak Ngaju, (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2003), 20.

MEDAN TRADITIONAL HANDICRAFT CENTER (ARSITEKTUR METAFORA)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. universal artinya dapat di temukan pada setiap kebudayaan. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E DAN 2014 KAJIAN ORGANOLOGIS SURDAM PUNTUNG BUATAN PAUZI

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu

BAB III METODELOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Kemudian menurut Muhammad Ali (1985:120) metode deskriptif adalah metode

Contoh Alat Musik Ritmis dan Melodis

BAB I PENDAHULUAN. diterima dan dirasakan oleh pencipta atau pengamat seni.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karo merupakan salah satu etnis di Sumatera Utara yang sangat kaya akan Kesenian. Salah satu dari kesenian yang terus berkembang hingga saat ini adalah seni musik. Dalam kesenian masyarakat Karo terdapat dua jenis ansambel musik tradisional yang dipakai dalam upacara ritual maupun pertunjukan kesenian yaitu gendang lima sendalanen biasa juga disebut dengan gendang sarune dan gendang telu sendalanen atau biasa juga disebut gendang kulcapi yang di dalamnya terdapat beberapa jenis instrumen musik tradisional Karo. Pada pembahasan selanjutnya gendang lima sendalanen akan disebutkan gendang sarune dan gendang telu sendalanen akan disebutkan gendang kulcapi. Di dalam ansambel gendang kulcapi terdapat beberapa buah instrumen musik salah satunya adalah kulcapi. Instrumen ini merupakan salah satu di dalam ansambel musik gendang kulcapi yang dalam klasifikasi alat musiknya termasuk ke dalam kordofon. 1 (two-strenged fretted-necked lute) Kulcapi sering sekali dipergunakan pada upacara ritual, upacara adat Karo maupun pertunjukan kesenian musik Karo. Kulcapi terbuat dari kayu tualang 2. Dalam ensambel gendang kulcapi, kulcapi berfungsi sebagai pembawa melodi utama. Hingga sekarang alat musik tersebut masih memegang peranan di dalam masyarakat Karo. Sejauh pengetahuan penulis, pembuat kulcapi ada beberapa orang yaitu Baji SEmbiring dari desa Seberaya kecamatan Tiga Panah Kabupaten Karo, Ropo Tarigan (bp.dep) dari Berastagi Kabupaten Karo, Pulungenta Sembiring bearasal dari 1 Kordofon adalah klasifikasi alat musik yang memiliki prinsip kerja utama dengan terjadinya getaran pada senar sebagai sumber bunyi. 2 Tualang adalah sebuah nama pohon yang dapat tumbuh besar dan tinggi dan sangat digemari lebah untuk tempat bersarang dalam bahasa botani disebut koompassia excelsa (Becc)

Desa Sarimunte kecamatan Munte Kabupaten Karo kini tinggal di kota Medan, Bangun Tarigan dari Kabanjahe dan Muhammad Pauji Ginting yang awalnya tinggal di desa Lingga kecamatan Simpang Empat kabupaten Karo, kini tinggal di Desa Hulu Jl.Dewantara, Pancur Batu. Diantara pembuat kulcapi tersebut, penulis mengkaji kulcapi buatan bapak Muhammad Pauji Ginting. Dalam hal membuat dan memainkan alat musik Kulcapi, bapak Pauji Ginting dipandang mahir dan piawai oleh masyarakat pendukungnya. Selain bermain dan membuat Kulcapi, beliau juga aktif dalam beberapa kegiatan kesenian Karo, yang salah satunya memegang peranan Koordinator dalam sebuah grup Gallery yang bernama Gallery Mejuah-juah 3. Dalam Proses pemilihan bahan baku serta pembuatanya bapak.pauji Ginting masih menggunakan alat-alat tradisional. Menurut Bapak Pauji Ginting Kulcapi hasil buatannya sudah dipergunakan oleh pemain Kulcapi profesional seperti : Jasa Tarigan, Sorensen Tarigan, Ramona Purba dll, juga dipergunakan dalam pertunjukan skala nasional seperti JCC (Jakarta Convention Center) pada acara Produk Kreatif anak bangsa, Gendang Merga Silima di kota Balam, Riau. Selain itu Kulcapi buatan bapak Pauji Ginting sudah pernah di kirim ke berbagai daerah seperti, TMII (Taman Mini Indonesia Indah), Jakarta, Museum GBKP di Taman Jubelium Suka Makmur, Deli Serdang, Gedung Kesenian Karo program Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo, bahkan sampai ke luar negeri yaitu negara Belanda dan kulcapi tersebut juga sering dipakai pada rekaman VCD lagu-lagu karo seperti ; album tradisional karo peratah-ratahi bulung si kerah copyright 2010 rekaman BS record, album gendang salih copyright 2011 rekaman Emma record, lagu-lagu karo Karina copyright 2012 rekaman BS record, dll.. 3 Gallery Mejuah-juah adalah galeri kesenian Karo yang di dalamnya terdapat bengkel seni, pembuatan alat musik tradisional Karo dan pemasaran alat musik tradisional Karo.

Dari latar belakang tersebut di atas maka penulis tertarik untuk meneliti, mengkaji serta menuliskannya dalam sebuah tulisan ilmiah dengan judul: Kajian Organologis Kulcapi pada Masyarakat Karo buatan Bapak Pauji Ginting. 1.2. Pokok Permasalahan Dari latar belakang yang penulis kemukakan di atas maka permasalahan dalam penulisan ini adalah: 1. Bagaimana proses dan teknik pembuatan Kulcapi buatan Bapak Pauji Ginting. 2. Bagaimana keberadaan (eksistensi) alat musik Kulcapi.pada masyarakat Karo. 3. Bagaimana fungsi alat musik kulcapi dalam ensambel gendang kulcapi. 4. Bagaimana teknik permainan kulcapi. 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian kulcapi adalah: 1. Untuk mengetahui proses dan teknik pembuatan kulcapi oleh Bapak Pauji Ginting di Desa Hulu, Jl. Dewantara Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang. 2. Untuk mengetahui keberadaan (eksistensi) alat musik kulcapi pada masyarakat Karo. 3. Untuk mengetahui fungsi alat musik kulcapi 4. Untuk mengetahui teknik permainan kulcapi. 1.3.2 Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan bermanfaat sebagai:

1. Sebagai bahan referensi untuk menjadi acuan pada penelitian yang relevan di kemudian hari 2. Sebagai informasi kepada masyarakat atau lembaga yang mengemban visi dan misi kebudayaan khususnya di bidang musik tradisional 3. Bahan motivasi bagi setiap pembaca khususnya generasi muda masyarakat Karo untuk melestarikan musik tradisional 4. Syarat untuk mencapai gelar Sarjana di Departemen Etnomusikologi Fakultas Ilmu Budaya USU. 1.4 Konsep dan Teori 1.4.1 Konsep Konsep adalah penggambaran atas image sebelumnya dengan meletakkan perbedaanya (Schopenhauer 1992). Pemahaman konsep diperoleh melalui proses belajar. Sedangkan belajar merupakan proses kognitif yang melibatkan tiga proses yang berlangsung hampir bersamaan. Ketiga proses tersebut adalah, (1) memperoleh informasi baru, (2) transformasi informasi, dan (3) menguji relevansi dan ketetapan pengetahuan. Dalam kedua konteks di atas, tidak akan terlepas dari kata observasi dan pengamatan, di mana observasi adalah satu penelitian secara sistematis menggunakan indera manusia.dan pengamatan merupakan a powerful tool indeed (Suwardi Endraswara, 2006:133) dalam hal ini observasi dan pengamatan mengenai organologi yang mana organologi merupakan ilmu tentang instrumen musik (alat musik) yang seharusnya tidak hanya mencakup sejarah dan deskripsi instrumen saja, tetapi juga sama pentingnya, walaupun sebagai aspek yang terabaikan dalam ilmu instrumen musik, seperi teknik-teknik tertentu dalam memainkan, fungsi secara musik, hiasan (yang dibedakan dari konstruksi) dan berbagai pendekatan tentang sosial budaya. (Hood, 1982:124)

Kulcapi adalah alat musik tunggal maupun ensambel. Kulcapi terbuat dari kayu ingul, jalutung, kayu tualang dan kayu keras lainnya yang sudah tua yang dibentuk menyerupai gitar, bagian belakang kulcapi dikorek, namun tidak sampai tembus kebagian depan.kemudian ditutup dengan papan tipis sehingga berfungsi sebagai kotak resonansi. Pada bagian ujung kulcapi dibuat dua lobang tempat cupingan dan pada bagian perutnya dibuat bantalan yang juga berfungsi sebagai ganjalan untuk tempat tali.tali senar kulcapi dibuat dari akar enau atau ijuk riman, namun akhir-akhir ini telah diganti dengan kawat baja atau nylon. Pada bagian ujung, diukir motif manusia, sedangkan badannya penuh dengan ukiran dengan motif karo. Kulcapi mempunyai dua senar, berdasarkan pengklasifikasian alat musik oleh curt sach dan hornbostel kulcapi termasuk ke dalam long neck lute, Kulcapi dipetik seperti memainkan gitar. Untuk menentukan tinggi dan rendahnya nada, senar dapat dikencangkan dan dikendorkan dengan alat putar yang terdapat pada bagian kepala. 1.4.2 Teori Teori dianggap sebagai sarana pokok untuk menyatakan hubungan sistematik dalam gejala sosial maupun natura yang ingin diteliti dan juga merupakan alat dari ilmu (tool of science). Di lain pihak, teori juga merupakan alat penolong, teori mempunyai peranan sebagai: (a) teori sebagai orientasi utama dari ilmu, (b) teori sebagai konseptualisasi dan klasifikasi, (c) teori meringkas fakta, (d) teori memprediksi faktafakta, dan (e) teori memperjelas celah kosong. Teori mempunyai hubungan yang erat dengan penelitian dan juga dapat meningkatkan arti dari penemuan penelitian. Tanpa teori, penemuan tersebut akan merupakan keterangan-keterangan empiris yang berpencar (Moh. Nazir, 1983:22-25) Setelah beberapa penjelasan mengenai teori di atas, maka di dalam penulisan skripsi yang membahas tentang pendeskripsian alat musik dalam hal ini alat musik tiup kulcapi, penulis menggunakan landasan teori. Penulis berharap teori tersebut akan mampu menjadi landasan atau acuan maupun pedoman dalam menyelesaikan masalahmasalah yang timbul dalam penelitian ini.

Untuk pendeskripsian mengenai alat musik dalam hal ini alat musik kulcapi penulis menggunakan pendekatan struktuiral dan pendekatan fungsional yang dikemukakan oleh Susumu Khasima yaitu dua pendekatan yang dapat dilakukan untuk membahas alat musik, yakni pendekatan struktural dan fungsional. Secara struktural yaitu aspek fisik instrumen musik, pengamatan, mengukur, merekam, serta menggambar bentuk instrumen, ukurannya, konstruksinya, dan bahan yang dipakai. Di sisi lain, secara fungsional, yaitu : fungsi instrumen sebagai alat untuk memproduksi suara, meneliti, melakukan pengukuran dan mencatat metode, memainkan instrumen, penggunaan bunyi yang diproduksi, (dalam kaitannya dengan komposisi musik) dan kekuatan suara. Di dalam penulisan ini selain teori yang dikemukakan oleh Susumu Khasima di atas penulis juga menggunakan teori-teori lain yang menyinggung tentang pendeskripsian alat musik khususnya alat musik tiup, sebagai acuan dalam pendeskripsian alat musik kulcapi. Sedangkan mengenai klasifikasi alat musik kulcapi dalam penulisan ini penulis mengacu pada teori yang di kemukakan oleh Curt Sachs dan Hornbostel (1961) mengenai pengklasifikasian alat musik yaitu: Sistem pengklasifikasian alat musik berdasarkan sumber penggetar utama bunyinya. Sistem klasifikasi ini terbagi menjadi empat bagian yaitu: idiofon, penggetar utama bunyinya adalah badan dari alat musik itu sendiri, aerofon, penggetar utama bunyinya adalah udara, membranofon, penggetar utama bunyinya adalah kulit atau membran, kordofon, penggetar utama bunyinya adalah senar atau dawai. Salah satu perhatian etnomusikologi adalah studi tentang peralatan musik yang dipakai sebagai media ekspresi dari sebuah kebudayaan (musikal). Hal ini dipertegas lagi dengan pendapat bahwa kajian etnomusikologi bukan hanya dari aspek yang berhubungan dengan bunyi musikal, aspek sosial, konteks budaya psikologis dan estetika melainkan juga paling sedikit ada enam aspek yangb menjadi perhatiannya. Salah satu diantaranya adalah materi kebudayaan musikal (Merriam, 1964: 45). Bidang ini adalah lahan penelitian bagi ilmu organologi yang merupakan bagian dari

etnomusikologi itu sendiri. Pembahasan bidang ilmu ini meliputi bidang semua aspek yang berkaitan dengan alat musikal,sepertiukuran dan bentuk (termasuk pola hiasan) fisiknya,bahan dan prinsip pembuatannya,metode dan teknik memainkannya,bunyi/nada dan wilayah nada yang dihasilkannya.serta aspek sosial budaya yang berkaitan dengan alat musik tersebut. Hal ini dikuatkan lagi dengan pendapat,bahwa organologi tidak hanya membahas masalah teknik memainkannya,fungsi musikal,dekorasi (pola hiasan) fisik,dan aspek sosialbudaya,melainkan termasuk didalamnya sejarah dan deskripsi alat musik tersebut secara konstruksional. (Hood,1982: 124) 1.5 Metode Penelitian Metode penelitian adalah mengemukakakan secara teknis tentang strategi yang digunakan dalam penelitian kebudayaan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif untuk memahami permasalahan yang terdapat dalam pembuatan alat musik kulcapi buatan Bapak Pauji Ginting. Menurut rumusan penelitian kualitatif adalah kajian fenomena (budaya ) empirik di lapangan. Kajian ini akan meliputi berbagai hal, tahap sebelum ke lapangan (pra lapangan), tahap kerja lapangan, analisis data, dan penulisan laporan (Moleong, 2002:109). 1.5.1 Studi Kepustakaan Sebelum mengadakan penelitian lapangan, terlebih dahulu dilakukan studi kepustakaan yaitu dengan membaca bahan yang relevan, baik itu tulisan-tulisan ilmiah, literatur, majalah, situs internet dan catatan-catatan yang berkaitan dengan objek penelitian. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data relevan untuk mendukung penulisan skripsi ini 1.5.2 Kerja Lapangan Kerja lapangan ini dilakukan untuk mendapatkan data yang akurat. Dalam hal ini menggunakan teknik obeservasi atau pengamatan. Dapat dijelaskan bahwa observasi adalah satu penelitian secara sistematis menggunakan indera manusia. Sesuai dengan pendapat pendapat tersebut di atas, maka penelitian yang dilakukan di lapangan adalah

dengan pengamatan terlibat agar penulis dapat mengamati serta memahami objek yang diteliti secara langsung. Di samping itu, pengamatan ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi serta interaksi yang baik antara penulis sendiri dengan objek yang diteliti dalam hal kulcapi buatan Bapak Pauji Ginting, sehingga data yang dibutuhkan dapat diperoleh secara lebih akurat. 1.5.2.1 Wawancara Wawancara berbeda dengan percakapan sehari-hari. Wawancara adalah a conversation with purpose (percakapan yang memiliki tujuan seperti halnya penelitian). Wawancara sebagai wahana strategis pengambilan data memerlukan kejelian dan teknik-teknik tertentu. Koentjaraningrat (1986:136) membagi wawancara ke dalam dua golongan besar yaitu wawancara berencana dan wawancara tak berencana. Dalam bagian ini penulis menggunakan teknik wawancara terfokus dan wawancara sambil lalu mengacu pada bagian wawancara yang dikemukakan Koenjaraningrat (1985:139), yaitu: wawancara berfokus (focused interview), wawancara bebas (free interview), wawancara sambil lalu (casual interview). Dalam hal ini penulis menyipakan daftar pertanyaan yang di ajukan sesuai dengan keadaan di lapangan,pertanyaan yang diajukan tidak berdasarkan urutan yang telah ditentukan pada daftar pertanyaan,tetapi dapat berkembang sesuai dengan pembicaraan. Walaupun demikian pertanyaanpertanyaan tersebut selalu terpusat pada pokok permasalahan dan tujuan penelitian yang ingin dicapai. Dalam wawancara penulis menngunakan tape recorder dan kamera untuk pengambilan dan penyimpanan data yang diperlukan. Pada tahap wawancara, penulis akan mengadakan wawancara dengan informan kunci yaitu bapak Pauji Ginting. Beliau adalah pembuat kulcapi yang berasal Dari desa Lingga Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo dan kini bertempat tinggal di Desa Hulu Jl. Dewantara, Pancur Batu. Sedangkan informan pendukung adalah bapak Sorensen Tarigan yang merupakan seorang seniman Karo, bertempat tinggal di Jl. Bunga Herba II, Medan. Beliau merupakan salah satu pemain kulcapi buatan bapak Pauji Ginting. Informan pendukung lainnya adalah Benson

Adisaputra Kaban. S.Sos yang merupakan seorang produser lagu-lagu daerah Karo dan sudah pernah merekam permainan Kulcapi buatan bapak Pauji Ginting dan Desnalri Sinulingga, S.Pd yang ikut membantu bapak Pauji Ginting dalam pemasaran hasil kerajinan tangan bapak Pauji Ginting. 1.5.3 Kerja Laboratorium Semua data yang diperoleh di lapangan dicatat, kemudian diolah dan di analisis dengan teliti.hasil olahan dan analisis tersebut dijadikan sebagai bahan tulisan. Selanjutnya hasil-hasil dari pengolahan dan analisis data tersebut baik berupa data tulisan, gambar, maupun suara disususn secara sistematis,sehingga hasilnya dapat dilihat dalam satu bentuk laporan ilmiah yaitu skripsi. 1.5.4 Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian penulis adalah di desa Hulu Jl. Dewantara, Pancur Batu, Deli Serdang. Di lokasi tersebut merupakan tempat kediaman dari bapak Pauji Ginting. Di rumah ini juga dilakukan aktivitas pembuatan kulcapi, dari tahap awal sampai akhir. Di rumah ini pula dilakukan latihan-latihan bersama sanggar pimpinan bapak Pauji Ginting.