TELEMETRI NIRKABEL DATA SUHU, KELEMBAPAN, DAN TEKANAN UDARA SECARA REALTIME BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA328P

dokumen-dokumen yang mirip
RANCANG BANGUN SISTEM TELEMETRI SUHU DAN KELEMBABAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA8535 DENGAN ANTARMUKA KOMPUTER

RANCANG BANGUN TELEMETRI TEMPERATUR DAN KELEMBABAN BERBASIS SENSOR SHT11 DAN ARDUINO UNO R3

SISTEM PENGUKURAN DATA SUHU, KELEMBABAN, DAN TEKANAN UDARA DENGAN TELEMETRI BERBASIS FREKUENSI RADIO

Perancangan Sistem Telemetri Akuisisi Data Cuaca Dengan XBee Pro-S2

Sistem Alat Ukur Curah Hujan Otomatis Menggunakan Telemetri Radio Pada Frekuensi 433 MHz

Rancang Bangun Alat Transmisi Data Temperatur Gunung Api Menggunakan Transceiver nrf24l01+

BAB II LANDASAN TEORI

RANCANG BANGUN SISTEM TELEMETRI TEMPERATUR MULTICHANNEL MULTIBIT MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMega8535 DENGAN PEMROGRAMAN BORLAND DELPHI 7 TUGAS AKHIR

STUDI AWAL PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGUKUR SUHU KELEMBAPAN DAN TEKANAN UDARA BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA32

SEMINAR TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM KOMUNIKASI DATA PADA MARITIM BUOY WEATHER UNTUK MENDUKUNG KESELAMATAN TRANSPORTASI LAUT

RANCANG BANGUN ALAT PEMANTAU SUHU DAN KELEMBABAN UDARA YANG BERBASISKAN WIRELESS

III. METODE PENELITIAN

RANCANG BANGUN SISTEM PENGATURAN SUHU DAN KELEMBABAN UDARA BAGI TANAMAN PADA RUMAH KACA BERBASIS BORLAND DELPHI 7.0 TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi data telah menjadi layanan utama pada sistem telekomunikasi.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI TELMETRI SUHU BERBASIS ARDUINO UNO

BAB I PENDAHULUAN. Temperatur atau suhu merupakan salah satu besaran pokok fisika yang

SISTEM MONITORING KENDALI PINTU AIR JARAK JAUH BERBASIS BORLAND DELPHI 7.0

ALAT MONITORING KONDISI GUNUNG BERAPI NIRKABEL BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16. Disusun Oleh : Nama : Jaka Rahmana Triadi Idrus Nrp :

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Sistem Komunikasi Data Pada Pengukur Curah Hujan dan Kecepatan Angin Menggunakan Frekuensi Radio 2,4 GHz

RANCANG BANGUN STASIUN KLIMATOLOGI OTOMASI PENDETEKSI INTENSITAS RADIASI MATAHARI MENGGUNAKAN TELEMETRI WI-FI

Rancang Bangun Sistem Telemetri Pengukur Konsentrasi Gas Amonia Menggunakan Sensor MQ-137 dan Transceiver nrf24l01+

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada suatu wilayah tertentu dalam kurun waktu tertentu misalnya bencana

Sistem Antar Muka Pada Pengukur Curah Hujan dan Kecepatan Angin Menggunakan Frekuensi Radio 2,4 GHz

BAB IV ANALISIS DAN PENGUJIAN. Berikut ini adalah diagram blok rangkaian secara keseluruhan dari sistem alat ukur curah hujan yang dirancang.

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

PROTOTIPE SYSTEM TELEMETRI PEMANTAU SUHU DAN KELEMBABAN UDARA BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMega 8535*) Husein dan Luh Sukariasih

PERANCANGAN SISTEM TELEMETRI WIRELESS UNTUK MENGUKUR SUHU DAN KELEMBABAN BERBASIS ARDUINO UNO R3 ATMEGA328P DAN XBEE PRO

Kata kunci : kamera C3088, gambar, roket

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Rancang Bangun Sistem Data Logger Alat Ukur Suhu, Kelembaban dan Intensitas Cahaya yang Terintegrasi Berbasis Mikrokontroler ATMega328 Pada Rumah Kaca

Wahana Fisika,1(1), Analisis Jangkauan Dan Baud Rate Transmisi Data Pada Sistem Telemetri Temperatur Berbasis Mikrokontroler

PROTOTIPE THERMOHYGROMETER DIGITAL DENGAN SENSOR SHT10 BERBASIS MIKROKONTROLER MEGA2560 MENGGUNAKAN LABVIEW

Studi Level Daya Pada Perangkat Zigbee Untuk Kelayakan Aplikasi Realtime Monitoring

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

ANALISA VALIDASI PERALATAN METEOROLOGI KONVENSIONAL DAN DIGITAL DI STASIUN METEOROLOGI SAM RATULANGI oleh

WIRELESS TELEMETERING KWH METER DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER ABSTRAK

PERANCANGAN PROTOTIPE DATALOGGER PARAMETER RADIASI MATAHARI DAN KECEPATAN ANGIN. Hasan Abdul Aziz

BAB 1 PENDAHULUAN. Melakukan pengukuran besaran fisik di dalam penelitian, mutlak

RANCANG BANGUN SISTEM TELEMETRI PENGUKURAN LEVEL PERMUKAAN AIR MENGGUNAKAN GELOMBANG ULTRASONIK

BAB I PENDAHULUAN. real time atau pada saat itu juga. Didorong dari kebutuhan-kebutuhan realtime

Gambar : 1. Rumah Jamur (slave). [7]

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram

BAB III PERANCANGAN SISTEM

SISTEM KONTROL CATU DAYA, SUHU DAN KELEMBABAN UDARA BERBASIS ATMEGA 2560 PADA RUANG BUNKER SEISMOMETER

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juli 2015 di Laboratorium

RANCANG BANGUN THERMOHYGROMETER DIGITAL MENGGUNAKAN SISTEM MIKROPENGENDALI ARDUINO DAN SENSOR DHT22

TELEMETRI Abstrak I. Pendahuluan

MONITORING PH AIR DI INSTALASI PENGOLAHAN AIR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER BERBASIS RADIO

Wireless Sensor Network Untuk Pengumpulan Data Bergerak Pada Sistem Informasi Medis

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI

PROTOTYPE TELEMETRI ALAT PENDETEKSI DINI KEBAKARAN HUTAN MENGGUNAKAN ATMEGA8 DENGAN ANTARMUKA KOMPUTER

PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT PENDETEKSI WARNA CAT NIRKABEL

DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM MONITORING TEGANGAN DAN FASA LOSS PADA JARINGAN TENAGA LISTRIK

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM SENSING DAN GROUND SEGMENT UNTUK QUADROTOR APTRG

III. METODE PENELITIAN. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini terdiri dari

RANCANG BANGUN SISTEM AUTOTRACKING UNTUK ANTENA UNIDIRECTIONAL FREKUENSI 2.4GHZ DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTOLER ARDUINO

Perancangan Sistem Telemetri Untuk Mengukur Intensitas Cahaya Berbasis Sensor Light Dependent Resistor Dan Arduino Uno

RANCANG BANGUN APLIKASI MONITORING DETAK JANTUNG MELALUI FINGER TEST BERBASIS WIRELESS SENSOR NETWORK. Marti Widya Sari 1), Setia Wardani 2)

PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM AKUISISI DATA DAN PENGAMBILAN GAMBAR MELALUI GELOMBANG RADIO FREKUENSI

RANCANG BANGUN PEREKAM DATA KELEMBABAN RELATIF DAN SUHU UDARA BERBASIS MIKROKONTROLER

PEMBUATAN PERANGKAT APLIKASI PEMANFAATAN WIRELESS SEBAGAI MEDIA UNTUK PENGIRIMAN DATA SERIAL

Rancang Bangun Alat Pengukur Kecepatan Angin Berbasis Mikrokontroler ATMega 328P

RANCANG BANGUN PERANGKAT KLASIFIKASI KETINGGIAN OBYEK MENGGUNAKAN ULTRASONIC RANGER DENGAN SISTEM ANTARMUKA KOMPUTER

RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk

METODE KALIBRASI RADAR TRANSPONDER ROKET MENGGUNAKAN DATA GPS (CALIBRATION METHOD OF RADAR TRANSPONDER FOR ROCKET USING GPS DATA)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS SISTEM. diharapkan dengan membandingkan hasil pengukuran dengan analisis. Selain itu,

Prototype Sistem Multi-Telemetri Wireless Untuk Mengukur Suhu Udara Berbasis Mikrokontroler ESP8266 Pada Greenhouse

Makalah Seminar Tugas Akhir. PERANCANGAN SISTEM MONITORING KELEMBABAN DAN TEMPERATUR MENGGUNAKAN KOMUNIKASI ZIGBEE 2,4 GHz

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENYEREMPAK PENUNJUK WAKTU BERDASARKAN GMT SECARA NIRKABEL

Akuisisi Data Secara Wireless Untuk Sistem Monitoring Real Time Pada Produksi Biogas

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Setelah pelaksanaan dari perancangan dibuat dan dijelaskan pada bab 3,

skripsi Judul: SISTEM TELEMETRI SUHU DAN KELEMBABAN BERBASIS Mikrokontroler ATMega8535 Diajukan Oleh: HOTMAIDA SITOHANG

PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK SISTEM TELEMETRI SUHU, KELEMBABAN DAN GAS H 2 S PADA KAWAH GEOTHERMAL CANDI GEDONG SONGO MENGGUNAKAN JARINGAN Wi-Fi

Rancang Bangun Sistem Alat Ukur Kualitas Air sungai berdasarkan Parameter Daya Hantar Listrik berbasis SMS Gateway

BAB I PENDAHULUAN. Cuaca adalah salah satu komponen yang sangat penting dalam kehidupan

Dzikri Fahmi Rosidi 1, Harianto 2, Pauladie Susanto 3,

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM TELEMETRI SUHU RUANGAN DENGAN PEMODULASIAN TEKNOLOGI SPREAD SPECTRUM DIRECT SEQUENCE SKRIPSI

ELKAHFI 200 TELEMETRY SYSTEM

Sistem Monitoring Energi Lampu Penerangan Jalan Umum Berbasis Wireless Sensor Network dengan Topologi Mesh

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

Prototype Payload Untuk Roket Uji Muatan

BAB I PENDAHULUAN. Alat ukur adalah suatu alat yang dapat digunakan oleh manusia untuk

TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI TELEMETRI SUHU BERBASIS ARDUINO UNO. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai dengan Januari 2015.

RANCANG BANGUN SISTEM TELEMETRI STASIUN CUACA BERBASIS ATMEGA8A

PEMBUATAN PROGRAM PADA SISTEM TELEMETRI MULTISTASIUN KETINGGIAN PERMUKAAN AIR MENGGUNAKAN GELOMBANG ULTRASONIK DENGAN BORLAND DELPHI 7.

3 METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2015 hingga Juni 2015 di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

TELEMETRI NIRKABEL DATA SUHU, KELEMBAPAN, DAN TEKANAN UDARA SECARA REALTIME BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA328P Khafid Dwicahyo 1, Hariyanto 1, Bowo Prakoso 2. 1 Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Jakarta 2 Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Jakarta E-mail : hariyanto@stmkg.ac.id, cofecaffein@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini menggunakan sistem telemetri nirkabel untuk mengukur suhu, kelembapan, dan tekanan udara yang dilengkapi perekam data, hasil pengukuran tersebut bisa ditampilkan melalui LCD. Sistem telemetri nirkabel terbagi dua bagian yaitu unit pengirim dan unit penerima. Unit pengirim terdiri dari sensor SHT11, sensor BMP280, mikrokontroler ATmega328P, RTC, SD Card, dan modul transmiter RF. Unit penerima terdiri dari receiver RF serta modul pengolah dan penyimpan data. Hasil penelitian menunjukkan alat ukur dapat bekerja dengan baik hingga jarak 200 m dengan waktu penerimaan data tercepat 2 detik pada pengujian full outdoor tanpa halangan. Pada pengujian semi outdoor dengan halangan dinding, diperoleh jarak maksimal 100 m dengan waktu tercepat penerimaan data 2 detik. Nilai korelasi suhu sebesar R 2 = 0,973, kelembapan sebesar R 2 = 0,875, dan tekanan udara sebesar R 2 = 0,924, hasil ini menunjukkan hubungan korelasi yang kuat antara alat standar dengan alat rancangan dengan garis lurus yang linier. Kata Kunci : Telemetri, Suhu, Kelembapan, Tekanan Udara, Frekuensi Radio. ABSTRACT This research uses a wireless telemetry system to measure temperature, humidity, and air pressure, equipped with data recorder, the measurement results can be displayed on LCD screen. Wireless telemetry system divided into two parts: transmitter and receiver. Transmitter unit consists of sensor SHT11, sensor BMP280, ATmega328P microcontroller, RTC, SD Card and RF transmitter module. The receiver unit consists of RF receiver and data processor by the acquisition section which is complemented with data recorder database. The result of the research shows that measuring devices performed well in full outdoor testing without hindrance on maximum distance of 200 m, with the fastest time is 2 seconds of receiving data. In semioutdoor testing with walls hitch, known the maximum distance is 100 m, with the fastest time for receiving data at 2 seconds. Temperature correlation value of R 2 = 0.973, humidity of R 2 = 0.875, and the air pressure of R 2 = 0.924, it shows strong correlation between the standard tool to tool design with straight lines are linear. Keywords: Telemetry, Temperature, Humidity, Air Pressure, Radio Frequency. 44

1. PENDAHULUAN Informasi yang cepat dan akurat sangat diperlukan dalam rangka menunjang kinerja di berbagai bidang, salah satunya pengamatan meteorologi yang dilakukan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). BMKG memanfaatkan sensor cuaca untuk mengukur unsur-unsur cuaca, diantara unsur-unsur cuaca tersebut adalah suhu udara, kelembapan udara, dan tekanan udara. Data kelembapan dan suhu udara dapat mempengaruhi ketebalan hujan suatu wilayah (Marni, 2016). Gerhana matahari total (GMT) berpengaruh besar terhadap cuaca di Pantai Terentang, Bangka Tengah (Ardi, 2016), perubahan ini lebih jelas terlihat setelah dilakukan proses transformasi Fourier pada seluruh data yang menunjukkan perubahan drastis pada periode periodogram parameter cuaca suhu dan tekanan udara yang menunjukkan perubahan sebesar 1,25%. Data suhu, kelembapan, dan tekanan udara digunakan (Annisa, 2017) untuk mengukur deformasi yang terjadi pada Gunung Merapi menggunakan metode EDM (Electronic Distance Measurement), yaitu sebagai prekursor menjelang erupsi. Data digunakan untuk koreksi atmosferik (cuaca) pada pengukuran EDM agar analisis menjadi lebih akurat. Namun demikian, kendala yang sering muncul menurut (Sukiswo,2015) adalah bagaimana mengukur unsur-unsur cuaca tersebut dari lokasi yang terpencil. Hal ini mengakibatkan jarak dan keadaan geografis menjadi masalah serius. Untuk itu, metode pengukuran yang andal diperlukan agar didapatkan data yang akurat dan cepat, sehingga metode pengukuran dengan telemetri dapat diandalkan sebagai solusi. Penelitian (Harisuryo, 2015) mengunakan modul RF 433 MHz untuk telemetri menggunakan antena kabel 17 cm sebagai pengirim dan penerima data menghasilkan jarak transmisi maksimal sejauh 96 meter pada ruang terbuka dan jarak transmisi maksimal dalam ruangan yaitu 10 meter melalui dua buah tembok setebal ±14cm. 1.1 Telemetri Pengukuran variabel data dengan jarak tertentu yang dikirim melalui media kabel maupun tanpa kabel disebut sebagai sistem telemetri (Harisuryo, 2015). Sistem telemetri secara garis besar (Gambar 1) terdiri atas enam bagian pendukung yaitu objek ukur, sensor, pemancar, saluran transmisi, penerima dan tampilan/display. Gambar 1. Sistem Telemetri 1.2 Sensor SHT11 SHT11 module merupakan modul sensor suhu dan kelembapan relatif. Modul ini dapat digunakan sebagai alat pengindra suhu dan kelembapan untuk aplikasi pengendali suhu dan kelembapan ruangan maupun aplikasi pemantau suhu dan kelembapan relatif ruangan. Gambar 2. Diagram Blok SHT11 2. PERANCANGAN ALAT DAN METODE Perancangan sistem telemetri nirkabel untuk pengukuran suhu, kelembapan, dan tekanan udara terdiri atas perangkat keras dan perangkat lunak seperti ditunjukkan Gambar 4. Perancangan perangkat keras terdiri atas unit pengirim (Tx) dan unit penerima (Rx). Unit pengirim terdiri dari board Arduino Uno R3 dan mikrokontroller ATMega328P, modul 3DR Telemetry 915MHz (Tx), sensor suhu dan kelembapan (SHT 11), sensor tekanan udara (BMP280), LCD 16x2, RTC, datalogger dan adaptor 9V 1A. Unit penerima terdiri dari modul 3DR Telemetry 915MHz (Rx) dan PC Akuisisi. Masukan sistem adalah perubahan nilai dari parameter suhu, kelembapan, dan tekanan udara, sedangkan keluaran berupa nilai perubahan ketiganya dalam tampilan LCD, datalogger dengan SD Card sebagai media penyimpanan hasil pengukuran backup yang disimpan dalam bentuk.txt dan.xls, terdapat RTC sebagai tanda waktu yang real time dan 45

sistem akuisisi untuk pengolahan data pengamatan. Gambar 4. Diagram Alir Perancangan Sistem 3. PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Pengujian Kalibrasi Sensor Suhu Hasil keluaran SHT11 akan divalidasi dengan cara kalibrasi sensor untuk mendapatkan kualitas data yang baik. Kalibrator yang digunakan yaitu Temperature Chamber untuk pengkondisi suhu. Nilai set point tertentu perlu ditentukan selama proses kalibrasi pada masing-masing parameter yang diukur, dimana pada set point tersebut akan dibandingkan hasil pembacaan data dari sistem yang sudah dirancang dengan alat standar Thermohygrometer Digital Vaisala tipe 3000.0022 yang nantinya akan digunakan untuk penentuan persamaan garis parameter antar set point dengan asumsi data hasil pembacaan sensor ialah linier. Pelaksanaan kalibrasi untuk validasi data suhu dan kelembapan relatif bertempat di Laboratorium Kalibrasi Meteorologi BMKG Pusat Kemayoran pada tanggal 28 Juni 2016 dan hasilnya seperti ditunjukkan dalam Gambar 5. Gambar 5 menunjukkan persamaan karakteristik antara pengukuran alat standar dengan sensor SHT11 yang digunakan. Didapatkan nilai korelasi linier sebesar R 2 = 0,973 menunjukkan koefisien korelasinya mempunyai hubungan yang kuat dan arah yang linier. Hasil kalibrasi menujukkan rata-rata koreksi sensor SHT11 untuk suhu sebesar 0,13 o C. Hasil ini cukup baik jika ditinjau dari peraturan World Meteorogical Organization (WMO) dan BMKG nilai koreksi suhu masih dalam toleransi yang ditetapkan sebesar 0,2 o C. 3.2 Uji Lapang Sensor Suhu Pengujian secara langsung dilakukan dengan membandingkan alat pengamatan observasi (T BK ) dengan alat rancangan pengamatan di Sangkar Taman Alat STMKG pada tanggal 23 Agustus 2016. Dilakukan selama 1 hari penuh mulai jam 00.00 sampai 23.00 dan hasilnya seperti ditunjukkan dalam Gambar 6. Gambar 6. Grafik Hasil Uji Lapang Suhu Gambar 6 menunjukkan bahwa grafik keluaran sensor suhu berhimpit dengan hasil pengukuran observasi dan sensor suhu mampu mengikuti terhadap setiap perubahan hasil observasi. 3.3 Pengujian Kalibrasi Sensor Kelembapan Hasil pengujian sensor kelembapan (Gambar 6) menunjukkan nilai korelasi sebesar R 2 = 0,875, yang menyatakan hubungan alat standar dan sensor SHT11 cukup kuat dan mempunyai arah yang linier. Gambar 5. Hasil Kalibrasi Sensor Suhu 46

pembanding adalah Paroscientific Model 745. Hasil dari kalibrasi ditunjukkan oleh Gambar 9. Gambar 7. Hasil Kalibrasi Sensor Kelembapan Keluaran sensor kelembapan menunjukkan rata-rata koreksi sebesar 2,45%. Hasil ini cukup baik jika ditinjau dari peraturan dikeluarkan oleh World Meteorogical Organization (WMO) dan BMKG untuk parameter kelembapan adalah sebesar ± 5 %. 3.4 Uji Lapang Sensor Kelembapan Uji lapang dilakukan di sangkar meteorologi STMKG pada tanggal 23 Agustus 2016 mulai pukul 00.00 sampai 23.00, hasilnya ditunjukkan oleh Gambar 8. Gambar 9. Hasil Kalibrasi Sensor Tekanan Udara Gambar 9 menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar R 2 = 0.962 yang menyatakan bahwa pengukuran antara sensor BMP280 dan Alat Standar memiliki hubungan korelasi yang kuat dan arah yang linier. 3.6 Uji Lapang Sensor Kelembapan Proses uji coba lapangan antara alat rancangan dengan alat standar Barothermohygrograp dilakukan dalam ruangan observasi pengamatan STMKG pada tanggal 24 Agustus 2016. Uji coba dimulai pukul 07.00-19.00 pembacaan nilai output alat dilakukan setiap 30 menit, hasilnya sperti pada Gambar 10. Gambar 8. Grafik Hasil Uji Lapang Kelembapan Gambar 8. menunjukkan bahwa grafik keluaran sensor suhu berhimpit dengan hasil pengukuran observasi alat rancangan dan alat observasi, selain itu menunjukkan pola perubahan yang sama antara keluran keduanya. 3.5 Pengujian Kalibrasi Sensor Tekanan Proses validasi dilakukan dengan mengalibrasi data yang dikeluarkan oleh sensor dengan keluaran sensor standar. Pelaksanaan kalibrasi untuk tekanan udara bertempat di Laboratorium Kalibrasi Meteorologi BMKG Pusat Kemayoran pada tanggal 28 Juni 2016. Proses validasi data tekanan menggunakan Pressure Chamber yang memompa dan mengisap udara untuk mengubah tekanan udara dalam chamber. Sensor tekanan yang digunakan sebagai standar Gambar 10. Grafik Hasil Uji Lapang Sensor Tekanan Udara Gambar 10 menunjukkan bahwa garis titik hijau yang mewakili alat observasi dan garis titik biru yang mewakili yang mewakili alat rancangan menunjukan pola tren yang tidak jauh berbeda antara pengamatan manual dengan pengamatan sistem yang telah dirancang. 3.7 Pengujian SD Card Hasil pembacaan sensor dan hasil pengolahan mikrokontroler akan disimpan pada modul SD Card. Memori yang digunakan yakni micro SD Card dengan adapter dengan kapasitas penyimpanan 4 GB. Data penyimpanan tersebut 47

disimpan dengan nama Datalog.txt dan format text document. Untuk menjaga keutuhan data pada sistem backup SD Card maka diperlukan pengujian untuk mengetahui kapan kita harus memindahkan data ke database yang sudah di sediakan seperti penyimpanan internal komputer. Pengujian dilakukan selama 24 jam dan memperoleh memori data yang sudah dipergunakan sebesar 750 Kb. Perhitungan memory : (1) = (2) Keterangan : = kapasitas memori 4 Gb S = estimasi penyimpanan data per hari t = rentang waktu penyimpanan data = = = 5333 hari 14,6 tahun 3.8 Pengujian Transceiver RF Modul Transceiver RF yang digunakan 3DR Telemetry 915MHz merupakan perangkat yang terdiri dari sepasang radio telemetri dengan komunikasi serial berupa (TX, RX) dengan salah satu modul untuk digunakan pada perangkat komputer (Ground Module) dan modul lainnya untuk digunakan pada perangkat processor lainnya. Proses pengujian modul Transceiver RF untuk mengetahui apakah modul Transceiver RF mampu berkomunikasi dengan baik atau tidak. Proses pengujian dilakukan dengan cara mengunggah script program ke dalam mikrokontroler untuk mengirim data dari mikrokontroler yang dihubungkan dengan Transmitter menuju Receiver yang terkoneksikan dengan komputer. Proses pengecekan menggunakan Terminal.exe, apakah data yang dikirim dari mikrokontroler sudah masuk ke dalam komputer atau tidak, setting COM port yang akan digunakan pada komputer serta baudrate pada komputer dan mikrokontroler harus sama. Gambar 11. Hasil Pengujian Transceiver RF 3.9 Pengujian Komunikasi Sistem Pengujian komunikasi pada sistem ini bertujuan untuk mendapatkan hasil kerja sistem serta komunikasi nirkabel secara jarak jauh. Pengujian dilakukan dengan cara melihat pembacaan sensor dengan masing-masing output. Proses pembacaan dan pengukuran jarak jauh dengan menggunakan komunikasi nirkabel RF (Radio Frequency). Proses pengujian berlokasi di sepanjang jalan Camar Pinguin Bintaro Sector 3. Pengujian dilakukan secara full outdoor dan tanpa obstacle sedangkan pengujian semi indoor dan terdapat obstacle dilakukan di kampus Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika yakni Ruang Radar tempat Observasi dengan bagian telemetri berada di dalam sangkar meteo taman alat. Gambar 412 merupakan gambar lokasi pengujian jarak komunikasi sistem yang diambil dari Google Earth. Gambar 12. Lokasi Pengujian Komunikasi Full Outdoor Hasil pengujian jarak komunikasi antar kedua perangkat, diperoleh jarak terjauh secara line of sight pada ruang terbuka (full outdoor) yakni kurang lebih 200 meter, dari hasil pengujian komunikasi diperoleh hasil yang dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Pengujian Jarak Komunikasi Full Outdoor 48

Jarak Waktu (m) (detik) t Presentase (%) β Hasil Pengujian Komunikasi 20 2 100 Bagus 40 2 98 Bagus 60 4 97 Bagus 80 4 94 Bagus 100 5 95 Bagus 120 6 90 Bagus 140 7 85 Bagus 160 8 80 Bagus 180 8 75 Bagus 200 9 60 Bagus 220 12 45 Buruk * ) t < 5 β > 90 kategori Bagus * ) t > 10 β < 50 kategori Buruk Hasil pengujian prosentase (β) didapat melalui pengirim sampel data sebanyak 100x dan menghitung jumlah penerimaan data. Prosentase( (4) Hasil pengujian jarak komunikasi didapatkan bahwa komunikasi pada jarak 0 sampai 200 masih berjalan dengan bagus, sedangkan pada jarak 220 lebih komunikasi tidak berjalan dengan baik. Pengujian berdasarkan waktu didapat dengan melihat kecepatan pengiriman data, sample data dikirim sebanyak 100x kemudian akan dicatat lamanya waktu pengiriman (t tx) dan waktu penerimaan data (t rx) dan dihitung selisih keduanya untuk mengetahui tingkat kehandalan sistem. t = t tx - t r (3) Keterangan: t = selisih waktu pengujian jarak (s) t tx = waktu pengiriman data (s) t rx = waktu penerimaan data (s) Gambar 12. Grafik Hasil Pengujian Komunikasi Berdasarkan Waktu Gambar 3.10. Lokasi Pengujian Komunikasi Semi Outdoor Pengujian Komunikasi semi outdoor dilakukan dengan meletakan alat rangcangan transmiter (Tx ) di Sangkar Alat STMKG dan melakukan pengambilan data didalam ruangan tertutup dengan obstacle. Terdapat 5 kali percobaan yang dilakukan. Tabel 2. Hasil Pengujian Jarak Komunikasi Semi Outdoor Lokasi Transmiter Lokasi Receiver Jarak Keterangan (m) Sangkar Alat Ruang Observasi Radar 19,25 Bagus Sangkar Alat Ruang 56,77 Bagus Pengamatan Sangkar Alat Jalan Perhubungan I 102,8 Bagus Sangkar Alat Jalan Pemancar I 149,2 Buruk Sangkar Alat Tempat Tinggal 213 Buruk Berdasarkan pengujian komunikasi semi outdoor menunjukkan bahwa pengiriman dengan jarak dibawah 100 meter masih cukup bagus meskipun terhalang obstacle seperti bangunan atau pohon lebih dari itu data tidak dapat terkirim dengan baik. Gambar 13. Grafik Hasil Pengujian Komunikasi Berdasarkan Persentase 49

4. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan, sebagai berikut : 1. Rasio jarak optimum berkisar 100 meter dengan keberhasilan pengiriman komunikasi dari telemetri diatas 90% kurang dari itu tingkat kualiatas pengiriman terus menurun. 2. Berdasarkan estimasi perhitungan penggunaan SD Card setiap harinya sebesar 750 KB, maka dalam 4 tahun hanya memerlukan memory sebesar 1.08 GB 3. Hasil pengujian komunikasi serial telemetri terdapat jarak kritis dimana pada jarak tersebut baik waktu dan persentase mengalami perubahan yang drastis yaitu pada jarak 180 meter. 4. Jarak maksimal yang didapatkan sejauh 200 meter untuk full outdoor tanpa obstacle dan 100 meter semi outdoor dengan obstacle, melebihi penelitian sebelumnya yang berkisar 150 meter pada kondisi outdoor. 4.2 Saran Berdasarkan penelitian dan perancangan yang telah dilakukan, secara garis besar semuanya berjalan dengan baik terdapat sedikit kekurangan serta keterbatasan. Berikut beberapa saran dalam peningkatan kualitas yang diharapkan membantu kelak ke depannya, sebagai berikut : 1. Penambahan parameter cuaca dalam pengukuran, serta penggunaan sensor lain agar diperoleh beberapa parameter yang lebih lengkap. Agar memiliki kualiatas data yang lebih baik. 2. Agar jangkauan pancaran jauh sebaiknya menggunakan modul transceiver yang memiliki daya yang lebih besar. Penggunaan sistem komunikasi wireless dengan jenis dan tipe lainnya yang tidak mempunyai pengaruh terhadap perubahan cuaca. 3. Pembaharuan sistem database, agar dapat melakukan pengolahan dan pengiriman data secara otomatis pada server pusat. 4. Pengecekan perlu dilakukan setiap 6-12 bulan untuk pengamanan data backup. Sistem penyimpanan secara otomatis dibutuhkan untuk sistem backup data yang berasal dari bagian telemetri. DAFTAR PUSTAKA Annisa, N.N., 2017, Analisis Pengaruh Suhu, Tekanan, dan Kelembaban Udara pada Data Hasil Pengukuran EDM di Gunung Merapi, Skripsi, Universitas Gadjah Mada Ardi, N.D., Gandini, R.,, Asmoro, C.P., Agus Fany Chandra Wijaya, A.F.C., Tayubi, Y.R., dan Mujtahiddini, I., 2016, Analisis Spektral Suhu dan Tekanan Udara Selama Gerhana Matahari Total 2016 Di Bangka Tengah, Prosiding Seminar Nasional Sains dan Antariksa, LAPAN. Gunarsih, A.K., 1990, Klimatologi Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman. Bumi Aksara, Jakarta Hendrit, G., 2011, Perancangan Sistem Monitoring Kelembapan dan Temperatur Menggunakan Komunikasi Zigbee 2,4 GHz, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Semarang. Hadi, I., 2015, Sistem Telemetri Suhu, Kelembapan Relatif dan Tekanan Udara Berbasis Mikrokontroller ATMega32 Dengan Komunikasi Radio Frequency, Skripsi, Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Tanggerang Selatan. Harisuryo, R., Sumardi, dan Setiyono, B., 2015, Sistem Pengukuran Data Suhu, Kelembaban, dan Tekanan Udara dengan Telemetri Berbasis Frekuensi Radio, Transient, Vol.4, NO. 3 Marni dan Jumarang, M.I., 2016, Analisis Hubungan Kelembaban Udara dan Suhu Udara Terhadap Parameter Tebal Hujan di Kota Pontianak, Jurnal Prisma Fisika, Vol. IV, No. 03. Muzakim, A., 2011, Telemetri dan Telekontrol Antar Mikrokontroller Menggunakan Xbee Pro Wireless. Jurnal ELTEK, Volume 09 Nomor 02. 50

Soejitno, 1976, Dasar-Dasar Pengamatan Meteorologi Permukaan. Akademi Meteorologi dan Geofisika, Jakarta Sukiswo, 2005, Perancangan Telemetri Suhu dengan Modulasi Digital FSK-FM, Teknik Elektro, UNDIP. Wastharini, M.A., Arseno, D., dan Iswahyudi Hidayat, I., 2010, Perancangan dan Implementasi Sistem Telemetri Suhu Ruangan Berbasis Mikrokontroler. Institut Teknologi Telkom. Bandung. WMO No. 8, 2010, Guide to Meteorogical Instruments and Methods of Observation, World Meteorological Organization. Wahana Komputer, 2009, Aplikasi Cerdas Menggunakan Delphi, Penerbit Andi, Yogyakarta. Wuryatno, 2000, Agroklimatologi, USU Press, Medan. 51

52