III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Fakultas Pertanian

dokumen-dokumen yang mirip
III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Desember 2014.

BAHAN DAN METODE. Pengambilan sampel tanaman nanas dilakukan di lahan perkebunan PT. Great

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu . Bahan dan Alat Metode Penelitian Survei Buah Pepaya Sakit

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Pra-pengamatan atau survei

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Penyakit Tanaman Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Tanaman, serta Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas

Gambar 1 Tanaman uji hasil meriklon (A) anggrek Phalaenopsis, (B) bunga Phalaenopsis yang berwarna putih

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tanaman dan Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Sampel tanah diambil dari daerah di sekitar risosfer tanaman nanas di PT. Great

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Oktober 2011 sampai Maret 2012 di Rumah Kaca

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara

MATERI DAN METODE. Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru.

ISOLASI DAN KARAKTERISASI PENYEBAB PENYAKIT BUSUK BUAH PADA TANAMAN NANAS (Ananas comosus [L.] Merr.)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Botani, Fakultas Matematika dan Ilmu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Tanaman Industri dan Penyegar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. MATERI DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan dan Kebun

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Pengambilan sampel buah kopi penelitian dilakukan pada perkebunan kopi rakyat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

III. METODE PENELITIAN. Penelitan ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Tumbuhan dan Penyakit

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Tumbuhan Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Plant Physiology and Culture

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. eksplorasi dengan cara menggunakan isolasi jamur endofit dari akar kentang

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

BAB III BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan dari 2 Juni dan 20 Juni 2014, di Balai Laboraturium

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya dan

BAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat + 25

III. BAHAN DAN METODE. Jurusan Agroteknologi, Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan mulai

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL

BAB III METODE PENELITIAN. kentang varietas Granola Kembang yang diambil dari Desa Sumberbrantas,

Lampiran 1. Penyiapan media bakteri Aeromonas hydrophila

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif kualitatif meliputi

BAB III METODE PENELITIAN. dari Lactobacillus plantarum yang diisolasi dari usus halus itik Mojosari (Anas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Penyakit Tumbuhan, Bidang

bio.unsoed.ac.id MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1. Bahan Penelitian

PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI. Disusun oleh : Dr. Henny Saraswati, M.Biomed PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan penelitian

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014.

METODE PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

III. METODE KERJA. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas

Sampel air panas. Pengenceran 10-1

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan April 2014.

III. METODE PENELITIAN. Persiapan alat dan bahan yang akan digunakan. Pembuatan media PDA (Potato Dextrose Agar)

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan dan di halaman

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PERCOBAAN. Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor perlakuan, yaitu perlakuan jenis

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanaman Fakultas Pertanian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. III. 1 Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan sabun pencuci piring ialah :

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Maret 2014 di Laboratorium

BAHAN DAN METODE Tempat dan waktu penelitian Bahan dan Alat Isolasi dan Uji Reaksi Hipersensitif Bakteri Penghasil Siderofor

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tentang pemanfaatan kunyit putih (Curcuma mangga Val.) pada

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan, Fakultas Pertanian,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015.

BAHAN DAN METODE. Kasa Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian dan

LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur Kerja Isolasi Bakteri Endofit dari Batang dan Akar Tanaman Dara metode Radu & Kqueen (2002) yang dimodifikasi

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Februari 2014.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Desember 2013 dengan tahapan

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Wawancara Pengamatan dan Pengambilan Contoh

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun PT NTF (Nusantara Tropical Farm) Way

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan September 2010 di

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan pengambilan sampel tanah dilakukan di kecamatan Samarinda

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan kemampuan Bacillus mycoides dalam memfermentasi onggok untuk

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Teknik Isolasi Bakteri

IV. KULTIVASI MIKROBA

Transkripsi:

9 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung sejak Juli sampai dengan September 2015. Pengambilan sampel tanaman sakit dilakukan di perkebunan PT Nusantara Tropical Farm (NTF) di Kecamatan Way Jepara, Kabupaten Lampung Timur. 3.2 Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah akuades, Media nutrient agar (NA), yeast peptone agar (YPA), potato peptone glucose agar (PPGA), media oksidatif/fermentatif, minyak parafin, gliserol, KOH 3%, telur, NaCl 0,9%, alkohol, air steril, umbi kentang, buncis, kacang panjang, tomat, bawang bombai, bawang daun, seledri, selada, tanaman nanas sehat, dan tanaman nanas yang mengalami penyakit busuk lunak. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cawan petri, autoklaf, jarum ose, bunsen burner, korek api, nampan plastik,tabung erlenmeyer, tabung eppendorf 1,5 ml, tusuk gigi, kapas, plastik wrap, gelas ukur, tabung reaksi, timbangan digital, pinset, mikropipet, laminar air flow, penggaris, kertas label, pisau, skapel, alumunium foil dan alat tulis.

10 3.3 Metode Penelitian Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pertama berupa isolasi dan karakterisasi bakteri penyebab penyakit busuk lunak tanaman nanas. Isolasi bakteri penyebab penyakit busuk lunak dilakukan untuk mendapatkan isolat murni dari patogen yang selanjutnya dilakukan karakterisasi. Isolasi tersebut dilakukan pada media nutrient agar (NA), yeast peptone agar (YPA), dan potato peptone glucose agar (PPGA). Selanjutnya, isolat murni yang telah diperoleh dikarakterisasi melalui beberapa pengujian, antara lain uji pembusukan pada umbi kentang, uji Gram dengan menggunakan KOH 3%, uji oksidatif/fermentatif (O/F), uji lechitinase, dan uji patogenisitas pada daun nanas. Tahap kedua dalam penelitian ini adalah uji kisaran inang dengan mengunakan beberapa jenis tanaman sayuran. Uji kisaran inang antara lain dilakukan pada buncis, kacang panjang, tomat, bawang bombai, bawang daun, seledri, dan selada. 3.4 Persiapan Penelitian Persiapan penelitian terdiri atas pembuatan media NA, YPA, PPGA, O/F, dan media uji lecithinase. Adapun prosedur kerja yang dilakukan adalah sebagai berikut: 3.4.1 Pembuatan media nutrient agar (NA) Media NA dibuat dengan mencampurkan bubuk NA dengan akuades. Bubuk NA yang sudah ditimbang sebanyak 28 g dimasukkan ke dalam tabung erlenmeyer dan kemudian ditambahkan akuades sebanyak 1.000 ml dan diaduk rata menggunakan spatula dan kemudian direbus sampai mendidih. Tabung

11 erlenmeyer ditutup dengan alumunium foil dan diikat dengan karet gelang. Setelah itu, tabung erlenmeyer yang berisi media dimasukkan ke dalam plastik tahan panas dan diautoklaf selama 10 menit pada suhu 121 C dan tekanan 1atm. Selanjutnya, media dikeluarkan dari dalam autoklaf, ditunggu sampai agak dingin dan dituangkan ke dalam cawan petri secara aseptik di dalam laminar air flow. 3.4.2 Pembuatan media yeast peptone agar (YPA) Media YPA dibuat dengan mencampurkan bubuk yeast,peptone, dan agar dengan akuades. Bubuk yeast ditimbang sebanyak 5 g, peptone 10 g dan kemudian dimasukkan ke dalam gelas beaker. Setelah itu, ke dalam gelas beaker yang berisi bubuk yeast dan peptone ditambahkan akuades sebanyak 1.000 ml dan kemudian ph diukur dan disesuaikan untuk mendapatkan ph 6,8. Selanjutnya, media tersebut ditambahbubuk agar sebanyak 20 g lalu direbus sampai mendidih dan semua bahan melarut. Gelas beaker diangkat dan ditutup menggunakan alumunium foil, kemudian diikat dengan karet gelang. Media dimasukan ke dalam plastik tahan panas dan diautoklaf selama 10 menit pada suhu 121 C dan tekanan 1atm. Selanjutnya, media diambil dari dalam autoklaf dan dituangkan ke dalam cawan petri secara aseptik di dalam laminar air flow. 3.4.3 Pembuatan media potato peptone glucose agar (PPGA) Media PPGA dibuat dengan mencampurkan ekstrak kentang, dengan peptone, glucose, Na 2 HPO 4.2H 2 O, NaCl, KH 2 PO 4, dan agar kedalam akuades. Sebanyak 200 g kentang dipotong kecil ± 1 cm kemudian direbus dengan 1.000 ml akuades sampai kentang lunak. Ekstrak hasil rebusan disaring dan dimasukkan ke dalam gelas beaker yang berisi 5 g peptone, 3 g Na 2 HPO 4.2H 2 O, 3 g NaCl, 0,5 g

12 KH 2 PO 4, 5 g glucose dan 20 g agar. Jika media belum mencapai 1.000 ml, maka ditambahkan akuades sampai volume tersebut. Setelah semua bahan homogen, media dituang ke dalam tabung reaksi sebanyak 5 ml/ tabung dan kemudian ditutup menggunakan kapas. Selanjutnya, semua media dalam tabung reaksi dimasukkan ke dalam plastik tahan panas dan diautoklaf selama 10 menit pada suhu 121 C dan tekanan 1atm. Selanjutnya, media diangkat dan dimiringkan dalam laminar air flow sampai media membeku. 3.4.4 Pembuatan media oksidatif/fermentatif (O/F) Media O/F dibuat dengan mencampurkan peptone, NaCl, K 2 HPO 4, BTV (bromthymol blue), glucose, dan bacteriological agar ke dalam akuades. Ditimbang 2 g peptone, 5 g NaCl, 0,3 g K 2 HPO 4, 0,08 BTV, dan 2 g glucose,dan kemudian dimasukkan ke dalam gelas beker. Gelas beker yang berisi bahan-bahan tersebut diberi akuades sebanyak 1.000 ml dan kemudian ph diukur (7,2). Selanjutnya, media tersebut ditambahkan bacteriological agar sebanyak 2 g dan kemudian direbus sampai mendidih. Setelah semua bahan homogen, media dituang ke dalam tabung reaksi sebanyak 5 ml/ tabung dan kemudian ditutup menggunakan kapas. Selanjutnya, semua media dalam tabung reaksi dimasukkan ke dalam plastik tahan panas dan diautoklaf selama 10 menit pada suhu 121 C dan tekanan 1atm. Selanjutnya, media diangkat dan didinginkan sampai media membeku. 3.4.5 Pembuatan media uji lecithinase Pembuatan media uji lecithinase ialah dengan menambahkan media YPA dengan kuning telur dan NaCl 0,9%. Kuning telur didesinfektan menggunakan alkohol

13 70% dan dibiarkan selama 2 menit. Selanjutnya, kuning telur dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 2 ml dan ditambahkan 8 ml NaCl 0,9%. Supensi kedua bahan tersebut dihomogenkan menggunakan rotamixer selama 1 menit. Media YPA yang hangat kuku dimasukkan kedalam cawan petri kemudian ditambahkan 1 ml suspensi kuning telur dan NaCl. Selanjutnya media dihomogenkan dengan cara memutar cawan dan kemudian media didiamkan. 3.5 Pelaksanaan Penelitian 3.5.1 Isolasi dan Karakterisasi penyebab busuk lunak Sampel tanaman nanas yang menunjukkan gejala penyakit busuk diambil dari perkebunan PT NTF Kecamatan Way Jepara, Kabupaten Lampung Timur. Daun nanas yang terinfeksi dari perkebunan PT NTF menunjukkan ciri berupa busuk lunak seperti melepuh tersiram minyak panas pada daunnya (water soaking) (Gambar 1). Gambar 1. Sampel tanaman nanas dari perkebunan PT NTF dengan gejala busuk melepuh pada daun.

14 Bagian daun tanaman yang diambil untuk keperluan isolasi dipotong kecil dengan ukuran 2 x 2 cm dengan perbatasan ¼ sakit dan ¾ sehat. Selanjutnya, potongan tersebut direndam selama 1 menit dalam akuades kemudian dimbil dan didesinfektan dalam 10% klorok selama 1 menit, kemudian direndam kembali dalam akuades selama 1 menit lalu angkat dan tiriskan. Setelah itu, potongan jaringan daun tersebut dimasukkan ke dalam tabung eppendorf 1,5 ml yang berisi air steril sebanyak 1ml, kemudian dihancurkan menggunakan pinset steril dan didiamkan selama 5 menit. Hasil suspensi tersebut selanjutnya digoreskan pada media NA menggunakan jarum ose kemudian diinkubasikan pada suhu ruang selama 24-48 jam. Beberapa koloni yang tumbuh diisolasi kembali (reisolasi) menggunakan media YPA dengan metode penggoresan kuadran. Setelah diperoleh koloni tunggal bakteri, isolat tersebut diisolasi kedalam media miring PPGA. 3.5.1.1 Uji Pembusukan pada Umbi Kentang Umbi kentang yang akan digunakan dalam pengujian ini dikupas dan diiris setebal 2 cm, kemudian dicuci dengan air mengalir selama 35 menit untuk menghilangkan residu bahan kimia pada umbi kentang. Selanjutnya irisan kentang tersebut diletakkan di dalam cawan steril, kemudian isolat bakteri dalam media miring PPGA diambil sebanyak 1 jarum ose penuh dan digoreskan pada bagian tengah umbi kentang. Reaksi positif ditunjukkan dengan adanya pembusukan pada kentang dan terdapat lendir setelah diinkubasi selama 24-48 jam (Lelliot & Stead, 1987 dalam Ferfinia, 2010).

15 3.5.1.2 Uji Oksidatif/Fermentatif (O/F) Pengujian ini bertujuan untuk mendeteksi apakah bakteri yang diuji bersifat oksidatif ataukah fermentatif. Pengujian dilakukan dengan menumbuhkan bakteri uji pada media oksidatif/fermentatif ( ph 7.2) pada tabung reaksi. Masing-masing bakteri uji diinokulasikan pada 2 tabung reaksi. Bakteri uji diinokulasikan pada media dengan cara menusukkannya pada kedalaman 0,5 cm, kemudian ditutup dengan minyak parafin steril pada salah satu tabung, sedangkan tabung yang satunya tanpa diberi minyak parafin. Kontrol pada pengujian ini berupa media uji tanpa bakteri. Pengamatan dilakukan selama 7-14 hari. Jika terjadi perubahan warna dari hijau menjadi kuning hanya pada media uji tanpa minyak parafin berarti bakteri tersebut bersifat oksidatif, sedangkan bakteri bersifat fermentatif jika mampu menyebabkan perubahan warna hijau menjadi kuning pada media yang ditutup dengan minyak parafin maupun yang tanpa minyak parafin (Lelliot & Stead, 1987 dalam Masnilah et al., 2013). 3.5.1.3 Uji Gram menggunakan KOH 3% Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kelompok isolat bakteri yang diuji. Isolat bakteri diambil dengan menggunakan tusuk gigi dan diletakkan pada kaca preparat yang telah ditetesi KOH 3% lalu dicampurkan secara merata. Selanjutnya ujung tusuk gigi disatukan pada campuran bakteri dan KOH 3%. Apabila terbentuk lendir dan terasa lengket serta membentuk benang ketika tusuk gigi diangkat maka hal ini menunjukkan bahwa bakteri tersebut merupakan bakteri golongan Gram negatif dan sebaliknya jika tidak terbentuk benang maka

16 bakteri tersebut adalah bakteri golongan Gram positif (Abegaz, 2007 dalam Purwohadisantoso et al., 2009). 3.5.1.4 Uji Lecithinase Pengujian ini dilakukan untuk membedakan antara bakteri Pectobacterium dengan Erwinia chrysanthemi (Dickeya spp.). Pengujian dilakukan dengan menggoreskan isolat bakteri pada media YPA yang ditambahkan kuning telur dan NaCl 0,9%.. Jika pengujian menghasilkan zona putih buram yang menyebar di luar tepi koloni maka isolat tersebut lecithinase positif dan ini merupakan ciri bakteri Erwinia chrysanthemi (Dickeya spp.). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Esselman & Liu (1960), bakteri yang dapat memproduksi lecithinase tidak hanya kelompok bakteri Gram positif, namun kelompok bakteri Gram negatif juga memproduksi lecithinase. Kelompok bakteri Gram positif sebagian besar produsen lecithinase adalah anaerob, sedangkan kelompok bakteri Gram negatif sebagian besar produsen lecithinase adalah aerob. 3.5.1.5 Uji Patogenisitas pada Daun Nanas Pengujian ini dilakukan untuk memastikan bahwa bakteri penyebab penyakit yang diisolasi benar-benar bakteri yang sama dengan penyebab penyakit pada tanaman nanas di PT NTF. Pengujian ini dilakukan dengan cara menginokulasikan isolat murni bakteri tersebut pada tanaman inang yang sehat. Inokulasi dilakukan dengan cara memberikan suspensi isolat bakteri ke daun nanas yang sehat dengan cara disuntikan suspensi sebanyak 0,25 ml dengan kedalaman suntik 2 cm. Hasil uji patogenisitas dinyatakan positif apabila di sekitar area bekas suntik pada daun

17 nanas ditemukan gejala busuk bakteri seperti yang ditemukan pada sampel tanaman nanas yang digunakan. 3.5.2 Uji Kisaran Inang Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah isolat bakteri dapat menyebabkan infeksi pada tanaman lainnya. Tanaman yang digunakan dalam uji kisaran inang adalah dari beberapa jenis tanaman sayuran diantaranya buncis, kacang panjang, tomat, bawang bombai, bawang daun, seledri, dan selada. Inokulasi dilakukan dengan stab isolat bakteri ketanaman tersebut. Apabila tanaman yang diinokulasikan busuk berarti isolat bakteri yang diperoleh dapat menginfeksi tanaman tersebut.