BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini. berkembang sangat pesat terutama dalam bidang pendidikan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam proses pembelajaran (Hayati, 2016). sebagai pesan, sumber belajar sebagai sumber pesan, media pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran fisika seringkali dianggap susah oleh siswa karena cara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tujuan serta prosedur penelitian dan pengembangan (research and

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kunci yang sangat diperlukan dalam meletakkan fondasi bagi

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pembelajaran Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional sedang mengalami perubahan yang cukup mendasar,

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai pelaksana pendidikan akan terkena dampak dari setiap perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi saat ini, penggunaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (IPTEK) dari masa ke masa semakin pesat. Fenomena ini mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi (Aqib, 2013:66). Menurut Sagala

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern semakin

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan konsep siswa di sekolah sering diindikasikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak awal Millenium ketiga Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

BAB I PENDAHULUAN. siswa (membaca, menulis, ceramah dan mengerjakan soal). Menurut Komala

2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI PADA MATERI POKOK SIKLUS AIR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. demi detik sejak manusia lahir sampai mati. Manusia sejak lahir belajar untuk

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, dengan teknologi dan komunikasi yang canggih tanpa mengenal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PEMBUATAN POLA DASAR BUSANA WANITA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. baik, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. dibuka secara elektronik melalui komputer sesuai dengan perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan atau sains. Menurut H.W Fowler (dalam Trianto: 2010) Ilmu

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan permasalahan dengan sikap terbuka serta pendekatanpendekatan

BAB I PENDAHULUAN. mendukung cara tersebut makin disempurnakan dari waktu ke waktu.

BAB I PENDAHULUAN. adalah media cetak (diktat, modul, hand out, buku teks, majalah, surat kabar, dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendekatan pengajaran, yang semula lebih banyak bersifat tekstual berubah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. seiring perkembangan hardware dan software komputer. Saat ini, multimedia

BAB I PENDAHULUAN. menuntut peserta didik untuk aktif dalam proses pembelajaran. Guru

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis 3D ebook sebagai Buku Penunjang Siswa SMP/ MTs Materi Fisika Listrik Dinamis

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah pendidikan yang menjadi perhatian saat ini adalah sebagian

2015 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MED IA ELEKTRONIK PENGUKURAN PANGKALA ELEKTRONIKA DI SMK NEGERI 4 BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perubahan global terutama dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dapat membawa kita kepada situasi belajar dimana learning with effort

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Setiap siswa mempunyai cara yang berbeda dalam mengkonstruksikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses interaksi yang baik didasari oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian dari perjalanan seorang manusia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Sejalan perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk

PENGEMBANGAN COURSEWARE

I. PENDAHULUAN. yang besar untuk menjadi alat pendidikan, khususnya dalam. menyampaikan informasi atau ide-ide yang terkandung dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pesatnya laju perkembangan ilmu dan teknologi pada saat ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan persaingan kualitas dalam dunia pendidikan. Salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar (PBM) atau pembelajaran seringkali dihadapkan

antara komponen-komponen pembelajaran dalam bentuk proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

I. PENDAHULUAN. Untuk lebih jelasnya pembahasan tiap sub bab akan diuraikan sebagai berikut.

BAB 1 PENDAHULUAN. Animasi berasal dari kata Animation yang ada dalam kata bahasa inggris to

I. PENDAHULUAN. Di dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang menuntut manusia terus mengembangkan wawasan dan kemampuan di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Pemerintah telah berupaya untuk mengembangkan serta menyempurnakan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. mendorong setiap manusia dapat merespon semua perkembangan tersebut. logis, kreatif dan kemauan berkerjasama secara efektif.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan (sains) dan teknologi semakin pesat dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lingtang Ratri Prastika, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dimana objeknya adalah benda benda alam. Ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak awal kehidupan umat manusia berabad- abad silam, untaian sejarah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang

BAB I PENDAHULUAN. sorotan tajam dari berbagai pihak. Hal ini disebabkan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang membosankan dan bahkan ada yang sampai membenci. Hal ini,

BAB I PENDAHULUAN. mendukung kreatifitas manusia untuk mencapai hasil maksimal dalam segala

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi (TIK) yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber manusia itu tergantung pada kualitas pendidikan. Peran

1 BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan mulai dari SMP (Sekolah Menengah Pertama) hingga SMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang semakin canggih membuat suatu perubahan

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO TUTORIAL PADA MATA PELAJARAN SISTEM OPERASI KELAS X MULTIMEDIA SMK NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. terdapat beberapa permasalahan yang terjadi dalam proses belajar mengajar

I. PENDAHULUAN. Fisika adalah suatu pelajaran yang berkaitan dengan ilmu alam dan

I. PENDAHULUAN. Pelajaran fisika telah diperkenalkan kepada siswa di Sekolah Dasar (SD) dan di

BAB I PENDAHULUAN. bahwa setiap satuan pendidikan diharapkan membuat Kurikulum Tingkat

Teguh Pratikno 1, Ewo Termedi 2, Wahid Munawar 3

IV. HASIL PEMBAHASAN. bermuatan nilai ketuhanan dan kecintaan terhadap lingkungan dengan Adobe

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tugas-tugas di dalam kelas saja, melainkan proses terjadinya interaksi antara guru,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia, pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. sehingga peserta didik dapat mengalami perubahan yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini berkembang sangat pesat terutama dalam bidang pendidikan. Seperti yang dikemukakan Arsyad (2014) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaruan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses pembelajaran. Keberhasilan sebuah pembelajaran dapat dicapai melalui pembentukan komunikasi yang efektif antar komponen belajar. Salah satu cara untuk membentuk komunikasi efektif adalah dengan menggunakan media pembelajaran. Media pembelajaran mempunyai peran sebagai teknologi pembawa informasi yang dapat dimanfaatkan untuk proses pembelajaran. Media pembelajaran adalah alat bantu yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Media merupakan bagian yang tidak terpisahakan dari proses belajar mengajar demi tercapaianya tujuan pendidikan (Arysad, 2008). Pendidik bertanggung jawab penuh agar materi yang diajarkan dapat diterima oleh peserta didik dengan baik. Pada dasarnya suatu kegiatan pembelajaran di dalam kelas dapat dilaksanakan dengan menggunakan media pemebelajaran. Media pembelajaran digunakan oleh pendidik dengan harapan peserta didik sebagai subjek didik dapat menerima bahan pelajaran itu dengan baik dan memberikan hasil yang memuaskan. Apabila dalam penyampaian 1

2 pelajaran seorang pendidik selalu menggunakan metode ceramah tanpa didukung dengan media yang menarik dan dilakukan terus menerus tanpa adanya variasi dalam pelaksanaannya, maka peserta didik akan menemui kejenuhan dalam kegiatan belajar mengajar tersebut (Lodang, 2014). Oleh karena itu, seorang pendidik dituntut untuk mampu mengembangkan media pembelajaran yang lebih bervariasi. Pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran memiliki tingkat keberhasilan lebih tinggi. Seperti yang dikemukakan Lodang (2014), Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik adalah penggunaan media pembelajaran oleh pendidik yang merupakan media dalam usaha menyampaikan konsep dan berbagai tujuan pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dianggap mampu menghilangakan kejenuahan peserta didik dalam belajar. Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap peserta didik. Maka media pembelajaran dianggap baik jika dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan dan meningkatkan minat peserta didik serta mengurangi kejenuhan peserta didik dalam belajar. Menyadari pentingnya media pembelajaran terhadap proses belajar mengajar, pendidik harus mampu mengembangkan media sesuai dengan tuntutan kurikulum dan kebutuhan peserta didik. Media pembelajaran dapat di kembangkan untuk semua mata pelajaran salah satunya mata pelajaran IPA.

3 IPA pada hakikatnya meliputi empat unsur utama IPA pada hakikatnya meliputi empat unsur utama yaitu: (1) sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar; IPA bersifat open ended; (2) proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan; (3) produk: berupa fakta, konsep, prinsip, teori, dan hukum; dan (4) aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari (Buku Guru IPA: 2013). Keempat unsur itu merupakan ciri IPA yang utuh yang sebenarnya tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya. Jadi IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Fisika merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang sangat penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pembelajaran fisika seringkali mengandung konsep abstrak (Hadi, 2014). Persamaan matematis yang begitu rumit dan fenomena fisika begitu banyak yang masih bersifat abstrak, sehingga peserta didik merasa jenuh dan malas ketika dihadapkan pada mata pelajaran fisika (Huriawati, 2015). Struktur Bumi dan Dinamikanya adalah salah satu pokok bahasan pada mata pelajaran IPA kelas VII di SMPN/MTsN, yang masih dianggap sulit dalam

4 pemahamannya karena fenomena yang masih bersifat abstrak sehingga membutuhkan media dalam proses pembelajarannya. Peserta didik adalah subyek belajar dan mereka yang saat ini tengah menempuh pendidikan pada jenjang Madrasah Tsanawiyah (MTs) merupakan anak-anak yang lahir pada era Generasi Z, yaitu lahir pada sekitar tahun 1995 sampai dengan tahun 2010 (Puspita, 2016). Generasi Z sendiri merupakan generasi yang disebut dengan generasi net, yaitu mereka yang hidup pada masa digital. Generasi Z memiliki karakteristik yang khas dimana internet mulai berkembang dan tumbuh sejalan dengan perkembangan media digital atau elektronik. Dengan status anak yang lahir pada Generasi Z, otomatis membuat mereka lebih mudah mengenal dan memahami teknologi. Sebagai peserta didik mereka dengan cepat mampu menguasai media informasi digital, baik yang mereka manfaatkan untuk keperluan belajar atau yang lainnya sekedar untuk hiburan. Adanya hal ini membuat peserta didik terkadang justru mengesampingkan adanya proses pembelajaran klasikal di kelas. Peserta didik cenderung akan lebih tertarik untuk mencari bahan belajar melalui media elektronik. Anak-anak yang tumbuh pada Generasi Z ini juga kurang menyukai proses, mereka pada umumnya kurang sabar dan lebih menyukai hal-hal yang sifatnya instan. Menghadapi generasi Z yang sangat dekat dengan teknologi, memiliki kecenderungan hiperaktif, penuh percaya diri, dan mudah bosan,

5 inovasi dan terobosan dalam metode pengajaran sangat diperlukan, di mana guru berperan sebagai fasilitator (Yusuf, 2016). Salah satu inovasi yang dapat diterapkan untuk anak generasi Z adalah media pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara penulis terhadap proses pembelajaran dan kondisi kelas yang diajar oleh salah seorang pendidik mata pelajaran IPA kelas VII Ibu Netti di MTsN 6 Padang. Diperoleh informasi bahwa ketersediaan media pembelajaran IPA yang komunikatif dan memiliki tampilan yang menarik masih belum banyak dikembangkan. Pendidik cenderung hanya menggunakan papan tulis dan buku sebagai media pembelajaran dan terkadang dalam proses pembelajaran pendidik menerangkan materi dengan menggunakan media sederhana seperti charta dan peserta didik hanya mendengarkan apa yang dijelaskan oleh pendidik, tidak adanya terlihat peserta didik yang aktif di kelas tersebut. Sehingga sebagian peserta didik ada yang meribut di dalam kelas dan ini menyebabkan proses pembelajaran kurang kondusif. Padahal, madrasah sudah menyediakan fasilitas memadai untuk menunjang pembelajaran mengunakan media interaktif, dengan tersedianya labor komputer dan LCD. Ketersediaan labor komputer dan LCD tersebut sangat disayangkan jika kurang dimanfaatkan. Sebaiknya, pendidik harus mengikuti perkembangan teknologi dan dapat merancang bahan ajar dengan menggunakan komputer sehingga proses pembelajaran tidak membosankan dan dapat menunjang keaktifan peserta didik.

6 Berdasarkan uraian di atas, solusi yang digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan mengimplementasikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang sekarang ini, sangat dimungkinkan menggunakan media pembelajaran IPA dengan sistem pembelajaran yang memanfaatkan media yang berbasis teknologi informasi sehingga tidak sepenuhnya bersifat konvensional. Sehingga diharapkan dapat menghidupkan suasana belajar yang lebih bermakna. Salah satunya adalah dengan mengembangkan media pembelajaran mengguanakan aplikasi Lecture Maker. Media Lecture Maker merupakan salah satu alternatif media yang dapat digunakan baik oleh pendidik maupun peserta didik. Software lecture maker dilengkapi dengan program pembuatan audio video, sehingga sangat memungkinkan membuat media pembelajaran yang interaktif. Dalam media ini terdapat simulasi yang dapat membantu peserta didik dalam proses pembelajaran dan evaluasi untuk mengukur kemampuan peserta didik (Anggraeni, 2015). Alasan digunakannya media Lecture Maker pada pengembangan media ini karena kelebihannya dapat menimbulkan kegiatan belajar mengajar yang bervariasi serta mempunyai kemampuan untuk melibatkan peserta didik dalam kegiatan belajar-mengajar secara aktif sehingga dapat meningkatkan minat belajar peserta didik. Selain itu peserta didik juga dapat berperan dalam proses pembelajarannya, karena seperti prinsip belajar bahwa untuk mempelajari sesuatu dengan cepat dan efektif harus melihat, mendengar, dan

7 merasakannya, untuk itu diperlukan media yang interaktif agar peserta didik dapat merasakan hal tersebut dan bisa memahami pelajaran. Pada Pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran berbasis software Lecture Maker, peserta didik lebih mudah memahami materi pelajaran karena menampilkan materi belajar yang lebih menarik, sehingga terjadi proses interaksi antara pendidik dan peserta didik melalui kegiatan terpadu yaitu kegiatan belajar peserta didik dan kegiatan mengajar pendidik dengan menggunakan media pembelajaran tersebut. Media yang dapat dilihat peserta didik sewaktu pembelajaran tersusun dari materi belajar dan video. Penelitian mengenai Lecture Maker beberapa sudah ada ada dilakukan, yaitu: Penelitian yang dilakukan oleh (Marbun, 2012) menyatakan bahwa media pembelajaran menggunakan Lecture Maker dapat meningkatkan hasil belajar. Pada penelitian lainnya yang telah dilakukan oleh (Anggreini, 2015) menyatakan bahwa media pembelajaran Lecture Maker yang dikembangkan peneliti baik dan layak digunakan. Penggunaan media Lecture Maker ini juga cocok dengan pengembangan peserta didik MTS yang rentang usianya sekitar 12-15 tahun. Pada usia ini peserta didik berada pada generasi Z pada umumnya lebih suka menggunakan komputer dalam proses pembelajaran dari pada membuka dan membaca buku. Berdasarkan masalah yang ada maka peneliti mengatasinya dengan menggunakan media pembelajaran interaktif dalam proses pembelajaran. Peneliti menggunakan software lecture maker sebagai media

8 pembelajaran yang dapat digunakan guru maupun siswa. Software lecture maker ini merupakan media pembelajaran yang dapat membantu guru dalam proses pembelajaran. Dengan media ini guru bisa membuat media pembelajaran yang bervariasi untuk meningkatkan minat belajar siswa. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti melakukan penelitian pengembangan dengan judul Pengembangan Media Lecture Maker pada Pembelajaran Fisika di MTsN 6 Padang B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang, maka dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut : 1. Dengan perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini mendorong upaya-upaya pembaruan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses pembelajaran salah satunya media pembelajaran. 2. Salah satu faktor keberhasilan sebuah pembelajaran dicapai melalui pembentukan komunikasi yang efektif antar komponen belajar. Komunikasi yang efektif salah satunya dibentuk dengan menggunakan media pembelajaran. 3. Dengan menggunakan media pembelajaran peserta didik dapat menerima bahan pelajaran itu dengan baik dan memberikan hasil yang memuaskan.

9 4. Dalam pembelajaran fisika seringkali mengandung konsep abstrak, sehingga peserta didik merasa jenuh dan malas ketika dihadapkan pada mata pelajaran fisika. 5. Ketersediaan media pembelajaran IPA yang komunikatif dan memiliki tampilan yang menarik masih belum banyak dikembangkan. 6. Dalam proses pembelajaran pendidik menerangkan materi dengan menggunakan media sederhana seperti charta. Padahal, Madrasah telah menyediakan fasilitas yang dapat menunjang keterpakaian media pembelajaran. 7. Peserta didik cenderung hanya mendengarkan apa yang dijelaskan oleh pendidik dan tidak adanya terlihat peserta didik yang aktif di kelas. 8. Pengembangan media pembelajaran fisika menggunakan software lecture maker dapat mengkonkretka konsep-konsep yang abstrak pada pembelajaran fisika. C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diungkapkan di atas, permasalahan perlu dibatasi cakupannya diantaranya : 1. Pengembangan media pembelajaran fisika menggunakan software lecture maker dapat mengkonkretka konsep-konsep yang abstrak pada pembelajaran fisika. 2. Pengembangan media dibatasi pada pokok bahasan Struktur Bumi dan Dinamikanya kelas VII di MTSN 6 Padang.

10 3. Media pembelajaran yang dikembangkan memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif. Kriteria valid dilihat dari aspek isi, konstruksi atau susunan media, dan bahasa. Kriteria praktis dilihat dari aspek kemudahan dalam proses penggunaan dan kemudahan dari penjabaran konsep dan materi. Dan kriteria efektif dilihat dari minat peserta didik dalam pembelajaran fisika dengan menggunakan media Lecture Maker. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana desain media Lecture Maker pada pembelajaran Fisika pokok bahasan Struktur Bumi dan Dinamikanya? 2. Bagaimana kualitas media Lecture Maker pada pembelajaran Fisika pokok bahasan Struktur Bumi dan Dinamikanya kelas VII di MTSN 6 Padang memenuhi kriteria valid, praktis dan efektif? E. Tujuan Penelitian Dilihat dari rumusan masalah pengembangan, tujuan penelitian dari pengembangan ini adalah: 1. Untuk menghasilkan media Lecture Maker pada Pembelajaran Fisika pokok bahasan Struktur Bumi dan Dinamikanya. 2. Untuk mengembangkan media Lecture Maker pada Pembelajaran Fisika pokok bahasan Struktur Bumi dan Dinamikanya kelas VII di

11 MTSN 6 Padang yang memenuhi kriteria kelayakan valid, praktis dan efektif. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis a. Bagi Pendidik 1) Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan pengembangan media pembelajaran interaktif guna meminimalisasi kejenuhan dan kebosanan dalam pembelajaran konvensional di kelas yang mengakibatkan minat belajar siswa menjadi berkurang dalam memahami materi pada mata pelajaran IPA-fisika. 2) Sebagai perangkat bantu dan alternatif media pembelajaran pada mata pelajaran Fisika. b. Bagi Peserta didik 1) Dapat mempermudah pemahaman peserta didik tentang materi struktur bumi dan dinamikanya pada mata pelajaran IPA. 2) Dapat memberikan suasana baru dalam pembelajaran sehingga siswa lebih berminat dan tertarik dalam belajar. c. Bagi Sekolah Memberi sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah guna meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah tersebut. 2. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan tentang membuat media pembelajaran fisika menggunakan Lecture Maker.

12 b. Menambah pengetahuan pembaca tentang media pembelajaran yang digunakan dan dikembangkan di MTs. c. Diharapkan media pembelajaran dengan menggunakan Lecture Maker dapat direkomendasikan sebagai inovasi dalam dunia pendidikan dalam meningkatkan minat belajar siswa dan hasil belajar siswa. G. Spesifikasi Produk Spesifikasi produk yang telah dikembangkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Produk yang telah dikembangkan adalah media pembelajaran fisika menggunakan software Lecture Maker. 2. Media pembelajaran yang dikembangkan sesuai dengan KD suatu pokok bahasan yang akan diajarkan. Pokok bahasan Pada media pembelajaran yakni materi kelas VII tentang Struktur Bumi dan Dinamikanya. 3. Media pembelajaran ini dalam bentuk software aplikasi sehingga peserta didik dapat menggunakannya sebagai sumber belajar mandiri dan dapat digunakan pendidik sebagai media presentasi. 4. Media pembelajaran berupa file yang dapat disimpan di DVD, Flahsdisk, dan media simpan lainnya. 5. Media pembelajaran ini dapat menarik perhatian Peserta Didik, karena materi disajikan dengan penggabungan audio visual dalam bentuk teks, gambar, animasi dan video. 6. Media pembelajaran yang dikembangkan didesain dengan: diskripsi judul, petunjuk penggunaan untuk peserta didik, kompetensi inti, kompetensi

13 dasar, indikator, tujuan pembelajaran, rangkuman materi, soal evaluasi, dan profil. H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan 1. Asumsi Pengembangan Pengembangan media ini terdapat beberapa asumsi, yaitu: a. Media pembelajaran fisika menggunakan Lecture Maker dapat digunakan pada Komputer dan labtop. b. Media Lecture Maker pada pembelajaran fisikan akan bersifat interaktif jika tersedia komputer setiap peserta didik. b. Adanya LCD di madrasah yang dapat menunjang penelitian dalam mengembangkan media pembelajaran fisika menggunakan Lectue Maker. c. Materi yang dikembangkan dalam media pembelajaran fisika sesuai dengan KI dan KD berdasarkan kurikulum yang berlaku secara Nasional yaitu Kurikulum 2013 revisi 2016. d. Media pembelajaran fisika menggunakan Lectue Maker yang dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik saat ini yang sangat akrab dengan dunia internet dan gadget serta android. 2. Keterbatasan Pengembangan Dalam pengembangan media pembelajaran ini terdapat beberapa keterbatasan antara lain:

14 a. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah uji efektifitas tidak dilakukan dengan skala yang besar pada beberapa sekolah namun hanya pada satu sekolah dengan 1 kelas saja b. Subjek uji coba media pembelajaran terbatas pada peserta didik MTSN Model Padang kelas VII. c. Pengembangan dilakukan dengan presentasi oleh pendidik karena keterbatasan komputer di madrasah. d. Ayat Al-Qur an pada media tidak di validasi oleh validator tafsir. I. Definisi Operasional Untuk menghindari kemungkinan timbulnya pengertian ganda terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam pengembangan media pembelajaran fisikaa ini diberikan penegasan terhadap beberapa istilah berikut: 1. Penelitian pengembangan adalah penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan, teori pendidikan yang sudah ada atau menghasilkan suatu produk. 2. Media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan. Dikatakan media pembelajaran apabila segala sesuatu tersebut membawakan pesan untuk suatu tujuan pembelajaran. 3. Software Lecture maker merupakan salah satu software multimedia yang banyak diaplikasikan untuk media pembelajaran. Software Lecturer maker dilengkapi dengan program pembuatan audio video, sehingga sangat memungkinkan untuk multimedia interaktif