BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan atau sains. Menurut H.W Fowler (dalam Trianto: 2010) Ilmu
|
|
- Hendri Tedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan atau sains. Menurut H.W Fowler (dalam Trianto: 2010) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan deduksi. Sedangkan hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) menurut Laksmi Prihantoro (dalam Trianto: 2010) merupakan suatu produk, proses, dan aplikasi. Sebagai produk IPA merupakan sekumpulan pengetahuan, konsep dan bagan konsep. Sebagai suatu proses, IPA merupakan proses yang dipergunakan untuk mempelajari objek studi, menemukan dan mengembangkan produk-produk sains, sebagai aplikasi teori-teori IPA akan melahirkan teknologi yang dapat memberi kemudahan bagi kehidupan (Trianto, 2014). Banyaknya kegunaan dan aplikasi yang dihasilkan oleh Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dalam kehidupan, maka diharapkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta sebagai prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkan di dalam kehidupan seharihari. Ilmu pengetahuan alam (IPA) diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitarnya. Berdasarkan hal tersebut sangat
2 penting untuk mempelajari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) itu sendiri. Fisika merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mendasari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi baru serta konsep harmonis dengan alam. Tujuan utama mempelajari fisika adalah untuk memahami gejala-gejala alam yaitu mencari pengetahuan (hukum) alam. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan teknologi merupakan dua hal yang saling berhubungan satu sama lain. Teknologi tidak akan bisa berkembang tanpa adanya ilmu sains (IPA). Fisika berkaitan erat dengan cara mencari tahu dan memahami alam serta gejalanya secara sistematis sehingga pembelajaran fisika bukan hanya penguasaan dari sekumpulan fakta dan teori saja, melainkan juga proses penemuan dan penerapannya (Permendiknas No. 22 Tahun 2006). Pembelajaran fisika adalah pembelajaran yang sangat penting bagi peserta didik dan seharusnya pelajaran fisika dapat disenangi dan diminati oleh peserta didik karena fisika sangat erat hubungannya dengan kehidupan kita dan perkembangan teknologi. Proses pembelajaran fisika lebih ditekankan pada pendekatan keterampilan proses sehingga peserta didik dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep, teori-teori dan sikap ilmiah peserta didik itu sendiri yang akhirnya dapat berpengaruh positif terhadap kualitas proses pendidikan maupun produk pendidikan (Trianto, 2011). Sikap ilmiah peserta didik terhadap konsep IPA fisika dapat dispesifikkan pada pencarian kebenaran dalam materi IPA fisika. Kebenaran
3 dalam materi IPA fisika tidak hanya terbatas melalui kebenaran ilmiah saja, melainkan juga dapat digali dari sumber kebenaran yang lebih lengkap atau komprehensif seperti petunjuk umat Islam yang sangat akurat yaitu Al- Qur an. Allah SWT memerintahkan manusia untuk menyelidiki dan merenungi keberadaan langit, bumi, gunung, bintang, tumbuhan, binatang, pergantian siang dan malam, penciptaan manusia, hujan, bunyi dan ciptaanciptaan-nya yang lain. Sementara sains, memberikan jalan untuk dapat mengkaji alam semesta dan seluruh isinya agar menemukan keindahan dan memahami ciptaan-nya (Yahya, 2004). Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang dipelajari di jenjang SMP/MTs. Salah satu materi IPA di SMP/MTs adalah gerak. Gerak merupakan salah satu materi pelajaran fisika MTs kelas VIII semester 1, yang masih dianggap sulit oleh peserta didik, karena selain materi yang abstrak juga kebanyakan pendidik mengajarkan hanya mengedepankan penyelesaian soal dan penggunaan papan tulis serta spidol sebagai media utama. Maka diperlukan sebuah media pembelajaran yang membuat materi tersebut menjadi mudah, kongkrit, dan menyenangkan. Media pembelajaran fisika khususnya pada materi gerak dapat dikembangkan dengan memanfaatkan teknologi dan komunikasi salah satunya dengan memanfaatkan aplikasi prezi. Keberadaan ilmu pengetahuan modern bisa menjadi sarana yang membantu pemahaman ayat-ayat kauniah berkaitan dengan alam semesta didalam Al-qur an. Menafsirkan ayat-ayat kauniah yang berkaitan dengan kejadian-kejadian pada penciptaan alam semesta adalah pekerjaan yang sulit,
4 karena tidak ada seorang pun yang pernah melihat alam ini ketika diciptakan, penciptaan alam ini dapat kita lihat dalam firman Allah QS. Al- Anbiya, 17: 33 Artinya: Dan Dialah yang menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan; semuanya itu di landasan masing-masing dalam keadaan beredar (QS. Al- Anbiya ayat 33).. Sehubungan dengan ayatdi atas terdapat penafsiran dalam tafsir Al- Azhar karangan Hamka Juz ke 17 yang menyatakan bahwa: Ayat ini mengandung tafsir, terjadi malam dan siang oleh karena bumi berputar padasumbunya. Bila haritelah malam gelaplah permukaan bumi yang telah siang timbullah terang kembali. Kejadian malam dan siang sangat sekali berhubungan dengan matahari. Diperingatkan pula bahwa matahari itu Allah juga yang menjadikan. Pergantian malam dan siang, peredaran matahari dan bulan, semuanya manimbulkan perhitungan hari, sehari semalam dua puluh empat jam. Edaran jalan bumi keliling matahari menimbulkan pula edaran musim yang tetap. Terdapat musim panas, malamnya pendek, siangnya panjang. Sebaliknya di musim dingin, siangnya pendek malamnya panjang. Diantara keduanya didapat musim kembang dan musim gugur. Perjalan dan edaran matahari berulang kembali kepada keadaannya semula setelah 365 har, sedang edaran bulan kurang dari itu sebelas hari, yaitu 354 hari. Maka timbullah hitungan tahun Syamsiyah menurut edaran matahari dan tahun Qamariyah menurut edaran bulan. Dengan demikian manusia pun dapat menghitung berapa umurnya yang sudah terpakai dan tetap rahasia berapa lagi yang tinggal. (Hamka 2015: 30-32) Makanya ada gerakan bumi mengelilingi matahari mengakibatkan lahirnya aneka musim, ada musim dingin, musim panas, musim semi, dan musim gugur. Tanpa adanya pergerakan itu manusia hanya akan mengalami musim panas dan musim dingin. Allah menciptakan bumi ini sangat mudah untuk diri-nya, dimanapun manusia tinggal dapat hidup, begitu juga makhluk-makhluk lainnya.
5 Adapun jarak bumi dan matahari sekitar 150 juta km, jarak ini ditentukan oleh Allah sedemikian rupa sehingga mempunyai peranan yang cukup besar dalam taqdir yakni penentuan kadar makanan terhadap kehidupan makhluk hidup di alam ini. Sehingga kadar dari cahaya matahari yang menyebar ke planet-planet tata surya di alam ini sangat cocok dengan keadaan masing-masing planet dan penghuninya. Bila seandainya bumi ini lebih dekat posisinya ke matahari, maka sudah barang tentu panas cahaya matahari yang sampai ke bumi. (Hasymi, 2012) Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti terhadap pembelajaran fisika di kelas VIII MTsN Koto Baru Solok pada hari Senin, tanggal 13 Februari 2017 jam WIB, menunjukkan bahwa: Pembelajaran fisika masih didominasi oleh pendidik sebagai sumber utama dalam pembelajaran. Pendidik menjelaskan materi dengan menggunakan pembelajaran konvensional yaitu metode ceramah dan media yang digunakan hanya papan tulis, spidol, dan sesekali alat peraga. Proses pembelajaran yang seperti ini menyebabkan peserta didik jadi merasa bosan untuk mengikuti pembelajaran, sehingga peserta didik tidak dapat memahami materi yang disampaikan oleh pendidik dan belum bisa membentuk pengetahuan sendiri. Jika permasalahan tersebut tidak diatasi akan mengakibatkan beberapa hal, diantaranya: peserta didik hanya menerima apa yang dijelaskan pendidiknya dan belum bisa belajar mandiri serta memiliki pemahaman sendiri tentang materi yang dipelajari. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan pendidik IPA kelas VIII Ibuk EY pada hari Senin tanggal 13 Februari 2017 diperoleh informasi bahwa: Rendahnya minat belajar peserta didik disebabkan oleh beberapa faktor. Beliau mengatakan rendah minat belajar disebabkan oleh materi yang terlalu padat, waktu pembelajaran tersita oleh persiapan ujian nasional (UN), sedangkan materi harus tetap tuntas diajarkan, hal ini mengakibatkan minat belajar peserta didik menurun dalam belajar, peserta
6 didik kurang memahami konsep fisika dengan baik, mereka mengganggap fisika itu menyulitkan. Hal ini dikarenakan selama proses pembelajaran di kelas peserta didik hanya mencatat dan mendengarkan serta melakukan kegiatan sesuai perintah pendidik, sehingga peserta didik kurang aktif dalam pembelajaran apalagi mengajukan pertanyaan. Kurangnya kerjasama antara peserta didik kecuali menyalin jawaban peserta didik yang lain tanpa mau mencari sendiri. Dengan demikian peserta didik tidak termotivasi untuk belajar fisika, peserta didik suka meribut, sering keluar masuk kelas yang akhirnya mereka tidak mampu untuk menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan pelajaran fisika. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan beberapa peserta didik pada hari Senin tanggal 13 Februari 2017 kelas VIII MTsN Koto Baru Solok diperoleh informasi bahwa: Peserta didik menganggap fisika adalah pelajaran yang cukup sulit dan banyak rumus rumusnya. Peserta didik juga malu untuk bertanya kepada temannya jika tidak mengerti dengan materi tertentu karena takut dianggap bodoh oleh temannya yang lain. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor yang datang dari dalam maupun dari luar. Faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik diantaranya adalah kurangnya minat belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran fisika. Faktor dari luar salah satunya adalah media pembelajaran yang digunakan pendidik saat mengajar kurang bervariasi dan cenderung terpusat pada pendidik itu sendiri. Peserta didik banyak berperan sebagai penerima ilmu yang diberikan oleh pendidik. Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada proses pembelajaran diatas, maka dalam proses pembelajaran fisika diperlukan sebuah media yang dapat digunakan untuk mempermudah pendidik dalam menyampaikan dan menjelaskan materi. Salah satunya yaitu dengan mengembangkan media pembelajaran fisika berbasis multimedia presentasi (prezi) dalam pembelajaran fisika. Media prezi juga bisa menjadi solusi untuk mengatasi rendahnya minat belajar peserta didik. Misalnya untuk percobaanpercobaan yang ringan bisa dibuat video ataupun animasinya sehingga dapat menghemat waktu, jika dibandingkan dengan praktek langsung. Untuk itu
7 dibutuhkan sebuah perangkat lunak yang mendukung integrasi multimedia seperti gambar, video, dan animasi. Salah satu perangkat lunak yang bisa digunakan sebagai media pembelajaran adalah prezi.. Prezi dapat digunakan untuk membuat presentasi linier maupun non-linier (Settle dkk, 2011: 105). Program ini menggunakan Zooming User Interface (ZUI), yang memungkinkan pengguna untuk memperbesar dan memperkecil tampilan media presentasi (Rodhi dkk., 2014). Media prezi memiliki keunggulan utama dibanding dengan media pembelajaran lain yaitu dilihat dari segi tampilan software prezi lebih menarik dibandingkan dengan media lain, dilihat dari segi pengombinasian antara tulisan, gambar, dan video secara bersamaan, prezi juga memiliki daya tarik dalam presentasi dengan tampilan dan latar belakang yang menarik dan akan meningkatkan minat belajar untuk lebih terlibat di dalam proses belajar mengajar. Prezi dapat menyampaikan ide ataupun gagasan dalam sebuah tampilan. Hal ini sangat membantu pendidik agar peserta didik bisa dengan mudah memahami materi yang sedang ditampilkan (Suharjanto dkk., 2014). Selain kelebihan diatas, produk ini juga memiliki kekurangan yaitu pada visualisasi serta kesalahan pemilihan warna, sehingga pengguna merasa kurang tertarik dengan media yang disajikan, kurangnya kelengkapan media dan juga kualitas video yang ditampilkan, sehingga pengguna harus banyak perbaikan. Selain itu, pada komponen penjelasan materi media mendapatkan nilai rata-rata sedang. Hal ini terjadi karena penggunaan media pembelajaran yang tepat bisa membantu pendidik menghilangkan gangguan-gangguan yang
8 terjadi selama proses pembelajaran. Berdasarkan kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam media pembelajaran yang telah dikembangkan tersebut, maka peneliti akan berusaha menutupi kekurangannya. Dari uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Berbasis Multimedia Presentasi (Prezi) Pada Materi Gerak Untuk Peserta Didik Kelas VIII MTsN Koto Baru Solok. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah, sebagai berikut: 1. Fisika merupakan pelajaran yang berkaitan erat dengan cara mencari tahu dan memahami alam serta gejalanya secara sistematis, sehingga peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami materi-materi yang fenomenanya sulit diamati secara langsung. 2. Pembelajaran fisika masih didominasi oleh pendidik sebagai sumber utama dalam pembelajaran. 3. Proses pembelajaran fisika di kelas peserta didik hanya mencatat dan mendengarkan serta melakukan kegiatan sesuai perintah pendidik, sehingga peserta didik kurang aktif dalam pembelajaran apalagi mengajukan pertanyaan. 4. Peserta didik kurang memahami konsep fisika dengan baik, sehingga mereka menganggap fisika itu menyulitkan.
9 5. Pendidik fisika disekolah belum menggunakan media pembelajaran yang interaktif, menarik dan membosankan bagi peserta didik. 6. Pendidik menjelaskan materi dengan menggunakan pembelajaran konvensional yaitu metode ceramah, media yang digunakan pendidik hanya papan tulis, spidol, dan sesekali alat peraga. Proses pembelajaran yang seperti ini menyebabkan peserta didik jadi merasa bosan untuk mengikuti pembelajaran, sehingga peserta didik tidak dapat memahami materi yang disampaikan oleh pendidik dan belum bisa membentuk pengetahuan sendiri. 7. Media pembelajaran yang digunakan pendidik saat mengajar kurang bervariasi dan cenderung terpusat pada pendidik itu sendiri. Sehingga peserta didik banyak berperan sebagai penerima ilmu yang diberikan oleh pendidik. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka penelitian ini difokuskan pada point 5 dan 7. Batasan penelitian pada penelitian dan pengembangan media pembelajaran fisika berbasis multimedia presentasi (prezi) pada peserta didik kelas VIII MTsN Koto Baru Solok ini adalah : 1. Pengembangan media pembelajaran fisika berbasis multimedia presentasi (prezi) pada peserta didik kelas VIII MTsN Koto Baru Solok, materi pelajaran dalam media pembelajaran fisika yang dikembangkan dibatasi pada materi gerak.
10 2. Uji kelayakan media pembelajaran (prezi) ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu (a) uji validitas media pembelajaran fisika berbasis multimedia presentasi (prezi) oleh beberapa ahli materi, ahli media, dan ahli bahasa dan (b) uji praktikalitas oleh pendidik IPA fisika di MTsN Koto Baru Solok serta respon peserta didik MTsN Koto Baru Solok kelas VIII dan (c) uji efektivitas oleh peserta didik MTsN Koto Baru Solok kelas VIII. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi, dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Bagaimanakah validitas media pembelajaran fisika berbasis multimedia presentasi (prezi) pada materi gerak kelas VIII MTsN Koto Baru Solok? 2. Bagaimanakah praktikalitas media pembelajaran fisika berbasis multimedia presentasi (prezi) pada materi gerak kelas VIII MTsN Koto Baru Solok? 3. Bagaimanakah efektivitas media pembelajaran fisika berbasis multimedia presentasi (prezi) pada materi gerak kelas VIII MTsN Koto Baru Solok? E. Tujuan Penelitian Dilihat dari rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah 1. Menghasilkan media pembelajaran fisika berbasis multimedia presentasi (prezi) yang valid. 2. Menghasilkan media pembelajaran fisika berbasis multimedia presentasi (prezi) yang praktis.
11 3. Menghasilkan media pembelajaran fisika berbasis multimedia presentasi (prezi) yang efektif. F. Manfaat Penelitian Dengan adanya Media pembelajaran berbasis multimedia presentasi (Prezi) diharapkan bermanfaat bagi : 1. Peneliti, sebagai pengalaman dalam rangka pengembangan diri dalam bidang penelitian, sebagai persiapan sebelum menjadi calon pendidik. 2. Pendidik IPA, sebagai sumbangan dalam memvariasikan media pembelajaran sebagai upaya pemahaman terhadap teknologi kepada peserta didik. 3. Peserta didik, sebagai sumber belajar yang bisa meningkatkan minat belajar Fisika, sebagai pemahaman terhadap teknologi yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari, menambah wawasan peserta didik terhadap perkembangan teknologi. 4. Peneliti lain, sebagai sumber ide dan referensi dalam pengembangan sumber belajar dalam bentuk media pembelajaran serupa dengan materi yang berbeda. 5. Bagi Sekolah, memberikan sumbangan dalam rangka memperbaiki proses pembelajaran IPA-Fisika. G. Spesifikasi Produk Spesifikasi produk yang akan dikembangkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
12 1. Media pembelajaran untuk peserta didik MTs yang berbasis multimedia presentasi (prezi) dengan konsep-konsep dalam disiplin ilmu fisika khususnya pada materi gerak. 2. Media pembelajaran memposisikan peserta didik sebagai subjek belajar sehingga peserta didik berperan aktif dan mandiri dalam pembelajaran. 3. Bagian-bagian pada media pembelajaran yang akan dikembangkan antara lain: a. Menu b. Petunjuk Penggunaan c. Kompetensi Inti/Kompetensi Dasar d. Materi e. Contoh Soal f. Evaluasi g. Potret Ilmuan Muslim h. Video yang Berkaitan dengan Materi H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan 1. Beberapa asumsi dari peneliti yang dikembangkan adalah: b. Media Multimedia Prezi dapat digunakan langsung pada notebook tanpa menggunakan CD room. c. Semua pendidik dan peserta didik dapat langsung mengakses Multimedia Prezi pada notebook masing-masing. 2. Keterbatasan pengembangan media berbasis multimedia prezi yang dikembangkan adalah:
13 a. Media pembelajaran belum bisa diaplikasikan pada HP atau Ipad. b. Pengembangan media dibatasi pada sub bab gerak. I. Definisi Istilah 1. Penelitian pengembangan adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan suatu produk/model dan menilai produk/model yang dihasilkan. 2. Pengembangan media adalah pembuatan media dengan mengembangkan bentuk penyajian media pembelajaran sehingga ada pembaharuan terhadap media-media yang sudah ada sebelumya. 3. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Media pembelajaran adalah segala bentuk sesuatu yang digunakan orang untuk menyampaikan pesan pembelajaran. 4. Multimedia Prezi merupakan sebuah program aplikasi yang menggunakan Zooming User Interface (ZUI), yang memungkinkan pengguna untuk memperbesar dan memperkecil tampilan media presentasi. 5. Media pembelajaran berbasis multimedia prezi adalah media pembelajaran yang dilengkapi dengan gambar yang bergerak dengan skala waktu tertentu untuk meningkatkan minat pembelajaran peserta didik untuk peserta didik kelas VIII MTsN Koto Baru Solok.
BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai pelaksana pendidikan akan terkena dampak dari setiap perubahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional bertujuan untuk membentuk karakter dan wawasan kebangsaan bagi peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini. berkembang sangat pesat terutama dalam bidang pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini berkembang sangat pesat terutama dalam bidang pendidikan. Seperti yang dikemukakan Arsyad (2014) Perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pembelajaran Ilmu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting bagi kehidupan manusia, diantaranya adalah pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam dunia pendidikan, di antaranya adalah dapat membantu mencapai sasaran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah suatu proses komunikasi antara sumber belajar dengan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah suatu proses komunikasi antara sumber belajar dengan siswa dengan perantaraan suatu media untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) lembaga utama internasional untuk pendidikan, ilmu pengetahuan, budaya dan komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan pembelajaran IPA di atas yakni menumbuh kembangkan pengetahuan dan keterampilan, maka hal ini sesuai dengan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diberikan Allah SWT semaksimal mungkin. Mempunyai akal pikiran yang cerdas
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan menjadi sebuah keperluan oleh setiap manusia sejak zaman dahulu. Pendidikan membuat manusia mampu memanfaatkan akal yang telah diberikan Allah SWT semaksimal
Lebih terperincimateri yang ada dalam suatu pengajaran.
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pemahaman Konsep Pemahaman konsep terdiri dari dua kata yang harus kita mengerti yaitu pemahaman dan konsep, dua kata tersebut yang harus kita pahami terlebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan terjemahan dari kata-kata bahasa inggris Natural Science secara singkat sering disebut science. Natural artinya alamiah,
Lebih terperinciIlmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu (inquiry) tentang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu (inquiry) tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya sebagai penguasaan kumpulan pengetahuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ivo Aulia Putri Yatni, 2013
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses interaksi antara siswa dengan guru sangat berperan penting dalam pembelajaran. Guru memiliki peranan untuk memfasilitasi siswa melalui usaha usaha terencana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 Bab I Pasal I Ayat 1 menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam peningkatan sumber daya manusia dan salah satu kunci keberhasilan dalam pembangunan nasional di Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar yang dialami oleh peserta didik menghasilkan perubahanperubahan dalam bidang pengetahuan atau pemahaman, bidang keterampilan, dan bidang nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan keterampilan bereksperimen dengan menggunakan metode ilmiah. Pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang IPA merupakan cabang pengetahuan yang berawal dari fenomena alam. IPA didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan objek dan fenomena alam yang diperoleh dari hasil
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. teknologi maju dan konsep hidup harmonis dengan alam. Sebagai ilmu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fisika merupakan salah satu cabang IPA yang mendasari perkembangan teknologi maju dan konsep hidup harmonis dengan alam. Sebagai ilmu yang mempelajari fenomena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam proses pembelajaran (Hayati, 2016). sebagai pesan, sumber belajar sebagai sumber pesan, media pembelajaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi ini telah membawa perubahan yang signifikan bagi perkembangan dunia pendidikan. Seorang pendidik
Lebih terperinci2014 PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN CERITA PENDEK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Potret pembelajaran sastra di berbagai sekolah (di Indonesia) selama ini terlihat buram dan sedih. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian Alwasilah (dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Majunya ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan suatu perkembangan yang memberikan akses terhadap perubahan kehidupan masyarakat, berbagai permasalahan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dede Sofiatun,2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah IPA secara sederhana didefinisikan sebagai ilmu tentang fenomena alam semesta. IPA membahas gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis berdasarkan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia masih Tertinggal Jauh,www.juangnews.com, diakses tanggal 10 November 2015.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena berawal dari pendidikan terciptalah sumber daya manusia yang tangguh dan mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Eka Atika Sari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan yang utama. Peranan guru adalah menciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang berkaitan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ikut membantu guru memperkaya wawasan anak didik. Aneka macam bentuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru merupakan satu-satunya sumber belajar bagi anak didik dalam pendidikan di masa lalu, sehingga kegiatan pendidikan cenderung masih tradisional. Perangkat teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau yang lebih dikenal dengan sebutan Sains merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa
Lebih terperinciSANTI BBERLIANA SIMATUPANG,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupannya setiap individu wajib menempuh pendidikan di lembaga formal maupun lembaga non formal. Sesuai dengan yang diperintahkan oleh pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses pembelajaran yang sering kali dihadapkan pada materi yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembelajaran yang sering kali dihadapkan pada materi yang abstrak dan diluar pengalaman siswa sehari-hari, sering membuat siswa sulit menerima materi yang disampaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional sedang mengalami perubahan yang cukup mendasar,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional sedang mengalami perubahan yang cukup mendasar, terutama berkaitan dengan undang-undang sistem pendidikan nasional (Undangundang sisdiknas),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penemuan. Trianto (2011:136) mengatakan bahwa Ilmu Pengetahuan. Alam merupakan suatu kumpulan teori yang sistematis.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis. IPA bukan hanya kumpulan pengetahuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara sistematis, sehingga ilmu kimia bukan hanya
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data penelitian yang diperoleh adalah berupa data observasi berupa pengamatan pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan Model Problem Based Learning dan pengamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang besar untuk menjadi alat pendidikan, khususnya dalam. menyampaikan informasi atau ide-ide yang terkandung dalam pembelajaran
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Komputer sebagai hasil teknologi modern sangat membuka kemungkinankemungkinan yang besar untuk menjadi alat pendidikan, khususnya dalam pembelajaran. Teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sains. Materi pelajaran Sains harus dikuasi dengan baik oleh siswa. Dasar Sains yang baik akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Materi yang diajarkan di Sekolah Dasar terbagi atas beberapa disiplin ilmu. Salah satu bidang ilmu yang diajarkan adalah ilmu yang mempelajari tentang alam atau yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang terus-menerus, bahkan dewasa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang terus-menerus, bahkan dewasa ini berlangsung dengan pesat. Pengaruhnya meluas ke berbagai bidang kehidupan termasuk bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adanya perubahan tingkah laku pada dirinya, menyangkut perubahan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar dapat terjadi kapan saja terlepas dari ada yang mengajar atau tidak, proses belajar terjadi karena ada interaksi individu dengan lingkungannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) juga dikenal dengan istilah sains. Kata sains berasal dari bahasa latin scienta yang berarti saya tahu, sedangkan dalam bahasa Inggris,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bagaimana mata dapat melihat? bagaimanakah dengan terjadinya siang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagaimana mata dapat melihat? bagaimanakah dengan terjadinya siang dan malam? bagaimana matahari terbit dan tenggelam? bagaimana proses terbentuknya pelangi? Pertanyaan-pertanyaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rendahnya hasil belajar peserta didik terhadap mata pelajaran matematika biasanya karena mata pelajaran matematika banyak yang bersifat abstrak sehingga peserta didik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan sumber daya manusia. Adapun tujuan pendidikan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. penerima pesan. Lingkungan pembelajaran yang baik ialah lingkungan yang
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran 1. Hakikat Pembelajaran Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu ke
Lebih terperinciSMK PIRI 2 YOGYAKARTA PROGRAM KEAHLIAN : TATA BUSANA, DESAIN KOMUNIKASI VISUAL DAN TEKNIK KOMPUTER JARINGAN
Mata Pelajaran : IPA Jumlah Soal : 10 Standar Kompetensi : Memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan Tanggal Ujian : Kamis, 16 Maret 017 Kelas : X Tipe Soal : Uraian 1. Mengidentifikasi obyek secara
Lebih terperinciPENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG BENDA-BENDA LANGIT. Sri Utami Ningtiyanti
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 5, No. 3, Juli 2015 ISSN 0854-2172 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG BENDA-BENDA LANGIT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang handal, karena pendidikan diyakini akan dapat mendorong memaksimalkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana yang dalam prosesnya akan terjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana yang dalam prosesnya akan terjadi pembentukan sikap, keterampilan dan kepribadian anak, sehingga mereka siap menghadapi perkembangan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) Pendahuluan Pendalaman Materi Fisika SMP
PENDAHULUAN Dengan mengacu kepada standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam standar nasional pendidikan, setiap satuan pendidikan (sekolah) diberi kebebasan (harus) mengembangkan Kurikulum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti yang diharapkan dalam tujuan Pendidikan Nasional. Peningkatan mutu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pembelajaran yang baik akan dapat meningkatkan prestasi dan hasil belajar siswa seperti yang diharapkan dalam tujuan Pendidikan Nasional. Peningkatan mutu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pengetahuan IPA yang sering disebut sebagai produk dari sains, merupakan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengetahuan IPA yang sering disebut sebagai produk dari sains, merupakan hasil dari aktivitas para ilmuan. Produk sains dapat dicapai dengan pembelajaran yang fokus pada
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam a. Pengertian Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berhubungan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar kualitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Arus globalisasi yang semakin meluas mengakibatkan munculnya persaingan dalam berbagai bidang kehidupan terutama lapangan kerja, dibutuhkan sumber daya manusia yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Permendikbud No 67 Th 2013 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 yang menjelaskan tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita setiap bangsa di dunia. Salah satu faktor pendukung utama bagi kemajuan suatu negara adalah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya sekedar penguasaan. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya sekedar penguasaan kumpulan pengetahuan
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang Masalah
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan sangat penting dan berpengaruh bagi kehidupan manusia karena dengan pendidikan manusia dapat berdaya guna dan mandiri. Namun masalah pendidikan menjadi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Fisika (Hakekat IPA) Pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah. Selain itu, IPA dipandang sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Geologi adalah ilmu mengenai bumi. Kata geologi sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu geos yang artinya bumi dan logos yang artinya ilmu. Jadi dapat diartikan geologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, pendidikan memegang peranan yang penting.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, pendidikan memegang peranan yang penting. Oleh karena itu pendidikan di Indonesia mendapat perhatian utama, untuk
Lebih terperinciPENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI DAUR AIR
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah dasar (SD) adalah salah satu wujud pendidikan dasar formal dimana seseorang mendapatkan pengetahuan dasar. Pendidikan dasar merupakan fondasi yang penting
Lebih terperinci47. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A)
47. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A) A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
Lebih terperinci... BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dan kemajuan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) yang sangat pesat serta perubahan masyarakat yang dinamis, maka perlu dipersiapkan anak didik yang mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas suatu bangsa dan negara sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikannya. Setiap bangsa yang ingin berkualitas selalu berupaya untuk meningkatkan tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses atau usaha sadar dan penuh tanggung jawab dari orang dewasa dalam membimbing, memimpin, dan mengarahkan peserta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hak semua anak. Dalam pembukaan Undang-Undang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah hak semua anak. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar, pendidikan mendapat perhatian khusus dan tercantum secara eksplisit pada alenia ke empat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian yang terintegrasi dengan pembangunan. peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam sebuah negara.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian yang terintegrasi dengan pembangunan. Proses pendidikan tidak dapat dipisahakan dari proses pembangunan itu sendiri. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
Lebih terperinciJurnal Pendidikan Dasar Indonesia Volum 1 Nomor 1 Maret Page 1-6 p-issn: e-issn:
Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Scientific Terintegrasi dengan Multimedia Interaktif pada Peserta Didik Kelas VI SD Negeri 10 Singkawang Utara Arnold Jacobus 1) 1) Sekolah Dasar Negeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengembangan bahan ajar kimia SMA/MA inovatif dan berbasis multimedia perlu mendapat perhatian karena penyedian bahan ajar berkualitas baik sesuai dengan
Lebih terperinciAnalisis Materi IPBA dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Analisis Materi IPBA dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Seminar Nasional Fisika ITB 5 6 Februari 2008 Winny Liliawati, S.Pd, M.Si Mimin Iryanti, M.Si Kurikulum 2004 Profil IPBA Untuk SMP,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam dikenal juga dengan istilah sains. Sains berasal dari bahasa Latin yaitu scientia yang berarti saya tahu. Dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diharapkan dapat membekali seseorang dengan pengetahuan yang memungkinkan baginya untuk mengatasi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Namun dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah sebagai tempat proses belajar mempunyai kedudukan yang sangat
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai tempat proses belajar mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu pendidikan di sekolah memegang peranan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. diri setiap individu siswa. Mudah masuknya segala informasi, membuat siswa
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi ini, semua infomasi dengan sangat mudah masuk ke dalam diri setiap individu siswa. Mudah masuknya segala informasi, membuat siswa harus berpikir secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu pengetahuan merupakan ilmu yang sangat penting di dunia ini. Ilmu pengetahuan yang berkembang sekarang ini sangat beragam. Salah satunya adalah ilmu tentang alam.
Lebih terperinci46. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)
46. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. hidupnya. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini yang dikenal dengan era globalisasi dan teknologi informasi, adalah merupakan fakta yang tak dapat dipungkiri bahwa telah terjadi perubahan yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses kegiatan pembelajaran di sekolah merupakan kegiatan yang sangat penting dalam meningkatkan mutu pendidikan. Proses pembelajaran merupakan proses yang
Lebih terperinciANALISIS MATERI IPBA DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)
Prosiding Seminar Nasional Fisika 2008 ISBN : 978-979-98010-3-6 ANALISIS MATERI IPBA DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Winny Liliawati dan Mimin Iryanti Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Suardi, 2012:71). bangsa. Hal ini sebagaiman tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciKONSEP, HAKIKAT BELAJAR, DAN PEMBELAJARAN IPA. Dr. Budiyono Saputro, M.Pd
KONSEP, HAKIKAT BELAJAR, DAN PEMBELAJARAN IPA Dr. Budiyono Saputro, M.Pd 1 KOMPETENSI DASAR Memahami hakikat pembelajaran IPA INDIKATOR KOMPETENSI Menganalisis konsep, hakikat belajar dan pembelajaran
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD 2.1.1.1. Pengertian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam merupakan suatu bagian dari ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan peranan yang sangat penting dalam pembangunan. Keberhasilan pembangunan disektor pendidikan mempunyai pengaruh sangat luas terhadap pengaruh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pelajaran fisika telah diperkenalkan kepada siswa di Sekolah Dasar (SD) dan di
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelajaran fisika telah diperkenalkan kepada siswa di Sekolah Dasar (SD) dan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) secara umum dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas pendidikan terus-menerus dilakukan untuk mewujudkan
15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas pendidikan terus-menerus dilakukan untuk mewujudkan tujuan nasional. Hal tersebut telah tercantum dalam undang-undang Sistem Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada bidang pengajaran, dikenal dengan istilah interaksi belajar-mengajar. pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan di sekolah sangat erat kaitannya dengan istilah interaksi edukasi, maksudnya adalah interaksi yang berlangsung dalam suatu ikatan untuk tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah warisan intelektual manusia yang telah sampai kepada kita (Ataha,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sains bukanlah merupakan ilmu baru dalam dunia pendidikan. Sains adalah warisan intelektual manusia yang telah sampai kepada kita (Ataha, 2013:12). Semenjak
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Mata Pelajaran IPA 2.1.1.1 Pengertian IPA Ilmu Pengetahuan Alam sering disebut science. Telah mempengaruhi sebagian besar kehidupan manusia. Setiap warga masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah IPA (sains) berupaya meningkatkan minat manusia agar meningkatkan kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya. IPA di sekolah dasar hendaknya membuka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau prinsip menuju suatu kesimpulan dan sangat erat kaitannya dengan materi
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Penalaran merupakan salah satu kompetensi dasar matematika. Penalaran juga merupakan salah satu proses berpikir melalui beberapa fakta atau prinsip menuju suatu kesimpulan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Defenisi Pembelajaran Pembelajaran merupakan terjemahan dari learning yaitu suatu proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan secara sadar oleh seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari bahasa latin scientia yang berarti saya tahu. science terdiri dari sosial
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan atau Sains yang semul berasal dari bahasa inggris science. Kata science sendiri berasal dari bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indriani, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bilangan merupakan hal yang sering anak-anak jumpai disekolah. Menurut hasil penelitian seorang ahli pada surat kabar Kompas dikatakan bahwa 46 % anak-anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting. Dengan adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting. Dengan adanya pendidikan, sumber daya manusia dapat berkembang menuju ke arah yang lebih baik. Untuk mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. 1
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. 1 Komponen-komponen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesenjangan. Diperlukan penataan kembali sistem pendidikan secara menyeluruh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan IPTEK dan arus globalisasi mengakibatkan hubungan yang tidak linier antara pendidikan dengan lapangan pekerjaan, sehingga menimbulkan kesenjangan. Diperlukan
Lebih terperinci