PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (SITE INSPECTOR OF ROADS)

dokumen-dokumen yang mirip
MODUL SIB 01 : KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

MODUL STEBC 01 : UUJK,K3 DAN PEMANTAUAN

MODUL SIB 10 : PEMELIHARAAN JALAN DARURAT DAN PEMELIHARAAN LALU LINTAS

MODUL SEBC 01 : UUJK, K3 DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals.

MODUL STEBC 07 : PERMASALAHAN PELAKSANAAN JEMBATAN

PELATIHAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI

PEMBELAJARAN V ALAT PELINDUNG DIRI

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG

BAB IV IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

BAB I KONSEP PENILAIAN

Evaluasi Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Perusahaan Konstruksi Pemeliharaan Jalan di Dinas Kimpraswil Kota Yogyakarta

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

PELATIHAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI

BAB V PEMBAHASAN. TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR BANGUNAN GEDUNG

PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI PT X LAMPUNG TENGAH

MODUL 2 KESELAMATAN KERJA (Peran & Fungsi K3 Pada Pekerjaan Konstruksi)

MODUL SSLE 05 : INSTALASI DAYA

MENERAPKAN PROSEDUR KEAMANAN, KESELAMATAN DAN KESEHATAN DI TEMPAT KERJA

Definisi dan Tujuan keselamatan kerja

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

BAB IV HASIL PENELITIAN

1. Kemampuan perlindungan yang tak sempurna karena memakai APD yang kurang tepatdan perawatannya yang tidak baik

MODUL 1 ALAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (ALAT PELI NDUNG DI RI / APD) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

Tujuan K3. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman

BAB V PEMBAHASAN. keselamatan kerja yang diantaranya adalah program Lock Out Tag

PELATIHAN AHLI TEKNIK SUPERVISI PEKERJAAN JALAN (SUPERVISION ENGINEER OF ROADS CONSTRUCTION) MODUL MODUL SE 10 PENYERAHAN PEKERJAAN SELESAI

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PELATIHAN OPERATOR WHEEL CRANE

ALAT-ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI LABORATORIUM

PELATIHAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA Oleh : Agus Yulianto

MODUL 3 KESELAMATAN KERJA (Kebijakan dan Prosedur K3)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses

ANALISIS TINGKAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT. BISMA KONINDO DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konstruksi juga memiliki karakteristik yang bersifat unik, membutuhkan sumber

PRA RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (PRA RK3K) I. Kebijakan K3 Penyedia Jasa

adalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

MODUL 2 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Kecelakaan dan P3K) TINGKAT : XI PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hirarki Pengendalian Potensi Bahaya K3

KUESIONER PENELITIAN

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT)

BAB 1 : PENDAHULUAN. didik untuk bekerja pada bidang tertentu, sesuai dengan misi Sekolah Menengah Kejuruan

BAB V PEMBAHASAN. identifikasi kebutuhan dan syarat APD didapatkan bahwa instalasi laundry

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.4

MEMPELAJARI TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PEMBUATAN PRODUK FRESTEA RGB DI PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA, CIBITUNG-BEKASI

Modul RDE-02 : Manajemen K3, RKL dan RPL KATA PENGANTAR

STANDAR LATIHAN KERJA

PT MEIWA KOGYO INDONESIA.Slogan Safety First.KARAWANG: 15 JUNI 2016

BAB I PENDAHULUAN. memakai peralatan yang safety sebanyak 32,12% (Jamsostek, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. tentang ketenaga kerjaan yakni penyegelan asset perusahaan jika melanggar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan memiliki bermacam-macam arti, masing-masing bidang

PELATIHAN OPERATOR WHEEL LOADER

PT.AMAN BERKAH SEJAHTERA

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

Menerapkan Keselamatan, Kesehatan, dan Lingkungan Hidup (MKLH)

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

STANDAR LATIHAN KERJA (S L K)

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI)

Alat Pelindung Diri Kuliah 8

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

KUESIONER PENELITIAN

Koordinator:Dr. Ardiyan Harimawan

4 Konsep dan Implementasi Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Laboratorium

K3 Konstruksi Bangunan

BAB II LANDASAN TEORI

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

Peralatan Perlindungan Pekerja

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN th > 49 th 2 9. Tidak Tamat SD - - Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA Tamat Akademi/PT - -

PROSEDUR TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI)

SELAMAT DATANG TUKANG BEKISTING DAN PERANCAH

128 Universitas Indonesia

MATERI PELATIHAN OPERATOR FORKLIFT BATTERY

PERALATAN PERLINDUNGAN DIRI

PELATIHAN AHLI TEKNIK SUPERVISI PEKERJAAN JALAN (SUPERVISION ENGINEER OF ROADS CONSTRUCTION) MODUL MODUL SE 01 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

MANAJEMEN RISIKO KECELAKAAN KERJA PADA PROYEK PEMBANGUNAN PERLUASAN HOTEL MERCURE 8 LANTAI PONTIANAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara

Transkripsi:

SIR 01 = KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (SITE INSPECTOR OF ROADS) 2007 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI

KATA PENGANTAR Pekerjaan Konstruksi adalah suatu pekerjaan yang mempunyai resiko tinggi. Berbagai proyek dengan skala besar mempunyai potensi rawan kecelakaan terutama pada saat pelaksanaan. Untuk itu diperlukan ketentuan dan pedoman tentang Keselamatan dan Kesehatan kerja agar kecelakaan kerja dapat dibuat seminimal mungkin. Bentuk kecelakaan bidang konstruksi antara lain terpeleset jatuh dari lantai yang lebih tinggi, kena benda jatuh dari atas, terpukul, kena benda tajam, terbakar, kena aliran listrik, terbakar, kekurangan oksigen dan sebagainya. Yang semuanya mengakibatkan beberapa bagian tubuh pekerja kurang atau tidak berfungsi secara maksimal. Hal ini jelas akan mengakibatkan berkurangnya produktivitas pelaksana bidang kosntruksi. Penyebab utama kecelakaan secara umum terdiri dari 2 kelompok yaitu pertama faktor manusia dan kedua adalah factor konstruksi, alat dan lingkungan. Sebagai contoh, beberapa sifat manusia seperti emosional, kejenuhan, kecerobohan, kelengahan adalah menjadi penyebab utama kecelakaan. Modul keselamatan dan kesehatan Kerja ini memberikan pokok-pokok ketentuan hukum yang berkaitan dengan kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja bidang konstruksi dan ketentuan administrasi serta ketentuan teknik yang harus dipenuhi oleh setiap pelaksana yang bergerak bidang konstruksi Secara umum disajikan pula pola pelaksanaan dan pengawasan kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja, termasuk proses evaluasi melalui audit internal dalam bentuk yang praktis seperti lembaran daftar simak, sehingga memudahkan implementasinya bagi pelaksana konstruksi. -i-

-ii-

LEMBAR TUJUAN JUDUL PELATIHAN : Pelatihan Inspektor Lapangan Pekerjaan Jalan (Site Inspector of Roads) MODEL PELATIHAN : Lokakarya terstruktur TUJUAN UMUM PELATIHAN : Setelah modul ini dipelajari, peserta mampu melaksanakan pengawasan dan pelaporan pekerjaan konstruksi jalan untuk memastikan kesesuaian dengan rencana, metode kerja dan dokumen kontrak. TUJUAN KHUSUS PELATIHAN : Pada akhir pelatihan ini peserta diharapkan mampu: 1. Melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja 2. Melaksanakan Manajemen 3. Mengenal Bahan Jalan 4. Membuat Gambar Teknik 5. Mengenal Alat Berat 6. Melaksanakan Pengukuran dan pematokan 7. Melaksanakan Pekerjaan Tanah 8. Melaksanakan Pekerjaan Drainase 9. Melaksanakan Pekerjaan Perkerasan Jalan 10. Melaksanakan Pekerjaan Beton 11. Melaksanakan Pekerjaan Bangunan Pelengkap dan Perlengkapan Jalan 12. Melaksanakan Pemeliharaan Jalan Darurat dan Pengaturan Lalu Lintas 13. Melaksanakan Metode Kerja 14. Menyusun Pelaporan -iii-

NOMOR DAN JUDUL MODUL : SIR - 01 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU) Setelah modul ini dipelajari, peserta mampu mengimplementasikan materi Keselamatan dan Kesehatan Kerja, serta mampu melakukan kegiatan K3 mulai persiapan dan pelaksanaan serta pengawasan proyek. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK) Pada akhir pelatihan peserta mampu : 1. Menjelaskan landasan hukum kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja 2. Menjelaskan ketentuan administratif 3. Menjelaskan ketentuan teknis 4. Menjelaskan alat pelindung diri 5. Menjelaskan kecelakan kerja pada pekerjaan jalan 6. Menjelaskan pemadaman kebakaran 7. Melakukan pengawasan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja -iv-

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR LEMBAR TUJUAN DAFTAR ISI DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (Site Inspector of Road) DAFTAR MODUL PANDUAN INSTRUKTUR i ii iv vi vii vii BAB I : LATAR BELAKANG DAN LANDASAN HUKUM K3 I-1 1.1. Latar Belakang I-1 1.2. Ketentuan Hukum yang berlaku di Indonesia I-1 BAB II : KETENTUAN ADMINISTRATIF II-1 2.1 Kewajiban Umum II-1 2.2 Organisasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja II-2 2.3 Laporan Kecelakaan II-2 2.4 Keselamatan Kerja dan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan II-3 2.5 Pembiayaan Keselamatan dan Kesehatan kerja II-4 BAB III : KETENTUAN TEKNIS III-1 3.1 Tempat Kerja dan Peralatan III-1 3.2 Pencegahan Terhadap Kebakaran dan alat pemadam kebakaran III-2 3.3 Alat Pemanas (Heating Appliances) III-3 3.4 Bahan-bahan yang mudah terbakar III-3 3.5 Cairan yang mudah terbakar III-4 3.6 Inspeksi dan pengawasan III-4 3.7 Perlengkapan, Peringatan III-4 3.8 Perlindungan terhadap benda-benda jatuh dan bagian bangunan yang roboh III-4 3.9 Perlindungan agar orang tidak jatuh/terali Pengaman dan pinggir Pengaman III-5 3.10 Lantai Terbuka, Lubang pada Lantai III-5 3.11 Lubang pada dinding III-6 3.12 Tempat-tempat Kerja Yang Tinggi III-6 3.13 Pencegahan terhadap Bahaya Jatuh Ke dalam Air III-6 3.14 Kebisingan dan Getaran (Vibrasi) III-7 3.15 Penghindaran Terhadap Orang yang Tidak Berwenang III-7 3.16 Struktur Bangunan dan Peralatan. Konstruksi Bangunan III-7 -v-

3.17 Pemeriksaan, Pengujian pemeliharaan III-8 BAB IV : ALAT PELINDUNG DIRI (APD) IV-1 4.1 Jenis Alat Perlindungan Diri IV-1 4.2 Masalah Umum APD IV-1 4.3 Masalah Pemakaian APD Secara Umum IV-1 4.4 Masalah Khusus APD IV-2 BAB V : KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJAAN JALAN V-1 5.1 Faktor Manusia V-1 5.2 Faktor peralatan dan lingkungan V-1 5.3 Kecelakaan yang umum terjadi dan upaya pencegahannya V-1 BAB VI : PEMADAMAN KEBAKARAN VI-1 6.1 Umum VI-1 6.2 Timbulnya Kebakaran VI-1 6.3 Klasifikasi Kebakaran VI-2 6.4. Menghadapi Bahaya Kebakaran VI-2 6.5 Peralatan Pemadam Kebakaran VI-4 BAB VII : PENGAWASAN PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA VII-1 7.1. Umum 7.2. Aspek Penting Dalam Keselamatan Kerja Konstruksi VII-2 7.3. Keselamatan Kerja Konstruksi Dalam Manajemen Proyek VII-4 7.4. Pengawasan Pelaksanaan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Konstruksi VII-4 RANGKUMAN DAFTAR PUSTAKA HAND OUT -vi-

DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (Site Inspector of Road) 1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja Inspektor Lapangan Pekerjaan Jalan (Site Inspector of Road) dibakukan dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang didalamnya telah ditetapkan unit-unit kerja sehingga dalam Pelatihan Inspektor Lapangan Pekerjaan Jalan (Site Inspector of Road) unit-unit tersebut menjadi Tujuan Khusus Pelatihan. 2. Standar Latihan Kerja (SLK) disusun berdasarkan analisis dari masing-masing Unit Kompetensi, Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja yang menghasilkan kebutuhan pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku dari setiap Elemen Kompetensi yang dituangkan dalam bentuk suatu susunan kurikulum dan silabus pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan kompetensi tersebut. 3. Untuk mendukung tercapainya tujuan khusus pelatihan tersebut, maka berdasarkan Kurikulum dan Silabus yang ditetapkan dalam SLK, disusun seperangkat modul pelatihan (seperti tercantum dalam Daftar Modul) yang harus menjadi bahan pengajaran dalam pelatihan Inspektor Lapangan Pekerjaan Jalan (Site Inspector of Road). -vii-

DAFTAR MODUL Jabatan Kerja : Site Inspector of Roads (SIR) Nomor Modul Kode Judul Modul 1 SIR 01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja 2 SIR 02 Manajemen 3 SIR 03 Bahan Jalan 4 SIR 04 Gambar Teknik 5 SIR 05 Alat Berat 6 SIR 06 Pengukuran dan Pematokan 7 SIR 07 Pekerjaan Tanah 8 SIR 08 Pekerjaan Drainase 9 SIR 09 Pekerjaan Perkerasan Jalan 10 SIR 10 Pekerjaan Beton 11 SIR 11 Pekerjaan Bangunan Pelengkap dan Perlengkapan Jalan 12 SIR 12 Pemeliharaan Jalan Darurat dan Pengaturan Lalu Lintas 13 SIR 13 Metode Kerja 14 SIR 14 Teknik Pelaporan -viii-

PANDUAN INSTRUKTUR A. BATASAN NAMA PELATIHAN : Pelatihan Inspektor Lapangan Pekerjaan Jalan (Site Inspector of Roads) KODE MODUL JUDUL MODUL DESKRIPSI TEMPAT KEGIATAN : SIR-01 : KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA : Modul ini membahas landasan hukum kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja; ketentuan administratif; ketentuan teknis; alat pelindung diri; kecelakan kerja pada pekerjaan jalan; pemadaman kebakaran; pengawasan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja untuk pelatihan Inspektur Lapangan Pekerjaan Jalan. : Ruangan Kelas lengkap dengan fasilitasnya. WAKTU PEMBELAJARAN : 2 (Dua) Jam Pelajaran (JP) (1 JP = 45 Menit) -ix-

B. RENCANA PEMBELAJARAN KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG 1. Ceramah : Pembukaan, Bab I Latar Belakang dan Landasan Hukum K3 Tujuan instruksional umum(tiu) dan Tujuan instruksional khusus (TIK) Latar belakang Ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia Waktu : 5 menit 2. Ceramah : Bab II Ketentuan Administratif Menjelaskan dan menguraikan tentang: Kewajiban umum Organisasi keselamatan dan kesehatan kerja Laporan kecelakaan Keselamatan kerja dan pertolongan pertama pada kecelakaan Pembiayaan keselamatan dan kesehatan kerja Waktu : 10 menit 3. Ceramah : Bab III Ketentuan Teknis Menjelaskan dan menguraikan tentang : Tempat kerja dan peralatan Pencegahan terhadap kebakaran dan alat pemadam kebakaran Alat pemanas (heating appliances) Bahan-bahan yang mudah terbakar Cairan yang mudah terbakar Inspeksi dan pengawasan Perlengkapan peringatan Perlindungan terhadap bendabenda jatuh dan bagian bangunan yang roboh. Perlindungan agar orang tidak jatuh/terali pengaman dan pinggir pengaman. Lantai terbuka, lubang pada lantai Lubang pada dinding Tempat-tempat kerja yang tinggi Pencegahan terhadap bahaya jatuh ke dalam air. Kebisingan dan getaran (vibrasi). Mengikuti penjelasan TIU dan TIK dengan tekun dan aktif Mengajukan pertanyaan apabila kurang jelas. Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif Mencatat hal-hal yang perlu Mengajukan pertanyaan bila perlu Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif Mencatat hal-hal yang perlu Mengajukan pertanyaan bila perlu OHT OHT OHT -x-

KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG Penghindaran terhadap orang yang tidak berwenang. Struktur bangunan dan peralatan konstruksi bangunan. Pemeriksaan dan pengujian pemeliharaan Waktu : 15 menit 4. Ceramah : Bab IV Alat Pelindung Diri (APD) Menjelaskan dan menguraikan tentang: Jenis APD Masalah Umum Masalah pemakaian APD secara umum Masalah khusus APD Waktu : 15 menit 5. Ceramah : Bab V Kecelakaan Kerja pada Pekerjaan Jalan Menjelaskan dan menguraikan tentang: Faktor manusia Faktor peralatan dan lingkungan Kecelakaan yang umum terjadi dan upaya pencegahannya Waktu : 15 menit 6. Ceramah : Bab VI Pemadam Kebakaran Menjelaskan dan menguraikan tentang: Timbulnya kebakaran Klasifikasi kebakaran Menghadapi bahaya kebakaran Alat pemadam kebakaran Waktu : 15 menit 7. Ceramah : Bab VII Pengawasan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja Menjelaskan dan menguraikan tentang: Umum Aspek penting dalam keselamatan kerja konstruksi Keselamatan kerja konstruksi dalam manajemen proyek Pengawasan pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja konstruksi Waktu : 15 menit Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif Mencatat hal-hal yang perlu Mengajukan pertanyaan bila perlu Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif Mencatat hal-hal yang perlu Mengajukan pertanyaan bila perlu Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif Mencatat hal-hal yang perlu Mengajukan pertanyaan bila perlu Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif Mencatat hal-hal yang perlu Mengajukan pertanyaan bila perlu OHT OHT OHT OHT -xi-

(K3) Bab IV : Alat Pelindung Diri (APD) BAB IV ALAT PELINDUNG DIRI (APD) 4.1 JENIS ALAT PERLINDUNGAN DIRI Safety hat, yang berguna untuk melindungi kepala dari benturan benda keras selama mengoperasikan atau memelihara AMP. Safety shoes, yang akan berguna untuk menghindarkan terpeleset karena licin atau melindungi kaki dari kejatuhan benda keras dan sebagainya. Kaca mata keselamatan, terutama dibutuhkan untuk melindungi mata pada lokasi pekerjaan yang banyak serbuk metal atau serbuk material keras lainnya. Masker, diperlukan pada medan yang berdebu meskipun ruang operator telah tertutup rapat, masker ini dianjurkan tetap dipakai. Sarung tangan, dibutuhkan pada waktu mengerjakan pekerjaan yang berhubungan dengan bahan yang keras, misalnya membuka atau mengencangkan baut dan sebagainya. Alat pelindung telinga, digunakan untuk melindungi telinga dari kebisingan yang ditimbulkan dari pengoperasian peralatan kerja. Gambar 4.1. Alat Perlindungan Diri 4.2 MASALAH UMUM APD Adanya APD yang tidak melalui pengujian laboratorium, sehingga tidak diketahui derajat perlindungannya atau tidak memenuhi ketentuan keselamatan. Pekerja merasa tidak nyaman dan kadang-kadang pemakai merasa terganggu. Terdapat kemungkinan menimbulkan bahaya baru atas penggunaan APD Pengawasan terhadap keharusan penggunaan APD sangat lemah. Kewajiban untuk memelihara APD yang menjadi tanggung jawab perusahaan sering dialihkan kepada pekerja. 4.3 MASALAH PEMAKAIAN APD SECARA UMUM Pekerja tidak mau memakai APD dengan alasan: Yang bersangkutan tidak mengerti atas maksud keharusan pemakaian APD. Pemakaian APD dirasakan pekerja tidak nyaman seperti panas, sesak dan tidak memenuhi nilai keindahan Pekerja merasa terganggu dalam melaksanakan pekerjaan. IV-1

(K3) Bab IV : Alat Pelindung Diri (APD) Jenis APD yang dipakai tidak sesuai dengan jenis bahaya yang dihadapi. Tidak dikenakan sanksi terhadap pekerja yang tidak memakai APD Atasannya juga tidak memakai APD tanpa dikenakan sanksi. Perusahaan tidak menyediakan APD dengan alasan: Perusahaan tidak mengerti adanya ketentuan pemakaian APD. Rendahnya kesadaran perusahaan atas pentingnya K3 dan secara sengaja melalaikan kewajibannya untuk menyediakan APD. Perusahaan merasa sia-sia menyediakan APD, karena pada akhirnya APD tidak dipakai oleh pekerja. Jenis APD yang disediakan oleh perusahaan tdak sesuai dengan jenis bahaya yang dihadapi pekerja Perusahaan mengadakan APD hanya sekedar memenuhi persyaratan formal tanpa mempertimbangkan kesesuaiannya dengan maksud pemakaiannya. 4.4 MASALAH KHUSUS APD Masker Sering ditemukan adanya kerusakan atau sumbatan pada filter Pemakaian alat ini dirasakan tidak nyaman oleh pekerja. Pemakaian alat ini menimbulkan efek psikologis dan kecemasan terhadap pemakainya dan meningkatkan beban kerja pada jantung dan hati. Pemakai alat ini harus menghirup udara yang dihembuskannya. Pemakaian alat ini menimbulkan kesulitan berkomunikasi pada pemakainya. Cara pemakaiannya kurang tepat seperti longgarnya/lepasnya tali pengikat sehingga pengamanan terhadap pemakainya kurang berdaya guna. Alat Pelindung Telinga Pemakaian alat ini dapat menimbulkan resiko infeksi telinga. Pemakaian alat ini menimbulkan kesulitan berkomunikasi pada pemakainya Pemakai merasa tidak nyaman dan terisolasi. Jepitan yang terlalu kuat sering menimbulkan sakit kepala pada pemakainya. Kemampuan menduga jarak dari pemakai menurun. Sering menimbulkan iritasi kulit pemakinya. Sarung Tangan Pemakaian alat ini menimbulkan kepekaan tangan dan jari menurun Menimbulkan keluarnya keringat berlebihan. IV-2

(K3) Bab IV : Alat Pelindung Diri (APD) Sering menyebabkan adanya bahan kimia tertentu tanpa diketahui pemakainya yang mungkin membahayakan pemakainya. Kaca Mata Keselamatan Dapat membatasi pandangan pemakainya. Adanya noda, kabut dan goresan kecil pada kaca yang mengakibatkan kaburnya pandangan pemakainya. Alat ini menimbulkan kesulitan pada pemakainya untuk melihat kerusakan secara visual. Kondisi kacamata yang tidak baik sering menimbulkan kemungkinan benda masuk dari samping IV-3

(K3) Rangkuman RANGKUMAN Pengaturan terkait dengan aspek legal, administrative dan teknis operasional atas seluruh kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja bidang konstruksi. Masalah umum APD Adanya APD yang tidak melalui pengujian laboratorium, sehingga tidak diketahui derajat perlindungannya atau tidak memenuhi ketentuan keselamatan. Pekerja merasa tidak nyaman dan kadang-kadang pemakai merasa terganggu. Terdapat kemungkinan menimbulkan bahaya baru atas penggunaan APD Pengawasan terhadap keharusan penggunaan APD sangat lemah. Kewajiban untuk memelihara APD yang menjadi tanggung jawab perusahaan sering dialihkan kepada pekerja. Masalah pemakaian APD secara umum Pekerja tidak mau memakai APD dengan alasan: o Yang bersangkutan tidak mengerti atas maksud keharusan pemakaian APD. o Pemakaian APD dirasakan pekerja tidak nyaman seperti panas, sesak dan tidak memenuhi nilai keindahan o Pekerja merasa terganggu dalam melaksanakan pekerjaan. o Jenis APD yang dipakai tidak sesuai dengan jenis bahaya yang dihadapi. o Tidak dikenakan sanksi terhadap pekerja yang tidak memakai APD o Atasannya juga tidak memakai APD tanpa dikenakan sanksi. Perusahaan tidak menyediakan APD dengan alasan: o Perusahaan tidak mengerti adanya ketentuan pemakaian APD. o Rendahnya kesadaran perusahaan atas pentingnya K3 dan secara sengaja melalaikan kewajibannya untuk menyediakan APD. o Perusahaan merasa sia-sia menyediakan APD, karena pada akhirnya APD tidak dipakai oleh pekerja. Jenis APD yang disediakan oleh perusahaan tdak sesuai dengan jenis bahaya yang dihadapi pekerja Perusahaan mengadakan APD hanya sekedar memenuhi persyaratan formal tanpa mempertimbangkan kesesuaiannya dengan maksud pemakaiannya. Bahaya kecelakaan yang disebabkan manusia pada umumnya dipengaruhi oleh kurangnya pengertian tentang Kesehatan dan Keselamtan kerja, kurang disiplin dan sebab-sebab oleh kondisi mental, seperti sifat-sifat emosional dan kejenuhan. Kecelakaan di tempat kerja salah satu penyebabnya adalah akibat terjadinya kebakaran di dalam lokasi pekerjaan. R - 1

(K3) Rangkuman Dalam kondisi apapun kebakaran ini harus diatasi sesuai dengan prosedur, baik dilakukan perorangan dengan alat pemadam kebakaran atau unit khusus pemadam kebakaran. Untuk mengatasi keadaan tersebut, setiap operator perlu dibekali dengan pengetahuan penanggulangan bahaya kebakaran sehingga dapat menghadapi kebakaran dengan benar sesuai prosedur, dilakukan dengan tenaga (tidak panik) dan dapat melakukan pemberitahuan/pelaporan ke unit terkait secara tepat (dinas kebakaran, rumah sakit, poliklinik, dan lain-lain). Di dalam pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja konstruksi, banyak pihak yang terlibat, namun yang paling bertanggung jawab dalam pelaksanaan K-3 tersebut adalah pihak kontraktor, karena pihaknyalah yang secara langsung melaksanakan pekerjaan konstruksinya dan secara langsung melaksanakan manajemen keselamatan kerja. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja konstruksi antara lain: Pelaku-pelaku konstruksi; Material konstruksi; Peralatan konstruksi; Metode pelaksanaan; Desain struktur. R - 2

(K3) Daftar Pustaka DAFTAR PUSTAKA 1. Asiyanto, Ir.,MBA, IPM, Manajemen Produksi Untuk Jasa Konstruksi, PT Pradnya Paramita, Jakarta, 2005 2. Santosa, Gempur, Dr.,Drs.,M.Kes., Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta, September 2004. 3. Suardi, Rudi, Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Penerbit PPM, Jakarta, 2005. 4., Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: Kep.174/Men/86 dan 104/KPTS/1986 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Tempat Kegiatan Konstruksi. 5., Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 05/Men/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. DP-1