BAB 1 PENDAHULUAN. proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan pada dasarnya. tidak hanya menyampaikan dan memberi hafalan. Pendidikan yang ideal

BAB I PENDAHULUAN. yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang andal. Kualitas SDM sangat penting, karena

BAB I PENDAHULUAN. social sebagai pedoman hidup. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. Guru adalah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. dari yang diharapkan. Banyak siswa yang mempunyai perilaku menyimpang,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan segala potensinya sehingga mencapai kualitas diri yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. sangat komplek, dimulai dari sistem pendidikan yang berubah-ubah ketika

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

الل ه ك ث ير ا BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, karena keterbatasan kemampuan manusia. hubungannya dengan manusia lainnya, baik dirumah, sekolah, tempat berkerja

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KEPRIBADIAN MUSLIM DI SMP MUHAMMADIYAH 7 BAJANG MLARAK PONOROGO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karakter manusia pada dasarnya sudah dijamin oleh Allah sebagai

BAB I LATAR BELAKANG. kehidupan manusia, baik terhadap aktivitas jasmaniahnya, pikiran-pikirannya,

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Proses pendidikan di desain sedemikian rupa untuk memudahkan. siswa memahami pelajaran. Hampir semua dari faktor pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. norma-norma dan kebiasaan bangsa kita. Hal ini menandakan bahwa saat ini

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena dengan pendidikan dapat membentuk manusia

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. diantara ajaran tersebut adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. dengan manusia lainnya. Allah swt berfirman dalam Q.S. al-hujuraat ayat

BAB I PENDAHULUAN. terutama generasi muda sebagai pemegang estafet perjuangan untuk mengisi

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup.

BAB I PENDAHULUAN. penanaman akhlakul karimah, pembiasaan-pembiasaan atau keterampilan peserta

BAB I PENDAHULUAN. Kementrian Agama RI, Modul Bahan Ajar Pendidikan Dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) Guru Kelas RA, Jakarta, 2014, hlm. 112.

BAB I PENDAHULUAN. formal dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan diri siswa secara terencana,

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan

ج اء ك م ر س ول ن ا ي ب ي ن ل ك م ك ث ير ا م ما ك ن ت م ت خ ف و ن م ن ال ك ت اب و ي ع ف و ع ن ك ث ير ق د ج اء ك م م ن الل ه ن ور و ك ت اب

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

memberikan gairah dan motivasi kepada para siswa. Sesuai dengan Undang dengan visi misi pendidikan nasional dan reformasi pendidikan menyebutkan

MERAIH KESUKSESAN DAN KEBAHAGIAAN HIDUP DENGAN MENELADANI RASULULLAH

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang menjadi perhatian utama adalah masalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk. khusus memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman kualitas hidup serta cara berpikir seseorang akan jauh lebih

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor yang penting dalam membentuk akhlak sejak anak usia dini.

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Sekaligus memegang tugas-tugas dan fungsi ganda,

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk merubah tingkah laku ke arah yang baik. Tingkah laku

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, dan lewat

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Maju mundur suatu bangsa sebagian besar ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. PT Rineka Cipta, 2000), hlm S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Jakarta: Bumi

BAB I PENDAHULUAN. negara akan dapat memasuki era globalisasi ini dengan tegas dan jelas apabila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. Asri Budiningsih, Pembelajaran Moral, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013) hlm. 1.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

BAB I PENDAHULUAN. mengalami goncangan jiwa (tingkat menengah). 2

BAB I PENDAHULUAN. diberbagai belahan dunia terutama Negara-negara yang sedang berkembang banyak

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya pendidikan di negara itu. Pendidikan dalam pengertiannya yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan. Kesempurnaan, kemuliaan, serta kebahagiaan tidak mungkin

BAB I PENDAHULUAN. melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai. keterampilan-keterampilan pada siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. bermutu, suatu bangsa menyongsong masa depan yang lebih baik. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

BAB I PEDAHULUAN. Pendidikan juga mengarahkan pada penyempurnaan potensi-potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut Wardiman Djoyonegoro, sedikitnya terdapat tiga syarat utama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan, dalam teori Piaget terdapat tiga bentuk pengetahuan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan kepada anak-anaknya dengan memberikan bimbingan, perintah,

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

BAB V PEMBAHASAN. A. Pemberlakuan Sistem Kredit Semester (SKS) di SMA Negeri 3 Sidoarjo. Alokasi waktu yang diperlukan perminggu persatu satuan kredit

Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 85.

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tinggi. Pada lembaga-lembaga pendidikan tersebut mata pelajaran agama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan bagi setiap orang tua adalah memiliki anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. diarahkan berdasarkan iman untuk mencintai Allah, takut kepadanya dan

BAB I PENDAHULUAN. termasuk hal yang sangat diperhatikan di Indonesia disamping bidang yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan pendidikan formal tempat pengabdian guru dan rumah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional, (Bandung: Citra Umbara, 2009), hlm Undang-Undang Sisdiknas No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat adalah orang-orang dewasa, orang-orang yang. dan para pemimpin formal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah Swt. pada Q.S. al-mujadalah ayat 11, sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam hal menanamkan akhlāqul karīmah kepada anak didik.

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga merupakan suatu unsur sosial terkecil dalam kehidupan umat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. lingkungan masyarakat atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. sering diterjemahkan dengan tarbiyah yang berarti pendidikan. 1 Istilah

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Iman dan Pengaruhnya dalam Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. ini. Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia memerlukan pendidikan. Akan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Negara Indonesia sebagai negara yang berkembang, telah

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dalam pengertian yang lebih luas dapat diartikan sebagai suatu proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan mendewasakan siswa tersebut. Pendidikan Agama Islam bukan sekedar transfer of knowledge, tetapi serangkaian proses kerja akal dan kalbu yang dilakukan secara sungguh-sungguh dalam melihat berbagai persoalan yang ada dalam dan berupaya untuk membangun paradigma pendidikan yang mampu menjadi wahana bagi pembinaan dan pengembangan anak secara paripurna. 1 Guna menyelamatkan dan memperkokoh akidah Islamiyah anak, pendidikan perlu dilengkapi dengan pendidikan akhlak. Dalam rangka mendidik akhlakul karimah anak sebaiknya disisipkan keteladanan yang tepat, yang menunjukan tentang bagaimana menghormati, bersikap sopan, dan berkata jujur. Pendidikan akhlakul karimah memiliki peranan yang sangat penting dalam pendidikan anak, bahkan Rasulullah SAW sendiri diutus oleh Allah SWT semata-mata untuk menyempurnakan Akhlak, seperti firman Allah SWT dalam al-qur an surat Al-Ahzab (33:21): 1 Ahmad Susanto, Pemikiran Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hal. 3. 1

ل ق د ك ان ل ك م ف ي ر س ول الله أ س و ة ح س ن ة ل م ن ك ان ی ر ج و الله و ال ی و م الا خ ر و ذ ك ر الله ك ث ی ر ا. Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah SAW itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah SWT dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah SWT. 2 Pendidikan akhlakul karimah dan budi pekerti merupakan salah satu aspek penting dalam pendidikan Islam, yang mendapat perhatian serius karena akhlakul karimah merupakan salah satu ajaran yang terpenting dalam sebuah proses pendidikan. Jika masa anak-anak jauh dari pendidikan akhlak, tidak diragukan lagi ketika memasuki usia dewasa anak akan tersesat dalam pergaulan. Peran orang tua dan guru sangat diperlukan untuk mengarahkan anak kearah yang lebih baik dalam proses penerapan pendidikan akhlakul karimah tersebut. Lingkungan berperan sebagai faktor pendukung dalam kualitas pendidikan anak yang berdampak pada potensi yang akan diraih. lingkungan keluarga dan sekolah misalnya sebagai lingkungan yang menjadi tempat perkembangan pengetahuan spiritual anak. Pengetahuan yang berkembang saat ini adalah teknologi informasi, kemajuan teknologi informasi tidak hanya berdampak positif melainkan akan berdampak negatif juga pada moral remaja saat ini, seperti maraknya tawuran, pelecehan seksual,narkoba, pembunuhan dikalangan para remaja. 2 QS. Al-Ahzab: 33. 2

Kejadian tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah kurangnya perhatian dari orang tua, sekolah, teman serta masyarakat. Terjadinya kebobrokan nilai-nilai moral siswa sering dikaitkan dengan kegagalan guru Pendidikan Agama Islam dalam membina akhlak siswa, padahal pembinaan akhlak tidak hanya menjadi tanggung jawab guru saja melainkan tanggung jawab orang tua dan masyarakat. Masa remaja ini disebut sebagai masa penghubung atau masa peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa, Pada masa ini terjadi perubahan besar mengenai kematangan fungsi-fungsi rohaniah dan jasmaniah, terutama fungsi seksual. hal sangat menonjol pada periode ini adalah : kesadaran yang mendalam mengenai diri sendiri, dimana orang mulai meyakini kemauan, potensi, dan cita-cita sendiri. kesadaran tersebut digunakan untuk menemukan jalan hidupnya, dan mulai mencari nilai-nilai tertentu seperti kebaikan, keluhuran, kebijaksanaan, keindahan, dan sebagainya. 3 Masa remaja berlangsung kira-kira dari usia 13 tahun sampai 16 tahun atau 17 tahun sampai 18 tahun yaitu, usia matang secara hukum. Dengan demikian akhir masa remaja merupakan priode yang sangat singkat. Awal masa remaja biasanya disebut sebagai usia belasan bahkan kadang-kadang disebut juga usia belasan yang tidak menyenangkan. 4 Al-Qur an dan al-sunnah sebagai sumber Islam yang memuat nilai-nilai luhur bagi tatanan kehidupan manusia. Adanya pendidikan persekolahan yang Islami diharapkan mampu memaksimalkan moral dan spiritual ke dalam 3 Kartini Kartono, Psikhologi Anak ( Bandung: Mandar Maju, 2007), hal. 149. 4 Elizabeth Hurlock, Pesikologi Perkembangan (Jakarta: Erlangga,1994), hal. 206. 3

bentuk kegiatan anak dalam kesehariannya. Proses penanaman nilai akhlakul karimah pada anak usia persekolahan sangat memerlukan partisipasi dan kerjasama dari para guru dan orang tua. Keterlibatan guru dan orang tua dalam pendidikan akhlakul karimah di sekolah memiliki pengaruh yang sangat besar. 5 Sekolah didirikan, khususnya sekolah menengah tinggkat pertama (SMP) sebagai usaha untuk mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa dalam rangka untuk mempersiapkan generasi muda yang berkualitas, mandiri yang mampu membangun dirinya sendiri maupun bangsa dan negara. Fungsi pendidikan SMP adalah untuk mengamalkan peraturan dan menanamkan displin pada anak, menumbuhkan sikap dan perilaku yang baik, mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi, mengembangkan ketrampilan, kreativitas, dan kemampuan yang dimiliki oleh anak. Tujuan didirikannya lembaga pendidikan SMP adalah untuk membantu siswa mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki siswa, baik dalam bentuk psikis dan fisik siswa yang meliputi moral dan nilai agama, sosial, emosional, kognitif, bahasa, fisik, motorik, dan seni. Tujuan dari SMP Muhammadiyah 01 Malang selain bertujuan yang disebutkan di atas juga menyeimbangkan dengan tujuan pendidikan Islam yaitu; sama-sama membentuk insan kamil. SMP Muhammadiyah 01 Malang didirikan sebagai sarana belajar, baik akademik maupun agama. Pendidikan dan pembelajaran akhlakul karimah dengan akademik harus diseimbangkan dalam sebuah lembaga pendidikan di 5 Mansyur, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hal. 22. 4

zaman IPTEK seperti sekarang ini. Sebagaimana yang telah diketahui bahwa tidak semua siswa ketika berada di rumah mendapatkan pendidikan sepiritual yang maksimal. Jadi perbaikan akhlakul karimah merupakan suatu misi utama yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam kepada siswa. Misi tersebut akan berhasil apabila ada kerja sama antara semua pihak yang terkait. Strategi dalam pembinaan akhlakul karimah merupakan salah satu komponen terpenting dalam meningkatkan kualitas pendidikan Islam. Strategi tersebut nantinya akan sangat berpengaruh pada tingkat pemahaman dan pengamalan nilai-nilai akhlakul karimah itu sendiri. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis ingin mengetahui strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam membina akhlakul karimah siswa, dengan melakukan penelitian secara sistematis dengan judul STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN AKHLAKUL KARIMAH SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 01 MALANG. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana akhlakul karimah siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 01 Malang sebelum mendapat pembinaan akhlakul karimah yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam? 2. Bagaimana strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan akhlakul karimah siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 01 Malang? 3. Apakah faktor pendukung dan penghambat kegiatan pembinaan akhlakul karimah siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 01 Malang? 5

C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui perubahan akhlakul karimah siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 01 Malang setelah mendapat pembinaan akhlakul karimah yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam. 2. Untuk mengetahui strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan akhlakul karimah siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 01 Malang. 3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat kegiatan pembinaan akhlakul karimah siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 01 Malang. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan khususnya tentang upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan akhlakul karimah siswa. 2. Manfaat Praktis a. Lembaga pendidikan Sebagai bahan masukan yang dapat membantu lembaga pendidikan untuk meningkatkan akhlakul karimah melalui strategi yang digunakan guru. b. Guru Sebagai pemandu memperbaiki strategi yang digunakan untuk pembinaan akhlakul karimah siswa. 6

c. Penulis dan pembaca Penelitian ini dapat dijadikan bahan untuk tambahan ilmu dalam upaya peningkatan kualitas akhlakul karimah serta menjadi bahan rujukan untuk penelitian yang akan datang. E. Batasan Istilah 1. Strategi Strategi adalah cara, taktik, langkah-langkah rencana yang dilakukan secara sistematis dalam perang. 6 Sesuai dengan judul penelitian ini maka dapat ditarik batasan pembahasan yakni mengenai cara, taktik, langkahlangkah yang dilakukan guru Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan akhlakul karimah siswa. 2. Guru PAI Guru adalah pendidik profesional, karenanya secara suka rela telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang dipikul dipundak para orang tua. 7 Pendapat lain menyatakan guru adalah figur manusia yang menepati posisi dan memegang peran penting dalam pendidikan. Ketika semua orang mempersoalkan masalah dunia pendidikan, figur guru selalu terlibat dalam agenda pembicaraan, terutama yang menyangkut persoalan pendidikan formal di sekolah. 8 6 Pius Abdilah, Danu Prasetya, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Surabaya: Arikola, 2005), hal. 586. 7 Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 2012), hal. 39. 8 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif ( Jakarta: PT. Renika Cipta, 2010), hal.1. 7

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Guru PAI adalah guru profesional yang secara suka rela telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang dipikul dipundak para orang tua guna untuk mengasuh, membimbing, mendorong, mengusahakan, menumbuh kembangkan manusia yang bertakwa, dan menunjukkan kualitas manusia bukan hanya dihadapan manusia tetapi juga dihadapan Allah SWT. 3. Pembinaan Akhlakul Karimah Pembinaan adalah usaha, tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik. 9 Jadi makna dari kata pembinaan dalam penelitian ini adalah suatu usaha, tindakan atau kegiatan yang dilakukan guru PAI dalam pembentukan akhlakul karimah siswa kelas VII di SMP Muhammadiyah 01 Malang. Kata akhlakul karimah secara bahasa merupakan bentuk jamak dari kata khulukun yang berarti budi pekerti, perangai, tabiat, adat, tingkah laku, atau sistem perilaku yang dibuat. Sedangkan secara terminologis akhlakul karimah adalah ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk, antara yang terbaik dan tercela, baik itu berupa perkataan maupun perbuatan manusia, lahir, dan batin. 10 9 http://kbbi.web.id/bin Kamus Besar Bahasa Indonesia, diakses pada tanggal 07 September 2015 dari 10 Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Erlangga, 2011), hal. l96. 8

Pendapat lain menyatakan bahwa akhlakul karimah adalah suatu kondisi atau sifat yang meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian sehingga dari situ timbulah berbagai macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan fikiran. 11 Ketiga definisi di atas dapat disimpulkan bahwa penanaman akhlakul karimah adalah suatu cara atau kegiatan yang dilakukan guru PAI dalam rangka memperbaiki akhlakul karimah siswa. F. Sistematika Penulisan Agar penulisan ini dapat terselesaikan dengan baik dan benar, maka diperlukan sistematika penulisan yakni : BAB I : Pendahuluan, pada bab ini peneliti akan mendeskripsikan secara umum dan menyeluruh mengenai skripsi ini, yang dimulai dengan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan sistematika penulisan. BAB II : Berisi tentang kajian pustaka, bab ini menjelaskan tentang konsep guru Pendidikan Agama Islam, pembinaan akhlakul karimah, strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam pembinaan akhlakul karimah siswa, bentuk kegiatan pembinaan akhlakul karimah. BAB III : Metode penelitian, pada bab ini menjelaskan tentang teori metode penelitian, yang isinya meliputi, jenis penelitian, lokasi penelitian, informan, sumber data, teknik penggumpulan data, dan analisis data. 11 Asmaran As, Pengantar Studi Akhlakul Karimah (rev. ed.; Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2002), hal. 3. 9

BAB IV : Hasil penelitian, bab ini menjelaskan hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan, serta penyajian data dari lapangan. BAB V : Kesimpulan, bab ini menjelaskan kesimpulan umum dari hasil analisis data penelitian dan saran-saran kepada pihak sekolah. 10