PEMEROLEHAN NOMINA BAHASA INDONESIA ANAK USIA 3;5 TAHUN: STUDI KASUS SEORANG ANAK DI LUBUK MINTURUN PADANG

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Morfologi Kelas Kata Terbuka Pada Editorial Media Cetak. Abstrak

CAMPUR KODE TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR: Studi Kasus di Kelas VII SMP Negeri 20 Padang

ANALISIS BENTUK MORFEM BAHASA MELAYU DIALEK TANJUNG AMBAT KECAMATAN SENAYANG

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

KATA JAHAT DENGAN SINONIMNYA DALAM BAHASA INDONESIA: ANALISIS STRUKTURAL

BAB I PENDAHULUAN. Proses morfologi memunyai tugas untuk membentuk kata. Sebagian besar

ANALISIS MORFEM BEBAS DAN MORFEM TERIKAT BAHASA MELAYU DIALEK RESUN KECAMATAN LINGGA UTARA KABUPATEN LINGGA ARTIKEL E-JOURNAL

PEMEROLEHAN KALIMAT BAHASA INDONESIA ANAK USIA EMPAT TAHUN DUA BULAN (4;2) (STUDI KASUS PADA SEORANG ANAK)

BAB I PENDAHULUAN. bahasa manusia. Sebagai alat komunikasi manusia, bahasa adalah suatu sistem

Oleh: RIA SUSANTI A

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA

ARTIKEL JURNAL LINA NOVITA SARI NPM Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1)

PROSES MORFOLOGIS PEMBENTUKAN KATA RAGAM BAHASA WALIKA

PEMEROLEHAN BAHASA ANAK USIA LIMA TAHUN; STUDI KASUS TERHADAP ANAK (KAJIAN FONOLOGI) ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Abdul Chaer setiap bahasa mempunyai sarana atau alat gramatikal tertentu untuk menyatakan makna-makna atau nuansa-nuansa makna gramatikal (Abd

BAB V PENUTUP. berdasarkan konteks pemakaian dibedakan atas istilah umum, dan istilah

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang kajian. Aji Kabupaten Jepara dapat disimpulkan sebagai berikut.

BENTUKAN KATA DALAM KARANGAN BAHASA INDONESIA YANG DITULIS PELAJAR THAILAND PROGRAM DARMASISWA CIS-BIPA UM TAHUN

ANALISIS MORFOLOGI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII D SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA. Naskah Publikasi Ilmiah

Penguasaan Kelas Kata Bahasa Indonesia. Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 18 Padang. Sri Fajarini. Mahasiswa Universitas Andalas)

Konjungsi yang Berasal dari Kata Berafiks dalam Bahasa Indonesia. Mujid F. Amin Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro

PEMBENTUKAN KATA PADA LIRIK LAGU EBIET G. ADE

BAB I PENDAHULUAN. Pemerolehan bahasa adalah pemerolehan bahasa, seperti fonologi,

ANALISIS KESALAHAN AFIKS PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL

BAB I PENDAHULUAN. untuk pemersatu antarsuku, bangsa dan budaya, sehingga

ANALISIS REDUPLIKASI BAHASA INDONESIA DALAM DIALEK BAHASA MELAYU DESA PENGUJAN KECAMATAN TELUK BINTAN KABUPATEN BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

KATA MENANGIS : BENTUK, PERILAKU, DAN MAKNA. Kumairoh. Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya. Universitas Dipnegoro. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, bahasa Indonesia semakin berkembang. Dalam penelitiannya

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang sempurna di muka bumi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penuturnya. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. fonologi, morfologi, sintaksis, dan leksikal. Penggunaan kata-kata dalam

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam arti, bahasa mempunyai kedudukan yang penting bagi

REDUPLIKASI DALAM NOVEL TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK KARYA HAMKA

ANALISIS MORFEM BEBAS DAN MORFEM TERIKAT SUB DIALEK MELAYU PANCUR KABUPATEN LINGGA

2. Punya pendirian, peduli sesama, berkomitmen dan bisa bertanggung jawab. Menurut aku, gentleman punya sifat yang seperti itu. Kalau punya pacar, dia

ANALISIS REDUPLIKASI MORFOLOGIS BAHASA MELAYU SUB DIALEK MASYARAKAT SUNGAI GUNTUNG KECAMATAN KATEMAN KABUPATEN TEMBILAHAN RIAU

ARTIKEL PENELITIAN PERBEDAAN DIALEK DESA SUNGAI LINTANG DENGAN DIALEK DESA TALANG PETAI KECAMATAN V KOTO KABUPATEN MUKOMUKO PROVINSI BENGKULU

BAB II KAJIAN PUSTAKA. onoma yang berarti nama dan syn yang berarti dengan. Secara harfiah sinonim

BAB II KAJIAN TEORI. Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak

ANALISIS AFIKSASI BAHASA MELAYU SUB DIALEK MANTANG BESAR KECAMATAN MANTANG KABUPATEN BINTAN ARTIKEL E-JOURNAL

BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24)

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA. Konsep dipandang sebagai definisi operasional untuk menegaskan

NASKAH PUBLIKASI. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Bahasa, Sastra, Indonesia, dan Daerah DIAN TITISARI A

INTERFERENSI MORFOLOGIS BAHASA MELAYU BETAWI TERHADAP BAHASA MINANGKABAU REMAJA KOTA PADANG

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah ide-ide, penggambaran hal-hal atau benda-benda ataupun

Nama Binatang Sebagai Komponen Pembentuk Kompositum. Oleh Shaila Yulisar Balafif. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KEAMBIGUITASAN MAKNA DALAM BERITA PENDIDIKAN DI SURAT KABAR PADANG EKSPRES (KAJIAN SEMANTIK) ABSTRACT

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang afiks dalam bahasa Banggai di Kecamatan Labobo

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahasa merupakan sebuah alat komunikasi antar anggota masyarakat.

PROSES MORFOLOGIS KATA MAJU BESERTA TURUNANNYA INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

ANALISIS AFIKSASI SUBDIALEK BAHASA MELAYU PULAU LAUT KABUPATEN NATUNA KEPULAUAN RIAU

MASALAH-MASALAH MORFOLOGIS DALAM PENYUSUNAN KALIMAT SISWA KELAS XSMA WAHIDIYAH KEDIRI

PENGGUNAAN BAHASA DALAM TEKS DESKRIPSI KARYA SISWA KELAS VII.6 SMP NEGERI 25 PADANG

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Bahasa sudah diajarkan sejak dulu baik di keluarga maupun di. peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran.

ANALISIS CAMPUR KODE DALAM SURAT KABAR BATAM POS RUBRIK OPINI EDISI 11 JANUARI-11 MARET 2013 ARTIKEL E-JOURNAL

REDUPLIKASI PADA KARANGAN SISWA KELAS VII B SMP N 1 TERAS BOYOLALI ARTIKEL PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

BAB 5 TATARAN LINGUISTIK (2); MORFOLOGI

PENGGUNAAN KATA DEK DALAM KABA KLASIK MINANGKABAU

BAB I PENDAHULUAN. disampaikan oleh pembicara melalui alat-alat artikulasi dan diterima melalui alat

BAB V PENUTUP. bahasa Jawa dalam bahasa Indonesia pada karangan siswa kelas VII SMPN 2

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh NURMALA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berkomunikasi merupakan hal yang sangat diperlukan saat

KATA BERSUFIKS PADA TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di wilayah Sulawesi Tenggara, tepatnya di Pulau Buton. Pada masa

KATA BESAR: BENTUK, PERILAKU, DAN MAKNA. Disusun Oleh: SHAFIRA RAMADHANI FAKULTAS ILMU BUDAYA, UNIVERSITAS DIPONEGORO, SEMARANG,50257

BAB I PENDAHULUAN. Pemerolehan bahasa oleh anak-anak merupakan salah satu prestasi

CAMPUR KODE GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMAN I PANCUNG SOAL PESISIR SELATAN ABSTRACT

ABREVIASI DALAM MENU MAKANAN DAN MINUMAN DI KOTA SEMARANG: SUATU KAJIAN MORFOLOGIS

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh anggota

pada Fakultas Sastra Universitas Andalas

PEMEROLEHAN BAHASA INDONESIA ANAK TUNARUNGU USIA 7-10 TAHUN ( STUDI KASUS PADA TINA DAN VIKI )

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan. Seperti yang sering

PEMEROLEHAN SINTAKSIS BAHASA MINANGKABAU PADA ANAK USIA 5 TAHUN DI KAMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini peranan bahasa sebagai alat komunikasi masih sangat penting. Hal ini

I. PENDAHULUAN. berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau

SINONIM KATA KASIH DAN PERUBAHAN BENTUK, PERILAKU DAN MAKNA INTISARI

PEMEROLEHAN KALIMAT BAHASA MINANGKABAU: STUDI KASUS PADA ANAK USIA EMPAT TAHUN TIGA BULAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS CIBIRU PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR SILABUS

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat terjalin dengan baik karena adanya bahasa. Bahasa

BAB 5 TATARAN LINGUISTIK

AFIKSASI BAHASA MELAYU DIALEK NGABANG

PENDAHULUAN. kelaziman penggunaannya dalam komunikasi sering terdapat kesalahan-kesalahan dianggap

PREPOSISI DALAM BAHASA INDONESIA: TINJAUAN BENTUK DAN PERAN SEMANTISNYA

PENGGUNAAN REDUPLIKASI (KATA ULANG) PADA KARANGAN SISWA KELAS VII B SMP MUHAMMADIYAH 8 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan baik antarsesama. (Keraf, 1971:1), bahasa merupakan alat

PEMEROLEHAN BAHASA ANAK USIA 2,6-5,0 TAHUN DI PAUD BAKTI BUNDA TABING PADANG

BAB I PENDAHULUAN. menengah. Di antara keempat kegiatan berbahasa tersebut, menulis

BAB1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan berpengaruh terhadap sistem atau kaidah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar

Proses Pembentukan Kata dalam Kumpulan Cerpen 1 Perempuan 14 Laki-Laki Karya Djenar Maesa Ayu

PROSES MORFOLOGIS PADA TERJEMAHAN AYAT-AYAT AL QUR AN YANG MENGGAMBARKAN KEPRIBADIAN NABI MUHAMMAD SAW NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi: Kami poetra dan poetri

Transkripsi:

PEMEROLEHAN NOMINA BAHASA INDONESIA ANAK USIA 3;5 TAHUN: STUDI KASUS SEORANG ANAK DI LUBUK MINTURUN PADANG Elvina Rahayu 1, Agustina 2, Novia Juita 3 Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang, Indonesia Jln. Prof. Dr. Hamka Air Tawar Padang, 25131. Sumatera Barat Email: vinarahayu93@gmail.com Abstract This research aims to (1) describes the form of Indonesian nouns obtained by 3;5 years old children in Lubuk Minturun Padang, (2) describes the type of Indonesian nouns obtained by children aged 3;5 years in Lubuk Minturun Padang. This type of research is qualitative research is using descriptive method. The data of this research is word noun Indonesian used by 3;5 years old children in Lubuk Minturun Padang. Based on the research findings found 2 forms of nouns and 5 types of nouns. The form of the noun, the basic form and the derived form. The types of nouns found are, animate nouns, lifelass nouns, fee nouns, not fairly nouns, and collective nouns. Keywords: result, nouns, Indonesian language, 3;5 children A. Pendahuluan Anak dilahirkan dengan dibekali alat pemerolehan bahasa (language acquisition device (LAD). Bahasa inilah yang disebut dengan bahasa ibu. Bahasa ibu adalah bahasa pertama yang diperoleh, didengar, dan dikuasai oleh anak dan bahasa ibu bisa juga dikatakan bahasa yang dikenal anak sebelum dia mengenal bahasa lainnya. Bahasa ibu merupakan bahasa yang biasanya digunakan oleh ibu dalam kehidupan sehari-hari. Semenjak anak dilahirkan, dia sudah mengerti bahasa yang disampaikan ibunya walaupun anak belum bisa mengucapkannya. Pemerolehan bahasa adalah suatu proses penguasaan bahasa yang dilakukan oleh seseorang secara natural, implisit, dan informal (Maksan, 1993:20). Menurut Maksan (1993:32), pemerolehan bahasa belum dapat diurutkan, misalnya pemerolehan bahasa mulai dari pemerolehan fonologi, baru kemudian sintaksis dan terakhir semantik. Clara (dalam Pateda, 1990:55-56) membagi perkembangan bahasa anakmenjadi: (1) Stadia mula (0;0-1;0), tahap meraban (babbling) diikuti oleh 1 Mahasiswa penulis skripsi Prodi Sastra Indonesia 2 Pembimbing I, dosen FBS Universitas Negeri Padang 3 Pembimbing II, dosen FBS Universitas Negeri Padang

peniruan bunyi dan kelompok bunyi, misalnya ma ma, da da; (2)Stadia pertama (1;0-1;6), tahap kalimat satu kata. Anak mengucapkan perkataan mama yang berangkali bermakna mama saya ingin duduk di kursi; (3) Stadia kedua (1;6-2;0), atau tahap stadia nama. Pada stadia ini muncul kesadaran nama untuk menganggap bahwa setiap benda mempunyai nama;(4) Stadia ketiga (2;0-2;6), tahap stadia ini anak mulai menggunakan awalan dan akhiran; dan (5) Stadia keempat (2-6-dst), tahap kalimat yang diucapkan sudah kalimat yang panjang. Pemerolehan bahasa anak dimulai pada rentang usia 0;0-0;5. Pada masa ini anak perlu mendapatkan perhatian khusus dari orang tua. Pada awalnya pemerolehan bahasa seorang anak akan lebih banyak memperhatikan dan menyimak. Kemudian anak akan berusaha menerima dan meniru kata-kata yang pernah didengarnya dengan baik dari orang tua, keluarga, maupun lingkungan sekitarnya. Pada rentang usia ini, anak berada pada tahap pemerolehan semantik. Pada tahap ini anak mulai mengerti dan paham dengan lambang bahasa (fonologi, sintaksis dan semantik). Pemerolehan semantik anak usia tiga tahun lima bulan (3;5) berada pada tahap medan semantik. Pada tahap ini, anak akan mulai mengatakan makna yang sebenarnya, karena anak sudah banyak menguasai kata. Anak sudah mampu berkomunikasi dengan menggunakan kata yang ia temui dari lingkungan. Segi semantis nominayaitu kata yang mengacu kepada manusia, binatang, benda dan konsep atau pengertian (Alwi 2003:213).Nomina merupakan kelas kata yang paling banyak muncul saat anak berbicara dalam rentang usia 3;5 tahun. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya muncul kata mama, papa, kakek dan nenek yang merupakan nomina dasar. Kata ini sering diucapkan saat anak berinteraksi di lingkungannya. Hal yang sama juga terjadi pada anak usia 3;5 tahun di Lubuk Minturun Padang. Penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui perkembangan bahasa anak. Apakah anak yang diteliti sudah menguasai kata dengan baik dan lawan bicaranya bisa mengerti dengan apa yang disampaikan. Karena perkembangan bahasa yang diperoleh anak akan menentukan perkembangan bahasa selanjutnya. Penelitian ini juga berguna untuk mengenalkan pemerolehan bentuk nomina dan jenis nomina bahasa Indonesia di Lubuk Minturun Padang.

Berdasarkan uraian di atas, tujuan penelitan ini adalah untuk mendeskripsikan pemerolehan nomina berdasarkan bentuk dan jenis nomina bahasa Indonesia anak usia 3;5 tahun: studi kasus seorang anak di Lubuk Minturun Padang. B. Metode Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kualitatif dengan metode deskriptif kualitatif. Data penelitian ini adalah tuturan anak yang terdapat bentuk nomina, dan jenis nomina. Sumber data pada penelitian ini adalah sumber lisan anak dalam kehidupan sehari-hari. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah anak usia 3;5 tahun yang bernamaarya Prasetiapadatanggal17 Februari 2013. Dalam penelitian ini, Peneliti terlebih dahulu melakukan pengamatan kepada subjek penelitian. Kemudian peneliti mengadakan pendekatan dengan informan dan subjek penelitian. Subjek penelitian dipancing untuk berujar dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan kehidupan sehariharinya. C. Hasil dan Pembahasan Berdasarkan penelitian ditemukan 105 kosa kata nomina bahasa Indonesia pada anak usia 3;5 tahun di Lubuk Minturun Padang. Data penelitian tersebut diambil dari tuturan anak yang terdapat bentuk dan jenis nomina bahasa Indonesia. Pada tabel berikut ini, peneliti akan menunjukkan rekapitulasi hasil penelitian yang telah dianalisis dan dikelompokkan berdasarkan tujuan penelitian, yaitu (1) bentuk nomina dan (2) jenis nomina bahasa Indonesia pada anak usia 3;5 tahun di Lubuk Minturun Padang. 1. Bentuk Nomina Bahasa Indonesia yang Diperoleh pada Anak Usia 3;5 Tahun Di Lubuk Minturun Padang a. Nomina Dasar Nomina dasar adalah nomina yang hanya terdiri atas satu morfem bebas. Contoh-contoh nominadasar yang ditemukan dalam penelitian iniadalah yang yang bercetak tebal. 1. (D79-L2) Papa belum pulang. 2. (D50-L2) Ayam, minyet, bulung-bulung besal. 3. (D89-L2) Kulsi capa?

Pada contoh di atas, dapat dilihat anak sudah mampu menguasai nomina dasar yang tergolong nomina bernyawa, nomina hewan, dan nomina benda mati. Kata papa diucapkan anak untuk memanggil papa si anak.kata ayam dan minyet yang merupakan nomina hewan diucapkan anak ketika melihat hewan di sekitar rumah dan di hape. Begitu juga kata kulsi yang merupakan benda mati dan sering dilihat di ruang tamunya. b. Nomina Turunan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ditemukan 3 jenis nomina turunan, yaitu yang dapat diturunkan melalui (1) afiksasi, (2) reduplikasi, dan (c) komposisi. 1) Nomina Turunan Berafiks Nomina turunan berafiks adalah adalah nomina pada bentuk dasar yang dibubuhi dengan afiks. Afiks yang mampu melekat dengan nomina bisa dengan prefiks, sufiks dan konfiks. Dalam penelitian ini ditemukan nomina turunan berprefiks pe- dan bersufik -nya. 4. (D58-L2) Mama pemalah Teta. 5. (D15-L2) Obaknya besal Teta. 6. (D38-L2) Jijinya belobang. Pada contoh 4, ditemukan kata pemalahataupemarah. Nomina berprefiks pe ditemukan pada kata malah yang mendapatkan prefiks pe- sehingga pe + malah menjadi pemalah. Begitu juga pada contoh 5, ditemukan kata obaknya, jijinya yang mendapatkan sufiks-nya sehingga -nya + obak menjadi obaknya, -nya + jiji menjadi jijinya 2) Nomina Turunan Reduplikasi Reduplikasi seluruh merupakan bentuk dasar yang diulang secara keseluruhan tanpa penambahan atau pengurangan fonem. 7. (D39-L2) Habis tu ain lobot-lobot. 8. (D47-L2) Sama teman-teman. Contoh nomina reduplikasi yang pertama adalah kata lobot-lobot atau robot-robot. Bentuk dasar lobot kemudian diulang seluruh dan menghasilkan kata reduplikasi lobot-lobot. Contoh nomina reduplikasi yang kedua adalah kata temanteman. Bentuk dasar teman kemudian diulang seluruh dan menghasilkan kata reduplikasi teman-teman.

3) Nomina Turunan Komposisi Nomina turunan komposisi adalah proses penggabungan dua leksem atau lebih yang membentuk kata. Dalam penelitian ini, ditemukan nomina turunan kompositum semi-idiomatis dan kompositum non-idiomatis. 9. (D41-L2) Lumah takit Dinda. 10. (D14-L2) Enggak, naik kapal laut. Pada contoh 9, ditemukan kata lumah takit. Kata lumah yang merupakan makna non idiomatis dan kata takit merupakan makna idiomatis atau makna yang tidak sebenarnya. Nomina lumah takit merupakan nomina turunan kompositum semi-idiomatis.pada contoh 10, Kata kapal dan laut memiliki makna non-idiomatis atau makna sebenarnya. Kata kapal laut yang memiliki arti kapal yang berada di laut. 2. Jenis Nomina Bahasa Indonesia yang Diperoleh pada Anak Usia 3;5 Tahun Di Lubuk Minturun Padang a. Nomina Bernyawa Nomina bernyawa dalam penelitian ini terbagi menjadi 5 bentuk, (1) nomina nama diri, (2) nomina kekerabatan, (3) nomina yang menyatakan orang atau yang diperlakukan seperti orang, (4) nomina hewan, dan (5) nomina tumbuhan. 11. (D27-L3) Pak Elu makan. 12. (D1-L3) Telpon Bapak Teta. 13. (D63-L3) Iya banyak antu Teta. 14. (D93-L3) Ada binatang lalon. 15. (D83-L3) Buah anggul, buah apa yah? Pada contoh 11, ditemukan nomina Elu yang dimaksudkan untuk memberi tahu bahwa hal yang dimaksud adalah subjek yang bernama Heru. Nomina Elu merupakan nomina bernyawa kategori nama diri. Begitu juga nomina Bapak yang merupakan nomina bernyawa kategori kekerabatan. Bagi anak nomina Bapak yang sama artinya dengan nomina ayah. Pada contoh 13, ditemukan nomina antu. Nomina antu merupakan nomina bernyawa kategori nomina yang menyerupai orang. Antu memilki arti sebenarnya hantu. Nomina lalon dan anggul merupakan nomina bernyawa kategori hewan dan tumbuhan.

a. Nomina Tak Bernyawa Nomina tak bernyawa dalam penelitian ini terbagi menjadi 3 bentuk, (1) nomina konsep geografis, (2) nomina waktu, dan (3) nomina tiruan bunyi. 16. (D8-L3) Aya mau ke Padang. 17. (D98-L3) Jam tuju anti. 18. (D104-L3) Tija taun. 19. (D54-L3) Mooohh. Berdasarkan contoh di atas dapat dilihat bahwa kata Padang, diucapkan anak untuk menunjukkan daerah yang ingin dituju. Nomina Padang merupakan nomina kategori konsep geografis. Pada contoh 17 dan 18 ditemukan kata jam tuju dan kata tijataun, diucapkan anak untuk menunjukkan jam tujuh dan tiga tahun. Pada contoh 19 ditemukan kata mooohh. Kata ini merupakan nomina tiruan bunyi dari hewan sapi. Anak mendengar dan melihat hewan sapi sehingga dia meniru bunyi dari hewan tersebut. b. Nomina Terbilang Dalam penelitian ini, ditemukan sejumlah 47 data. Hal ini disebabkan informan lebih sering mendengarkan nomina ini baik itu dalam lingkungan sekitar maupun di luar lingkungan sekitar. Baik itu melalui televisi maupun media lainnya. 20. (D3-L3) Minta duit pak? 21. (D4-L3) Beli kawat. Pada contoh 20 dan 21, ditemukan nomina duit dan kawat merupakan nomina terbilang yang bisa disubsitusikan dengan numeralia. Hal ini bisa dibuktikan dengan memberikan contoh lima kawat dan tujuh kawat. Nomina tersebut termasuk kategori nomina tak bernyawa. c. Nomina Tak Terbilang 22. (D15-L3) Obaknya besal Teta. 23. (D58-L3) Mama pemalah? Pada contoh 22 dan 23, ditemukan nomina obak dan pemalah. Nomina obak dan nomina pemalah merupakan nomina tak terbilang. d. Nomina Kolektif Nomina kolektif hanya sedikit ditemukan karena informan jarang mengucapkan dan mendengar nomina ini. 24. (D22-L3) Polici, tetala. 25. (D45-L3) Doktel ibu ada?

Pada contoh 24 dan 24, ditemukan kata polici, tetala dan doktel. Nomina ini dokter merupakan nomina kolektif karena dapat disubstitusikan dengan mereka atau dapat diperinci atas anggota atau bagian-bagian. Teori yang menerangkan peran nomina, baik secara filosofis maupun dalam kehidupan sehari-hari, ternyata nomina merupakan sumber inspirasi dan objek yang menjadi tujuan pengembangan berbahasa lebih lanjut. Mengenai pemerolehan nomina, meskipun belum semua nomina yang dapat diperoleh subjek terutama dalam bentuk afiksasi, tetapi subjek telah mengetahui atau menggunakan nomina dalam kalimat. Jadi, nomina adalah objek terpenting dalam kegiatan berbahasa. Penguasaan adalah memahami dan mengerti serta mempunyai kemampuan untuk melahirkan bahasa tersebut. Melahirkan bahasa dalam pengertian mampu mengeluarkan ide, pikiran atau perasaan untuk disampaikan kepada orang lain. Penguasaan bahasa dapat terjadi dengan dua cara yakni dengan cara pemerolehan bahasa (language acquisition) dan dengan jalan pembelajaran bahasa (language learning). Setiap anak memperoleh bahasa pertama pada tahuntahun pertama kehidupannya. Pemerolehan bahasa dapat terjadi tanpa adanya pengajaran khusus. Gejala pemerolehan bahasa pada hakikatnya merupakan perkembangan psikologis yang luar biasa alam diri anak dan setiap anak mengalami hal yang sama dalam perkembangan bahasanya. Faktor yang menyebabkan penguasaan bahasa yang dialami anak karena anak hidup di lingkungan orang-orang yang berpendidikan dan selalu menggunakan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi. Orang-orang di sekitarnya pun berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia, walaupun ada beberapa yang menggunakan bahasa Minangkabau. D. Simpulan Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan pemerolehan nomina bahasa Indonesia pada anak usia 3;5 tahun di Lubuk Minturun Padang, ditemukan 105 kosa kata nomina. Berdasarkan bentuk nomina dibagi menjadi 2 yaitu, nomina dasar dan nomina turunan. Nomina dasar ditemukan sejumlah 87 data, dan nomina turunan dengan 18 data. Nomina turunan dapat diturunkan melalui afiksasi dengan 4 data, reduplikasi sejumlah 3 data, dan komposisi sejumlah 11

data. Temuan selanjutnya adalah jenis nomina yang dibagi menjadi nomina bernyawa sejumlah 32 data, nomina tak bernyawa sejumlah 19 data, nomina terbilang sejumlah 47 data, nomina tak terbilang sejumlah 4 data dan nomina kolektif dengan 3 data. Rujukan Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Bahasa. Arifin, Z. dan Junaiyah. 2009. Morfologi Bentuk, Makna dan Fungsi. Jakarta: Grasindo. Chaer, Abdul. 2002. Psikolinguistik Kajian Teoretik. Jakarta: Rineka Cipta. Kridalaksana, Harimurti. 1994. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Maksan, Marjusman.1993. Psikolinguistik. Padang: IKIP Padang Press. Patede, Mansoer. 1990. Aspek-Aspek Psikolinguistik. Yogyakarta: Kanasius. Ramlan, M. 1987. Morfologi. Yogyakarta: Karyono. Subagyo, P. Joko. 2006. Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Asdi Mahasatya.