Jurnal Ilmiah Sains, Teknologi, Ekonomi, Sosial dan Budaya Vol. 2 No. 2 Mei 2018

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. banyak berhubungan dengan para siswa jika dibandingkan dengan personal

ANALISIS KESALAHAN SISWA MENGERJAKAN SOAL MATEMATIKA DI KELAS V SDN 37 BANDA ACEH. RiniYulia, Fauzi, Awaluddin.

Pengaruh Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi ABSTRAK

Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. hipotesis penelitian; f) kegunaan penelitian; g) penegasan istilah.

BAB I PENDAHULUAN. Islam dari sumber utamanya yaitu Al-Qur an dan Hadits, melalui kegiatan

PROSES PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SENI BUDAYA (TEATER) DI SMAN 1 KRUENG BARONA JAYA YANG DILAKSANAKAN OLEH GURU BIDANG STUDI NON SENI ABSTRAK

Syahriani S.Pd.,M.Pd Dosen Non PNS Jurusan Biologi Fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN Alauddin Makassar. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Demikian juga piranti pendidikan yang semakin canggih, oleh

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, Suharsimi (2006), Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IMPLEMENTASI MEDIA SIMULASI KAMERA DIGITAL MATA KULIAH PENGEMBANGAN MEDIA FOTO

PENERAPAN KEGIATAN MANAJEMEN KELAS OLEH GURU DI KELAS IV SD NEGERI LAMREUNG KECAMATAN KRUENG BARONA JAYA ACEH BESAR

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar menjadi manusia yang cerdas, terampil dan bermoral

BAB II KAJIAN TEORI. tanggap, mengerti benar, pandangan, ajaran. 7

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF

PENERAPAN METODE PRESENTASI DAN DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XII IPA3 SMA NEGERI 1 BANGGAI

DAFTAR PUSTAKA. Ahmadi, Abu dan Joko Tri Prasetya. Strategi Belajar Mengajar: Untuk Fakultas. Tarbiyah Komponen MKDK. Bandung: Pustaka Setia

PENGARUH PENERAPAN METODE ECLECTIC TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI MTS AN-NUR JAGASATRU CIREBON SKRIPSI.

BAB V PEMBAHASAN. A. Motivasi Belajar Membaca Al-Qur an pada Siswa di Madrasah. karena itu peran seorang guru bukan hanya semata-mata mentransfer ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

Sutrisno a. Jl. Dr. Cipto-Lontar No1 Semarang Telp. (024) Faks (024)

DAFTAR PUSTAKA. Ahmadi, If Khoiru dkk Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP. Jakarta: PT Prestasi Pustakarya.

EFEKTIVITAS METODE KUIS INTERAKTIF DAN EXPLICIT INTRUCTION PADA PRESTASI BELAJAR MAHASISWA STKIP PGRI NGAWI

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu lembaga pendidikan formal sebagai tempat

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS VIII MTS NEGERI 1 PANGANDARAN

IMPLEMENTASI TEKNIK-TEKNIK MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 33 BANDA ACEH. ImraatusShalihah, Mahmud, M.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB V PEMBAHASAN. 1. Strategi yang dilakukan Guru Fiqh dalam Meningkatkan Prestasi. Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqh

PELAKSANAAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DI GUGUS MANGGA KECAMATAN JAYA BARU KOTA BANDA ACEH. Sri Risky Ramadani, Nurhaidah, Soedirman Z.

PSIKOLOGI BELAJAR DAPAT MEMBANTU PARA GURU MEMBANGUN MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR SISWA Oleh Drs. Rusli, M.Si. Abstrak

Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri Untuk Peningkatan Hasil Pembelajaran IPS Bagi Peserta Didik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATAPELAJARAN PRODUKTIF 1 DI SMK NEGERI 1 GORONTALO

KETUNTASAN BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERORIENTASI AKTIVITAS SISWA (PBAS) DI SMP NEGERI 3 SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

Marno dan M. Idris, Strategi dan Metode Pengajaran, Yogyakarta: Ar-Ruz Media Group, Mukyasa, Kurikiulum Tingkat KTSP, Bandung: PT Remaja

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengkondisikan kelas atau mengelola kelas, agar pelaksanaan. pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.

BAB VI PENUTUP. semester 1 di MTsN 1 Model Palangka Raya di peroleh nilai rata-rata 3,12

BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR PADA KONSEP REAKSI REDOKS KELAS X MAN MUARO BUNGO KARYA ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.

BAB V PENUTUP. Penggunaan media pembelajaran pada materi Fikih kelas XI di MAN 5

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan menurut sistem Pendidikan Nasional Pancasila dengan

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan yang berlangsung di

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. bawaan dari lahir tetapi berkembang dari beribu-ribu pengalaman secara

Indrajaya. Staf pengajar Man 1 Mataram, Jl. Pendidikan No. 31, Dasan Agung Baru, Mataram

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

ARTIKEL. Disusun dan Diajukan oleh. Monalisa Frince S. Pembimbing Skripsi, Drs. H. Sigalingging, M.Pd

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR, AKTIVITAS DAN SIKAP PADA MATERI GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI, MELALUI METODE DISKUSI, OBSERVASI, DAN EKSPERIMEN

GAMBARAN UMUM PERANGKAT PEMBELAJARAN GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BANJARMASIN SELATAN. Ria Mayasari

PENINGKATAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Jurnal EduScience (JES), Vol. 2, No. 2 ISSN : X Juli 2014, Hal

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan. Kemungkinan guru dalam menyampaikan materi saat proses

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran PAI, terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Maju mundurnya suatu bangsa banyak tergantung oleh mutu pendidikannya,

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. guru menempati kedudukan yang sangat penting. Guru sebagai subjek pendidik. sangat menentukan keberhasilan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. awalan men, menjadi mendidik, yaitu kata kerja yang artinya memelihara

BAB V PENUTUP. konvensional, seperti metode ceramah, diskusi, dan tanya jawab, siswa

"#$%! 789:;4 789:; "#$

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mendukung perkembangan tersebut adalah pendidikan. pembelajaran, sumber-sumber belajar dan lain sebagainya.

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

BAB II KERANGKA TEORETIS

NASKAH PUBLIKASI. Derajat Sarjana S-I Program Studi Pendidikan. Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB V PENUTUP. dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: menggunakan alat peraga torso pada siklus I diperoleh rata-rata

BAB II LANDASAN TEORI. yang berdasarkan faham konstruktivis. 1 Menurut Hamid Hasan, kooperatif

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB II LANDASAN TEORI

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN KREATIVITAS GURU DI SDN UNGGUL LAMPEUNEURUT ACEH BESAR

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SUBTEMA GERAK DAN GAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 16 BANDA ACEH

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP PGRI 3 BANDAR LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. diri siswa supaya dapat meningkatkan prestasi belajarnya. 1. dan menyukainya. Dengan kreatifitas guru dalam mengajar itulah yang

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB V PENUTUP. Berdasarkan analisis data penelitian, dapat disimpulkan bahwa : a. Pengelolaan pembelajaran menggunakan metode eksperimen pada materi

BAB I PENDAHULUAN. Page 1

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN LEARNING RESOURCES BY DESIGN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN MATERI PELAJARAN DAN KESADARAN SISWA DALAM BELAJAR FISIKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) Abstrak

Aditya Nurmala Acep Mulyadi : Metode resitasi, kemandirian belajar siswa

METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan Universitas Garut

BAB V PENUTUP. Berdasarkan seluruh uraian pembahasan skripsi di atas. Kiranya penulis

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ABA 010 CABANG KUOK KABUPATEN KAMPAR

DAFTAR PUSTAKA. Abdurrahman, Mulyana, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2003.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014

URGENSI PEMBERIAN TUGAS PEKERJAAN RUMAH (PR) DALAM MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB BELAJAR SISWA

Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Kelas IX MTs Negeri Bolangitang Timur

Transkripsi:

IMPLIMENTASI PENDEKATAN PSIKOLOGI DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI MAN JANGKA Mulyadi Zakaria Institut Agama Islam Almuslim Aceh ABSTRAK Psikologi pembelajaran merupakan ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku individu melalui proses pembelajaran. Permasalahan penelitian ini adalah bagaimana gambaran umum MAN Jangka, pendekatan psikologi dalam proses pembelajaran dan implimentasi pendekatan psikologi dalam proses pembelajaran di MAN Jangka. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran umum MAN Jangka, pendekatan psikologi dalam proses pembelajaran dan implimentasi pendekatan psikologi dalam proses pembelajaran di MAN Jangka. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Proses pengumpulan data, penelitian menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan data reduksi, display dan verifikasi. Temuan penelitian menginformasikan: MAN Jangka didirikan pada tahun 1999. Jumlah guru dan pegawai 42 orang dan siswa sebanyak 323, dengan rombongan belajar 13 ruang. Sarana dan prasarana di MAN Jangka telah mencukupi sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan lancar. Pendekatan psikologi dalam proses pembelajaran meliputi Pertama, psikologi pembelajaran adalah termasuk dalam psikologi khusus yang mengkaji masalah tingkah laku individu dalam kaitannya dengan proses pembelajaran. Kedua, psikologi dapat memberikan masukan terhadap proses pembelajaran diantaranya adalah prinsipprinsip dan teori pembelajaran, perbedaan karakteristik siswa, pengukuran pendidikan, tingkah laku-tingkah laku sosial dan kepribadian. Ketiga, metode psikologi pembelajaran adalah observasi diri (metode intropeksi), metode eksperimen (observasi eksperimental), metode kuesioner (angket), metode studi kasus, metode klinis. Keempat, aspek-aspek psikologi dalam proses pembelajaran adalah perilaku mengajar, perilaku belajar dan interaksi pengajar pelajar. Implimentasi pendekatan psikologi dalam proses pembelajaran di MAN Jangka meliputi Pertama, menciptakan kondisi kondusif dalam belajar. Kedua, mengembangkan prestasi dalam belajar. Ketiga, mengembangkan semangat dan motivasi dalam belajar dan Keempat, meningkatkan prestasi belajar. Kata Kunci: Pendekatan Psikologis PENDAHULUAN Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang dilakukan secara sengaja untuk mendapatkan perubahan yang lebih baik. Karena melalui pendidikan orang akan menjadi lebih dewasa dan lebih mampu baik dari segi kecerdasannya maupun sikap mentalnya. Agama dimaksudkan untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya (Iqbal 2016). Belajar merupakan kegiatan penting yang harus dilakukan setiap orang secara maksimal untuk dapat menguasai atau memperoleh sesuatu. Karena itu perlu dikatehui seluk beluk belajar terutama bagaimana caranya. Belajar dapat dikatakan kondusif jika mampu memberikan pengalaman baru kepada siswa membentuk kompetensi siswa, serta mengantarkan mereka ke tujuan yang ingin dicapai secara optimal. Menciptakan Kondisi Kondusif dalam Belajar Syafaruddin dan Irwan Nasution mengemukakan bahwa "Pembelajaran kondusif adalah menentukan cara terbaik bagi pembelajar untuk belajar berdasarkan atas isi yang dibutuhkannya untuk dipelajari dan apakah pembelajar akan melakukan pekerjaannya dengan pengetahuan baru setelah dia melakukan pembelajaran". Suasana kondusif dalam belajar diawali dengan penerapan kedisiplinan di lingkungan sekolah (Najmuddin 2015). Rusman juga menyatakan bahwa "Pembelajaran efektif menuntut keterlibatan siswa secara aktif, karena mereka merupakan pusat kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi. Siswa harus didorong untuk menafsirkan informasi yang disajikan oleh guru sampai informasi tersebut dapat diterima oleh akal sehat". Dengan demikian dapat dipahami bahwa Lentera 60 ISSN: 2548-835X, e ISSN: 2548-7663

pembelajaran efektif merupakan proses mengajar sesuai prinsip, prosedur dan desain sehingga tercapai tujuan perubahan tingkah laku anak. Hasil wawancara dengan M. Yusuf Daud bahwa Implimentasi pendekatan psikologi dalam proses pembelajaran di MAN Jangka adalah menciptakan kondisi kondusif dalam belajar. Hasil wawancara dengan Khairiah bahwa Dalam menciptakan kondisi kondusif dalam belajar langkah pertama yang dilakukan adalah menyusun perencanaan program pembelajaran. Perencanaan program pembelajaran merupakan pemikiran tentang penetapan prinsip-prinsip umum mengajar di dalam pelaksanaan tugas mengajar dalam suatu interaksi pengajaran tertentu yang khusus baik yang berlangsung di dalam kelas ataupun diluar kelas. Wina Sanjaya mengemukakan bahwa "perencanaan program pembelajaran merupakan proses penerjemahan kurikulum yang berlaku menjadi program-program pembelajaran yang selanjutnya dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam penyelenggaraan proses pembelajaran". E. Mulayasa mengemukakan bahwa "rencana program pembelajaran merupakan rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus". Perencanaan program pembelajaran merupakan proyeksi guru mengenai kegiatan yang harus dilakukan siswa selama pembelajaran berlangsung. Hasil wawancara dengan Maimunah bahwa penciptaan kondisi kondusif dalam belajar adalah berkomunikasi secara efektif dengan siswa. Guru merupakan seorang komunikator, karena guru menyampaikan rencana-rencana pembelajarannya pada siswa, kemudian dia juga akan mengatur siswa dalam kelasnya dari awal guru masuk kelas sampai mengakhiri kelas. Dede Rosyada mengemukakan bahwa "guru mengetahui teori-teori komunikasi efektif, karena tidak akan terlelu bermanfaat ilmu yang dikuasai guru dengan baik, kalau dia tidak mampu mengomunikasikannya pada siswa secara baik, yakni mudah untuk diikuti dan mudah untuk difahami". Proses kegiatan belajar mengajar merupakan mata rantai yang menghubungkan antara guru dan siswa untuk menciptakan komunikasi yang baik sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif. Hasil wawancara dengan Faiziah bahwa Dalam menciptakan kondisi kondusif dalam belajar langkah yang ditempuh adalah melakukan pengelolaan kelas. Manajemen pembelajaran kelas merupakan usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai kemampuan. Menurut Martinis Yamin dan Maisah, yang dikutip dalam Swardi dikemukakan bahwa: Istilah pengelolaan kelas terdiri dari dua kata, yakni kata pengelolaan dan kata kelas. Kata pengelolaan memiliki makna yang sama dengan management dalam bahasa Inggris, selanjutnya dalam bahasa Indonesia menjadi manajemen dapat diartikan sebagai seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan dari pada sumber daya, terutama sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dengan sengaja dilakukan guna mencapai tujuan pengajaran atau mempertahankan ketertiban kelas. Manajemen kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal, dan mengendalikan bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Pengertian pengelolaan atau manajemen kelas merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar di dalamnya mencakup pengaturan siswa dan fasilitas. Lentera 61 ISSN: 2548-835X, e ISSN: 2548-7663

Hasil wawancara dengan Khairiah bahwa penciptaan kondisi kondusif dalam belajar adalah melaksanakan evaluasi. Evaluasi pada hakikatnya merupakan suatu proses membuat keputusan tentang nilai suatu objek. Evaluasi yaitu penaksiran atau penelitian terhadap pertumbuhan dan kemajuan murid-murid ke arah tujuan atau nilai yang telah ditetapkan. Evaluasi sering disebut dengan penilaian. Penilaian berarti menilai sesuatu, sedangkan menilai itu mengandung arti mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan mendasarkan diri atau berpegang pada ukuran baik dan buruk, sehat atau sakit, pandai atau kurang pandai. Evaluasi dalam pendidikan bukan hanya menyangkut tentang pemberian nilai, tetapi juga dapat memberi informasi terhadap proses pendidikan itu sendiri, evaluasi juga merupakan sebagai suatu proses pengumpulan informasi untuk membantu pengambil keputusan dan di dalamnya terdapat perbedaan mengenai siapa yang dimaksudkan dengan pengambil keputusan. Mengembangkan Prestasi dalam Belajar Prestasi seorang siswa dalam belajar bisa terlihat dari nilai ujian siswa yang bersangkutan. Jika siswa tersebut mendapat nilai hasil ujian diatas delapan puluh apalagi jika semua pelajaranya nilai yang diperoleh delapan puluh, maka sudah pasti siswa tersebut dianggap berprestasi dalam mata pelajaran. Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, prestasi dapat diartikan sebagai hasil yang telah dicapai, dilakukan dan dikerjakan. Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan dan sikap. Kemampuan manusia untuk belajar meurpakan karakteristik penting yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Humanisasi yang bermakna memanusiakan manusia, menghilangkan kebendaan, ketergantungan, kekerasan, dan kebencian dari manusia (Najmuddin 2017). Belajar adalah memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman dan mendapatkan informasi atau menemukan. Dengan demikian, belajar memiliki arti dasar adanya aktivitas atau kegiataan dan penguasaan tentang sesuatu. Belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu. Di samping itu, salah satu kunci keberhasilan dalam belajar adalah adanya tujuan yang jelas. Dengan demikian, pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan (kondisi) belajar yang lebih kondusif. Mengajar artinya sebagai suatu usaha penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem lingkungan mengajar ini sendiri terdiri atau dipengaruhi oleh berbagai komponen yang masing-masing akan saling mempengaruhi. Hasil wawancara dengan M. Yusuf Daud bahwa Implimentasi pendekatan psikologi dalam proses pembelajaran di MAN Jangka adalah mengembangkan prestasi dalam belajar. Prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki anak dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai denga tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam nilai setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Mengembangkan Semangat dan Motivasi dalam Belajar Semangat dan motivasi sangat penting dalam menimbulkan, mendasari, mengerahkan perbuatan-perbuatan belajar, karena semangat dan motivasi menentukan baik tidaknya tujuan atau kesuksesan yang akan dicapai. Motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai Lentera 62 ISSN: 2548-835X, e ISSN: 2548-7663

tujuan. Motivasi merupakan dorongan yang mendasar dan mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan siswa untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Oemar Hamalik mengemukakan fungsi motivasi yaitu pertama mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, kedua motivasi berfungsi sebagai pengarah dan ketiga motivasi berfungsi sebagai penggerak. Dengan demikian, motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Iskandar Agung mengemukakan bahwa: Sejak dini guru perlu memikirkan bagaimana menarik perhatian dan mendorong motivasi belajar siswa di dalam pembelajaran yang diberikan. Tujuannya adalah untuk menciptakan kepedulian, ketertarikan, kesenangan, minat, gairah dan lain sebagainya dalam diri siswa untuk menjalankan proses belajarnya. Perilaku pembelajaran guru yang kurang mendorong perhatian dan motivasi siswa cenderung kurang menyenangkan dan membosankan, sehingga langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap hasil belajar yang kurang memuaskan. Tugas seorang guru memang tidak hanya menyampaikan materi pelajaran. Tugas guru juga untuk membangkitkan motivasi para siswa agar mereka dapat belajar dengan lebih tekun untuk mencapai cita-cita yang siswa inginkan. Hasil wawancara dengan M. Yusuf Daud bahwa Implimentasi pendekatan psikologi dalam proses pembelajaran di MAN Jangka adalah mengembangkan semangat dan motivasi dalam belajar. Hasil wawancara dengan Khairiah bahwa: Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar baik bagi guru maupun siswa. Bagi guru, mengetahui motivasi belajar dari siswa sangat diperlukan guna memelihara dan meningkatkan semangat belajar siswa. Bagi siswa motivasi belajar dapat menumbuhkan semangat belajar sehingga siswa terdorong untuk melakukan perbuatan belajar. Siswa melakukan aktivitas belajar dengan senang karena didorong motivasi. Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologis yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya. Hasil wawancara dengan Maimunah bahwa: Siswa pada dasarnya termotivasi untuk melakukan suatu aktivitas untuk dirinya sendiri karena ingin mendapatkan kesenangan dari pelajaran, atau merasa kebutuhannya terpenuhi. Ada juga Siswa yang termotivasi melaksanakan belajar dalam rangka memperoleh penghargaan atau menghindari hukuman dari luar dirinya sendiri, seperti: nilai, tanda penghargaan, atau pujian guru. Motivasi belajar penting bagi siswa dan guru. Berdasarkan hasil wawancara dengan Faiziah bahwa pentingnya motivasi belajar bagi siswa adalah: a. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil akhir. b. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar yang dibandingkan dengan teman sebaya. c. Mengarahkan kegiatan belajar. d. Membesarkan semangat belajar. e. Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja, siswa dilatih untuk menggunakan kekuatannya sehingga dapat berhasil. Motivasi belajar juga penting diketahui oleh seorang guru. Berdasarkan hasil wawancara dengan Khairiah bahwa pengetahuan dan pemahaman tentang motivasi belajar pada siswa bemanfaat bagi guru: Lentera 63 ISSN: 2548-835X, e ISSN: 2548-7663

a. Membangkitkan, meningkatkan dan memelihara semangat siswa. Dalam hal ini pujian, hadiah, dorongan atau pemicu semangat dapat di gunakan untuk mengobarkan semangat belajar. b. Mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa di kelas yang bermacam-macam sehinnga dengan bermacamnya motivasi tersebut di harapkan guru dapat menggunakan bermacam-macam strategi belajar mangajar. c. Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu diantara bermacam-macam peran seperti sebagai penasihat, fasilitator, instruktur, teman diskusi, dan penyemangat. Motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Meningkatkan Prestasi Belajar Prestasi siswa adalah tingkat keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Menurut Hamdani prestasi belajar siswa adalah "hasil suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan kegiatan". Dari kutipan di atas dapat dipahami bahwa pengertian prestasi siswa ialah hasil usaha bekerja atau belajar yang menunjukan ukuran kecakapan yang dicapai dalam bentuk nilai. Sedangkan prestasi belajar hasil usaha belajar yang berupa nilai-nilai sebagai ukuran kecakapan dari usaha belajar yang telah dicapai seseorang, prestasi belajar ditunjukkan dengan jumlah nilai raport atau test nilai sumatif. Dengan demikian dapat dipahami mengenai makna kata prestasi dan belajar. Prestasi pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas. Adapun belajar pada dasarnya adalah suatu proses yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu, yaitu perubahan tingkah laku. Dengan demikian, prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki anak dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai denga tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam nilai setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar anak dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tinggi rendahnya prestasi belajar anak. Hasil wawancara dengan M. Yusuf Daud bahwa Implimentasi pendekatan psikologi dalam proses pembelajaran di MAN Jangka adalah meningkatkan prestasi belajar. Hasil wawancara dengan Khairiah bahwa Dalam meningkatkan hasil belajar siswa adalah meningkatkan motivasi belajar. Adanya motivasi belajar yang kuat membuat siswa belajar dengan tekun yang pada akhirnya terwujud dalam hasil belajar siswa tersebut. Motivasi belajar hendaknya diberikan pada diri siswa agar dengan demikian ia akan dengan senang hati mengikuti materi pelajaran yang diajarkan oleh guru di sekolah. Perlu ditanamkan pada diri siswa bahwa dengan belajarlah akan mendapatkan pengetahuan yang baik, siswa akan mempunyai bekal menjalani kehidupannya di kemudian hari. Mengingat akan pentingnya motivasi belajar dalam meningkatkan hasil belajar, maka sudah seharusnya berbagai pihak yang terkait dengan bidang pendidikan menaruh perhatian sebaik-baiknya. Lentera 64 ISSN: 2548-835X, e ISSN: 2548-7663

DAFTAR PUSTAKA Abuddin Nata, 2009. Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, Jakarta: Kencana Anas Sudijono, 2008. Evaluasi Pendidikan, Cet. VIII, Jakarta: Raja Grafindo Persada Abin Syamsuddin Makmun,2009. Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Baharuddin dan Nur Wahyuni, 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta: Media Group Dalyono, 2009. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta E. Mulyasa, 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Cet. 2, Bandung: Remaja Rosdakarya Hamdani, 20111. Strategi Belajar Mengajar, Cet. 10, Bandung: Pustaka Setia Iskandar Agung, 2010. Meningkatkan Kreativitas Pembelajaran bagi Guru, Jakarta: Bestari Buana Murni Martinis Yamin dan Maisah, 2009. Manajemen Pembelajaran Kelas, Jakarta: GP Press Rusman, 2010. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Cet. 1. Jakarta: Rajawali Press Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2006. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta Tri Rama K, 2006. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Karya Agung Wina Sanjaya, 2010. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Kencana. Iqbal, M. (2016). "REALITAS AKTUAL PRAKSIS KURIKULUM SUATU ANALISIS PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DAN MADRASAH ALIYAH (MA)." JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN SOSIAL AGAMA (JIPSA) 16(25). Najmuddin, M. (2015). "IMPLEMENTASI BIMBINGAN KEDISIPLINAN TERHADAP SISWA SMA BABUL MAGHFIRAH COT KEU UENG." JURNAL LENTERA 13(4). Najmuddin, M. (2017). "INTEGRASI UNSUR HUMANISASI, TRANSIDENSI DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM." JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN SOSIAL AGAMA (JIPSA) 4(1). Lentera 65 ISSN: 2548-835X, e ISSN: 2548-7663