BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Perkembangan UMKM di Jawa Timur Priode Uraian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dana pinjaman. Modal sendiri adalah sumber dana yang berasal dari pemilik

I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah mempunyai peranan yang sangat penting

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) yang terus meningkat. negeri. Untuk menopang perekonomian suatu negara, UMKM memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi dan pemerataan distribusi hasil-hasil pembangunan, UMKM juga berperan dalam penyerapan tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, pemerintah memerlukan dana yang tidak sedikit, dimana dana

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pendapatan di Indonesia. Usaha kecil yang berkembang pada

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, baik berupa perdagangan barang maupun jasa. pasar yang mempunyai kedudukan komplementer terhadap industri besar dan

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan usaha yang tergolong besar (Wahyu Tri Nugroho,2009:4).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

KLASIFIKASI IKM (INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH) MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB DI KOTA GORONTALO

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang disertai terjadinya perubahan struktur ekonomi. Menurut Todaro

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian saat ini Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

BAB I PENDAHULUAN. menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar.

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia. memiliki tempat tersendiri dalam perkembangan ekonomi Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. parah bagi perekonomian nasional. Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald

PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah suatu usaha yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kontribusi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terhadap. 1. Peran UMKM terhadap Perekonomian di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. manfaat ekonomi yang menjadi tujuan dibentuknya dunia usaha.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian. karena sektor ini akan banyak menyerap tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. rentan terhadap pasar bebas yang mulai dibuka, serta kurang mendapat dukungan

BAB IV INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN BOGOR Perkembangan Industri Kecil dan Menengah

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah telah menunjukkan bahwa usaha Mikro, Kecil, dan. Menengah (UMKM) di Indonesia tetap eksis dan berkembang dengan

2015 PENGARUH KREATIVITAS, INOVASI DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, UKM juga berperan dalam perindustrian

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang baru, jumlah unit usaha bordir yang tercatat selama tahun 2015 adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan benteng penyelamat

I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sering disebut sebagai salah

I. PENDAHULUAN. Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang

13 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat secara merata- Penyebaran yang merata

BAB 1 PENDAHULUAN. tukar tereskalasi menjadi krisis multi dimensi yang dimulai akhir tahun 1997.

BAB I PENDAHULUAN. Sakur, Kajian Faktor-Faktor yang Mendukung Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Spirit Publik, Solo, 2011, hal. 85.

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menjadi hal yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. nasional telah menunjukkan bahwa kegiatan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) telah mendapat perhatian yang relative cukup besar dari pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh suatu bangsa dalam upaya untuk meningkatkan pendapatan dan

KABUPATEN GRESIK RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI PENDAPATAN,BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2017

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan sekaligus menjadi tumpuan sumber pendapatan sebagian besar masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka pengembangan ekonomi daerah yang bertujuan. meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka pengembangan ekonomi lokal

BAB I PENDAHULUAN. 80-an telah berubah, dari paradigma government driven growth ke public

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan pendapatan masyarakat, serta mendorong pertumbuhan ekonomi. stabilitas ekonomi pada khususnya (Ardiana dkk, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. domestik bruto (PBD) serta banyak menyerap tenaga kerja. Peran usaha

BAB I PENDAHULUAN. (Tanuwidjaya, 2013). Sejak tahun 1969 Pemprov Bali bersama masyarakat telah

Bab I. Pendahuluan. kategori tersebut dapat digolongkan menjadi pekerja informal. Berdasarkan data BPS

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sangat strategis dan berperan besar terhadap perekonomian Indonesia. Peran

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian, analisis, dan pembahasan yang telah dikemukakan pada Bab

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi global yang semakin pesat menuntut perusahaan

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI

PENDAHULUAN. Sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) memiliki kontribusi yang cukup. penting didalam pembangunan nasional. Kemampuannya untuk tetap bertahan

BAB I PENDAHULUAN. Upaya membangun suatu unit usaha bank mikro yang melayani. masyarakat golongan kecil memerlukan suatu cara metode berbeda dengan

BAB I PENDAHULUAN. diikuti dengan adanya perubahan struktur ekonomi. Salah satu sektor di bidang

MAKALAH PERAN SERTA PEREMPUAN DALAM UMKM

BAB I PENDAHULUAN. Milly Puspasari, 2014 Analisis Deskriptif Usaha Batu Alam Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. UMKM(Usaha Mikro Kecil Menengah) adalah unit usaha produktif yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri merupakan bagian dari rangkaian pelaksanaan. pembangunan dalam melaksanakan ketetapan Garis-Garis Besar Haluan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dalam memerangi kemiskinan dan pengangguran.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA BAB 19 PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bagi perekonomian di Indonesia. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UKM)

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi pada dasarnya dicerminkan oleh terjadinya perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Sebenarnya masalah dan kendala yang dihadapi masih bersifat klasik yang selama

STRATEGI PENGEMBANGAN PENGUSAHA KECIL MELALUI CAPACITY BUILDING DI DAERAH TUJUAN WISATA

BAB I PENDAHULUAN. bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lembaga-lembaga perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Profil UMKM Sepatu dan Sandal di Kecamatan Medan Denaiˏ Kota Medan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. namun sektor industri adalah satu dari beberapa yang bertahan dari krisis

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi dunia usaha termasuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) saat

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan dan terus berkembang di tengah krisis, karena pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. jumlah asset maksimal 0 sampai Rp 50 juta dan omzet total 0 sampai 300 juta.

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terbukti memiliki peran dan

BAB I PENDAHULUAN. 97% tenaga kerja Indonesia, terutama dalam mikro ekonomi yang mencapai

Strategi Pengembangan UMKM dengan Mengatasi Permasalahan UMKM Dalam Mendapatkan Kredit Usaha

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. moneter yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 yang memberikan dampak sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Muhammad Rizki, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan suatu isu yang

BAB I PENDAHULUAN. Inasius (2014) di Indonesia, jumlah UMKM mencapai 56 juta unit dan

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan kemiskinan telah menjadi masalah yang sangat sulit untuk

BAB I PENDAHULUAN. tidaklah mudah bagi suatu perusahaan untuk dapat bertahan bahkan berkembang.

I. PENDAHULUAN. usaha pada tahun 2006 menjadi usaha pada tahun 2007 (Tabel 1).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun sebagai penyelaras kegiatan ekonomi pada masa-masa yang akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tantangan yang dihadapi para pelaku usaha semakin beragam pada saat ini persaingan bisnis yang semakin kompleks dan kompetitif adalah salah satunya strategi yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia adalah penguatan kemandirian lokal, maksudnya adalah fokus pengembangan perekonomian lebih diarahkan pada pencapaian kemandirian ekonomi internal. Implementasi strategi tersebut oleh pemerintah direalisasikan dengan fokus penguatan dan pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Berikut data perkembangan UMKM di Jawa Timur priode 2012-2015 : Tabel 1.1 Perkembangan UMKM di Jawa Timur Priode 2012-2015 Uraian 2012 2013 2014 2015 Unit Usaha (unit) 796.537 803.454 807.478 807.903 Industri Kecil 779.090 785.906 789.837 789.957 Industri Menengah 16.387 16.484 16.566 16.863 Industri Besar 1.060 1.064 1.075 1.083 Tenaga Kerja 3.086.314 3.115.681 3.133.049 3.134.809 (orang) Industri Kecil 1.784.284 1.806.045 1.815.076 1.815.574 Industri Menengah 944.506 951.666 956.424 956.888 Industri Besar 357.527 357.970 361.549 362.347 Sumber : Badan pusat statistik kabupaten Gresik 2015 1

2 Tabel perkembangan UMKM di jawatimur periode 2012 2015 membuktikan bahwa sektor UMKM memiliki peran strategis bagi perekonmian di jawa timur. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) kontribusi sektor UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) meningkat dari 57,84% menjadi 60,34 % (Muthmainnah, 2016). Peningkatan ini tercatat selam lima tahun terakhir. Penguatan sektor UMKM dapat menimbulkan dampak positif bagi pertumbuhan perekonomian seperti terbukanya lapangan pekerjaan, peningkatan ekonomi lokal, penanggulangan kemiskinan dan sebagainya. Untuk mendukung penguatan UMKM, pemerintah telah melakukan berbagai upaya melalui perumusan dan pemberlakuan kebijakan. Salah satu contoh nyata dari langkah pemerintah adalah peluncuran paket kebijakan ekonomi. Dalam paket kebijakan ekonomi yang telah diumumkan pada 2016 lalu, salah satu unsur kebijakan yang pro UMKM adalah rendahnya tingkat suku bunga untuk Kredit Usaha Rakyat Berorientasi Ekspor (KURBE) (Paket Kebijakan Ekonomi Jilid 11, 2016). Paket kebijakan ini banyak dimanfaatkan UMKM untuk memperoleh pendanaan dengan bunga yang terjangkau. Paket Kebijakan Ekonomi sangat membantu UMKM dalam mencukupi kebutuhan dananya, seperti halnya di kota Gresik yang dikenal kaya akan industri, hingga dikatakan sebagai kota industri. Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2013 terdapat kurang lebih sekitar 402 Perusahaan di kota Gresik di berbagai Kecamatan. Selain perusahaan skala besar dan sedang, UMKM juga turut meramaikan dunia usaha di kota Gresik. Di kota Gresik terdapat kurang lebih

3 184.816 UMKM, koperasi kurang lebih 1.026, sentra UMKM ada 23 sentra dan Sentra Industir Kecil dan Menengah kurang lebih 112 Sentra (Najikh, 2015). Kabupaten gresik terkenal dengan kota industri karena jumlah industri, baik industri kecil, menengah maupun besar yang lebih banyak dibandingkan dengan kabupaten di sekitarnya. Tercatat di Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (DISKOPERINDAG). Berikut 4 kecamatan dengan jumlah UMKM terbanyak : 16% Jumlah Industri Kabupaten Gresik 14% 12% 10% 8% 6% 4% 2% 0% GRESIK KEBOMAS BUNGA CERME Sumber: DISKOPERINDAG Tahun 2015 Gambar 1.1 Jumlah industri di kabupaten Gresik Dari ke empat kecamatan di kabupaten Gresik dengan presentase jumlah UMKM terbanyak, terdapat kecamatan dengan UMKM yang memiliki produk dengan nilai jual cukup tinggi dan merupakan kluster produk terbayak di kabupaten gresik, yaitu kecamatan cerme. Produk UMKM di kecamatan cerme dengan nilai jual yang cukup tinggi yaitu Sarung Tenun Alat Tenun Bukan Mesin

4 (ATBM). Kluster Sarung Tenun Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) yang merupakan kluster produk terbanyak sesuai dengan data yang di peroleh dari Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (DIKOPERINDAG) yaitu, kluster sarung tenun sebanyak 23, kemudian perdagangan sebanyak 13, kluster kerajinan sebanyak 10, kluster jasa sebanyak 9, kluster olahan makanan ringan sebanyak 5, kluster makanan dan minuman sebanyak 5, kluster perikanan sebanyak 3 dan kluster yang paling rendah yakni kluster batik dengan jumlah 2. sarung tenun ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) yang berpusat di desa Wedani Kecamatan Cerme.Berikut Data jumlah ukm sarung tenun ATBM di desa wedani cerme : Sumber: Profil Desa Wedani 2015 Gambar 1.2 Data jumlah UKM sarung tenun desa wedani cerme Menurut Bapak Bambang Supeno selaku kepala bagian ekonomi dan pembangunan Desa Wedani bahwa UKM sarung tenun ATBM merupakan UKM

5 binaan PT. Telkom Indonesia. Usaha ini berdiri pada tahun 2009 sampai sekarang. PT. Telkom Indonesia pada tahun 2009 berperan sebagai pemberi bantuan modal usaha, akan tetapi bantuan modal tersebut hanya sampai akhir masa jabatan Kepala Desa pada tahun 2009. Pada awal perkembangannya yakni pada tahun 2009 hingga awal tahun 2011, sarung tenun ATBM ini mampu bersaing di wilayah regional. Bahkan pada tahun 2011 sarung tenun ATBM merambah pasar di luar Jawa Timur seperti Sampang, Pamekasandan Bangkalan. Bapak Bambang juga menyatakan bahwa Mata pencaharian penduduk Desa Wedani pada saat itu menggantungkan pada usaha tenun ATBM untuk membantu perekonomian di desa tersebut. Sebagian besar masyarakat desa berprofesi sebagai pengrajin sarung tenun. Hampir di setiap rumah, produksi sarung tenun dikerjakan. Permintaan produk sarung tenun ATBM yang terus meningkat pada saat itu membuat para pengrajin mempekerjakan tenaga kerja dari luar daerah tersebut. Sarung tenun yang diproduksi berbahan dasar kain sutra dengan motif yang beragam. Pada tahun 2014, usaha sarung tenun ATBM ini mengalami penurunan kapasitas produksi. Penurunan ini masih terus terjadi hingga saat ini. Satu minggu tercatat kurang lebih hanya tiga sarung tenun yang dapat dihasilkan. Penurunan kapasitas produksi ini disebabkan karena minimnya modal usaha. Imbasnya adalah para pelaku pengrajin tenun tidak mampu untuk membeli bahan baku yang dibutuhkan. Saat ini sekitar 70 % pengrajin tenun yang masih bertahan. Sisanya yakni sebesar 30 % memilih beralih profesi di bidang lain. Pelaku UMKM cenderung menghindari pendanaan dari utang karena resikonya

6 yang tinggi. Begitulah pandangan pelaku UKM terkait penggunaan hutang dalam komposisi modal pada UKM sarung tenun ATBM Desa Wedani Kecamatan Cerme. Pelaku UKM perlu memiliki kemampuan manajerial permodalan yang baik. Penentuan sumber dana yang digunakan harus didasarkan pada pertimbangan yang memadai. Sumber pendanaan kegiatan usaha dapat diperoleh dari dua sumber, yakni hutang dan modal sendiri (Nugroho, 2010). Untuk memutuskan besarnya porsi pendanaan dari hutang maupun modal sendiri diperlukan pengetahuan terkait manajemen permodalan dan konsekuensi atas pemilihan setiap alternatif. Penelitian terkait struktur modal telah banyak dilakukan, Afifah dan Setiawan (2012) menemukan bantuan kredit dari Diskoperindag kota Semarang dapat meningkatkan modal usaha, omzet penjualan dan laba para pelaku usaha mikro di Kelurahan Pekunden. Peranan modal dari keluarga pada 3 UKM di Bandung (Berlian dkk, 2013). Penelitian ini difokuskan untuk menemukan peran modal yang diberikan oleh keluarga pada saat pendirian usaha dan dalam perkembangannya, baik modal yang berupa uang dan finansial (harta tetap atau harta lancar), maupun yang bersifat nilai-nilai (family capital), emosi waktu-perhatian (psychological capital) dan sebagainya. Penelitian dilaksanakan dengan metode kualitatif yakni Multi Case Studies. Tiga UKM di Bandung dipilih sebagai obyek penelitian. Teknik wawancara dan observasi digunakan saling melengkapi. Hasil transkrip wawancara dikategorisasi (coding) sesuai tema penelitian. Teori modal (Bourdieu,

7 1996) digunakan untuk menganalisis dan untuk mendapatkan pemaknaan dari temuan. Sukoco dkk, (2015) tentang pengelolaan modal kerja usaha mikro untuk memperoleh profitabilitas. Penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui pengelolaan modal kerja usaha mikro UD Warna Jaya dan untuk mengetahui pengelolaan modal kerja dalam memperoleh profitabilitas UD Warna Jaya. Dalam penilitian ini, jenis penilitian yang dipilih adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Jenis atau sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan studi dokumen. Analisis Pengaruh Profitabilitas (Nugroho, 2015), pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan, dan umur perusahaan terhadap struktur modal usaha mikro kecil dan menengah kerajinan kuningan di Kabupaten Pati. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel tersebut terhadap struktur modal. Populasi dalam penelitian ini adalah 40 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) kerajinan kuningan di kabupaten Pati. Sampel diambil menggunakan metode sampling jenuh yaitu dengan menggunakan seluruh populasi yang ada yaitu sebanyak 40 UMKM. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda. Berdasarkan uraian yang telah disebutkan di atas, serta masih minimnya penelitian yang membahas tentang permodalan UMKM secara mendalam dengan metode kualitatif, peneliti tertatik untuk melakukan penelitian tentang Permodalan

8 UMKM Studi Kasus Pada UMKM Sarung Tenun ATBM Desa Wedani Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah disebutkan, maka rumusan masalah yang relevan adalah bagaimana permodalan pada UKM sarung tenun di Desa Wedani Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik? 1.3 Tujuan Berdasarkan pada rumusan masalah yang telah disebutkan, maka tujuan dari penelitian ini adalah Untuk menganalisis permodalan pada UKM sarung tenun di Desa Wedani Kecamatan Cerme Kabupaten Gresik. 1.4 Manfaat Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini yang telah disebutkan di atas, maka peneliti berharap penelitian ini akan bermanfaat untuk beberapa hal berikut : 1. Manfaat Akademis Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk topik terkait. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi dari proses kajian praktik permodalan UMKM. 2. Manfaat Praktis Dari segi praktis, penelitian ini diharapkan untuk dapat dijadikan informasi tambahan bagi pelaku usaha dalam hal penentuan modal usahanya.