STRATEGI BERTUTUR DALAM TINDAK TUTUR EKSPRESIF BAHASA INDONESIA PADA KEGIATAN DISKUSI

dokumen-dokumen yang mirip
TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA DAN RESPON SISWA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI KELAS IX SMP NEGERI 26 PADANG

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU DAN RESPON SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS VII SMP NEGERI 2 PAINAN

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI TK NUSA INDAH BANUARAN PADANG

REPRESENTASI TINDAK TUTUR DIREKTIF BAHASA INDONESIA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 PADANG

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI MTs RIADHUS SHOLIHIN KOTO BARU KABUPATEN SIJUNJUNG

KESANTUNAN BERBAHASA GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SMA NEGERI 2 LINTAU BUO

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM NOVEL BURUNG TERBANG DI KELAM MALAM KARYA ARAFAT NUR (KAJIAN PRAGMATIK) ARTIKEL ILMIAH ELSI OKTAVIANTI NPM.

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU TAMAN KANAK-KANAK DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR TK AISYIYAH 29 PADANG

TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL LELAKI YANG MENGGENGGAM AYAT-AYAT TUHAN KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY E JURNAL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA BAK TRUK SEBAGAI ALTERNATIF MATERI AJAR PRAGMATIK

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

TINDAK TUTUR ILOKUSI USTAZ YUSUF MANSUR DALAM ACARA WISATA HATI DI STASIUN TELEVISI ANTV

TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

ANALISIS TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM FILM DI BAWAH LINDUNGAN KABAH

TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL SYAIR MUNAJAT CINTA KARYA NOVIA SYAHIDAH ARTIKEL ILMIAH YULIANA PUTRI NPM

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki fungsi yang terpenting yaitu sebagai alat komunikasi untuk

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan,

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 TANJUNGPINANG

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

KESANTUNAN BERBAHASA INDONESIA DALAM TINDAK TUTUR ILOKUSI PARA DAI DI MESJID NURUSH SHIDDIQ KELURAHAN GUNUNG PANGILUN KECAMATAN PADANG UTARA

TINDAK TUTUR GURU DAN SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DAN IMPLIKASINYA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk

TINDAK TUTUR DIREKTIF PEDAGANG PAKAIAN DALAM BAHASA MANDAILING DI PASAR UJUNG GADING KABUPATEN PASAMAN BARAT

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

TINDAK TUTUR DEKLARASI PEDAGANG KAKI LIMA DALAM BAHASA MANDAILING DI PUSAT PASAR UJUNG GADING KECAMATAN LEMBAH MELINTANG KABUPATEN PASAMAN BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN KERANGKA TEORI

BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN. Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan

Jurnal Sasindo Unpam, Volume 3, Nomor 2, Desember 2016 KESANTUNAN TUTURAN GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS. Oleh.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. pendapat dari seorang penutur kepada mitra tutur. mengemukakan pendapat, yang perlu diperhatikan bukan hanya kebahasaan

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

BAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

OLEH: DENIS WAHYUNI NPM:

TUTUR PUJIAN GURU DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI KELAS

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sesuai dengan norma norma dan nilai nilai sosial dan saling

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang

BAB III METODE PENELITIAN

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012

TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM BUKU HUMOR MEMBONGKAR GURITA CIKESA KARYA JAIM WONG GENDENG DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA TERHADAP SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 6 SUNGAI PENUH DALAM PROSES PEMBELAJARAN TAHUN AJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks,

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun

OLEH: SURAHMAT NPM:

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

CAMPUR KODE TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR: Studi Kasus di Kelas VII SMP Negeri 20 Padang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TUTURAN EKSPRESIF PADA PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA DI BEBERAPA SD NEGERI KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. yaitu bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa lisan dan bahasa tulis salah satu

BAB I PENDAHULUAN. terbantu oleh situasi tutur. Searle (dalam Wijana dan Rohmadi, 2009: 20)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DAN STRATEGI KESANTUNAN BERBAHASA DALAM DIALOG BERITA BEDAH EDITORIAL MEDIA INDONESIA DI METRO TV

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial manusia memerlukan alat komunikasi antar

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Objek dalam sebuah kalimat adalah tuturan. Suatu tuturan dapat dilihat

UNGKAPAN PENERIMAAN DAN PENOLAKAN DALAM BAHASA INDONESIA. Nur Anisa Ikawati Universitas Negeri Malang

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP UNTIRTA 2017 ISBN

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA TUTURAN ANAK USIA EMPAT- -ENAM TAHUN DESA GENTING PULUR KECAMATAN JEMAJA TIMUR KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

BAB I PENDAHULUAN. semakin beragam dan kreatif. Keanekaragaman penggunaan bahasa di masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahasa mereka, atau bahasa-bahasa mereka bila mereka berbahasa

JENIS TINDAK TUTUR GURU DAN RESPON SISWA DALAM KBM DI SMPN SURAKARTA. Woro Retnaningsih IAIN Surakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh RASMIAYU FENDIANSYAH NIM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya.

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA DI KALANGAN MAHASISWA DALAM BERINTERAKSI DENGAN DOSEN DAN KARYAWAN

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya dasar yang ada diluar bahasa

TUTURAN RESPONSIF SISWA TERHADAP TUTURAN DIREKTIF GURU DALAM WACANA INTERAKSI KELAS DI SMA NEGERI 1 BATU

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI SISWAKELAS XI SMK DINAMIKA LAMPUNG UTARA. Oleh

BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property

TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN STRATEGI BERTUTUR DALAM BAHASA MINANGKABAU OLEH REMAJA ANTARKAWAN SEBAYA PADA KOMUNIKASI TIDAK RESMI DI KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. gejala individual yang bersifat psikologis dan keberlangsungan ditentukan oleh

KESANTUNAN TUTURAN SISWA KEPADA GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VII 8 SMP NEGERI 27 PADANG ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. satu potensi mereka yang berkembang ialah kemampuan berbahasanya. Anak dapat

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Juli 2015 IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DI PASAR BAMBU KUNING BANDAR LAMPUNG.

KESANTUNAN BERBAHASA POLITISI DALAM ACARA TALK SHOW

TINDAK TUTUR EKSPRESIF GURU TERHADAP SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VIII SMP NEGERI 7 JEMBER SKRIPSI. Oleh

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM PEMBELAJARAN OLAHRAGA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM ACARA TALKSHOW MATA NAJWA DI METRO TV ARTIKEL ILMIAH MEGA REVIA NPM

KESANTUNAN DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA DI SMP NEGERI 21 BANDARLAMPUNG. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. gagasan serta apa yang ada dalam pikirannya. Agar komunikasi dapat berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. Suku Batak terdiri dari lima bagian yaitu; Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun,

ANALISIS PESAN BAHASA KELUHAN WARGA DESA PILANG KECAMATAN RANDUBLATUNG KABUPATEN BLORA SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam

ANALISIS TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM NOVEL HATI SINDEN

KESANTUNAN MENOLAK DALAM INTERAKSI DI KALANGAN MAHASISWA DI SURAKARTA

TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI

TINDAK TUTUR GURU DI DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR BAHASA INDONESIA KELAS VIII SMP N 27 PADANG (KAJIAN PRAGMATIK) ABSTRACT

ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT PERINTAH GURU DALAM PROSES KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR DI SD NEGERI 09 PANGGANG, KABUPATEN JEPARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

STRATEGI BERTUTUR DALAM TINDAK TUTUR EKSPRESIF BAHASA INDONESIA PADA KEGIATAN DISKUSI Oleh: Tia Alfioda 1, Ngusman 2, Ermawati Arief 3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri Padang Email: tyakwang@gmail.com ABSTRACT The purpose of this research is describe the shape and strategy in activities of the discussion in class VIII SMP Negeri 3 Padang. This type of research is a qualitative method descriptive. Data in this study is the shape and strategy of said expresive of students is a discussion activity. Based on the findings of research, we can conclude things here. There are six of the said thisplays used students in the discussion, which is say thank you, to say i am sorry, praising, criticizing, angry and complaining. The six of the said expressive was told by using four strategies are recalled, namely speak frankly without a word, speak frankly with a word modesty of the positive, speak frankly with further good manners and speak vaguely in the discussion. The conclusion of this research is that there s six of the said displays by using for strategies renaked Kata kunci: ekspresif, strategi, konteks, diskusi A. Pendahuluan Seorang siswa yang melakukan tindak tutur di dalam kegiatan diskusi tidak hanya ingin menarik siswa lain mengikuti diskusi, tetapi juga diharapkan santun dalam berbahasa. Selain itu, siswa sebagai peserta didik juga dituntut untuk memiliki kepribadian yang baik. Salah satunya dilihat dari caranya berkomunikasi dengan orang lain. Ketika berkomunikasi dengan orang lain, harus menggunakan bahasa yang baik agar maksud dan tujuan dalam komunikasi tersebut tercapai. Komunikasi yang baik harus mempertimbangkan hal-hal seperti, tempat, waktu, tujuan tuturan serta prinsip kesantunan yang berlaku dalam suatu masyarakat agar tuturan yang disampaikan menjadi baik dan sopan. Tindak tutur yang dihasilkan dengan maksud agar ujaran diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan dalam ujaran tersebut adalah tindak tutur ekspresif. Pada penelitian ini, dikhususkan kajian tindak tutur yang mengevaluasi maksud tuturan yang diujarkan oleh siswa dalam kegiatan diskusi bahasa Indonesia di SMP Negeri 3 Padang. Jadi, bagaimana siswa mengujarkan tindak tutur agar siswa lain mengartikan apa yang dimaksud dalam tuturan tersebut sebagai evaluasi selama kegiatan diskusi berlangsung. SMP Negeri 3 Padang merupakan salah satu SMP Negeri yang ada di Kota Padang. SMP Negeri 3 Padang beralamat di jalan Pulau Karam No.98 Kampung Pondok Kec. Padang Barat, Kota Padang. Lokasi sekolah itu berada didekat pantai dan kebanyakan siswanya adalah warga disekitar pantai. Berdasarkan pengamatan awal peneliti selama melaksanakan PLK (Praktik Lapangan Kependidikan) periode Desember-Juni 2016 di sekolah tersebut peneliti menemukan 1 Mahasiswa penulis skripsi Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, wisuda periode september 2016 2 Pembimbing I, Dosen FBS Universitas Negeri Padang 3 Pembimbing II, Dosen FBS Universitas Negeri Padang 456

Strategi Bertutur dalam Tindak Tutur Ekspresif Bahasa Indonesia pada Kegiatan Diskusi-Tia Alfioda, Ngusman, dan Ermawati Arief tindak tutur ekspresif yang diujarkan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Selain itu, peneliti juga menemukan tindak tutur ekspresif yang digunakan siswa kurang santun. Di samping itu, siswa tidak menjaga muka atau harga diri penutur ataupun lawan tuturnya saat berkomunikasi. Karena tindak tutur berpotensi menjatuhkan muka, tindak tutur perlu dilengkapi dengan pelindung muka atau citra diri yaitu kesantunan berbahasa. Berdasarkan kenyataan tersebut, penelitian ini perlu dilakukan untuk menggkaji tindak tutur ekspresif yang diujarkan siswa kepada siswa lain dalam kegiatan diskusi di SMP Negeri Padang. Penelitian ini difokuskan pada pengamatan terhadap tindak tutur ekspresif siswa bahasa Indonesia dalam kegiatan diskusi di kelas VIII SMP Negeri 3 Padang. Tindak tutur ini dibatasi pada tindak tutur ekspresif berupa bentuk tuturan dan strategi bertutur dalam kegiatan diskusi di kelas VIII SMP Negeri 3 Padang. Pilihan pada tidak tutur ekspresif didasarkan pada kecenderungan siswa melakukan tindak tutur ekspresif. Tindak tutur ekspresif selalu muncul dalam konteks situasi tutur pada kegiatan diskusi bahasa Indonesia di kelas VIII SMP Negeri 3 Padang. Austin (dalam Gunarwan, 1994:45) mengemukakan bahwa secara pragmatik setidaktidaknya ada tiga jenis tindakan yang dapat diwujudkan oleh penutur. Pertama, tindak lokusi adalah tindak tutur yang mengucapkan sesuatu dengan makna kata itu (sesuai dengan kamus) dan makna sintaksis kalimat itu menurut kaidah sintaksisnya. Kedua, tindak ilokusi adalah tindakan melakukan sesuatu. Ketiga, tindak perlokusi mengacu pada efek yang dihasilkan penutur dengan mengatakan sesuatu tuturan. Searle (dalam Gunarwan, 1994:48) membagi tindak tutur ilokusi menjadi lima bagian, yaitu, (1) representatif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya kepada kebenaran apa yang dikatakan, (2) direktif adalah tindak ujar yang dilakukan penuturnya dengan maksud agar si pendengar melakukan tindakan yang dimaksud dengan ujaran tersebut, (3) ekpresif adalah tindak ujar yang dihasilkan dengan maksud agar ujaran diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan di dalam ujaran tersebut, (4) komisitif adalah tindak ujar yang mengikat penutur untuk melaksanakan apa yang disebut dengan ujaran, (5) deklarasi adalah tindak ujar yang dilakukan penutur dengan maksud untuk menciptakan hal (status, keadaan, dan sebagainya) yang baru. Tindak tutur ekpresif adalah tindak ujar yang dihasilkan dengan maksud agar ujaran diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan di dalam ujaran tersebut, misalnya mengucapkan terima kasih, memohon maaf, mengkritik, marah, memuji dan mengeluh. Senada dengan itu, Syahrul (2008:114) menyatakan tindak tutur ekspresif adalah jenis tindak tutur yang menyatakan sesuatu yang dirasakan penutur. Selain itu, Gunarwan (1994:48) menyatakan bahwa tindak tutur ekspresif adalah tindak tutur yang berkaitan dengan ekspresi sikap psikologis penutur terhadap petutur sehubungan dengan keadaan tertentu. Strategi bertutur adalah bagaimana cara seseorang untuk menghasilkan tuturan yang menarik dan dimengerti oleh lawan tutur. Yule (2006:114) menyatakan bahwa strategi bertutur bisa saja diterapkan dalam suatu kelompok maupun secara keseluruhan penutur atau mungki hanya sebagai suatu pilihan yang dipakai oleh seorang penutur secara individu pada kejadian tertentu. Brown dan Levinson (dalam Syahrul, 2008:18-19) membagi strategi bertutur menjadi lima bagian, yaitu (1) strategi bertutur terus terang tanpa basa-basi (BTTB), (2) strategi bertutur dengan bas-basi kesantunan positif (BTDKP), (3) strategi bertutur dengan basa-basi kesantunan negatif (BTDKN), (4) strategi bertutur samar-samar (BSS), dan (5) strategi bertutur dalam hati atau diam (BDH). Agustina (1995:15) menyebutkan, konteks adalah dalam kebudayaan mana dan suasana apa serta siapa saja yang terlibat dalam kegiatan berbahasa itu. Di dalam pragmatik, konteks berarti semua latar belakang pengetahuan yang dipahami bersama oleh penutur dan mitra tuturnya. Konteks itu berperan membantu mitra tutur dalam menafsirkan maksud yang akan disampaikan oleh penutur. Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan bentuk tindak tutur ekspresif siswa bahasa Indonesia dalam kegiatan diskusi di kelas VIII SMP Negeri 3 Padang, (2) 457

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol. 5, No. 2 September 2016; Seri F 456-462 mendeskripsikan strategi bertutur siswa bahasa Indonesia dalam kegiatan diskusi di kelas VIII SMP Negeri 3 Padang. B. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian ini tergolong penelitian kualitatif karena bertujuan untuk menghasilkan data deskriptif berupa tuturan siswa bahasa Indonesia kelas VIII SMP Negeri 3 Padang. Hal pertama yang akan dilihat adalah mengenai tindak tutur siswa yang terdiri dari bentuk tindak tutur dan strategi bertutur. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2012:4), mendefinisikan metodelogi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Data penelitian berupa (1) hasil rekaman dan pengamatan berupa tindak tutur ekspresif siswa bahasa Indonesia kelas VIII SMP Negeri 3 Padang, (2) hasil rekaman dan pengamatan berupa tindak tutur ekspresif siswa dan strategi bertutur bahasa Indonesia di kelas VIII SMP Negeri 3 Padang dalam kegiatan diskusi. Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pendengar. Peneliti menggunakan alat bantu berupa alat perekam (handphone dengan merek Asus Zen5), alat tulis, dan lembar pengamatan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik perekaman, pengamatan, dan teknik catat. Teknik catat, yakni mencatat hal-hal yang relevan terutama bentuk perilaku setiap partisipan di dalam peristiwa tutur (Mahsun, 2006:219). Teknik perekaman digunakan untuk memperoleh data tindak tutur ekspresif siswa dalam kegiatan diskusi. Data penelitian ini berupa data lisan dari tindak tutur ekspresif siswa dalam kegiatan diskusi bahasa Indonesia di SMP Negeri 3 Padang. Sumber data dalam penelitian ini siswa dalam kegiatan diskusi di kelas VIII SMP Negeri 3 Padang. Setelah data terkumpul,maka data tersebut dianalisis dengan cara berikut ini. (1) mentranskipsikan dan menginventarisasikan tindak tutur ekspresif siswa bahasa Indonesia di kelas VIII SMP Negeri 3 Padang dalam kegiatan diskusi yang telah direkam berupa data lisan ke dalam bahasa tulis, (2) mengidentifikasikan data berdasarkan bentuk tindak tutur dan strategi bertutur dalam tindak tutur ekspresif siswa bahasa Indonesia di kelas VIII SMP Negeri 3 Padang saat diskusi berlangsung, (3) mengklasifikasikan data berdasarkan bentuk tindak tutur dan strategi bertutur, (4) menganalisis data berdasarkan berdasarkan bentuk tindak tutur dan strategi bertutur, (5) melakukan penyimpulan data berdasarkan pengumpulan data. C. Pembahasan Berdasarkan temuan penelitian, pembahasan mengenai strategi bertutur dalam tindak tutur ekspresif bahasa Indonesia pada kegiatan diskusi siswa SMPN 3 Padang sebagai berikut. Ditemukan enam bentuk tindak tutur ekspresif dan empat strategi bertutur. Penggunaan bentuk tindak tutur ekspresif serta strategi bertutur yang digunakan dalam setiap bentuk tindak tutur ekspresif tersebut berbeda-beda. Hal ini dapat dilihat dalam pembahasan berikut ini. 1. Bentuk Tindak Tutur Ekspresif yang Digunakan Siswa dalam Diskusi Berdasarkan data yang telah ditemukan, pada penelitian ini peneliti hanya ditemukan enam bentuk tindak tutur ekspresif siswa dalam diskusi kelas VIII SMP Negeri 3 Padang. Keenam jenis tindak tutur ekspresif itu adalah mengucapkan terima kasih, memohon maaf, memuji, mengkritik, marah dan mengeluh. Hal ini sesuai dengan pendapat Searle yang membagi jenis tindak tutur ekspresif menjadi enam bentuk, yaitu mengucapkan terima kasih, memberi selamat, meminta maaf, menyalahkan, memuji dan berbelangsungkawa. Dari 6 jenis itu, hanya 3 bentuk tindak tutur yang peneliti temukan yaitu mengucapkan terima kasih, memuji dan memohon maaf. Selain jenis tindak tutur ekspresif menurut Searle peneliti juga merujuk artikel jurnal Mujiman Rus Andianto. Di dalam hasil dan pembahasan Mujiman terdapat 13 jenis tindak tutur ekspresif dan dari hasil pembahasan Mujiman tersebut peneliti juga menemukan 3 jenis 458

Strategi Bertutur dalam Tindak Tutur Ekspresif Bahasa Indonesia pada Kegiatan Diskusi-Tia Alfioda, Ngusman, dan Ermawati Arief tindak tutur yaitu mengkritik, marah dan mengeluh. Jadi peneliti menemukan 6 bentuk tindak tutur ekspresif. Bentuk-bentuk tindak tutur direktif tersebut dirincikan sebagai berikut. Tindak tutur yang paling dominan digunakan siswa dalam diskusi adalah tindak tutur mengucapkan terima kasih. Mengucapkan terima kasih adalah kata-kata yang digunakan untuk mengucapkan syukur sehingga melahirkan terima kasih yang berarti membalas guna (budi, kebaikan), serta sebagai ungkapan rasa senang dan puas terhadap sesuatu. Tindak tutur mengucapkan terima kasih digunakan pada konteks siswa berterima kasih atas jawaban yang di berikan moderator. Selain itu tindak tutur ekpresif berterima kasih juga digunakan setelah moderator mempersilahkan siswa untuk bertanya dan juga digunakan moderator untuk menutup diskusi. Tuturan ekspresif oleh siswa bahasa Indonesia yang berupa mengucapkan terima kasih dalam diskusi ditemukan sebanyak 36% salah satu tindak tutur ekspresif itu dapat di lihat pada contoh (1). (1) Siswa2 : Baiklah, terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan moderator yang ingin saya tanyakan adalah bagaimana solusi pemerintah agar tidak terjadi lagi kasus seperti yuyun? (1.10) Contoh 1 merupakan tindak tutur ekspresif mengucapkan terima kasih. Tindak tutur mengucapkan terima kasih pada contoh 1 ditandai oleh ungkapan terima kasih. Tuturan tersebut diungkapkan penutur kepada pembahas karena telah memberikan kesempatan dirinya untuk bertanya. Penutur mengucapkan terima kasih langsung kepada yang dituju. Kecenderungan siswa mengucapkan tuturan terima kasih sebab siswa dalam keadaan berdiskusi. Jika dikaitkan dengan tata cara berdiskusi ada 10 syarat-syarat menjadi peserta diskusi yang baik, salah satunya bicara yang sopam dan menghargai orang lain. Dengan mengucapkan terima kasih menjadi salah satu cara siswa menghargai teman atau peserta diskusi lain sesuai dengan konteks, misalkan siswa berterima kasih karena telah dipersilahkan oleh moderator untuk bertanya. Siswa menghargai moderator sebagai pemimpin diskusi. Tuturan ekspresif mengkritik siswa dalam diskusi ditemukan sebanyak 16 tuturan dapat dilihat pada contoh 2 dan 3berikut ini. (2) Siswa1 : Berisik sekali! (1.2) (3) Siswa3 : Dengarlah jawabannya dulu, jangan membantah dan meribut begitu! (1.20) Tindak tutur ekspresif yang juga banyak muncul adalah tuturan mengkritik sebanyak 35%. Mengkritik berarti memberikan kecaman atau tanggapan terhadap suatu tuturan atau menyampaikan kritik tentang suatu hal yang kurang atau tidak pada tempatnya. Tindak tutur mengkritik digunakan pada konteks mengkritik jawaban yang diberikan pembahas. Siswa melontarkan kritikan yang berarti memberikan tanggapan terhadap suatu hal yang sedang dibahas dalam diskusi. Tindak tutur mengkritik ini bertujuan agar siswa yang dikritik memperbaiki penjelasannya. Tindak tutur mengkritik dapat dilihat pada contoh 4 berikut ini. (4) Siswa3 : Dengarlah jawabannya dulu, jangan membantah dan meribut begitu! (1.20) Tindak tutur ekspresif mengkritik juga banyak ditemukan. Hal itusesuai dengan konteks dimana siswa sedang melakukan diskusi. Dalam tata cara berdiskusi salah satunya siap menerima pendapat atau kritikan dari peserta diskusi lain. Namun, mengkritik mempunyai aturan tersendiri, yaitu menggunakan bahasa yang baik, langsung pada pokok persoalan, menghilangkan rasa emosi, jangan menjatuhkan orang lain dan kritikan yang diberikan merupakan sebuah solusi. 459

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol. 5, No. 2 September 2016; Seri F 456-462 Tindak tutur ekspresif selanjutnya adalah tindak tutur mengeluh. Mengeluh adalah ungkapan rasa kekecewaan yang ditunjukan pada seseorang atau suatu hal. Tuturan mengeluh ditemukan sebanyak 13%. Tindak tutur ini juga muncul pada saat menyalahkan tindakan (perbuatan) siswa yang salah seperti berisik selama diskusi berlangsung. Jadi, dengan tuturan mengeluh tuturan yang dituturkan siswa dalam diskusi, dapat mengurangi keributan selama diskusi berlangsung. Tindak tutur ekspresif mengeluh ditemukan sebanyak 5 tuturan dapat dilihat pada contoh 5 dan 6 berikut ini. (5) Siswa8 : Sepengetahuan saya juga ada ulama yang membolehkan (1.46) (6) Siswa2 : Sesak nafas saya dengarnya (2.21) Tindak tutur mengeluh juga terdapat pada tuturan 81 dan 83. Tindak tutur mengeluh pada contoh 6 ditandai oleh ungkapan sesak nafas saya mendengarnya. Tuturan pada contoh 5 ditandai dengan tuturan Sepengetahuan saya hal itu di ungkapkan oleh siswa 5 ke pada pembahas. Siswa 5 merasa kecewa dengan jawaban yang di berikan pembahas. Tindak tutur yang ditemukan selanjutnya adalah tindak tutur marah. Marah yaitu ungkapan rasa kesal atas suatu hal. Tindak tutur marah ditemukan sebanyak 7%. Salah satu tindak tutur marah pada contoh 7 dan 8 ditandai oleh nada suara penutur yang ditinggikan. Tindak tutur tersebut diujarkan siswa5 kepada siswa lain yang terus bertanya. Siswa5 memberikan ujaran yang bernada tinggi berupa tuturan yang lebih menegaskan karena siswa lain belum mengerti dengan jawaban yang diberikan. Tindak tutur marah ditemukan sebanyak 4 tuturan dapat dilihat pada contoh 7 dan 8. (7) Siswa5 : Apa juga lagi Dinda? kan sudah jelas!.( 1.28) (8) Siswa4 : Ya kan bertanya (dengan nada tinggi). (1.28) Tindak tutur di atas merupakan tindak tutur marah. Tindak tutur mengucapkan marah pada contoh 7 dan 8 ditandai oleh nada suara penutur yang ditinggikan. Tindak tutur tersebut diujarkan siswa 5 kepada siswa lain yang terus bertanya. Siswa5 memberikan ujaran yang bernada tinggi berupa tuturan yang lebih menegaskan karena siswa lain belum mengerti dengan jawaban yang diberikan. Bentuk tindak tutur ekspresif yang sedikit digunakan adalah tuturan memohon maaf dan memuji. Memohon maaf adalah tindakan yang dilakukan seseorang yang bersalah agar kesalahannya dimaafkan. Tindak tutur memohon maaf ditemukan sebanyak 7%. Tindak tutur ekspresif memohon maaf dapat dilihat pada contoh (9) berikut ini. (9) Moderator : Mohon maaf apabila ada kesalahan. (1.60) Pada tuturan di atas, merupakan tindak tutur ekspresif memohon maaf. Tindak tutur memohon maaf pada contoh 4 ditandai oleh ungkapan mohon maaf. moderator memohon maaf apabila ada kesalahan selama diskusi berlangsung. Memuji adalah memberikan ungkapan rasa senang terhadap orang lain atas keberhasilan, kepintaran dan sebagainya atau memberikan penghargaan yang tinggi atas kelebihan atau prestasi seseorang. Tindak tutur memuji ditemukan sebanyak 2%. Tindak tutur memuji diucapkan untuk memberi semangat dan penghargaan untuk petutur. Tuturan ekspresif memuji siswa dalam diskusi ditemukan sebanyak 1 tuturan, seperti pada contoh berikut ini. (10) Siswa9 : jawabannya sangat bagus. (1.59) Pada tindak tutur di atas siswa menggunakan tindak tutur ekspresif yaitu memuji. Tindak tutur memuji yang diujarkan oleh siswa ditandai dengan mengucapkan sangat bagus. Siswa 460

Strategi Bertutur dalam Tindak Tutur Ekspresif Bahasa Indonesia pada Kegiatan Diskusi-Tia Alfioda, Ngusman, dan Ermawati Arief sangat senang terhadap pembahas. Rasa senang tersebut muncul karena pembahas bisa menjawab semua pertanyaan penutur dengan benar. Memohon maaf dan memuji paling sedikit ditemukan. Hal ini dilatar belakangi oleh lingkungan siswa. Di SMP Negeri 3 Padang, lebih cenderung suka mencemooh dibandingkan dengan memuji orang lain. Memohon maaf, sedikit ditemukan karena siswa SMP dalam tahap perkembangan yang siswa mencari jati diri dan selalu menganggap dirinya benar. 2. Strategi Bertutur yang Digunakan Siswa dalam Diskusi Dalam melakukan tindak tutur, penutur umumnya melakukan strategi dalam bertutur agar lawan tutur tidak tersinggung dengan tuturan yang diucapkan penutur tersebut. Tindak tutur yang baik harus menggunakan strategi yang tepat karena pemilihan strategi yang tidak tepat dapat menyakiti penutur. Brown dan Levinson membagi strategi bertutur berdasarkan urutan tingkat ketidaklangsungan yang semakin naik. Strategi bertutur tersebut adalah sebagai berikut (1) bertutur terus terang tanpa basa-basi, (2) bertutur terus terang dengan basa-basi kesantunan positif, (3) bertutur dengan basa-basi kesantunan negatif, (4) bertutur secara samar-samar, (5) strategi bertutur dalam hati. Strategi bertutur ada lima, namun hasil dari penelitian ditemukan 4 strategi bertutur yang digunakan dalam tindak tutur ekspresif, yakni (1) bertutur terus terang tanpa basa-basi, (2) bertutur terus terang dengan kesantunan negatif, (3) bertutur terus terang dengan kesantunan positif, dan (4) bertutur samar-samar. Strategi bertutur terus terang tanpa basa-basi ditemukan sebanyak 61%. Strategi ini digunakan oleh siswa untuk menyampaikan tuturan secara tegas, sehingga maksud yang disampaikan terasa jelas dan tidak terkesan main-main. Pengaplikasian strategi ini terlihat pada tuturan mengkritik yang disampaikan secara lugas. Contohnya terlihat pada ujaran ke-20 Siswa3: Dengarlah jawabannya dulu, jangan membantah dan meribut begitu! (tuturan ke-20). Contoh ujaran ke-20 menunjukkan bahwa tuturan mengkritik disampaikan secara lugas, tidak hanya sekedar basa-basi kepada siswa lain. Selanjutnya strategi yang digunakan adalah bertutur terus terang dengan kesantunan positif, ditemukan sebanyak 2%. Penggunaan strategi bertutur dengan basa-basi kesantunan positif dalam kegiatan diskusi menggunakan substrategi penanda identitas sebagai anggota kelompok yang sama dan strategi dengan menggunakan penanda tuturan mencari kesepakatan dalam tindak tutur ekspresif. Contoh pada tuturan ke-50 Pertanyaan kami belum dijawab. menggunakan penanda kami sehingga tuturan tersebut menunjukkan keanggotaan yang sama. Strategi yang juga digunakan siswa dalam bertutur adalah bertutur terus-terang dengan basa-basi kesantunan negatif ditemukan sebanyak 4%. Tindak tutur ekspresif yang diujarkan siswa menggunakan substrategi tuturan berpagar. Pada tuturan ke-28 apa juga lagi Dinda, kan sudah jelas! merupakan tuturan berpagar karena efek pelunakan daya ilokusi dan memperlihatkan tingkat kekuasaan siswa yang rendah dan dekatnya jarak sosial. Selain itu strategi yang digunakan siswa dalam bertutur adalah bertutur samar-samar (BSS). Strategi bertutur samar-samar 33%. Strategi yang digunakan dengan menggunakan substrategi isyarat kuat dan isyarat lunak. Pada tuturan ke-55 Tanya diri sendiri! merupakan strategi dengan isyarat kuat karena asumsi tersirat dari tuturan tersebut adalah bahwa siswa mengingatkan siswa lain betapa bahayanya narkoba dan film dewasa. Pada tuturan ke-37 Biarkan saja lah lagi, susah ngomong sama orang terlalu pintar? menggunakan isyarat lunak karena tuturan tersebut tidak menunjuk langsung secara personal. Jadi di SMP N 3 Padang banyak di temukan tindak tutur mengucapkan terima kasih. Hal ini terjadi karena di pengaruhi oleh situasi belajar, dimana siswa melakukan diskusi. Tindak tutur mengucapkan terima kasih juga banyak digunakan karena faktor bediskusi, guru hanya memberikan bahan diskusi yan sekedar diketahui oleh siswanya saja, seharusnya siswa diberikan pemahaman terlebih dahulu atau di suruh membaca dahulu di rumah, sehingga pemikiran yang dikeluarkan beragam dan tidak terpaku saja. Jika guru sudah mempersiapkan bahan diskusi lebih matang dan guru menyuruh siswa lebih menguasai materi, akan banyak lagi tindak tutur yang akan muncul dalam diskusi. Tindak tutur yang paling sedikit di temukan 461

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol. 5, No. 2 September 2016; Seri F 456-462 adalah memuji. Siswa sedikit sekali menggunkan tindak tutur memuji, karena di lingkungan sekolahnya siswa sudah terbiasa mencemooh ketimbang memuji orang lain. Strategi yang banyak di gunakan yaitu terus terang tanpa basa-basi. Penutur secara langsung mengungkapkan maksud kepada lawan tutur dan lawan tutur juga dapat mengerti maksud tuturan tersebut dengan jelas dan tidak terkesan basa-basi. Hal ini dipengaruhi juga oleh faktor lingkungan dimana siswa SMP N 3 Padang kebanyakan tinggal di tepi pantai. Orang yang tinggal di tepi pantai cenderung terus terang dan keras. Faktor lain yang mempengaruhi banyaknya strategi bertutur terus terang tanpa basa-basi adalah siswa masih dalam masa puberitas, siswa masih belum paham dengan bertutur yang baik dan benar, yaitu dengan menjaga muka penutur dan lawan tutur. D. Simpulan dan Saran Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk-bentuk tindak tutur ekspresif siswa bahasa Indonesia dalam diskusi di SMPN 3 Padang ada enam bentuk, yaitu tindak tutur ekspresif mengucapkan terima kasih, tindak tutur ekspresif memohon maaf, tindak tutur ekspresif memuji, tindak tutur ekspresif mengkritik, tindak tutur ekspresif marah, dan tindak tutur ekspresif mengeluh. Tindak tutur ekspresif yang paling sering digunakan dalam diskusi adalah tindak tutur ekspresif mengucapkan terima kasih. Strategi bertutur tindak tutur ekspresif yang digunakan siswa bahasa Indonesia dalam diskusi di SMPN 3 Padang ada empat, yaitu strategi bertutur terus terang tanpa basa-basi, strategi bertutur terus terang dengan kesantunan positif, strategi bertutur terus terang dengan kesantunan negatif, dan strategi bertutur samar-samar. Strategi bertutur tindak tutur ekspresif yang paling banyak digunakan adalah strategi bertutur terus terang tanpa basa-basi. Melalui penelitian ini, penulis memberikan saran kepada pihak-pihak berikut. Pertama, tindak tutur ekspresif pada tuturan siswa bahasa Indonesia dalam diskusi di SMPN 3 Padang dapat dijadikan sebagai salah satu contoh kesantunan berbahasa oleh siswa yang lainnya. Kedua peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi peneliti selanjutnya yang meneliti tentang kesopanan tindak tutur dan kesantunan bahasa pada tuturan siswa dalam diskusi. Catatan: Artikel ini ditulis berdasarkan Skripsi penulis dengan pembimbing Dr. Ngusman, M.Hum. dan Dra. Ermawati Arief, M.Pd. DAFTAR RUJUKAN Agustina. 1995. Pragmatik dalam Pengajaran Bahasa Indonsia. Padang: FBSS IKIP Padang. Gunarwan, Asim. 1994. Pragmatik: Pandangan Mata Burung di dalam Soejono Dardjowidjojo (Penyunting) Mengiring Rekan Sejati: Festchrift Buat Pak Ton. Jakarta: Unika Atma Jaya. Mahsun. 2006. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Moleong, Lexy. J. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Rahardi, Kunjana. 2005. Pragmati Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Syahrul R. 2008. Pragmatik Kesantunan Berbahasa. Padang: UNP Press. Yule, George. 2006. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 462