BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadapi tahun 2017 yang masih dihadapkan oleh potensi risiko global, pemerintah meresponnya melalui penetapan kebijakan fiskal yang kredibel, efisien dan efektif, serta berkesinambungan. Kebijakan fiskal yang tertuang dalam APBN 2017 tersebut dibingkai oleh asumsi kerangka makro yang telah disepakati oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) dan Pemerintah. Optimalisasi pendapatan diarahkan pada perluasan basis pendapatan, namun tetap selaras dengan kapasitas perekonomian agar tidak mengganggu iklim investasi. Dalam APBN 2017 ditetapkan jumlah pendapatan negara sebesar Rp1.750,3 triliun. Jumlah yang dari penerimaan perpajakan sebesar Rp1.489,9 triliun, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp250 triliun, dan penerimaan hibah sebesar Rp1,4 triliun. Hal tersebut disusun dengan mempertimbangkan potensi perpajakan yang bisa diterima pemerintah pada 2017 mendatang, termasuk realisasi program Amnesti Pajak dan penerimaan dari sumber-sumber pajak baru (kemenkeu.go.id/apbn2017 diakses tanggal 2 Maret 2017 pukul 06.16 WIB). Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan undang-undang Nomor 16 tahun 2009 pasal 1 angka 1 menyebutkan bahwa pajak adalah kontribusi langsung kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya 1
kemakmuran rakyat. Berdasarkan isi dari undang-undang tersebut, maka baik Wajib Pajak Orang Pribadi (OP) dan Wajib Pajak badan harus membayar pajak sesuai dengan kewajiban perpajakannya. Menurut Waluyo (2013) sistem pemungutan pajak dibagi menjadi 3, yaitu Official Assessment System, Self Assessment System, dan Withholding System. Official Assessment System memberikan wewenang kepada pemerintah (petugas pajak terkait) untuk menentukan pajak terhutang Wajib Pajak, namun Indonesia sudah tidak menggunakan sistem ini setelah reformasi perpajakan pada tahun 1984. Sistem pemungutan yang masih berlaku di Indonesia adalah Self Assessment System dan Withholding System, dimana Self Assessment System memberikan wewenang kepada Wajib Pajak untuk menghitung sendiri, melaporkan sendiri, dan membayar sendiri pajak yang terhutang yang seharusnya dibayar, sedangkan Withholding System memberikan wewenang terhadap pihak ketiga untuk memotong dan memungut besarnya pajak yang terhutang oleh wajib pajak. Sistem Self Assesment System yang memberikan wewenang terhadap Wajib Pajak (WP) untuk melaporkan pajak terhutangnya terkadang disalahgunakan, karena Wajib Pajak (WP) seringkali tidak melaporkan atau terlambat dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan dikarenakan kurang kesadaran ataupun tidak mengetahui kewajiban perpajakannya dengan benar. Pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan dapat dilakukan secara elektronik maupun manual. E-filling di DJP online memfasilitasi penyampaian berupa louder SPT, dengan ini Wajib Pajak (WP) dapat menyampaikan secara online tanpa harus datang ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama untuk melapor. 2
Elektronik SPT (e-spt) adalah aplikasi dalam bentuk elektronik yang dibuat oleh Wajib Pajak (WP) dengan menggunakan aplikasi e-spt yang disediakan oleh Direktorat Jendral Pajak (Pasal 1 PMK No. 152/PMK.03/2009). Proses perhitungan tarif dan penjumlahan di e-spt dilakukan secara otomatis, akurat, dan langsung tersimpan di database. Berbeda dengan pelaporan menggunakan sistem manual dalam bentuk fisik atau hardcopy yang menggunakan banyak berkas berupa SPT induk dan lampiran-lampirannya. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman saat ini mempunyai lebih dari 150.000 Wajib Pajak (WP) terdaftar, dengan total wajib pajak lapor SPT berjumlah lebih dari 100.000. Jumlah wajib pajak yang sedemikian besar menjadikan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman mempunyai suasana kerja yang padat. Meskipun telah ada sistem dan prosedur yang diberlakukan terkadang masih terdapat kesalahan ataupun kekeliruan yang disebabkan oleh sistem yang digunakan maupun SDM yang mengelola. Melalui wawancara pada 9 Januari 2017, ibu Sera Deny Hariany, S.E. menyebutkan bahwa SPT tahunan manual di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman masih terdapat masalah dan kendala dalam pengelolaannya, dibuktikan dari jumlah SPT tahunan formulir 1770SS yang dikembalikan oleh kantor pusat ke KPP Pratama Sleman. SPT yang dikembalikan berdampak pada Wajib Pajak (WP) yang diwajibkan untuk melapor ulang SPT dalam bentuk SPT pembetulan dan diberikan jangka waktu tertentu untuk melakukan pelaporan SPT pembetulan. Apabila wajib pajak tidak melaporkan SPT pembetulan dalam jangka waktu yang telah ditentukan, maka wajib pajak dianggap tidak lapor SPT tahunan dan akan dikenai sanksi denda. 3
Kesalahan dalam proses perlu dihindari agar tidak merugikan Wajib Pajak (WP) maupun pihak pengelola (KPP Pratama Sleman). Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk menuangkan masalah yang terjadi pada saat pengelolaan SPT tahunan manual formulir 1770SS pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman untuk menghindari hal-hal yang dapat merugikan Wajib Pajak (WP) pada saat pengelolaan SPT dalam Tugas Akhir yang berjudul ANALISIS SISTEM DAN PROSEDUR TEKAIT SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) TAHUNAN FORMULIR 1770SS DI KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA SLEMAN. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan Latar belakang diatas, dalam penelitian ini penulis mengemukakan rumusan masalah, yaitu: 1. Bagaimana sistem dan prosedur pengelolaan Surat Pemberitahuan (SPT) tahunan manual formulir 1770SS pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman? 2. Apakah penerapan sistem pengelolaan Surat Pemberitahuan (SPT) tahunan manual formulir 1770SS pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman sudah sesuai dengan Standart Operating Procedures (SOP) yang berlaku? 3. Apa kelebihan dan kekurangan sistem pengelolaan Surat Pemberitahuan (SPT) tahunan manual formulir 1770SS pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman? 4
1.3 Batasan Masalah Agar bahasan dalam penelitian ini tidak terlalu luas, maka penulis membuat batasan mengenai hal-hal yang akan dibahas pada penelitian ini. Penelitian ini hanya membahas mengenai sistem dan prosedur pengelolaan Surat Pemberitahuan (SPT) tahunan manual formulir 1770SS yang dilaporkan oleh Wajib Pajak (WP) Orang Pribadi (OP) terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman dan melapor SPT pada loket TPT, tidak termasuk elektronik SPT (e-spt) maupun yang dilaporkan secara online. Hal yang dibahas pada penelitian ini adalah aktivitas yang dilakukan hanya di gedung KPP Pratama Sleman, mulai dari proses pelaporan SPT di TPT hingga SPT diarsipkan di seksi pelayanan. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui beberapa hal sebagai berikut: 1. Mengetahui sistem dan prosedur pengelolaan Surat Pemberitahuan (SPT) tahunan manual formulir 1770SS pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman. 2. Mengetahui kesesuaian penerapan sistem pengelolaan Surat Pemberitahuan (SPT) tahunan manual formulir 1770SS pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman dengan SOP yang berlaku. 3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan sistem pengelolaan Surat Pemberitahuan (SPT) tahunan manual formulir 1770SS pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman. 5
1.5 Manfaat Penelitian Dari pelaksanaan penelitian akan dapat diperoleh manfaat bagi penulis, bagi mahasiswa, dan bagi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman. Adapun manfaat dari pelaksanaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagi Penulis a. Mengaplikasikan ilmu matakuliah perpajakan yang diperoleh pada saat mengikuti pembelajaran di bangku perkuliahan. b. Menambah pengetahuan terkait sistem pengelolaan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman. c. Sebagai bahan penyusunan Tugas Akhir (TA). 2. Bagi Mahasiswa Dapat menambah pengetahuan mahasiswa yang akan membuat laporan magang maupun Tugas Akhir (TA) yang ada kaitannya dengan sistem pengelolaan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan manual, khususnya formulir 1770SS. 3. Bagi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman Dapat digunakan sebagai evaluasi pelaksanaan sistem pengelolaan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan manual formulir 1770SS. 6
1.6 Kerangka Penulisan Data penelitian diperoleh di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman. Data tersebut diperoleh melalui studi pustaka, observasi dan wawancara dengan penanggungjawab pengelola terkait Surat Pemberitahuan (SPT) tahunan manual formulir 1770SS pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman, yaitu kepala seksi pelayanan ibu Sera Deni Hariany, S.E. Selanjutnya dianalisis dengan Standard Operating Procedures (SOP) yang berlaku, apakah sudah sesuai atau belum. Setelah dianalisis, kemudian dilakukan pembahasan untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan sistem pengelolaan, serta masalah yang terjadi atas implementasi sistem pengelolaan terkait Surat Pemberitahuan (SPT) tahunan manual formulir 1770SS pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman, kemudian ditarik kesimpulan dan saran yang akan penulis rekomendasikan. 7
dilakukan: Berikut adalah kerangka penulisan yang menjelaksan tentang apa yang akan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman Wawancara, Observasi, Studi Literatur, SOP Penerapan sistem pengelolaan terkait SPT Tahunan manual formulir 1770SS SOP Sistem pengelolaan terkait SPT Tahunan manual formulir 1770SS Analisis dan pembahasan sistem pengelolaan terkait SPT tahunan manual formulir 1770SS pada KPP Pratama Sleman Masalah yang terjadi, Kelebihan, dan kekurangan sistem pengelolaan terkait SPT tahunan manual formulir 1770SS pada KPP Pratama Sleman KESIMPULAN DAN SARAN Sumber : Data diolah Gambar 1. Kerangka Penulisan 8
1.7 Sistematika Penulisan Untuk memberi gambaran yang jelas mengenai penulisan yang dilakukan, maka dengan ini disusunlah Sistematika Penulisan secara runtut dan jelas mengenai penulisan yang berisi informasi mengenai apa yang akan dibahas pada setiap bab. Sistematika Penulisan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II : GAMBARAN UMUM PENULISAN Bab ini membahas tentang profil Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman yang digunakan oleh penulis sebagai objek penelitian ini yang meliputi sejarah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman, visi misi & motto Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman, struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman, dan fungsi setiap seksi di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman. Selain itu, pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang mendukung penelitian yang meliputi landasan teori, metodologi penulisan ilmiah yang meliputi jenis penelitian, jenis dan sumber data, subjek dan objek penelitian, serta instrumen terkait yang mendukung sesuai dengan masalah yang diangkat oleh penulis. 9
BAB III : ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis membahas tentang analisis dan pembahasan yang meliputi analisis diskriptif dan pembahasan atas implementasi sistem pengelolaan Surat Pemberitahuan (SPT) tahunan manual formulir 1770SS pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman. BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini penulis membahas tentang kesimpulan dari pembahasan atas implementasi sistem pengelolaan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan manual formulir 1770SS pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Sleman, serta saran yang dapat penulis rekomendasikan dari pembahasan pada BAB sebelumnya. 10