ISU STRATEGIS, PROGRAM PRIORITAS DAN PROGRAM KERJA TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI

dokumen-dokumen yang mirip
PROGRAM KERJA DITJEN PPI TA 2012 DAN IMPLEMENTASI MP3EI DI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

KEMENTERIAN PERINDUSTRI. Jl. Jend. Gatot Subroto Kav Jakarta Telepon:

PROGRAM KEGIATAN DITJEN PPI TAHUN 2011 DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS

PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAERAH MELALUI PENGEMBANGAN PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN INDUSTRI. Oleh : DR. Dedi Mulyadi, M.Si

Pengembangan Pusat Pertumbuhan Industri 1. Sumatera 2. Kalimantan 3. Jawa

MENATA ULANG INDONESIA Menuju Negara Sejahtera

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT PENGEMBANGAN FASILITASI INDUSTRI WILAYAH II TAHUN 2015

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA DALAM KUNJUNGAN KEIDANREN JEPANG. Jakarta, 9 April Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

REINDUSTRIALISASI DALAM RANGKA MENDUKUNG TRANSFORMASI EKONOMI

RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018

Energy Conservation in the Industry by Utilizing Renewable Energy or Energy Efficiency and Technology Development. Jakarta, 19 Agustus 2015

KATA PENGANTAR DIREKTUR JENDERAL PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI DEDI MULYADI

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA FEBRUARI 2011

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) 2015

Industri padat karya merupakan salah satu prioritas karena menyediakan lapangan usaha dan menyerap tenaga kerja secara signifikan.

Willem P. Riwu. Pusat Pengkajian Kebijakan dan Iklim Usaha Industri (PUSAT PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM USAHA INDUSTRI-BPKIMI-KEMENPERIN)

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA APRIL 2015

Pertumbuhan Ekonomi VS Pemerataan Kesejahteraan Buruh dan Rakyat. Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia 2015

SUMBER ANGGARAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA 2015 BERDASARKAN JENIS BELANJA

RENCANA KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN ANGGARAN 2015 JAKARTA, APRIL 2014

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MEI 2011

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

PAGU ANGGARAN ESELON I MENURUT PROGRAM DAN JENIS BELANJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA. 2012

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

Dr. Prasetijono Widjojo MJ, MA Deputi Bidang Ekonomi Bappenas. Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013

ALOKASI ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA 2016

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016

Rencana Strategis Perindustrian di Bidang Energi

Tujuan pengembangan wilayah pada tahun adalah mengurangi kesenjangan pembangunan wilayah antara KBI dan KTI

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

KEGIATAN PRIORITAS PENGEMBANGAN PERKEBUNAN TAHUN Disampaikan pada: MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL Jakarta, 31 Mei 2016

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO DAN KIMIA

PROGRAM KERJA DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU TAHUN ANGGARAN 2018

BAB 5: INDIKASI INVESTASI INFRASTRUKTUR

INFORMASI UPAH MINIMUM REGIONAL (UMR) TAHUN 2010, 2011, 2012

MENINGKATKAN NILAI TAMBAH IKM MELALUI SISTEM PEMBINAAN YANG TEPAT DAN KOORDINASI YANG EFEKTIF (RENCANA KERJA

4 GAMBARAN UMUM. No Jenis Penerimaan

Kode Lap. Tanggal Halaman Prog.Id. : 09 Maret 2015 KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA : 018 KEMENTERIAN PERTANIAN ESELON I : 04 DITJEN HORTIKULTURA

KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

5 GAMBARAN UMUM AGRIBISNIS KELAPA SAWIT

Kode Lap. Tanggal Halaman Prog.Id. : 09 Maret 2015 KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA : 018 KEMENTERIAN PERTANIAN ESELON I : 04 DITJEN HORTIKULTURA

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini ditandai dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun

PANDUAN. Aplikasi Database Tanah, Bangunan/Gedung, dan Rumah Negara Gol. 2

Info Singkat Kemiskinan dan Penanggulangan Kemiskinan

PANDUAN PENGGUNAAN Aplikasi SIM Persampahan

SAMBUTAN Pada Acara FORUM EKONOMI JAWA BARAT. Bandung, 8 Juni 2013

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Selain itu pembangunan adalah rangkaian dari upaya dan proses yang

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT PENGEMBANGAN FASILITASI INDUSTRI WILAYAH I TAHUN 2015

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian POKOK-POKOK MASTER PLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI) TAHUN

TUNJANGAN KINERJA JABATAN STRUKTURAL

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN PMA TRIWULAN I TAHUN 2014

DAFTAR SATUAN KERJA TUGAS PEMBANTUAN DAN DEKONSENTRASI TAHUN 2009 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

Program Pengembangan Infrastruktur Wilayah TA 2018 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR (Indikator Makro)

FORMULIR 1 RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA-KL) TAHUN ANGGARAN 2013

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI NASIONAL DAN PROGRAM MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI)

URGENSI SIPD DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

CAPAIAN Februari 2016 KOMITMEN INVESTASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

EVALUASI TEPRA KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR OKTOBER 2016

PAGU SATUAN KERJA DITJEN BINA MARGA 2012

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT PENGEMBANGAN WILAYAH INDUSTRI II TAHUN 2016

DAFTAR ISI 1. KERANGKA PIKIR PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS 3 PENGEMBANGAN INDUSTRI NASIONAL

SARANA PRASARANA PENGOLAHAN YANG DIBANGUN DITJEN P2HP,

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

PANDUAN WORKSHOP MASTER PLAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI)

BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015

Rencana Aksi Pengembangan Industri Unggulan Provinsi Buku Peta Jalan Pengembangan Kompetensi Inti Industri Daerah

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

EVALUASI DAERAH PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENARGETAN BERBASIS WILAYAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Jabatan. Kelas Jabatan. Tunjangan. Kinerja.

BIDANG PEREKONOMIAN PERWUJUDAN INDONESIA SENTRIS DAN PEMBANGUNAN KEWILAYAHAN SECARA MERATA

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

Evaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *)

Realisasi Investasi PMDN dan PMA Tahun 2017 Melampaui Target

BAB II JAWA BARAT DALAM KONSTELASI NASIONAL

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS

Kegiatan Prioritas Tahun 2011

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

KAWASAN PERKEBUNAN. di sampaikan pada roundtable pengembangan kawasan Makasar, 27 Februari 2014

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

Nomor: 163.1/M-IND/ 1/2016. Sehubungan dengan Peraturan Presiden RI Nomor 4 tahun 2015

CAPAIAN PRODUKSI PADI TAHUN 2014

PROGRAM KERJA 2009 & RENCANA KERJA 2010 DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO DAN KIMIA

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REVIEW RKP & RPJM SEKTOR INDUSTRI

Jakarta, 29 Juli 2016 Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas

Transkripsi:

DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI ISU STRATEGIS, PROGRAM PRIORITAS DAN PROGRAM KERJA TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI Disampaikan pada Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Jakarta, 6 Februari 2014

DAFTAR ISI I ISU-ISU STRATEGIS PERWILAYAHAN INDUSTRI 3 II PROGRAM PENGEMBANGAN KIID 21 III PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI 25 IV PROGRAM DITJEN PPI TAHUN 2014 50 2

I. ISU-ISU STRATEGIS PERWILAYAHAN INDUSTRI 3

Share Sektor Industri Pengolahan Non Migas terhadap PDRB Menurut Wilayah Wilayah 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Sumatera 17,11 17,79 17,77 17,40 17,27 17,04 Kalimantan 6,73 7,46 7,13 6,70 7,00 6,90 Jawa 27,74 26,86 26,14 25,90 25,49 25,15 Bali 9,52 9,27 9,16 8,92 8,90 8,78 Nusa Tenggara 2,85 2,74 2,67 2,79 2,91 2,87 Sulawesi 10,16 9,84 9,84 9,65 9,49 9,37 Kep. Maluku 7,52 8,06 7,92 7,65 7,53 7,43 Papua 2,54 2,40 2,19 2,54 2,54 2,50 Nasional 23,01 22,61 21,48 20,92 20,85 20,57 Wilayah 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Jawa 27,74 26,86 26,14 25,90 25,49 25,15 Luar Jawa 12,52 13,02 12,94 12,73 12,79 12,62 Nasional 23,01 22,61 21,48 20,92 20,85 20,57 Sumber : BPS, Diolah Ditjen PPI Share sektor industri pengolahan non migas terhadap PDRB baik secara nasional, di Jawa maupun luar Jawa terus mengalami penurunan, yang menunjukkan gejala-gejala adanya deindustrialisasi.

Pangsa Sektor Industri Non Migas Atas Dasar Harga Berlaku di Tingkat Nasional 026 025 025 025 024 024 024 024 023 022 021 022 022 022 023 023 021 021 021 021 020 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Sumber : BPS, Diolah Ditjen PPI Di tingkat nasional, share sektor industri pengolahan non migas terhadap PDB terus mengalami penurunan sejak tahun 2008.

Pangsa Sektor Industri Non Migas Atas Dasar Harga Berlaku 030 028 026 024 022 020 018 016 014 012 028 027 023 023 12,51810 13,01996 Sumber : BPS, Diolah Ditjen PPI 021 026 026 12,94134 12,73288 025 25,14729 021 021 021 12,78832 010 2008 2009 2010 2011 2012 2013 12,61651 Jawa Luar Jawa Nasional Share sektor industri pengolahan non migas terhadap PDRB di luar Jawa relatif tidak banyak mengalami peningkatan, yang menunjukkan bahwa tantangan untuk pengembangan sektor industri ke luar Jawa sangat besar.

Kontribusi Sektor Industri Pengolahan Non Migas Wilayah 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Sumatera 18,36 19,10 19,94 20,19 20,42 21,20 Kalimantan 3,27 3,25 3,17 3,15 3,24 3,28 Jawa 75,37 74,48 73,65 73,41 73,05 71,95 Bali 0,54 0,57 0,56 0,54 0,55 0,56 Nusa Tenggara 0,18 0,19 0,19 0,18 0,18 0,21 Sulawesi 1,99 2,08 2,16 2,19 2,24 2,41 Kep. Maluku 0,08 0,10 0,10 0,10 0,10 0,12 Papua 0,21 0,23 0,23 0,23 0,23 0,27 Nasional 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Wilayah 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Jawa 75,37 74,48 73,65 73,41 73,05 71,95 Luar Jawa 24,63 25,52 26,35 26,59 26,95 28,05 Nasional 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 101,00 Sumber : BPS, Diolah Ditjen PPI Kontribusi Pulau Jawa dalam PDB sektor industri pengolahan non-migas masih sangat dominan, namun demikian menunjukkan kecenderungan yang terus menurun. Secara perlahan sektor industri pengolahan non migas mulai bergeser ke luar Pulau Jawa.

Kontribusi Sektor Industri Pengolahan Non Migas di Luar Pulau Jawa 030 029 029 028 027 026 025 025 Sumber : BPS, Diolah Ditjen PPI 026 026 024 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Kontribusi luar Pulau Jawa dalam PDB sektor industri pengolahan non-migas menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat. Secara perlahan sektor industri pengolahan non migas mulai bergeser ke luar Pulau Jawa. 027 027

Pertumbuhan Sektor Industri Menurut Wilayah No. Wilayah 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Rata-Rata 1 Sumatera 4,10 7,04 4,73 4,92 5,80 6,08 6,38 4,58 3,40 5,50 4,96 5,06 5,23 2 Kalimantan -2,43 0,41 0,94 2,31 1,05 1,81 4,28 3,65 1,71 3,03 2,53 5,72 1,76 3 Jawa 3,14 3,47 4,45 4,58 6,11 5,72 6,41 5,84 0,92 4,19 5,63 4,51 4,59 4 Bali 5,19 5,00 4,77 3,71 5,11 12,45 8,46 7,09 5,41 6,07 3,13 6,04 6,04 Nusa Tenggara 5,28 5,63 6,13 6,01 6,47 3,12 8,73 7,14 7,93 3,49 3,19 4,04 5,74 5 6 Sulawesi 4,17 2,53 6,36 4,06 6,06 8,76 5,87 8,59 4,13 8,08 7,33 7,59 6,00 7 Maluku -1,72 2,66 1,76 4,38 3,76 4,58 6,23-4,17 5,31 3,42 4,70 4,33 2,81 8 Papua 6,95 6,02 6,24 4,34 4,56 6,49 3,58 3,71 8,52 5,45 9,02 2,89 5,90 No. Wilayah 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 1 Jawa 3,14 3,47 4,45 4,58 6,11 5,72 6,41 5,84 0,92 4,99 6,63 6,41 6,20 2 Luar Jawa 2,91 5,37 4,25 4,39 5,03 5,78 6,07 4,84 8,14 5,58 6,83 6,39 6,31 Nasional 4,86 5,69 5,97 7,51 5,86 5,27 5,15 4,05 2,56 5,12 6,74 6,40 6,22 Sumber : BPS, Diolah Ditjen PPI

Pertumbuhan Sektor Industri Tahun 2001-2012 009 008 008 007 006 005 004 003 003 005 004 004 005 006 006 005 006 007 006 006 Jawa Luar Jawa Nasional 002 001 000 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Sumber : BPS, Diolah Ditjen PPI Pertumbuhan sektor industri pengolahan non migas di luar Pulau Jawa cenderung sama bahkan lebih rendah dibandingkan dengan di Pulau Jawa, sehingga penyebaran dan pemerataan industri relatif berjalan lambat dan menghadapi tantangan yang berat

Rata-Rata LQ Sektor Industri Tahun 2008-2012 Menurut Provinsi Papua Barat Papua Maluku Utara Maluku Nusa Tenggara Timur Nusa Tenggara Barat Sulawesi tenggara Sulawesi Barat Sulawesi Selatan Sulawesi tengah Gorontalo Sulawesi Utara Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah Kalimantan Barat Bali Jawa Timur DI Yogyakarta Jawa Tengah Banten Jawa Barat DKI Jakarta Lampung Bengkulu Bangka Belitung Sumatera Selatan Jambi Kep. Riau Riau Sumatera Barat Sumatera Utara Aceh 000 000 001 000 000 000 000 000 001 000 000 000 000 000 000 000 000 000 001 000 000 001 001 001 001 001 001 001 001 001 000 001 001 002 002 003 Sumber : BPS, Diolah Ditjen PPI Sektor industri tidak merata di setiap provinsi, hanya 4 provinsi yang peranan sektor industrinya kuat (nilai LQ lebih dari 1), yaitu Provinsi Jawa Barat, Banten, Kepulauan Riau dan Jawa Timur....! LQ 001 002 002

KONTRIBUSI PENYUMBANG PDB MENURUT LOKASI (PERSEN) Sumber : BPS, 2013 Peranan Pulau Jawa dalam perekonomian nasional tiga tahun terakhir cenderung mengalami peningkatan!

REALISASI INVESTASI TAHUN 2013 MENURUT WILAYAH NO. WILAYAH Nilai Investasi (Rp Miliar) PMDN PMA Total I SUMATERA 22.913,8 32.086,0 54.999,8 II JAWA 66.495,7 163.734,3 230.229,9 III BALI & NUSA TENGGARA 4.400,2 8.399,8 12.800,1 IV KALIMANTAN 28.713,6 26.208,7 54.922,3 V SULAWESI 3.624,2 14.157,6 17.781,8 VI MALUKU 1.114,9 3.035,6 4.150,6 VII PAPUA 888,2 22.813,8 23.702,0 JUMLAH 128.150,6 270.435,8 398.586,4 Sumber : BKPM, 2013 (Diolah DJ PPI) Total investasi tahun 2013, lebih banyak didominasi oleh PMA yang mencapai 67,84 persen dari total Rp 398,6 triliun.

3,21137 SEBARAN INVESTASI TAHUN 2013 MENURUT WILAYAH (PERSEN) 1,04132 4,46121 13,77927 5,94652 13,79871 57,76161 Sumatera Jawa Bali Nusa Tenggara Kalimantan Sulawesi Maluku Papua Sumber : BKPM, 2013 (Diolah DJ PPI) Pada tahun 2013, Pulau Jawa masih menjadi wilayah yang terbesar dalam menyerap investasi, disusul oleh Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi

REALISASI INVESTASI SEKTOR INDUSTRI TAHUN 2013 MENURUT WILAYAH NO. WILAYAH Nilai Investasi (Rp Miliar) PMDN PMA Total I SUMATERA 9.149,57 16.428,60 25.578,17 II JAWA 26.552,02 74.233,83 100.785,85 III BALI & NUSA TENGGARA 1.757,04 2.994,20 4.751,24 IV KALIMANTAN 11.465,47 12.056,52 23.522,00 V SULAWESI 1.447,15 7.514,27 8.961,42 VI MALUKU 445,19 1.638,70 2.083,89 VII PAPUA 354,67 11.905,22 12.259,89 JUMLAH 51.171,10 126.771,35 177.942,45 Sumber : BKPM, 2013 (Diolah DJ PPI) Investasi sektor industri tahun 2013, lebih banyak didominasi oleh PMA yang mencapai 71,24 persen dari total Rp 177,9 triliun.

SEBARAN INVESTASI SEKTOR INDUSTRI TAHUN 2013 MENURUT WILAYAH (PERSEN) 1,17110 5,03613 6,88981 14,37440 2,67010 13,21888 56,63958 Sumatera Jawa Bali Nusa Tenggara Kalimantan Sulawesi Maluku Papua Sumber : BKPM, 2013 (Diolah DJ PPI) Pada tahun 2013, Pulau Jawa masih menjadi wilayah yang terbesar dalam menyerap investasi sektor industri, disusul oleh Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi

REALISASI EKSPOR TAHUN 2013 MENURUT WILAYAH (US $ JUTA) Jan-Okt Perub.(%) 2012 Peran.(%) 2013 No. Wilayah 2012 2013 2013/2012 1 Jawa 69.641,90 58.189,40 56.998,50 2,05 46,27 2 Luar Jawa 83.400,50 68.826,50 66.185,80 3,84 53,73 Total 153.042,40 127.015,90 123.184,30 100,00 Jan-Okt Perub.(%) 2012 Peran.(%) 2013 No. Wilayah 2012 2013 2013/2012 1 Sumatera 45.569,60 38.025,50 36.125,70 5,00 29,33 2 Sulawesi 3.896,90 3.052,60 2.894,40 5,18 2,35 3 Kalimantan 28.138,00 23.079,00 22.357,30 3,13 18,15 4 Bali 347,00 289,70 273,80 5,49 0,22 5 Nusa Tenggara 604,30 488,30 280,50 42,56 0,23 6 Maluku 659,80 519,40 691,50-33,13 0,56 7 Jawa 69.641,90 58.189,40 56.998,50 2,05 46,27 8 Papua 4.184,90 3.372,00 3.562,60-5,65 2,89 Total 153.042,40 127.015,90 123.184,30 3,02 100,00 Sumber : BPS, 2013 (Diolah DJ PPI) Pada tahun 2013, Pulau Jawa masih menjadi penyumbang terbesar dalam ekspor nasional.

EKSPOR TAHUN 2013 MENURUT WILAYAH (PERSEN) 2,89209 46,27091 29,32655 18,14947 2,34965 Sumatera Sulawesi Kalimantan Bali Nusa Tenggara Maluku Jawa Papua,56135,22227,22771 Sumber : BKPM, 2013 (Diolah DJ PPI)

PENGEMBANGAN Luas Lahan KAWASAN Kawasan INDUSTRI Industri (KEK) di TAHUN 2011 Beberapa Pulau Besar Indonesia pada Tahun 2013 No Kawasan Industri Sumber : Hasil Survey 2013 Jumlah Kawasan Industri Luas Lahan Kawasan Industri (Ha) Persentase Luas (%) 1 Jawa 55 22,795.90 75.89 2 Sumatera 16 4,493.45 14.96 3 Sulawesi 2 2,203.00 7.33 4 Kalimantan 1 546.00 1.82 Total 74 30,038.35 100.00 Kawasan industri terkonsentrasi di Pulau Jawa..! 19

Persebaran Kawasan Industri Menurut Provinsi No. Wilayah Jumlah Luas Area (Ha) Persentase Luas (%) 1 DKI Jakarta 3 1,089.60 3.63 2 Banten 16 6,195.30 20.62 3 Jawa Barat 23 11,881.00 39.55 4 Jawa Tengah 6 1,445.00 4.81 5 Jawa Timur 7 2,185.00 7.27 6 Riau dan Kepulauan 11 2,666.40 8.88 7 Sumatera Utara 3 1,326.81 4.42 8 Sumatera Barat 1 200.00 0.67 9 Lampung 1 300.24 1.00 10 Sulawesi Selatan 1 703.00 2.34 11 Sulawesi Tengah 1 1,500.00 4.99 12 Kalimantan Timur 1 546.00 1.82 Total 74 30,038.35 100.00 Sumber : Hasil Survey 2013 Kawasan industri terkonsentrasi di Provinsi Jawa Barat, Banten dan Kepulauan Riau....! 20

... konsentrasi industri didorong ke luar jawa Penyebaran Industri 2013 Penyebaran Industri 2025 Luar Jawa 28% Jawa 72% Luar Jawa 40% Jawa 60% 21

II. PROGRAM PENGEMBANGAN KOMPETENSI INTI INDUSTRI DAERAH (KIID) 22

Jenis Fasilitasi Pengembangan Kompetensi Inti Industri Daerah oleh Kementerian Perindustrian Sampai Thn 2013 1 Fasilitasi Kajian Pengembangan KIID Kabuputen/Kota 289 Kab/Kota 2 3 Fasilitasi Penetapan Roadmap Pengembangan KIID dan IUP melalui Peraturan Menteri Perindustrian Fasilitasi Implementasi Pengembangan KIID dan IUP berupa pemberian bantuan, mesin/peralatan pendampingan tenaga ahli dan pelatihan 25 Provinsi 83 Kab/Kota Difasilitasi oleh Ditjen PPI dan Ditjen Teknis Terkait 23

kabupaten/kota yang telah difasilitasi dalam pengembangan kompetensi inti industri daerah sampai dg tahun 2013 REKAPITULASI KAB/KOTA YANG TELAH DILAKUKAN KAJIAN KOMPETENSI INTI DAERAH 2006 5 KK 2007 71 KK 2008 72 KK 2009 38 KK 2010 25 KK 2012 11 KK URAIAN 2013 67 KK Kab/Kota yang telah difasilitasi kajian KIID Kab/Kota yang telah ditetapkan roadmap KIID melalui Permenperin Provinsi yang telah diterbitkan roadmap IUP melalui Permenperin 289 Kab/Kota JUMLAH 289 Kab/kota 83 Kab/Kota 25 Provinsi 24

Rekapitulasi KIID yang telah Difasilitasi sd 2013 PULAU FASILTASI KAJIAN KIID PENETAPAN ROADMAP KII KAB/KOTA (PERMENPERIN) PENETAPAN ROADMAP IUP(PERMENPERIN) Sumatera 73 Kab/Kota 4 Kab/Kota 7 Provinsi Kalimantan 36 Kab/Kota 7 Kab/Kota 2 Provinsi Jawa dan Bali 82 Kab/Kota 24 Kab/Kota 4 Provinsi Sulawesi 49 Kab/Kota 27 Kab/Kota 6 Provinsi Nusa Tenggara 21 Kab/Kota 12 Kab/Kota 2 Provinsi Maluku 15 Kab/Kota 7 Kab/Kota 2 Provinsi Papua 13 Kab/Kota 2 Kab/Kota 2 Provinsi JUMLAH 289 Kab/Kota 83 Kab/Kota 25 Provinsi 25

III. PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI 26

Peran Kawasan Industri Estimasi Nilai Ekspor US$ 52 miliar/tahun (41% dari nilai total ekspor non migas Tahun 2012) Estimasi Nilai Investasi Rp 29, 9 Triliun utk PMDN dan US$ 7,06 milliar utk PMA (60% dari total investasi tahun 2012) Estimasi Penerimaan Negara US$ 938 juta (PBB, PPN, PPh) 27

Tantangan Pengembangan Kawasan Industri Di Pulau Jawa Keterbatasan lahan untuk pembangunan dan pengembanganan Daya dukung yang terbatas (sumber daya air) Di Luar Pulau Jawa Infrastruktur pendukung seperti jalan, rel kereta api, pelabuhan dan sebagainya dirasa kurang memadai Kemampuan tenaga kerja dan SDM industrial yang terlatih di daerah kurang baik Belum semua Kabupaten/Kota telah mempersiapkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) khususnya kawasan peruntukan industri Masalah Lingkungan dan Sosial Minat swasta untuk membangun kawasan industri masih kurang 28

Prospek Investasi Kawasan Industri Investasi sektor industri yang cenderung meningkat 3 tahun terakhir ini, sebagian besar masuk ke kawasan industri. Permintaan terhadap lahan kawasan industri yang semakin meningkat, sementara pasokan cenderung konstan. Regulasi yang mewajibkan perusahaan industri untuk berlokasi di kawasan industri. 29

Perkembangan Penjualan Lahan Kawasan Industri Sumber : Collier International Indonesia, 2013 Catatan : Pada tahun 2012 peningkatan penjualan lahan kawasan industri yang berada di Luar Pulau Jawa, yaitu di Sumatera mencapai 244 Ha Penurunan penjualan lahan pada tahun 2012 diakibatkan oleh terbatasnya pasokan lahan (khususnya di JABOTABEK, Karawang, Serang) 30

Permintaan Lahan yang Cenderung Meningkat, Sementara Pasokan Lahan Cenderung Konstan Sumber : Collier International Indonesia, 2013 31

Harga Jual Lahan Kawasan Industri Cenderung Meningkat Sumber : Collier International Indonesia, 2013 32

Daya Saing Kawasan Industri Kawasan Industri di Indonesia (Jabotabek, Karawang dan Purawakarta) relatif kurang memiliki daya saing dibandingkan dengan negara-negara pesaing terutama ditinjau dari harga lahan kawasan industri. 33

Perbandingan Tingkat Daya Saing Tahun 2010 dan 2013 Jakarta Sumber : JETRO, 2012 Kondisi Tahun 2010 Kondisi Tahun 2013 34

Perbandingan Harga Lahan Kawasan Industri di Beberapa Negara No. Negara Harga Lahan (US $/m2) Sewa Lahan (US $/m2/bulan) 1 Korea Selatan 267 0,19 2 Beijing 71-87 4,75-7,12 3 Shanghai 158 3,56 4 Guangzhou 95 2,37-6,33 5 Hong Kong 299-6 Taipei 1.350 1,98 7 Singapura 189,94-651,21 0,96-2,85 8 Bangkok 119 6,95 9 Bekasi/Karawang 191 19,1 10 Manila 52-102 2-6 Sumber : JETRO, 2012 35

Peran Pemerintah Dibandingkan dengan negara-negara lain, peran Pemerintah Indonesia dalam penyediaan lahan kawasan industri sangat minim. Hal ini berbeda dengan peran pemerintah pusat dalam pengembangan kawasan industri di beberapa negara Asia. 36

Pengembangan Kawasan Industri di Luar Negeri 1) Kawasan industri merupakan alat pemerataan, 2) Pemerintah beranggapan bahwa investasi di kawasan industri sama dengan investasi fasilitas umum, dan 3) Swasta lebih berorientasi profit dan tidak mungkin dibebani tugas-tugas pemerataan dan penyediaan fasilitas umum 37

Peran Pemerintah dan Swasta dalam Pengembangan Kawasan Industri di Beberapa Negara Asia Negara Pemerintah Swasta Malaysia, 285 KI 78 % (Pusat dan Lokal) 22 % Jepang 85 % 15 % Korea Selatan, 300 KI 70 % (Pusat dan Lokal) 30 % Taiwan 90 % 10 % Singapura 85 % 15 % Thailand, 27 KI 48 % 52 % (kerjasama Pemerintah dan Swasta) Pilipina, 20 KI 30 % (Pusat dan Lokal) 70 % Indonesia 6 % 94 % Sumber : ULI (1975) dan Dirdjojuwono (2004) Catatan : Persentase menyatakan kontribusi dalam bentuk penanaman modal 38

Apa yang harus dilakukan? Kemenperin terus mendorong pengembangan kawasan-kawasan industri yang baru. Kementerian Perindustrian harus melakukan intervensi dengan cara menambah pasokan lahan kawasan industri melalui program fasilitasi pembangunan kawasan industri. Bentuk intervensi pemerintah dengan cara melakukan pembangunan kawasan industri. 39

Upaya Peningkatan Daya Saing Kawasan Industri 1. Meningkatkan peranan pemerintah dalam mengembangkan kawasan industri. 2. Membangun kawasan industri yang terintegrasi dengan sektor lain termasuk perumahan dan rumah sakit untuk buruh. 3. Membangun kawasan industri yang fokus pada komoditi tertentu. 4. Membangun kemampuan SDM dan Pusat Inovasi. 40

Arah Pengembangan Kawasan Industri Kawasan Industri di Pulau Jawa Pengembangan kawasan-kawasan industri yang sudah ada, dan mendorong pembangunan kawasan industri yang baru diarahkan pada industri-industri berbasis teknologi tinggi Kawasan industri yang saat ini menampung perusahaan yang beraneka ragam diarahkan untuk fokus pada pengembangan jenis industri tertentu. Kawasan industri di Jawa Barat : fokus pada industri permesinan dan teknologi tinggi. Kawasan industri di Banten : fokus pada industri kimia dan besi baja Kawasan industri di Jawa timur : fokus pada pengembangan industri petrokimia dan industri penunjang migas. Kawasan industri di Jawa Tengah : fokus pada pengembangan industri padat karya seperti tekstil dan sepatu. 41

Arah Pengembangan Kawasan Industri Kawasan Industri di Luar Pulau Jawa Pengembangan kawasan industri baru yang diarahkan pada industri berbasis sumberdaya alam dan pengolahan mineral serta memanfaatkan lokasi geografi yang strategis. Mensinergikan pengembangan kawasan industri dengan program MP3EI untuk membangun pusat-pusat pertumbuhan ekonomi. 42

Pengembangan Kawasan Industri Generasi Ketiga 1. Mengarah pada pengembangan kota baru 2. Infrastruktur sudah terintegrasi dengan sistem logistik 3. Berorientasi pada pelayanan jasa 4. Pendidikan kekhususan industri 5. Didirikan pusat inovasi 6. Memperhatikan lingkungan, dan 7. Didukung oleh sistem logistik yang efisien dan efektif 43

Karakter Kawasan Industri Modern Generasi III 44

PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI DI KORIDOR EKONOMI JAWA Semarang : Industri Tekstil Gresik: Industri Petrokimia Lamongan: Industri Perkapalan Jabodetabek (termasuk Subang, Karawang, Purwakarta): Industri Permesinan dan Alat Transportasi Majalengka: Industri Tekstil Bandung: Industri Telematika Kulon Progo: Industri Besi Baja Boyolali: Industri Tekstil 45

PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI DI KORIDOR EKONOMI SUMATERA Kuala Tanjung: Industri Alumina Sei Mangkei : Industri Turunan CPO Dumai: Industri Turunan CPO Bangka: Industri Timah Muara Enim: Gasifikasi Batu Bara Cilegon: Industri Besi Baja Bojonegara: Industri Kimia Tanggamus: Industri Maritim 46

PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI DI KORIDOR EKONOMI KALIMANTAN Mempawah dan Tayan : Industri Smelter/ Chemical Grade Alumina Landak: Industri Berbasis Agro Puruk Cahu: Industri Berbasis Batubara Maloy: Industri Turunan CPO Kariangau: Industri Turunan CPO Ketapang: Industri Berbasis Agro Batu Licin: Industri Besi Baja 47

PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI DI KORIDOR EKONOMI SULAWESI Bitung : Logistik Palu: Agroindustri Bantaeng : Ferronikel Morowali: Industri Ferronikel Soroako: Industri Ferronikel Gowa: Agroindustri Takalar: Industri Minyak dan Gas 48

PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI DI KORIDOR EKONOMI PAPUA DAN KEP. MALUKU Halmahera Timur (Buli) : Industri Ferronikel Halmahera Tengah (Wade Bay) : Industri Ferronikel Sorong : Industri Petrokimia Tangguh: Industri Petrokimia 49

FASILITASI PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI No Daerah Output Industri Champion Tahun 1 Sei Mangkei (Sumatera Utara) Masterplan Kelapa Sawit 2011 Studi Kelayakan Ekonomi dan Finansial Kelapa Sawit 2011 RENSTRA Kelapa Sawit 2011 2 Cilamaya, Karawang (Jawa Barat) RENSTRA Otomotif 2011 3 Kendal (Jawa Tengah) RENSTRA Tekstil 2011 4 Jombang (Jawa Timur) Masterplan Alas Kaki 2011 Studi Kelayakan Alas Kaki 2012 5 Gowa (Sulawesi Selatan) RENSTRA Kakao 2011 6 Palu (Sulawesi Tengah) RENSTRA Rotan 2011 7 Bitung (Sulawesi Utara) RENSTRA Warehouse 2011 DED Warehouse 2012 8 Batu Licin (Kalimantan Selatan) RENSTRA Besi Baja 2012 9 Kariangau (Kalimantan Timur) RENSTRA Minyak dan Gas 2012 50

FASILITASI PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI No Daerah Output Industri Champion Tahun 10 Tanjung Api-Api (Sumatera Selatan) RENSTRA Gasifikasi Batubara 2012 11 Sei Bamban (Sumatera Utara) Masterplan Karet 2012 12 Tanjung Buton (Riau) Masterplan Oleokimia 2012 13 Bangka (Babel) Masterplan Timah 2012 14 Gresik (Jawa Timur) Masterplan Petrokimia 2012 15 Lamongan (Jawa Timur) Strategic Business Plan dan Studi Kelayakan Perkapalan 2012 16 Kulonprogo (DIY) Masterplan Besi Baja 2012 RENSTRA Besi Baja 2013 17 Majalengka (Jawa Barat) Masterplan Tekstil 2012 18 Boyolali (Jawa Tengah) Masterplan dan DED Tekstil 2012 19 Halmahera Timur (Maluku Utara) Masterplan Ferronikel 2012 20 Tangguh (Papua) Masterplan Minyak dan Gas 2012 21 Jeneponto (Sulawesi Selatan) Masterplan Garam 2012 51

FASILITASI PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI No Daerah Output Industri Champion Tahun 22 Kuala Tanjung (Sumatera Utara) MasterPlan, RENSTRA Industri Alumina 2013 23 Tanggamus (Lampung) MasterPlan, RENSTRA Industri Maritim 2013 24 Muara Enim (Sumatera Selatan) MasterPlan, RENSTRA Industri Karet 2013 25 Landak (Kalimtan Barat) MasterPlan, RENSTRA Industri Karet 2013 26 Tayan (Kalimantan Barat) MasterPlan, RENSTRA Industri Alumina 2013 27 Subang (Jawa Barat) MasterPlan, RENSTRA Industri Teknologi TInggi 2013 28 Tuban (Jawa Timur) MasterPlan, RENSTRA Industri Kimia 2013 29 Demak (Jawa Tengah) MasterPlan, RENSTRA Industri Alumina 2013 30 Bintuni (Papua Barat) MasterPlan, RENSTRA Industri Migas 2013 31 Takalar (Sulawesi Selatan) MasterPlan, RENSTRA Industri Ferronikel 2013 32 Halmahera Timur (Maluku Utara) MasterPlan, RENSTRA Industri Ferronikel 2013 52

IV. PROGRAM DITJEN PPI TAHUN 2014 53

PAGU INDIKATIF DITJEN TAHUN ANGGARAN 2014 Pagu Ditjen PPI bersumber dari Rupiah Murni sebesar Rp. 93,927,564,000,- mengalami penurunan 19.48 persen dibandingkan tahun 2013 dengan rincian alokasi belanja sebagai berikut: No. Unit Pagu Anggaran (Rp) TA 2013 TA 2014 1 Direktorat PFI Wilayah I 26.473.465.000 21.710.470.000 2 Direktorat PFI Wilayah II 24.240.836.000 21.292.040.000 3 Direktorat PFI Wilayah III 31.553.239.000 22.510.680.000 4 Sekretariat Ditjen PPI 34.383.774.000 28.414.374.000 Total 116.651.314.000 93.927.564.000 54

RENCANA KERJA DITJEN PPI TAHUN 2014 Program pengembangan perwilayahan industri bertujuan untuk memfasilitasi percepatan pembangunan industri di daerah yang berlandaskan keunggulan komparatif yang dimiliki daerah melalui: 1. Pengembangan KIID yaitu industri unggulan provinsi dan kompetensi inti industri kabupaten/kota; 2. Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan industri berupa kawasan industri; 3. Fasilitasi infrastruktur industri di daerah berupa operasionalisasi Pusat Inovasi dan Pusat Pengembangan Industri; 4. Meningkatkan koordinasi antara pemerintah, dunia usaha dan akademisi dalam pengembangan sektor industri di daerah. 55

TERIMA KASIH 56

LAMPIRAN 57

Rencana Kegiatan Dit. PFI Wilayah I No. Output/Kegiatan Vol Pagu (Rp) I Forum Kegiatan/Koordinasi/Monev/Pembinaan Pengembangan 2 Forum 808.650.000 Fasilitasi Industri Wilayah I 1 Koordinasi Pengembangan Perwilayahan Industri di Sumatera dan 337.190.000 Kalimantan 2 Layanan Manajemen Kinerja 471.460.000 II Fasilitasi Pengembangan Kawasan Industri di Wilayah I 5 Kawasan 10.651.820.000 1 Operasional Pusat Inovasi KEK Sei Mangke dalam Rangka 3.950.000.000 Pengembangan Inovasi Industri Berbasis Kelapa Sawit dan Turunannya 2 Fasilitasi pengembangan pusat-pusat pertumbuhan industri berupa 1.800.000.000 Kawasan Industri di Koridor Sumatera (Prov. Bengkulu dan Prov. Jambi) 3 Fasilitasi pengembangan pusat-pusat pertumbuhan industri berupa 1.800.000.000 Kawasan Industri di Koridor Kalimantan (Prov. Kalteng, Kalbar dan Kaltra) 4 Penyediaan sarana prasarana Pusat Inovasi Kawasan Industri Sei 2.000.000.000 Mangkei 5 Sekretariat Tim Nasional Kawasan Industri 1.101.820.000 III Fasilitasi/rekomendasi pengembangan kompetensi inti industri 23 Daerah 9.750.000.000 daerah di Wilayah I 1 Kajian Pengembangan KIID di Koridor Sumatera (Prov. Aceh, Sumut, 2.430.880.000 Sumbar, Babel, dan Lampung) 2 Kajian Pengembangan KIID di Koridor Kalimantan (Prov. Kaltim, 1.322.595.000 Kalteng dan Kalsel) 3 Fasilitasi Koordinasi Penetapan KIID Kab/Kota 1.157.500.000 4 Fasilitasi Implementasi Industri Unggulan Provinsi (Prov. Sumbar dan 3.534.671.000 Aceh) 5 Fasilitasi Penembangan Industri di daerah tertinggal, terdepan, terluar 1.304.354.000 dan pasca konflik di Kab. Seruyan, Sanggau, Pakpak Barat dan Pasaman Barat Jumlah Anggaran 21.210.470.000 58

Rencana Kegiatan Dit. PFI Wilayah II No. Output/Kegiatan Vol Pagu (Rp) I Forum Kegiatan/Koordinasi/Monev/Pembinaan Pengembangan 2 Forum 719.240.000 Fasilitasi Industri Wilayah II 1 Koordinasi pengembangan wilayah industri di Jawa dan Bali 377.200.000 2 Layanan manajemen kinerja 342.040.000 II Fasilitasi Pengembangan Kawasan Industri di Wilayah II 8 Kawasan 4.372.800.000 1 Fasilitasi Pusat Pertumbuhan Industri di Cilacap dan Sukabumi 1.472.800.000 2 Penyusunan Master Plan Kawasan Industri di Malang 600.000.000 3 Fasilitasi Pengembangan Kawasan Industri di Jawa Timur (Pasuruan) 600.000.000 4 Fasilitasi Pengembangan Kawasan Industri di Bekasi, Karawang dan 1.200.000.000 Purwakarta 5 Penyusunan Rencana Pendirian Akademi Komunitas Pendukung Kawasan 500.000.000 Industri di Kawarang III Fasilitasi/rekomendasi pengembangan kompetensi inti industri daerah 57 Daerah 16.700.000.000 di Wilayah II 1 Kajian Pengembangan Kompetensi Inti Industri Daerah di Jawa 2.500.000.000 2 Fasilitasi Implementasi Peta Panduan Pengembangan Kompetensi Inti 2.500.000.000 Industri Daerah (KIID) di Cilacap 3 Penyusunan dan Penetapan peta panduan pengembangan Kompetensi Inti 1.500.000.000 Industri Daerah di wilayah Jawa Bali melalui Peraturan Menteri Perindustrian 4 Fasilitasi Implementasi pengembangan Industri Unggulan Provinsi (Prov. 3.500.000.000 DIY dan Jawa Timur) 5 Implementasi Peta Panduan Pengembangan KIID di Daerah Tertinggal dan 1.700.000.000 Perbatasan di Kab. Lebak, Garut dan Situbondo 6 Fasilitasi Implementasi Peta Panduan Pengembangan Kompetensi Inti 2.000.000.000 Industri Daerah di Kota Cimahi, Kab, Bandung, Kota Tasikmalaya, Kab. Tasikmalaya 7 Fasilitasi Implementasi Peta Panduan Pengembangan Kompetensi Inti 1.500.000.000 Industri Daerah di Kab. Sukabumi, Kab. Bogor dan Kab. Sumedang 8 Fasilitasi Implementasi Peta Panduan Pengembangan Kompetensi Inti 1.500.000.000 Industri Daerah di Kota Serang, Mojokerto dan Kab. Wonosobo Jumlah Anggaran 21.792.040.000 59

Rencana Kegiatan Dit. PFI Wilayah III No. Output/Kegiatan Vol Pagu (Rp) I Forum Kegiatan/Koordinasi/Monev/Pembinaan Pengembangan Fasilitasi 2 Forum 1.125.000.000 Industri Wilayah III 1 Layanan Manajemen Kinerja dan Operasional 750.000.000 2 Fasilitasi Kawasan Industri di Wilayah Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku dan 375.000.000 Papua II Fasilitasi Pengembangan Kawasan Industri di Wilayah III 4 Kawasan 8.160.000.000 1 Operasional PIRNAS PALU 3.660.000.000 2 Fasilitasi Pengembangan Kawasan Industri dalam Rangka Percepatan 750.000.000 Pembangunan Papua dan Papua Barat (Teluk Bintuni) 3 Pengembangan Kawasan Industri Nikel di Morowali, Sulawesi Tengah 1.500.000.000 4 Pengembangan Kawasan Industri Nikel di Bantaeng, Sulawesi Selatan 1.500.000.000 5 Perencanaan Pembangunan Pusat Inovasi Logistik dalam Pengembangan 750.000.000 KEK Bitung III Fasilitasi/rekomendasi pengembangan kompetensi inti industri daerah 18 Daerah 9.025.680.000 di Wilayah III 1 Kajian dan Penetapan KIID di Wilayah III 2.050.680.000 2 Kerjasama Pembangunan Desain Rotan antara PIRNas, Perguruan Tinggi 1.340.000.000 dan Industri dalam Rangka Penguatan Industri Rotan Nasional 3 Fasilitasi Implementasi Pengembangan Industri Rotan di Mamuju, Sulawesi 1.600.000.000 Barat 4 Fasilitasi Implementasi Pengembangan Industri Rumput Laut di Tual, Prov. 1.335.000.000 Maluku 5 Implementasi Kompetensi Inti Industri Daerah di Koridor Sulawesi (Kota 1.800.000.000 Bitung dan Kota Makassar 6 Fasilitasi Implementasi Peta Panduan Pengembangan Kompetensi Inti 900.000.000 Industri Daerah (KIID)di Koridor Maluku (Kab. Maluku Tengah) IV Fasilitasi/Rekomendasi Pengembangan Industri Daerah Teringgal, 6 Daerah 4.200.000.000 Terdepan, Terluar dan Pasca Konflik di Wilayah III 1 Fasilitasi/Rekomendasi Pengembangan Industri Daerah Teringgal, 4.200.000.000 Terdepan, Terluar dan Pasca Konflik di Wilayah III Jumlah Anggaran 22.510.680.000 60

Rencana Kegiatan Set.Dit. PPI No. Output/Kegiatan Vol Pagu (Rp) I Dokumen perencanaan dan penganggaran 3 Dokumen 4.425.000.000 II 1 Koordinasi Penyusunan Program Ditjen PPI Tahun 2014 (Sinergi, Koordinasi dan Pertemuan Teknis RKAKL) 2 Rapat koordinasi pengembangan industri daerah dengan 1.000.000.000 3.000.000.000 Pemerintah Prov/Kab/Kota Penyusunan Renstra, Renkin dan Tapkin Ditjen PPI Tahun 2014 425.000.000 2 Laporan 1.025.000.000 Laporan monitoring dan evaluasi serta updating data pengembangan sektor perwilayahan industri 1 Monitoring dan Evaluasi Fasilitasi Pengembangan KI, IUP dan KIID 700.000.000 2 Koordinasi Penyusunan Laporan Kinerja Ditjen PPI (Lakip, PP39, 325.000.000 Laporan Tahunan dan Rapat Kerja DPR) III Rekomendasi peningkatan iklim usaha dan kerjasama pengembangan perwilayahan industri 8 Rekomendasi 4.503.420.000 1 Peningkatan Kerjasama Promosi dan Investasi Kawasan Industri 500.000.000 2 Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Kawasan Industri 500.000.000 Nasional 3 Harmonisasi RPP Perwilayahan Industri dan Kawasan Industri 500.000.000 4 Fasilitasi Penetapan Objek Vital untuk Kawasan Industri 250.000.000 5 Analisis Potensi Industri dalam Rangka Pengembangan Kawasan 500.000.000 Industri Nasional 6 Koordinasi Pengembangan Perwilayahan Industri 900.000.000 7 Koordinasi Perumusan Kebijakan Pengembangan Industri melalui 853.420.000 Policy Advisory Unit 8 Akreditasi Kawasan Industri 500.000.000 61

Rencana Kegiatan Set.Dit. PPI No. Output/Kegiatan Vol Pagu (Rp) IV Laporan keuangan dan BMN 5 Laporan 1.000.000.000 1 Pengembangan Manajemen Keuangan Ditjen PPI 200.000.000 2 Penatausahaan, pembukuan dan verifikasi pelaksanaan anggaran 225.000.000 Ditjen PPI 3 Implementasi SAK dan Simak BMN Ditjen PPI 250.000.000 4 Bimbingan Teknis Laporan Keuangan 175.000.000 5 Pemutakhiran Data Penggajian Ditjen PPI 150.000.000 V Pelaksanaan pembinaan aparatur 94 Orang 2.115.000.000 1 Pembinaan dan Peningkatan Kemampuan SDM 873.600.000 2 Penataan Manajemen Kepegawaian 490.500.000 3 Penyediaan Sarana Publikasi dan Informasi Ditjen PPI 429.500.000 4 Kajian Restrukturisasi Organisasi Ditjen PPI 321.400.000 VI Layanan perkantoran 12 Bulan 14.815.954.000 1 Gaji 11.883.900.000 2 Operasional: 2.932.054.000 - Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran 1.235.540.000 - Penyelenggaraan Peningkatan Manajemen Kinerja Perkantoran 1.696.514.000 VII Kendaraan bermotor 280.000.000 1 Pengadaan Kendaraan Bermotor Ditjen PPI 280.000.000 VIII Perangkat pengolah data dan komunikasi 250.000.000 1 Pengadaan Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi Ditjen PPI 250.000.000 Jumlah Anggaran 28.414.374.000 62