BAB I PENDAHULUAN. Teras, 2009), hlm Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi dan Aplikasi, (Yogyakarta:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

Jamal Ma mur Asmani, Tips menjadi guru inspiratif kreatif dan inovatif, Diva Press, Jogjakarta, hlm.161

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian . Josie Fitri Handayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Manusia yang berkualitas merupakan ujung tombak kemajuan suatu

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan, peran dan fungsi guru dalam dunia pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kompetitif. Dengan semakin berkembangnya era sekarang ini membuat kinerja

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya, apalagi di era globalisasi saat ini. faktanya dilapangan mutu pendidikan kita masih sangat jauh dari harapan.

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi era globalisasi dan perdagangan bebas, untuk itu perlu disiapkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 1997, hlm Engkoswara & Aan komariah, Administrasi Pendidikan, Alfabeta: Bandung, 2012, hlm. 92.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Unsur sumber daya manusia memegang peranan sangat penting dalam

ANALISIS DAMPAK AKREDITASI SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus Di SD Negeri Donohudan 3 Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali)

BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. manusia yang ada di dalamnya. Apabila sumberdaya manusia tersebut diperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Hal ini berkaitan dengan ha kikat pendidikan yaitu sebagai upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

BAB I PENDAHULUAN. dilepaskan dari berbagai hal yang berkaitan dengan eksistensi gutu itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Sudarwan Danim, Pengembangan Profesi Guru,Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2012, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Moh.Rosyid, Sosiologi Pendidikan, Idea Pres, Yogyakarta, 2010, hlm

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas pendidikan baik secara kuantitas maupun kualitas yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu wadah yang sangat penting agar warga negara Indonesia dapat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan semakin ketat. Hal ini terjadi karena dalam era ini negara

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. dan globalisasi yang semakin terbuka. Sejalan tantangan kehidupan global,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 2011, hlm Lantip Diat Prasojo dan Sudiyono, Supervisi pendidikan, Gava Media, Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Industri rumah sakit Indonesia beberapa tahun belakangan ini telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

kompetensi tersebut karena guru merupakan orang terdepan yang secara langsung

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. Profesi Guru telah hadir cukup lama di negara Indonesia ini, meskipun

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

BAB II KAJIAN TEORI. kali gaji pokok pada tingkat, masa kerja dan kualifikasi yang sama. Sertifikasi

2015 PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (PUSDIKLAT) GEOLOGI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peranan guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan bahkan menjadi terbelakang. Dengan demikian pendidikan

Penerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks

BAB I PENDAHULUAN. pelanggannya. Sebagai pemimpin pendidikan, Kepala sekolah mempunyai peran

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. tentang Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Iklim Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang berkualitas, tidak hanya dari sisi itelektulitas saja melainkan juga

STUDI TENTANG PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMA NEGERI 11 MAKASSAR

PENINGKATAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Bangsa Indonesia dengan jumlah

2015 PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

PENGELOLAAN KKG DI GUGUS SULTAN AGUNG DABIN 6 KARANGRAYUNG

BAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012,

MUHAMMAD DAROBI A

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan diharapkan dapat membawa bangsa Indonesia yang. bermartabat dan mencapai kemajuan. Hal tersebut dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. mencetak santri/siswa yang berkualitas dalam belajar Pendidikan agama. dalam menguasai Ilmu Pendidikan Agama Islam.

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU

Organisasi Profesi. Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami Organisasi Profesi Keguruan. Afid Burhanuddin

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam pembangunan nasional. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan yang berkaitan dengan Sumber Daya Manusia atau SDM pada suatu

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam sebuah organisasi baik

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia dari waktu ke waktu masih menjadi topik menarik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan khususnya di tingkat Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. zaman yang semakin berkembang. Berhasilnya pendidikan tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di era otonomi daerah menghadapi tantangan besar dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan antar perusahaan di era globalisasi ini semakin tajam, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. pada mutu output pengajarannya. Bila seluruh guru menunjukkan. pemimpin pengajaran yang bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan.

DWI KUSTIANTI A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB VI PENUTUP. sub bab pokok bahasan, yaitu kesimpulan, implikasi dan saran. Akseptasi Pasar di SMK Islam 2 Durenan dan SMKN 1 Pogalan antara lain:

BAB I PENDAHULUAN. antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks

UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH MUHAMMADIYAH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Adapun yang melatarbelakangi mengapa peneliti merasa tertarik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang merupakan organisasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH KEMAMPUAN, MOTIVASI DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI KANTOR DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN GROBOGAN

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam keberlangsungan hidup, manusia memiliki peranan yang penting

BAB I PENDAHULUAN. baik pula kualitas pendidikannya. Contohnya adalah Finlandia, negara dengan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan zaman, lembaga pendidikan menjadi semakin berkembang dan berkualitas, madrasah merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam di Indonesia. Namun dewasa ini madrasah masih mencari bentuk sempurna atau ideal. Karena madrasah merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam yang tumbuh dan berkembang dari akar budaya masyarakat Indonesia. Umumnya, madrasah mempunyai model dan karakteristik yang sangat tradisional baik sistem kelembagaan maupun sistem pembelajarannya. Sehingga madrasah dalam menghadapi dunia globalisasi dewasa ini, dituntut meningkatkan produktivitas yang maksimal dan bermutu. Dalam melaksanakan hal itu maka diperlukannya fungsi manajemen, Menurut Stooner manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan pengguna sumberdaya sumber daya organisasi lainnya agar dapat mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan. 1 Fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, pembinaan dan evaluasi harus diaplikasikan pada setiap elemen madrasah, seperti: kurikulum, pendidik, administrator dan anak didik. Dari penjelasan diatas, adanya peningkatan dalam mutu pendidikan tidak terlepas dari peran guru sebagai unsur utama dalam keseluruhan proses pendidikan. Sehingga dalam hal ini profesionalitas guru sangatlah diperlukan. Menurut undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen bab 1 pasal 1, Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. 2 1 Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi dan Aplikasi, (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 11. 2 Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005, Guru dan Dosen, Pasal 1, ayat 1. 1

Guru dalam membimbing, mendidik, melatih, mengarahkan serta menjadi teladan yang baik bagi para peserta didiknya. Sehingga dengan setumpuk tugas serta tanggung jawab yang diembannya guru harus mampu menunjukkan bahwa dia mampu menghasilkan kinerja yang baik demi terciptanya pendidikan yang bermutu. Guru profesional berarti guru yang bermutu yaitu guru yang memiliki kemampuan profesional dengan berbagai kapasitas sebagai seorang pendidik. Guru yang memiliki kemampuan akademis dan profesional akan mampu mendidik anak didiknya dengan baik dan diharapkan mampu membekali anak didiknya dengan nilai-nilai luhur yang bertujuan agar nantinya dimasa depan mampu mempersiapkan diri dan berperan dalam masyarakat sesuai bakat dan kemampuannya. Tuntutan akan upaya peningkatan kualitas pendidikan pada dasarnya berimplikasi pada perlunya madrasah mempunyai SDM pendidikan, baik pendidik maupun lainnya untuk bekerja secara optimal. Hal ini jelas berakibat pada perlunya melakukan pengembangan melakukan pengembangan SDM yang sesuai dengan tuntutan legal formal seperti kualifikasi dan kompetensi, ataupun tuntutan lingkungan eksternal yang semakin kompetitif di era globalisasi dewasa ini. Perlu diingat bahwa kompetisi menuntut kualitas SDM yang makin meningkat yang mempunyai sikap kreatif dan kinerja yang inovatif serta siap dan mampu dalam menghadapi ketatnya persaingan. Pengembangan SDM pendidik/guru menjadi faktor yang akan sangat menentukan dalam mendorong kinerja guru agar semakin meningkat. Peningkatan tersebut tidak hanya berimplikasi kuantitas, namun juga kualitas yaitu bagaimana kinerja mereka dilaksanakan. Dalam konteks perubahan dewasa ini, kinerja inovatif sebagai tuntutan yang makin mendesak untuk dilaksanakan oleh guru dalam melaksanakan peran dan tugasnya sebagai pendidik sehingga dapat melahirkan lulusan yang kreatif dan inovatif yang dapat bersaing di era globalisasi dewasa ini. 3 156-157. 3 Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung: PT Rafika Aditama, 2010), hlm. 2

Peningkatan profesionalisme memberikan dampak positif bagi lembaga-lembaga pendidikan secara langsung maupun tidak langsung serta memberikan nilai tambah bagi lembaga tersebut. Jika profesionalitas guru dapat dipahami dan dihayati maka tugas guru akan berjalan dengan baik. 4 Dengan demikian, upaya untuk terus mengembangkan kinerja guru menjadi hal yang penting dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan, dan hal ini memerlukan manajemen kinerja yang tepat sesuai dengan konteks organisasi sekolah. Manajemen kinerja adalah manajemen tentang menciptakan hubungan dan memastikan komunikasi yang efektif. Manajemen kinerja memfokuskan pada apa yang diperlukan oleh organisasi, manajer dan pekerja untuk berhasil. Manajemen kinerja adalah tentang bagaimana kinerja dikelola untuk memperoleh sukses. Adapun menurut Armstrong manajemen kinerja sebagai sarana untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dari organisasi, tim dan individu dengan cara memahami dan mengelola kinerja dalam suatu kerangka tujuan, standar dan persyaratan-persyaratan atribut yang disepakati. Sedangkan menurut Bacal, manajemen kinerja sebagai proses komunikasi yang dilakukan secara terus-menerus dalam kemitraan antara karyawan dengan atasan langsung. 5 Beberapa masalah yang terjadi di sekolah dalam meningkatkan profesional guru yaitu bisa dilihat dari sistem manajemen yang diterapkannya. Seringkali perhatian kepala sekolah dalam meningkatkan profesional hanya sebatas pada perbaikan sistem penggajian dan tunjangan saja, sementara prestasi kerja dan pengembangan profesi mereka kurang diperhatikan, sehingga guru tidak dapat mengembangkan dan meningkatkan prestasinya. Dalam hal ini akan berdampak pada rendahnya output yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan tersebut, karena berdampak pada kinerja guru dalam perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, serta kinerja guru dalam disiplin tugas di sekolah. Jadi hlm. 156. 4 Muhammad Nurdin, Kiat Menjadi Guru Profesional, (Yogyakarta: Prismashopie, 2004), 5 Wibowo, Manajemen Kinerja, (Jakarta: Raja Press, 2012), hlm. 8. 3

kinerja guru yang profesional dengan setumpuk tugas serta tanggung jawab yang dilaksanakannya, guru harus mampu menunjukkan bahwa guru mampu menghasilkan kinerja yang baik demi terciptanya pendidikan yang bermutu. Dalam upaya mengatasi problem guru, maka perlu adanya manajemen kinerja karena untuk meningkatkan efektifitas lembaga, memotivasi guru dan karyawan, mendukung pelaksanaan TQM, dan terutama untuk meningkatkan profesional guru. Dalam hal ini kepala sekolah adalah orang yang paling berwenang untuk mengambil kebijakan pendidikan. Sehingga manajemen kinerja harus mendapatkan perhatian serius dari kepala madrasah. Karena untuk mencapai tujuan pendidikan dibutuhkan kinerja guru yang baik. Dengan adanya kinerja guru dalam pembelajaran, maka hasil yang menentukan dari suatu proses pendidikan adalah pendidik itu sendiri. Manajemen kinerja memfokuskan diri pada upaya untuk menjadikan kinerja sebagai pusat perhatian dalam meningkatkan dan mengembangkan kinerja guru. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh kepala madrasah dalam meningkatkan profesionalisme guru menurut Mulyasa sebagai berikut; (1) penyetaraan para guru-guru yang memiliki kualifikasi D III agar mengikuti penyetaraan S1/ Akta IV, sehingga mereka dapat menambah wawasan keilmuan dan pengetahuan yang menunjang tugasnya, (2) mengikutsertakan guru-guru dalam forum ilmiah seperti seminar dan pelatihan, (3) meningkatkan profesionalisme guru melalui KKG (Kelompok Kerja Guru), dan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), dan (4) meningkatkan kesejahteraan guru. 6 Hal itulah yang dilakukan di MA Nahdlatul Muslimin Undaan Kudus dalam mempertahankan keprofesionalan guru di tengah perkembangan pendidikan yang maju ini. Sehingga output yang dihasilkan memiliki sikap kreatif, inovatif dll. Sebagai bukti terdapatnya peserta didik yang berprestasi, masuknya peserta didik ke berbagai perguruan tinggi dll. Meski terdapat berbagai lembaga pendidikan yang setingkat dalam lokasi yang sama, MA 6 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 78. 4

Nahdlatul Muslimin Undaan Kudus mampu bertahan dan memenangkan persaingan yang ketat antar sekolah. Keberhasilan itu tidak terlepas dari usaha pihak sekolah dalam memperbaiki sistem manajemen di madrasah satu persatu. Adanya berbagai upaya yang dilakukan pihak MA Nahdlatul Muslimin Undaan Kudus dalam berbagai sistem, salah satunya yaitu manajemen kinerja untuk meningkatkan profesionalitas guru seperti dengan selalu memberikan pembinaan, pengarahan dan motivasi untuk selalu meningkatkan kualifikasi akademiknya yaitu dengan cara studi lanjut, mengirim dalam forum karya ilmiah, KKG (Kelompok Kerja Guru), dan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) yang memungkinkan para guru berbagi pengalaman dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi dalam kegiatan mengajarnya, dan lain sebagainya. Karena dalam keberhasilan output dan input yang selalu meningkat tidak terlepas dari kinerja guru yang baik. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang peneliti paparkan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan, antara lain: 1. Bagaimana perencanaan kinerja guru dalam meningkatkan profesionalitas guru di MA Nahdlatul Muslimin Undaan Kudus? 2. Bagaimana pelaksanaan peningkatan kinerja guru di MA Nahdlatul Muslimin Undaan Kudus? 3. Bagaimana evaluasi kinerja dalam meningkatkan profesionalitas guru di MA Nahdlatul Muslimin Undaan Kudus? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini bertujuan : 1. Mendeskripsikan perencanaan kinerja dalam meningkatkan profesionalitas guru di MA Nahdlatul Muslimin Undaan Kudus? 2. Mendeskripsikan pelaksanaan peningkatan kinerja guru di MA Nahdlatul Muslimin Undaan Kudus? 3. Mendeskripsikan evaluasi kinerja dalam meningkatkan profesionalitas guru di MA Nahdlatul Muslimin Undaan Kudus? 5

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara teoritis Yaitu memberikan kontribusi pemikiran khususnya tentang pentingnya manajemen kinerja dalam meningkatkan profesionalitas guru. Serta tidak menutup kemungkinan akan diadakan penelitian lebih lanjut sebagai pengembangan ilmu pengetahuan yang semakin maju dari pihak yang berkompeten. 2. Secara praktis Dari penelitian ini diharapkan dapat membantu atau bermanfaat untuk memperluas pemahaman tentang manajemen kinerja guru, yang pada akhirnya bisa menjadi dasar kebijakan untuk peningkatan profesionalitas guru. Selain itu juga dapat menjadi upaya perbaikan dan peningkatan untuk mencapai produktivitas yang tinggi sehingga dapat meningkatkan profesionalitas guru di MA Nahdlatul Muslimin Undaan Kudus. 6