BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana kepada masyarakat, dan juga

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan pelanggan yang sudah ada dan dapat dengan mudah menarik

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. sebagai lembaga keuangan yang kegiatan nya tidak terlepas dari transaksi

BAB I PENDAHULUAN. Bank didefinisikan sebagai lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah

BAB II KONDISI PERUSAHAAN. 2.1 Pengertian, Fungsi, Jenis, Peran dan Usaha Bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian bank menurut Muchdarsyah Sinungan (2003;3) dalam bukunya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Prosedur dapat didefinisikan sebagaai suatu urutan pekerjaan (clerical), biasanya

BAB II LANDASAN TEORI

Secara umum kegiatan penghimpunan dana ini dibagi dalam :

ekonomi Kelas X BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK KTSP & K-13 A. Pengertian Bank Tujuan Pembelajaran

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan,

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan, bank harus melakukan pendekatan oprasional sampai berhasil

II. LANDASAN TEORI. atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI SIMPANAN DEPOSITO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Di negara berkembang, seperti Indonesia dan negara di Asia lainnya,

PERANAN BPR UNTUK MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. atau account dimana artinya sama. Dengan memiliki simpanan atau

GIRO. Alat atau sarana yang digunakan dalam lalu lintas pembayaran giral, yaitu surat berharga atau surat dagang seperti: 1.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut UU Perbankan no.10 tahun 1998 Pasal 1: Menurut Ketut Rindjin pada penelitian Elionasari (2008) bank memiliki

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 47

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bank lainnya. Menurut Manurung dan Manurung (2009: 7) mendefinisikan

BAB II LANDASAN TEORI

MANAJEMEN PERBANKAN. By : Angga Hapsila, SE.MM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. demokrasi ekonomi dan menggunakan prinsip kehati-hatian. Fungsi utama

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II LANDASAN TEORI. menerbitkan promes atau yang dikenal dengan nama Banknote (uang kertas). Kata

Manajemen dana bank syariah

BAB II LANDASAN TEORI. Kasmir (2008), mendefinisikan bank sebagai lembaga keuangan yang kegiatan

BAB II DEPOSITO SEBAGAI SALAH SATU SURAT BERHARGA. deposito di Bank lazimnya di letakkan pada persyaratan jangka waktu

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk ditanamankan pada sektor produksi dan investasi, di samping

BAB II LANDASAN TEORI. dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangkah meningkatkan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS

Menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan, yang dimaksud lembaga keuangan adalah semua badan yang rnelalui

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usaha tanpa adanya kepercayaan dari masyarakat. yang setia dan menguntungkan pihak bank. Dengan demikian, pihak bank

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Sumber Dana dan Alokasi Dana dalam Perbankan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam kegiatan perekonomian, dunia perbankan sangat dibutuhkan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB II LANDASAN TEORI. tahun 1998 tentang perbankan. bentuk simpanan. berharga, transfer, dan sebagainya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menghimpun dana dari masyarakat (funding), menyalurkannya kembali kepada

BAB II KERANGKA TEORI

SMA/MA IPS kelas 10 - EKONOMI IPS BAB 6. LEMBAGA KEUANGAN BANK, BUKAN BANK dan SISTEM PEMBAYARANLatihan Soal 6.2

PERTEMUAN KE - 3 BANK

AKTIVITAS DAN PRODUK BANK

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu bentuk lembaga keuangan yang menjalankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rakyat (BPR) Jawa Timur (Periode ). Penelitian tersebut memiliki

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Kasmir (2010:11) Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan. kemasyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian bank menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang. dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang nomor 10 tahun 1998 bahwa yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pembiayaan atau pembayaran baik dalam menghimpun dana maupun lembaga. yang melancarkan arus uang dari masyarakat.

Pertemuan ke V : Produk Dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB II LANDASAN TEORI. Bank berasal dari kata Italia banco yang artinya bangku. Bangku inilah

BAB II LANDASAN TEORI. pelayanan jasa kepada masyarakat. Secara umum pengertian bank adalah suatu

SUMBER SUMBER DANA BANK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ayat 2 dijelaskan bahwa, bank adalah badan usaha yang menghimpun

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga yang memiliki peranan penting dalam. perekonomian suatu negara baik sebagai sumber permodalan maupun sebagai

Bab 10 Pasar Keuangan

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Of Fund yang diteliti oleh Suci Rahmadhani dengan judul Analisis Tingkat

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas

BAB II LANDASAN TEORI. lembaga keuangan yang kegiatannya adalah dalam bidang jual beli uang.

PELAKSANAAN DEPOSITO BERJANGKA RUPIAH PADA BANK JAWA TIMUR CABANG PEMBANTU KRIAN RANGKUMAN TUGAS AKHIR

G I R O DAN DEPOSITO. cek, bilyet giro, saran perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.

BAB II LANDASAN TEORI tentang perbankan, adalah sebagai berikut :

Sumber-sumber Dana Bank

BAB II URAIAN TEORITIS. Bank-bank umun pemerintah dan Bank-bank umum swasta nasional di

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian, Fungsi, Jenis, Peran dan Usaha Bank. Bank mempunyai peranan dalam menghimpun dana masyarakat, karena

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL. penelitian, dalam hal ini adalah data dari Bank Syariah Muamalat dan Bank DKI

Implementasi Psak No. 31 Tentang Akuntansi Perbankan Untuk Pengakuan Pendapatan Dan Beban Bunga Pada PT. Bank Bjb Kantor Cabang Majalengka

BAB II LANDASAN TEORI. Di Indonesia terdapat banyak lembaga keuangan yang tentunya mengelola

BAB II LANDASAN TEORI

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 15/15/PBI/2013 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia dewasa ini mengalami perkembangan dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PEMBAHASAN KASUS SUMBER DANA BANK

I. PENDAHULUAN. Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional

CAKUPAN DATA. AKSES DATA Data Antar Bank Aktiva dapat di akses dalam website BI :

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dirujuk dalam penelitian ini, diantaranya:

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Umum Tentang Bank 2.1.1 Pengertian Bank Menurut UU RI No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU RI No. 10 Tahun 1998 pengertian Bank adalah Badan Usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Pengertian Bank menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) (2009: 312) adalah Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Bank juga merupakan lembaga keuangan yang berperan sebagai perantara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana di masyarakat dengan pihak-pihak lainnya yang memerlukan dana, dan merupakan lembaga yang berfungsi melancarkan arus lalu lintas pembayaran. Pengertian lain menurut Kasmir (2013:5) Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana. Dari beberapa pengertian tersebut bahwa sifat usaha Bank selalu berkaitan dengan masalah keuangan, yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa Bank lainnya. Nasabah memberikan kepercayaan sepenuhnya atas simpanan dananya dengan rasa aman. 10

2.1.1.1 Jenis Jenis Bank Menurut UU RI No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU RI No.10 Tahun 1998 Tentang Perbankan terdapat empat jenis Bank yang ada di Indonesia, yaitu berdasarkan fungsi, kepemilikan, status dan cara penentuan harga. 1. Jenis Bank Dilihat Dari Fungsinya: 1) Bank Umum Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa lalu lintas pembayaran. 2) Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa-jasa lalu lintas pembayaran. 2. Jenis Bank Berdasarkan Kepemilikannya Kepemilikan suatu Bank dapat dilihat dari akta pendirian dan penguasaan saham yang dimiliki oleh Bank yang bersangkutan. 1) Bank Umum Milik Pemerintah Bank yang akta pendirian dan modalnya dimiliki oleh pemerintah sehingga seluruh keuntungannya dimiliki oleh pemerintah pula. 2) Bank Milik Koperasi Bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi. 11

3) Bank Umum Swasta Nasional Bank yang sebagian besar atau seluruh modalnya dimiliki oleh swasta nasional serta akta pendirinya pun didirikan oleh swasta begitupun keuntungannya oleh swasta 4) Bank Swasta Asing Bank biasanya merupakan cabang dari Bank yang ada di luar negeri, Bank milik swasta asing atau pemerintah asing. 5) Bank Swasta Campuran Bank yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Dan kepemilikan sahamnya mayoritas dipegang oleh Warga Negara Indonesia. 3. Jenis Bank Menurut status dan Kedudukannya 1) Bank devisa, yaitu Bank yang dalam kegiatan usahanya dapat melakukan transaksi dalam valuta asing, baik dalam hal penghimpunan dan penyaluran dana, serta dalam pemberian jasa-jasa keuangan. Dengan demikian, Bank devisa dapat melayani secara langsung transaksi-transaksi dalam skala Internasional. 2) Bank Non Devisa, yaitu Bank umum yang masih berstatus non devisa hanya dapat melayani transaksi-transaksi di dalam negeri (domestik). Bank umum non devisa dapat meningkatkan statusnya menjadi Bank devisa setelah memenuhi ketentuanketentuan antara lain: volume usaha minimal mencapai jumlah tertentu, tingkat kesehatan, dan kemampuannya dalam memobilisasi dana, serta memiliki tenaga kerja yang berpengalaman dalam valuta asing. 12

4. Jenis Bank Berdasarkan Penentuan Harga 1) Bank yang berdasarkan prinsip konvensional Mayoritas Bank yang berkembang di Indonesia dewasa ini adalah Bank yang berorientasi pada prinsip konvensional. Hal ini tidak terlepas dari sejarah Bank Indonesia dimana asal mula Bank di Indonesia dibawa oleh kolonial Belanda. 2) Bank yang berdasarkan prinsip syariah Bank berdasarkan prinsip syariah belum lama berkembang di Indonesia. Namun, diluar Negeri terutama di Negara Timur Tengah Bank yang berdasar prinsip syariah sudah berkembang pesat sejak lama. 2.1.1.2 Fungsi Bank Menurut UU RI No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan UU RI N0. 7 Tahun 1992 tentang perbankan pasal 3 menyatakan, bahwa fungsi utama perbankan adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Adapun beberapa fungsi Bank umum dalam perekonomian adalah: 1. Penciptaan Uang Uang yang diciptakan Bank Umum adalah uang giral, yaitu alat pembayaran melalui mekanisme pemindahbukuan (kliring). Kemampuan Bank umum menciptakan uang giral menyebabkan posisi dan fungsinya dalam pelaksanaan kebijakan moneter. Bank sentral dapat mengurangi atau menambah jumlah uang yang beredar dengan cara mempengaruhi kemampuan Bank Umum menciptakan uang giral. 13

2. Mendukung Kelancaran Mekanisme Pembayaran Fungsi lain dari Bank Umum yang juga sangat penting adalah mendukung kelancaran mekanisme pembayaran. Hal ini dimungkinkan karena salah satu jasa yang ditawarkan Bank Umum adalah jasa-jasa yang berkaitan dengan mekanisme pembayaran. Beberapa jasa yang amat dikenal adalah kliring, transfer uang, penerimaan setoran-setoran, pemberian fasilitas pembayaran dengan tunai, kredit, fasilitas-fasilitas pembayaran yang mudah dan nyaman, seperti kartu plastik dan sistem pembayaran elektronik. 3. Penghimpunan Dana Simpanan Masyarakat Dana yang paling banyak dihimpun oleh Bank Umum adalah dana simpanan. Di Indonesia dana simpanan terdiri atas giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu. Kemampuan Bank umum menghimpun dana jauh lebih besar dibandingkan dengan lembaga-lembaga keuangan lainnya. Dana-dana simpanan yang berhasil dihimpun akan disalurkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan, utamanya melalui penyaluran kredit. 4. Mendukung Kelancaran Transaksi Internasional Bank umum juga sangat dibutuhkan untuk memudahkan dan atau memperlancar transaksi internasional, baik transaksi barang/jasa maupun transaksi modal. Kesulitan-kesulitan transaksi antara dua pihak yang berbeda Negara selalu muncul karena perbedaan geografis, jarak, budaya dan sistem moneter masing-masing Negara. Dengan adanya Bank Umum yang beroperasi dalam skala internasional akan Bank Umum, kepentingan pihak-pihak yang melakukan transaksi-transaksi internasional dapat ditangani dengan lebih mudah, cepat, dan murah. 14

5. Penyimpanan Barang-Barang Berharga Masyarakat dapat menyimpan barang berharga yang dimiliki seperti perhiasan, uang, dan surat-surat berharga dalam sebuah kotak yang sengaja disediakan oleh Bank untuk disewa (safety box atau safe deposit box). 2.1.2 Pengertian Suku Bunga Bunga adalah imbalan jasa atas pinjaman uang. Imbalan jasa ini merupakan suatu kompetisi kepada pemberi pinjaman atas manfaat ke depan dari uang pinjaman tersebut apabila diinvestasikan. Jumlah pinjaman tersebut disebut pokok uang (principal). Menurut Kasmir (2013:154) menyatakan: bunga Bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh Bank berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga bagi Bank juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dan harga yang harus dibayar oleh nasabah kepada Bank (nasabah yang memperoleh pinjaman). Menurut Ismail (2010:133) menyatakan suku bunga merupakan faktor yang sangat penting dalam aktivitas utama Bank, baik suku bunga kredit, maupun simpanan. Kedua suku bunga tersebut memengaruhi satu dan lainnya. Apabila suku bunga simpanan naik maka kemungkinan besar suku bunga kredit juga naik, demikian sebaliknya. Menurut Hasibuan (2009:18) bunga adalah balas jasa atas pinjaman uang atau barang yang dibayar oleh debitur kepada kreditur. 15

2.1.2.1 Jenis-Jenis Suku Bunga Menurut Kasmir (2013:154) dalam kegiatan perbankan konvensional sehari-hari ada dua macam bunga yang diberikan kepada nasabahnya yaitu: 1. Bunga Simpanan Merupakan harga beli yang harus dibayar Bank kepada nasabah pemilik simpanan. Bunga ini diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa, kepada nasabah yang menyimpan uangnya di Bank. Sebagai contoh jasa giro, bunga tabungan dan bunga deposito. 2. Bunga Pinjaman Merupakan bunga yang dibebankan kepada para peminjam (Debitur) atau harga jual yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada Bank. Bagi Bank bunga pinjaman merupakan harga jual dan contoh harga jual adalah bunga kredit. Kedua macam bunga ini merupakan komponen utama faktor biaya dan pendapatan bagi Bank. Bunga simpanan merupakan biaya dana yang harus dikeluarkan kepada nasabah sedangkan bunga pinjaman merupakan pendapatan yang diterima dari nasabah. Baik bunga simpanan maupun bunga pinjaman masing-masing saling mempengaruhi satu sama lainnya. Sebagai contoh seandainya bunga simpanan tinggi, maka secara otomatis bunga pinjaman juga terpengaruh ikut naik dan demikian pula sebaliknya. 2.1.2.2 Faktor-Faktor Penetapan Suku Bunga Menurut Kasmir (2013:155), faktor-faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga secara garis besar sebagai berikut: 16

1. Kebutuhan Dana Apabila Bank kekurangan dana (simpanan sedikit), sementara permohonan pinjaman meningkat, maka yang dilakukan oleh Bank agar dana tersebut cepat terpenuhi dengan meningkatkan suku bunga simpanan. Dengan meningkatnya suku bunga simpanan akan menarik nasabah untuk menyimpan uang di Bank. Dengan demikian, kebutuhan dana dapat terpenuhi. Sebaliknya jika Bank kelebihan dana, dimana simpanan banyak, akan tetapi permohonan kredit sedikit, maka Bank akan menurunkan bunga simpanan. Atau dengan cara menurukan juga bunga kredit, sehingga permohonan kredit meningkat. 2. Persaingan Dalam memperebutkan dana simpanan, maka di samping faktor promosi, yang paling utama pihak perbankan harus memperhatikan pesaing. Dalam arti jika untuk bunga simpanan rata-rata 16% per tahun, maka jika hendak membutuhkan dana cepat sebaiknya bunga simpanan kita naikkan di atas bunga pesaing misalnya 17% per tahun. Namun sebaliknya, untuk bunga pinjaman kita harus berada dibawah pesaing. 3. Kebijaksanaan Pemerintah Dalam kondisi tertentu pemerintah dapat menentukan batas maksimal atau minimal suku bunga, baik bunga simpanan maupun bunga pinjaman. Dengan ketentuan batas minimal atau maksimal bunga simpanan maupun bunga pinjaman Bank tidak boleh melebihi batas yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. 4. Target Laba Yang Diinginkan Target laba yang diinginkan, merupakan besarnya keuntungan yang diinginkan oleh Bank. Jika laba yang diinginkan besar, maka bunga pinjaman ikut besar dan 17

demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu, pihak Bank harus hati-hati dalam menentukan persentase laba atau keuntungan yang diinginkan. 5. Jangka Waktu Semakin panjang jangka waktu pinjaman, maka akan semakin tinggi bunganya, hal ini disebabkan besarnya kemungkinan resiko di masa mendatang. Demikian pula sebaliknya jika pinjaman berjangka pendek, maka bunganya relatif lebih rendah. 6. Kualitas Jaminan Semakin likuid jaminan yang diberikan, maka semakin rendah bunga kredit yang dibebankan dan sebaliknya. 7. Reputasi Perusahaan Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit juga sangat menentukan suku bunga yang akan diberikan nantinya, karena biasanya perusahaan yang bonafid kemungkinan risiko kredit macet di masa mendatang relatif kecil dan sebaliknya. 8. Produk Yang Kompetitif Maksudnya adalah produk yang dibiayai kredit tersebut laku di pasaran. Untuk produk yang kompetitif, bunga kredit yang diberikan relatif rendah jika dibandingkan dengan produk yang kurang kompetitif. Hal ini disebabkan tingkat pengambilan kredit terjamin, karena produk yang dibiayai laku dipasaran. 9. Hubungan Baik Biasanya pihak Bank menggolongkan nasabahnya menjadi dua, yaitu nasabah utama (primer) dan nasabah biasa (sekunder). Penggolongan ini didasarkan kepada keaktifan serta loyalitas nasabah yang bersangkutan terhadap Bank. 18

Nasabah utama biasanya mempunyai hubungan yang baik dengan pihak Bank, sehingga dalam penentuan suku bunganya pun berbeda dengan nasabah biasa. 10. Jaminan Pihak Ketiga Dalam hal ini pihak yang memberikan jaminan kepada Bank untuk menanggung segala risiko yang dibebankan kepada penerima kredit. Biasanya pihak yang memberikan jaminan bonafid, baik dari segi kemampuan membayar, nama baik maupun loyalitasnya terhadap Bank, sehingga bunga yang dibebankan pun berbeda. Demikian pula, sebaliknya jika pinjaman pihak ketiganya kurang bonafid atau tidak dapat dipercaya, maka mungkin tidak dapat digunakan sebagai jaminan pihak ketiga oleh pihak perbankan. Menurut Mukhlis dan Irwanto (2012:43) menyatakan Penetapan suku bunga untuk setiap jangka waktu ditetapkan masing-masing Bank sesuai dengan perhitungan kondisi bunga dipasar. Jika diperhitungkan bunga yang akan datang cenderung menurun, maka penetapan bunga untuk jangka waktu yang lebih panjang lebih rendah. Sebaliknya jika diperhitungkan bunga pasar yang akan datang cenderung meningkat, maka penetapan bunga untuk jangka waktu yang lebih panjang lebih tinggi. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat menempatkan depositonya dengan waktu yang paling panjang, dengan demikian bila terjadi kenaikan bunga deposito, maka Bank akan tetap memelihara deposito tersebut dengan bunga seperti pada saat pembukaan deposito. 19

Kebijakan suku bunga di negara-negara berkembang ditujukan untuk mencapai tujuan-tujuan sebagai berikut: 1. Alokasi dana yang bisa diinvestasikan secara efisien 2. Mobilisasi sumber-sumber domestik secara efektif 3. Kredit murah untuk sektor pemerintahan. 2.1.3 Pengertian Deposito Menurut UU RI No.10 Tahun 1998 deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank. Menurut Kasmir (2013:102) menyatakan: Deposito (time deposit) merupakan salah satu tempat bagi nasabah untuk melakukan investasi dalam bentuk surat-surat berharga. Pemilik deposito disebut deposan. Kepada setiap deposan akan diberikan imbalan bunga atas depositonya. Bagi Bank, bunga yang diberikan kepada para deposan merupakan bunga yang tertinggi, jika dibandingkan dengan simpanan giro atau tabungan, sehingga deposito oleh sebagian Bank dianggap sebagai dana mahal. Menurut Wahjono (2013:94) menyatakan: Deposito adalah produk Bank yang ditujukan untuk menampung kelebihan dana masyarakat untuk suatu jangka waktu tertentu. Sebelum jangka waktu yang disepakati itu (jatuh tempo) deposito tidak bisa dicairkan kecuali dengan suatu penalti. Satuan jangka waktu terkecil dalam deposito adalah 1 bulan. Kemudian berturut-turut 3 bulan, 6, 12, dan 24 bulan. Dalam masa dimana perubahan sering terjadi dan dalam kecepatan yang tinggi. Berdasarkan uraian bahwa deposito merupakan simpanan yang penarikannya hanya pada waktu tertentu menurut perjanjian antara pemyimpan dengan Bank yang bersangkutan serta dana deposito merupakan dana mahal karena dengan suku bunga yang tinggi di bandingkan dengan simpanan lainnya. 20

2.1.3.1 Jenis-jenis Deposito Menurut Kasmir (2013:103) jenis-jenis deposito yang ada ditawarkan oleh Bank dewasa ini: 1. Deposito Berjangka Merupakan deposito yang diterbitkan menurut jangka waktu tertentu. Jangka waktu deposito biasanya bervariasi mulai dari 1,2,3,6,12, 18 sampai dengan 24 bulan. Deposito berjangka diterbitkan atas nama baik perorangan maupun lembaga. 2. Sertifikat Deposito Merupakan deposito yang diterbitkan dengan jagka waktu 2, 3, 6 dan 12 bulan. Sertifikat deposito diterbitkan atas unjuk dalam bentuk sertifikat. Artinya di dalam sertifikat deposito tidak tertulis nama seseorang atau badan hukum tertentu, disamping itu, sertifikat deposito dapat diperjualbelikan kepada pihak lain. Pencairan bunga sertifikat deposito dapat dilakukan dimuka, tiap bulan atau jatuh tempo, baik tunai maupun non tunai. Dalam praktinya kebanyakan deposan mengambil bunga dimuka. 3. Deposit on call Merupakan deposito yang berjangka waktu minimal 7 hari dan paling lama kurang dari 1 bulan. Diterbitkan atas nama dan biasanya dalam jumlah yang besar misalnya 50 juta rupiah (tergantung Bank yang bersangkutan). Pencairan bunga dilakukan pada saat pencairan deposit on call sebelum deposito on call dicaikan terlebih dahulu 3 hari sebelumnya nasabah sudah memberitahukan Bank penerbit. Besarnya bunga biasanya dihitung per bulan dan biasanya untuk menentukan bunga dilakukan negosiasi antar nasabah dan pihak Bank. 21

2.1.3.2 Deposito Berjangka Menurut Kasmir (2013:103) menyatakan: Deposito berjangka merupakan deposito yang diterbitkan menurut jangka waktu tertentu. Jangka waktu deposito biasanya bervariasi mulai dari 1,2,3,6,12, 18 sampai dengan 24 bulan. Deposito berjangka diterbitkan atas nama baik perorangan maupun lembaga. Artinya didalam bilyet deposito tercantum nama seseorang atau lembaga. Untuk mencairkan deposito maka pemilik deposito (deposan) dapat menggunakan bilyet deposito atau sertifikat deposito. Bunga deposito dapat ditarik setiap bulan atau setelah jatuh tempo (jangka waktu) sesuai jangka waktunya, baik ditarik tunai maupun non tunai (pemindahbukuan) dan dikenakan pajak dari jumlah bunga yang diterimanya. Jumlah yang disetorkan dalam bentuk bulat dan ada batas minimalnya. Penarikan deposito sebelum jatuh tempo dikenakan penalty rate (denda). Insentif diberikan untuk jumlah nominal yang besar baik berupa, special rate maupun insentif lainnya seperti hadiah maupun cendra mata lainnya. Insentif juga dapat diberikan kepada nasabah yang loyal terhadap Bank tersebut. Deposito berjangka yang diterbitkan dalam valuta asing, biasanya diterbitkan oleh Bank devisa, perhitungan, penerbitan, pencairan dan bunga dilakukan menggunakan kurs devisa umum. Penerbitan deposito berjangka Dalam valas biasanya diterbitkan dalam valas yang kuat seperti USD Dollar, Yen Japan atau DM Jerman. 22

2.1.3.3 Jenis-Jenis Deposito Berjangka Jenis deposito berjangka menurut valuta yang digunakan, terbagi atas: 1. Deposito rupiah 2. Deposito valuta asing. Deposito dalam valuta asing yang umum digunakan di Indonesia adalah dalam mata uang Dollar Amerika Serikat (USD). 2.1.3.4 Sistem Deposito Berjangka 1. Bunga pada umumnya lebih tinggi jika dibandingkan dengan bunga rekening tabungan lainnya. 2. Bunga diterima oleh nasabah pada saat tanggal jatuh tempo atau dalam interval waktu tertentu yang disepakati. Setiap bulan, per-empat bulan, per-enam bulan, hingga per-tahun. 3. Jika diinginkan, bunga dapat dimasukkan kembali ke dalam dana pokok pada periode deposito berikutnya. 4. Periode deposito dapat diperpanjang secara otomatis setelah jatuh tempo menggunakan sistem ARO (Automatic Roll Over) dan hanya akan berakhir apabila nasabah telah melakukan pencairan dana pokok deposito. 5. Deposito baru setelah ARO memiliki tenor / jangka waktu yang sama dengan jangka waktu deposito sebelumnya, tapi bunganya belum tentu sama. 6. Deposito Non Automatic Roll Over yaitu deposito berjangka yang tidak otomatis diperpanjang oleh Bank jika deposito tersebut telah jatuh tempo tapi belum dicairkan oleh pemiliknya. Jadi deposan tidak akan mendapatka bunga.deposito semacam ini berubah sifatnya menjadi tabungan nonproduktif (uang titipan) bagi Bank. 23

7. Dana pokok deposito dapat dicairkan sewaktu-waktu. Akan tetapi, jika pencairan dilakukan sebelum tanggal jatuh tempo, maka nasabah akan dikenakan penalti (biasanya berkisar antara 1% s/d 3%) dari nominal dana pokok. 8. Kesalahan dalam pemilihan tenor / jangka waktu dapat menimbulkan kerugian jika akumulasi bunga yang diterima belum melebihi penalti. 2.1.3.5 Perhitungan Bunga Deposito Berjangka Sebagaimana telah diterangkan sebelumnya Bunga adalah imbal atau jasa atas pinjaman uang. Imbal jasa ini merupakan suatu kompensasi kepada pemberi pinjaman atas manfaat kedepan dari uang pinjaman tersebut apabila diinvestasikan. Jumlah pinjaman tersebut disebut pokok utang (principal). Bagi orang yang meminjam uang, bunga merupakan denda yang dibayar untuk mengkonsumsi penghasilan sebelum diterima. Bagi orang yang memberikan pinjaman, bunga merupakan imbalan karena menunda konsumsi sekarang hingga jatuh waktu dari piutang. Setelah mengetahui dasar-dasar penetapan tingkat suku bunga menurut Kasmir (2013:155), maka dibawah ini akan dijelaskan mengenai perhitungan bunganya. Rumus yang umum digunakan di dalam menghitung bunga deposito berjangka yaitu dikenal dengan istilah simple interest rate dimana jumlah poko yang dikalikan suku bunga pertahun (dalam %) dan jangka waktu, kemudian 24

dibagikan dengan jumlah hari dalam setahun. Dapat diinformasikan sebagaiberikut : I= Keterangan : I= Jumlah bunga deposito berjangka P= Nominal deposito R= Tingkat bunga per tahun T= Jangka waktu deposito berjangka 365= Jumlah hari dalam tahun Jika bunga deposito diambil tiap bulan diperhitungkan sebagai berikut: Bunga = Keterangan : Y= Suku bunga per tahun. 2.1.3.6 Pengaruh Suku Bunga Deposito Terhadap Jumlah Dana Deposito Berjangka Besar kecilnya jumlah dana deposito berjangka sangat dipengaruhi oleh suku bunga yang ditawarkan oleh Bank kepada deposan. Dengan dikeluarkannya deregulasi paket kebijakan pada tanggal 1 Juni 1983 yang berisikan tentang tiga hal, salah satunya bahwa Bank diberi kebebasan dalam menentukan sendiri suku bunga deposito berjangka dalam rangka meningkatkan mobilisasi dana dari dan kepada masyarakat. 25

Dengan adanya deregulasi tersebut menyebabkan bisnis perbankan berkembang pesat dengan persaingan yang semakin ketat dan semarak. Besar kecilnya jumlah deposito berjangka yang ingin dihimpun sangat sensitif sekali terhadap ketentuan suku bunga yang disajikan Bank kepada deposan. Jika suku bunga yang disajikan menarik maka deposan akan tertarik untuk menyimpan dananya sehingga sumber dana juga akan lebih besar. Akan tetapi apabila suku bunga yang disajikan tersebut kurang menarik maka penghimpunan dana deposito berjangka ini juga akan rendah jumlahnya (Dendawijaya, 2009:9). Tujuan deregulasi perbankan sendiri memberi kelonggaran bagi Bank- Bank untuk menghimpun dana dari masyarakat sebesar-besarnya. Keberhasilan lain dari penghimpunan dana adalah meningkatkan porsi deposito dalam posisi asset perbankan, menyusul paket kebijaksanaan 27 Oktober 1988, dalam paket ini pada intinya pemerintah menjamin dana masyarakat yang ada di Bank secara preventif dan memberi kesempatan yang sama Bank Swasta dan Bank pemerintah untuk dapat bersaing dalam mengghimpun dana masyarakat. Dikeluarkannya paket kebijakan 1 Juni 1983, deposito yang mengendap di Bank-Bank adalah deposito atas instruksi presiden RI No. 28 Tahun 1986. Deposito inpres ini memiliki tingkat bunga tidak sebesar tingkat bunga deposito yang ada sekarang. Kini persaingan Bank dalam upaya penghimpun dana dari masyarakat sangatlah ketat. Akibatnya, nasabah dengan mudah dapat saling mengadu antar Bank, sehingga Bank tunduk pada permintaan nasabah karena memang sedang membutuhkan likuiditas yang mendesak. Tingkat persaingan ini memengaruhi penurunan suku bunga. Bank berupaya menarik para nasabahnya dengan 26

menawarkan bunga yang tinggi. Bayak Bank meningkatkan suku bunga simpanannya karena salah satu strategi untuk memperebutkan dana nasabah. Walaupun demikian kenaikan suku bunga ini pun terjadi karena kenaikan BI rate. Kenaikan BI rate adalah salah satu alasan yang paling tepat menjadi penyebab kalangan perbankan meningkatkan suku bunga. Setelah itu, kondisi inflasi serta memburuknya kondisi likuiditas pihak perbankan juga membantu peningkatan suku bunga. Gejala persaingan suku bunga adalah sesuatu yang wajar dan tidak patut disalahkan. Namun, sebagai nasabah jangan terlalu terimingkan suku bunga yang tinggi karena yang dijaminkan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hanya sebatas 2 miliar. LPS menetapkan tingkat bunga yang wajar untuk semua Bank Umum di Indonesia adalah sebesar 7,7% pada periode 15 September 2014 sampai 14 Januari 2015. Oleh karena itu jumlah dana deposito berjangka suatu Bank sangat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suku bunga simpanan yang ditawarkan oleh Bank dalam usahanya menarik dana dari masyarakat guna kelangsungan hidup usahanya. 27

2.2 Kerangka Pemikiran Gambar 2.1 Model Kerangka Pemikiran Bank konvensional Produk Bank Jasa-jasa Bank Penghimpunan Dana Penyaluran DPK Tabungan Deposito Berjangka Giro Jumlah Dana Deposito berjangka waktu 1 bulan Tingkat Bunga Deposito Rata-rata Fokus Kajian Tidak Diteliti. 28

2.3 Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diuraikan maka ditetapkan hipotesis penelitian sebagai berikut: Menurut Sugiyono (2013:64) hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah yang telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan pada teori yang relevan. Belum berdasarkan fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka fikir yang merupakan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan yaitu: Suku bunga deposito berpengaruh terhadap jumlah dana deposito berjangka waktu 1 bulan pada Bank bjb. 29