BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri otomotif di Indonesia ternyata menarik perhatian para investor dalam negeri maupun mancanegara. Direktur Industri Alat Transportasi Kementeriaan Perindustrian Suprijanto mengatakan investasi di sektor industri otomotif diperkirakan mencapai Rp 4,8 triliun tahun 2011 atau tumbuh 39 persen dibandingkan tahun 2010 dan industri otomotif masih sangat menjanjikan karena permintaannya masih sangat besar. (www.tempo.co) Direktur Industri Alat Transportasi Kementeriaan Perindustrian Suprijanto mengatakan penambahan investasi baru di sektor otomotif masih didominasi oleh investasi untuk pembuatan komponen. Penambahan investasi di sisi assembling justru tidak terlalu signifikan. Alasannya masih banyak infrastruktur industri otomotif yang belum diproduksi di dalam negeri. Misalnya bahan baku logam dan komponen plastik. (www.tempo.co) Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Suryo Bambang Sulisto menilai sektor industri otomotif akan tetap menjadi andalan tahun depan. Suryo Bambang Sulisto mengatakan tahun depan sektor otomotif bisa diandalkan. Senada dengan itu, Ketua Dewan Penasihat Kadin Fahmi Idris mengatakan sektor otomotif masih akan menjadi salah satu andalan industri 1
2 pada tahun mendatang. Hal ini mengacu pada pertumbuhan penjualan yang cukup tinggi. (www.tempo.co) Disisi lain, kebijakan yang dikeluarkan pemerintah yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi penjualan perusahaan otomotif. Kebijakan yang dikeluarkan pemerintah antara lain penerapan pajak progresif, rencana pembatasan konsumsi bahan bakar minyak bersubsidi dan kebijakan kredit. Penerapan kebijakan tersebut tidak menurunkan penjualan perusahaan otomotif, tetapi justru mengalami peningkatan penjualan dari tahun ke tahun. No Tabel 1 Data Penjualan Perusahaan Otomotif (Dalam Milliar Rupiah) Perusahaan Otomotif Tahun 2009 2010 2011 1 PT Astra Internasional Tbk 98526 129991 162564 2 PT Astra Otopart Tbk 5265,798 6255,109 7363,659 3 PT Indo Kordsa Tbk 1,5 1,805 1,9 4 PT Good Year Indonesia 1145,101 1729,9 1938,972 5 PT Gajah Tunggal Tbk 7936,432 9853,904 11841,396 6 PT Indomobil Sukses Indonesia Tbk 6939,569 10935,334 15776,58 7 PT Indospring Tbk 720,228 1027,12 1234,986 8 PT Multi Prima Sejahtera Tbk 58,088 59,519 62,958 9 PT Multistrada Arah Sarana Tbk 1691,475 2006,84 2861,93 10 PT Nipress Tbk 279,929 400,894 579,224 11 PT Prima Alloy Steel Universal Tbk 161,201 287,2 330,446 12 PT Selamat Sempurna Tbk 1374,651 1561,786 1807,89 Sumber : Laporan Keuangan Perusahaan Otomotif (diolah) Berdasarkan tabel 1 penjualan perusahaan otomotif setiap tahun mengalami peningkatan. Kenaikan penjualan yang terkecil adalah PT Indo Kordsa Tbk yaitu sebesar 5,3% dari tahun 2010 sebesar Rp 1,805 menjadi Rp 1,9 pada tahun 2011. Pada PT Astra Internasional Tbk mengalami kenaikan
3 penjualan 25,1% dari tahun 2010 sebesar Rp 129,991 menjadi Rp 162,564 paa tahun 2011. Kenaikan penjualan yang paling tinggi sebesar 44,5% adalah PT Nipress Tbk yaitu pada tahun 2010 sebesar Rp 400,894 menjadi Rp 579,224 pada tahun 2011. Kinerja atau prestasi perusahaan mengacu pada hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara terus-menerus oleh manajemen, oleh karena itu untuk menilai prestasi perusahaan perlu dilibatkan suatu analisis terhadap efek keuangannya, dimana analisis ini melibatkan suatu data keuangan yang dipublikasikan seperti yang tercermin dalam laporan keuangan perusahaan. Faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan salah satunya kebijakan yang dikeluarkan pemerintah yang berkaitan dengan perusahaan terkait. Salah satu manfaat pengukuran kinerja yaitu untuk mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatannya. Pengukuran kinerja untuk mengetahui tingkat stabilitas usaha, yaitu kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga atas hutang-hutangnya termasuk membayar kembali pokok hutangnya tepat pada waktunya serta kemampuan membayar deviden secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami hambatan atau krisis keuangan. Kondisi perusahaan yang harus selalu ditinjau dapat dilakukan dengan menganalisa laporan keuangan sendiri yang pada umumnya terdiri dari laporan
4 neraca dan laporan laba/rugi. Laporan neraca dan laba/rugi ini bersifat saling berkaitan dan melengkapi. Neraca menggambarkan keadaan keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu, sedangkan laporan laba rugi menunjukkan hasil usaha dan biaya-biaya selama periode akuntansi. Laporan keuangan tersebut akan lebih informatif dan bermanfaat maka pihak-pihak yang berkepentingan terhadap informasi keuangan harus melakukan analisa terlebih dahulu. Economic Value Added (EVA) merupakan ukuran kinerja yang menggabungkan perolehan nilai dengan biaya untuk memperoleh nilai tambah tersebut. Secara sederhana EVA dapat dinyatakan sebagai ukuran profitabilitas riil dari operasi perusahaan. EVA akan membantu manajer memastikan bahwa suatu unit bisnis menambah nilai bagi pemegang saham. Diharapkan perusahaan-perusahaan yang menggunakan EVA akan memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan yang tidak menggunakannya. Penilaian kinerja dengan menggunakan pendekatan EVA merupakan sistem yang disesuaikan dengan manajemen keuangan karena bertitik berat pada nilai bagi investor. Menggunakan pendekatan EVA, para manajer akan berpikir dan bertindak seperti halnya pemegang saham yaitu memilih investasi yang memaksimumkan tingkat pengembalian dan meminimumkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimumkan. Alasan pemilihan obyek penelitian pada perusahaan otomotif yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, karena penjualan perusahaan otomotif meningkat dari tahun ke tahun dan disisi lain kebijakan yang dikeluarkan
5 pemerintah yaitu penerapan pajak progresif yang mempengaruhi penjualan karena jika mempunyai dua kendaraan, maka besar pajak untuk kendaraan yang kedua, 2% dari Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB), kendaraan yang ketiga, 2,5% dari NJKB, kendaraan yang keempat 4% dari NJKB dan lebih dari empat tetap 4% dari NJKB. Berdasarkan uraian diatas maka penulis mengambil topik utama untuk mengadakan penelitian dengan judul Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Otomotif Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia. B. PerumusanMasalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah yang diambil adalah: 1. Bagaimana kinerja keuangan perusahaan otomotif yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI)? 2. Perusahaan otomotif mana yang memberikan Economic Value Added paling besar? C. Batasan Masalah Dalam memusatkan pembahasan dan menganalisis permasalahan, maka perlu pembatasan dalam penelitian ini yang sesuai dengan kemampuan penulis dan keterbatasan informasi yang didapat objek penelitian. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan menggunakan metode Economic Value Added (EVA). Data laporan keuangan yang digunakan selama 3 periode 2009, 2010 dan 2011.
6 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Menganalisis dan mengetahui kinerja keuangan perusahaan otomotif. b. Mengetahui perusahaan otomotif yang memberikan Economic Value Added paling besar. 2. Manfaat Penelitian a. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan perusahaan dalam mengevaluasi kinerjanya agar lebih baik lagi. b. Bagi Investor Hasil Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi pada perusahaan otomotif. c. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi untuk penyusunan penelitian yang akan datang khususnya membahas topik yang sama.