1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi dan


BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan seorang anak selain memperoleh nutrisi yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk meningkatkan mutu sumber daya yang sehat,

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN MP-ASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPM NURTILA PALEMBANG

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah air susu yang diberikan kepada bayi sejak

BAB I PENDAHULUAN. internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama

BAB I PENDAHULUAN. jumlah angka kematian bayi (AKB) di Indonesia sebanyak 25 kematian

BAB I PENDAHULUAN. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) (Kementrian Kesehatan RI, juga mengacu kepada Resolusi World Health Assembly (WHA),

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. American

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian balita dalam kurun waktu 1990 hingga 2015 (WHO, 2015).

BAB 1 : PENDAHULUAN. meningkatkan produktifitas anak sebagai penerus bangsa (1). Periode seribu hari,

Lampiran Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat sebagai makanan bayi (Maryunani, 2012). diberikan sampai usia bayi 2 tahun atau lebih (Wiji, 2013).

BAB 1 : PENDAHULUAN. diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa. (1) anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya serta dapat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. satu-satunya makanan yang terbaik untuk bayi, karena memiliki. komposisi gizi yang paling lengkap untuk pertumbuhan dan

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Latar belakang. Air susu ibu (ASI) merupakan air susu yang berasal dari payudara ibu. Di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Makanan yang terbaik untuk bayi usia 0-6 bulan adalah ASI. Air susu ibu (ASI) merupakan sumber energi

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi yang baik pada balita (Dinkes, 2007). Perwakilan UNICEF di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. angka kesakitan dan kematian anak, United Nation Children Fund (UNICEF) dan

Kata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI Eksklusif.

BAB I PENDAHULUAN. Bayi merupakan kelompok umur yang paling rentan terkena penyakit kekurangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan. Upaya peningkatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Anak yang sehat semakin bertambah umur semakin bertambah tinggi

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK

8

BAB I PENDAHULUAN. dari usia neonatal dini terjadi pada hari pertama (Komalasari, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka mengurangi mortalitas dan morbiditas anak, Word

Promotif, Vol.5 No.1, Okt 2015 Hal 45-54

Karya Tulis Ilmiah. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Gizi. Disusun Oleh: MUJI RAHAYU J.

BAB I PENDAHULUAN. secara eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan (IDAI, 2008).

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian. Air susu ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu, yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. terbaik yang bersifat alamiah. Menurut World Health Organization (WHO),

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi. ASI sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemberian ASI (Air Susu Ibu) secara eksklusif sampai usia 6 bulan pertama

BAB I PENDAHULUAN. mendukung pertumbuhan otak bayi yaitu sesuatu yang tidak dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Program Millenium Development Goals (MDG s) yang terdiri dari delapan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan nasional merupakan pembangunan berkelanjutan yang

Hikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. data yang menggunakan pendekatan Retrospektif yaitu, melihat ke

HUBUNGAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari United Nations Children's Fund (UNICEF) pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. penuhi. Alasan yang menerangkan pernyataan tersebut adalah ASI merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 98 kematian per kelahiran hidup. Tingginya angka kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN. Fun (UNICEF), dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui. SK.Menkes No.450/Menkes./SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004 telah

BAB I PENDAHULUAN. seorang ibu yang baru saja melahirkan dan diberikan kepada bayi langsung

BAB I PENDAHULUAN. dinilai memberikan hasil yang lebih baik. Keputusan Menteri Kesehatan. eksklusif pada bayi sampai usia 6 bulan (Riksani, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makanan utama bayi. Pada awal kehidupan, seorang bayi sangat

Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Pemberian ASI Eksklusif oleh Ibu yang Bekerja Sebagai Perawat di RSUD Dr. H. Soewondo Kendal

BAB I PENDAHULUAN. ASI eksklusif menurut World Health Organization (WHO, 2011) adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Indikator utama derajat kesehatan masyarakat adalah Angka Kematian Bayi

BAB 1 PENDAHULUAN. antara konsumsi, penyerapan zat gizi, dan penggunaannya di dalam tubuh yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Program peningkatan penggunaan ASI menjadi prioritas karena

BAB I PENDAHULUAN. ASI (Air Susu Ibu) adalah nutrisi terbaik untuk bayi yang baru lahir, karena memiliki

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung sel-sel darah putih, antibodi,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN MENGIKUTI PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

Ardina Nur Rahma 1, Mulyo Wiharto 2. Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah nutrisi terbaik bagi bayi. ASI ibarat emas yang

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2012 yang sebesar 48,6%. Persentase pemberian ASI Eksklusif

HUBUNGAN ANTARA UMUR PERTAMA PEMBERIAN MP ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6 12 BULAN DI DESA JATIMULYO KECAMATAN PEDAN KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penelitian multi-center yang dilakukan UNICEF menunjukkan bahwa MP-

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat pekerja mempunyai peranan & kedudukan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. hanya sekitar 36% selama periode Berdasarkan hasil Riskesdas. Provinsi Maluku sebesar 25,2% (Balitbangkes, 2013).

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan oleh ibu. Salah satu pemenuhan kebutuhan gizi bayi ialah

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang sehat dan berkualitas. Upaya dari United Nation untuk

BAB I PENDAHULUAN. bahwa terdapat perbedaan yang mencolok Angka Kematian Balita (AKB)

BAB I PENDAHULUAN. ASI merupakan nutrisi alamiah terbaik bagi bayi karena mengandung

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan 2010 bahwa kejadian diare pada bayi terus meningkat dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Eksklusif, ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

BAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah

Reni Halimah Program Studi Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Lampung

Kata Kunci: Sikap Ibu, Dukungan Suami, Pemberian ASI Eksklusif

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BINTUHAN KABUPATEN KAUR

BAB III METODE PENELITIAN

1

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga ABSTRAK. Kata kunci: BBLR, kualitas, kuantitas, antenatal care. viii

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, ASI juga dapat melindungi kesehatan Ibu mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan sukses di masa depan, demikian juga setiap bangsa menginginkan

BAB I PENDAHULUAN. kurang, gizi baik, dan gizi lebih (William, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. ASI merupakan susu yang tepat untuk bayi karena susu ini khusus diproduksi ibu

BAB 1 PENDAHULUAN. anak yang kemudian diterapkan diseluruh belahan dunia yang berisi tentang

BAB I PENDAHULUAN. finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan dalam pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. makanan bayi yang ideal dan alami serta merupakan basis biologis dan

BAB I PENDAHULUAN. sering dijumpai pada anak-anak maupun orang dewasa di negara

BAB I PENDAHULUAN. saja sampai usia 6 bulan yang disebut sebagai ASI esklusif (DepKes, 2005). bulan telah ditetapkan dalam SK Menteri Kesehatan No.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang sempurna dan terbaik bagi bayi khususnya bayi 0-6 bulan karena mengandung unsur-unsur gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi yang optimal (Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2015). Unsur gizi pada ASI yaitu lemak, karbohidrat, protein, garam, mineral, dan vitamin dengan komposisi yang seimbang dan ideal, serta mempunyai perbedaan komponen dari hari ke hari yang disesuaikan dengan kebutuhan bayi dimulai dari kolostrum, ASI transisi, dan ASI matur. Selain mengandung komponen tersebut, ASI juga mengandung zat protektif seperti lactobasillus biidus, laktoferi, lisozim komplemen C3 dan C4, faktor antistreptokokus, antibodi, imunitas seluler, dan tidak menimbulkan alergi (Astutik, 2014). Kandungan pada ASI bermanfaat untuk pertumbuhan badan, perkembangan mental, intelektual, dan untuk kesehatan bayi yang tidak dapat tergantikan oleh makanan atau minuman apapun. Manfaat ASI lainnya secara psikologis dapat mempererat hubungan mental dan emosional ibu dan bayi serta memberikan rasa aman, nyaman dan sejahtera bayinya (Widuri, 2013). Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan merupakan langkah terbaik yang harus dipenuhi oleh ibu untuk mengoptimalkan manfaat ASI untuk bayi. Para ahli menyatakan bahwa manfaat ASI akan meningkat jika bayi hanya diberikan ASI selama 6 bulan pertamanya (Yuliarti, 2010). Dukungan dari organisasi internasional maupun pemerintah untuk meningkatkan pemberian ASI, termasuk ASI eklsklusif telah memadai. World Health Organization (WHO) menjelaskan bahwa ASI eksklusif diberikan kepada bayi selama 6 bulan dengan cara menyusui sesegera mungkin setelah bayi dilahirkan, tidak memberikan makanan tambahan apapun, dan menyusui sesering dan sebanyak yang diinginkan bayi (Widuri, 2013). WHO juga menganggap ASI sebagai suatu hak asasi, yaitu bayi berhak mendapatkan 1

2 makanan dengan kualitas emas melalui ASI, dan bayi berhak untuk sehat dengan mendapatkan kandungan yang dimiliki ASI. Kebijakan pemerintah pada UU kesehatan no 36 tahun 2009 pasal 12B menyebutkan bahwa setiap bayi berhak mendapatkan ASI eksklusif sejak lahir selama 6 bulan kecuali atas indikasi medis (Maryunani, 2012). Cakupan pemberian ASI eksklusif bayi 0-6 bulan di Kota Semarang pada tahun 2015 adalah 64,69%. Cakupan ASI eksklusif di wilayah Puskesmas Candilama adalah 31,56% yang merupakan 2 terendah cakupan ASI eksklusif di Kota Semarang yaitu 31,56% (Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2015). Kelurahan Jatingaleh merupakan wilayah Puskesmas Candilama, dan di wilayah tersebut masih didapati belum semua ibu memberikan ASI secara eksklusif. Salah satu ibu yang memberikan ASI eksklusif tersebut mengatakan bahwa ia memberikan ASI saja tanpa makanan tambahan kepada anaknya hingga usia 6 bulan. Bentuk dukungan suami yang paling dirasakan ibu yaitu suami membantu merawat bayi seperti menggantikan popok bayi, dan membantu pekerjaan rumah saat ibu menyusui sehingga ibu fokus dapat menyusui ibu dengan tenang. Sedangkan ibu lain yang tidak memberikan ASI eksklusif pada bayinya mengatakan bahwa bayinya telah diberikan susu formula sejak usia 3 bulan dengan alasan ibu bekerja. Keluarga khususnya menyarankan agar bayi diberikan susu formula dan pisang saat usia 3 bulan atau setelah ibu mulai bekerja. Suami menganggap bahwa memberikan susu formula dan pisang adalah wajar untuk memberikan asupan tambahan pada bayi sehingga bayi tidak rewel karena kelaparan. Pemberian ASI tidak eksklusif tersebut disebabkan berbagai faktor penghambat seperti rendahnya pengetahuan dan sikap ibu, ibu bekerja, rendahnya dukungan suami, dan rendahnya peran tenaga kesehatan (Saleh, 2011). Faktor yang mendorong pemberian ASI eksklusif adalah pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pengetahuan ibu, sikap ibu, peran petugas, keterpaparan media, dukungan suami, dan dukungan orang tua (Astuti, 2013).

3 Penelitian Anggorowati dan Nuzulia (2013) di desa Bebengan Kecamatan Boja Kabupaten Kendal menunjukkan adanya hubungan positif antara dukungan keluarga dengan pemberian ASI eksklusif dengan P value 0,003. Dukungan keluarga khususnya suami dan orang tua yang positif akan meningkatkan rasa nyaman baik fisik maupun psikologis ibu menyusui sehingga dapat tercipta kontinuitas pemberian ASI pada bayi. Kondisi psikologis ibu yang positif sangat mempengaruhi keberhasilan utama dalam produksi ASI, sehingga ibu perlu dukungan penuh dari suami dan orangtua atau mertua untuk memberi keyakinan yang kuat dalam pemberian ASI eksklusif pada bayinya (Widuri, 2013). Hasil Penelitian Saleh (2011) di Sulawesi Tenggara menunjukkan bahwa dukungan keluarga khususnya suami merupakan salah satu faktor yang menghambat pemberian ASI eksklusif. Suami yang mendukung pemberian makanan dan susu formula pada bayi beranggapan hal tersebut dilakukan untuk meringankan ibu karena bayi akan lebih kenyang sehingga tidak rewel. Penelitian Afriyani dkk ( 2016) menyatakan hal yang serupa yaitu adanya hubungan positif antara dukungan keluarga dengan pemberian makanan pendamping ASI pada bayi usia 0-6 bulan dengan p value 0,003. Hasil penelitian Astuti (2 013), Anggorowati dan Fita (2013), Saleh (2011), dan Afriyani (2016) diatas menyebutkan bahwa dukungan keluarga khususnya suami berpengaruh terhadap pemberian ASI. Ibu yang didukung keluarga untuk memberikan ASI akan lebih berhasil dalam pencapaian ASI eksklusif, sebaliknya ibu yang kurang mendapat dukungan keluarga atau mendukung pemberian makanan pendamping ASI akan mempengaruhi rendahnya pencapaian ASI eksklusif. Namun penelitian tersebut belum menyampaikan bentuk atau macam dukungan suami bagi ibu menyusui. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk menggambarkan lebih dalam mengenai bentuk dukungan suami bagi ibu dalam pemberian ASI, baik pada ibu yang memberikan ASI eksklusif maupun yang tidak memberikan ASI eksklusif. Observasi awal pada tanggal 10 Oktober 2016, didapatkan jumlah ibu yang memiliki anak usia 7-24 bulan di Kelurahan Jatingaleh Kota Semarang

4 sebanyak 231. Ibu yang memberikan ASI eksklusif pada anaknya sebanyak 129 atau 55,84% dan ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak 102 atau 44,16%. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran dukungan suami dalam pemberian ASI di Kelurahan Jatingaleh Kota Semarang. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk menggambarkan bentuk dukungan suami dalam pemberian ASI di Kelurahan Jatingaleh Kota Semarang. 2. Tujuan Khusus Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk a. Mendeskripsikan dukungan suami secara instrumental dalam pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Jatingaleh Kota Semarang. b. Mendeskripsikan dukungan suami secara instrumental dalam pemberian ASI tidak eksklusif di Kelurahan Jatingaleh Kota Semarang. c. Mendeskripsikan dukungan suami secara informasional dalam pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Jatingaleh Kota Semarang. d. Mendeskripsikan dukungan suami secara informasional dalam pemberian ASI tidak eksklusif di Kelurahan Jatingaleh Kota Semarang. e. Mendeskripsikan dukungan suami secara penilaian dalam pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Jatingaleh Kota Semarang. f. Mendeskripsikan dukungan suami secara penilaian dalam pemberian ASI tidak eksklusif di Kelurahan Jatingaleh Kota Semarang.

5 g. Mendeskripsikan dukungan suami secara emosional dalam pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Jatingaleh Kota Semarang. h. Mendeskripsikan dukungan suami secara emosional dalam pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Jatingaleh Kota Semarang. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan motivasi kepada masyarakat untuk mendukung dan berpartisipasi aktif dalam pemberian ASI. 2. Bagi Fasilitas Kesehatan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada tenaga kesehatan untuk perannya dalam meningkatkan jumlah dan kualitas cakupan ASI eksklusif di Kelurahan Jatingaleh Kota Semarang 3. Bagi Peneliti Hasil dari penelitian ini dapat memberikan gambaran nyata bagi peneliti tentang pemberian ASI dan bentuk dukungan dalam pemberian ASI baik ASI eksklusif maupun ASI tidak eksklusif, serta sebagai bahan penelitian selanjutnya. E. Bidang Ilmu Penelitian ini terkait dalam bidang ilmu keperawatan maternitas

6 F. Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Keaslian Penelitian No Judul Peneliti Jenis Penelitian Pengambilan Sample Analisa Data Hasil Penelitian 1 Faktor Faktor yang Menghambat Prakek ASI Eksklusif pada Bayi 0-6 Bulan (Studi Kualitatif di Desa Tridana Mulya, Kec.Landono Kab.Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Saleh, L. O. (2011). Deskriptif kualitatif purposive Analisa univariat Faktor yang menghambat pemberian ASI eksklusif adalah pendidikan yang tinggi, status ibu bekerja, pendapatan rendah, kurang pengetahuan, motivasi ibu kurang, kurang dukungan suami, dan kurangnya peran tenaga kesehatan 2 Determinan Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu Menyusui. Penelitian di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Serpong oleh Astuti, Isroni. (2013) 3 Hubungan antara dukungan Keluarga dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi di Desa Bebengan Kecamatan Boja Kabupaten Kendal. Anggorowati, dan Fita (2013) Nuzulia. Cross Sectional Korelasi Cross Sectional Cluster random systematic random analisis univariat, analisis bivariat (uji Kai kuadrat), analisis multivariat (analisis regresi logistik). Pearson Product Moment dan Cronbach s Alpha ASI eksklusif di Puskesmas Serpong adalah sebanyak 14.6%. Terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pengetahuan ibu, sikap ibu, peran petugas, keterpaparan media, peran suami, peran orang tua dengan pemberian ASI eksklusif P < 0,05. Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan pemberian ASI eksklusif dengan nilai value 0,003

7 No Judul Peneliti 4 Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian MP- ASI pada Bayi Usia 0-6 Bulan di BPM Nurtila Palembang. Afriyani, R., Halisa, S., & Rolina, H. (2016). Jenis Penelitian kuantitatif bersifat survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan Sample accidental Analisa Data Analisis data meliputi univariat dan bivariat dengan mengguna kan uji chi-square. Hasil Penelitian Terdapat hubungan antara pendidikan ibu, pendapatan keluarga, dukungan dan tradisi dengan pemberian MP-ASI pada bayi usia 0-6 bulan di BPM Nurtila Palembang tahun 2016. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu desain penelitian ini menggunakan desain deskriptif. Sampel pada penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak usia 7-24 bulan dengan teknik proportional random. Penelitian dilakukan di Kelurahan Jatingaleh Kota Semarang,