CV. WARNET FAUZAN TANGERANG PERATURAN DIREKTUR NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG WAKTU KERJA, HAK CUTI DAN KERJA LEMBUR BAB I WAKTU KERJA Pasal 1 1. Hari dan/atau jam kerja karyawan berbeda satu dengan lainnya sesuai dengan fungsi atau jabatan karyawan tersebut, namun tidak melebihi 8 jam sehari dan 48 jam seminggu atau 8 jam sehari dan 48 jam seminggu; 2. Penentuan mengenai hari kerja dan jam kerja seorang karyawan akan diatur oleh perusahaan dan dapat diubah oleh perusahaan selama perubahan tersebut tidak bertentangan dengan ketentuan ayat (1) pasal 1; 3. Setiap kelebihan dari hari kerja sesuai dengan ketentuan ayat 1 (satu) pasal ini harus dianggap sebagai jam lembur; 4. Dengan memperhatikan perundang-undangan yang berlaku, maka hari kerja dan jam kerja di CV. Warnet Fauzan Tangerang sebagai berikut : a. JAM KERJA PADA SHIFT OPERATOR OPERATOR SHIFT 1 Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu : 07.00 WIB 15.30 WIB; : 14.30 WIB 12.30 WIB : 07.00 WIB 11.45 WIB, dan 12.45 WIB 15.30 WIB : LIBUR : 14.00 WIB 22.30 WIB
OPERATOR SHIFT 2 Senin Selasa, Jumat - Sabtu : 14.30 WIB 23.00 WIB Rabu Kamis : 07.00 WIB 15.30 WIB Minggu : LIBUR OPERATOR SHIFT 3 Senin Jumat : LIBUR Sabtu Minggu : 07.00 15.30 WIB 5. Perusahaan wajib memberi waktu istirahat dan cuti kepada karyawan. 6. Waktu istirahat dan cuti sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), meliputi : a. Istirahat antara jam kerja, waktu istirahat yang diberikan Perusahaan untuk Karyawan Shift 1, 2 dan 3 adalah pada jam berapapun selama jam kerja, tetapi tidak diperkenankan untuk meninggalkan tempat kerja kecuali mendapat izin dari atasan. Istirahat karyawan adalah ketika tidak sedang melakukan aktifitas apapun dan tidak sedang melayani pelanggan. Karyawan tidak diperbolehkan tidur selama jam kerja dengan alasan sedang jam istirahat. b. Istirahat mingguan 1 (satu) hari untuk 6 (enam) hari kerja dalam 1 (satu) minggu atau 2 (dua) hari untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu, dan c. cuti tahunan, sekurang kurangnya 12 (dua belas) hari kerja setelah karyawan yang bersangkutan bekerja selama 12 (dua belas) bulan secara terus menerus; 7. Pelaksanaan waktu istirahat tahunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (6) huruf c diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama. 8. Hal-hal lain diluar ketentuan ayat 4 akan diatur perusahaan sesuai dengan kebutuhan perusahaan, selama tidak menyimpang dari ayat 1. Pasal 2 1. Pengusaha yang mempekerjakan karyawan melebihi waktu kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) harus memenuhi syarat : a. ada persetujuan karyawan yang bersangkutan; dan b. waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 8 (delapan) jam dalam 1 (satu) hari dan 24 (dua puluh empat) jam dalam 1 (satu) minggu. 2. Mempekerjakan karyawan melebihi waktu kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) wajib membayar upah kerja lembur. Pasal 3 Pengusaha wajib memberikan kesempatan yang secukupnya kepada karyawan untuk melaksanakan ibadah yang diwajibkan oleh agamanya.
Pasal 4 1. Karyawan perempuan yang dalam masa haid merasakan sakit dan memberitahukan kepada pengusaha, tidak wajib bekerja pada hari pertama dan kedua pada waktu haid. 2. Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama. Pasal 5 1. Karyawan perempuan berhak memperoleh istirahat selama 1,5 (satu setengah) bulan sebelum saatnya melahirkan anak dan 1,5 (satu setengah) bulan sesudah melahirkan menurut perhitungan dokter kandungan atau bidan. 2. Karyawan perempuan yang mengalami keguguran kandungan berhak memperoleh istirahat 1,5 (satu setengah) bulan atau sesuai dengan surat keterangan dokter kandungan atau bidan. Pasal 6 Karyawan perempuan yang anaknya masih menyusu harus diberi kesempatan sepatutnya untuk menyusui anaknya jika hal itu harus dilakukan selama waktu kerja. Pasal 7 Setiap karyawan yang menggunakan hak waktu istirahat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) huruf b, c, dan d, Pasal 14, dan Pasal 16 berhak mendapat upah penuh. Pasal 8 CUTI KARYAWAN 1. Karyawan dapat menjalani cuti menurut jenisnya, yaitu cuti dalam tanggungan perusahaan; 2. Jenis cuti dalam tanggungan perusahaan adalah : a. Cuti tahunan; b. Cuti sakit/izin/dispensasi; c. Cuti melahirkan / keguguran kandungan. 3. Karyawan tetap yang telah mempunyai masa kerja 12 (dua belas) bulan berturut-turut terhitung sejak SK Pengangkatan maka yang bersangkutan berhak atas hak cuti tahunan selama 12 (dua belas) hari kerja dengan mendapat gaji penuh, ketentuan cuti tahunan karyawan sebagai berikut : a. Karyawan hanya diperbolehkan mengambil hak cuti tahunan 3 (tiga) hari per 4 (empat) bulan dalam 1 (satu) tahun anggaran;
b. Ketentuan pasal (7) ayat 3 huruf (a), pengambilan cuti tahunan dibagi menjadi: Periode 1 pada bulan Januari s/d bulan April, Periode 2 pada bulan April s/d bulan Agustus, dan Periode 3 pada bulan September s/d Desember; c. Setiap karyawan yang akan mengambil hak cutinya, terlebih dahulu mengajukan permohonan secara tertulis sesuai dengan prosedur yang berlaku selambatlambatnya 1 (satu) minggu sebelum istirahat cuti di mulai dengan persetujuan dari Kepala Cabang / Pimpinan; d. Pengusaha dapat memanggil untuk bekerja kembali kepada karyawan yang sementara dalam istirahat cuti, bilamana ada suatu pekerjaan yang sifatnya penting dan hak cutinya tersebut digantikan dengan hari kerja lainnya; e. Permohonan hari cuti hanya bisa diajukan pada hari zona cuti yang terdapat pada kalender perusahaan; f. Karyawan tidak akan mendapatkan hak cuti jika permohonannya ditolak oleh Kepala Cabang / Pimpinan karena alasan penting atau karyawan tersebut sedang dibutuhkan oleh perusahaan; g. Jika karyawan tidak menggunakan hak cuti tahunan dalam waktu satu tahun anggaran, maka hak cuti tahunan akan hangus dan tidak berlaku di tahun anggaran berikutnya; h. Jika karyawan tidak ingin mengambil hak cuti tahunan, maka hak cuti tahunan dapat diuangkan dengan ketentuan: Permohonan cuti sesuai pasal (7) ayat (3) huruf (c), Besarnya nominal 1 (satu) hari cuti adalah sesuai besaran gaji satuan pokok, Uang cuti akan diberikan pada gaji bulan desember; i. Untuk karyawan yang cutinya melebihi dari hak cutinya, maka pada saat batas akhir cuti kelebihan (hutang) cutinya akan diperhitungkan sesuai dengan prosedur yang berlaku di Perusahaan. Demikian pula sebaliknya bilamana batas akhir cuti terdapat sisa cuti karena kepentingan perusahaan, maka akan dirubah menjadi uang yang akan diberikan pada gaji bulan desember;. 4. Karyawan dapat menjalani dispensasi atau izin karena alasan sesuai dengan peraturan yang berlaku seperti: a. ALERGI/SAKIT BERAT Karyawan menderita penyakit alergi yang jelas harus membutuhkan istirahat dan penyakit berat yang harus ditangani oleh klinik atau rumah sakit setempat. Izin sakit harus disertai dengan surat keterangan sakit resmi dari klinik / rumah sakit setempat yang dilengkapi dengan keterangan sakit pasien, nama dokter, ttd dokter dan
stempel klinik/rumah sakit setempat. Jika diketahui karyawan tersebut membuat surat keterangan palsu atau memalsukan surat yang dapat menimbulkan sesuatu hak, atau yang diperuntukkan sebagai bukti daripada sesuatu hal dengan maksud untuk memakai atau menyuruh orang lain memakai surat tersebut seolah-olah isinya benar dan tidak dipalsu, maka karyawan tersebut akan diberikan sanksi berupa Surat Peringatan ke 1 (SP1). b. DATANG BULAN Khusus karyawan perempuan diperbolehkan izin dengan alasan datang bulan c. ANGGOTA KELUARGA SAKIT BERAT/BERDUKA Karyawan mendapati bahwa dirinya tidak sakit tetapi mendapat kabar bahwa ada anggota keluarga yang sakit berat atau meninggal dunia d. MEDICAL CHECKUP Medical Checkup atau periksa rutin mingguan/bulanan karena sedang dalam tahap penyembuhan. Sebelum benar-benar meminta izin tidak masuk kerja karena alasan medical checkup, karyawan harus terlebih dahulu memberitahukan situasi dan kondisi karyawan kepada pimpinan dari jauh-jauh hari sebelumnya atau 3 hari sebelumnya serta menunjukkan surat kontrol; e. MENGIKUTI SEMINAR ATAU ACARA PERUSAHAAN Karyawan yang mendapatkan surat tugas untuk kepentingan perusahaan seperti acara seminar, rapat, dan lain sebagainya yang dilakukan ditempat lain atas perintah tugas dari kepala Cabang / Pimpinan f. KEBAKARAN Mendapati musibah kebakaran yang dialami oleh tempat tinggal karyawan itu sendiri atau tempat tinggal keluarga karyawan tersebut g. URUSAN KELUARGA Karyawan menikah, Menikahkan anaknya, Mengkhitankan anaknya, Membaptiskan anaknya, Istri melahirkan atau keguguran, Suami/istri, orang tua/mertua, atau anak/menantu meninggal dunia Anggota keluarga dalam satu rumah meninggal h. MEMENUHI PANGGILAN PIHAK BERWENANG Karyawan yang tidak masuk kerja karena alasan memenuhi panggilan pihak berwenang seperti Kepolisian, Kejaksaan, atau Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
5. Untuk karyawan kontrak dan/atau tidak tetap tidak berhak mendapatkan hak cuti tahunan; 6. Hari libur karyawan yang ditentukan perusahaan tidak termasuk dan/atau tidak terhitung dalam hari cuti karyawan; Pasal 9 1. Bagi karyawan wanita yang akan melahirkan berhak diberi istirahat selama 3 (tiga) bulan dengan gaji penuh. Dapat diambil 1(satu) bulan sebelum anaknya itu menurut perhitungan akan dilahirkan dan 2(dua) bulan sesudah melahirkan. 2. Karyawan wanita yang hendak menggunakan hak cuti melahirkan tersebut diatas wajib mengajukan surat permohonan selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari sebelum istirahat cuti dimulai, disertai dengan surat keterangan dokter/bidan yang merawat. 3. Bagi karyawati yang mengalami keguguran kandungan, dianggap sebagai cuti sakit dan harus dilengkapi dengan surat keterangan dokter dengan Hak Cuti 2 (dua) minggu setelah keguguran. Pasal 10 4. Karyawan tidak wajib bekerja pada hari-hari libur resmi. 5. Pengusaha dapat mempekerjakan karyawan untuk bekerja pada hari-hari libur resmi apabila jenis dan sifat pekerjaan tersebut harus dilaksanakan atau dijalankan secara terus- menerus atau pada keadaan lain berdasarkan kesepakatan antara karyawan dengan pengusaha. 6. Pengusaha yang mempekerjakan karyawan yang melakukan pekerjaan pada hari libur resmi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) wajib membayar upah kerja lembur. Pasal 11 KERJA LEMBUR 1. Pada dasarnya kerja lembur adalah sukarela bagi karyawan seperti ada operator shift berikutnya yang datang terlambat dan harus digantikan sementara oleh operator pertama dan tidak melebihi 60 menit. Jika melebihi dari 60 menit maka operator tersebut mulai terhitung kerja lembur. 2. Karyawan wajib masuk kerja dalam hal terdapat pekerjaan yang harus diselesaikan dengan segera, harus bekerja atas panggilan darurat, atau menggantikan jam kerja atau hari kerja karyawan lain karena sakit / izin. 3. Karyawan yang bekerja lembur wajib dibayar upah lembur sesuai peraturan yang berlaku sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (2) pasal 10.
4. Karyawan yang ditugaskan untuk bekerja lembur atas permintaan atasan harus berlandaskan dengan surat perintah tugas dari atasan. 5. Setiap karyawan yang mendapatkan dan/atau diberikan surat perintah tugas wajib melaksanakan dan memenuhi surat perintah tugas tersebut dengan penuh rasa tanggung jawab. 6. Setiap karyawan yang mengabaikan / mencari-cari alasan untuk tidak dapat melaksanakan surat perintah tugas akan diberikan sanksi berupa Surat Peringatan ke 1 (SP 1), kecuali berhalangan sesuai aturan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (4) pasal 8. Ditetapkan : Di Tangerang Pada Tanggal : 26 Mei 2018 Direktur CV. Warnet Fauzan Tangerang TTD MUHAMMAD HARRY FAUZAN NIK: 1995051720160301