OPTIMASI PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PENGKONDISI UDARA MELALUI SISTEM KENDALI ON-OFF BERBASIS MIKROKONTROLER

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PENGUJIAN ALAT

KONTROL OTOMATIS AIR CONDITIONER SHELTER BTS BERBASIS MICROCONTROLLER JOURNAL

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB IV HASIL, PENGUJIAN DAN ANALISIS. Pengujian diperlukan untuk melihat dan menilai kualitas dari sistem. Hal ini

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

Perancangan dan Realisasi Prototipe Sistem Smart House dengan Pengendali Menggunakan Smart Phone Berbasis Android. Disusun Oleh:

BAB III PERANCANGAN ALAT

TUGAS AKHIR ALAT PENGUKUR TINGGI BADAN PORTABLE BERBASIS ARDUINO. Disusun Oleh : : SOUMAN SANI :

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. kelembaban di dalam rumah kaca (greenhouse), dengan memonitor perubahan suhu

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan permasalahan sebagai berikut:

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

BAB IV PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT. Perancangan perangkat keras otomasi alat pengering kerupuk berbasis

BAB III DESKRIPSI MASALAH

UPI YPTK Jurnal KomTekInfo Vol. 4, No. 2, Desember 2017, Hal ISSN : Copyright 2017 by LPPM UPI YPTK Padang

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

WIRELESS TELEMETERING KWH METER DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER ABSTRAK

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram

BAB IV PENGUJIAN. Gambar 4.1 Rangkaian Pengujian Arduino Uno.

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

TUGAS AKHIR EDHRIWANSYAH NST

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

SISTEM PENGATURAN AC OTOMATIS

SISTEM KONTROL RUANG OTOMATIS SEBAGAI PENGHEMAT ENERGI LISTRIK BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Prototipe Sistem Monitoring Penggunaan Daya Motor Listrik 3 Fasa Berbasis Java Programing

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu. dengan penelitian yang dilakukan.

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : PERANCANGAN KONTROL OTOMATIS TEMPERATUR RUMAH KACA BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

BAB III METODE PENELITIAN. suhu dalam ruang pengering nantinya mempengaruhi kelembaban pada gabah.

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk

BAB III PERANCANGAN SISTEM

ALAT PENGATUR WAKTU SECARA WIRELESS DENGAN MEDIA INFRARED

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN KONTROL PANEL

Simulasi Pengontrol Intensitas Cahaya Pada Lahan Parkir P2a Bekasi Cyber Park Dengan Kontrol On-Off

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

BAB III METODE PENELITIAN. secara otomatis dengan menggunakan sensor PIR dan sensor LDR serta membuat

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

RANCANG BANGUN KONTROL PERALATAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS AT89S51

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SIMULASI SISTEM PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS

BAB III PERANCANGAN SISTEM

RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

RANCANG BANGUN THERMOHYGROMETER DIGITAL MENGGUNAKAN SISTEM MIKROPENGENDALI ARDUINO DAN SENSOR DHT22

BAB IV PENERAPAN DAN ANALISA

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN. Microcontroller Arduino Uno. Power Supply. Gambar 3.1 Blok Rangkaian Lampu LED Otomatis

Tugas Akhir PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK PADA KENDARAAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 OLEH : PUTU TIMOR HARTAWAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Ethanol

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

Rancang Bangun Sistem Pengontrol Intensitas Cahaya pada Ruang Baca Berbasis Mikrokontroler ATMEGA16 Maulidan Kelana 1), Abdul Muid* 1), Nurhasanah 1)

Dan untuk pemrograman alat membutuhkan pendukung antara lain :

BAB III PERENCANAAN SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEMKENDALI PADA EXHAUST FAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY

KIPAS ANGIN OTOMATIS DENGAN SENSOR SUHU BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Gambar : 1. Rumah Jamur (slave). [7]

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

Analisa Kinerja Sensor Suhu NTC dan LM35 Dalam Sistem Pendeteksian Suhu Ruangan Berbasis Mikrokontroler AVR ATmega 16

PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR DC MENGGUNAKAN SENSOR ENCODER DENGAN KENDALI PI

Sistem pendeteksi asap rokok dan pengendali kunci otomatis yang dapat diakses melalui Web Server

STRATEGI PENGHEMATAN DAYA DENGAN PEMBUATAN ALAT MONITORING PENGGUNAAN DAYA LISTRIK SECARA DETAIL MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER

BAB III PERANCANGAN ALAT

PENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Perancangan Remote Control Terpadu untuk Pengaturan Fasilitas Kamar Hotel

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

TAKARIR. perangkat yang digunakan untuk mengkondisikan udara. kumpulan fungsi-fungsi dalam pemrograman untuk mendukung proses pemrograman

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan

SINKRONISASI DAN PENGAMANAN MODUL GENERATOR LAB-TST BERBASIS PLC (HARDWARE) ABSTRAK

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN:

Transkripsi:

OPTIMASI PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PENGKONDISI UDARA MELALUI SISTEM KENDALI ON-OFF BERBASIS MIKROKONTROLER Triyanto Pangaribowo Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Jl. Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta 11650 Email: triyanto.pangaribowo@mercubuana.ac.id Abstrak -- Penghematan energi listrik merupakan langkah yang strategis, mengingat sebagian besar energi listrik yang dikonsumsi oleh objek-objek tersebut dihasilkan dari pembangkit listrik yang masih menggunakan bahan bakar fosil. Salah satu komponen yang mengkonsumsi energi listrik terbesar pada objek-objek tersebut di atas adalah mesin-mesin pengkondisi udara ruangan. Pengaturan pengoperasian mesin pengkondisi udara ruangan kebanyakan dilakukan secara manual menggunakan alat remote control. Namun sistem tersebut tidaklah efektif dan efisien karena kendali bergantung kepada seorang atau beberapa operator untuk menghidupkan atau mematikannya. Penelitian ini bermaksud melakukan analisa penghematan energi listrik melalui sistem kendali on - off Air Conditioner (AC) menggunakan microcontroller pada ruang dosen Universitas Mercu Buana yang berukuran 9 meter x 14 meter. Sistem pengendali yang dirancang menggunakan interaksi antara sinyal informasi yang diperoleh dari sensor suhu. Diperoleh hasil setingan program yang optimum untuk menghemat energi listrik yaitu pada suhu 22 0 C - 24 0 C. AC nomor 1 dan AC nomor 2 bekerja secara On Off bergantian selama 3 jam dengan konsumsi daya sebesar 27,8 KWH perhari. Kata kunci: Air Conditioner, Mikrokontroller, Kendali On-Off, Sensor, Penghematan Energi Listrik Abstract -- Electric energy saving is a strategic step given that most of the electrical energy consumed by the objects produced from power plants still use fossil fuels.one of the components that are consuming energy electric largest in the objects in the top is air conditioning machinery room. Setting the operation of a machine conditioning the air of a room mostly done manually the use of a remote control, but the system is not efficient as control is relying on one or several operators to animate or turned it off. This research set out to do an analysis of electric energy saving through a system of control on-off air conditioner (AC) using microcontroller on a lecturer room from university of mercu buana and its size of 9 meters x 14 meters. The control system designed uses the interaction of the signal between information obtained from the temperature sensors. Based on the results obtained a system of testing the regulation of temperature between 22 0 C to 24 0 C. The first AC and second work alternately in on-off for three hours with consumption of power equal to 27.8 KWH per day. Keywords: Air Conditioner, Microcontroller, On-Off Controller, Sensors Temperature, Electric energy savings 1. PENDAHULUAN Energi listrik merupakan bentuk energi yang paling banyak digunakan dalam berbagai aktifitas manusia. Pembangkit listrik yang ada di Indonesia sebagian besar menggunakan bahan bakar fosil. Jika pemanfaatan bahan bakar fosil dilakukan terus-menerus dalam jumlah yang besar tentunya hal ini menyebabkan hilangnya sumber daya alam tersebut dari bumi. Jika bahan bakar fosil sudah langka maka harus segera dicarikan solusi sebagai penggantinya misalnya dengan tenaga nuklir. Manusia yang berkualitas dan mampu mengelolanya. Kebutuhan akan energi semakin besar seiring dengan pertambahan penduduk dan meningkatnya aktifitas masyarakat. Pertambahan ini harus diimbangi dengan penambahan sumber-sumber energi baru. Sebagian besar energi yang kita gunakan sekarang berasal dari fosil, tidak bisa diperbaharui dan akan habis jika kita gunakan secara terus menerus. Sehingga manusia dituntut untuk mencari sumber-sumber energi lain yang sedapat mungkin sumber energi tersebut dapat diperbahurui atau terbarukan (Leksono, 2010). Salah satu peralatan listrik yang mengkonsumsi energi listrik adalah Air Conditioner (AC). Berbagai cara telah dilakukan untuk penghematan energi salah satunya yaitu dengan pengaturan Air Conditioner (AC) pada ruangan. Pengaturan AC kebanyakan dilakukan secara manual menggunakan remote control, Triyanto Pangaribowo, Optimasi Penghematan Energi Listrik 201

SINERGI Vol. 19, No. 3, Oktober 2015: 201-205 namun sistem tersebut tidaklah praktis karena harus sering mengontrol untuk menghidupkan atau mematikannya. Sering pengguna AC lupa mematikan ketika sudah tidak menggunakan ataupun disetting pada suhu paling minimum selama berjam-jam. Hal ini menyebabkan pemborosan dalam pemakaian daya listrik. Keterbatasan waktu, tenaga dan memori manusia untuk selalu mengontrol Air Conditioner adalah kendala sistem manual. Dengan segala keterbatasan manusia dan untuk efisiensi pengontrolan dalam upaya penghematan energi listrik maka pada penelitian ini dirancang sebuah sistem pengaturan On-Off Air Conditioner yang operasionalnya diatur secara otomatis berdasarkan kondisi suhu pada ruangan. Kontrol otomatik telah memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kontrol otomatik menjadi bagian yang penting dan terpadu dari proses-proses dalam pabrik, laboratorium dan industri modern. Misalnya, kontrol otomatik perlu sekali dalam kontrol operasi-operasi di industri manufaktur seperti; untuk mengontrol tekanan, kecepatan suhu dan aliran dalam proses (Ogata, K., 1996) Kebutuhan kontrol listrik yang dapat diprogram On-Off sesuai dengan kebutuhan pengguna adalah suatu masalah. Sementara pemanfaatan dari mikrokontroller untuk fungsi tersebut sudah memungkinkan. Kontrol ON/OFF adalah kontrol yang bisa diaplikasikan pada hampir semua peralatan listrik yang mempunyai dua kondisi yaitu ON dan OFF. (Hamdan dan Winardi, 2012) Sistem pengaturan AC berdasarkan sinyal informasi yang diperoleh dari sensor suhu. Jika sensor suhu mendeteksi suhu minimum yang dikehendaki maka AC otomatis mati dan hidup kembali jika suhu pada ruangan memenuhi batas maksimum yang dikehendaki. Dan 2 (dua) buah AC dari 4 (empat) buah menyala jika suhu memenuhi setingan yang ditentukan 2. METODOLOGI PENELITIAN Perancangan Sistem kendali Sistem kendali yang dibangun ditunjukkan pada diagram blok seperti dibawah ini Input Sistem Kendali On-Off Sensor Air Conditioner Gambar 1. Diagram Blok Kendali AC Output Pada Gambar 1 menunjukan diagram blok rancangan sistem pengaturan pada AC. Input adalah setingan suhu yang dikehendaki dan sinyal informasi dari sensor suhu. Pada saat suhu mencapai batas bawah yang dikehendaki maka AC off. Rangkaian kendali AC yang digunakan pada penelitian ini memiliki bagian: 1. Rangkaian Sensor 2. Rangkaian Digital IR Transmiter 3. Rangkaian LCD (Liquid Crystal Display) 16x2 (I2C/TWI Connector) Rangkaian kendali On-Off AC lebih lengkap dapat dilihat pada Gambar 2. Sensor suhu DHT11 memiliki empat buah kaki yaitu kaki 2 (dua) berupa tegangan sumber yang dihubungkan ke bagian Vss sebesar 5V sedangkan untuk kaki 3 (tiga) adalah ground dihubungkan ke ground (GND) pada DFRduino, serta kaki 1(satu) adalah keluaran (Output) dari data analog sensor DHT11 yang dihubungkan ke bagian analog input pin 0 (A0) DFRduino (Djuandi, 2011). Gambar 2. Rangkaian Kendali AC 202 Triyanto Pangaribowo, Optimasi Penghematan Energi Listrik

Pengendali AC sebagai pengganti remote menggunakan Infrared Transmitter yang mempunyai 3 pin kaki. Pin kaki 1 berupa sinyal data yang dihubungkan dengan pin 9 DFRduino. Panjang gelombang yang dipancarkan 850 nm 940 nm, dengan lebar sudut pancar sebesar 20. Jarak sinyal infra red berkisar 1.3 m, dengan frekuensi carrier 38 KHz. Pin kaki 2 dan 3 adalah VCC dan ground yang dihubungkan dengan VCC dan ground di DFRduino. IR Transmitter berfungsi sebagai pengganti remote control air conditioner yang berfungsi untuk menyalakan dan mematikan air conditioner Terdapat 2 IR transmitter yaitu IR1 dan IR2. Setiap IR transmitter mengirimkan sinyal ke masing-masing AC. DFRduino membolehkan 1 pin yaitu pin 9 untuk dihubungkan ke pin data IR transmitter. Maka untuk membuat IR1 dan IR2 ini bekerja dengan cara mengatur tegangan 5 V (Vcc), di mana untuk IR1 tegangan 5 V di dapat dari pin 22 dan IR2 tegangan 5 V didapat dari pin 24 DFRduino. Berikut adalah cara kerja dari IR1 dan IR2 tersebut. Perancangan sistem kendali AC menggnakan sensor suhu DHT11. Dalam DHT11 memiliki empat buah kaki yaitu: kaki pin 2 berupa VCC yang dihubungkan ke bagian Vss yg bernilai sebesar 5V pada board DFRduino, kaki pin 3 berupa ground dihubungkan ke ground (GND) pada DFRduino, sedangkan kaki pin 1 adalah data yang merupakan keluaran (Output) dari hasil pengolahan data analog dari sensor DHT11 yang dihubungkan ke bagian analog input pin 0 (A0) DFRduino. Dan yang tak ketinggalan terdapat satu kaki tambahan yaitu kaki NC (Not Connected), yang tidak dihubungkan ke pin manapun. Dalam perancangan ini, LCD dipakai untuk menampilkan nilai suhu aktual yang terbaca oleh sensor DHT11 dan juga untuk menampilkan nilai suhu minimum dan maksimum yang diseting melalui keypad. LCD 16x2 adalah modul LCD matrix dengan konfigurasi 16 karakter dan 2 baris, dengan setiap karakternya dibentuk oleh 8 baris pixel dan 5 kolom pixel. LCD dilengkapi dengan modul I2C/TWI Connector. Normalnya sebuah LCD 16x2 membutuhkan sekurangkurangnya 8 pin Arduino dan 1 buah potensiometer untuk dapat diaktifkan. Namun dengan I2C/TWI Connector ini hanya perlu 2 pin saja, yaitu pin sda dan scl I2C (Inter-Integrated Circuit) atau TWI (two wire interfaces) adalah komunikasi serial yang mengandalkan 2 kabel yaitu satu kabel data (sda) dan satu kabel clock (scl). Seperti diketahui dalam board DFRduino juga menyediakan pin sda dan scl, sehingga kedua pin tersebut bisa langsung saling dihubungkan Pembuatan Listing Program Perancangan sistem kendali otomatis air conditioner ini terdapat 3 (tiga) kondisi. Kondisi yang pertama adalah jika suhu aktual yang terukur lebih kecil dari 22 0 C maka AC yang ke satu dan AC ke dua kondisi Off, jika suhu aktual lebih besar dari 24 0 C maka AC yang pertama dan kedua keduanya kondisi On, kondisi yang terakhir jika suhu antara 22 0 C sampai dengan 24 0 C maka AC pertama dan AC kedua On-Off secara bergantian. Gambar 3 berikut ini menjelaskan lebih lengkap flow chart dari sistem kendali AC yang dirancang. Start Baca Aktual < 22 0 C > 24 0 C antara 22 0 C dan 24 0 C AC 1 dan 2 OFF AC 1 dan 2 ON AC 1 dan 2 ON- OFF End Gambar 3. Flowchart sistem kendali otomatis air conditioner Sensor suhu DHT11 membaca suhu aktual yang kemudian ditampilkan di LCD. aktual ini menangkap perubahan suhu pada ruangan. Aksi kendali On-Off ditentukan oleh suhu aktual yang terukur oleh sensor DHT11. Pengujian dan Analisa Setelah perancangan program, maka langkah selanjutnya dilakukan pengujian dan Triyanto Pangaribowo, Optimasi Penghematan Energi Listrik 203

SINERGI Vol. 19, No. 3, Oktober 2015: 201-205 analisa terhadap hasil yang diperoleh. Pengujian dilakukan dengan mengatur variasi range suhu yang dikehendaki. Pada perancangan sistem kendali yang dibangun menampilkan display dari sensor suhu kemudian menampilkan display range suhu maksimum dan minimumnya. Serta yang terakhir menganalisa penghematan daya listrik sebelum dan sesudah menggunakan perancangan kendali AC otomatis 3. HASIL DAN ANALISA Untuk memperoleh hasil penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap yaitu mulai dari pengukuran suhu ruangan dengan berbagai kondisi, baik menggunakan sensor suhu maupun dengan pengamatan suhu pada display AC. Kondisi diatur secara berurutan dengan mematikan 1(satu) buah AC kemudian diukur perubahan suhunya sampai dengan mematikan keempat AC dan dilakukan pengukuran perubahan suhu yang terjadi. Pengukuran suhu dibarengi dengan pengukuran arus, setiap perubahan suhu diukur perubahan arusnya. Pengukuran Dengan Sensor DHT11 Pengukuran suhu pada ruangan berukuran panjang 9 meter dan lebar 14 meter dengan Jumlah AC sebanyak 4(empat) buah yang dilakukan pada ruang dosen Universitas Mercu Buana Jakarta. Pada Tabel 1 menjelaskan hasil pengukuran suhu aktual dengan melakukan berbagai setingan suhu menggunakan remote AC. Pada kondisi suhu awal terukurnya 27 0 C yaitu kondisi dimana ke empat AC belum dinyalakan. Pada saat AC belum dinyalakan suhu aktual ruangan yang terukur adalah 27 0 C. Kemudian ke empat AC pada ruangan dinyalakan dengan setingan suhu 17 0 C selama 2 jam sehingga suhu aktual terukur dari 27 0 C turun ke 22 0 C. No Tabel 1. Pengukuran Dengan Beberapa Kondisi AC Kondisi Kondisi Kondisi Waktu Setingan AC2 AC3 AC4 Operasional Remote Kondisi AC1 Sensor DHT11 ( o C) ( o C) Awal OFF OFF OFF OFF 30 menit 17 27 1 ON ON ON ON 2 jam 17 22 2 OFF ON ON ON 1 jam 17 22 3 OFF OFF ON ON 1 jam 17 23 4 OFF OFF OFF ON 1 jam 17 24 5 OFF OFF OFF OFF 1 jam 17 25 Selanjutnya diatur operasional AC dimatikan satu persatu seperti pada Tabel 1. Terlihat suhu terukur sekitar 22 0 C sampai dengan 24 0 C. Setelah dimatikan keempat AC suhu aktual terukur 25 0 C Memang ada perbedaan suhu antara setingan suhu pada remote AC dengan suhu aktual yang terbaca oleh sensor DHT11. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain karena suhu dari orang yang berada dalam ruang, suhu dari lampu, pintu ruang yang tidak tertutup rapat dan adanya pengaruh suhu luar ruangan dan lainlain. Lebih jelasnya untuk data pengukuran ditampilkan pada Tabel 1. Pengukuran Daya AC Daya pada AC diukur dengan menggunakan tang ampere. Hasil pengukuran ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 2. Pengukuran Daya Pada AC Setingan Pada Nilai Arus ng Tegangan Remote AC Terukur ( o (Volt) C) (Ampere) Daya (Watt) 17 8,8 220 1936 18 8,7 220 1914 19 9,0 220 1980 20 9,2 220 2024 21 9,3 220 2046 22 9,1 220 2002 23 9,0 220 1980 24 9,1 220 2002 25 9,0 220 1980 26 8,9 220 1936 204 Triyanto Pangaribowo, Optimasi Penghematan Energi Listrik

Pengukuran arus pada AC dilakukan dengan beberapa variabel setingan suhu menggunakan remote sehingga diperoleh nilai arus yang riil yang dikonsumsi oleh AC. Daya dirumuskan tegangan dikalikan dengan arus maka hasilnya dapat dilihat pada Tabel 2. Pada setingan suhu 17 0 C arus terukur 8,8 ampere justru lebih tinggi dari setingan suhu 20 0 C diperoleh arus sebesar 9,0 ampere. Pada saat pengukuran konsumsi arus pada AC dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu kebocoran pada ruang, banyaknya orang keluar masuk ruangan dan lainlain sehingga beban semakin berat. Konsumsi Daya pada hasil pengukuran tertinggi yaitu 2046 watt dan terendah yaitu 1914 watt Perhitungan Penghematan Daya Listrik Berdasarkan data pengukuran suhu yang dilakukan dengan sensor DHT11 diperoleh data suhu yang tetap yaitu 22 0 C ketika 1 AC matikan. Sehingga dapat dihitung estimasi penghematan daya untuk kapasistas satu AC adalah 2 PK atau sekitar 20026 watt. Jadi jika 1 buah AC dimatikan selama 8 jam sehari dapat menghemat 2002 watt x 8 jam = 16,016 KWH Jika dilihat pada Tabel 1 perbandingan untuk operasi 1 buah AC dengan 2 buah AC hanya memiliki perubahan suhu yang kecil yaitu kenaikan sebesar 1 0 C. Sehingga untuk menghemat energi listrik pada ruang dosen BD dengan ukuran 14 meter x 9 meter hanya diperlukan dua buah AC saja yang beroperasi secara bergantian selama 2 jam ON OFF. Pada dasarnya hanya 1 buah AC saja yang menyala sehingga estimasi penghematan adalah 1936 watt x 3 buah x 8 jam yaitu 46,46 KWH Berdasarkan data maka kendali yang ideal ditunjukan pada Tabel 3. Tabel 3. Aksi Sistem Pengaturan AC1 AC2 AC3 AC4 Waktu Operasional (jam) Settingan Remote ( 0 C) Terukur ( 0 C) Daya (kwh) ON ON ON ON 2 17 22 15.48 ON OFF OFF OFF 3 17 24 5.8 OFF ON OFF OFF 3 17 24 5.8 Total Konsumsi Daya 27.8 Pengaturan menggunakan remote AC dengan setingan suhu 24 0 C dengan lama operasional 8 jam sebanyak 4 buah AC diperoleh konsumsi daya AC sebesar 4 x 2002 Watt x 8 jam = 64,06 KWH. 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan penghematan daya listrik dengan kendali On-Off Air Conditioner pada penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan pengukuran arus pada AC 2 PK diperoleh nilai minimum pada suhu 18 0 C sebesar 8,7 Ampere sehingga konsumsi dayanya adalah 1914 Watt sedangkan tertinggi adalah pada suhu 21 0 C dengan arus sebesar 9,3 Ampere dan konsumsi daya 2046 Watt. Konsumsi daya dipengaruhi oleh beban lingkungan sekitar seperti suhu diluar, ruangan yang tidak tertutup rapat maupun oleh beban orang didalam ruangan. 2. Dengan sistem kendali On-Off Air Conditioner (AC) menggunakan microcontroller yang paling optimal yaitu hanya 2 buah AC yang beroperasi secara bergantian selama 3 jam, karena dapat memberikan suhu ruangan antara 23 0 C sampai dengan 24 0 C dengan konsumsi daya listrik sebesar 27,8 KWH per hari untuk ruangan yang berukuran 9 meter kali 14 meter dengan beban rata-rata per hari 4 orang 3. Pengaturan suhu dengan menggunakan remote dengan setingan suhu 24 0 C konsumsi dayanya 64,06 KWH per hari sehingga lebih hemat menggunakan sistem kendali On-Off karena memiliki selisih 36,26 KWH DAFTAR PUSTAKA Hamdan, I., Winardi S. Rancang Bangun Kontrol Peralatan Listrik Otomatis Berbasis AT89s51, Jurnal Monitor, 2012: 1 (1). Leksono, E. Industri Sel Surya Menanti Keberanian Pemerintah. Majalah Energi. 2010. Djuandi, F., Pengenalan Arduino, www. tokobuku.com. 2011. Gema Alfarisi Deri, M.Ichwan, Lita Lidyawati, Implementasi Sistem SMS Gateway Untuk Kendali Air Conditioner, Jurnal Energi Elektrik, Telekomunikasi dan Elektronika, 2010; 1 (2). Ogata, K., 1996, Teknik Kontrol Otomatik Penerbit Erlangga. Triyanto Pangaribowo, Optimasi Penghematan Energi Listrik 205