BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) Dalam rangka mewujudkan masyarakat adil, makmur, sejahtera, aman dan merata yang merupakan bagian dari tujuan luhur Negara Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, dapat dicapai melalui pembangunan nasional yang dilakukan secara berkesinambungan dan berkelanjutan serta merata di seluruh tanah air. Untuk dapat membiayai pelaksanaan pembangunan nasional tersebut secara mandiri, salah satu alternatif yang sangat potensial adalah melalui peran serta masyarakat berupa pembayaran pajak. Di Indonesia ada berbagai macam jenis pajak yang diberlakukan, salah satunya yakni Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah pajak yang dikenakan terhadap Bumi dan Bangunan. Dalam hal ini pengertian bumi sesuai bunyi Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada di bawahnya, permukaan bumi tersebut meliputi tanah dan perairan pedalaman serta laut wilayah Indonesia. Sedangkan pengertian bangunan sesuai Pasal 1 butir 2 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994 adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan atau perairan.
Pajak Bumi dan Bangunan dasar hukumnya terdapat dalam Undang-Undang Nomor 12 Thun 1985 yang kemudian dirubah menjadi Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1994. Sejak diberlakukannya Undang- Undang tersebut, Direktorat Jenderal Pajak terus berupaya melakukan penyempurnaan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) Pajak Bumi dan Bangunan yang sesuai bunyi Pasal 1 butir 3 tentang pengertian NJOP yaitu harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara wajar. Sesuai Pasal 6 ayat 1 dan ayat2, NJOP ini merupakan Dasar Pengenaan Pajak (DPP) PBB yang ditentukan setiap tiga tahun oleh Menteri Keuangan melalui kegiatan penilaian atas objek pajak. Dalam melaksanakan kegiatan ini dapat digunakan Pendekatan Harga Pasar, Pendekatan Biaya, dan Pendekatan Pendapatan. Hal ini lah yang menjadi acuan dan dasar pemikiran penulis dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), dengan maksud agar penulis mengerti tentang cara PENENTUAN NILAI JUAL OBJEK PAJAK (NJOP) SEBAGAI KETETAPAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN TIMUR. B. TUJUAN DAN MANFAAT PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) 1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Secara teoritis Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) merupakan kegiatan intrakurikuler yang dilakukan mahasiswa secara
mandiri dengan cara praktis dilapangan yang langsung berhubungan dengan teori-teori keahlian yang diterima dari para dosen Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini adalah : 1) Agar mengetahui penentuan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) sebagai ketetapan Pajak Bumi dan Bangunan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur. 2) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) sebagai ketetapan Pajak Bumi dan Bangunan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur. 3) Untuk mengetahui proses penyusunan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) sebagai ketetapan Pajak Bumi dan Bangunan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur. 2. Manfat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) a. Bagi Mahasiswa 1) Menambah wawasan di bidang perpajakan khususnya tentang Penentuan Nilai Jual Objek Pajak sebagai ketetapan Pajak Bumi dan Bangunan. 2) Agar dapat mempraktikkan teori-teori yang telah diperoleh selama masa perkuliahan dalam kegiatan selama pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri khususnya tentang PBB.
3) Agar dapat meningkatkan keahlian dan keterampilan dalam bidang perpajakan maupun Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. 4) Sebagai wadah untuk mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja dengan dibekali keahlian keterampilan dan pengalaman yang diperoleh sewaktu melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri. b. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama 1) Meningkatkan kerjasama yang baik antara pihak Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU dengan Instansi Pemerintah khususnya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur. 2) Memberikan uji nyata atas ilmu yang telah disampaikan selama di perkuliahan. 3) Dapat memperkenalkan serta mempromosikan sumber daya manusia yang ada di Universitas Sumatera Utara khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan. 4) Untuk memperbaiki / menangani masalah penentuan Nilai Jual Objek Pajak Bumi dan Bangunan. 5) Mempromosikan image KPP Pratama Medan Timur kepada Wajib Pajak (WP) yang terdaftar di KPP Pratama Medan Timur.
c. Bagi Program Diploma III Administrasi Perpajakan 1) Mempererat hubungan antara Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur dengan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan. 2) Mendapat masukan dari KPP Pratama Medan Timur berupa ide, saran, dan gagasan menyangkut penanganan masalah perpajakan serta penyempurnaan kurikulum sehingga mampu mencapai standar mutu pendidikan yang lebih baik. C. URAIAN TEORITIS 1. Definisi dan Fungsi Pajak a. Definisi Pajak Pengertian pajak menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH yaitu: Iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Sedangkan pengertian pajak menurut Undang-Undang No 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum & Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Dari berbagai definisi tentang pajak di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pajak memiliki beberapa aspek dasar : 1. Pembayaran pajak harus berdasarkan undang-undang; 2. Sifatnya dapat dipaksakan; 3. Tidak ada kontraprestasi yang langsung dapat dirasakan oleh pembayar pajak; 4. Pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara baik pemerintah pusat maupun daerah; dan 5. Pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah (rutin dan pembangunan) bagi kepentingan masyarakat umum. b. Fungsi Pajak 1) Fungsi Budgetair, pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya. 2) Fungsi Regulerend, pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi. 2. Jenis Pajak 1) Menurut Golongannya a. Pajak Langsung yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak (WP) dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contohnya Pajak Penghasilan.
b. Pajak Tidak Langsung yaitu pajak yang pada akhirnya dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh Pajak Pertambahan Nilai. 2) Menurut Sifatnya a. Pajak Subjektif yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjek pajaknya. Contohnya Pajak Penghasilan. b. Pajak Objektif yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada objeknya tanpa memperhatikan keadaan Wajib Pajak. Contohnya Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. 3) Menurut Lembaga Pemungutnya a. Pajak Pusat yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Contoh : Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan, dan Bea Materai. b. Pajak Daerah yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak Daerah terdiri atas dua yaitu Pajak Provinsi (Pajak Kendaraan Bermotor dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor) dan Pajak Kabupaten / Kota (Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Hiburan).
3. Asas Pemungutan Pajak a. Asas Domisili Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan Wajib Pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Asas ini berlaku untuk Wajib Pajak Dalam Negeri. b. Asas Sumber Negara berhak mengenalan pajak atas penghasilan yang bersumber di wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal Wajib Pajak. c. Asas Kebangsan Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara. 4. Sistem Pemungutan Pajak a. Official Assessment System Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak. b. Self Assessment System Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.
c. Withholding System Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak terutang oleh Wajib Pajak. (Mardiasmo, 2009 : 2) 5. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak yang dikenakan atas bumi dan atau bangunan. Dimana pengertian bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada dibawahnya, meliputi tanah dan perairan pedalaman serta laut wilayah Indonesia. Dan pengertian bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan atau perairan. 6. Dasar Hukum Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Adapun dasar hukum pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan antara lain : a. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1985 sebagaimana telah diganti dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1994 tentang Pajak Bumi dan Bangunan. b. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2002 tentang Penetapan Besarnya Nilai Jual Kena Pajak. c. Ketentuan Menteri Keuangan Nomor 523/KMK.04/1998 tentang Penentuan Klasifikasi dan Besarnya Nilai Jual Objek Pajak. d. KEP-16/PJ.6/1998 tentang
7. Objek dan Subjek Pajak Bumi dan Bangunan a. Objek Pajak Bumi dan Bangunan adalah bumi dan atau bangunan yang terdiri dari 5 sektor antara lain Pedesaan, Perkotaan, Perkebunan, Perhutanan, Pertambangan. b. Subjek Pajak Bumi dan Bangunan adalah orang atau badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi dan atau memperoleh manfaat atas bumi dan atau memiliki, menguasai, dan atau memperoleh manfaat atas bangunan. 8. Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Tarif yang dikenakan atas objek pajak adalah 0,5%. 9. Dasar Pengenaan Pajak Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan adalah Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) yang ditetapkan setiap tiga tahun sekali oleh Menteri Keuangan dengan menggunakan Pendekatan Harga Pasar, Pendekatan Biaya, dan Pendekatan Pendapatan. 10. Cara Menghitung Pajak Bumi dan Bangunan Cara menghitung besarnya Pajak Bumi dan Bangunan yang terutang adalah dengan mengalikan Tarif Pajak dengan Nilai Jual Kena Pajak. Nilai Jual Kena Pajak diperoleh dari pengurangan Nilai Jual Objek Pajak dengan Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak. (Judowinarso, 2006 : 17)
D. RUANG LINGKUP PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) Adapun ruang lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri : 1. Penentuan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) sebagai ketetapan Pajak Bumi dan Bangunan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) sebagai ketetapan Pajak Bumi dan Bangunan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur. 3. Proses Penyusunan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) sebagai ketetapan Pajak Bumi dan Bangunan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur. E. METODE PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta informasi sesuai dengan metode yang digunakan sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan Pada tahap ini, penulis melakukan pengajuan judul, pengesahan judul, penentuan tempat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), mencari dan mengumpulkan bahan untuk pembuatan proposal dan konsultasi dengan pihak dosen yang bersangkutan.
2. Studi Literatur Merupakan dasar teori yang mendukung laporan ini menyangkut masalah yang dibahas yang berasal dari buku-buku, peraturan perundang-undangan perpajakan, artikel ilmiah, catatan-catatan maupun bahasa tertulis yang berhubungan dengan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri. 3. Observasi Lapangan Penulis melakukan peninjauan atau pengamatan secara langsung secara langsung terhadap masalah yang dibahas dan meninjau secara langsung terhadap kondisi pelaksanaan kegiatan untuk mengetahui sistem kerja yang berlaku pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur. 4. Pengumpulan Data Pada tahap ini penulis melakukan pengumpulan data yang berhubungan dengan penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Data ini terdiri dari Data Primer yaitu data yang bersumber dari pihak yang ahli dibidang/pihak yang berkaitan dan Data Sekunder yang bersumber dari referensi lain seperti buku, internet, dan lain-lain. 5. Analisa Data dan Evaluasi Setelah penulis memperoleh data yang diperlukan, penulis akan menganalisa dan mengevaluasi data dan kemudian akan dipresentasikan secara objektif, jelas dan sistematis.
F. METODE PENGUMPULAN DATA Adapun cara pengumpulan sumber-sumber data yang digunakan ialah sebagai berikut: 1. Daftar Wawancara (Interview Guide) Yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada pegawai yang dianggap mampu memberikan data dan informasi tentang Penetapan Nilai Jual Objek Pajak sebagai Ketetapan Pajak Bumi dan Bangunan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur. 2. Data Observasi (Observation Guide) Yaitu dengan melakukan pengamatan langsung atas kegiatan yang akan dilakukan dalam pencatatan terhadap masalah yang menjadi objek yang dibahas. 3. Daftar Dokumentasi (Optional Guide) Yaitu dengan mengumpulkan dokumen atau informasi yang berhubungan dengan Penetapan Nilai Jual Objek Pajak sebagai Ketetapan Pajak Bumi dan Bangunan atau arsip yang dianggap sah sebagai bukti otentik. G. SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini disusun oleh penulis dalam lima bab. Adapun rincian dari tiap-tiap bab seperti terlihat di bawah ini:
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini penulis menguraikan gambaran umum tentang penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri yang meliputi latar belakang penyusunan, tujuan dan manfaat, uraian teoritis, ruang lingkup dan metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri, serta metode pengumpulan data dan sistematika penulisan. BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI Pada bab ini penulis menguraikan sejarah singkat mengenai lokasi Praktik Kerja Lapangan Mandiri, struktur organisasi, uraian tugas pokok dan fungsi dari tiap-tiap seksi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur. BAB III GAMBARAN DATA PAJAK BUMI DAN BANGUNAN Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang Ketentuan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan yang berkaitan dengan Objek serta Subjek PBB, Penentuan NJOP sebagai ketetapan PBB serta cara perhitungan PBB. BAB IV ANALISA DAN EVALUASI Pada bab ini penulis akan menganalisa data yang diperoleh dan mengevaluasi data yang telah diterima selama proses Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini.
BAB V PENUTUP Pada bab ini penulis akan menarik kesimpulan dari uraian pada bab-bab sebelumnya. Kemudian penulis juga akan memberikan saran yang mungkin dapat dijadikan sebagai bahan masukan.