Dominansi Makrozoobenthos di Kawasan Kuala Pidie Kecamatan Kota Sigli Kabupaten Pidie

dokumen-dokumen yang mirip
IDENTIFIKASI POPULASI MAKROZOOBENTOS DI KAWASAN EKOSISTEM MANGROVE DESA LADONG ACEH BESAR. Lili Kasmini 11 ABSTRAK

KEANEKARAGAMAN DAN DOMINANSI PLANKTON DI ESTUARI KUALA RIGAIH KECAMATAN SETIA BAKTI KABUPATEN ACEH JAYA

TINJAUAN PUSTAKA. Estuari oleh sejumlah peneliti disebut-kan sebagai area paling produktif,

memiliki kemampuan untuk berpindah tempat secara cepat (motil), sehingga pelecypoda sangat mudah untuk ditangkap (Mason, 1993).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

2.2. Struktur Komunitas

KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN MAKROZOOBENTOS DI PANTAI KARTIKA JAYA KECAMATAN PATEBON KABUPATEN KENDAL

I. PENDAHULUAN. sehingga menghasilkan komunitas yang khas (Pritchard, 1967).

I. PENDAHULUAN. Sungai merupakan suatu badan perairan tawar yang memiliki karakter air mengalir yang

BAB III METODE PENELITIAN

Kondisi Lingkungan (Faktor Fisika-Kimia) Sungai Lama Tuha Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki pulau dengan garis pantai sepanjang ± km dan luas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Water Quality Black Water River Pekanbaru in terms of Physics-Chemistry and Phytoplankton Communities.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Keanekaragaman Plankton di Estuari Sungai Gapui Kecamatan Lhoong Kabupaten Aceh Besar

PENDAHULUAN. seperti analisis fisika dan kimia air serta biologi. Analisis fisika dan kimia air

KEPADATAN DAN DISTRIBUSI BIVALVIA PADA MANGROVE DI PANTAI CERMIN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATRA UTARA

STRUKTUR KOMUNITAS MAKROZOOBENTHOS DI KAWASAN MANGROVE DESA BAGAN DELI KECAMATAN MEDAN BELAWAN TRI WULANDARI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KAJIAN STRUKTUR KOMUNITAS MAKROZOOBENTHOS DI SUNGAI KUALA TUHA KECAMATAN KUALA PESISIR KABUPATEN NAGAN RAYA

Fisheries and Marine Science Faculty Riau University ABSTRACT. 1). Students of the Faculty of Fisheries and Marine Science, University of Riau

JENIS-JENIS GASTROPODA DI SUNGAI KUYUNG DESA KUMBUNG NAGARI LUNANG UTARA KECAMATAN LUNANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

DI DWERAN INTERTlDAk PBNTAI KAMAL

II. TINJAUAN PUSTAKA. lingkungan hidup yang didalamnya terdapat hubungan fungsional yang sistematik

TINJAUAN PUSTAKA. kelangsungan hidup yang panjang. Oleh karena itu peran bentos dalam

STRUKTUR KOMUNITAS MAKROZOOBENTHOS DI ZONA INTERTIDAL PULAU TOPANG KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU. Oleh:

BAB 2 BAHAN DAN METODE

STRUKTUR KOMUNITAS MOLUSKA (GASTROPODA DAN BIVALVIA) SERTA ASOSIASINYA PADA EKOSISTEM MANGROVE DI KAWASAN PANTAI ULEE - LHEUE, BANDA ACEH, NAD

STRUKTUR KOMUNITAS ZOOPLANKTON DI PERAIRAN MOROSARI, KECAMATAN SAYUNG, KABUPATEN DEMAK

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan unsur penting bagi kehidupan makhluk hidup baik manusia,

STRUKTUR KOMUNITAS MAKROZOOBENTOS DI PERAIRAN PANDANSARI KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hutan mangrove merupakan suatu tipe hutan yang khusus terdapat

IDENTIFIKASI JENIS PLANKTON DI PERAIRAN MUARA BADAK, KALIMANTAN TIMUR

POLA DISTRIBUSI DAN KEPADATAN POPULASI GASTROPODA Terebralia sulcata DI PERAIRAN MUARA SUNGAI PUTRI SEMBILAN KECAMATAN RUPAT UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Air sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat vital bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Sungai merupakan suatu bentuk ekosistem akuatik yang mempunyai

Spesies yang diperoleh pada saat penelitian

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

STRUKTUR KOMUNITAS MAKROZOOBENTOS DIBEBERAPA MUARA SUNGAI KECAMATAN SUSOH KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

PENDAHULUAN. stabil terhadap morfologi (fenotip) organisme. Dan faktor luar (faktor yang

PENDAHULUAN. terluas di dunia. Hutan mangrove umumnya terdapat di seluruh pantai Indonesia

sedangkan sisanya berupa massa air daratan ( air payau dan air tawar ). sehingga sinar matahari dapat menembus kedalam air.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret

KARAKTERISTIK FISIKA-KIMIA PERAIRAN DAN STRUKTUR KOMUNITAS MOLUSKA (BIVALVIA DAN GASTROPODA) DI PANTAI CERMIN SUMATERA UTARA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu hutan mangrove yang berada di perairan pesisir Jawa Barat terletak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gastropoda atau dikenal sebagai siput merupakan salah satu kelas dari filum

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. muka bumi ini oleh karena itu di dalam Al-Qur an menyebutkan bukan hanya

Keanekaragaman dan Kelimpahan Makrozoobentos di Sungai Naborsahan Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara

PENDAHULUAN. sumberdaya kelautan yang sangat potensial untuk dikembangkan guna

I. PENDAHULUAN. limbah dari pertanian dan industri, serta deforestasi ilegal logging (Nordhaus et al.,

POSTER KERAGAMAN JENIS MAKROZOOBENTOS DI PERAIRAN SUNGAI OGAN, SUMATERA SELATAN 1 Marson 2

DINAMIKA NUTRIEN DENGAN SEBARAN MAKROZOOBENTOS DI LAGUNA SEGARA ANAKAN

Kelimpahan Populasi dan Pola Distribusi Remis (Corbicula sp) di Sungai Borang Kabupaten Banyuasin

I. PENDAHULUAN. Kepiting bakau (Scylla serrata) dapat dijumpai hampir di seluruh perairan pantai. Kepiting

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kondisi Umum Selat Bali Bagian Selatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kehidupan bergantung kepada air dalam berbagai bentuk. Air merupakan

KEPADATAN DAN DISTRIBUSI GASTROPODA PADA MANGROVE DI PANTAI CERMIN KECAMATAN SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATRA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

STUDI KELIMPAHAN DAN JENIS MAKROBENTHOS DI SUNGAI CANGAR DESA SUMBER BRANTAS KOTA BATU. *

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai saluran air bagi daerah

KEANEKARAGAMAN PLANKTON PADA HUTAN MANGROVE DI KEPULAUAN TOGEAN SULAWESI TENGAH. Halidah

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan yang disebut sumberdaya pesisir. Salah satu sumberdaya pesisir

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhannya bertoleransi terhadap salinitas (Kusmana, 2003). Hutan mangrove

Struktur Komunitas Makrozoobentos di Estuaria Kuala Sugihan Provinsi Sumatera Selatan

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Mangrove

TINJAUAN PUSTAKA. penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini letak batas dari Desa Ponelo: : Pulau Saronde, Mohinggito, dan Pulau Lampu

BAB III METODE PENELITIAN

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. Aliran sungai dari sumber Kuluhan banyak dimanfaatkan oleh sebagian besar warga

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan April 2014.

PENDAHULUAN. di darat maupun di laut. Kandungan bahan organik di darat mencerminkan

KOMPOSISI JUVENIL SPAT Geloina erosa DI KAWASAN MANGROVE SUNGAI REULEUNG LEUPUNG KABUPATEN ACEH BESAR

TINJAUAN PUSTAKA. Air permukaan yang ada seperti sungai dan situ banyak dimanfaatkan

5.1. Analisis mengenai Komponen-komponen Utama dalam Pembangunan Wilayah Pesisir

Estimasi Populasi Gastropoda di Sungai Tambak Bayan Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. (Barus, 1996). Indonesia sebagai negara kepulauan yang terdiri dari pulau

KOMUNITAS DAN PREFERENSI HABITAT GASTROPODA PADA KEDALAMAN BERBEDA DI ZONA LITORAL DANAU SINGKARAK SUMATERA BARAT TESIS OLEH: YULI WENDRI

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aspek Biologi Klasifikasi Morfologi

BAB V PEMBAHASAN. hari dengan batas 1 minggu yang dimulai dari tanggal Juli 2014 dan

STUDI POPULASI MAKROINVERTEBRATA BENTIK YANG BERNILAI EKONOMIS DI HUTAN MANGROVE MUARA SUNGAI GAMTA, DISTRIK MISOOL BARAT, KABUPATEN RAJA AMPAT

2. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Kerang tahu (Meretrix meretrix L. 1758)

III. METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan untuk tumbuh dalam perairan asin. pada iklim tropis dan sub tropis saja. Menurut Bengen (2002) hutan mangrove

STRUKTUR KOMUNITAS MAKROZOOBENTHOS DI PERAIRAN INTERTIDAL BUKIT PIATU KIJANG, KABUPATEN BINTAN

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. fauna yang hidup di habitat darat dan air laut, antara batas air pasang dan surut.

KAJIAN BIOFISIK LAHAN HUTAN MANGROVE DI KABUPATEN ACEH TIMUR ISWAHYUDI

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tingkat keanekaragaman flora dan fauna yang tinggi sehingga disebut

BAB I PENDAHULUAN UMUM

Transkripsi:

Makrozoobenthos di Kawasan Kuala Pidie Kecamatan Kota Sigli Kabupaten Pidie Macrozoobenthos Dominance in Kuala Pidie Estuary of The Sigli City, Pidie District Jamaliah Syukri*, Muhammad A. Sarong, Syahrul Purnawan Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Kelautan Dan Perikan, Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh *Email korespondensi: lia.saisyu@yahoo.com ABSTRACT This research was about the Dominance of Macrozoobenthos related to factor of physics-chemical in Kuala Pidie Subdistrict, Sigli city. The research was conducted during Mei 2016, based on purposive sampling method. Data collection was done on three stations with three repetitions in each location. The result of research showed 7 macrozoobenthos species which was classified into 2 classes, namely Gastropoda and Malacostraca. The highest density was found at station 2 behind in village with value of 18 ind/m 2. The dominance index was classified as low category. Keywords: Dominance, Macrozoobenthos, Factor physics-chemical ABSTRAK Penelitian tentang Makrozoobenthos Di Kuala Pidie Kecamatan Kota Sigli Kabupaten Pidie. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makrozoobenthos yang mendominansi di kawasan Kuala Pidie Kecamatan Kota Sigli, Kabupaten Pidie. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2016 di Kawasan Kuala Pidie Kecamatan Kota Sigli Kabupaten Pidie. Terdapat 3 lokasi stasiun penelitian yaitu di stasiun 1 di belakang pasar ikan kota sigli, stasiun 2 di kawasan perumahan warga, dan stasiun 3 di kawasan pesisir pantai. Pengambilan sampling ini dilakukan dengan metode purposive random sampling dan didasarkan pada tujuan yang diinginkan dan pemanfaatan di sekitar Pantai Alun-alun Kecamatan Kota Sigli, pada setiap stasiun dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali secara acak. Hasil penelitian ditemukan 7 spesies makrozoobenthos yang tergolong dalam 2 kelas yaitu Gastropoda, Malacostraca. Nilai kepadatan tertinggi pada stasiun 2 dengan jumlah 18 ind/m 2 dipadati oleh Nerita linnaeus sedangkan te pada stasiun 1dan 3. Nilai indek dominansi pada ketiga stasiun penelitian tergolong dalam kategori. Kata kunci:, Makrozoobenthos, Faktor Fisika-kimia PENDAHULUAN Wilayah pesisir pantai merupakan daerah peralihan laut dan daratan. Kondisi tersebut menyebabkan wilayah pesisir mendapatkan tekanan dari berbagai aktivitas dan fenomena yang terjadi di darat maupun di laut (Ramadhani et al., 2015). Fenomena-fenomena yang terjadi di daratan seperti erosi banjir dan aktivitas yang dilakukan seperti pembangunan pemukiman, pembabatan hutan untuk persawahan, pembangunan tambak dan sebagainya pada akhirnya memberi dampak pada 349

ekosistem pantai (Ulmaula et al., 2015; Putra et al., 2016; Purnawan et al., 2016; Aidil et al., 2016). Demikian pula fenomena-fenomena di lautan seperti arus, salinitas, pasang surut air laut, gelombang badai dan sebagainya (Hastuti, 2012; Purnawan et al., 2015; Kurnia et al., 2016). Kondisi Kuala Pidie Kecamatan Kota Sigli Kabupaten Pidie, Kuala Pidie adalah muara dari Sungai Geumpang, Sungai Tangse dan muara Sungai Teunom. Kuala Pidie terletak di Kecamatan Kota Sigli Kabupaten Pidie tepatnya berada di belakang pasar Kota Sigli, dahulu kebanyakan orang menamakan Kuala Pidie dengan Babah Kuala tapi sekarang lebih dikenal dengan Kuala Pidie, Sumber air Kuala Pidie juga berasal dari sungai Geumpang, Tangse dan sungai Teunom, dengan sifat air adalah perairan payau. Adapun biota yang terdapat di Kuala Pidie Kecamatan Kota Sigli Kabupaten Pidie diantaranya ikan, siput, kerang-kerangan, kepiting, uca.sp. Disamping itu juga terdapat hutan mangrove dipinggiran muara, keberadaan hutan mangrove juga sebagai habitat bagi berbagai jenis biota perairan lainnya. Banyaknya limbah yang terdapat di pinggiran Kuala Pidie sangat mempengaruhi kehidupan biota-biota perairan tersebut. Limbah tersebut berasal dari boat nelayan yang singgah di muara sungai, serta limbah yang berasal dari rumah tangga kebanyakan tercecer disepanjang Kuala Pidie, kemudian limbah yang berasal dari perbengkelan yang terletak di sekitaran kota sigli juga membuat perairan Kuala Pidie menjadi tercemar. BAHAN DAN METODE Pengumpulan Data Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2016 di Kawasan Kuala Pidie Kecamatan Kota Sigli Kabupaten Pidie (Gambar 1). Kondisi pantai Alun-alun Kecamatan Kota Sigli terus terjadi perubahan dan dapat berakibat pada kelestarian komunitas dasar pantai. Pengukuran parameter perairan dilakukan secara langsung dan tidak langsung.identifikasi Makrozoobenthos dilakukan di Laboratorium Biologi Laut Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Syiah Kuala. Penentuan stasiun pengambilan sampling ini dilakukan dengan metode purposive random sampling dan didasarkan pada tujuan yang diinginkan dan pemanfaatan di sekitar Pantai Alun-alun Kecamatan Kota Sigli. Berdasarkan hasil survei, ditetapkan 3 stasiun yang berbeda dengan jarak 500 m. Metode pengumpulan data pengambilan sampel makrozoobentos tiap stasiun ditentukan 3 titik dengan 3 kali pengulangan 1m x 1m kedalaman 20 cm, untuk pengambilan contoh sampel makrozoobenthos meliputi dominansi. Sampel makrozoobenthos yang telah diambil disaring dengan menggunakan ayakan benthos dengan lubang berdiameter 1 mm setelah itu dimasukkan dalam plastik sampel, diawetkan dengan menggunakan alkohol 70 %, kemudian contoh yang didapat dari lapangan dibawa ke laboratorium. Pengukuran parameter fisika-kimia air ini dilakukan sebelum pengambilan sampel hewan bentos pada setiap stasiun pengamatan. Faktor fisika-kimia yang diukur adalah air dasar. Adapun Pengukuran parameter fisika-kimia yang dihitung adalah Suhu, Ph dan Salinitas. 350

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian di kawasan Kuala Pidie Kecamatan Kota Sigli Analisis Data Nilai indeks dominansi yang tinggi suatu spesies terhadap spesies-spesies lainnya. Rumus indeks dominansi sebagai berikut (Odum, 1971): Keterangan : C Pi i = Indeks = Jumlah individu pada tingkat spesies ke-i = 1, 2, 3,...,, n Nilai indeks berkisar antara 0-1 dengan katagori sebagai berikut: D < 0,4 = 0,4<D<0,6 = sedang D>0,6 = tinggi HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tiga stasiun di kawasan Kuala Pidie Kecamatan Kota Sigli Kabupaten Pidie, ditemukan sebanyak 7 spesies makrozoobentos yang terbagi dalam 2 kelas, 6 famili dan 6 genus. Hasil penelitian makrozoobentos pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1. Hasil pengukuran parameter fisika-kimia perairan dan jenis substrat dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3. Nilai indeks dominansi pada ke tiga stasiun penelitian berkisar antara 0,005-0,1522. Nilai indeks dominansi pada semua stasiun dikategorikan dalam dominansi D < 0,4. 351

Tabel 1. Hasil penelitian Makrozoobentos di kawasan Kuala Pidie Kecamatan Kota Sigli Kabupaten Pidie Sub Stasiun Total Indeks No Makrozoobentos Individ Dominan. 1 2 3 u si Keterangan Kelas Gastropoda 1. Nerita linnaeus 1 16 1 18 0,1522 2. Phasianella 0 5 0 5 0,0148 3. Pomacea 0 1 0 1 0,0005 canaliculata 4. Potamidae 0 1 0 1 0,0005 5. Telescopium 0 1 0 1 0,0005 6. Littorinidae 0 13 0 13 0,1005 littorininae Kelas Malacostraca 7. Uca.Sp 3 3 1 7 0,1458 Jumlah 4 40 2 46 0,4148 - Tabel 2. Parameter fisika kimia perairan Stasiun Suhu( C) ph Salinitas( ) 1 29 6,2 18 2 27 7,2 18 3 29 6,2 18,2 Tabel 3. Jenis Substrat Stasiun (d) Ukuran Butiran Rata-rata (mm) Jenis Substrat 1 0,146 pasir halus 2 0,575 pasir kasar 3 0,462 pasir sedang Nilai indeks dominansi tertinggi terdapat pada stasiun 2 yaitu sebesar 0,1522 dan te pada stasiun 3 sebesar 0,005. Apabila didapatkan kriteria dominansi dari masing-masing spesies yang menghuninya, ternyata tingkat dominansinya berkisar antara 1-16 per spesies. Secara keseluruhan bahwa tingkat dominansi adalah 0,4148.Meskipun pada ke tiga stasiun penelitian dijumpai jumlah individu jenis tertentu yang lebih banyak, hal ini diduga berkaitan dengan lingkungan perairan atau jenis substrat yang mendukung bagi populasi makrozoobentos. 352

Berdasarkan hasil penelitian nilai suhu perairan yang diperoleh pada ketiga stasiun berkisar antara 27 C - 29 C. Kisaran suhu yang terdapat pada ketiga stasiun penelitian merupakan kisaran yang mampu mendukung kehidupan makrozoobentos yang berkisar antara 25 C - 30 C. Hasil pengukuran derajat keasaman (ph) pada lokasi penelitian berkisar antara 6,2-7,2. Pada stasiun 1 berkisar antara 6,2 dan pada di stasiun 2 berkisar antara 7,2, sedangkan pada stasiun 3 yaitu berkisar antara 6,2. Derajat keasaman (ph) tertinggi terdapat pada stasiun 2. Nilai ph yang terdapat pada kawasan Kuala Pidie Kecamatan Kota Sigli Kabupaten Pidie termasuk dalam golongan yang tidak ideal. Effendi (2003), menyatakan bahwa nilai ph yang ideal bagi Gastropoda berkisar antara 7,0 8,7 yang sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahan ph dan menyukai nilai ph sekitar 7-8,5. Nilai salinitas pada ketiga stasiun penelitian berkisar antara 18-18,2 ppt yang mengindikasikan sebagai perairan payau. Salinitas tertinggi terdapat pada kawasan pesisir pantai yaitu pada stasiun 3 yang berkisar 18,2 ppt. Sedangkan stasiun 1 dan 2 berkisar antara 18 ppt. Nybakken (1992), menyatakan adanya penambahan air tawar yang mengalir masuk ke perairan laut (muara) dapat menurunkan salinitas. Substrat dasar suatu perairan merupakan faktor yang penting bagi kehidupan organisme makrozoobentos. Masing-masing spesies mempunyai kisaran toleransi yang berbeda-beda terhadap substrat dan kandungan bahan organik substrat. Spesies makrozoobentos yang memiliki kepadatan tertinggi dari total ketiga titik stasiun yaitu Nerita linnaeus dari kelas Gastropoda dengan jumlah kepadatan sebesar 18 ind/m 2. Nerita linnaeus merupakan salah satu sumber makanan hewani yang mengandung nilai protein dan gizi yang tinggi sehingga diminati untuk dikonsumsi dan yang te Pomacea canaliculata, Potamidae, Telescopium dengan jumlah kepadatan 1. Berbeda dengan hasil yang ditemukan di daerah muara sungai Kecamatan Susoh Kabupaten Aceh Barat Daya yang lebih dominan terdapat makrozoobentos jenis Stenomelania torulosa dengan jumlah kepadatan sebesar 122,4 ind/m 2. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Azouksky et al. (2000), yang menyatakan bahwa kemampuan gastropoda bertahan pada suatu lingkungan disebabkan oleh kondisi lingkungan yang mendukung seperti tipe substrat dan kandungan bahan organik yang relatif tinggi serta kemampuan adaptasi yang sangat baik untuk hidup di berbagai tempat. Sedangkan menurut Hutagalung (1991), gastropoda memiliki kemampuan yang tinggi untuk mengakumulasi bahan-bahan tercemar tanpa mati terbunuh, terdapat dalam jumlah banyak, terikat dalam suatu tempat yang keras dan hidup dalam jangka waktu yang lama. Gastropoda juga merupakan kelompok dominan di perairan estuaria Rawa Gambut Tripa (Rizka et al., 2016). Terdapat hubungan yang sangat erat antara faktor fisika-kimia terhadap makrozoobenthos. Nyabakken (1993) Adil et al. (2016), serta Izmiarti (2010) menyatakan bahwa faktor utama yang menentukan pola penyebaran dari hewan benthos adalah interaksi antar populasi. Interaksi tersebut dapat berupa persaingan, pemangsaan serta adanya hubungan antar populasi yang bersifat mutualisme, komensalisme ataupun parasitisme. Faktor lingkungan lain yang dapat mempengaruhi penyebaran makrozoobenthos adalah potensial redok sedimen yang juga erat kaitannya dengan ketersediaan oksigen dalam sedimen. Selain itu adanya predatoe dalam perairan juga mempengaruhi tingkat dominansi makrozoobenthos. 353

Distribusi dari hewan benthos juga berhubungan dengan proses musiman dari pertumbuhan populasi. Sebagian besar dari hewan bethos dominannya dimulai pada stadium larva yang berupa plankton, sehingga penyebarannya sangat dipengaruhi oleh adanya faktor fisika-kimia pada perairan tersebut (Azouksky, 2000). Kemudian banyaknya faktor fisika-kimia lainnya yang berhubungan dengan makrozoobenthos namun tidak dilakukan pengukuran pada penelitian ini, seperti phospor, arus, pasang surut, oksigen terlarut. Seperti yang dinyatakan oleh Razak (2000) bahwa organisme bentik juga sangat dipengaruhi oleh keberadaan oksigen terlarut, karena kekurangan oksigen dapat menyebabkan stress pada organisme bentik. KESIMPULAN Tingkat dominansi makrozoobenthos di kawasan Kuala Pidie Kecamatan Kota Sigli Kabupaten Pidie adalah. Terdapat hubungan yang erat antara faktor fisika-kimia dengan makrozoobenthos di kawasan Kuala Pidie Kecamatan Kota Sigli Kabupaten Pidie. DAFTAR PUSTAKA Aidil, M., M.A. Sarong, S. Purnawan. 2016. Tingkat kesamaan plankton pada ekosistem mangrove Pulo Sarok Kecamatan Singkil, Kabupaten Aceh Singkil. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah, 1(2): 203-209. Azouksky, A.I., M.V. Chertoprou, N.V. Kucheruk. P.V Rybnikov, F.V. Sapozhnikov. 2000. Fractal properties of spation distribution of intertidal benthic communities. Marine Biology, 136: 581-590. Effendi, H. 2003. Telaah kualitas air bagi pengelolaan sumber daya dan lingkungan perairan. Kanisius. Yogyakarta. Hutagalung, H.P. 1991. Pencemaran laut oleh logam berat. dalam status pencemaran laut di indonesia dan teknik pemantauannya. P30-LIPI. Jakarta. 45-59. Izmiarti. 2010. Komunitas makrozoobentos di Banda Bakali Kota Padang. Jurnal Biospectrum, 6(1): 34-40. Kurnia, K., S. Purnawan, T. Rizwan. 2016. Pemetaan daerah penangkapan ikan pelagis kecil di Perairan Utara Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah, 1(2):185-194. Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut: suatu pendekatan ekologis. Diterjemahkan oleh Eidman dan Bengen. PT. Gramedia. Jakarta. Odum, EP. 1971. Fundamental of ecology. Third Edition. Philadelphia: W. B Saunders Co. Razak, A. 2000. Dinamika karekteristik fisika-kimia sedimen dan hubungan dengan struktur komunitas moluska bentik (Bivalvia dan Gastropoda) di Muara Bandar Bakali Padang. Thesis. pascasarjana IPB. Bogor. Rizka, S., Z. A. Muchlisin, Q. Akyun, N. Fadli, I. Dewiyati. A. Halim. 2016. Komunitas makrozoobentos di perairan estuaria Rawa Gambut Tripa Provinsi Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah, 1(1): 134-145. Purnawan, S., M. Zaki, T.M. Asnawi, I.Setiawan. 2015. Studi penentuan lokasi budidaya kerapu menggunakan keramba jaring apung di perairan Timur Simeulue. Depik, 4(1): 40-48. 354

Purnawan, S., I. Dewiyanti, T.M. Marman. 2016. Bioekologi fitoplankton di Laguna Gampong Pulot (LGP) Kabupaten Aceh Besar. Omni-Akuatika, 12(2): 104-112. Putra, D., M.A. Sarong, S. Purnawan. 2016. Kelimpahan kepiting bakau (Scylla) di kawasan rehabilitasi mangrove Pulo Sarok Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah, 1(2): 229-235. Ramadhani, F., S. Purnawan, T. Khairuman. 2015. Analisis kesesuaian parameter perairan terhadap komoditas tambak menggunakan sistem informasi geografis (SIG) di Kabupaten Pidie Jaya. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah, 1(1): 160-168. Ulmaula, Z., S. Purnawan, M.A. Sarong. 2015. Keanekaragaman gastropoda dan bivalvia bedasarkan karateristik sedimen daerah intertidal kawasan Pantai Ujong Pancu Kecamatan Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah, 1(1):124-134. 355