Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Orang tua terutama ibu perlu memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu primipara. Masalah-masalah menyusui yang sering terjadi adalah puting

BAB 1 PENDAHULUAN. besar seperti benjolan di daerah areola (Saryono&Roischa, 2009).

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN ASI DENGAN PRAKTIK PENCEGAHAN BENDUNGAN ASI (BREAST CARE) DI RB NUR HIKMAH KWARON GUBUG

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013

Nisa khoiriah INTISARI

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

Hubungan Pengetahuan, Pendidikan, Paritas dengan Pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado

BAB I PENDAHULUAN. dan negara Indonesia yang ditandai penduduknya hidup dalam lingkungan dan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN KETERAMPILAN MENYUSUI YANG BENAR PADA IBU NIFAS. Ansik Khoiriyah* Ravita Prihatini**

ST NURRAHMAH, S.ST AKADEMI KEBIDANAN KONAWE. Jl. Letj.DII Panjaitan No.217, Unaaha, Konawe Sulawesi Tenggara. Telp/Fax (0408)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai. kehidupannya dengan cara yang paling sehat.

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

BAB I PENDAHULUAN. ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil (Vivian, 2011).

HUBUNGAN SIKAP IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAWAH LEBAR KOTA BENGKULU

Jurnal Darul Azhar Vol 2, No.1 Agustus Januari 2017: 33-39

BAB 1 PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

Hubungan Rawat Gabung Dengan Kelancaran Produksi Asi Pada Ibu Post Partum Normal Di Irina D Bawah BLU RSUP Prof. Dr. R. D.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pemberian ASI dari ibu ke bayi yang dilakukan dengan baik dan benar.

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANAJEMEN LAKTASI

BAB I PENDAHULUAN. salah. Selain faktor teknis ini tentunya Air Susu Ibu juga dipengaruhi oleh asupan

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pola menyusui yang dianjurkan (Suradi, 1995).

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya yaitu melalui promosi pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah air susu yang diberikan kepada bayi sejak

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENERAPAN TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DENGAN KEBERHASILAN ASI EKSKLUSIF

BAB I PENDAHULUAN. tua dan keluarga. Calon orang tua terutama calon ibu perlu memiliki

HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA MISRINA

BAB 1 PENDAHULUAN. Colostrum merupakan bagian dari ASI yang penting untuk diberikan pada

BAB I PENDAHULUAN. hanya sekitar 36% selama periode Berdasarkan hasil Riskesdas. Provinsi Maluku sebesar 25,2% (Balitbangkes, 2013).

HUBUNGAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR

BAB I PENDAHULUAN. seorang ibu yang baru saja melahirkan dan diberikan kepada bayi langsung

Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume IV No.1 Edisi Juni 2011, ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan masa yang menggembirakan bagi calon orang tua dan

HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA MISRINA

Kata Kunci : Pengetahuan, Pemberian ASI, ASI Eksklusif.

Hikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK

Kata Kunci: Sikap Ibu, Dukungan Suami, Pemberian ASI Eksklusif

BAB I PENDAHULUAN. (GBHN) diarahkan untuk mempertinggi derajat kesehatan termasuk keadaan

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Masa nifas (puerperium) merupakan masa yang dimulai setelah

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA ISPA PADA BAYI (1-12 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016

Jurnal Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, Volume 2, Nomor 2, September 2016 ISSN X

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, ASI juga dapat melindungi kesehatan Ibu mengurangi

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA NEONATUS DENGAN IBU PASCA SECTIO CAESAREA DI RUANG MAWAR RSUD dr.doris SYLVANUS, PALANGKA RAYA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK

KARAKTERISTIK PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG PERAWATAN PAYUDARA DI BPM HJ. A BANJARMASIN ABSTRAK

Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah Kec. Cidadap Kel. Ciumbuleuit Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. bahwa terdapat perbedaan yang mencolok Angka Kematian Balita (AKB)

BAB I PENDAHULUAN. emosional yang sangat besar bagi setiap wanita (Rusli, 2011). Kehamilan dan

PENGARUH PUTING SUSU LECET TERHADAP PENERAPAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I KARANGANYAR

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian (ASI) masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN

PENGARUH SENAM NIFAS TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM

KARAKTERISTIK MEMPENGARUHI KEGAGALAN IBU NIFAS DALAM PEMBERIAN COLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR 0-3 HARI DI RB MULIA KASIH BOYOLALI

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI DESA CANDIROTO KECAMATAN KOTA KENDAL KABUPATEN KENDAL ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat sebagai makanan bayi (Maryunani, 2012). diberikan sampai usia bayi 2 tahun atau lebih (Wiji, 2013).

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI ASI IBU POST PARTUM

PENDAHULUAN. bahwa ada hubungan antara faktor kondisi bayi dengan pemberian ASI.

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan bayi, ibu, dan keluarga. Namun sering ibu-ibu tidak berhasil

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI DENGAN KEJADIAN IKTERUS PADA BAYI BARU LAHIR 0-7 HARI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PENINGKATAN SUHU TUBUH BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI PUJI LESTARI MAWUNG TRUCUK

GAMBARAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DI SURADADI TAHUN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG BREAST CARE DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM

Kurnia Mutiara. Prodi D-III Kebidanan STIKes U Budiyah ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat pekerja mempunyai peranan & kedudukan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. saja sampai usia 6 bulan yang disebut sebagai ASI esklusif (DepKes, 2005). bulan telah ditetapkan dalam SK Menteri Kesehatan No.

Rina Harwati Wahyuningsih Akademi Kebidanan Giri Satria Husada Wonogiri ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Masa nifas adalah masa dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta

BAB I PENDAHULUAN. dengan air susu ibu (ASI) dari payudara ibu. Bayi menggunakan refleks

BAB I PENDAHULUAN. besarnya janin sesuai usia kehamilan pada setiap dilakukan pemeriksaan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

GAMBARAN SIKAP IBU HAMILTENTANG PERAWATAN PAYUDARA SELAMA HAMIL DI POS KESEHATAN DESA PUNDUNGREJO TAWANGSARI SUKOHARJO TAHUN 2013.

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG

HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI DENGAN KELANCARAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BLANG BINTANG ACEH BESAR JURNAL

Oleh : Rita Nurhayati, Ruri Yuni Astari, M.Keb SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) YPIB MAJALENGKA ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling mahal sekalipun (Yuliarti, 2010). ASI eksklusif merupakan satu-satunya

1

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN

KONTRIBUSI PERSEPSI DAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PEDESAAN. Lilik Hidayanti 1, Nur Lina

JURNAL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Menyelesaikan Pendidikan Program D IV Kebidanan U Budiyah Banda Aceh

SIKAP POSITIF IBU DALAM PERAWATAN PAYUDARA MENDUKUNG KELANCARAN PRODUKSI ASI

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL SUAMI TERHADAP POLA PANTANG MAKAN IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANGDOWO KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI DESA LOLONG KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) sangat bermanfaat untuk imunitas, pertumbuhan dan

Transkripsi:

PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA Nelly Indrasari* *Dosen Jurusan Kebidanan Poltekes Tanjungkarang Perawatan payudara selama kehamilan adalah salah satu bagian penting yang harus diperhatikan sebagai persiapan dalam pemberian ASI. Tetapi sebagian besar ibu hamil tidak melakukan perawatan payudara karena kurangnya pengetahuan dalam perawatan payudara itu sendiri. Berdasarkan prasurvey yang dilakukan peneliti pada 10 orang ibu hamil yang datang ke Pos Rajabasa Bandar Lampung Tahun 2013 diperoleh hasil 4 orang (40%) ibu hamil yang berpengetahuan baik tentang perawatan payudara selama kehamilan dan 6 orang (60%) ibu hamil yang berpengetahuan kurang baik tentang perawatan payudara selama kehamilan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pelaksanaan perawatan payudara di Pos Kesehatan Kelurahan Rajabasa Raya Tahun 2013. Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan rancangan crossectional. Populasi dalam penelitian ini seluruh ibu hamil mulai dari tua kehamilan (24 minggu) sampai umur kehamilan 40 minggu datang selama bulan Januari-Juni 2013 berjumlah 54 orang ibu hamil dan diambil sampel sebanyak 48 orang dengan teknik Purposive Sampling atau pengambilan sampel didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri berdasarkan ciri-ciri atau sifat populasi yang diketahui sebelumnya. Data yang dikumpulkan data primer, Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan check list. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi square.hasil analisis penelitian dari 48 responden, pengetahuan ibu hamil termasuk dalam kategori kurang baik yaitu 31 orang (64,6%), pelaksanaan perawatan payudara dalam kategori kurang baik yaitu 33 orang (68,8%). Hasil analisis dengan uji chi square didapat variabel yang berhubungan yaitu pelaksanaan perawatan payudara (p-value = 0,038; OR=4,688). Kesimpulan dari penelitian ini ada hubungan bermakna antara pelaksanaan perawatan payudara. Saran dari penelitian ini yaitu diharapkan bagi petugas kesehatan sebagai bahan informasi bagi bidan supaya dapat memberikan informasi lebih dini dan mengajarkan pada ibu hamil tentang pelaksanaan perawatan payudara selama masa kehamilan. Kata Kunci : Pengetahuan, Pelaksanaan Perawatan Payudara LATAR BELAKANG Air Susu Ibu (ASI) mengandung campuran yang tepat dari berbagai makanan yang baik untuk bayi. Selain itu ASI mudah dicerna oleh bayi, membantu bayi untuk memulai kehidupannya dengan baik, mengandung antibodi, dan mengandung zat anti alergi. Sangat penting bagi ibu untuk menyusui bayinya (Bahiyatun, 2009). Menyusui adalah suatu proses yang alamiah dan suatu pengetahuan yang selama berjuta-juta tahun mempunyai peran penting dalam mempertahankan hidup manusia. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai kehidupannya dengan cara yang paling sehat (Roesli, 2009). Segera setelah terjadi kehamilan maka korpus luteum berkembang terus dan mengeluarkan estrogen dan progesterone, untuk mempersiapkan payudara, agar pada waktunya dapat memberikan ASI. Ibu hamil perlu melakukan perawatan payudara yang dapat memperlancar pengeluaran ASI (Manuaba, 2010). Perawatan payudara selama hamil (Prenatal Breast Care) adalah perlakuan yang diberikan kepada payudara untuk persiapan menyusui dengan tujuan memudahkan bayi menghisap ASI, untuk menjaga kesehatan payudara, sehingga mencegah gangguan yang bisa timbul selama menyusui (Manuaba, 2010). Perawatan payudara merupakan salah satu bagian penting yang harus diperhatikan sebagai persiapan untuk menyusui nantinya, hal ini dikarenakan payudara merupakan organ esensial [1]

penghasil ASI yaitu makanan pokok bayi baru lahir sehingga perawatannya harus dilakukan sedini mungkin. Sebagian besar para ibu hamil tidak melakukan perawatan payudara karena kurangnya pengetahuan dalam perawatan payudara itu sendiri, kurangnya infomasi tentang perawatan payudara seperti putting susu tidak menonjol, atau datar, karena keadaan buah dada khususnya puting susu merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan proses laktasi, kurangnya kesadaran para ibu akan pentingnya perawatan payudara selama kehamilan, tidak adanya dukungan dari keluarga untuk melakukan perawatan payudara sejak masa kehamilan, dan belum diberikannya pendidikan kesehatan oleh petugas kesehatan tentang perawatan payudara selama kehamilan. Ibu-ibu membutuhkan bantuan dan informasi serta dukungan dari segala pihak agar merawat payudara pada saat hamil untuk mempersiapkan ASI pada saat melahirkan sehingga menambah keyakinan bahwa mereka dapat menyusui bayinya dengan baik dan mengetahui fungsi dan manfaat perawatan payudara pada saat hamil. Dari penelitian Wulandari (2006) didapatkan hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan ibu primigravida sebelum diberi penyuluhan sebanyak 11 responden (73,3%) kurang memahami, dan sebanyak 4 responden (26,7%) memahami. Tingkat pengetahuan ibu primigravida sesudah diberi penyuluhan sebanyak 15 responden meningkat (100%). Dari hasil analisis menggunakan Uji-t, nilai t hitung(20,36) >t tabel(1,761) sehingga Ho ditolak Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian penyuluhan pada ibu primigravida di ruang Brawijaya RSD Kabupaten Malang terhadap peningkatan pengetahuan perawatan payudara. Selama kehamilan payudara akan membengkak dan daerah sekitar puting warnanya akan lebih gelap. Keadaan payudara yang bengkak ini, payudara menjadi mudah teriritasi bahkan mudah luka. Ibu-ibu hamil tidak akan mengalami kesulitan dalam pemberian ASI bila sejak awal telah mengetahui bagaimana perawatan payudara (breast care) yang tepat dan benar. Ibu hamil yang tidak melakukan perawatan payudara selama kehamilan dan perawatan tersebut hanya dilakukan pasca persalinan, maka akan menimbulkan beberapa permasalahan, seperti puting susu tenggelam sehingga bayi sulit menghisap, ASI tidak keluar, produksi ASI sedikit dan tidak cukup dikonsumsi bayi, dan payudara kotor (Rahayu, 2008). Beberapa permasalahan yang timbul pada ibu hamil yang tidak melakukan perawatan payudara selama kehamilan tersebut, dapat mengakibatkan bayi tidak mau menyusu atau tidak mendapatkan ASI yang maksimal dari ibunya. Keadaan ini akan mengakibatkan kebutuhan gizi bayi tidak akan terpenuhi secara baik dan bayi akan mudah terkena penyakit, bahkan mengalami kematian (Saryono dan Pramitasari, 2009). Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 angka kematian bayi (AKB) di Indonesia yaitu 32 per 1.000 kelahiran hidup (Laporan Pendahuluan SDKI, 2012). Data Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi Lampung pada tahun 2012 sebanyak 30 bayi per 1.000 kelahiran hidup, penyebab dari kematian bayi ini antara lain asfiksia, BBLR, dan penyebab lain. Penyebab lain yaitu gangguan pencernaan atau diare, infeksi, serta daya tahan tubuh yang kurang. Hal ini karena ASI eksklusif yang tidak diberikan secara maksimal (Laporan Pendahuluan SDKI, 2012). Data di Kota Bandar Lampung pada tahun 2011 Angka Kematian Bayi (AKB) sebanyak 21 kasus, penyebab dari kematian bayi ini antara lain pneumonia, diare, dan penyebab lain. Dimana salah satu hal yang menyebabkan diare yaitu kurangnya pemberian ASI pada bayi (Profil Kesehatan Kota Bandar Lampung, 2011). Perawatan payudara yang tidak dilakukan mulai dari masa kehamilan [2]

selain memberikan dampak pada bayi juga memberikan dampak permasalahan bagi ibu antara lain pembengkakan pada payudara,bernanah, payudara meradang, infeksi pada payudara, dan muncul benjolan di payudara. Permasalahan inilah beberapa penyebab ibu tidak mau memberikan ASI eksklusif pada bayinya, maka itu ibu dianjurkan untuk melakukan perawatan payudara sejak kehamilan (Rahayu, 2012). Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2010, bayi kurang dari 6 bulan yang tidak mendapatkan ASI eksklusif di Indonesia mencapai 44,7% (Riskesdas, 2010). Bayi umur 0-6 bulan yang tidak diberikan ASI eksklusif di Provinsi Lampung tahun 2010 sebesar 37,4 % dari target pencapaian ASI eksklusif sebesar 67% (Susenas, 2010). Data dari beberapa kabupaten besar yang ada di Lampung tahun 2011 untuk bayi 0-6 bulan yang tidak diberikan ASI eksklusif yaitu Bandar Lampung (34%), Way Kanan (28,5%), Lampung Utara (34,9%), Kota Metro (38,6%), dan Lampung Barat (41,5%), presentase ini menunjukkan di Bandar Lampung masih banyak yang belum mendapatkan ASI eksklusif (Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota Provinsi Lampung, 2011). Berdasarkan data bayi 0-6 bulan yang tidak diberikan ASI eksklusif dari beberapa kecamatan di Bandar Lampung pada tahun 2011 menunjukkan Kecamatan Rajabasa (37,5%), Kecamatan Tanjung Karang Barat (33,6%), dan Kecamatan Tanjung Karang Pusat (31,2%). Presentase ini menunjukkan bahwa di Kecamatan Rajabasa masih banyak bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif yang salah satu penyebabnya karena ibu tidak melakukan perawatan payudara selama kehamilan sehingga ASI tidak keluar dan produksi ASI sedikit (Profil Kesehatan Kota Bandar Lampung, 2011) Data dari Puskesmas Induk Rajabasa Indah pada bulan Januari sampai April 2013 menunjukan bahwa di Kelurahan Rajabasa Raya presentase bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif paling banyak yaitu sebesar 30,23% (Data Puskesmas Induk Rajabasa Indah Kota Bandar Lampung, 2013). Berdasarkan data prasurvey yang dilakukan pada 10 orang ibu hamil yang sedang melakukan pemeriksaan kehamilan di Pos Kesehatan Kelurahan Rajabasa Raya Kecamatan Rajabasa Bandar Lampung didapatkan 4 orang (40%) ibu hamil yang berpengetahuan baik tentang perawatan payudara selama kehamilan dan 6 orang (60%) ibu hamil yang berpengetahuan kurang baik tentang perawatan payudara selama kehamilan Dari fenomena diatas maka penulis tertarik meneliti tentang Hubungan pelaksanaan perawatan payudara di BPS Ketut Dani tahun 2013. METODE Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik. Rancangan ini menggunakan pendekatan cross sectional. digunakan untuk mengetahui hubungan pelaksanaan perawatan payudara di Pos tahun 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil dengan umur kehamilan TM II-TM III yang datang ke Pos selama bulan Januari-Juni 2013 yaitu 54 orang ibu hamil. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang melaksanakan perawatan payudara dan datang ke Pos Tahun 2013. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 48 orang ibu hamil. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Porposive Sampling. Cara pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket dan observasi. Data [3]

yang diperoleh adalah data primer. Pada penelitian ini data diperoleh dari kuesioner yang diisi oleh responden. Untuk mengisi check list peneliti melakukan observasi langsung kepada responden. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan check list. Untuk mengukur pengetahuan ibu, responden diberikan 35 pertanyaan. Analisa yang dilakukan untuk memperoleh distribusi frekuensi yang dilakukan terhadap variabel indepedent (pengetahuan) dan variabel dependent (pelaksanaan perawatan payudara) dari hasil penelitian. Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel independent (pengetahuan) dengan variabel dependent (pelaksanaan perawatan payudara) menggunakan uji statistik chi-square. HASIL III yaitu 42 orang (87,5%) sedangkan untuk umur kehamilan TM II sebesar 6 orang (12%). Analisis Univariat Tabel 3: Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Hamil Pengetahuan f % Kurang Baik 31 64,6 Baik 17 35,4 Berdasarkan tabel 3 diketahui distribusi pengetahuan responden sebagian besar pada kategori kurang baik yaitu 31 orang (64,6%) sedangkan untuk kategori baik sebesar 35,4%. Tabel 4: Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Perawatan Payudara Karakteristik Responden Tabel 1: Distribusi Umur Ibu Hamil Umur f % <20 tahun 7 14,6 20-35 tahun 39 81,3 > 35 tahun 2 4,2 Tabel 1 distribusi umur responden sebagian besar pada umur 20-35 tahun yaitu 39 orang (81,3%) sedangkan untuk umur < 20 tahun dan >35 tahun masingmasing 14,6% dan 4,2%. Tabel 2: Distribusi Frekuensi Umur Kehamilan Umur Kehamilan f % TM II 6 12 TM III 42 87,5 Berdasarkan tabel 2 diketahui distribusi umur kehamilan responden sebagian besar pada umur kehamilan TM Pelaksanaan f % Kurang Baik 33 68,8 Baik 15 31.3 Berdasarkan tabel 4 diketahui distribusi pelaksanaan perawatan payudara responden sebagian besar pada kategori kurang baik yaitu 33 orang (68,8%) sedangkan untuk kategori baik sebesar 31,3%. Analisis Bivariat Tabel 5: Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil dengan Pelaksanaan Perawatan Payudara Pengetahuan Pelaksanaan Perawatan Payudara Baik Total Kurang Baik f % f % f % Baik 9 52,9 8 47,1 17 100 Kurang Baik 6 19,4 25 80,6 31 100 Total 15 31,3 33 68,8 48 100 P value = 0,038, OR=4,688 [4]

Hasil analisis hubungan antara pelaksanaan perawatan payudara diperoleh bahwa ada sebanyak 9 (52,9%) ibu hamil yang berpengetahuan baik dan melaksanakan perawatan payudara dengan baik. Sedangkan diantara ibu hamil yang berpengetahuan kurang baik, ada 6 (19,4%) yang melaksanakan perawatan payudara dengan baik.. Hasil uji statistik diperoleh p-value= 0,038 maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pelaksanaan perawatan payudara. Dari hasil analisis diperoleh pula OR=4,688 artinya ibu yang berpengetahuan kurang baik mempunyai peluang 4,69 kali untuk melaksanakan perawatan payudara dengan baik. PEMBAHASAN Pengetahuan Dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa dari 48 responden ibu hamil di Pos Kesehatan Kelurahan Rajabasa Raya Kecamatan Rajabasa Bandar Lampung tahun 2013 termasuk dalam kategori kurang baik yaitu sebanyak 31 responden (64,6%). Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behaviour) (Wawan dan Dewi, 2010). Dari penelitian terdahulu yang dilakukan Rahayu (2012) tentang hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku ibu hamil dan perawatan payudara dari hasil penelitian 43 responden pada pengetahuan ibu hamil tentang perawatan payudara didapatkan 53% berpengetahuan buruk dan 47% berpengetahuan baik. Hasil penelitian menunjukan presentase yang lebih tinggi dibandingkan dengan penelitian terkait tersebut. Berdasarkan hasil penelitian dan teori diatas maka dapat disimpulkan bahwa kurangnya pengetahuan responden tentang perawatan payudara disebabkan kurangnya informasi responden tentang tujuan dan manfaat bagi kesehatan diri ibu atau bayi. Jadi dapat dikatakan seorang ibu hamil yang mempunyai pengetahuan yang baik tentang tujuan dan manfaat bagi kesehatan diri ibu atau bayi dan akibat yang dapat timbul bila tidak melakukan perawatan payudara selama hamil akan mempengaruhi tindakan atau perilakunya dalam melakukan perawatan payudara. Oleh karena itu petugas kesehatan diharapkan memberikan informasi lebih dini tentang pentingnya pelaksanaan perawatan payudara selama masa kehamilan. Pelaksanaan Perawatan Payudara Dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa dari 48 responden ibu hamil di Pos Kesehatan Kelurahan Rajabasa Raya Kecamatan Rajabasa Bandar Lampung tahun 2013 termasuk dalam kategori kurang baik yaitu sebanyak 32 responden (68,8%). Perawatan payudara selama hamil (Prenatal Breast Care) adalah perlakuan yang diberikan kepada payudara untuk persiapan menyusui dengan tujuan memudahkan bayi menghisap ASI, untuk menjaga kesehatan payudara, sehingga mencegah gangguan yang bisa timbul selama menyusui (Manuaba, 2010). Dari penelitian terdahulu yang dilakukan Rahayu (2012) tentang hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku ibu hamil dan perawatan payudara, pada perilaku ibu hamil dalam perawatan payudara didapatkan hasil 58% berperilaku negatif dan 42% berperilaku positif. Hasil penelitian menunjukan presentase yang lebih tinggi dibandingkan dengan penelitian terkait tersebut. Berdasarkan hasil penelitian dan teori diatas maka dapat disimpulkan [5]

bahwa pelaksanaan perawatan payudara yang masih kurang disebabkan kurangnya informasi yang diberikan petugas kesehatan tentang pentingnya melakukan perawatan payudara selama kehamilan. Oleh karena itu petugas kesehatan diharapkan memberikan kelas ibu yang dapat mengajarkan tentang perawatan payudara selama masa kehamilan. Hubungan Pengetahuan dengan Pelaksanaan Perawatan Payudara Dari hasil penelitian yang telah dilakukan ditemukan adanya hubungan yang bermakna secara statistik antara Pengetahuan Ibu Hamil dengan Pelaksanaan Perawatan Payudara di Pos tahun 2013, dimana nilai p-value = 0,038 dan diperoleh nilai OR = 4,688 yang berarti bahwa responden yang mempunyai pengetahuan yang baik mempunyai peluang 4,688 kali untuk melaksanakan perawatan payudara dengan baik. Sejalan dengan teori yang dikemukakan Lawrence Green (Machfoedz, 2010) mencoba menganalisa perilaku manusia dari tingkat kesehatan. Perilaku kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pengetahuan, sikap, nilai, kepercayaan, dan lain-lain misalnya pengetahuan ibu hamil untuk melaksanakan perawatan payudara bila ibu hamil mengetahui tujuan dan manfaat bagi kesehatan diri ibu atau bayi. Dari penelitian terdahulu yang dilakukan Rahayu (2012) tentang hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku ibu hamil dan perawatan payudara didapatkan hasil penghitungan Chi-square dimana X 2 hitung 4,97 lebih besar dari X 2 tabel adalah 3,84 dengan signifikan 0,05 yang berarti Ho ditolak Ha diterima, dengan KK didapatkan hasil 0,32 yang berarti ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku ibu hamil dalam perawatan payudara. Hasil penelitian menunjukan hasil yang sama yaitu ada hubungan yang signifikan. Menurut peneliti ibu hamil yang kurang baik dalam melaksanakan perawatan payudara dan bahkan tidak melaksanakannya disebabkan kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang tujuan, manfaat dan akibat yang ditimbulkan apabila tidak melaksanakan perawatan payudara. Oleh karena itu, petugas kesehatan diharapkan dapat memberikan informasi tentang perawatan payudara dan mengajarkan teknik perawatan payudara yang baik selama masa kehamilan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan maka disimpulkan bahwa Pengetahuan ibu hamil tentang pelaksanaan perawatan payudara dalam kategori kurang baik sebanyak 31 responden (64,6%) dam ibu hamil yang melaksanaan perawatan payudara dalam kategori kurang baik sebanyak 33 responden (68,8%). Hasil anlisis lanjutan menyimpulkan bahwa ada hubungan yang antara pelaksanaan perawatan payudara (p value 0,038). Selanjutnya berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat diberikan saran sebagai Sebagai bahan penambah referensi yang berkaitan dengan pelaksanaan perawatan payudara selama kehamilan. Bagi Tenaga Kesehatan sebagai bahan informasi bagi bidan supaya dapat memberikan informasi lebih dini dan mengajarkan pada ibu hamil tentang pelaksanaan perawatan payudara selama masa kehamilan, sedangkan bagi peneliti selanjutnya hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai. DAFTAR PUSTAKA Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta : EGC [6]

Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung. 2011. Profil Kesehatan Kota Bandar Lampung 2011. Lampung Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota Provinsi Lampung. 2011. Dinas Kesehatan Provinsi Lampung Laporan Pendahuluan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia. 2012. Badan Pusat Statistik Laporan Riset Kesehatan Dasar. 2010. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Machfoedz, Ircham. 2007. Teknik Membuat Alat Ukur Penelitian Bidang Kesehatan, Keperawatan dan Kebidanan. Yogyakarta : Fitramaya Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC Rahayu, Nur Eka. 2012. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Ibu Hamil Tentang Perawtan Payudara di Poli Kandungan RSUD Dr. Harjono Ponorogo. Skripsi Universitas Muhammadiyah Ponorogo Rahayu, Puji. 2008. Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Motivasi dengan Praktek Perawatan Payudara di Wilayah Kerja Puskesmas Guntur II. Skripsi SI Keperawatan Universitas Muhammadiyah Semarang. Roesli, Utami. 2009. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta : Puspa Swara Saryono & Pramitasari. 2009. Buku Perawatan Payudara (Dilengkapi Deteksi Dini Terhadap Kanker Payudara). Yogyakarta : Mitra Cendikia Wawan & Dewi. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Fitramaya Wulandari, Tri. 2006. Pengaruh Pemberian Penyuluhan Pada Ibu Primigravida Terhadap Peningkatan Pengetahuan Perawatan Payudara di Ruang Brawijaya RSD Kabupaten Malang. Skripsi Universitas Muhammadiyah Malang [7]