BAB I PENDAHULUAN. alam dan kegiatan ekonomi, menuntut guru agar dapat menciptakan pembelajaran

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif agar siswa dapat

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Dalam arti sederhana

I. PENDAHULUAN. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dinilai berperan penting

BAB I PENDAHULUAN. potensi intelektual dan sikap yang dimilikinya, sehingga tujuan utama

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai tempat proses belajar mengajar mempunyai. sebagai wadah untuk menciptakan kehidupan manusia yang lebih baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisasi ini, kemajuan dari suatu negara ditentukan dari tingginya

BAB I PENDAHULUAN. pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang.

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap Peningkatan Hasil Belajar Mengenai Kesebangunan dan Simetri Siswa Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang diamanatkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan. Nasional Nomor 20 Tahun 2003 akan tercapai bila didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, masyarakat dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah pembelajaran IPA di SD Negeri Pakis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan wadah mencerdaskan kehidupan bangsa sebab

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dinamis yang senantiasa. dari kemajuan ilmu dan teknologi yang menuntut lembaga-lembaga untuk

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan sebagai warga bangsa. Arus globalisasi telah menyebar dan mempengaruhi

ZULFA SAFITRI A54F100040

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga, peneliti berhasil

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemajuan perkembangan zaman yang begitu cepat dan pesat terutama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hasanah, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kualitas dan martabat kehidupan manusia Indonesia sehingga dapat mengatasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini peran dan fungsi pendidikan sekolah semakin penting dan

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal yang sangat penting bagi kemajuan dan. kemajuan zaman saat ini. Dengan majunya pendidikkan maka akan bisa

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

BAB I PENDAHULUAN. Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

Model Pembelajaran Konstekstual dalam Bidang Studi Ekonomi Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Nendi Rohaendi,2013

BAB I PENDAHULUAN. kejuruan yang berada di Salatiga. Sekolah ini memiliki 33 orang guru dan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi memiliki peranan penting dalam memberikan pemahaman mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Komputer dan Jaringan untuk kelas XI D memiliki kapasitas 36 orang siswa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai bagian kehidupan masyarakat dunia pada era global harus

BAB I PENDAHULUAN. guru dalam mengajar. Berbagai macam komponen-komponen dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. adalah pembelajaran yang sifatnya aktif, inovatif dan kreatif. Sehingga proses

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKAMELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No 20 tahun 2003 pasal 1 menegaskan bahwa pendidikan. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia (SDM) kita mempunyai keunggulan dan mampu bersaing di bidang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan salah satu media untuk mendapatkan sumber daya manusia

I. PENDAHULUAN. karena kemajuan suatu negara akan sangat dipengaruhi oleh kualitas

I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun. Berdasarkan hal itu pemerintah terus berupaya mewujudkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peserta didik yang berkualitas, baik dilihat dari prestasi bidang

kata kunci: bimbingan teknis, pendekatan kontekstual, dan mutu guru.

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru menjadi komponen yang sangat penting untuk menciptakan

BAB I PEDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Selain itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dan harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sangat

BAB I PENDAHULUAN. akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa

BAB V DISKUSI HASIL PENELITIAN. Kriteria utama untuk mengajar dengan efektif ialah apakah mengajar itu

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I. PENDAHULUAN. belajar. Membelajarkan siswa yaitu membimbing kegiatan siswa belajar,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB 1 PENDAHULUAN. jaman. Oleh karena itu pendidikan sangat cepat perkembanganannya semua ini

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. hanya mendengarkan, mencatat kemudian menghapal materi pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh

BAB I PENDAHULUAN. penunjang roda pemerintahan, guna mewujudkan cita cita bangsa yang makmur dan

BAB I PENDAHULUAN. siswanya menjadi lebih kritis dan kreatif. Pendidikan merupakan wadah untuk berlatih, berkreasi, mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil

BAB. I PENDAHULUAN. Hilman Latief,2014 PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN. disampaikan melalui ceramah akan sulit diterima oleh siswa dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Oleh: Rusmiati SD Negeri 1 Punjul Karangrejo Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha untuk membina dan mengembangkan

SETI YANINGSIH NIM : A

BAB I PENDAHULUAN. untuk lebih maksimal saat mengajar di sekolah. adalah matematika. Pembelajaran matematika di sekolah dasar dirancang

I. PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup dari penelitian.

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA. bersifat membentuk atau merupakan suatu efek.

belajar, belajar seraya bermain, dengan demikian anak akan memiliki kesempatan untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan dan

BAB I PENDAHULUAN. dan berkedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya. Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) bagi siswa.

I. PENDAHULUAN. berkembang sesuai dengan kemajuan zaman. Pendidikan juga merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu materi pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sikap serta tingkah laku. Di dalam pendidikan terdapat proses belajar,

7,0 dengan ketuntasan klasikal 85%. Persentase siswa yang mencapai kategori terampil pada setiap aspek. psikomotor meningkat setiap siklus.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah, dalam kaitannya dengan pendidikan sebaiknya dijadikan tempat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ai Nunung Muflihah,2013

BAB I PENDAHULUAN. No. 20 tahun 2003: 33). Hal ini disesuaikan dengan dunia pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. banyak faktor. Salah satunya adalah kemampuan guru menggunakan desain

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Magnet di Kelas V SDN 2 Labuan Lobo Toli-Toli

I.PENDAHULUAN. seutuhnya, sangatlah tepat. Konsep Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa,

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wadah mencerdaskan kehidupan bangsa, sebab melalui pendidikan tercipta sumber daya manusia yang terdidik, yang mampu menghadapi perkembangan zaman yang semakin maju. Maka dari itu kegiatan pembelajaran harus lebih ditingkatkan lagi, terutama dalam pelajaran Ilmu pengetahuan Sosial (IPS). Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial memiliki peranan yang penting, dikarenakan pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mengajarkan kepada siswa tentang bagaimana cara hidup berinteraksi, berkomunikasi, berhubungan dengan alam sekitar dan dengan lingkungan yang beragam situasi dan kondisi. Dengan pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), diharapkan siswa dapat memiliki sikap peka dan tanggap untuk bertindak secara rasional dan bertanggung jawab dalam memecahkan masalah-masalah sosial yang dihadapi dalam kehidupannya. Salah satu pokok bahasan dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di kelas IV Semester ganjil adalah sumber daya alam dan kegiatan ekonomi. Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang disediakan oleh alam semesta yang dapat digunakan untuk kebutuhan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pokok bahasan sumber daya alam dan kegiatan ekonomi, menuntut guru agar dapat menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien. Pembelajaran yang lebih menarik minat siswa, mudah diterima siswa, dan membuat siswa lebih termotivasi untuk belajar sehingga mendapatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang maksimal. 1

2 Berdasarkan hasil observasi di kelas IV SD Negeri 024868 Binjai bahwa siswa tidak termotivasi untuk mengikuti pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Rendahnya motivasi belajar dapat dilihat dari tabel berikut ini : Indikator Tekun dan Tabel 1.1. Rekap Penilaian Motivasi Belajar Kelas IV SDN 024868 Binjai ulet dalam menghada pi tugas Penilaian indikator motivasi belajar Menunjukkan minat yang tinggi dalam belajar Mandiri dalam belajar Dapat mempertaha nkan pendapat Senang mencari dan memecahk an masalah Jlh skor 64 61 50 31 37 Mean 2.1 2.0 1.7 3.1 1.2 Kategori Cukup Cukup Kurang Kurang Kurang Disini dapat terlihat bahwa motivasi belajar IPS masih rendah. Pada saat proses pembelajaran berlangsung siswa hanya bermain, melempar-lempar kertas, siswa mudah terganggu ketika mengerjakan tugas atau tidak konsentrasi dalam mengerjakan tugas, siswa tidak memiliki semangat pada saat mengerjakan tugas, siswa tidak senang mengikuti kegiatan pembelajaran, tidak tertarik untuk mengerjakan soal latihan, tidak mengerjakan tugas tepat waktu, selain itu siswa juga tidak ada perhatian yang besar pada saat guru menjelaskan, tidak berani mengemukakan pendapat, tidak adannya sikap mengkritik dalam belajar, siswa hanya senang bercerita pada saat guru menjelaskan dan tidak memiliki rasa percaya diri. Selain itu, berdasarkan observasi yang dilakukan di kelas IV SDN No.024868 Binjai juga terdapat rendahnya hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

3 (IPS) pokok bahasan sumber daya alam dan kegiatan ekonomi. Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pokok bahasan sumber daya alam dan kegiatan ekonomi masih di bawah standar ketuntasan minimal yaitu 65 dan hasil belajar yang diperoleh secara persentase ketuntasan klasikal juga masih dibawah dari standar. Suatu kelas dapat dikatakan tuntas secara klasikal apabila taraf penguasaan minimal kelas adalah 85%. untuk lebih jelas hasil belajar siswa rendah dapat dilihat berdasarkan tabel nilai ulangan harian pokok bahasan sumber daya alam dan kegiatan ekonomi pada tahun ajaran 2013-2014 dan 2014-2015 berikut ini : Tabel 1.2 Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian IPS Pokok Bahasan Sumber Daya Alam dan Kegiatan Ekonomi Kelas IV SD Negeri No. 024868 Binjai Tuntas Tidak Ma Tahun Tuntas Kompetensi Dasar KKM pel Akademik Jlh % Jlh % siswa siswa Mengenal pentingnya sumber 2013-2014 65 13 37,14 22 62,85 IPS daya alam dan kegiatan ekonomi dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat 2014-2015 65 11 35,48 20 64,51 (Sumber : Guru Kelas IV SD Negeri 024868 Binjai) Disini dapat terlihat bahwa hasil belajar IPS pokok bahasan sumber daya alam dan kegiatan ekonomi masih rendah. Pada tahun ajaran 2013 2014 nilai ulangan harian siswa pada pokok bahasan sumber daya alam dan kegiatan ekonomi dari 35 siswa hanya terdapat 13 orang yang tuntas (37,14%), yang tidak tuntas terdapat 22 orang (62,85%). sedangkan pada tahun ajaran 2014-2015 jumlah siswa 31, hanya terdapat 11 orang (35,48%) yang tuntas dan yang tidak tuntas 20 orang (64,51%) dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan sekolah untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah 65.

4 Faktor rendahnya motivasi belajar dan hasil belajar meliputi faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern meliputi rendahnya bakat siswa, kurangnya rasa percaya diri siswa, kurangnya minat siswa, rendahnya keinginan siswa untuk mencapai suatu tujuan atau cita cita. Sedangkan faktor ekstern siswa dari keluarga meliputi rendahnya motivasi orang tua, hubungan orang tua dan siswa tidak harmonis, rendahnya kehidupan ekonomi keluarga, lingkungan teman sepermainan (peer group) yang nakal dan lingkungan sekolah meliputi kondisi kelas yang kurang nyaman atau tidak kondusif, metode yang digunakan kurang bervariasi, tidak adanya perangkat instrument pendidikan dan alat-alat pendukung sarana belajar yang berkualitas rendah. Sehubungan dengan rendahnya motivasi belajar dan hasil belajar IPS menuntut guru agar tidak hanya sekedar memberi materi tetapi juga sebagai motivator seperti dengan cara memberi perhatian lebih, menumbuhkan minat dan motivasi siswa. guru dapat memberitahukan sasaran yang akan di capai dalam bentuk tujuan instruksional, memberikan hadiah. Selain itu seorang guru juga harus memiliki pengetahuan yang luas dan mempunyai rasa cinta dan sifat pengabdian terhadap profesinya sebagai pendidik serta mampu menciptakan kondisi belajar mengajar yang lebih baik, melibatkan siswa secara langsung, mengaitkan materi dengan kehidupan nyata. pembelajaran yang berlangsung juga harus menggunakan metode yang bervariasi yang dapat menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien. Dengan demikian guru sebagai pendidik harus mampu merancang dan mengembangkan strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran yang sesuai dengan jenis, materi dan tujuan pembelajaran Sehingga diharapkan siswa akan lebih

5 termotivasi dalam kegiatan proses belajar mengajar dan hasil belajar yang dicapai oleh siswa dapat ditingkatkan. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka seorang guru harus dapat memilih strategi yang sesuai. dari berbagai strategi pembelajaran yang ada, salah satu strategi pembelajaran yang di mungkinkan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPS adalah Strategi pembelajaran contextual teaching and learning (CTL). Strategi pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan sendiri materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Strategi pembelajaran pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) memiliki tujuh komponen meliputi kontruktivisme, inquiry, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi dan penilaian. penerapan tujuh komponen strategi pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) dengan sebaik- baiknya dapat membuat siswa belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkontruksikan sendiri pengetahuan,menimbulkan kreatif siswa dalam bertanya, menumbuhkan kerja sama yang baik dalam kelompok belajar,membuat kesimpulan yang baik, dan mendapatkan penilaian yang autentik. Strategi pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) sejalan dengan teori kontruktivisme. kontruktivisme menyatakan bahwa pengetahuan akan tersusun dan terbangun di dalam pikiran siswa sendiri ketika ia berupaya untuk mengorganisasikan pengalaman barunya berdasarkan pada kerangka kognitif yang sudah ada di dalam pengetahuannya. prinsip dalam teori

6 kontruktivisme adalah belajar itu berdasarkan keseluruhan, anak yang belajar merupakan keseluruhan, belajar berkat insight, belajar berdasarkan pengalaman. Terkait dengan hal tersebut, kula menyatakan dalam penelitiannya bahwa penerapan pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa, sedangkan Umra mengatakan bahwa dengan menerapkan pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menerapkan tujuh komponen yang terdapat dalam pembelajaran contextual teaching and learning (CTL). Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti perlu melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul Peningkatan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar IPS dengan Menerapkan Strategi Pembelajaran Contextual teaching and learning (CTL) Pada Siswa Kelas IV SD Negeri No. 024868 Binjai Tahun Ajaran 2015 2016. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka identifikasi masalah penelitian ini adalah: a. Rendahnya motivasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada siswa dapat dilihat dari siswa tidak memperhatikan guru, tidak tertarik mengerjakan tugas, tidak mau bertanya ketika kurang jelas atau kurang paham, siswa juga hanya bermain dan bercerita pada saat guru menyampaikan materi pembelajaran b. Dalam proses pembelajaran guru langsung menjelaskan materi tanpa sebelumnya mengembangkan suasana yang positif dan kondusif untuk

7 menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). c. Materi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) masih banyak disajikan dalam bentuk hafalan teori d. Hasil belajar siswa masih rendah, hal tersebut terlihat dari nilai ulangan yang diperoleh siswa masih banyak siswa memiliki nilai yang tidak memenuhi KKM. e. Kegiatan belajar mengajar di kelas masih bersifat monoton, hanya guru yang aktif sedangkan siswa pasif. f. Kurangnya kemampuan guru dalam memilih dan menerapkan strategi pembelajaran dalam kegiatan belajar di kelas sehingga menyebabkan motivasi belajar dan hasil belajar IPS rendah. 1.3 Batasan Masalah Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada kegiatan Peningkatan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar IPS Pokok Bahasan Sumber Daya Alam dan Kegiatan Ekonomi dengan Menerapkan Strategi Pembelajaran Contextual teaching and learning (CTL) Pada Siswa Kelas IV SD Negeri No. 024868 Binjai Tahun Ajaran 2015-2016. 1.4 Rumusan Masalah Bertolak dari latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah penelitian ini adalah: a. Apakah penerapan Strategi Pembelajaran Contextual teaching and learning (CTL) dapat meningkatkan motivasi belajar IPS pokok

8 bahasan sumber daya alam dan kegiatan ekonomi Pada Siswa Kelas IV SD Negeri No. 024868 Binjai Tahun Ajaran 2015/2016? b. Apakah penerapan Strategi Pembelajaran Contextual teaching and learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar IPS pokok bahasan sumber daya alam dan kegiatan ekonomi Pada Siswa Kelas IV SD Negeri No. 024868 Binjai Tahun Ajaran 2015/2016? 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian adalah: a. Untuk meningkatkan motivasi belajar IPS pokok bahasan sumber daya alam dan kegiatan ekonomi dengan menerapkan Strategi Pembelajaran Contextual teaching and learning (CTL) Pada Siswa Kelas IV SD Negeri No. 024868 Binjai Tahun Ajaran 2015/2016 b. Untuk meningkatkan hasil belajar IPS pokok bahasan sumber daya alam dan kegiatan ekonomi dengan menerapkan Strategi Pembelajaran Contextual teaching and learning (CTL) Pada Siswa Kelas IV SD Negeri No. 024868 Binjai Tahun Ajaran 2015/2016. 1.6 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini diharapkan dapat berguna secara teoritis dan praktis. Manfaat teoritis penelitian ini adalah: a. Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat di dunia pendidikan, sebagai bahan masukan dalam mengembangkan Ilmu pengetahuan yang relevan dengan permasalahan yang ada.

9 b. Bagi penelitian lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan dan menambah wawasan mengenai pengaruh strategi contextual teaching and learning (CTL) terhadap peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar siswa. Manfaat Praktis penelitian ini adalah : a. Bagi guru Guru mendapat pengetahuan dan pengalaman dalam pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan Strategi pembelajaran contextual teaching and learning (CTL). b. Bagi siswa Strategi pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) merupakan salah satu strategi yang pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi yang di pelajari dan menghubungkannya serta menerapkannya dengan situasi kehidupan nyata. Dengan demikian di harapkan siswa tidak lagi menganut budaya belajar menghafal dan sekedar menyelesaikan tugas, tetapi berubah menjadi belajar bermakna yang menyenangkan.