CV. WARNET FAUZAN TANGERANG PERATURAN DIREKTUR NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PENGUPAHAN DAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN

dokumen-dokumen yang mirip
UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003

PERLINDUNGAN DAN PENGAWASAN TENAGA KERJA (2)

Pasal 88 s.d pasal 98 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;

-2-1. Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/bu

SISTEM PENGUPAHAN DI INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

CV. WARNET FAUZAN TANGERANG

Jam Kerja, Cuti dan Upah. Lusiani Julia Program Officer ILO Jakarta April 2017

Upah Hak pekerja/buruh uang imbalan termasuk tunjangan

UNDANG-UNDANG KETENAGAKERJAAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1981 TENTANG PERLINDUNGAN UPAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1981 TENTANG PERLINDUNGAN UPAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN [LN 2003/39, TLN 4279] Pasal 184

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

2016, No Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Badan Kepegawaian Negara; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sip

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1981 TENTANG PERLINDUNGAN UPAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1981 TENTANG PERLINDUNGAN UPAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG

2016, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR TIDAK MASUK BEKERJA (2014)

Oleh: Arum Darmawati. Disampaikan pada acara Carrier Training Preparation UGM, 27 Juli 2011

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

MAKALAH HUKUM KETENAGAKERJAAN KETIDAKSUAIAN PENGUPAHAN KERJA LEMBUR

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG

2017, No Peraturan Presiden Nomor 130 Tahun 2017 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (

STANDARD OPERATION PROCEDURE TIDAK MASUK BEKERJA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Pengupahan BAB Peraturan tentang Upah

PEMBAYARAN UPAH PASAL 88 UUK : BAHWA TIAP PEKERJA/BURUH BERHAK MEMPEROLEH PENGHASILAN YANG MEMENUHI PENGHIDUPAN YANG LAYAK BAGI KEMANUSIAAN

Pada hari ini, tanggal bulan tahun. Untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA ( PERUSAHAAN)

TRANSKIP WAWANCARA PENELITIAN KEBIJAKAN PENGUPAHAN DI INDONESIA, STUDI ANALISIS : PERATURAN PEMERINTAH NO.78 TAHUN 2015

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PERMEN-KP/2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Tunjangan Kinerja. Pemberian. Tata Cara.

BAB III TINJAUAN TEORI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK PASAR KABUPATEN TEMANGGUNG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketujuh atas Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang K

KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

STANDARD OPERATION PROCEDURE CUTI

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 160.2/PMK.07/2008 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1997 TENTANG KETENAGAKERJAAN [LN 1997/73, TLN 3702]

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

2015, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEGAL NOMOR 04 TAHUN 2006 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT (PD. BPR) BANK PASAR KABUPATEN TEGAL

BAB IV REGULASI UPAH MINIMUM SEKTOR PERKEBUNAN (UMSP) DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

2 Pemerintah Nomor 63 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhe

UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAAN

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1981 NOMOR 8

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK. Tunjangan. Kinerja Pegawai.

REGULATION UPDATE. Mario Maurice Sinjal Senior Associate. Nurjadin Sumono Mulyadi&Partners. Jakarta, 12 April Law Office

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

SISTEM PERLINDUNGAN UPAH DI INDONESIA

DI LINGKUNGAN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI

BAB I. KETENTUAN UMUM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.07/2010 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH NO. 08 TH 1981

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PENYALURAN TUNJANGAN PROFESI BAGI GURU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BHUMI PHALA WISATA KABUPATEN TEMANGGUNG

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 26/POJK.04/2014 TENTANG. Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 214/PMK.01/2011 TENTANG

HUKUM KETENAGA KERJAAN BERDASARKAN UU NO 13 TAHUN 2003

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Akuntansi dan Keuangan PT Kimia Farrna (Persero) Tbk. Cabang

KATA PENGANTAR. Direktur Pendidikan Menengah Kejuruan Dr.Gatot Hari Priowirjanto

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-368/KM.5/2005 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.102 /MEN/VI/2004 TENTANG WAKTU KERJA LEMBUR DAN UPAH KERJA LEMBUR

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 41/PMK.01/2011 TENTANG

SURAT PERJANJIAN KERJA

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2013

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 49 /POJK.03/2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT

BAB II KERANGKA TEORI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH WISMA MAROS KABUPATEN MAROS

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TINJAUAN PUSTAKA. Peran menurut Soerjono Soekanto (1982 : 60) adalah suatu sistem kaidah kaidah yang berisikan

2 menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH ANEKA USAHA KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 68 TAHUN 2009 TENTANG

Transkripsi:

CV. WARNET FAUZAN TANGERANG PERATURAN DIREKTUR NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PENGUPAHAN DAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN BAB I PENGUPAHAN Pasal 1 SISTEM PENGUPAHAN 1. Hak untuk menerima gaji timbul pada saat adanya hubungan kerja dan berakhir pada saat terputusnya hubungan kerja. 2. Setiap karyawan berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. 3. Untuk mewujudkan penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), struktur dan besaran gaji diatur dan ditetapkan oleh Perusahaan; 4. Kebijakan pengupahan yang melindungi karyawan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) meliputi : a. upah minimum; b. upah kerja lembur; c. upah tidak masuk kerja karena berhalangan; d. upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain di luar pekerjaannya; e. upah karena menjalankan hak waktu istirahat kerjanya; f. bentuk dan cara pembayaran upah; g. denda dan potongan upah; h. hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan upah; i. struktur dan skala pengupahan yang proporsional; j. upah untuk pembayaran pesangon; dan 1

k. upah untuk perhitungan pajak penghasilan. Pasal 2 1. Upah minimum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (4) huruf a dapat terdiri atas: a. upah minimum berdasarkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Perusahaan (APBP); b. upah minimum berdasarkan jabatan, pangkat dan golongan/pangkat seorang karyawan; Pasal 3 Perusahaan dilarang membayar upah lebih rendah dari upah minimum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2. Pasal 4 1. Pengaturan pengupahan yang ditetapkan atas kesepakatan antara pengusaha dan karyawan tidak boleh lebih rendah dari ketentuan pengupahan yang ditetapkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Dalam hal kesepakatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) lebih rendah atau bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, kesepakatan tersebut batal demi hukum, dan pengusaha wajib membayar upah karyawan menurut peraturan perundangundangan yang berlaku. Pasal 5 1. Pengusaha menyusun struktur dan skala upah dengan memperhatikan golongan, jabatan, masa kerja, pendidikan, dan kompetensi. 2. Pengusaha melakukan peninjauan upah secara berkala dengan memperhatikan kemampuan perusahaan dan produktivitas. Pasal 6 1. Tata cara pembayaran upah adalah sebagai berikut : a. Upah yang dibayarkan adalah perhitungan upah dari tanggal 1 s/d tanggal 30; b. Upah karyawan dibayar paling cepat tanggal 5 dan/atau selambat-lambatnya tanggal 8 pada bulan berikutnya; c. Gaji diberikan kepada karyawan melalui Transfer Bank Mandiri, karyawan wajib membuat tabungan mandiri. segala beban biaya yang diberikan oleh pihak bank kepada nasabah adalah tanggungjawab karyawan itu sendiri; 2

2. Besaran upah minimum yang telah ditetapkan oleh Perusahaan sebagai berikut : GOL PANGKAT KARYAWAN GAJI SATUAN TUNJANGAN PERHARI GOL PERHARI KARYAWAN TIDAK TETAP Rp 30.000 Rp - 1a Junior Staff Tingkat I Rp 35.000 1b Junior Staff Tingkat II Rp 45.500 Rp 2.000 1c Staff Tingkat I Rp 55.000 1d Staff Tingkat II Rp 65.000 Rp 4.000 2a Senior Staff Tingkat I Rp 72.500 2b Senior Staff Tingkat II Rp 83.000 Rp 6.000 2c Supervisor Tingkat I Rp 87.500 2d Supervisor Tingkat II Rp 97.500 Rp 9.000 3a Supervisor Tingkat III Rp 107.500 3b Manajer Tingkat I Rp 120.000 3c Manajer Tingkat I Rp 130.000 3d Manajer Tingkat II Rp 135.000 4a Deputy Direktur Tingkat I Rp 140.000 Rp 12.000 4b Deputy Direktur Tingkat I Rp 150.000 4c Direktur Tingkat I Rp 160.000 4d Direktur Tingkat II Rp 170.000 Pasal 7 1. Upah tidak dibayar apabila karyawan tidak melakukan pekerjaan. 2. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak berlaku, dan pengusaha wajib membayar upah apabila : a. Karyawan sakit sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan; b. karyawan perempuan yang sakit pada hari pertama dan kedua masa haidnya sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan; c. karyawan tidak masuk bekerja karena karyawan menikah, menikahkan, mengkhitankan, membaptiskan anaknya, isteri melahirkan atau keguguran kandungan, suami atau isteri atau anak atau menantu atau orang tua atau mertua atau anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia; d. karyawan tidak dapat melakukan pekerjaannya karena sedang menjalankan kewajiban terhadap negara; 3

e. karyawan tidak dapat melakukan pekerjaannya karena menjalan-kan ibadah yang diperintahkan agamanya; f. karyawan bersedia melakukan pekerjaan yang telah dijanjikan tetapi pengusaha tidak mempekerjakannya, baik karena kesalahan sendiri maupun halangan yang seharusnya dapat dihindari pengusaha; g. karyawan melaksanakan hak istirahat; h. karyawan melaksanakan tugas karyawan atas persetujuan pengusaha; dan i. karyawan melaksanakan tugas pendidikan dari perusahaan. 3. Upah yang dibayarkan kepada karyawan yang sakit sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf a sebagai berikut : a. untuk 4 (empat) bulan pertama, dibayar 100% (seratus perseratus) dari upah; b. untuk 4 (empat) bulan kedua, dibayar 75% (tujuh puluh lima perseratus) dari upah; c. untuk 4 (empat) bulan ketiga, dibayar 50% (lima puluh perseratus) dari upah; dan d. untuk bulan selanjutnya dibayar 25% (dua puluh lima perseratus) dari upah sebelum pemutusan hubungan kerja dilakukan oleh pengusaha. 4. Upah yang dibayarkan kepada karyawan yang tidak masuk bekerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf c sebagai berikut : a. karyawan menikah, dibayar untuk selama 3 (tiga) hari; b. menikahkan anaknya, dibayar untuk selama 2 (dua) hari; c. mengkhitankan anaknya, dibayar untuk selama 2 (dua) hari d. membaptiskan anaknya, dibayar untuk selama 2 (dua) hari; e. isteri melahirkan atau keguguran kandungan, dibayar untuk selama 2 (dua) hari; f. suami/isteri, orang tua/mertua atau anak atau menantu meninggal dunia, dibayar untuk selama 2 (dua) hari; dan g. anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia, dibayar untuk selama 1 (satu) hari. 5. Pengaturan pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama. Pasal 8 1. Pelanggaran yang dilakukan oleh karyawan karena kesengajaan atau kelalaiannya dapat dikenakan denda. 2. Pengusaha yang karena kesengajaan atau kelalaiannya mengakibatkan keterlambatan pembayaran upah, dikenakan denda sesuai dengan persentase tertentu dari upah karyawan. 4

3. Pemerintah mengatur pengenaan denda kepada pengusaha dan/atau karyawan, dalam pembayaran upah. 4. Dalam hal perusahaan dinyatakan pailit atau dilikuidasi berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka upah dan hak-hak lainnya dari karyawan merupakan utang yang didahulukan pembayarannya. BAB II TUNJANGAN Pasal 9 JENIS JENIS TUNJANGAN Disamping gaji pokok juga diberikan tunjangan tunjangan. Sesuai dengan kondisi perusahaan pemberian tunjangan tunjangan dapat berbentuk tunjangan insentif, jabatan, golongan, lembur, kinerja, hari raya, gaji 13 dan lain sebagainya yang diatur dengan aturan perusahaan. Pasal 10 TUNJANGAN INSENTIF 1. Tunjangan Insentif adalah uang transport yang diberikan perusahaan kepada karyawan yang lokasi rumah ke tempat kerja menggunakan transportasi pribadi/umum. 2. Besarnya tunjangan insentif diukur berdasarkan jarak per kilometer (km) dengan ketentuan berikut: 1km - 10km 11km - 20km 21km 30km Rp 5.000/hari Rp 7.500/hari Rp 10.000/hari Pasal 11 TUNJANGAN GOLONGAN/PANGKAT 1. Setiap karyawan tetap berhak mendapatkan tunjangan gol/pangkat sesuai gol/pangkat yang dimiliki. 2. Besarnya tunjangan gol/pangkat telah dijelaskan pada Pasal 6 ayat 2 Pasal 12 TUNJANGAN JABATAN Setiap karyawan yang diberikan suatu jabatan adalah karyawan tetap yang telah memiliki SK Pengangkatan Jabatan, serta berhak mendapatkan tunjangan jabatan sesuai ketentuan berikut : 5

TUNJANGAN JABATAN JABATAN KARYAWAN PERHARI Direktur Rp 20.000 Manajer Rp 15.000 Supervisor Rp 10.000 Staff Rp 5.000 Pasal 13 TUNJANGAN LEMBUR 1. Perhitungan upah lembur pada hari kerja atau lembur dihari kerja : a. 4 (empat) jam pertama dibayar 50% dari gaji pokok harian dan tidak mendapatkan uang makan; b. 4 (empat) jam berikutnya dibayar 150% dari gaji pokok harian dan mendapatkan Uang Makan sebesar Rp15.000; 2. Perhitungan upah lembur pada hari libur kerja atau diluar hari kerja : a. 8 (delapan) jam pertama dibayar 100% dari pokok harian mengikuti jabatan dan golongan karyawan tersebut; c. 4 (empat) jam berikutnya setelah 8 (delapan) jam dibayar 150% dari gaji pokok harian dan mendapatkan uang makan Rp15.000; d. 4 (empat) jam berikutnya setelah 12 (dua belas) jam dibayar 250% dari gaji pokok harian dan mendapatkan uang makan sebesar Rp30.000; Pasal 14 TUNJANGAN HARI RAYA 1. Perusahaan akan memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) kepada karyawan yang berhak dan masih bekerja pada Perusahaan pada saat pembayaran dilakukan; 2. Karyawan yang berhak serta besarnya THR adalah sebagai berikut: a. Karyawan tidak tetap yang telah bekerja selama kurang dari 12 (dua belas) bulan, terhitung sampai tanggal Hari Raya tersebut, akan mendapat THR berupa Sembako; b. Karyawan tidak tetap yang telah bekerja selama lebih dari 12 (dua belas) bulan atau pas, terhitung sampai tanggal Hari Raya tersebut, akan mendapat THR berupa Sembako dan Uang Tunai sebesar 100% dari total gaji; c. Karyawan tetap akan mendapat THR berupa Sembako dan Uang Tunai sebesar 100% dari total gaji; 6

d. Karyawan tetap yang telah bekerja selama lebih dari 12 (dua belas) bulan atau pas, terhitung dari SK Pengangkatan hingga tanggal Hari Raya tersebut, akan mendapat THR berupa Sembako dan Uang Tunai sebesar 100% dari gaji pokok; 3. Tunjangan Hari Raya tidak akan diberikan kepada karyawan yang masih dalam masa percobaan dan/atau karyawan yang sudah tidak mempunyai hubungan kerja dengan Perusahaan pada saat THR dibayarkan; 4. Pemberian THR akan dilakukan oleh Perusahaan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum tanggal Hari Raya. Pasal 15 TUNJANGAN KINERJA 1. Tunjangan kinerja adalah Tunjangan Bonus atas kinerja karyawan yang diberikan oleh atasa/perusahaan atas karyawan yang dilakukan oleh karyawan tersebut dengan sangat baik tanpa melakukan pelanggaran selama 1 bulan terakhir 2. Besarnya tunjangan kinerja diatur sesuai keputusan atasan/perusahaan 3. Karyawan yang memiliki skor kredit dibawah 80% tidak berhak mendapatkan Tunjangan Kinerja Pasal 16 TUNJANGAN GAJI 13 1. Tunjangan Gaji 13 adalah dimana seorang karyawan mendapatkan gaji sebanyak 2x dalam 1 bulan dengan ketentuan sebagai berikut: a. gaji 13 hanya diberikan kepada Karyawan Tetap; b. besarnya gaji 13 adalah 100% dari gaji pokok; c. pemberian gaji 13 hanya melalui transfer bank mandiri, tidak dengan uang tunai; d. pemberian gaji 13 diberikan setiap bulan Desember pada 7 hari sebelum pemberian gaji desember cair; 2. Gaji 13 tidak dapat diberikan kepada karyawan yang sedang mendapatkan Surat Teguran dan Surat Peringatan serta pelanggaran lainnya yang masih berlangsung, dan akan diberikan 1 bulan setelah masa berlaku Surat Teguran atau Surat Peringatan itu berakhir. 3. Karyawan yang memiliki skor kredit kinerja dibawah 81% hanya mendapatkan gaji 13 sebesar 50% 7

BAB III PEMOTONGAN UPAH Pasal 17 1. Melakukan pelanggaran 8 (delapan) kali atau lebih dalam 30 (tiga puluh) hari atau 1 (satu) bulan yang dicatat pada Catatan Pelanggaran Karyawan milik Perusahaan; 2. Telat atau datang terlambat pada Peraturan Direktur Nomor 1 Tahun 2018 Pasal 1 Ayat 4, dengan ketentuan sanksi berikut, A. 15 menit pertama dipotong sebesar 12.5% dari gaji pokok harian dan berlaku kelipatan setiap 15 menit hingga maksimal 60 menit; B. Telat melebihi 60 menit dinyatakan tidak masuk dan tidak mendapatkan gaji pokok harian; 3. Melanggar Peraturan Perusahaan yang telah ditetapkan yang dapat menyebabkan kerugian perusahaan, baik kerugian kecil maupun kerugian besar; 4. Mendapatkan Surat Peringatan (SP) karena pelanggaran yang dilakukan; 5. Besarnya pemotongan gaji disesuaikan dari pelanggaran yang dilakukan oleh karyawan. BAB IV KESEJAHTERAAN Pasal 18 1. Setiap karyawan dan keluarganya berhak untuk memperoleh jaminan sosial tenaga kerja. 2. Jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku Pasal 19 1. Untuk meningkatkan kesejahteraan bagi karyawan dan keluarganya, pengusaha wajib menyediakan fasilitas kesejahteraan. 2. Penyediaan fasilitas kesejahteraan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dilaksanakan dengan memperhatikan kebutuhan karyawan dan ukuran kemampuan perusahaan. 3. Ketentuan mengenai jenis dan kriteria fasilitas kesejahteraan sesuai dengan kebutuhan karyawan dan ukuran kemampuan perusahaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2), diatur dengan Peraturan Pemerintah Pasal 20 1. Untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan, dibentuk koperasi karyawan dan usahausaha produktif di perusahaan. 8

2. Pemerintah, pengusaha, dan karyawan berupaya menumbuhkembangkan koperasi karyawan, dan mengembangkan usaha produktif sebagaimana dimaksud dalam ayat (1). 3. Pembentukan koperasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4. Upaya-upaya untuk menumbuhkembangkan koperasi karyawan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), diatur dengan Peraturan Pemerintah. Ditetapkan : Di Tangerang Pada Tanggal : 21 Mei 2018 Direktur CV. Warnet Fauzan Tangerang TTD MUHAMMAD HARRY FAUZAN NIK: 1995051720160301 9