CV. WARNET FAUZAN TANGERANG PERATURAN DIREKTUR NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PENGUPAHAN DAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN BAB I PENGUPAHAN Pasal 1 SISTEM PENGUPAHAN 1. Hak untuk menerima gaji timbul pada saat adanya hubungan kerja dan berakhir pada saat terputusnya hubungan kerja. 2. Setiap karyawan berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. 3. Untuk mewujudkan penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), struktur dan besaran gaji diatur dan ditetapkan oleh Perusahaan; 4. Kebijakan pengupahan yang melindungi karyawan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) meliputi : a. upah minimum; b. upah kerja lembur; c. upah tidak masuk kerja karena berhalangan; d. upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain di luar pekerjaannya; e. upah karena menjalankan hak waktu istirahat kerjanya; f. bentuk dan cara pembayaran upah; g. denda dan potongan upah; h. hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan upah; i. struktur dan skala pengupahan yang proporsional; j. upah untuk pembayaran pesangon; dan 1
k. upah untuk perhitungan pajak penghasilan. Pasal 2 1. Upah minimum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (4) huruf a dapat terdiri atas: a. upah minimum berdasarkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Perusahaan (APBP); b. upah minimum berdasarkan jabatan, pangkat dan golongan/pangkat seorang karyawan; Pasal 3 Perusahaan dilarang membayar upah lebih rendah dari upah minimum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2. Pasal 4 1. Pengaturan pengupahan yang ditetapkan atas kesepakatan antara pengusaha dan karyawan tidak boleh lebih rendah dari ketentuan pengupahan yang ditetapkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Dalam hal kesepakatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) lebih rendah atau bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, kesepakatan tersebut batal demi hukum, dan pengusaha wajib membayar upah karyawan menurut peraturan perundangundangan yang berlaku. Pasal 5 1. Pengusaha menyusun struktur dan skala upah dengan memperhatikan golongan, jabatan, masa kerja, pendidikan, dan kompetensi. 2. Pengusaha melakukan peninjauan upah secara berkala dengan memperhatikan kemampuan perusahaan dan produktivitas. Pasal 6 1. Tata cara pembayaran upah adalah sebagai berikut : a. Upah yang dibayarkan adalah perhitungan upah dari tanggal 1 s/d tanggal 30; b. Upah karyawan dibayar paling cepat tanggal 5 dan/atau selambat-lambatnya tanggal 8 pada bulan berikutnya; c. Gaji diberikan kepada karyawan melalui Transfer Bank Mandiri, karyawan wajib membuat tabungan mandiri. segala beban biaya yang diberikan oleh pihak bank kepada nasabah adalah tanggungjawab karyawan itu sendiri; 2
2. Besaran upah minimum yang telah ditetapkan oleh Perusahaan sebagai berikut : GOL PANGKAT KARYAWAN GAJI SATUAN TUNJANGAN PERHARI GOL PERHARI KARYAWAN TIDAK TETAP Rp 30.000 Rp - 1a Junior Staff Tingkat I Rp 35.000 1b Junior Staff Tingkat II Rp 45.500 Rp 2.000 1c Staff Tingkat I Rp 55.000 1d Staff Tingkat II Rp 65.000 Rp 4.000 2a Senior Staff Tingkat I Rp 72.500 2b Senior Staff Tingkat II Rp 83.000 Rp 6.000 2c Supervisor Tingkat I Rp 87.500 2d Supervisor Tingkat II Rp 97.500 Rp 9.000 3a Supervisor Tingkat III Rp 107.500 3b Manajer Tingkat I Rp 120.000 3c Manajer Tingkat I Rp 130.000 3d Manajer Tingkat II Rp 135.000 4a Deputy Direktur Tingkat I Rp 140.000 Rp 12.000 4b Deputy Direktur Tingkat I Rp 150.000 4c Direktur Tingkat I Rp 160.000 4d Direktur Tingkat II Rp 170.000 Pasal 7 1. Upah tidak dibayar apabila karyawan tidak melakukan pekerjaan. 2. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak berlaku, dan pengusaha wajib membayar upah apabila : a. Karyawan sakit sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan; b. karyawan perempuan yang sakit pada hari pertama dan kedua masa haidnya sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan; c. karyawan tidak masuk bekerja karena karyawan menikah, menikahkan, mengkhitankan, membaptiskan anaknya, isteri melahirkan atau keguguran kandungan, suami atau isteri atau anak atau menantu atau orang tua atau mertua atau anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia; d. karyawan tidak dapat melakukan pekerjaannya karena sedang menjalankan kewajiban terhadap negara; 3
e. karyawan tidak dapat melakukan pekerjaannya karena menjalan-kan ibadah yang diperintahkan agamanya; f. karyawan bersedia melakukan pekerjaan yang telah dijanjikan tetapi pengusaha tidak mempekerjakannya, baik karena kesalahan sendiri maupun halangan yang seharusnya dapat dihindari pengusaha; g. karyawan melaksanakan hak istirahat; h. karyawan melaksanakan tugas karyawan atas persetujuan pengusaha; dan i. karyawan melaksanakan tugas pendidikan dari perusahaan. 3. Upah yang dibayarkan kepada karyawan yang sakit sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf a sebagai berikut : a. untuk 4 (empat) bulan pertama, dibayar 100% (seratus perseratus) dari upah; b. untuk 4 (empat) bulan kedua, dibayar 75% (tujuh puluh lima perseratus) dari upah; c. untuk 4 (empat) bulan ketiga, dibayar 50% (lima puluh perseratus) dari upah; dan d. untuk bulan selanjutnya dibayar 25% (dua puluh lima perseratus) dari upah sebelum pemutusan hubungan kerja dilakukan oleh pengusaha. 4. Upah yang dibayarkan kepada karyawan yang tidak masuk bekerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf c sebagai berikut : a. karyawan menikah, dibayar untuk selama 3 (tiga) hari; b. menikahkan anaknya, dibayar untuk selama 2 (dua) hari; c. mengkhitankan anaknya, dibayar untuk selama 2 (dua) hari d. membaptiskan anaknya, dibayar untuk selama 2 (dua) hari; e. isteri melahirkan atau keguguran kandungan, dibayar untuk selama 2 (dua) hari; f. suami/isteri, orang tua/mertua atau anak atau menantu meninggal dunia, dibayar untuk selama 2 (dua) hari; dan g. anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia, dibayar untuk selama 1 (satu) hari. 5. Pengaturan pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama. Pasal 8 1. Pelanggaran yang dilakukan oleh karyawan karena kesengajaan atau kelalaiannya dapat dikenakan denda. 2. Pengusaha yang karena kesengajaan atau kelalaiannya mengakibatkan keterlambatan pembayaran upah, dikenakan denda sesuai dengan persentase tertentu dari upah karyawan. 4
3. Pemerintah mengatur pengenaan denda kepada pengusaha dan/atau karyawan, dalam pembayaran upah. 4. Dalam hal perusahaan dinyatakan pailit atau dilikuidasi berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka upah dan hak-hak lainnya dari karyawan merupakan utang yang didahulukan pembayarannya. BAB II TUNJANGAN Pasal 9 JENIS JENIS TUNJANGAN Disamping gaji pokok juga diberikan tunjangan tunjangan. Sesuai dengan kondisi perusahaan pemberian tunjangan tunjangan dapat berbentuk tunjangan insentif, jabatan, golongan, lembur, kinerja, hari raya, gaji 13 dan lain sebagainya yang diatur dengan aturan perusahaan. Pasal 10 TUNJANGAN INSENTIF 1. Tunjangan Insentif adalah uang transport yang diberikan perusahaan kepada karyawan yang lokasi rumah ke tempat kerja menggunakan transportasi pribadi/umum. 2. Besarnya tunjangan insentif diukur berdasarkan jarak per kilometer (km) dengan ketentuan berikut: 1km - 10km 11km - 20km 21km 30km Rp 5.000/hari Rp 7.500/hari Rp 10.000/hari Pasal 11 TUNJANGAN GOLONGAN/PANGKAT 1. Setiap karyawan tetap berhak mendapatkan tunjangan gol/pangkat sesuai gol/pangkat yang dimiliki. 2. Besarnya tunjangan gol/pangkat telah dijelaskan pada Pasal 6 ayat 2 Pasal 12 TUNJANGAN JABATAN Setiap karyawan yang diberikan suatu jabatan adalah karyawan tetap yang telah memiliki SK Pengangkatan Jabatan, serta berhak mendapatkan tunjangan jabatan sesuai ketentuan berikut : 5
TUNJANGAN JABATAN JABATAN KARYAWAN PERHARI Direktur Rp 20.000 Manajer Rp 15.000 Supervisor Rp 10.000 Staff Rp 5.000 Pasal 13 TUNJANGAN LEMBUR 1. Perhitungan upah lembur pada hari kerja atau lembur dihari kerja : a. 4 (empat) jam pertama dibayar 50% dari gaji pokok harian dan tidak mendapatkan uang makan; b. 4 (empat) jam berikutnya dibayar 150% dari gaji pokok harian dan mendapatkan Uang Makan sebesar Rp15.000; 2. Perhitungan upah lembur pada hari libur kerja atau diluar hari kerja : a. 8 (delapan) jam pertama dibayar 100% dari pokok harian mengikuti jabatan dan golongan karyawan tersebut; c. 4 (empat) jam berikutnya setelah 8 (delapan) jam dibayar 150% dari gaji pokok harian dan mendapatkan uang makan Rp15.000; d. 4 (empat) jam berikutnya setelah 12 (dua belas) jam dibayar 250% dari gaji pokok harian dan mendapatkan uang makan sebesar Rp30.000; Pasal 14 TUNJANGAN HARI RAYA 1. Perusahaan akan memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) kepada karyawan yang berhak dan masih bekerja pada Perusahaan pada saat pembayaran dilakukan; 2. Karyawan yang berhak serta besarnya THR adalah sebagai berikut: a. Karyawan tidak tetap yang telah bekerja selama kurang dari 12 (dua belas) bulan, terhitung sampai tanggal Hari Raya tersebut, akan mendapat THR berupa Sembako; b. Karyawan tidak tetap yang telah bekerja selama lebih dari 12 (dua belas) bulan atau pas, terhitung sampai tanggal Hari Raya tersebut, akan mendapat THR berupa Sembako dan Uang Tunai sebesar 100% dari total gaji; c. Karyawan tetap akan mendapat THR berupa Sembako dan Uang Tunai sebesar 100% dari total gaji; 6
d. Karyawan tetap yang telah bekerja selama lebih dari 12 (dua belas) bulan atau pas, terhitung dari SK Pengangkatan hingga tanggal Hari Raya tersebut, akan mendapat THR berupa Sembako dan Uang Tunai sebesar 100% dari gaji pokok; 3. Tunjangan Hari Raya tidak akan diberikan kepada karyawan yang masih dalam masa percobaan dan/atau karyawan yang sudah tidak mempunyai hubungan kerja dengan Perusahaan pada saat THR dibayarkan; 4. Pemberian THR akan dilakukan oleh Perusahaan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum tanggal Hari Raya. Pasal 15 TUNJANGAN KINERJA 1. Tunjangan kinerja adalah Tunjangan Bonus atas kinerja karyawan yang diberikan oleh atasa/perusahaan atas karyawan yang dilakukan oleh karyawan tersebut dengan sangat baik tanpa melakukan pelanggaran selama 1 bulan terakhir 2. Besarnya tunjangan kinerja diatur sesuai keputusan atasan/perusahaan 3. Karyawan yang memiliki skor kredit dibawah 80% tidak berhak mendapatkan Tunjangan Kinerja Pasal 16 TUNJANGAN GAJI 13 1. Tunjangan Gaji 13 adalah dimana seorang karyawan mendapatkan gaji sebanyak 2x dalam 1 bulan dengan ketentuan sebagai berikut: a. gaji 13 hanya diberikan kepada Karyawan Tetap; b. besarnya gaji 13 adalah 100% dari gaji pokok; c. pemberian gaji 13 hanya melalui transfer bank mandiri, tidak dengan uang tunai; d. pemberian gaji 13 diberikan setiap bulan Desember pada 7 hari sebelum pemberian gaji desember cair; 2. Gaji 13 tidak dapat diberikan kepada karyawan yang sedang mendapatkan Surat Teguran dan Surat Peringatan serta pelanggaran lainnya yang masih berlangsung, dan akan diberikan 1 bulan setelah masa berlaku Surat Teguran atau Surat Peringatan itu berakhir. 3. Karyawan yang memiliki skor kredit kinerja dibawah 81% hanya mendapatkan gaji 13 sebesar 50% 7
BAB III PEMOTONGAN UPAH Pasal 17 1. Melakukan pelanggaran 8 (delapan) kali atau lebih dalam 30 (tiga puluh) hari atau 1 (satu) bulan yang dicatat pada Catatan Pelanggaran Karyawan milik Perusahaan; 2. Telat atau datang terlambat pada Peraturan Direktur Nomor 1 Tahun 2018 Pasal 1 Ayat 4, dengan ketentuan sanksi berikut, A. 15 menit pertama dipotong sebesar 12.5% dari gaji pokok harian dan berlaku kelipatan setiap 15 menit hingga maksimal 60 menit; B. Telat melebihi 60 menit dinyatakan tidak masuk dan tidak mendapatkan gaji pokok harian; 3. Melanggar Peraturan Perusahaan yang telah ditetapkan yang dapat menyebabkan kerugian perusahaan, baik kerugian kecil maupun kerugian besar; 4. Mendapatkan Surat Peringatan (SP) karena pelanggaran yang dilakukan; 5. Besarnya pemotongan gaji disesuaikan dari pelanggaran yang dilakukan oleh karyawan. BAB IV KESEJAHTERAAN Pasal 18 1. Setiap karyawan dan keluarganya berhak untuk memperoleh jaminan sosial tenaga kerja. 2. Jaminan sosial tenaga kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku Pasal 19 1. Untuk meningkatkan kesejahteraan bagi karyawan dan keluarganya, pengusaha wajib menyediakan fasilitas kesejahteraan. 2. Penyediaan fasilitas kesejahteraan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dilaksanakan dengan memperhatikan kebutuhan karyawan dan ukuran kemampuan perusahaan. 3. Ketentuan mengenai jenis dan kriteria fasilitas kesejahteraan sesuai dengan kebutuhan karyawan dan ukuran kemampuan perusahaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2), diatur dengan Peraturan Pemerintah Pasal 20 1. Untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan, dibentuk koperasi karyawan dan usahausaha produktif di perusahaan. 8
2. Pemerintah, pengusaha, dan karyawan berupaya menumbuhkembangkan koperasi karyawan, dan mengembangkan usaha produktif sebagaimana dimaksud dalam ayat (1). 3. Pembentukan koperasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4. Upaya-upaya untuk menumbuhkembangkan koperasi karyawan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), diatur dengan Peraturan Pemerintah. Ditetapkan : Di Tangerang Pada Tanggal : 21 Mei 2018 Direktur CV. Warnet Fauzan Tangerang TTD MUHAMMAD HARRY FAUZAN NIK: 1995051720160301 9