ISBN Petunjuk Sederhana MEMPRODUKSI PANGAN YANG AMAN 2009 Dian Rakyat, Indonesia. Diterbitkan oleh DIAN RAKYAT - Jakarta Anggota IKAPI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. persyaratan itu harus memenuhi syarat-syarat bagi kesehatan hidup manusia.

BAB I PENDAHULUAN. energi untuk manusia melakukan aktivitas sehari-hari. Untuk menunjang

BAB I PENDAHULUAN. Toko Daging & Swalayan Sari Ecco merupakan salah satu industri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam beberapa tahun belakangan ini, media di Indonesia sangat gencar

BAB I PENDAHULUAN. mutu dan keamanan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

A. Latar Belakang Masalah

2 ekspor Hasil Perikanan Indonesia. Meskipun sebenarnya telah diterapkan suatu program manajemen mutu terpadu berdasarkan prinsip hazard analysis crit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini peredaran rumah makan berbasis ayam goreng kian

II. TINJAUAN PUSTAKA Keamanan Pangan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Kandungan Gizi dan Vitamin pada Ikan Layur

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar bagi kelangsungan hidup manusia,

BAB IV KURSUS HIGIENE SANITASI MAKANAN

Isu Pengelolaan Higiene Sanitasi

I. PENDAHULUAN. mengharapkan produk pangan yang lebih mudah disiapkan, mengandung nilai

HANS PUTRA KELANA F

Regulasi sanitasi Industri Pangan

BAB I PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan hak

BAB I KETENTUAN UMUM. peraturan..

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam makanan. Kurangnya perhatian terhadap hal ini telah sering

- 1 - PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017

I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. keamanan makanan serta efektivitas dalam proses produksi menjadi suatu

TUGAS INDIVIDU PENGANTAR MIKROBIOLOGI. Penerapan HACCP pada Proses Produksi Yoghurt

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah melakukan pembangunan berwawasan kesehatan untuk

CARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi Keamanan Pangan dalam Sistem Keamanan Pangan Terpadu Nasional SIAP SAJI YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh globalisasi perdagangan pangan sudah mulai meluas ke berbagai

Analisis Risiko Pengolahan Hasil Pertanian

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL P

sebagai vector/ agen penyakit yang ditularkan melalui makanan (food and milk

10. Pemberian bimbingan teknis pelaksanaan eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan kekayaan laut di wilayah laut kewenangan daerah.

KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III (tiga) Kesehatan Program Studi Gizi.

BAB 1 PENDAHULUAN. bila dikonsumsi akan menyebabkan penyakit bawaan makanan atau foodborne

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RUANG LINGKUP MANAJEMEN MUTU TITIS SARI KUSUMA

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi alternatif makanan dan minuman sehari-hari dan banyak dikonsumsi

The Hazard Analysis and Critical Control Point System

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah

BAB I PENDAHULUAN. bisa melaksanakan rutinitasnya setiap hari(depkesri,2004).

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan

II. KETENTUAN HUKUM TERKAIT KEAMANAN PANGAN. A. UU Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

DAFTAR ISI... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

Nur Hidayat Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Malang

CC. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN

ULAS PANGAN KumpuIan Artikel llmu & Teknologi Pangan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2015, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH P

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA

Penetapan kebijakan norma, standar, prosedur, dan kriteria penataan ruang laut sesuai dengan peta potensi laut.

HIGIENE SANITASI PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia biasanya dibuat melalui bertani, berkebun, ataupun

ULAS PANGAN KumpuIan Artikel llmu & Teknologi Pangan

BAB I PENDAHULUAN. Keamanan pangan (food safety) merupakan hal-hal yang membuat

Pengembangan Kelembagaan Pangan di Indonesia Pasca Revisi Undang-Undang Pangan. Ir. E. Herman Khaeron, M.Si. Wakil Ketua Komisi IV DPR RI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA

Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 7 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil wawancara dengan berpedoman pada Internal Control

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 01/MEN/2007 TENTANG

PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA HAZARD ANALYSIS AND CRITICAL CONTROL POINT

BAB I PENDAHULUAN. dari proses pengolahan yang aman mulai dari bahan baku, produk setengah

KEBIJAKAN NASIONAL PENGATURAN IRTP DAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TENTANG KEAMANAN PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. gizi dan mempunyai bentuk yang menarik, akan tetapi juga harus aman dalam arti

SISTEM-SISTEM TERKAIT MANAJEMEN MUTU PADA INDUSTRI PANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 038 TAHUN 2016

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

PENGEMBANGAN PROSEDUR DAN LEMBAR KERJA

PENDAHULUAN Latar Belakang

UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1996 TENTANG PANGAN [LN 1996/99, TLN 3656]

EVALUASI RISIKO BAHAYA KEAMANAN PANGAN (HACCP) TUNA KALENG DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL. Oleh: TIMOR MAHENDRA N C

BAB I PENDAHULUAN. adanya makanan maka manusia tidak dapat melangsungkan hidupnya. Makanan

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

PRINSIP PENERAPAN HACCP DI INDUSTRI PANGAN SIAP SAJI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Rancangan sistem..., Putih Sujatmiko, FKM UI, 2009

Gambaran pentingnya HACCP dapat disimak pada video berikut

KEAMANAN PANGAN (UNDANG-UNDANG NO 12 TENTANG PANGAN TAHUN 2012

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 66/KEP-BKIPM/2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang kesehatan No. 23 tahun 1992 pasal 10 menyebutkan bahwa

MAKALAH STANDARISASI MUTU PANGAN

PENGUATAN USAHA PRODUKSI KEMBANG GOYANG DI NGAMPIN AMBARAWA

BAB V PEMBAHASAN. higiene sanitasi di perusahaan dan konsep HACCP yang telah diteliti pada tahap

II. TINJAUAN PUSTAKA A. MAKANAN ENTERAL

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan keberhasilan program sanitasi makanan dan minuman

BAB III BAHAN DAN METODE

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan penyusunan dan penelitian tugas akhir ini dilakukan di Usaha Kecil Menengah

IV. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

Kata kunci: GMP, HACCP, Pangan siap saji, danger zone

AMANKAH PANGAN ANDA???

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi masyarakat dunia. Diperkirakan konsumsi ikan secara global

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

Transkripsi:

---- ISBN 979-523-978-3 Petunjuk Sederhana MEMPRODUKSI PANGAN YANG AMAN 2009 Dian Rakyat, Indonesia Diterbitkan oleh DIAN RAKYAT - Jakarta Anggota IKAPI Manager Proyek Assc. Manager Proyek Penulis Editor Cover Layout liustrasi : Risa Praptono : Sri Hayyu Alynda H. : Purwiyatno Hariyadi Ratih Dewanti-Hariyadi : KikiAmalia : Eriyal : Muhammad Mutakin : Koes Priyadi Hs. Dicetak oleh PT. Dian Rakyat - Jakarta Cetakan Pertama, 2009 Penerbit DIAN RAKYAT JI. Rawa Gelam I No.4 Kawasan Industri Pulogadung Jakarta 13930 Telepon (021) 460.4444, Fax. (021) 460.9115 www.dianrakyat.co.id

Daftar lsi Bab 1 Pendahuluan Bab 2 Keamanan Pangan Bab 3 Bahaya Biologi Bab 4 Bahaya Kimia Bab 5 Bahaya Fisik Bab 6 Bahan Tambahan Pangan Bab 7 Prinsip Pengolahan Pangan Yang Baik Bab 8 Kebersihan: Sanitasi dan Higiene Bab 9 Pengendalian Pes: Rancangan Pabrik Pengolaan Bab 10 Kenali Produk: Pengendalian ph dan a w Bab 11 Pengendalian Proses Bab 12 HACCP: Hazard Analysis Critical Control Point dalam Industri Pangan 1 5 13 31 37 43 47 51 51 81 81 87 87 99 109

1. PENDAHULUAN Petunjuk Sederhana Memproduksi Pangan yang Aman Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia. Oleh karena itu, industri pangan merupakan industri yang akan selalu tumbuh, paling tidak mengikuti pertumbuhan penduduk. Tidak heran jika industri pangan, terutama industri berskala kecil bermunculan untuk memenuhi permintaan terse but. Proses pengolahan pangan pada umurnnya tidak memerlukan tingkat teknologi dan penguasaan ilmu pengetahuan yang rumit. Oleh karena itu, hampir semua orang dapat memulai usaha atau industri pangan ini. Hal ini menjawab pertanyaan mengapa kebanyakan industri pangan yang muncul merupakan industri perorangan atau paling-paling merupakan industri rumah tangga yang berskala kecil. Menurut catatan BPS (2004) jumlah industri pangan skala rumah tangga pada tahun 2003 mencapai 950872 buah. lumlah ini jauh lebih besar dibandingkan jumlah industri pangan skala besar dan menengah yang jumlahnya hanya mencapai 4597 perusahaan (BPS, 2004). Industri Rumah Tangga Pangan (lrtp) biasanya dicirikan dengan tempat usaha yang sarna dengan temp at tinggal dan menggunakan peralatan pengolahan pangan manual hingga serniotomatis. Dengan jumlah industri yang sangat besar maka kegiatan pembinaan dan pengawasan merupakan pekerjaan yang sangat besar. Oleh karena itu sangat penting bagi pelaku industri untuk pula selalu mengupayakan peningkatan keamanan pangan. Dalam UU No 7 tentang PangaJ} tahun 1996 (Bab II, Pasal 6) dinyatakan bahwa "Setiap orang yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan kegiatan atau proses produksi, penyimpanan, pengangkutan, dan peredaran pangan wajib (a) memenuhi persyaratan sanitasi, keamanan, dan atau keselamatan manusia; (b) menyelenggarakan program pemantauan sanitasi secara berkala; dan (c) menyelenggarakan pengawasan atas pemenuhan persyaratan sanitasi. Perlu ditanarnkan kesadaran pada setiap orang yang bergerak dalam bisnis pangan bahwa seorang pekerja pangan mempunyai tugas dan peranan yang sangat penting terutama dalam upaya menghasilkan produk pangan yang bermutu dan terjamin keamanan pangannya. Mutu pangan (food quality) adalah hal-hal yang membuat suatu produk pangan menjadi lebih baik dan lebih enak dimakan dalam kaitannya dengan citarasa, wama, tekstur dan kriteria mutu lainnya, seperti pilihan, ukuran, sifat fungsional, nilai gizi dan sebagainya. Keamanan pangan (food safety) 1

Petunjuk Sederhana Memproduksi Pangan yang Aman adalah hal-hal yang membuat produk pangan aman untuk dimakan dan bebas dari faktor-faktor yang dapat menyebabkan penyakit, misalnya banyak mengandung sumber penular penyakit (infectious agents), mengandung bahan kimia beracun, atau mengandung benda asing (foreign objects). Seseorang yang bekerja sebagai penyelia (supervisor) mutu di pabrik maupun pengawas pangan (food inspector), salah satu tanggung jawab utamanya adalah memberikanjaminan bahwa produk pangan yang diproduksi dan dijual di Indonesia - maupun diekspor ke luar negeri telah diproduksi dengan prinsip-prinsip pengolahan yang baik. Hal itu sesuai dengan peraturan dan pengetahuan yang berlaku, sehingga aman dan layak dikonsumsi manusia. Perlu diingat bahwa produk pangan yang menjadi objek pengawasan seorang pengawas pangan selalu saja berisiko mengandung mikroba patogen berbahaya atau mengandung cemaran yang dapat mengancam kesehatan atau bahkan membunuh manusia. Oleh karena itu, maka tugas pokok seorang penyelia mutu di pabrik maupun pengawas pangan dari badan-badan pengawas adalah untuk memastikan dan menekan risiko terjadinya ketidak amanan pangan sekecil mungkin. Dengan demikian, peluang terjadinya keracunan pangan dapat dikendalikan ke tingkat yang minimal. Penting dikemukakan bahwa menjamin keamanan pangan secara total sehingga tidak ada risiko yang membahayakan sarna sekali (zero risk) dapat dikatakan merupakan hal yang mustahil. Namun, menjaga dan mengendalikan risiko menjadi sekecil mungkin dapat diterima itu dapat dilakukan dengan pendekatan-pendekatan yang sistematis. Mempelajari dan mengelola risiko adalah penting dan dapat menjadi rumit karena risiko dapat memiliki arti berbeda bagi orang yang berbeda. Situasi ini bahkan diperumit oleh faktor psikologi manusia. Bagaimana kita dapat merespon dengan baik hal-hal tersebut? Jawabannya adalah dengan cara mengembangkan pendekatan yang sistematik logis, terstruktur, konsisten, dan transparan. Dengan kata lain, sistem pengelolaan risiko keamanan pangan memerlukan pendekatan ilmiah. Pekerjaan pengolahan pangan di industri ataupun pengawas pangan di badan pengawas makanan ini sangat penting dan sangat berpengarnh pada kehidupan manusia. Mereka harns hati-hati dan teliti saat menjalankan tugas. Oleh karena itu, industri pangan dan pengawas pangan perlu membiasakan diri dengan pedoman dan petunjuk mengenai persyaratan keamanan pangan, sanitasi, dan persyaratan-persyaratan lain yang mengatur proses penanganan dan pengolahan pangan. Industri pangan yang sadar akan pentingnya keamanan pangan, tentu akan membangun kesadaran bagi semua karyawan dan pegawainya untuk mentaati pedoman-pedoman dan peraturan. Perlu disadari bah'wa perkembangan ilmu pengetahuan telah memunculkan metode pengolahan 2

Petunjuk Sederhana Memproduksi Pangan yang Aman barn atau metode pengendalian keamanan pangan yang barn. Oleh karena itu, perkembangan tersebut perlu terns diikuti dan dikuasai dengan baik. Buku keeil ini disusun dengan tujuan melengkapi menyegarkan kembali informasi mengenai keamanan pangan bagi pekerja pengolahan pangan di industri ataupun pengawas pangan di badan pengawas makanan. Buku ini dapat digunakan sebagai pegangan dan sekaligus sebagai bahan pelatihan kepada pekerja ataupun pengawas pengolahan pangan di industri. Pengetahuan yang dituangkan pada buku ini diharapkan dapat digunakan untuk mengurangi risiko terjadinya ketidak amanan pangan yang mungkin muneul. Caranya adalah menerapkan prinsip preventif (peneegahan), yaitu selalu mengevaluasi seeara dini proses dan kondisi proses yang memungkinkan terjadinya hal-hal buruk dan berbahaya. 3

ISBN 979523978-3 9 789795 239789