BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran energi mengakibatkan pertambahan berat badan. Obesitas yang muncul pada usia remaja cenderung berlanjut hingga dewasa, dan lansia. Sementara obesitas itu sendiri merupakan salah satu faktor risiko penyakit degenerative seperti penyakit kardiovaskuler, diabetes mellitus, arthritis, dan beberapa jenis kanker dll. Beberapa survei WHO tahun 2000 yang dilakukan di negara berkembang menunjukkan prevalensi obesitas pada remaja yang cukup tinggi. Penelitian di Malaysia menunjukan prevalensi obesitas mencapai 13,8% untuk kelompok umur 10 tahun. Di Cina kurang lebih 10% anak sekolah mengalami obesitas. Di Indonesia sendiri didapatkan prevalensi obesitas sebesar 9,7% di Yogyakarta, 10,6% di Semarang, dan 15,8% di Denpasar. Seiring dengan meningkatnya taraf kesejahteraan masyarakat, jumlah penderita kegemukan (overweight) dan obesitas cenderung meningkat. Di Indonesia, masalah kesehatan yang diakibatkan oleh gizi lebih ini mulai muncul pada awal tahun 1990-an. Peningkatan pendapatan masyarakat pada kelompok sosial ekonomi tertentu, terutama di perkotaan, menyebabkan adanya perubahan pola makan dan pola aktivitas yang mendukung terjadinya peningkatan jumlah penderita kegemukan dan obesitas (Almatsier, 2003). Aktivitas fisik dan atau olah raga merupakan sebagian kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari karena dapat meningkatkan kebugaran yang diperlukan dalam melakukan tugasnya. Majunya dunia teknologi memudahkan semua kegiatan sehingga menyebabkan kita kurang bergerak (hypokinetic), seperti penggunaan remote kontrol, komputer, lift dan tangga berjalan, tanpa diimbangi dengan aktifitas fisik yang akan menimbulkan penyakit akibat kurang gerak.
2 Gaya hidup duduk terus-menerus siswa dalam bersekolah (sedentary) dan kurang gerak ditambah dengan adanya faktor risiko, berupa merokok, pola makan yang tidak sehat dapat menyebabkan penyakit tidak menular, seperti penyakit jantung, pembuluh darah, penyakit tekanan darah tinggi, penyakit kencing manis, berat badan lebih, osteoporosis, kanker usus, depresi dan kecemasan. Berdasarkan penelitian Hudha (2006), menunjukkan bahwa obesitas disebabkan karena pola makan yang tergolong kategori baik dan aktivitas fisik yang tergolong aktivitas fisik ringan sehingga energi yang dikeluarkan tidak sesuai dengan asupan pangan. Jika hal ini terjadi dalam kurun waktu yang lama dapat mengakibatkan terjadinya penumpukan lemak di bawah kulit yang akhirnya terjadi obesitas. Faktor-faktor diet dan pola aktivitas fisik mempunyai pengaruh yang kuat terhadap keseimbangan energi dan dapat dikatakan sebagai faktor-faktor utama yang memicu pertambahan berat badan. Lebih jelasnya, diet tinggi lemak dan tinggi kalori dan pola hidup kurang gerak (sedentary life styles) adalah dua karakteristik yang sangat berkaitan dengan peningkatan prevalensi obesitas di seluruh dunia (WHO, 2000 yang dikutip dari Hadi, 2003). Penelitian yang pernah dilakukan di SMP Theresiana Bernadus Semarang terdapat 25% yang mengalami kegemukan. Observasi yang dilakukan di SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang banyak siswa yang membeli makanan fast food dan junk food diluar sekolah, sedangkan di kantin sekolah disediakan makanan yang lebih sehat dan siswa banyak yang hanya di dalam kelas dan bermain komputer. Selain itu saat kegiatan olah raga sedikit siswa yang melakukan olah raga dengan benar sehingga pembakaran kalori tidak optimal. Berdasarkan observasi data di SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang jumlah siswa kelas XI 224 anak. Sedangkan 19,6 % dari 224 anak tersebut mengalami kegemukan atau di golongkan obesitas terlihat dari bentuk muka dan postur tubuh serta pengukuran yang lain.
3 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dalam penelitian ini dirumuskan masalah apakah ada hubungan antara pola makan siswa kelas XI obesitas dengan aktivitas fisik di SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pola makan siswa kelas XI obesitas dengan aktivitas fisik di SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang. 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan pola makan siswa kelas XI obesitas di SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang. b. Mendeskripsikan aktivitas fisik siswa kelas XI obesitas di SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang. c. Menganalisis pola makan siswa kelas XI obesitas dengan aktivitas fisik di SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang. D. Manfaat Penelitian 1. Peneliti Memotivasi peneliti untuk memperkaya wawasan dalam melaksanakan penelitian dan pengadakan serta mengembangkan penelitian yang lebih luas dimana yang akan datang. 2. Remaja Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pendidikan pada remaja untuk memilih makanan yang sehat, seimbang gizinya dan memberikan informasi mencegah kegemukan pada usia remaja serta memberikan penanggulangan obesitas pada remaja.. 3. Ilmu pengetahuan Diharapkan dapat memperkaya informasi tentang pola makan yang baik untuk menunjang gizi remaja agar tidak terjadi gizi berlebih.
4 4. Ilmu Keperawatan Memberikan sumbangan pengetahuan bagi perkembangan dunia pendidikan ilmu keperawatan, khususnya untuk asuhan keperawatan pada remaja. Perawat dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan kepada klien baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. E. Keaslian penelitian Tabel 1.1 Lembar Jurnal Peneliti, tahun Judul Desain penelitian Mary B Leonard, Justine Shults, Brenda A Wilson, Andrew M Thersakovec, Babette S Zemel, 2004 Obesity during Chilhood and Adolscence Augments Bone Mass and Bone Dimenssions. cross sectional Sample Subjek 181 anak dan remaja usia 4-20 tahun, teknik random Hasil Ada perbedaan antara obesitas masa anak-anak dan remaja dengan dimensi masa tulang. Penny Gordon- Larsen, Linda S Adair, Melissa C Nelson, Barry M Popkin. 2004 Five year obesity incidence in the transition period between adolescence and adulthood : The National Longitudinal Study of Adolescent Health Kohort 9795 anak dan remaja selama 5 th ras asia, hispanik dan negro, purposive Ada hubungan selama masa transisi 5 tahun antara remaja dan dewasa muda, proporsi remaja menjadi obesitas yang tersisa sampai dewasa sangat tinggi Sarah A. McNaughton, Kylie Ball,Gita D. Mishra, David A.Crawford, 2008 Dietary Patterns of Adolescent and Risk Obesity and Hypertension Cross sectional 1086 remaja usia 12-18 th, teknik random Hubungan diet atau memilih makanan sehat yang dikonsumsi pada masa remaja menurunkan resiko obesitas dan tekanan darah tinggi pada saat tua
5 Perbedaan antara penelitian di atas dengan penelitian yang saya lakukan ialah meneliti pola makan siswa kelas XI obesitas dengan aktivitas fisik caranya mengukur pola makan (jenis makanan, jumlah makanan, frekuensi makan) siswa kelas XI obesitas dan aktivitas fisiknya selama 1 minggu, untuk mengetahui apakah variabel dari objek yang di teliti tersebut mempengaruhi terjadinya obesitas pada siswa remaja sesuai umur serta dapatkah diberikan tindakan perawatan dan melengkapi kekurangan pada penelitian yang ada sebelumnya.