BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan seorang guru tidak lepas dari yang namanya peserta didik hal inilah yang menyebabkan adanya interaksi antara keduanya karena saling membutuhkan. Dengan hal itu perubahan hubungan siswa dengan guru tidak lepas dari prilaku mereka yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Permasalahan moral atau tingkah laku tidak lepas dari perjalanan hidup manusia. Hal ini akan terus berubah seiring dengan perubahan yang dihadapinya dalam kesehariannya. Sesuai dengan adanya perubahan tersebut tantangan hidup semakin berat dan ringan. Akan tetapi jauh lebih berat bila generasi muda tidak memiliki moral yang baik yang dibutuhkan dalam hal ini ialah kewaspadaan dan setrategi dalam mengarahkan mereka. Tidak hanya itu kita harus memiliki metode dan konsep baru yang lebih aktual dalam mensiasasati. Karena dengan munculnya arus perubahan gelombang globalisasi dan tren masakini lebih cepat terasa dibandingkan dengan usaha pendidikan selama ini. Sadar akan hakikatnya, setiap manusia Indonesia di muka bumi ini selalu berbuat untuk hal yang lebih baik. Untuk mengubah prilaku menuju ke hal yang lebih baik itu tidaklah mudah yang kita bayangkan. Perubahan itu melalui perjalanan yang panjang, berjenjang, dan berkesinambungan. Satu-satunya jalur yang dapat ditempuh yakni dengan pendidikan. Siswa adalah orang yang terlibat langsung dalam dunia pendidikan. Dalam perkembangannya harus melalui proses belajar. Termasuk di dalamnya belajar mengenal diri, belajar mengenal orang lain, 1
dan belajar mengenal lingkungan sekitarnya. Ini dilakukan agar siswa dapat mengetahui dan menempatkan posisinya di tengah-tengah masyarakat sekaligus mampu mengendalikan diri. Sifat pengendalian diri harus ditumbuh kembangkan pada diri siswa. Pengendalian diri di sini dimaksudkan adalah suatu kondisi di mana seseorang dalam perbuatannya selalu dapat menguasai diri sehingga tetap mengontrol dirinya dari berbagai keinginan yang terlalu meluap-luap dan berlebih-lebihan. Berarti dalam sifat pengendalian diri tersebut terkandung keteraturan hidup dan kepatuhan akan segala peraturan. Dengan kata lain, perbuatan siswa selalu berada dalam koridor disiplin dan tata tertib sekolah. Bila demikian, akan tumbuh rasa kedisiplinan siswa untuk selalu mengikuti tiap-tiap peraturan yang berlaku di sekolah. Mematuhi semua peraturan yang berlaku di sekolah merupakan suatu kewajiban bagi setiap siswa. Di sekolah yang tertib akan selalu menciptakan proses pembelajaran yang baik. Sebaliknya, pada sekolah yang tidak tertib kondisinya akan jauh berbeda. Pelanggaran-pelanggaran yang terjadi sudah dianggap barang biasa dan untuk memperbaiki keadaan yang demikian tidaklah mudah. Hal ini diperlukan kerja keras dari berbagai pihak untuk mengubahnya, sehingga berbagai jenis pelanggaran terhadap disiplin dan tata tertib sekolah tersebut perlu dicegah dan ditangkal. Dalam hal ini mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan yang di terapkan di sekolah berperan sangat penting dalam upaya untuk meningkatkan kedisiplinan siswa. Pendidikan kewarganegaraan dalam arti luas bukan hanya sebatas mata pelajaran, tetapi adalah upaya sadar warga Negara agar dalam 2
kedudukan dan profesinalismenya berlandaskan pola pikir, pola sikap dan pola tindakan yang di jiwai jati diri dan moral bangsa menjadi kekuatan mewujudkan tujuan nasional. Menyimak dan menyaksikan pemberitaan di media massa dan elektronik akhir-akhir ini menggambarkan bahwa tingkat kedisiplinan siswa umumnya masih tergolong memprihatinkan. Kuantitas pelanggaran yang dilakukan oleh siswa semakin bertambah dari waktu ke waktu. Dari berbagai jenis pelanggaran tata tertib sekolah, misalnya banyaknya siswa yang bolos atau minggat pada waktu jam belajar, perkelahian, terlambat datang ke sekolah, malas belajar, sering tidak masuk sekolah, tidak mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru, tidak membuat pekerjaan rumah, merokok, dan lain-lain. Secara garis besar banyaknya pelanggaran yang dilakukan oleh siswa akan berpengaruh terhadap kemajuan dan prestasi belajar di sekolah. Menciptakan kedisiplinan siswa bertujuan untuk mendidik siswa agar sanggup memerintahkan diri sendiri. Mereka dilatih untuk dapat menguasai kemampuan, juga melatih siswa agar ia dapat mengatur dirinya send iri, sehingga para siswa dapat mengerti kelemahan atau kekurangan yang ada pada dirinya sendiri. Menanamkan kedisiplinan siswa merupakan tugas tenaga pengajar (guru). Untuk menanamkan kedisiplinan siswa ini harus dimulai dari dalam diri kita sendiri, barulah kita dapat mendisiplinkan orang lain sehingga akan tercipta ketenangan, ketentraman, dan keharmonisan. Prilaku siswa di sekolah terkadang kita melihat tidak baik, baik kita lihat dari cara berbicaranya, berpenampilan atau sikapnya, mungkin hal demikian kurang di sadarai oleh siswa tersebut dan bahkan di anggap sebuah kebiasaan 3
walaupun kebiasaan tersebut adalah kebiasaan buruk. Di manakah peran mata pelajaran PKn (Pendidikan Kewarganegaraan) dalam hal ini. Dalam hal ini penulis akan mencoba meneliti Keefektifitan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terhada kedisiplinan siswa. Karena tidak dapat di pungkiri di era globalisasi ini disiplin siswa sangat kurang, hal ini berdampak pada rusaknya pembangunan moral siswa yang di pupuk sejak kecil. Dalam hal ini peneliti melakukan penelitian di Sekolah MTs. Muhammadiyah 01 Malang yang berjudul ANALISIS KEEFEKTIFAN STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKN) DALAM UPAYA MEMBENTUK KEDISIPLINAN SISWA DI MTS. MUHAMMADIYAH 01 MALANG dan penelitian ini di spesifikan kepada kedisiplinan siswa dalam mentaati peraturan yang ada di sekolah tersebut. Kedisiplinan meliputi datang tepat waktu, mengerjakan tugas, dan mentaati tata tertib sekolah. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka masalah utama yang akan diteliti adalah. a. Bagaimana kedisiplinan siswa di MTs. Muhammadiyah 01 Malang? b. Bagaimana strategi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam membentuk kedisiplinan siswa di MTs. Muhammadiyah 01 Malang? c. Bagaimana keefektifan strategi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam membentuk ke disiplinan siswa di MTs. Muhammadiyah 01 Malang? 4
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mengetahui : a. Kedisiplinan siswa di MTs. Muhammadiyah 01 Malang. b. Strategi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam membentuk kedisiplinan siswa di MTs. Muhammadiyah 01 Malang c. Keefektifan strategi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam membentuk ke disiplinan siswa di MTs. Muhammadiyah 01 Malang 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut. a. Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk keperluan dan mengembangkan pengetahuan ilmu PKn khususnya yang mengkaji tentang prilaku siswa di sekolah. b. Dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai pengembangan mata pelajaran PKn di sekolah. c. Penulis mendapatkan pengalaman dalam melihat kontribusi pelajaran PKn terhadap prilaku siswa di sekolah. d. Membantu penulis untuk mencari solusi untuk mengembangkan pelajaran PKn sehingga siswa lebih tertarik untuk belajar PKn. 5
1.5 Penegasan Istilah Adapun penegasan istilah sebagai berikut : a. Analisis Keefektifan Analisis Keefektifan merupakam pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan- tujuan yang tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan cara dan menentukan pilihan dari beberapa pilihan lainnya. Adapun pengertian efektifitas menurut Prasetyo Budi Saksono adalah : Ke Efektifan adalah seberapa besar tingkat kelekatan output yang dicapai dengan output yang diharapkan dari sejumlah input. (Danfar, Pengertian efektifitas, 2009) http://dansite.wordpress.com/2009/03/28/pengertian-efektifitas/ (Akses Tanggal 31 Maret 2013) b. Strategi Pembelajaran Strategi pembelajaran adalah komponen-komponen dari suatu set materi termasuk aktivitas sebelum pembelajaran, dan partisipasi peserta didik yang merupakan prosedur pembelajaran yang digunakan kegiatan selanjutnya Strategi pembelajaran merupakan suatu serangkaian rencana kegiatan yang termasuk didalamnya penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam suatu pembelajaran. Strategi pembelajaran disusun untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Strategi pembelajaran didalamnya mencakup pendekatan, model, metode dan 6
teknik pembelajaran secara spesifik. (Dedi, pengertian pendidikan, 2012) http://dedi26.blogspot.com/2012/06/pengertian--pembelajaran.html (Akses tanggal 10 April 2013) c. Pendidikan Kewarganegaraan Pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis (Mohammad hari, pendidikan kewarganegaraan, 2012) http://harisbanjarmasin.blogspot.com/2012/03/definisi-pendidikan kewarganegaraan.html (Akses tanggal 10 April 2013) d. Kedisiplinan Siswa Kedisiplinan diartikan sebagai perilaku seseorang mengikuti polapola tertentu yang telah ditetapkan atau disetujui terlebih dahulu baik persetujuan tertulis, lisan maupun berupa peraturan-peraturan atau kebiasaan. Adapun belajar diartikan sebagai proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan yang mengarah kepada penguasaan pengetahuan, kecakapan, kebijaksanaan. Berdasarkan dua pengertian di atas dapat maka dapat disimpulkan kedisiplinan belajar adalah suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan siswa untuk melakukan aktivitas belajar yang sesuai dengan keputusan- 7
keputusan, peraturanperaturan dan norma-norma yang telah ditetapkan bersama, baik persetujuan tertulis maupun tidak tertulis antara siswa dengan guru di sekolah maupun dengan orangtua di rumah untuk mendapatkan penguasaan pengetahuan, kecakapan, kebijaksanaan. (Ajeng sari, Kedisiplinan siswa, 2012) http://kedisiplinanbelajarsiswa-ajeng.blogspot.com/ (Akses tanggal 10 april 2013) 8