BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mekanisme pengaturan tubuh pada bayi baru lahir, belum berfungsi sempurna. Oleh karena itu jika tidak segera dilakukan upaya pencegahan kehilangan panas tubuh maka bayi baru lahir dapat mengalami Bayi dengan hipotermia, sangat berisiko tinggi untuk mengalami kesakitan berat atau bahkan kematian. Hipotermia mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan diselimuti walaupun berada di dalam ruangan yang relatif hangat (JNPK-KR, 2008). Berdasarkan data dan penelitian tentang kualitas penduduk Indonesia 2011 tercatat Angka Kematian Bayi (AKB) 34/1000 Kelahiran Hidup (KH) sedangkan menurut data hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, AKB sebesar 32 kematian/1000 KH. AKB di Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 sebesar 10,341/1.000 KH, mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar 10,62/1.000 KH (Dinkes Jateng, 2011). Pada tahun 2012 AKB sebesar 10,75/1000 kelahiran hidup dengan 6.235 kasus, hal ini disebabkan karena permasalahan yang kompleks menyangkut aspek medis yang harus ditangani oleh tenaga 1
2 kesehatan, target yang harus di capai pada tahun 2015 di jawa tengah AKB 8,5/1000 kelahiran hidup, perlu ekstra kerja keras dan kerja cerds untuk mencapai target tersebut (Dinkes Jateng, 2012). AKB di Kabupaten Semarang tahun 2011 sebesar 13,40 / 1000 KH. Bila dibandingkan dengan tahun 2010 angka ini mengalami peningkatan dari 10,46 / 1000 KH di tahun 2010 menjadi 13,46 / 1000 KH di tahun 2011. Kasus kematian terbesar terjadi karena berat bayi lahir rendah (BBLR) dan askfiksia dengan usia kematian 0-7 hari (Dinkes Kabupaten Semarang, 2011) Berdasarkan hasil survey pendahuluan yang dilakukan di RSUD Ambarawa terdapat 1 kasus hipotermi pada tahun 2010 dan pada tahun 2013 terdapat 1 kasus. Penelitian menunjukan bahwa lebih dari 50% kematian bayi terjadi dalam periode neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir yang dapat mengakibatkan bayi mengalami cacat seumur hidup dan kematian. Misalnya sebagai akibat hipotermia pada bayi baru lahir dapat terjadi cold stress yang selanjutnya dapat menyebabkan hipoksemia atau hipoglikemia dan mengakibatkan kerusakan otak ( Sarwono, 2007 ). Beberapa hal yang menyebabkan hipotermia adalah air ketuban atau cairan yang menempel pada tubuh bayi yang tidak segera dikeringkan, serta keadaan umum bayi lemahatau bayi dengan berat badan
3 lahir kurang dari 2.500 gram dapat mempengaruhi bayi mengalami hipotermia (Sarwono, 2007). Menurut Yaniedu (2011) penurunan suhu ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu lingkungan, syok, infeksi, kurang gizi, obat-obatan dan cuaca.sehingga bayi mengalami mekanisme hilangnya panas seperti konduksi, konveksi, evaporasi dan radiasi yang menyebabkan bayi mengalami Dan disertai dengan tanda-tanda hipotermia, seperti: bayi menggigil, aktivitas berkurang, tangisan melemah, kulit tubuh bayi berwarna tidak merata (cutis marmorata), kaki teraba dingin. Dari latar belakang ini, penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana asuhan kebidanan yang dilakukan pada bayi baru lahir dengan B. Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan latar belakang di atas maka dirumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimana asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan hipotermia di RSUD Ambarawa?. C. Tujuan 1. Tujuan Umum Memperoleh pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan hipotermia dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.
4 2. Tujuan Khusus a. Melakukan pengumpulan data dasar pada bayi baru lahir dengan b. Menginterpretasikan data berdasarkan diagnosa atau masalah pada bayi baru lahir dengan c. Mengidentifikasi diagnosa potensial pada bayi baru lahir dengan d. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera pada bayi baru lahir dengan e. Merencanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan f. Melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan g. Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan pada bayi baru lahir dengan D. Ruang Lingkup 1. Sasaran Bayi baru lahir dengan hipotermi 2. Tempat RSUD Ambarawa 3. Waktu Mei - Juli 2013
5 E. Manfaat 1. Manfaat Praktis a. Bagi Penulis Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat digunakan penulis dalam memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan hipotermi. b. Bagi Tenaga Kesehatan Dapat menjadi masukan bagi tenaga kesehatan khususnya bidan untuk dapat memberikan pengetahuan tentang penanganan asuhan pada bayi baru lahir dengan hipotermia yaitu dengan merujuknya. c. Bagi Masyarakat Dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat khususnya ibu yang mempunyai bayi agar dapat mencegah dan memberi penanganan pada bayi baru lahir dengan hipotermi. 2. Manfaat Teoretis Karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat membantu dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi tentang asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan hipotermi dan sebagai bahan acuan pengembangan penelitian lebih lanjut.
6 F. Metode Pengumpulan Data Penulisan ini mengunakan beberapa metode yaitu : 1. Studi Kepustakaan Penulis mempelajari buku-buku, literature dan media internet yang berhubungan dengan kasus 2. Studi Kasus Dengan menggunakan pendekatan proses manajemen asuhan kebidanan oleh Helen Varney, dengan 7 langkah yang disusun secara periodik. Proses asuhan kebidanan dimulai dari pengkajian dan diakhiri dengan evaluasi serta pendokumentasian. Untuk mendapatkan data yang diinginkan, penulis menggunakan metode: a. Wawancara Penulis mengadakan tanya jawab atau diskusi dengan pasien, keluarga, bidan dan dokter di ruang bersalin yang berhubungan dengan masalah klien. b. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik dengan cara inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi dan pemeriksaan laboratorium. 3. Studi Dokumentasi Mempelajari kasus serta menginterpretasi data yang berhubungan dengan klien, yang bersumber dari data rekam medis pasien, seperti catatan dokter, bidan, dan hasil laboratorium.
7 4. Diskusi. Penulis melakukan diskusi dengan tenaga kesehatan seperti dosen pembimbing dan institusi untuk kelancaran penulisan karya tulis ilmiah ini.