BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kerjasama operasional antara PT. Tetra Perdana dan PT. Megamas Arwana Service

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS PADA LAPORAN KEUANGAN PT. SIANTAR TOP (PERSERO) TBK. : Sovia Yohana Lumban : 1A214419

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK.

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS

Nama : Martha Romadoni NPM : Kelas : 3EA13

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

RASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT. KALBE FARMA BEKASI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT. ASTRA INTERNATIONAL,Tbk (PERIODE )

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Perhitungan Rasio Keuangan Perusahaan

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

III. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar BelakangMasalah. Banyaknya perusahaan dan kondisi perekonomian saat ini telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk

BAB IV PENUTUP A. SIMPULAN. Rasio lancar PT Matahari Department Store Tbk dari tahun 2010

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisis Rasio Keuangan pada PT Citra Tubindo Tbk.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI KINERJA KEUANGAN PT.ASTRA INTERNATIONAL, Tbk

Lampiran 1. Rasio Market PT. Indoritel Makmur Internasional Tbk dan PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk Tahun 2013 dan 2014.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. seluruh kewajiban lancarnya. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu periode. Informasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. dan pembahasan dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Indofood Tbk adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

II. LANDASAN TEORI. Perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG DAN UTANG USAHA PADA RASIO KEUANGAN DI PT. KARYA MANDALA TRANS GRESIK

BAB II LANDASAN TEORI

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Gambar 4. Kerangka pemikiran penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

I. PENDAHULUAN. Perusahaan farmasi atau perusahaan obat-obatan adalah perusahaan bisnis

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Seiring bertambah dewasanya perusahaan, mereka harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kontinuitas perkembangan usahanya dari waktu ke waktu. Masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk

METADATA INFORMASI DASAR

BAB IV. Analisis dan Pembahasan. dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Penilaian kinerja adalah pendeskripsian nilai secara periodik dari efektivitas

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perkembangan Perusahaan PT. Tetra Transport Exspeedy merupakan pengembangan usaha di bidang jasa expedisi/jasa kurir PT. Tetra Perdana. Pada pertengahan bulan April 2004 dilakukan kerjasama operasional antara PT. Tetra Perdana dan PT. Megamas Arwana Service dimana PT. Tetra Perdana ditunjuk sebagai cabang Expedisi Megamas. Kerjasama Operasional ini hanya berlangsung lebih kurang 1 tahun. Pada bulan Juli 2005, PT. Megamas Arwana Service menunjuk PT. Tetra Perdana cq Sunu Widi Prasetyo menjadi agen otonom. Dalam perkembangannya, ternyata pelayanan Megamas Jakarta kurang memuaskan, sering terjadi keterlambatan delivery surat atau paket yang mengakibatkan complain dari customer, akhirnya pada bulan April 2006 PT. Tetra Perdana mengundurkan diri dari keagenan Megamas, dan selanjutnya melakukan kerjasama keagenan dengan PT. Royal Express Indonesia (REX). Dalam kerjasama ini PT. Tetra Perdana diwakili saudara Ir. Sunu Widi Prasetyo, MM selaku pribadi, karena secara legalitas lingkup bisnis PT. Tetra Perdana dalam bidang perdagangan tidak memungkinkan untuk melakukan kegiatan bisnis di bidang expedisi dan cargo, kerjasama ini dilakukan dalam bentuk Franchise. 36

37 Pada awal berdiri, lokasi kantor masih kontrak di ruangan berukuran 3 x 3 m, di jalan Tri Lomba Juang no. 12 Semarang, dengan jumlah karyawan 3 orang, terdiri dari pimpinan cabang, tenaga administrasi, dan 2 orang kurir untuk operasional dengan aset 1 mobil Daihatsu Zebra. Seiring dengan perkembangan waktu, nama REX makin dikenal masyarakat dan perusahaan-perusahaan. Dengan slogan WE SERVE BETTER, segala paket antara baik out going maupun incoming, kami berikan pelayanan terbaik. Untuk pengiriman tujuan ibukota propinsi yang ada lapangan udara, dapat kami buktikan terkirim dalam waktu 1 hari. Pada awal bulan Januari 2007 REX Semarang sudah mampu membeli kantor sendiri di Jalan Madukoro, komplek Ruko Semarang Indah Blok E1 no. 33 Semarang. Jumlah karyawanpun meningkat yang semula 3 bertambah menjadi berjumlah 10 orang. Dengan makin dikenalnya REX Semarang, banyak pula permintaan pengiriman melalui jalur darat terutama dari perusahaan-perusahaan. Perusahaan tersebut biasanya keberatan dengan harga pengiriman melalui udara terutama untuk volume pengiriman yang besar. Peluang ini yang ditangkap karyawan bagian penjualan untuk mengajukan usulan kepada pihak manajemen agar REX juga membuka jalur darat. Untuk menangkap peluang tersebut pada tanggal 26 September 2007 didirikan PT. Tetra Transport Espeedy berdasarkan akta notaris Hari Bagyo, SH. Mhum nomor 62 dengan kantor Pusat di Jalan Madukoro komplek Ruko Semarang Indah Blok E1 No. 33 Semarang. PT. Tetra Transport Exspeedy ini memiliki 13 orang tenaga kerja, yang terdiri dari 2 orang bagian pemasaran, 4 orang bagian penerimaan barang, 6 orang bagian pengeluaran barang, dan 1 orang bagian kebersihan.

38 4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan PT. Tetra Transport Exspeedy memiliki struktur organisasi yang masih sederhana yaitu pemilik perusahaan dan keuangan perusahaan dengan membawahi bagian pemasaran, bagian penerimaan barang, bagian pengeluaran barang, dan bagian kebersihan. Pemilik Perusahaan Bagian Keuangan Bagian Bagian Bagian Bagian Pemasaran Penerimaan Barang Pengeluaran Barang Kebersihan Bagian Bagian - Pengepakan Barang - Input Data - Barang Ekspedisi - Driver/sopir Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Tetra Transport Exspeedy

39 Adapun tugas dari setiap bagian dalam struktur organisasi PT. Tetra Transport Exspeedy, yaitu : 1. Pemilik Perusahaan Pemilik PT. Tetra Transport Exspeedy adalah Bapak Ir. Sunu Widi Prasetyo, MM yaitu pemilik perusahaan yang memiliki wewenang dalam pengambilan keputusan serta kebijakan yang berhubungan dengan segala aktifitas perusahaan dan bertanggung jawab terhadap kelangsungan perusahaan ini. 2. Bagian Keuangan Bagian Keuangan memiliki tugas untuk menghitung dan mencatat besarnya pengeluaran dan pendapatan perusahaan. Bagian ini juga dilakukan sendiri oleh Bapak Ir. Sunu Widi Prasetyo, MM. 3. Bagian Pemasaran Bagian pemasaran memiliki tugas untuk merencanakan dan merumuskan kebijakan strategis yang menyangkut pemasaran. 4. Bagian Penerimaaan Barang Bagian penerimaan barang memiliki tugas untuk menerima barang dagangan dari penjual. Bagian penerimaan barang terdiri dari beberapa bagian tersebut adalah : a. Bagian Pengemasan barang Bagian pengemasan barang bertugas untuk melakukan pembungkusan barang

40 b. Bagian Input Data Bagian input data bertugas untuk melaksanakan fungsi administrasi berupa pencatatan, penyimpanan dan pemeliharaan dokumen fisik dan digital serta monitor data. 5. Bagian Pengeluaran Barang Bagian pengeluaran barang memiliki tugas untuk menyiapkan barang yang diminta oleh konsumen. a. Barang Ekspedisi Barang ekspedisi bertugas untuk mengirimkan barang kepada konsumen yang sudah dipesan. b. Bagian Driver/Sopir Bagian driver/sopir bertugas untuk mengantar penumpang atau pengiriman barang yang sudah di pesan konsumen ke tujuan tersebut. 6. Bagian Kebersihan Bagian kebersihan memiliki tugas untuk membersihkan tempat perusahaan setelah pekerjaan sudah selesai. 4.2 Visi dan Misi Perusahaan 4.2.1 Visi Perusahaan Menjadi salah satu perusahaan Ekspedisi yang besar di Indonesia.

41 4.2.2 Misi Perusahaan Kami adalah perusahaan jasa yang memindahkan barang dari satu tempat ke tempat lain dengan total solution. 4.3 Budaya Perusahaan Budaya perusahaan harus dimiliki dan dilaksanakan oleh setiap karyawan, yaitu : 1. Kompetensi a. Setiap karyawan secara proaktif selalu berusaha mengembangkan pengetahuan. b. Setiap karyawan selalu berusaha meningkatkan kepuasan pelanggan, pemegang saham, dan karyawan lainnya. c. Setiap karyawan dalam melakukan pekerjaan selalu berusaha meminimalkan dampak negatif yang mungkin terjadi. 2. Inovatif a. Setiap karyawan diharapkan dapat mengembangkan ide-ide baru dan solusi pemecahan masalah untuk mencapai KEUNGGULAN KOMPETITIP dibanding pesaing. b. Setiap karyawan diharapkan bersifat terbuka terhadap setiap masukan yang bersifat positif. c. Bagi karyawan, kesalahan dan kegagalan adalah guru nomor 1 (satu). d. Setiap karyawan jangan cepat berpuas diri dengan hasil yang telah dicapai sekarang.

42 3. Realitas a. Setiap karyawan harus memegang teguh dan mempertanggung jawabkan janji dengan pelanggan. b. Setiap karyawan harus selalu berusaha menunjukkan hasil kerja yang prima, tepat waktu, dan tepat biaya. c. Setiap karyawan harus selalu berusaha membangun Team Work yang solid dan saling mendukung. d. Setiap karyawan harus senantiasa menciptakan lingkungan kerja yang nyaman, aman, bersih, tertib dan rapi. 4. Integritas a. Setiap karyawan harus berperilaku satu kata dengan perbuatan. b. Setiap karyawan harus nerani memberikan janji kepada customer hanya jika merasa mampu melakukan. c. Setiap karyawan harus senantiasa mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku dalam melaksanakan bisnis perusahaan. 4.4 Fasilitas Penunjang Berbagai kegiatan PT. Tetra Transport Exspeedy menuntut tersedianya sarana penunjang yang memadai, guna memenuhi tuntutan pelayanan prima kepada Customer. Pelayanan PT. Tetra Transport Exspeedy yang memiliki dua unit usaha melalui penerbangan udara dengan merek dagang REX dan pelayanan cargo darat dengan merek

43 dagang Exspeedy menandaskan pentingnya sarana penunjang dan perkantoran yang lengkap. Perusahaan berkantor pusat di jalan Madukoro, komplek Ruko Semarang Indah Blok E1 no. 33 Semarang yang merupakan hak property milik sendiri. Lokasi kantor pusat cukup strategis didekat bandara Ahmad Yani lebih kurang 15 menit, didekat jalan Arteri Sukarno Hatta, dan 20 menit kearah pelabuhan Tanjung Mas Semarang. Lokasi kantor terletak di pojok deretan Ruko, seluas 138m2 berlantai ditengahtengah kerumunan bisnis yang dilengkapi dengan : 1. Sarana telepon 3 line, fak, dan telpon fleksi. 2. Ruang kerja yang nyaman dan luas khususnya untuk bagian operasional. 3. Sistem tracing yang sudah menggunakan komputer. 4. Tersedianya komputer yang memadai untuk bagian operasional, administrasi dan marketing. 5. Tersedianya 6 unit armada yang terdiri dari 3 unit truk doble ban tahun pembuatan 2007, 2 unit truk tahun pembuatan 2007, dan 1 unit Daihatsu Zebra tahun pembuatan 2004. 6. Tersedianya 10 unit sepeda motor untuk operasional kurir sepeda motor. 7. Untuk menjamin kepastian hukum atas kekayaan intelektual, saat ini merek dagang EXSPEEDY sudah didaftarkan ke Direktorat Merek, Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual pada tanggal 19 September 2007 dengan nomor J00.2007-031513 kelas 39.

44 Pelaksanaan berbagai pengiriman paket yang dipercayakan pada perusahaan ditunjang oleh kantor cabang dan agen di berbagai kota di Indonesia. Untuk REX telah terbentuk jaringan kerja (Net Working) cabang-cabang dan agen-agen diseluruh wilayah Indonesia. Sedangkan Exspeedy pada tahap awal memfokuskan diri di kota besar pulau Jawa, yaitu di Jakarta, Cirebon, Semarang, Surabaya, Bandung, Solo, dan Yogyakarta. 4.5 Perhitungan Rasio Keuangan 4.5.1 Perhitungan Rasio Likuiditas 1. Rasio Lancar (Current Ratio) Untuk menunjukkan kemampuan PT. Tetra Transport Exspeedy dalam membayar utang jangka pendek yang akan jatuh tempo dengan aktiva lancar yang tersedia. Jika nilai rasio lancar semakin tinggi, maka akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka pendeknya. Nilai standar rasio lancar yang digunakan adalah nilai standar menurut Kasmir (2013) yaitu >200%. Hasil perhitungan rasio lancar pada PT. Tetra Transport Exspeedy pada tahun 2011-2013 disajikan dalam bentuk tabel :

45 Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Rasio Lancar PT. Tetra Transport Exspeedy Tahun 2011-2013 Tahun Utang Lancar Aktiva Lancar Rasio Lancar (a) (b) (c) = b : a 2011 771.537.038 2.047.344.654 2,65 2012 844.937.064 2.481.951.781 2,93 2013 1.327.486.400 3.144.780.528 2,36 Rata-rata 981.320.167,3 2.558.025.654 2,64 Sumber: Laporan Keuangan PT. Tetra Transport Exspeedy tahun 2011-2013 Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat rata-rata rasio lancar pada PT. Tetra Transport Exspeedy adalah 2,64. Artinya setiap Rp. 1,00 utang lancar akan dijamin dengan Rp. 2,64 aktiva lancar. Nilai rasio lancar pada PT. Tetra Transport Exspeedy mengalami fluktuatif, yaitu pada tahun 2011 adalah 2,65 karena nilai aktiva lancar sebesar 2.047.344.654 lebih tinggi dari nilai utang lancar 771.537.038. Pada tahun 2012 rasio lancar adalah 2,93 karena nilai aktiva lancar sebesar 2.481.951.781 lebih besar dari nilai utang lancar 844.937.064. Pada tahun 2013 rasio lancar adalah 2,36 karena nilai aktiva lancar sebesar 3.144.780.528 lebih besar dari nilai utang lancar 1.327.486.400. Hal ini dapat dilihat dari laporan keuangan pada pos alat likuid persediaan pada tahun 2012 ada beberapa akun yang mengalami peningkatan cukup tinggi seperti akun kas dari Rp. 187.595.404 menjadi Rp. 264.328.857. Kas pada tahun 2011 mengalami kenaikan dikarenakan penjualannya meningkat dan laba bersih juga meningkat, sehingga

46 pendapatan kas mengalami peningkatan. Nilai rasio lancar pada PT. Tetra Transport Exspeedy pada tahun 2011 ke tahun 2013 mengalami penurunan. Nilai rasio lancar pada PT. Tetra Transport Exspeedy pada tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami kenaikan. Jika rasio lancar rendah menunjukkan terjadinya masalah dalam likuidasi, sebaliknya jika rasio lancar yang terlalu tinggi akan menunjukkan banyaknya dana menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampuan laba perusahaan. Serta jika dibandingkan dengan ukuran rata-rata, rasio ini sudah diatas rata-rata yaitu 264%. Sehingga rasio ini dikatakan dalam keadaan baik, dilihat dari sisi perkembangan rasio pertahun dan ukuran rata-ratanya. 2. Rasio Kas Mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Ketersediaan uang kas dapat ditunjukkan dari ketersediannya kas atau yang setara dengan kas. Nilai standar rasio kas yang digunakan adalah nilai standar menurut Kasmir (2013) yaitu 50%. Hasil perhitungan rasio kas pada PT. Tetra Transport Exspeedy pada tahun 2011-2013 disajikan dalam bentuk tabel :

47 Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Rasio Kas PT. Tetra Transport Exspeedy Tahun 2011-2013 Tahun Kas dan setara kas Utang Lancar Rasio Kas (a) (b) (c) = a : b 2011 187.595.404 2.047.344.654 0,09 2012 264.328.857 2.481.951.781 0,10 2013 502.883.783 3.144.780.528 0,15 Rata-rata 318.269.348 2.558.025.654 0,11 Sumber: Laporan Keuangan PT. Tetra Transport Exspeedy tahun 2011-2013 Nilai rata-rata untuk rasio kas pada PT. Tetra Transport Exspeedy adalah 0,11 (11%). Artinya setiap Rp. 1,00 utang lancar dijamin dengan 0,11 kas dan setara kas. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat, nilai rasio kas pada tahun 2011 adalah 0,09 dan pada tahun 2012 adalah 0,10 (mengalami kenaikan 0,01). Pada tahun 2013 nilai rasio kas adalah 0,15 (mengalami kenaikan 0,05). Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa nilai rasio kas PT. Tetra Transport Exspeedy pada tahun 2011, 2012, dan 2013 mengalami kenaikan. Hal ini disebabkan karena kenaikan pada jumlah kas sebesar 76.733.453 karena adanya kenaikan saldo bank dan deposito berjangka yang dimiliki perusahaan dan tahun 2012 ke tahun 2013 naik sebesar 238.554.926 dan kenaikan pada kewajiban lancar sebesar 434.607.127 karena adanya kenaikan pada pinjaman jangka pendek dan pada tahun 2012 ke tahun 2013 naik sebesar 662.828.747. Dilihat dari nilai rata-rata rasio kas PT. Tetra Transport Exspeedy terlihat tidak baik. Karena nilai rata-

48 rata rasio kas tidak memenuhi nilai standar yaitu 50%. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan belum mampu membayar utang dengan kas dan setara kas yang ada. Jika kondisi rasio kas diatas rata-rata industri, maka ada dana perusahaan yang menganggur, sebaliknya apabila rasio kas dibawah rata-rata industri kondisi kurang baik karena untuk membayar kewajiban masih memerlukan waktu untuk menjual sebagian dari aktiva lancar lainnya. 4.5.2 Perhitungan Rasio Solvabilitas 1. Rasio Hutang Atas Aktiva Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total hutang dengan total aktiva. Nilai standar rasio hutang atas aktiva yang digunakan adalah nilai standar menurut Kasmir (2013) yaitu 35%. Hasil perhitungan rasio hutang atas aktiva pada PT. Tetra Transport Exspeedy pada tahun 2011-2013 disajikan dalam bentuk tabel :

49 Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Rasio Hutang Atas Aktiva PT. Tetra Transport Exspeedy Tahun 2011-2013 Tahun Total Aktiva Total Hutang Debt Ratio DR (%) (a) (b) (c) = b : a 2011 2.077.220.337 771.537.038 0,37 37% 2012 2.561.252.876 945.937.064 0,36 36% 2013 3.274.138.327 1.403.236.400 0,42 42% Rata-rata 2.637.537.180 1.040.266.834 0,38 38% Sumber: Laporan Keuangan PT. Tetra Transport Exspeedy tahun 2011-2013 Dari hasil perhitungan diperoleh nilai rasio utang atas aktiva tertinggi pada tahun 2013 sebesar 0,42, yang artinya adalah persentase aktiva yang didanai dari hutang adalah 42%. Dan nilai terendah sebesar 0,36 terjadi pada tahun 2012 yang artinya adalah persentase aktiva yang didanai dari hutang adalah sebesar 36%. terjadinya peningkatan dalam rasio hutang atas aktiva menunjukkan bahwa kinerja perusahaan semakin menurun dengan semakin meningkatnya porsi hutang dalam pendanaan aktiva. Dengan semakin besarnya nilaio hutang atas aktiva menunjukkan bahwa sebagian besar investasi didanai oleh hutang. Rasio yang besar juga mengakibatkan pembayaran bunga yang besar, begitu sebaliknya rasio yang kecil mengakibatkan pembayaran bunga yang kecil. Tetapi jika dilihat dari ukuran rata-rata rasionya, rasio ini masih berada diatas ukuran rata-rata yaitu 35%, rata-rata rasio yang didapat mencapai 38% artinya aktivitas

50 perusahaan dibiayai oleh hutang. Karena rata-rata rasio yang terlalu tinggi dari ukuran rata-rata maka perusahaan dalam keadaan tidak aman jika membutuhkan pinjaman. 2. Rasio Hutang Atas Modal Rasio ini digunakan untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam dengan pemilik perusahaan. Nilai standar yang digunakan adalah standar menurut Kasmir (2013) yaitu 80%. Hasil perhitungan rasio ini dapat dilihat dalam bentuk tabel : Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Rasio Hutang Atas Modal PT. Tetra Transport Exspeedy Tahun 2011-2013 Tahun Total Hutang Ekuitas Rasio Hutang Atas Modal (a) (b) (c) = a : b 2011 771.537.038 1.305.683.299 0,59 2012 945.937.064 1.615.315.812 0,58 2013 1.403.236.400 1.870.901.927 0,75 Rata-rata 1.040.266.834 1.597.300.346 0,64 Sumber: Laporan Keuangan PT. Tetra Transport Exspeedy tahun 2011-2013 Nilai rata-rata rasio hutang atas modal pada PT. Tetra Transport Exspeedy adalah 0,64 (64%). Rasio ini menunjukkan bahwa kreditor menyediakan Rp. 100,00 untuk setiap Rp. 1,00 yang disediakan pemegang saham. Atau perusahaan dibiayai oleh utang sebanyak 64%. Nilai rasio hutang atas modal pada PT. Tetra Transport Exspeedy pada tahun 2011, 2012, dan 2013 mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan oleh kenaikan

51 nilai ekuitas dari tahun ke tahun. Dilihat dari hasil tersebut, nilai rasio hutang atas modal PT. Tetra Transport Exspeedy berada dibawah nilai standar yaitu 80%. Nilai rata-rata rasio hutang atas modal menunjukkan bahawa perusahaan masih dianggap kurang baik, karena berada dibawah nilai standar. Bagi bank (kreditor), semakin besar rasio ini, akan semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar resiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan. Bagi perusahaan justru semakin besar rasio akan semakin baik. Sebaliknya dengan rasio yang rendah, semakin tinggi tingkat pendanaan yang disebabkan pemilik dan semakin besar batas pengamanan bagi pinjaman jika terjadi kerugian atau penyusutan terhadap nilai aktiva. 4.5.3 Perhitungan Rasio Aktivitas 1. Rasio Perputaran Total Aktiva Menunjukkan efektivitas penggunaan seluruh aset perusahaan dalam rangka menghasilkan penjualan atau menggambarkan beberapa rupiah penjualan bersih yang dapat dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam bentuk harta perusahaan. Nilai standar yang digunakan adalah nilai standar menurut Kasmir (2013) yaitu 2 kali putaran. Hasil perhitungan rasio ini dapat dilihat dalam bentuk tabel :

52 Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Rasio Perputaran Total Aktiva PT. Tetra Transport Exspeedy Tahun 2011-2013 Tahun Penjualan Total Aktiva Rasio Perputaran Total Aktiva (a) (b) (c) = a : b 2011 715.000.000 2.077.220.337 0,34 2012 1.166.746.000 2.561.252.876 0,45 2013 1.125.950.000 3.274.138.327 0,34 Rata-rata 1.002.565.333 2.637.537.180 0,37 Sumber: Laporan Keuangan PT. Tetra Transport Exspeedy tahun 2011-2013 Berdasarkan perhitungan diatas, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata rasio perputaran total aktiva pada PT. Tetra Transport Exspeedy adalah 0,37 kali (dibulatkan 1 kali). Artinya setiap Rp. 1,00 aktiva tetap dapat menghasilkan Rp. 0,37 penjualan. Nilai rasio perputaran total aktiva pada tahun 2011 adalah 0,34, pada tahun 2012 adalah 0,45 (mengalami kenaikan 0,11), dan pada tahun 2013 adalah 0,34 (mengalami penurunan 0,11). Rasio perputaran total aktiva pada perusahaan selama 3 tahun mengalami penurunan dikarenakan oleh meningkatnya penjualan yaitu penjualan aset tetap dan meningkatnya total aktiva perusahaan karena naiknya kas dan setara kas dan total pinjaman perusahaan. Nilai rata-rata rasio perputaran total aktiva menunjukkan bahwa perusahaan belum mampu memaksimalkan aktiva yang dimiliki. Hasil rasio ditahun terakhir menunjukkan rasio dalam keadaan baik karena nilai rasio yang didapat lebih besar dari tahun sebelumnya. Tetapi jika dibandingkan dengan ukuran rata-rata rasio ini

53 masih berada dibawah rata-rata yang sudah ditetapkan yaitu 2 kali putaran, nilai yang didapat dalam rasio ini baru mencapai 0,37 kali putaran, sehingga perusahaan bisa dikatakan dalam keadaan kurang baik 2. Rasio Perputaran Aktiva Tetap Mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada harta tetap. Nilai standar yang digunakan adalah nilai standar menurut Kasmir (2013) yaitu 5 kali. Hasil perhitungan rasio ini dapat dilihat dalam bentuk tabel : Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Rasio Perputaran Aktiva Tetap PT. Tetra Transport Exspeedy Tahun 2011-2013 Tahun Penjualan Total Aktiva Tetap Rasio Perputaran Aktiva Tetap (a) (b) (c) = a : b 2011 715.000.000 29.875.683 23,9 2012 1.166.746.000 79.301.095 14,7 2013 1.125.950.000 129.357.799 8,70 Rata-rata 1.002.565.333 79.511.525,67 15,7 Sumber: Laporan Keuangan PT. Tetra Transport Exspeedy tahun 2011-2013 Nilai rata-rata perputaran aktiva tetap pada PT. Tetra Transport Exspeedy adalah 15,7 (dibulatkan 2 kali). Artinya setiap Rp. 1,00 aktiva tetap dapat menghasilkan Rp. 2 penjualan. Berdasarkan perhitungan diatas, dapat dilihat nilai perputaran aktiva tetap pada tahun 2011 adalah 23,9, dan pada tahun 2012 adalah 14,7 (mengalami penurunan

54 9,2), dan pada tahun 2013 adalah 8,70 (mengalami penurunan 6). Perputaran aktiva tetap pada 3 tahun mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh naiknya penjualan karena naiknya penjualan aset tetap dan naiknya total aktiva tetap karena meningkatnya total piutang perusahaan. Nilai rata-rata perputaran aktiva tetap menunjukkan bahwa perusahaan belum mampu memaksimalkan kapasitas aktiva tetap yang dimiliki, jika dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis. Apabila perusahaan mencapai tingkat penjualan yang sama sedangkan aktiva tetap yang digunakan laba sedikit berarti perusahaan semakin efektif. Rasio akan segera menurun bila tidak diikuti naiknya penjualan yang proposional. Hal yang wajar apabila rasio ini mengalami penurunan pada saat perusahaan melakukan investasi baru. Penelitian investasi memerlukan analisis secara terpisah, akan tetapi rasio ini tidak dapat memberikan indikasi besarnya investasi yang terjadi di perusahaan dan pengaruhnya terhadap penjualan pada tahun tersebut. 4.5.4 Perhitungan Rasio Profitabilitas 1. Rasio Return on Assets (ROA) Mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi pemilik perusahaan. Nilai standar yang digunakan adalah nilai standar menurut Kasmir (2013) yaitu 30%. Hasil perhitungan rasio ini dapat dilihat dalam bentuk tabel :

55 Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Return on Assets (ROA) PT. Tetra Transport Exspeedy Tahun 2011-2013 Tahun Total Aktiva Laba bersih Return on Assets (a) (b) (c) = b : a 2011 2.077.220.683 224.299.438 0,10 2012 2.561.252.876 309.632.513 0,12 2013 3.274.138.327 255.586.115 0,07 Rata-rata 2.637.537.180 263.172.688,7 0,10 Sumber: Laporan Keuangan PT.Tetra Transport Exspeedy tahun 2011-2013 Nilai rata-rata return on assets pada PT. Tetra Transport Exspeedy adalah 0,10 (10%). Artinya tingkat pengembalian investasi yang diperolehnya sebesar 10%. Berdasarkan perhitungan diatas, pada tahun 2011 nilai return on assets adalah 0,10; pada tahun 2012 adalah 0,12 (mengalami kenaikan 0,02); dan pada tahun 2013 adalah 0,07 (mengalami penurunan 0,05). Nilai return on assets pada tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami penurunan dikarenakan laba bersih lebih rendah dari total aktiva. Pada tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami kenaikan dikarenakan meningkatnya total aktiva. Nilai rata-rata return on assets menunjukkan manajemen tidak mampu untuk memperoleh return on assets. Semakin tinggi nilai ROA sebuah perusahaan maka semakin baik pula kemampuan perusahaan dalam mengelola asetnya, demikian sebaliknya.

56 2. Return on Equity (ROE) Kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tersedia untuk pemegang saham. Nilai standar yang digunakan adalah nilai standar menurut Kasmir (2013) yaitu 40%. Hasil perhitungan rasio ini dapat dilihat dalam bentuk tabel : Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Return on Equity (ROE) PT. Tetra Transport Exspeedy tahun 2011-2013 Tahun Laba Bersih Ekuitas Return on Equity (a) (b) (c) = a : b 2011 224.299.438 1.305.683.299 0,17 2012 309.632.513 1.615.315.812 0,19 2013 255.586.115 1.870.901.927 0,13 Rata-rata 263.172.688,7 1.597.300.346 0,16 Sumber: Laporan Keuangan PT. Tetra Transport Exspeedy tahun 2011-2013 Nilai rata-rata return on equity pada PT. Ttetra Transport Exspeedy adalah 0,16 (16%). Berdasarkan perhitungan diatas, nilai return on equity pada tahun 2011 adalah 0,17; pada tahun 2012 adalah 0,19 (mengalami peningkatan 0,03); dan pada tahun 2013 adalah 0,13 (mengalami penurunan 0,03). Nilai return on equity pada tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami peningkatan dikarenakan meningkatnya ekuitas. Pada tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami penurunan dikarenakan laba bersih lebih rendah dari ekuitas. Nilai return on equity perusahaan berada dibawah nilai standar yaitu 40%. Perhitungan

57 ROE menunjukkan bahwa tingkat pengembalian investasi yang diperolehnya sebesar 16%. Nilai rata-rata return on equity menunjukkan bahwa manajemen tidak mampu memperoleh ROE sehingga dengan menurunnya ROA. Semakin tinggi nilai ROE semakin baik atau semakin optimal pengembalian modal yang bisa dihasilkan perusahaan tersebut, demikian sebaliknya. 3. Gross Profit Margin Mengukur tingkat keuntungan kotor perusahaan. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa biaya produksi perusahaan itu rendah. Nilai standar yang digunakan adalah nilai standar menurut Kasmir (2013) yaitu 30%. Hasil perhitungan rasio ini dapat dilihat dalam bentuk tabel : Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Gross Profit Margin PT. Tetra Transport Exspeedy tahun 2011-2013 Tahun Laba Kotor Penjualan Gross Profit Margin (a) (b) (c) = (b a) : b 2011 279.692.134 715.000.000 0,60 2012 383.489.442 1.166.746.000 0,67 2013 330.793.043 1.125.950.000 0,70 Rata-rata 331.324.873 1.002.565.333 0,65 Sumber: Laporan Keuangan PT. Tetra Transport Exspeedy tahun 2011-2013

58 Nilai rata-rata gross profit margin pada PT. Tetra Transport Exspeedy adalah 0,65 (65%). Berdasarkan perhitungan diatas, nilai gross profit margin pada tahun 2011 adalah 0,60; pada tahun 2012 adalah 0,67 (mengalami peningkatan 0,07); dan pada tahun 2013 adalah 0,70 (mengalami peningkatan 0,03). Nilai gross profit margin pada tahun 2011 ke tahun 2013 mengalami peningkatan dikarenakan meningkatnya pendapatan usaha. Kenaikan yang terjadi pada rasio ini ditahun 2013 menandakan bahwa rasio ini dalam keadaan baik. Karena semakin tinggi rasio ini maka semakin baik pula kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba kotor. 4. Net Profit Margin Yaitu rasio atau perbandingan antara laba bersih yang telah dicapai dengan tingkat penjualan. Nilai standar yang digunakan adalah nilai standar menurut Kasmir (2013) yaitu 30%. Hasil perhitungan rasio ini dapat dilihat dalam bentuk tabel : Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Net Profit Margin PT. Tetra Transport Exspeedy tahun 2011-2013 Tahun Penjualan Laba Bersih Net Profit Margin (a) (b) (c) = b : a 2011 715.000.000 224.299.438 0,31 2012 1.166.746.000 309.632.513 0,26 2013 1.125.950.000 255.586.115 0,22 Rata-rata 1.002.565.333 263.172.688,7 0,26 Sumber: Laporan Keuangan PT. Tetra Transport Exspeedy tahun 2011-2013

59 Nilai rata-rata net profit margin pada PT. Tetra Transport Exspeedy adalah 0,26 (26%). Pada tahun 2011 nilai net profit margin adalah 0,31; pada tahun 2012 adalah 0,26 (mengalami penurunan 0,05); pada tahun 2013 adalah 0,22 (mengalami penurunan 0,04). Nilai net profit margin pada tahun 2011 ke tahun 2013 mengalami penurunan, hal ini disebabkan karena penjualan setiap tahun yang semakin tinggi karena meningkatnya penjualan aktiva tetap sedangkan laba bersih semakin menurun. Hal ini jika dilihat dari pertumbuhan rasio pertahun dan ditahun terakhir menunjukkan bahwa perusahaan dalam keadaan baik karena rasionya lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Tetapi jika dilihat dari nilai rata-rata rasionya masih berada dibawah ukuran rata-rata yaitu 30%, maka perusahaan dalam keadaan kurang baik.