BAB I PENDAHULUAN. yang lebih luas yaitu rasional dan obyektif (Sudaryanto, 2008).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I. PENDAHULUAN. Yogyakarta (FKIK UMY) telah menggunakan beberapa metode pembelajaran

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. UMY berdasarkan nilai kecerdasan emosional Nilai Kecerdasan Emosional

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan penilaian pada aspek pengetahuan (Khalidatunnur dkk, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. (Fidianty & Noviastuti, 2010). Menurut Taylor (2006) kecemasan adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa ilmu keperawatan. Lulus dari ujian merupakan keharusan dan

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari stres, masalahnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. menampilkan kemampuan professional yang optimal. Untuk membentuk

BAB I PENDAHULUAN. dapat meraih hasil belajar yang relatif tinggi (Goleman, 2006).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. afektif. Kompetensi kognitif, keterampilan, dan afektif harus diuji dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.A.

HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ABSTRACT

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kecemasan bisa muncul sebagai respon terhadap stres, di mana stres

PERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MAHASISWA TAHUN II DAN TAHUN IV DI SKILLS LABORATORY PROGRAM STUDI KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pendidikan keterampilan klinik di Laboratorium. Keterampilan Klinik (Skills laboratory atau disingkat

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) TERHADAP. PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. PLN (Persero) APJ DI SURAKARTA

ANALISIS FAKTOR INTERNAL YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA D-IV BIDAN PENDIDIK

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA TINGKAT I PRODI DIII KEBIDANAN STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jiwa, kepribadian serta mental yang sehat dan kuat. Selayaknya pula seorang

BAB I PENDAHULUAN. masa depan dengan segala potensi yang ada. Oleh karena itu hendaknya dikelola baik

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA SEMESTER III AKADEMI KEBIDANAN UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA MEDAN MIRA JAYATI

BAB I PENDAHULUAN. 2010). Sehingga diupayakan generasi muda dapat mengikuti setiap proses

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kemampuan mahasiswa itu sendiri, karena pada kenyataannya di antara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Komunikasi didefinisikan sebagai interaksi sosial yang terjadi melalui pesan yang

HUBUNGAN KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN HASIL OSCE MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FKIK UMY

SKRIPSI Diajukan ke Fakultas Kedokteran Universitas Andalas sebagai pemenuhan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran.

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dalam bidang keperawatan. Upaya ini dilakukan agar dapat menarik lebih

BAB I PENDAHULUAN. bahan obat dan obat tradisional. Pekerjaan Kefarmasian harus dilakukan

HUBUNGAN ADVERSITY QUOTIENT (AQ) DENGAN NILAI OSCE PADA MAHASISWA ANGKATAN 2013 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang. Kesehatan menjelaskan bahwa tenaga kesehatan adalah setiap orang yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan jumlah siswa kelas VII sebanyak 320 siswa. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. Ujian selalu menjadi agenda penting dalam pendidikan ( Schuwirth dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi internet telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi belajarnya. Namun dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang berbasis kompetensi. Penilaian diperlukan sebagai bentuk dari

BAB I PENDAHULUAN. Ujian merupakan suatu rangkaian persoalan, pertanyaan-pertanyaan,

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau. perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan klinik (clinical skills) pada profesi kedokteran merupakan hal

HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI KEIKUTSERTAAN DALAM EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN TINGKAT KECERDASAN EMOSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajarnya. Namun dalam upaya meraih prestasi belajar yang. memuaskan dibutuhkan suatu proses dalam belajar.

BAB V PEMBAHASAN. Bandura 1997 mengungkapkan bahwa self efficacy membuat individu untuk

KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI KAITANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWI KEBIDANAN

HUBUNGAN ANTARA MINAT DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PRAKTIK DILABORATORIUM KETERAMPILAN KEPERAWATAN

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS II SMK KESEHATAN BHAKTI KENCANA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan keperawatan merupakan suatu proses pembentukan tenaga

BAB I PENDAHULUAN. Jenjang Diploma III keperawatan berperan sebagai perawat. terampil dalam menyelesaikan masalah keperawatan secara mandiri dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi pada penampilan yang bisa digunakan untuk menilai kompetensi klinik

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN MEKANISME KOPING PADA MAHASISWA KEPERAWATAN MENGHADAPI PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN DI RUMAH SAKIT SKRIPSI

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.3 September 2014

Prodi kedokteran FK UNS Oktober 2016

Mahasiswa S-1 Prodi Keperawatan, STIKes CHMK, Kupang Jurusan DIII Keperawatan, Poltekes Kemenkes Kupang, Kupang c

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VII - VIII DI SMP NEGERI 2 PARE-KEDIRI TAHUN 2015

Patria Asda STIKES Wira Husada Yogyakarta ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kedokteran bertujuan untuk menghasilkan dokter yang. sebagai bekal untuk belajar sepanjang hayat (Konsil Kedokteran

BAB I PENDAHULUAN. berkelanjutan terhadap golongan pelajar ini dapat menyebabkan pola tidur-bangun. berdampak negatif terhadap prestasi belajarnya.

BAB I PENDAHULUAN. juga dirasa sangat penting dalam kemajuan suatu negara karena berhubungan

HUBUNGAN SIKAP DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PRESTASI MAHASISWA SEMESTER IV DI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan kinerja karyawan menurun. Penurunan kinerja karyawan akan

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan global akan mutu lulusan pendidikan dan sistem Pendidikan

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DIII KEBIDANAN TINGKAT I POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. sendiri dan suatu keadaan, sehingga masa depan dapat diketahui dari

SKRIPSI. Oleh : SITI FATIMAH NIM K

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang

Metsi Daud 1. Keywords: Emotional Intelligence, Academic Achievement

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA SISWA KELAS XI SMA 3 SURAKARTA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Bab II TINJAUAN PUSTAKA

DESKRIPSI PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIPA. Purwati 19, Nurhasanah 20

MODUL PELATIHAN PELATIH PASIEN STANDAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kecemasan dapat dialami oleh para siswa, terutama jika dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berdasarkan SK Mendiknas No. 323/U/2002 tentang kurikulum

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DAN EFIKASI DIRI DENGAN PRESTASI BELAJAR

KEMAMPUAN CLINICAL REASONING PADA UJIAN OSCE MAHASISWA KEDOKTERAN TAHUN KETIGA

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan, persoalan-persoalan dalam kehidupan ini akan selalu. pula menurut Siswanto (2007; 47), kurangnya kedewasaan dan

kedokteran keluarga, salah satunya adalah patient centered care. Dalam

PENGARUH ANTARA DIMENSI-DIMENSI EMOTIONAL INTELLIGENCE

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN SPIRITUAL DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA D3 KEBIDANAN SEMESTER II STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kecerdasan emosional

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR KELAS XI DI SMK BINA NUSANTARA UNGARAN ARTIKEL ILMIAH OLEH EKA SAROFATUL JANAH A008

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita,

BAB I PENDAHULUAN. perawat dalam praktek keperawatan. Caring adalah sebagai jenis hubungan

BAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab II ini peneliti akan menjelaskan mengenai teori-teori yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Problem Based Learning (PBL) dalam KBK dan Pencapaian Prestasi Akademik: Evaluasi Implementasi PBL

BAB I PENDAHULUAN. dilatih untuk mengajar, penilaian, tujuan evaluasi dan secara konsisten

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang masalah

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN SEBELUM MENGHADAPI PRAKTIK KLINIK DI RUMAH SAKIT SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumberdaya manusia yang berkualitas. Dengan pendidikan. mengukur, menurunkan, dan menggunakan rumus-rumus matematika

HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KOMPETENSI DOSEN DAN KESIAPAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu kedokteran merupakan bidang ilmu terapan, di mana pengetahuan kompleks digunakan untuk memecahkan satu masalah sama. Hal ini berbeda dengan ilmu murni dimana pengetahuan dan masalah dicari bersifat horizontal. Proses berfikir logis lebih tepat digunakan pada penelitian ilmu murni, sedangkan masalah di kedokteran menggunakan proses berfikir lebih luas yaitu rasional dan obyektif (Sudaryanto, 2008). Mahasiswa kedokteran dituntut untuk menguasai ilmu pengetahuan dan attitude, juga keterampilan klinik diberbagai bidang (Turner & Dankoski, 2008). Kemampuan untuk menerapkan atau menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan sikap profesional di terapkan dalam berbagai aspek disebut kompetensi. Salah satu kompetensi harus dicapai seorang Dokter Indonesia adalah keterampilan klinik, di mana dokter mampu memperoleh dan mencatat informasi akurat dan penting mengenai pasien dan keluarganya, melakukan prosedur klinis dan laboratorium, dan melakukan prosedur kedaruratan klinis. Kompetensi ini diperoleh melalui kegiatan skills lab dipelajari dalam masa pendidikan dokter (Konsil Kedokteran Indonesia, 2012). Skills Lab merupakan metode pembelajaran keterampilan klinis berbasis simulasi telah dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan prosedur penilaian otentik dan terstruktur dengan baik (Schuwirth & Van Der Vleuten, 1

2 2004). Metode digunakan seperti role-play, belajar melalui boneka atau mannequin, dan belajar dengan menggunakan probandus atau pasien simulasi. Meskipun memakai simulasi, tetapi kegiatan ini bukan suatu proses pura-pura, tetapi pelaksanaannya sesuai dengan penalaran klinik sesuai dengan tingkat perkembangan mahasiswa (Claramita, 2008). Evaluasi hasil belajar keterampilan klinis mahasiswa ditentukan malalui OSCE atau Objective Structured Clinical Examination. Objective Structured Clinical Examination (OSCE) adalah suatu metode digunakan untuk menilai kompetensi klinis secara obyektif dan terstruktur sebagai bagian dari pendidikan kesehatan profesional (Brannick et al., 2011). Di fakultas kedokteran sering digunakan sebagai instrumen evaluasi keterampilan klinik untuk menilai keterampilan sikap dan perilaku dianggap standar digunakan oleh praktisi dalam menghadapi pasien, sekaligus sebagai penilaian valid terhadap kinerja klinik mahasiswa kedokteran (McCoy & Merrick, 2001). Sistem evaluasi ini juga diterapkan di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Dalam OSCE, serangkaian masalah standar disajikan setiap ujian, masalah sering melibatkan pasien simulasi dilatih untuk memainkan peran. Keuntungan OSCE dibanding ujian tertulis adalah pada OSCE melibatkan konteks, konten, dan prosedur lebih realistis (dokter dengan pasien). Sebagai contoh, dalam OSCE, daripada menulis esai tentang diagnosis, peserta dapat bertemu dengan pasien simulasi untuk menegakkan suatu diagnosis sesui dengan hasil wawancara dan pemeriksaan klinis.

3 Keuntungan lain dari OSCE adalah menggunakan pasien nyata dan memiliki standar sama di seluruh ujian (Brannick et al., 2011). Bagi mahasiswa kedokteran, salah satu masalah dalam bidang akademik adalah ujian OSCE. Menghadapi ujian merupakan stressor dapat menyebabkan gangguan emosi seperti mudah tersinggung, marah, gelisah, depresi, sensitif, dan sebagainya (Sarafino, 1994). Kemampuan mahasiswa dalam menghadapi ujian diantaranya ditentukan oleh kecerdasan dimilikinya, beberapa kecerdasan pada diri manusia, diantaranya: kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan spiritual (SQ), dan kecerdasan (Goleman, 1997). Banyak usaha dilakukan mahasiswa untuk meraih hasil evaluasi/ujian tinggi agar menjadi terbaik, seperti mengikuti perkuliahan, praktikum bahkan belajar berkelompok bersama teman. Usaha ini positif, namun masih banyak dalam mencapai keberhasilan selain kecerdasan intelektual (IQ), factor tersebut adalah kecerdasan emosional. Dengan kecerdasan emosional, individu mampu mengetahui dan menanggapi perasaan mereka sendiri dengan baik dan mampu membaca dan menghadapi perasaanperasaan orang lain dengan efektif. Orang-orang dan mahasiswa memiliki kecerdasan emosional lebih tinggi akan memiliki hubungan sosial/interpersonal lebih baik (manusia dengan manusia) dan memiliki motivasi untuk berprestasi (Brannick, et al., 2011). Sebuah studi menemukan bahwa kecerdasan emosional berhubungan dengan keberhasilan akademik maupun professional, dan berkontribusi dalam kinerja kognitiv berbasis individu dan setingkat diatas kecerdasan umum (IQ) (Romanelli, et al., 2006).

4 Penelitian ini berkiblat pada surat Al-Quran, tentang kecerdasan emotional adalah kemampuan mendengar suara hati sebagai sumber informasi, surat Al-Hajj ayat 46: Artinya: maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu buta, tetapi buta ialah hati di dalam dada. (QS: Al-Hajj Ayat:46) Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, disebutkan bahwa kecerdasan emosional penting dalam meningkatkan keberhasilan/prestasi dalam bidang akademik. maka peneliti ingin mengkaji hubungan kecerdasan emosional dengan hasil OSCE. B. Rumusan Masalah Permasalahan dapat ditarik dari latar belakang di atas adalah Adakah hubungan antara kecerdasan emosional terhadap hasil OSCE Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter UMY? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui hubungan dari kecerdasan emosional terhadap hasil OSCE Mahasiswa Kedokteran Umum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

5 2. Tujuan khusus a. Untuk mengetahui hubungan emosional menurut jenis kelamin terhadap hasil OSCE mahasiswa Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta b. Untuk mengetahui hubungan emosional menurut tahun angkatan terhadap hasil OSCE mahasiswa Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Mahasiswa: Memberikan tambahan pengetahuan tentang pentingnya emosional untuk meningkatkan prestasi akademik, khususnya OSCE. 2. Bagi institusi pendidikan: Memberikan tambahan informasi tentang emosional sehingga diharapkan di masa akan datang diberikan pelatihan pengembangan kecerdasan emosional agar peserta didik dapat lebih memahami.

E. Keaslian Penelitian Tabel 1. Keaslian Penelitian No Peneliti Judul Penelitian Metode Persamaan Perbedaan 1 Chew, Boon How; Emotional Penelitian analitik dengan metode cross Metode Subyek penelitian: Zain, Azhar Md; Intelligence and sectional. Subyek penelitian adalah digunakan cross Mahasiswa Hassan, Faezah academic mahasiswa tahun pertama dan terakhir sectional. Prestasi Kedokteran UMY (2013) performance in kemudian diminta mengisi akademik angkatan 2012- first and final year kuesioner The Mayer-Salovey-Caruso mahasiswa diukur 2015. Kuesioner medical students Intelligence Test (MSCEIT). Prestasi menggunakan nilai akademik mahasiswa kedokteran diukur OSCE. Indikator dengan menggunakan penilaian berkelanjutan dan hasil ujian akhir (MCQ & OSCE). Goleman. 2 Tiwari, G N; Dhatt, Harjot Kaur (2014) Contribution Value of Spiritual Intelligence, Emotional Intelligence and Self-Efficacy in Academic Achievement of B.Ed. Student Teachers Penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Subyek penelitian ini adalah seluruh mahasiswa B.Ed dari 3 perguruan tinggi berbeda di Kapurthal. Skala kecerdasan emotional digunakan adalah skala dibuat oleh Shubhra Mangal. Data diambil dari hasil nilai ujian akhir diperoleh dari Perguruan Tinggi masing-masing. Metode sectional. Variabel cross Subyek penelitian: Mahasiswa Kedokteran UMY angkatan 2012-2015. Kuesioner Indikator Goleman. Prestasi akademik mahasiswa diukur menggunakan nilai OSCE 6

3 Miri, Mohammad Reza; Kermani, Tayyebe; Khoshbakht, Hoda; Mitra, Moodi (2013) The Relationship between emotional intelligence and academic stress in student of medical sciences Penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Sample pada penelitian ini adalah 260 mahasiswa berasal dari empat fakultas berbeda: Kedokteran, Keperawatan dan Kebidanan, Ilmu Paramedis, dan Kesehatan. Data dikumpulkan dengan menggunakan dua kuesioner: The standardized EI Shering (33 pertanyaan, lima domain) dan The Student-Life Stres Inventory (57 pertanyaan, sembilan domain). Metode sectional. Variabel. cross Subyek penelitian: Mahasiswa Kedokteran UMY angkatan 2012-2015. Kuesioner Indikator Goleman. emosional dihubungkan dengan nilai OSCE. 7