- Keterkaitan faktor fisika-kimia perairan terhadap karakter morfometrik tubuh. spp. dari bebcrapa lokasi penelitian di sungai Kampar dan sungai

dokumen-dokumen yang mirip
Gambar 3. Karakter morfometrik dan meristik Kryptopterus spp. yang diukur

KARAKTERISTIK MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN LAIS DANAU (Ompok hypophthalmus Bleeker, 1846) DI SUNGAI TAPUNG DAN SUNGAI SIAK

MORFOMETRIK IKAN SELAIS PANJANG LAMPUNG (Kryptopterus apogon) DI SUNGAI KAMPAR KIRI DAN SUNGAI TAPUNG, PROVINSI RIAU

MORFOMETRIK IKAN TAPAH (Wallago leeri Bleeker, 1851) DARI SUNGAI SIAK DAN SUNGAI KANDIS PROVINSI RIAU

MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN BUNTAL HIJAU (Tetraodon nigroviridis, Marion de Procé (1822)) DI MUARA PERAIRAN BENGKALIS PROVINSI RIAU

STUDI MORFOLOGI BEBERAPA JENIS IKAN LALAWAK (Barbodes spp) DI SUNGAI CIKANDUNG DAN KOLAM BUDIDAYA KECAMATAN BUAHDUA KABUPATEN SUMEDANG

3 METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

MERISTIK, MORFOMETRIK DAN POLA PERTUMBUHAN IKAN SEPAT MUTIARA (Trichogaster leeri) DI RAWA BANJIRAN SUNGAI TAPUNG RIAU

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

JUPE, Volume 1 ISSN Desember 2016 IDENTIFIKASI JENIS IKAN HASIL TANGKAPAN NELAYAN DI PANTAI JERANJANG

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan September 2014.

Studi Morfometrik dan Meristik Ikan Lemeduk (Barbodes schwanenfeldii) di Sungai Belumai Kabupaten Deli Serdang

3. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sungai Tabir merupakan sungai yang berada di Kecamatan Tabir Kabupaten

MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN BUNTAL PISANG (Tetraodon lunaris) DI PERAIRAN LAUT DAN PAYAU KABUPATEN BENGKALIS. Mahasiswa Program Studi S1 Biologi

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Cuvier (1829), Ikan tembakang atau lebih dikenal kissing gouramy,

Keywords: Kampar rivers, Ompok sp, relative growth, Siak rivers

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP. 26/MEN/2004 TENTANG PELEPASAN VARIETAS IKAN LELE SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Abstract. Keywords : Thynnichthys thynnoides, Pinang Luar Oxbow Lake, morphometric, meristic, growth patterns

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR KEP.25/MEN/2006 TENTANG PELEPASAN VARIETAS IKAN PATIN PASUPATI SEBAGAI VARIETAS BENIH UNGGUL

IDENTIFIKASI IKAN. Ani Rahmawati Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UNTIRTA. Mata Kuliah Iktiologi

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/KEPMEN-KP/2013 TENTANG

Abstract Keywords : Osteochilus wandersii, Rokan Kiri River, morphometric, meristic, growth patterns

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.66/MEN/2011 TENTANG

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

Keanekaragaman Genetika Ikan Lais Cryptopterus spp. dari Propinsi Riau Berdasarkan Sitokrom-b DNA Mitokondria

Tabel 1. Komposisi nukleotida pada gen sitokrom-b parsial DNA mitokondria Cryptopterus spp.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pulau Pramuka I II III

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP. 52/MEN/2004 T E N T A N G PELEPASAN VARIETAS IKAN NILA JICA SEBAGAI VARIETAS BARU

Keragaman jenis dan struktur morfometrik Kryptopterus spp. di Sungai Batang Hari

Keanekaragaman ikan lais (kryptopterus spp) berdasarkan karakter morfologi di danau teluk kota jambi

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/KEPMEN-KP/2016 TENTANG

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 9 bulan dimulai dari bulan Agustus 2011

2. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Ikan Belida (Chitala lopis) (Dokumentasi BRPPU Palembang, 2009)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sungai Tabir terletak di Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin. Sungai Tabir

2014, No Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia T

STUDI MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN LEMEDUK (Barbodes schwanenfeldii) DI SUNGAI BELUMAI KABUPATEN DELI SERDANG ANITA RAHMAN

Kajian Aspek Reproduksi Ikan Lais Ompok hypophthalmus di Sungai Kampar, Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN BENIH SEBAR IKAN LELE MANDALIKA

MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN IKAN PARANG PARANG (Chirocentrus dorab Forsskal, 1775) DI PERAIRAN BENGKALIS

Torani (Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan) Vol.25 (1) April 2015: ISSN:

2.2. Morfologi Ikan Tambakan ( H. temminckii 2.3. Habitat dan Distribusi

Meliawati, Roza Elvyra, Yusfiati

INVENTARISASI JENIS-JENIS IKAN CYPRINIFORMES DI SUNGAI ROKAN KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Struktur Morfologis Klasifikasi

I. PENDAHULUAN. pendugaan stok ikan. Meskipun demikian pembatas utama dari karakter morfologi


Keragaman Jenis dan Struktur Morfometrik Kryptopterus spp. di DAS Batang Hari (Diversity and morphometric structure of Kryptopterus

Kryptopterus spp. dan Ompok spp.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae

SWAMP EELS (Synbranchus sp.) JENIS YANG BARU TERCATAT (NEW RECORD SPECIES) DI DANAU MATANO SULAWESI SELATAN *)

PENGAMATAN FEKUNDITAS IKAN MOTAN (Thynnichthys polylepis) HASIL TANGKAPAN NELAYAN DARI WADUK KOTO PANJANG, PROVINSI RIAU

I. PENDAHULUAN. sekitar tahun silam (Alloway et al., 2004). Danau ini terletak di Sumatera

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)

n. TINJAUAN PUSTAKA 2,1. Sistimatika dan Ciri Morfologi Ikan Lais Cryptopterus spp.

3. METODE PENELITIAN

INVENTARISASI JENIS-JENIS IKAN DI SUNGAI SINGINGI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

Beberapa contoh air, plankton, makrozoobentos, substrat, tanaman air dan ikan yang perlu dianalisis dibawa ke laboratorium untuk dianalisis Dari

METODE PENELITIAN. Seruai Desa Namu Suro Kecamatan Biru-biru Kabupaten Deli Serdang

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19/KEPMEN-KP/2015 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI BATANGHARI

I. PENDAHULUAN. sumber daya perairan, baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan. Perikanan adalah

ANALISIS MORFOMETRIK IKAN NILA ( Oreochromis niloticus L.) DI KELURAHAN SAYANG-SAYANG KOTA MATARAM SEBAGAI BAHAN AJAR MATA KULIAH TAKSONOMI HEWAN II

TINJAUAN PUSTAKA. : Actinopterygii. : Cypriniformes. Spesies : Barbichthys laevis (Froese and Pauly, 2012)

BAB I PENDAHULUAN. Eleotridae merupakan suatu Famili ikan yang di Indonesia umum dikenal

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.48/MEN/2012 TENTANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Danau Bengaris terletak di Kelurahan Tanjung Pinang Kecamatan

TINJAUAN PUSTAKA. Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Oleh

bio.unsoed.ac.id TELAAH PUSTAKA A. Morfologi dan Klasifikasi Ikan Brek

JENIS - JENIS IKAN SELAIS (Pisces: Siluridae) DI SUNGAI KUMU KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU

TINJAUAN PUSTAKA. schwanefeldi, Barbus schwanefeldi, Systomus schwanefeldi, Puntius schwanefeldi,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan April sampai dengan Desember 2013 di Sungai

4.1. Alat dan Bahan Penelitian a. Alat Penelitian. No. URAIAN ALAT. A. Pengambilan sampel

INVENTARISASI JENIS-JENIS IKAN BUNTAL (FAMILI TETRAODONTIDAE) DI MUARA PERAIRAN BENGKALIS, KABUPATEN BENGKALIS, PROVINSI RIAU

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 45/MEN/2006 TENTANG

1b. Bibir bagian atas terpisah dari moncongnya oleh suatu lekukan yangjelas;pangkal bibir atas tertutup oleh lipatan kulit moncong 5

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelagic state) terluas di dunia,

KARAKTERISTIK MORFOLOGI IKAN ASANG (Osthechilus haselti CV) BERDASARKAN TRUSS MORFOMETRIK PADA HABITAT PERAIRAN YANG BERBEDA.

KERAGAMAN MORFOLOGI POPULASI IKAN BELIDA (Chitala lopis) DI DAERAH ALIRAN SUNGAI KAMPAR, PROVINSI RIAU

3 METODOLOGI PENELITIAN

KAJIAN BIOLOGI IKAN TEMBAKANG (Helostoma temminckii) DI RAWA BAWANG JUYEUW KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT ABSTRAK

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.47/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA MERAH NILASA

2.1. Ikan Kurau. Klasiflkasi ikan kurau (Eleutheronema tetradactylum) menurut. Saanin (1984) termasuk Phylum chordata, Class Actinopterygii, Genus

Status taksonomi ikan laut lokal Tarakan, Kalimantan Utara sebagai langkah awal upaya konservasi

PERBEDAAN KARAKTERISTIK ANTARA IKAN LELE DUMB0 DAN LELE AFRIKA (CZarias gariepimus Burchell) \i :*t.,\ Oleh : *,, Imron Hamsyah C SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

STUDI VARIASI MORFOMETRI IKAN BELANAK (Mugil cephalus) DI PERAIRAN MUARA ALOO SIDOARJO DAN MUARA WONOREJO SURABAYA

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

ASPEK HABITAT, MAKANAN DAN REPRODUKSI IKAN LAIS

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.09/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA SRIKANDI

3. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Ikan Nilem (Osteochilus hasselti C.V.) adalah salah satu jenis ikan air tawar

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Struktur Morfologis Klasifikasi

ASPEK REPRODUKSI IKAN LAIS DANAU (Ompok hypophthalmus Bleeker, 1846) DI SUNGAI TAPUNG HILIR PROVINSI RIAU

II. METODOLOGI. a) b) Gambar 1 a) Ikan nilem hijau ; b) ikan nilem were.

-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG PELEPASAN IKAN LELE MUTIARA.

Irin Iriana Kusmini, Rudy Gustiano, dan Mulyasari. Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar Jl. Raya Sempur No. 1, Bogor

KATA PENGANTAR. Pekanbaru, Desember Penulis

I. PENDAHULUAN. Waduk merupakan salah satu bentuk perairan menggenang yang dibuat

Transkripsi:

12 - Keterkaitan faktor fisika-kimia perairan terhadap karakter morfometrik tubuh Kryptopterus spp. dari bebcrapa lokasi penelitian di sungai Kampar dan sungai Indragiri dianalisis secara multivariat dengan Principal Component Analysis (Kovach, 1999). 4.4.4. Pengumpulan informasi sekunder yang dipunyai Dinas Perikanan dan Balai Konservasi Sumberdaya Alam provinsi Riau mengenai ikan lais Kryptopterus spp. 4.4.5. Penyusunan buku referensi penelitian mengenai ikan lais terkait kekhasan habitat di sungai-sungai di provinsi Riau. Target khusus yang menjadi luaran akhir dari penelitian ini adalah buku referensi penelitian mengenai jenis-jenis ikan lais terkait dengan kekhasan habitatnya di sungai paparan banjir di provinsi Riau dan juga jumal ilmiah. BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN ^, I., Dari hasil penelitian yang telah dilakukan selama dua tahun penelitian, jenis-jenis ikan lais Kryptopterus spp. yang diperoleh dari Sungai Kampar dan Indragiri provinsi Riau terdiri dari 4 jenis yaitu Kryptopterus limpok, Kryptopterus schilbeides, Kryptopterus apogon dan Kryptopterus cryptopterus. Pada tahun pertama penelitian K. cryptopterus masih dikelompokkan sebagai Kryptopterus spl., setelah pengamatan morfometrik dan meristik yang lebih mendalam pada tahun kedua penelitian, sudah dapat dipastikan bahv^a Kryptoperus spl. adalah Kryptopterus cryptopterus. a ^ Pengambilan sampel, pengukuran dan analisis karakter morfometrik meristik pada tahun pertama penelitian dilakukan terhadap K limpok dan Kschilbeides (Gambar 4a dan 4b), sedangkan untuk K. apogon dan Kryptopterus cryptopterus (Gambar 4c dan 4d) dilakukan pengambilan sampel dan f>engukuran karakter morfometrik meristiknya pada tahun kedua penelitian.

13 Gambar 4. Jenis-jenis ikan lais; (a) Kryptopterus limpok, (b) Kryptopterus schilbeides, (c) Kryptopterus apogon, (d) Kryptopterus cryptopterus Ikan lais K. limpok disebut dengan nama daerah ikan lais janggut di sungai Kampar dan sungai Indragiri. Dean lais K. schilbeides disebut lais terang bulan godang mato di sungai Kampar dan disebut lais roroyu godang mato di sungai Indragiri. Dean lais K. apogon disebut lais panjang lampung di sungai Kampar dan lais punggur di sungai Indragiri, sedangkan Kryptopterus cryptopterus disebut dengan nama daerah lais juaro di S. Kampar., Ikan lais K. apogon yang didapatkan adalah 35 ekor dari Sungai Kampar (14 ekor dari Mentulik, 9 ekor dari Buluh Cina, 12 ekor dari Langgam) dan 11 ekor dari Sungai Indragiri yaitu dari stasiun Kampung Pulau. Ikan lais Kryptopterus cryptopterus yang didapatkan adalah 15 ekor dari Sungai Kampar (10 ekor dari Mentulik dan 5 ekor dari Langgam). Pengambilan sampel ikan lais di lapangan sangat tergantung kepada fluktuasi tinggi muka perairan. Ketinggiaan permukaan perairan sangat dipengaruhi oleh fluktuasi curah hujan di lapangan. Berdasarkan pengamatan

15 sebagai tempat yang dipcrlukan untuk pemijahan. Hal ini diduga menyebabkan populasi ikan lais yang menurun belakangan ini, dan dirasakan oleh nelayan saat ini semakin susah menangkap ikan lais dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Gambar 5. Jalan menuju lokasi penelitian (a) Mentulik, (b) Langgam; dan alat tangkap ikan (c) sempirai, (d) jaring insang Pengidentifikasian secara morfologi dilakukan terhadap ikan lais yang berhasil diperoleh dari lapangan. Pengidentifikasian dilakukan dengan cara pengamatan dan pengukuran terhadap karakter morfometrik dan meristiknya. Karakterisasi secara morfologi ini merupakan ciri yang sederhana dan praktis diamati, karena dapat dilihat secara langsung dengan mata. Karakter yang diamati terdiri dari dua puluh dua karakter morfometrik dan 5 karakter meristik yaitu :

f u Karakter morfometrik : :c;u; ^Ai^uc di;,? >;Kd,. i i 1. PT = panjang total 2. PS = panjang standar 3. TT = tinggi tubuh 4. PK = panjang kepala -cfhc-:-'- opu^'^-ii i^: 5. TK = tinggi kepala 6. LK = lebar kepala 7. PMC = panjang moncong 8. DM = diameter mata 9. JIO = jarak interorbital 10. SRA = sungut rahang atas 11. SRB = sungut rahang bawah 12. PDSP = panjang di depan sirip punggung 13. PDSD = panjang di depan sirip dada 14. PDSPr = panjang di depan sirip perut * > 15. PDSDb = panjang di depan sirip dubur 16. PSP = panjang sirip punggung 17. PSD - panjang sirip dada 5,'',* ^7.3 ; 1 --..! '/ 18. PDrSD = panjang duri sirip dada 0 19. PSPr = panjang sirip perut 20. PSDb = panjang sirip dubur 21. PSE = panjang sirip ekor? 7,7.:!.:),7 5 22. TBE = tinggi batang ekor Karakter meristik IfV/ll 7 5 1. Sp = sirip punggung 2. Dd = sirip dada 3. Pr = sirip perut 1 ; 4. Db = sirip dubur 5. Ek = sirip ekor Dua puluh dua karakter morfometrik, dijadikan 15 data karakter bentuk tubuh yang dibandingkan terhadap karakter panjang tubuh dan 5 data karakter bentuk kepala yang dibandingkan terhadap karakter panjang kepala. Nisbah dari karakter morfometrik ini dibuat supaya analisis data morfometrik yang dihasilkan bersifat universal dan tidak dipengaruhi oleh besar atau kecilnya ukuran sampel ikan. Data karakter meristik tidak dibandingkan rasionya dengan panjang tubuh ataupun panjang kepala, karena karakter meristik merupakan karakter penciri masing-masing jenis. Kisaran dan rata-rata nisbah karakter morfometrik K. apogon dan K. cryptopterus pada masing-masing stasiun disajikan pada Lampiran 1, sedangkan kisaran dan rata-rata nisbah karakter morfometrik antara K. apogon

17 dan K. cryptopterus dari seluruh stasiun pengambilan sampel disajikan pada Tabel Tabel 3. Data nisbah morfometrik Kryptopterus apogon dan Kryptopterus cryptopterus Kryptopterus apogon Kryptopterus cryptopterus Karakter morfometrik Kisaran Rata-rata Kisaran Rata-rata istdev istdev % PT - Nl = PDSP/PT 0 0 0 0 N2 = PDSDb/PT 22,6-32,1 30,1±1,8 28,6-33,1 31,3±1,49 N3 = PDSPr/PT 20,8-30,7 25,7±1,76 24,8-27,5 26,5±0,84 N4 = PDSD/PT 14,3-20,8 19,4±1,33 5,83-17,3 14±4,7 N5 = PSP/PT 0 0 0 0 N6 = PSDb/PT 45,3-66,7 59,9±3,88 48,4-50,5 49,5±0,65 N7 = PSPr/PT 2,7-6 5,2±0,8 2,4-3,5 3±0,3 N8 = PSD/PT 14,6±1,14 16,548,9 17,7±0,75 N9 = PDrSD/PT 7;2-10,4 9,4±0,6 13,3-16 14,6±0,79 NIO = PSE/PT 9-12,4 10,7±1,11 14,6-18,2 16,7±1,15 Nil = TBE/PT 3,1±0,2 6,8±0,3 N12^ = 11/PT 12,5-16,3 14,9±0,85 13,4-15,4 14,4±0,6 N13 = PK/PT 13,2-19,3 17,3±1,08 13,2-14,6 13,9±0,42 N14 = LK/PT 6-8,5 7,6±0,6 8,3-9,9 9,2±0,6 N15 = TK/PT 5,7-7,5 7±0,4 6-7,7 6,7±0,6 %PK N16 = PMC/PK N17 = JIO/PK N18 = DM/PK N19 = SRA/PK N20 = SRB/PK 40,7-50 7,4-14,3 0 43,7±2,25 45±2,8 12±2,8 34,5±2,72 0 52,4±3,65 54,8±2,69 18±2,65 = 105,7±5,65 0 Ikan lais K. apogon mempunyai sirip dada yang lebih pendek (PSD = 11,3-16,4%PT vs 16,5-18,9%PT), duri pada sirip dada yang lebih pendek (PDrSD = 7,2-10,4%PT vs 13,3-16%PT), sirip ekor yang lebih pendek (PSE = 9-12,4%PT vs 14,6-18,2%PT), dan batang ekor yang lebih kecil (TBE = 2,5-3,7%PT vs 6,3-7,3%PT) dibandingkan dengan K. cryptopterus. Ikan lais K. apogon mempunyai

18 moncong yang lebih pendek (PMC = 40,6-46,4%PK vs 47,4-57, T/oPK) dan sungut rahang atas yang lebih pendek (SRA = 29,4-38,5%PK vs 100-112,5%PK) dibandingkan dengan cr>77/op/ermi'. p k Tabel 4. Matrik ciri-ciri morfometrik ikan lais Kryptopterus apogon dan Kryptopterus cryptopterus Ciri-ciri morfometrik Kryptopterus apogon Kryptopterus cryptopterus 1. Ciri-ciri morfometrik (dari literatur) - Sungut-sungut sama panjang atau lebih pendek daripada diameter mata (*X**)- - Sungut rahang bawah lebih pendek dari diameter mata atau tidak ada (**). - Sirip dada lebih pendek daripada panjang kepala (*). - Rahang bawah meruncing melampaui rahang atas ketika mulut tertutup (*). - Panjang standar = 5,7-7,0 kali tinggi tubuh (**); atau 4,6-5,3 kali panjang kepala (*) Sungut rahang bawah lebih pendek daripada panjang kepala (*). Sungut rahang atas memanjang sampai pangkal sirip punggung (*). 2. Ciri-ciri tambahan (dari hasil penelitian ini) - Panjang sirip dada = 11.3-16,4% panjang total - Panjang duri sirip dada 7,2-10,4% panjang total - Panjang sirip ekor = 9-12,4% panjang total - Tinggi batang ekor = 2,5-3,7% panjang total - Panjang moncong = 40,6-46,4% panjang kepala - Sungut rahang atas = 29.4-38,5% panjang kepala - Panjang sirip dada = 16.5-18,9% panjang total - Panjang duri sirip dada = 13.3-16% panjang total - Panjang sirip ekor = 14.6-18,2% panjang total - Tinggi batang ekor = 6,3-7,3% panjang total - Panjang moncong = 47.4-57,1% panjang kepala - Sungut rahang atas = 100-112,5% panjang kepala Keterangan : (*) = data dari Kottelat et ah (1993); (**) = data dari Fishbase (2008) Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, berdasarkan karakter morfometrik dapat dibuat kimci determinasi tambahan (Tabel 4, point 2), selain dari literatur-literatur yang sudah ada, untuk membedakan ikan lais K. apogon dan

19 K. cryptopterus yang juga dapat dijadikan acuan untuk membedakan jenis-jenis ikan lais lainnya..-. i: : i ^. c Kelompok hubungan kckerabatan antara ikan lais K. apogon dan K. cryptopterus secara intcrspesics dan intraspesies berdasarkan data nisbah karakter morfometrik dapat dilihat pada Gambar 6. Secara garis besar dapat dibentuk dua kelompok yang berbeda yaitu kelompok K. apogon dan kelompok K. cryptopterus secara interspesies. KjpoMT KipoBC KapoLG-" KipoKP-" KciMT KciiG 151 f 453 1 &54 Cocffident T 1155 I Gambar 6. Hubungan kekcrabatan ikan lais Kryptopterus apogon dan Kryptopterus cryptopterus secara interspesies dan intraspesies berdasarkan data nisbah morfometrik dengan menggunakan program NTSys-pc versi 2,02 Kelompok K. apogon dari stasiun-stasiun penelitian di Sungai Kampar memperhhatkan bahwa K. apogon dari stasiun Mentulik dan Buluh Cina lebih

20 membentuk kelompok hubungan kekcrabatan secara intraspesies yang lebih erat dibandingkan dengan K. apogon dari stasiun Langgam. Ikan lais K. apogon dari stasiun Kampung Pulau Sungai Indragiri secara intraspesies terpisah dari kelompok K. apogon Sungai Kampar. Kelompok K. cryptopterus dari stasiun Mentulik dan Langgam membentuk satu kelompok hubungan kekcrabatan yang jelas terpisah secara interspesies dari kelompok K. apogon. Analisis komponen utama secara multivariat atau principal component analysis dilakukan terhadap karakter-karakter morfometrik Kryptopterus spp. yaitu K apogon dan K. cryptopterus yang diperoleh pada tahun kedua penelitian ini, sekaligus terhadap karakter morfometrik K. limpok dan K. schilbeides yang datanya diperoleh pada tahun pertama penelitian. Hasil analisis multivariat tersebut disajikan pada Gambar 7. Pbt Komponen -0.50-0.25 0.00 0.25 0.50 Komponen 1 0.75 1.00 Gambar 7. Hasil analisis multivariat terhadap karakter morfometrik yang berpengaruh terhadap identifikasi K. limpok, K. schilbeides, K. apogon dan K. cryptopterus Karakter morfometrik yang berpengaruh untuk membedakan Kryptopterus spp. adalah jumlah kumulatif varian yang dijelaskan oleh empat komponen (1,2,3 dan 4) yaitu sebesar 92% atau dua komponen (1 dan 2) yaitu sebesar 73,3%

21 (Lampiran 2). Komponen 1 menjelaskan varian sebesar 52,6% dan komponen 2 sebesar 20,7%. Pada Gambar 7 dan Lampiran 2 terlihat faktor yang.sangat berpengaruh pada komponen 1 adalah diameter mata (DM = 0,924) dan panjang sirip ekor (PSE = 0,912) yaitu >0,900. Pengukuran dan analisis data faktor fisika kimia air masing-masing stasiun penelitian telah dilakukan untuk menganalisis keterkaitan faktor fisika kimia perairan terhadap karakter morfometrik Kryptopterus spp. Hasil pengukuran faktor fisika kimia perairan pada stasiun-stasiun penelitian di Sungai Kampar dan Sungai Indragiri disajikan pada Tabel 5.... ^ Tabel 5. Faktor fisika kimia air pada stasiun-stasiun penelitian di Sungai Kampar dan Sungai Indragiri Faktor Satuan Mentulik Buluh Cina Stasiun Penelitian Langgam Kampung Pulau Pulau Jumat Kuala Cinaku Suhu C 26,5 27 27 25,5 25,5 26 Kekeruhan NTU 23,75 22,85 34,77 42,0 43,2 45,0 Kecepatan M/dtk 0,048 0,05 0,14 2,30 3,00 3,40 arus f ph 5 5,5 5,5 6 6 6 Analisis multivariat dilakukan terhadap data suhu, kekeruhan, kecepatan arus dan ph perairan dikaitkan dengan data morfometrik diameter mata dan panjang sirip ekor yang merupakan karakter morfometrik yang sangat berpengaruh untuk membedakan Kryptopterus spp. Hasil analisis multivariat tersebut disajikan pada Gambar 8. Keterkaitan faktor fisika kimia perairan terhadap karakter morfometrik diameter mata adalah jumlah kumulatif varian yang dijelaskan oleh dua komponen (1 dan 2) yaitu sebesar 91,2% (Lampiran 3). Komponen 1 menjelaskan varian sebesar 82% dan komponen 2 sebesar 9,2%. Pada Gambar 8a dan Lampiran 3 terlihat faktor fisika kimia perairan yang berpengaruh pada komponen 1 adalah ph = 0,832, kekeruhan = 0,826 dan kecepatan arus = 0,775.

22 Komponen Pbt 1.0- Pbt Komponen V atan Arus E Kekeruh2 i -1.0-0.5 0.0 0.5 1.0 Komponen 1 (b) Gambar 8. Hasil analisis multivariat keterkaitan faktor fisika kimia perairan terhadap karakter morfometrik yang sangat berpengaruh imtuk membedakan Kryptopterus spp. yaitu diameter mata = DM (a) dan panjang sirip ekor = PSE (b)