Gambar 3.1. Alat Uji Impak Izod Gotech.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 3.2. Polyeseter dan MEKPO.

BAB III METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain :

BAB III METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan untuk penelitian material komposit ini adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Diagram alir penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1 dibawah ini.

BAB III METODE PENELITIAN. 3 bulan. Tempat pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Program Teknik Mesin,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Material, Laboratorium

BAB III METODELOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di dua tempat, yaitu sebagai berikut :

Gambar 3.1. Alat uji tarik

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Gambar 3.1. Serat kenaf.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. a. Persiapan dan perlakuan serat ijuk di Laboratorium Material Teknik Jurusan

III. METODOLOGI PENELITIAN. 1. Pemilihan panjang serat rami di Laboratorium Material Teknik Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Tempat pelaksanaan penelitian sebagai berikut: 2. Pengujian kekuatan tarik di Institute Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat.

LAMPIRAN. 3). 94% Resin, 3% Serat Pelepah Salak, dan 3% Serat Glass. 4). 94% Resin, 4% Serat Pelepah Salak, dan 2% Serat Glass.

Gambar 3.2 Resin Polyester

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin,

BAB III METODE PENELITIAN. alur penelitian seper yang terdapat pada gambar flow chart seperti pada gambar

III.METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

III.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan bambu laminasi untuk rangka sepeda. 3. Perlakuan serat (alkali &bleaching)

Bahan yang digunakan pada pembuatan panel kayu sengon laut ini adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PENGUJIAN SIFAT MEKANIK MATERIAL

PENGARUH KEKUATAN BENDING DAN TARIK BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI DENGAN MATRIK UREA FORMALDEHIDE

BAB III METODOLOGI. Mulai

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di empat tempat, yaitu sebagai berikut : Laboratorium Material Universitas Lampung.

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Teknik Mesin Jurusan Teknik

JUDUL TUGAS AKHIR STUDI PERLAKUAN ALKALI TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT POLIESTER SERAT RAMI

Gambar 3.1 Serat ijuk/aren

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2013 di

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

TUGAS AKHIR PENGARUH FRAKSI VOLUME KOMPOSIT HYBRID BAMBU DAN SERAT E-GLASS BERMATRIK POLYÉSTER 157 BQTN TERHADAP BEBAN TARIK DAN BENDING

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Teknik Mesin Jurusan Teknik

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya menjadikan beras sebagai makanan pokoknya, serta. produksi berasnya merata di seluruh tanah air.

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, seiring dengan meningkatnya penggunaan bahan tersebut yang

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1.

LAMPIRAN 1 HASIL PERHITUNGAN PENGUJIAN SIFAT FISIS DAN SIFAT MEKANIK

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga bulan April 2013 di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Teknik Mesin Jurusan Teknik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1.

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: yang padat. Pada penelitian ini menggunakan semen Holcim yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISA PENGARUH KETEBALAN INTI (CORE) TERHADAP KEKUATAN BENDING KOMPOSIT SANDWICH

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Identifikasi Masalah, Kajian Pustaka.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Juli 2015 dan tempat penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kekuatan tarik komposit lamina berbasis anyaman serat karung plastik bekas (woven bag)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 2.6 Kerangka Konsep BAB III METODE PENELITIAN. atau laksanakan di Bengkel dan Laboratorium produksi Universitas Medan Area.

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di laboratorium material teknik, Jurusan Teknik Mesin,

Jurnal Einstein 3 (2) (2015): Jurnal Einstein. Available online

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 PENGARUH PANJANG SERAT TERHADAP KEKUATAN TARIK KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT IJUK DENGAN MATRIK EPOXY

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI. Bagan alir ini menjelaskan langkah apa saja yang dilakukan untuk membuat

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai, maka diperlukan

PENGARUH PANJANG SERAT TERHADAP KEAUSAN, KEKUATAN TARIK DAN IMPACT KOMPOSIT SERAT AMPAS TEBU BERMATRIK POLYESTER

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari

BAB IV. Gambar 4.1 Pasir Merapi 2. Semen yang digunakan adalah semen portland tipe I merk Gresik, lihat Gambar 4.2.

Upaya Peningkatan Kualitas Sifat Mekanik Komposit Polyester Dengan Serat Bundung (Scirpus Grossus) Erwin a*, Leo Dedy Anjiu a

DAFTAR ISI. Hal i ii iii iv vi vii ix

KARAKTERISASI KUAT TARIK KOMPOSIT HIBRID LAMINAT KENAF E- GLASS/POLYPROPYLENE (PP) DENGAN VARIASI PERBANDINGAN SERAT DAN MATRIKS TUGAS AKHIR

BAB III METODE PENELITIAN Alat Penelitian 1. Mesin electrospinning, berfungsi sebagai pembentuk serat nano.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lampung dan laboratorium uji material kampus baru Universitas Indonesia

LAMPIRAN A 1. ALAT ALAT PERCOBAAN CETAKAN ALAT PENEKAN NERACA ANALITIK TECLOCK TM 110

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

TUGAS AKHIR BIDANG TEKNIK PRODUKSI PEMBENTUKAN DAN MATERIAL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perbedaan cara pembuatannya yaitu spesimen uji tarik dengan kode VI-1, VI-2

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai Mei 2013 di

TATA CARA PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI KUAT TEKAN DAN LENTUR TANAH SEMEN DI LABORATORIUM

ANALISA KEKUATAN LENTUR STRUKTUR KOMPOSIT BERPENGUAT MENDONG/ EPOKSI BAKALITE EPR 174

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di

STUDI PERLAKUAN SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DAN PEMBUATAN KOMPOSIT POLIMER BUSA SERTA ANALISA UJI LENTUR

METODE PENGUJIAN HUBUNGAN ANTARA KADAR AIR DAN KEPADATAN PADA CAMPURAN TANAH SEMEN

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Penyiapan Alat dan Bahan 3.1.1. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Alat uji impak Alat impak yang digunakan untuk melakukan pengujian impak komposit hybrid serat ijuk acak/ serat gelas anyam bermatriks polyester ada 2 macam merk. Alat uji impak yang digunakan sebagai berikut: Gambar 3.1. Alat Uji Impak Izod Gotech. Merk Kapasitas pendulum Panjang lengan ayun : GOTECH : 0,49 kg : 32,7 cm 31

32 Gambar 3.2. Alat Uji Impak Izod Controlab. Merk Kapasitas pendulum Panjang lengan ayun : CONTROLAB : 20 kg : 80 cm 2. Alat uji tekan UTM (universal testing machine) digunakan untuk melakukan uji kekuatan tekan pada spesimen komposit. Mesin yang digunakan dalam pengujian tekan adalah mesin uji yang berada di Laboratorium bahan, Program Studi Teknik Mesin, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Spesifikasi dan gambar mesin tersebut sebagai berikut : Gambar 3.3. Alat Uji Tekan. Merk Tipe Produksi Beban Max : GOTECH : GT-7001-LC50 : Taiwan : 50 Ton

33 3. Alat pres mold Pres mold adalah alat yang digunakan untuk penekan atau memperpadat bahan komposit hybrid yang dibuat. Gambar alat pres mold dapat dilihat pada gambar 3.4. Gambar 3.4. Alat Pres Mold. 4. Dongkrak botol hidrolik Dongkrak botol hidrolik fungsinya untuk menekan atau pengepresan alat pres mold dengan daya penekanan 1 ton. Gambar 3.5. Dongkrak Botol Hidrolik. 5. Cetakan Cetakan ini dibuat dari bahan plat logam dengan ukuran lebar 250 mm, panjang 300 mm dan tebal 4 mm. Fungsinya untuk mencetak bahan spesimen komposit hybrid serat ijuk / serat gelas anyam bermatrik polyester. Gambar cetakan dapat dilihat dibawah ini.

34 Gambar 3.6. Cetakan. 6. Kunci inggris (adjustable spanner) dan besi linggis kecil Untuk membuka cetakan bagian luar menggunakan besi linggis dengan cara di cungkil, sementara kunci inggris (adjustable spanner) digunakan untuk membuka baut supaya bagian dalam dapat dibuka. Gambar 3.7. Kunci Inggris (adjustable spanner) dan Besi Linggis Kecil. 7. Timbangan digital Timbangan digital digunakan untuk menimbang polyester dan serat dengan daya maksimum timbangan 500 gram.

35 Gambar 3.8. Timbangan Digital. 8. Mesin gerinda tangan Mesin gerinda tangan digunakan untuk memotong lembaran-lembaran komposit menjadi ukuran yang lebih kecil sesuai dengan dimensi spesimen uji. Gambar mesin gerinda tangan dapat dilihat dibawah ini. Gambar 3.9. Gerinda Tangan. 9. Mesin amplas Mesin amplas digunakan untuk menghaluskan sisi permukaan spesimen setelah proses pemotongan sebelum proses pengujian. Gambar dapat dilihat dibawah ini.

36 Gambar 3.10. Mesin Amplas. 10. Alat foto makro Alat foto makro digunakan untuk mengambil gambar pada spesimen uji untuk mengetahui patahan spesimen uji. Mikroskop yang digunakan adalah merk Olympus SZ61. Gambar 3.11. Alat Foto Makro Olympus SZ61. 11. Alat bantu. Beberapa alat yang digunakan pada saat penelitian berlangsung. Gambar 3.12. Alat Bantu.

37 3.1.2. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Serat Ijuk Serat ijuk didapatkan dari sentra pengololaan ijuk di Jalan KH. E. Z. Muttaqin, Kelurahan Linggajaya, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Gambar 3.13. Serat Ijuk. 2. Katalis Fungsi katalis adalah untuk proses curing. Gambar 3.14. Katalis. 3. NaOH (Alkali) Alkali digunakan untuk menghilangkan kotoran dan lignin pada serat ijuk dengan kadar 5 %. Gambar NaOH dapat dilihat dibawah ini.

38 Gambar 3.15. NaOH (alkali). 4. Polyester Resin yang digunakan dalam penelitian ini adalah resin Polyester BQTN tipe 138 didapatkan dari toko kimia Ngasem Baru yang beralamat di Jln. Mayjend Sutoyo No. 35, Mantrijeron, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Gambar 3.16. Polyester. 5. Serat gelas Serat gelas yang digunakan adalah serat gelas woven yang didapatkan dari toko kimia Ngasem Baru yang beralamat di Jln. Mayjend Sutoyo No. 35, Mantrijeron, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kemudian di potong 30 x 25 cm sesuai dengan ukuran cetakan sesuai dengan gambar 3.6.

39 Gambar 3.17. Serat Gelas. 3.2. Proses Persiapan dan Perlakuan Serat Langkah langkah untuk mendapatkan serat ijuk sebagai bahan untuk pembuatan spesimen komposit hybrid serat ijuk / serat gelas acak bermatrik polyester sebagai berikut : 1. Serat ijuk didapatkan dari sentra pengololaan ijuk di Jalan KH. E. Z. Muttaqin, Kelurahan Linggajaya, Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Ijuk yang dipakai adalah ijuk kualitas ekspor. Serat ijuk kemudian dipilih satu persatu lalu dipisahkan kemudian dipotong menggunakan gunting dengan ukuran 2 cm. Gambar 3.18. Proses Perlakuan Serat Ijuk dan Pemotongan Ijuk. 2. Kemudian serat ijuk yang telah dipotong 2 cm di rendam dan di cuci menggunakan air bersih, bertujuan untuk menghilangkan kotoran yang melekat pada serat hilang.

40 Gambar 3.19. Perendamana dan Pencucian Serat Ijuk. 3. Selanjutnya merupakan perlakuan alkali, berikut tahapan tahapan perlakuan alkali terhadap serat ijuk : I. Merendam ijuk bersih kedalam air dengan kadar alkali (NaOH) 5% dengan waktu perendaman selama 2 jam setelah itu air yang dicampur alkali dibuang. Kemudian dilakukan tahap selanjutnya. Berdasarkan hasil skripsi Hartanto tahun 2009 menunjukkan data paling optimal dengan penggunaan alkali selama 2 jam. Gambar 3.20. Proses Perendaman Serat Ijuk dengan Alkali (NaOH). II. Bilas serat yang telah diberi perlakuan alkali dengan air bersih, setelah itu lakukan perendaman serat ijuk menggunakan air bersih setiap 6 jam sekali air di buang selama 3 hari. Hal ini dilakukan untuk menetralisir serat ijuk setelah perlakuan alkali. III. Tahap selanjutnya adalah mengangkat serat ijuk untuk dikeringkan diruangan tertutup supaya terhindar dari matahari dan menghindari kerusakan struktur serat ijuk selama 3 hari.

41 Gambar 3.21. Proses Pengeringan. 3.3. Variabel Penelitian Pada pembuatan komposit hybrid ini, digunakan perbandingan serat 0,4 dengan lima variasi lapisan serat gelas. Lapisan gelas tersebut adalah 0, 1, 2, 3 dan 4 lapis. Variabel penelitian dapat dilihat pada table 3.1 dibawah. Tabel 3.1. Variabel Penelitian. Kode Variasi I Pengujian Variasi II Lapisan Variasi Impak Tekan 0 1 2 3 4 1.1.0 2.1.1 3.1.2 4.1.3 5.1.4 1.1.0 2.1.2 3.1.4 3.3.1. Bentuk dan ukuran spesimen Tahap pertama yang dilakukan adalah menyiapkan cetakan yang telah ditentukan sesuai dengan kebutuhan dengan ukuran cetakan dengan lebar 250 mm,

42 panjang 300 mm, tinggi 4 mm sesuai dengan gambar 3.6. Tahap kedua adalah pembuatan spesimen menggunakan serat ijuk, serat gelas, polyester dan katalis dengan komposisi yang telah disesuaikan. Tahap ketiga merupakan penuangan dan pencetakan spesimen pada cetakan, diberikan penekanan pada cetakan supaya dalam pembuatan komposit dapat memadat dan sempurna, penekanan cetakan menggunakan dongkrak botol hidrolik dengan kapasitas tekan 1 ton. Setiap proses pencetakan nantinya akan diperoleh plat komposit, plat komposit ini nantinya akan dipotong sesuai dengan standar ASTM D3410 untuk pengujian tekan dan ASTM D256 untuk pengujian impak. (a) (b)

43 (c) (d) Gambar 3.22. (a). Desain Spesimen Impak; (b). Desain Spesimen Tekan; (c). Spesimen dengan Standar ASTM D256 Impak; (d). Spesimen dengan Standar ASTM D3410 Tekan. 3.3.2. Perhitungan Fraksi Volume Spesimen Pada V f = 0,4 diperoleh dari perhitungan sebagai berikut : Diketahui ; Massa jenis serat ijuk (ρ i ) = 1,030 gr/cm 3 Massa jenis serat gelas (ρ g ) = 2,54 gr/cm 3 Massa jenis polyester (ρ m ) = 1,21 gr/cm 3 Dimensi cetakan Panjang (p) = 30 cm Lebar (l) = 25 cm Tebal (t) = 0,4 cm Massa gelas dengan ukuran 25 x 30 (cm) anyam = 48 gram 1. Volume cetakan (V c ) V c = p. l. t = 30. 25. 0,4 (cm) = 300 cm 2. Volume serat (V ftot ) dengan persamaan (2.5b) V ftot = V c. V ftot = 300 cm 3. 0,4

44 = 120 cm 3 Volume serat gelas V fg = (x). m g... (3.1a) ρ g Masa serat ijuk m fi = (V ftot - V fgelas ).ρ i (3.1b) Menghitung masa serat ijuk varias lapisan serat gelas menurut persamaan (3.1a) dan (3.1b). 1. 0 lapis 2. 1 lapis 3. 2 lapis 4. 3 lapis 5. 4 lapis 1. 0 lapisan serat gelas V fg V fg = (x). m g ρ g = (0). 48 g 2,54 g cm 3 = 0 cm 3 m fi = (V ftot - V fgelas ). ρ i m fi = ( 120 cm 3 0 cm 3 ). 1030 g cm 3 = 123,6 g 2. 1 lapisan serat gelas V fg V fg = (x). m g ρ g = (1). 48 g 2,54 g cm 3 = 18,9 cm 3 m fi = (V ftot - V fgelas ). ρ i m fi = ( 120 cm 3 18,9 cm 3 ). 1030 g cm 3

45 = 104,133 g 3. 2 lapisan serat gelas V fg V fg = (x). m g ρ g = (2). 48 g 2,54 g cm 3 = 37,8 cm 3 m fi = (V ftot - V fgelas ). ρ i m fi = ( 120 cm 3 37,8 cm 3 ). 1030 g cm 3 = 84,7 g 4. 3 lapisan serat gelas V fg V fg = (x). m g ρ g = (3). 48 g 2,54 g cm 3 = 56,7 cm 3 m fi = (V ftot - V fgelas ). ρ i m fi = ( 120 cm 3 56,7 cm 3 ). 1030 g cm 3 = 65,2 g 5. 4 lapisan serat gelas V fg V fg = (x). m g ρ g = (4). 48 g 2,54 g cm 3 = 75,6 cm 3 m fi = (V ftot - V fgelas ). ρ i m fi = ( 120 cm 3 75,6 cm 3 ). 1030 g cm 3 = 45,8 g

46 Perhitungan massa matrik dapat dilihat sebagai berikut: 1. Volume matrik (v m ) v m = v c v ftot = 300 cm 3 120 cm 3 = 180 cm 3 Maka massa matrik, menurut persamaan (2.4) m m = 300 cm 3 x ( 1 0,4 ) x 1,21 gr cm 3 = 217, 8 gr. Tabel 3.2. Hasil Perhitungan Material. Serat Ijuk Serat Gelas Polyester Variasi (gr) (gr) (gr) 0 Lapis 123,6 0 217,8 1 Lapis 104,133 48 217,8 2 Lapis 84,7 96 217,8 3 Lapis 65,2 144 217,8 4 Lapis 45,8 192 217,8 3.3.3. Pencetakan Komposit 1. Proses persiapan percetakan a. Cetakan ini dibuat dari bahan plat logam dengan dimensi lebar 250 mm, panjang 300 mm, dan tebal 4 mm. Gambar dapat dilihat di gambar 3.6. b. Permukaan cetakan dipasang lakban tujuannya supaya mendapatkan hasil yang halus dan cetakan mudah untuk dilepas. Gambar 3.23. Pemasangan Lakban Pada Cetakan.

47 c. Tahap selanjutnya permukaan cetakan diberi wax dengan cara mengolesi permukaan cetakan yang sudah dipasang lakban. 2. Proses persiapan serat ijuk dan serat gelas Serat ijuk dan serat gelas ditimbang sesuai dengan takaran yang telah diperhitungkan sebelumnya. (a) (b) Gambar 3.24. (a). Serat Gelas; (b). Serat Ijuk. 3. Tahap ketiga merupakan proses persiapan matrik polyester dengan takaran yang telah disesuaikan, lalu diberi katalis dengan perbandingan 100:1. Fungsi katalis untuk mempersingkat waktu pengerasan matrik, kemudian aduk campuran polyester dan katalis secara searah dengan perlahan menggunakan stik es krim. 4. Proses pelapisan serat gelas dan penuangan matrik beserta serat ijuk a. 0 lapisan atau tanpa lapisan serat gelas Sebelum menuangkan serat ijuk, terlebih dahulu permukaan cetakan diberi sedikit matrik tujuannya supaya basah dan merata. b. 1 lapisan serat gelas 1 lapis serat gelas bisa dsimpan pada bagian atas atau bagian cetakan, sebelum serat gelas disimpan terlebih dahulu dituangkan sedikit matrik terus ratakan dengan stick es krim supaya basah dan merata. Setelah itu simpan lapisan serat kemudian tuangkan lagi matrik sedikit seperti gambar dibawah ini.

48 Gambar 3.25. Perataan Matrik Pada Permukaan Serat Gelas. c. 2 lapisan serat gelas Lapisan serat gelas bisa disimpan di satu sisi permukaan cetakan masingmasing bagian atas 1 lapisan dan bagian bawah 1 lapisan. Cara penuangan matrik sama seperti pada gambar 3.24. d. 3 lapisan serat gelas 2 lapisan serat gelas bisa disimpan dibagian atas atau bagian bawah permukaan cetakan, sebaliknya 1 lapisan serat gelas menyesuaikan peletakkannya dengan 2 lapisan dibagian atas atau bagian bawahnya. Cara penuangan matrik sama seperti pada gambar 3.24 yang membedakan adalah peletakan lapisan serat gelas. e. 4 lapisan serat gelas Lapisan serat gelas bisa disimpan di satu sisi permukaan cetakan masingmasing bagian atas 2 lapisan dan bagian bawah 2 lapisan. Cara penuangan matrik sama seperti pada gambar 3.24. 5. Setelah permukaan cetakan awal dan serat gelas dibasahi oleh matrik tahapan selanjutnya merupakan penuangan serat ijuk ke setiap sudut permukaan cetakan. Kemudian basahi serat ijuk dengan matrik supaya semua lapisan bisa terbasahi dengan sempurna, lalu tekan menggunakan tangan. 6. Setelah cetakan dan semua serat terbasahi sempurna oleh matrik langkah selanjutnya menutup cetakan dan melakukan penekanan atau pengepresan pada alat press mold menggunakan dongkrak botol hidrolik manual.

49 Gambar 3.26. Pengepresan Alat Press Mold Menggunakan Dongkrak Botol Hidrolik. 7. Waktu pengepresan membutuhkan ± 24 jam 8. Tahap selanjutnya adalah membuka cetakan menggunakan linggis dan kunci L untuk mengeluarkan komposit dari cetakan 9. Hasil cetakan komposit hybrid serat ijuk/serat gelas dengan bermatrik polyester. Gambar 3.27. Komposit Serat Ijuk/Serat Gelas Anyam Bermatrik Polyester. 3.3.4. Pemotongan Spesimen Setelah pencetakan selesai dan berhasil, langkah selanjutnya adalah pemotongan spesimen, langkah-langkah proses pemotongan spesimen sebagai berikut : 1. Plat komposit diukur memakai penggaris dan spidol putih sesuai ukuran ASTM D3410 tekan & ASTM D256 impak.

50 2. Pemotongan material komposit menggunakan gerinda tangan, proses pemotongan dapat dilihat pada gambar 3.27. Gambar 3.28. Pemotongan Plat. 3. Setelah spesimen dipotong kemudian di amplas permukaan kanan dan kiri menggunakn mesin amplas supaya permukaan menjadi halus dan rata. 4. Tahap keempat adalah menyimpan spesimen kedalam wadah yang kedap udara supaya terhindar dari konstaminasi udara luar dan kelembapannya terjaga. 3.4. Pengujian Tekan 3.4.1. Alat yang digunakan a) Jangka sorong untuk mengukur dimensi spesimen panjang, tebal dan lebar. b) Penggaris untuk mengukur panjang awal spesimen sebelum patah. c) Compression Test Fixture seperti pada Gambar 3.28 sebagai penahan spesimen ketika pengujian. d) Screw Driver untuk memasang dan membongkar Compression Test Fixture. e) Universal Testing Machine (UTM) sebagai mesin uji tekan. f) Seperangkat Komputer.

51 Gambar 3.29. Compression Test Fixture. 3.4.2. Prosedur pengujian tekan Adapun langkah-langkah pengujian tekan yang dilakukan sebagai berikut: 1. Menyalakan mesin UTM untuk pengujian tekan. 2. Menyeting parameter pengujian, kecepatan uji, dan format laporan yang akan ditampilkan setelah pengujian. 3. Memasang spesimen pada Compression Test Fixture. 4. Menemptakan Compression Test Fixture yang telah dipasangi sepesimen pada mesin uji seperti pada Gambar 3.29. 5. Mereset pembebanan pada posisi nol. 6. Menekan tombol start melalui computer untuk memulai pengujian. 7. Setelah mendapatkan data hasil pengujian dilanjutkan dengan perhitungan karakterisasi kekuatan tekan. Gambar 3.30. Pengujian Tekan.

52 3.5. Pengujian Impak. 1) Mengukur dimensi spesimen meliputi: panjang, lebar dan tebal. 2) Mengukur luas spesimen yang akan diuji. 3) Memasang spesimen pada penahan impak tester, setelah mengkalibrasi impak tester. (a) (b) Gambar 3.31. (a) Pemasangan Spesimen Uji; (b) Alat Uji Impak. 4) Melepaskan pendulum dan mengangkat tuas. 5) Analisa pengamatan. 3.6. Pengamatan Strukutur Makro. Pengambilan foto makro bertujuan untuk mengetahui jenis/bentuk patahan dan pola kegagalan yang terjadi pada spesimen komposit akibat pengujian tekan dan impak. Objek foto penampang patahan tekan dan impak diambil dari samping benda uji. Adapun langkah-langkah pengambilan foto patahan makro adalah sebagai berikut: 1. Menyalakan alat mikroskop makro beserta komputernya 2. Meletakkan spesimen pada Stage Plate atau meja objek. 3. Mengatur pembesaran yang diinginkan. 4. Melihat gambar pada layar komputer. 5. Memfokuskan gambar. 6. Melakukan pengambilan gambar. 7. Melihat hasil pemotretan gambar.

53 3.7. Diagram Alir Mulai Studi Literatur Persiapan Alat dan Bahan Alat : - UTM, GOTECH, CONTROLAB - Cetakan dan Press mold Bahan : Ijuk, Serat gelas dan Polyester Pembuatan Spesimen Sesuai Standar ASTM D256 dan ASTM D3410 Spesimen Tidak Cacat Tidak Ya Pengujian Spesimen Sesuai Standar ASTM D256 dan ASTM D3410 Foto Makro Patahan Pengolahan Data Hasil & Kesimpulan Selesai Gambar 3.32. Diagram Alir Penelitian.