BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Model Penelitian Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and Development. Menurut Borg and Gall dalam Sugiyono (2015) menjelaskan bahwa penelitian dan pengembangan merupakan proses/metode yang digunakan untuk memvalidasi dan mengembangkan produk. Yang dimaksud produk tidak hanya suatu yang berupa benda seperti buku teks, film untuk pembelajaran, dan sotfware (perangkat lunak) komputer, tetapi juga metode seperti metode mengajar, dan program seperti program pendidikan. Dapat dipahami bahwa penelitian dan pengembangan (R&D) adalah suatu proses kajian sistematik untuk mengembangkan dan memvalidasi produk yang digunakan dalam pendidikan. Produk yang dikembangkan/dihasilkan antara lain berupa bahan pelatihan untuk guru, materi ajar, media pembelajaran, soal-soal, dan sistem pengelolaan dalam pembelajaran. Model pengembangan yang akan digunakan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran dalam penelitian ini adalah 4-D, yang dikenal dengan Four-D model karena lebih sistematis. Model pengembangan perangkat Four-D disarankan oleh Thiagarajan dkk (1973). Model ini terdiri dari empat tahap pengembangan yaitu Define, Design, Develop, dan Disseminate atau diadaptasikan menjadi model 4-D, yaitu 36
37 pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran. 3.2. Prosedur Pengembangan Prosedur pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS meliputi empat tahapan, yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran. 3.2.1. Tahap I: Pendefinisian (Define) Kegiatan yang dilakukan pada tahap define adalah sebagai berikut. 1. Analisis Awal Akhir Dari keadaan yang ada di lapangan, dapat diketahui bahwa pengembangan perangkat pembelajaran terutama berupa rencana pelaksanaan pembelajaran sangat penting untuk dikembangkan. Hal ini dikarenakan kesuksesan peserta didik dalam menerima materi pelajaran sangat dipengaruhi oleh perencanaan yang dibuat oleh guru atau pendidik. Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa masih banyak di beberapa wilayah yang belum menggunakan kurikulum 2013, yang berarti perangkat pembelajaran yang ada belum berbasis pendekatan saintifik seperti yang dituntut pada kurikulum 2013. Karenanya pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dilengkapi dengan lembar kegiatan siswa sangat baik untuk dikembangkan agar dapat menjadi panduan untuk pembuatan RPP berbasis pendekatan saintifik. Untuk mengetahui potensi dan masalah yang ada pada guru dan siswa pada proses pembelajaran berbasis pendekatan saintifik dilakukan wawancara langsung
38 dengan guru bidang studi fisika di SMAN 1 Kota Jambi. 2. Analisis Siswa Siswa SMAN 1 Kota jambi sebenarnya memiliki kemauan untuk belajar fisika. Dengan adanya rancangan pembelajaran yang baik, dimana guru mampu menciptakan suasana belajar yang menarik dan inovatif, diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami suatu materi pelajaran yang diajarkan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru bidang studi fisika di SMAN 1 Kota Jambi, didapat informasi bahwa dalam melaksanakan pembelajaran perlu adanya proses pembelajaran dengan metode dan model yang berbeda agar tidak terjadi proses pembelajaran yang monoton. Dengan adanya proses pembelajaran yang monoton dapat menyebabkan siswa bosan dengan langkah pembelajaran yang tidak melakukan pembaharuan terhadap prosesnya. Pembelajaran tersebut difokuskan pada mata pelajaran bidang studi fisika. Selain melakukan wawancara, peneliti juga melakukan analisis dengan membandingkan RPP dan LKS yang menjadi pegangan oleh guru. Dari hasil analisis yang dilakukan didapat bahwa RPP dan LKS yang digunakan oleh guru masih terdapat beberapa kelemahan, seperti pada format RPP masih menggunakan Tujuan Pembelajaran, sedangkan seharusnya sudah tidak lagi. Kegiatan pembelajaran antara RPP dan LKS tidak berkesinambungan, kemudian pada kegiatan pembelajaran tidak tampak antara kegiatan guru dan siswa. 3. Analisis Konsep Analisis konsep digunakan untuk mengidentifikasi komsep pokok yang akan
39 diajarkan juga sebagai dasar dalam pengembangan perangkat pembelajaran yang akan dibuat. Selain itu juga dilakukan analisis pada kompetensi dasar dan analisis sumber belajar agar memenuhi prinsip kecukupan dalam membangun konsep atas materi-materi yang digunakan. Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan dengan guru fisika di SMAN 1 Kota Jambi bahwa berdasarkan tuntukan kurikulum yang dituntut oleh mentri pendidikan, bahwa kurikulum yang digunakan di sekolah tersebut adalah kurikulum 2013. Dimana metode yang digunakan pada kurikulum 2013 adalah pendekatan saintifik. 4. Analisis Tugas Analisis tugas bertujuan untuk mengidentifikasi keterampilan-keterampilan utama yang dimiliki siswa. Pada tahap ini peneliti merancang sebuah pertanyaan atau tigas-tugas yang nantinya akan dikerjakan oleh siswa, yang mana dengan demikian maka kemampuan dan keterampilan siswa dapat tercermin dari jawaban-jawaban yang diberikan. 5. Spesifiksi Tujuan Pembelajaran Perumusan tujuan pembelajaran berguna untuk merangkum hasil dari analisis konsep dan analisis tugas untuk menetukan perilaku objek penelitian. Perumusan tujuan pembelajaran merupakan tahap yang sangat penting dalam menyusun rencana pembelajaran berupa RPP dan perangkatnya. Tujuan pembelajaran merupakan arah dan target kompetensi akhir yang ingin di capai dari suatu proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran juga dijadikan sebagai dasar dalam pemilihan metode, model
40 pembelajaran, format bahan ajar, serta evaluasi pembelajaran. Perumusan tujuan pembelajaran ini didasarkan pada KI dan KD yang terdapat pada silabus yang kemudian dikembangkan pada sebuah indikator pencapaian kompetensi. Tujuan pembelajaran ini sesuai pada sub-materi pada RPP dan LKS yang akan dikembangkan. Adapun tujuan pembelajaran dengan adanya pengembangan RPP dan LKS siswa mampu: 1. Menunjukkan rasa syukur atas nikmat yang diberikan. 2. Menunjukkan sikap tanggung jawab dalam mengerjakan tugas kelompok 3. Menunjukkan sikap jujur dalam mengumpulkan dan menyajikan data. 4. Menunjukkan sikap santun dalam mengemukakan pendapat dalam diskusi dan presentasi. 5. Mendeskripsikan kalor dan persamaan kalor. 6. Menjelaskan kalor jenis dan kapasitas kalor serta rumusanya. 7. Menjelaskan Asas Black serta dapat menerapkannya secara kuantitatif. 8. Menjelaskan fungsi dan bagian-bagian dari kalorimeter. 9. Menjelaskan peristiwa perubahan wujud zat. 10. Memahami aplikasi pada bidang terkologi (prinsip kerja lemari es). 11. Mengolah dan menyajikan data hasil percobaan. 3.2.2 Tahap II: Design (Perancangan) Desain memiliki kesamaan dengan merancang kegiatan belajar mengajar. Dalam merancang perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS, langkah yang harus dilakukan ialah mulai dari analisis silabus, menentukan materi ajar, lalu mulai
41 dengan mengerjakan langkah demi langkah tahapan pada pembuatan RPP. Setelah RPP selesai, maka akan dilengkapi dengan lembar kegiatan siswa sebagai bahan ajar untuk memudahkan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. 1. Penyusunan Tes Acuan Patokan Penyusunan instrumen evaluasi bertujuan sebagai alat untuk mengukur kelayakan dari perangkat pembelajaran yang dikembangkan yaitu RPP dan LKS. Tanpa adanya evaluasi, sulit untuk diketahui perangkat yang dibuat sudah baik atau belum jika digunakan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran. Hasil evaluasi inilah yang nantinya digunakan sebagai pedoman dalam melakukan perbaikan terhadap produk yang dibuat. Instrumen evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Adapun angket yang digunakan ialah angket berstruktur yang digunakan untuk validasi materi, validasi langkah-langkah pembelajaran pada RPP dan LKS oleh ahli, dan validasi desain LKS oleh ahli serta angket tertutup digunakan oleh siswa untuk mengetahui persepsi siswa terhadap LKS yang akan dikembangkan. Sebelum membuat sebuah rancangan pembelejaran, terlebih dahulu harus melakukan analisis silabus. Analisis silabus adalah menentukan materi apa yang akan dipilih dan akan dibuat dalam rancangan pembelajaran. Kemudian pembagian jam pelajaran dalam menentukan materi per sub bab pelajaran yang akan dimasukkan dalam kegiatan pembelajaran pada RPP. 2. Pemilihan Media Berdasarkan analisis yang dilakukan pada tahap awal maka dipilihlah sebuah
42 perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS berbasis pendekatan saintifik. Materi yang akan dipilih dalam pembuatan RPP ialah Kalor dan Perubahan Wujud Zat, dimana materi ini terdapat pada mareti SMA semester dua pada kelas X MIPA. 3. Pemilihan Format Pemilihan format dalam pengembangan perangkat pembelajaran ini dimaksudkan untuk mendesain atau merancang isi pembelajaran, pemilihan strategi, pendekatan, metode pembelajaran, dan sumber belajar. Yang mana pemilihan format ini kemudian akan dituangkan pada RPP dan LKS yang akan dikembangkan. 4. Rancangan Awal Rancangan awal yang dimaksud adalah rancangan seluruh perangkat pembelajaran yang harus dikerjakan sebelum ujicoba dilaksanakan. Pada tahap rancangan awal dirancang sebuah RPP dan LKS Berbasis Pendekatan Saintifik pada materi Kalor dan Perubahan Wujud Zat dengan mengikuti langkah-langkah pembuatan RPP dan LKS menurut Permendikbud No 59 Tahun 2014. 3.2.3 Tahap III: Develop (Pengembangan) Develop atau pengembangan merupakan kegiatan realisasi rancangan produk atau pembuatan produk yang sebelumnya telah dikonsep pada tahap desain. Adapun tahapan yang dilakukan dalam penyusunan perangkat pembelajaran ini adalah penilaian ahli dan uji coba pengembangan. 1. Penilaian Ahli Lembar penilaian adalah instrumen pengumpulan data untuk meniali produk
43 yang dihasilkan oleh peneliti, tujuan dari penggunaan angket ini adalah untuk melihat: 1) Kesesuian langah pembelajaran dengan pendekatan saintifik 2) Angket respon desain LKS menurut ahli 3) Angket respon ahli media terhadap LKS 4) Persepsi siswa terhadap LKS yang dikembangkan Intrumen penilaian yang digunakan pada pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: A. Lembar kesesuaian langkah pembelajaran pada RPP dan LKS dengan pendekatan saintifik Lembar kesesuaian langkah pembelajaran pada RPP dan LKS berbasis pendekatan saintifik bertujuan untuk mengetahui apakah langkah-langkah pembelajaran yang dibuat sudah berbasis pendekatan saintifik atau belum. B. Angket respon ahli media terhadap LKS Untuk menilai desain LKS yang yang dikembangkan, maka peneliti meminta ahli desain untuk menilai apakah LKS yang dikembangkan telah memiliki desain yang atau belum sehingga LKS yang akan dihasilkan dapat menarik siswa untuk belajar. C. Angket respon ahli materi Jenis angket yang digunakan untuk mengetahui respon ahli materi adalah angket tertutup. Sehingga ahli materi hanya memilih jawaban yang disediakan dalam
44 angket. Angket respon ahli materi ini bertujuan untuk mengetahui apakah materi yang terdapat dalam produk sudah sesuai dengan ketentuan. D. Angket persepsi siswa Dalam penelitian ini untuk mengetahui respon siswa terhadap LKS yang dibuat oleh peneliti dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran dengan menggunakan angket tertutup. Adapun indikator-indikator yang dinilai ialah desain pembelajaran, materi, keterbacaan LKS, dan visualisasi LKS. Tabel 3.1 Kisi-Kisi Angket Persepsi Siswa Komponen Indikator Kriteria Bahan belajar cetak Desain pembelajaran a. Kejelasan tujuan b. Ketepatan format sajian c. Kesesuaian dengan karaktaristik peserta didik Materi (content ) d. Kebenaran materi e. Kedalaman dan keluasan materi f. Kekomprehensifan materi g. Kesesuaian materi h. Kesesuaian contoh, ilustrasi dengan materi i. Kesesuaian contoh, ilustrasi dengan materi j. Tes, tugas latihan mendukung penguasaan materi Keterbacaan k. Struktur kalimat l. Kejelasan judul dan sub judul m. Sistematika penyajian n. Susunan paragraf o. Pengunaan kalimat p. Pengunaan kata dan istilah q. Kemudahan bahasa r. Kemenarikan dan kesesuaian bahasa Visualisasi LKS s. Menjelaskan materi yang sulit t. Mempermudah pemahaman u. Mendorong minat peserta didik untuk belajar v. Memperkuat daya ingat w. Menyederhanakan informasi yang sulit x. Habatan dan kendala dalam mempelajari modul Sumber: Warsita (2008)
45 2. Uji Coba Pengembangan A. Desain Uji Coba Desain uji coba adalah produk yang telah dihasilkan melalui beberapa tahap yang telah dilewati dalam prosedur pengembangan. Adapun desain uji coba adalah produk awal yang dibuat oleh penulis sebelum divalidasi dan diuji cobakan sehingga belum mendapat revisi. Desain uji coba kemudian akan diberikan kepada beberapa validator yang akan menilai produk yang dibuat berdasarkan ketepatan dalam pembuatan perangkat pembelajaran berupa LKS berbasis pendekatan saintifik. Sehingga akan diketahui kelemahan-kelemahan dari produk yang di buat, baik dari segi materi ataupun langkah-langkah pembelajarannya. Setelah mendapat data uji coba maka dilakukan perbaikan atau revisi produk. B. Subjek Uji Coba Uji coba produk berupa LKS akan langsung diujikan kepada siswa kelas X MIPA di SMAN 1 Kota Jambi. Dengan adanya uji coba diharapkan dapat mendapatkan respon siswa, apakah langkah pembelajaran yang dibuat sesuai dengan apa yang diharapkan. Dimana siswa mampu memahami materi pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik yang telah dirancang oleh peneliti. D. Teknik Analisis data a. Jenis Data Data yang diambi dari penelitian ini adalah berupa data kuantitatif. Data diambil dari presepsi ahli materi tentang perangkat pembelajaran berupa RPP dan
46 LKS dan persepsi siswa tentang pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan melaui langkah pembelajaran berbasis pendekatan saintifik. Data yang diperoleh dari hasil pengembangan RPP dan LKS digunakan sebagai dasar dalam penetapan kelayakan produk yang dihasilkan. Data yang diperoleh dinilai dengan skala likert. Menurut Iskandar (2008) skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang. Pertanyaan atau pernyataan akan dijawab oleh responden berbentuk skala likert yang mempunyai gradasi dari sangat baik positif dan sangat negatif yang diungkapkan melalui kata-kata sebagai berikut. Tabel 3.2 Pernyataan Skala Likert Pernyataan Positif Negatif Sangat Setuju (SS) 5 1 Setuju (S) 4 2 Tidak Pasti (TP) 3 3 Tidak Setuju (TS) 2 4 Sangat Tidak setuju (STS) 1 5 sumber: Iskandar (2008) b. Analisis Validitasi Arikunto (2013) menyebutkan bahwa validitas suatu instrumen menunjukkan adanya tingkat kevalidan atau tingakat kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur. Jenis validitas instrumen yang digunakan oleh peneliti yaitu validitas logis, validitas instrumen dilakukan dengan berdiskusi dengan pakar yang dalam hal ini adalah dosen pembimbing. Validitas logis digunakan karena instrumen yang digunakan adalah instrumen non tes
47 Tahap yang terdapat pada analisis validasi adalah analisis validasi materi, analisis ketepatan menggunakan langkah pendekatan saintifik pada perangkat pembelajaran, serta analisis desain pada LKS. Dalam validasi materi dan langkah-langkah pembelajaran pada RPP dan LKS terdapat tiga karakter yang dinilai, yaitu: isi (materi), langkah-langkah pembelajaran pada RPP dan LKS, dan bahasa (keterbacaan) dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket Penilaian Materi dan RRP serta LKS Variabel RPP dan LKS berbasis pendekatan saintifik pada materi suhu dan pemuaian Indikator Isi, langkah-langkah pembelajaran, dan bahasa deskriptor a. Kesesuaian b. Kemudahan c. Ketepatan d. kemanfaatan Untuk mengetahui visualisasi ketepatan penggunaan metode pendekatan saintifik di dalam RPP dan LKS dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.4 Kisi-Kisi Ketepatan Pengunaan Metode Pendekatan Saintifik pada RPP dan LKS Indikator Deskrisi Nomor butir Mengamati Menanya Mengumpulkan informasi Menalar Mengkomunikasikan 1. Melakukan pengamatan dengan melihat, menyimak, mendengar dan membaca. 2. Bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak dan dibaca. 3. Menggali dan mengumpulkan informasi di berbagai sumber melalui berbagai cara sperti mencoba, mendemonstrasikan, melakukan eksperimen, dan membaca buku. 4. Menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan 5. Mendorong peserta didik untuk dapat mendiskusikan & menyajikan laporan secara sistematis meliputi proses, hasil,&kesimpulan secara lisan dan atau tertulis. 1 2 3 4 5
48 Instrumen tersebut dinilai dengan data kualitatif dengan menggunakan metode angket berstruktur. Dimana jawaban yang diambil adalah jawaban ya atau tidak. Data diperoleh dengan mengumpulkan saran dan pendapat tim ahli tentang kelayakan RPP dan LKS berbasis pendekatan saintifik. Pendapat dari tim ahli tersebut akan digunakan untuk memperbaiki RPP dan LKS yang buat, begitu seterusnya dan akan berakhir jika tim ahli menyatakan perangkat pembelajaran ini layak diproduksi tanpa revisi. c. Analisis Reliabilitas Reliabilitas berkenaan dengan tingkat kestabilan (memberikan hasil yang tetap) atau ketepatan hasil pengukuran. Arikunto (2013) menyebutkan instrumen yang reliabel mengandung makna bahwa instrumen tersebut dapat digunakan untuk pengambilan data penelitian sehingga mampu mendapatkan data yang dipercaya. Adapun tujuan uji coba instrumen bukan tes menurut Arikunto (2013) adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui tingkat pemahaman responden terhadap instrumen. b. Untuk mengetahui ketepatan penyelenggaraan sekaligus mencari pengalaman pelaksanaan dan mengidentifikasikan kemungkinan sarana penunjang yang masih harus dipersiapkan sebelumnya. c. Untuk mengetahui reliabilitas instrumen. Dalam penelitian terdapat dua cara yang dapat dilakukan untuk menguji reliabilitas, yaitu reliabilitas internal dan reliabilitas eksternal. Dalam penelitian pengembangan reliabilitas yang digunakan adalah reliabilitas internal. Reliabilitas
49 internal diuji dengan mengolah hasil tes yang berbeda baik dari tes yang berbeda maupun yang sama. Menurut Arikunto (2013) reliabilitas dapat dianalisis dengan teknik-teknik, misalnya dengan menggunakan rumus Spearman-Brown, Flanagan, Rulon, KR-20, dan KR-21, dengan metode Hoyt dan Alpha. Dalam penelitian ini reliabilitas diukur dengan rumus Kuder Richardson KR- 20 (Arikunto, 2013) sebagai berikut: r 2 n S x pq n 1 S 11 2 (3.1) Dengan, S 2 X 2 X N X 2 (3.2) Keterangan: r 1 = reliabilitas tes secara keseluruhan p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1- p) pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q n = banyaknya item S = standar deviasi dari tes X = banyak subjek pengikut tes Koefisien reliabilitas tes berkisar antara 0,00 1,00 dengan perincian korelasi:
50 0,00 r 11 0,20 : reliabilitas sangat rendah 0,21 r 11 0,40 : reliabilitas rendah 0,41 r 11 0,60 : reliabilitas sedang 0,61 r 11 0,80 : reliabilitas tinggi 0,81 r 11 1,00 : reliabilitas sangat tinggi d. Analisis Skala Angket berikut: Langkah-langkah menganalisis data angket presepsi siswa adalah sebagai a) Mengkuantitatifkan hasil checking dengan memberi skor sesuai dengan bobot yang telah ditentukan sebelumnya. b) Membuat tabulasi data. c) Menghitung presentasi dari tiap-tiap sub variabel. Persentase untuk tiap-tiap sub variabel dihitung menggunakan rumus: Keterangan: RS = persentase sub variable (3.3) n = jumlah nilai tiap sub variable N = jumlah skor maksimum Dari persentase yang telah diperoleh ditransformasikan ke dalam kalimat yang bersifat kualitatif. Tabel 3.5. Range Persentase dan Kriteria No Interval Persentase Kriteria 1. 84% skor 100% Sangat Baik 2. 68% skor 83% Baik 3. 52% skor 67% Cukup Baik 4. 36% skor 51% Kurang Baik 5. 20% skor 35% Tidak Baik
51 3.2.4 Tahap IV: Dessiminate (Penyebaran) Tahap penyebaran merupakan tahap dimana produk yang dihasilkan berupa RPP dan LKS berbasis pendekatan saintifik untuk peserta didik tingkat menengah atas kelas X semester dua dipromosikan. Dimana pada tahap ini RPP diproduksi untuk dijadikan reverensi dalam pembuatan RPP, dan LKS diproduksi untuk digunakan dalam proses belajar mengajar di kelas.