BAB I PENDAHULUAN. 21,97% (db) (Kramlich,1973). Daging dikenal mengandung kolesterol (50

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap pemenuhan nilai gizi

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, makanan yang dikonsumsi merupakan makanan yang sehat, dengan vegetarian. Makanan vegetarian saat ini mulai digemari oleh

PENDAHULUAN. dikonsumsi oleh manusia dan termasuk salah satu bahan pangan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. semua lapisan masyarakat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

I. PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1.1) Latar belakang, (1.2) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Pada pendahuluan menjelaskan mengenai (1) Latar Belakang, (2)

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai Latar Belakang (1.1.), Identifikasi

I. PENDAHULUAN. Perikanan untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dan menghadapi. nasional (Kementrian Kelautan dan Perikanan, 2015).

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN. baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar masyarakat. Sampai saat ini produk-produk sumber protein

I PENDAHULUAN. berlebihan dapat disinyalir menyebabkan penyakit jantung dan kanker. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Berbasis Sumber Daya Lokal yang tertulis dalam Peraturan Presiden RI

1 I PENDAHULUAN. Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian, dan (1.7) Waktu

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

I. PENDAHULUAN. saji kaya protein yang bersumber dari bahan pangan hewani, memengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. kandungan protein yang tinggi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Cahyana (1999),kandungan gizi jamur tiram putih yaitu protein

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN. ekonomi yang masih lemah tersebut tidak terlalu memikirkan akan kebutuhan

I PENDAHULUAN. Dewasa ini kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai gizi suatu produk

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

I. PENDAHULUAN. produk yang praktis dan digemari adalah chicken nugget. Chicken nugget

BAB I PENDAHULUAN. Protein merupakan suatu senyawa yang dibutuhkan dalam tubuh. manusia sebagai zat pendukung pertumbuhan dan perkembangan.

BAB I PENDAHULUAN. sangat terkenal dan digemari oleh semua lapisan masyarakat, karena memiliki

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pembangunan. Komponen ini memberikan kontribusi. dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga

I PEDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Rumusan Malah,

BAB 1 PENDAHULUAN. macam komoditi pangan pertanian, tetapi kemampuan produksi pangan di

BAB I PENDAHULUAN. oleh terpenuhinya kebutuhan gizi dalam makanannya. Pada usia 6 bulan pertama,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Konsumsi beras di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ,

BAB I PENDAHULUAN. berupa lempengan tipis yang terbuat dari adonan dengan bahan utamanya pati

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian dan Tempat dan Waktu Penelitian. Kg/Kap/Thn, sampai tahun 2013 mencapai angka 35 kg/kap/thn.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

I PENDAHULUAN. udang kerang/tiram, kepiting, tripang, cumi-cumi, rumput laut dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai pangan, pakan, maupun bahan baku industri.

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan Vitamin A (KVA) adalah keadaan di mana simpanan. pada malam hari (rabun senja). Selain itu, gejala kekurangan vitamin A

PENDAHULUAN. kemiskinan. Padahal potensi umbi-umbian cukup tinggi untuk digunakan sebagai

EVALUASI DAMPAK PENGUKUSAN TERHADAP KANDUNGAN ASAM LEMAK JENUH DAN TAK JENUH SOSIS JAMUR TIRAM SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. lemak dan kolesterol tinggi (Astiti dkk., 2008). Bahan pangan hewani sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. energi protein (KEP) adalah kondisi kurang gizi yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lemak. Selain itu jamur juga banyak membutuhkan peluang usaha yang

I. PENDAHULUAN. (1995) roti adalah produk yang diperoleh dari adonan tepung terigu yang. makanan lain dan bahan tambahan makanan yang diizinkan.

I. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis

PERAN CHITOSAN SEBAGAI PENGAWET ALAMI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK BAKSO AYAM SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi tubuh. Menurut Dewanti (1997) bahan-bahan pembuat es krim

PENDAHULUAN. Kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai gizi dari suatu makanan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Statistik pada tahun 2011 produksi tanaman singkong di Indonesia

I PENDAHULUAN. nugget yang relatif mahal. Oleh karena itu dibutuhkan alternatif nugget yang

Protein, Kalsium dan Daya Terima Bakso Jamur

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

KUALITAS SOSIS JAMUR TIRAM PUTIH

BAB I PENDAHULUAN. Proses penggilingan padi menjadi beras tersebut menghasilkan beras sebanyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terutama diperkotaan. Budidaya jamur di Indonesia masih sangat

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kesumba mempunyai biji yang biasa digunakan anak-anak untuk

PENDAHULUAN. peningkatan mutu, penggunaan bahan pembentuk rasa dan warna, serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. nilai gizi yang sempurna ini merupakan medium yang sangat baik bagi

BAB I PENDAHULUAN. iles dan merupakan tanaman lokal Indonesia yang banyak tumbuh di hutan. Porang

BAB I PENDAHULUAN. produk bakery dengan kombinasi bahan pangan lokal Indonesia. diversifikasi pangan dengan memanfaatkan sumber daya pangan lokal.

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Jamur ini bersifat heterotrof dan saprofit, yaitu jamur tiram

PERBANDINGAN KADAR PROTEIN DAN LEMAK MI ALTERNATIF DARI PATI GANYONG (Canna edulis Ker) DAN PATI UBI KAYU (Manihot utilissima Pohl) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permen jelly merupakan salah satu produk pangan yang disukai semua orang dari kalangan anak-anak hingga dewasa.

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. gram jamur kering juga mengandung protein 10,5-30,4%, lemak 1,7-2,2%, kalsium 314 mg, dan kalori 367 (Suwito, 2006).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian dan (1.7) Tempat dan Waktu Penelitian. Jamur tiram putih atau dalam bahasa latin disebut Plerotus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. umumnya berbahan dasar sereal atau kacang-kacangan, memiliki kandungan

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS ORGANOLEPTIK PADA HASIL OLAHAN SOSIS IKAN AIR LAUT DAN AIR TAWAR

I. PENDAHULUAN. dapat dikonsumsi secara cepat (Ratnaningsih, 1999). Salah satu makanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. daging dan tepung. Makanan ini biasanya disajikan dengan kuah dan mie.

I. PENDAHULUAN. tengah masyarakat harus segera diatasi. Maraknya penggunaan daging babi yang

OPTIMALISASI FORMULA NUGGET JAMUR TIRAM PUTIH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah

PEMANFAATAN TEMPE DALAM PEMBUATAN DAGING TIRUAN (MEAT ANALAOG) SEBAGAI PENGGANTI DAGING UNTUK VEGETARIAN PENULISAN DAN SEMINAR ILMIAH

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

PERBEDAAN KANDUNGAN PROTEIN, ZAT BESI DAN DAYA TERIMA PADA. PEMBUATAN BAKSO DENGAN PERBANDINGAN JAMUR TIRAM (Pleurotus

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. selongsong. Sosis dapat diolah dari daging sapi, ayam, babi, ikan dan lainnya.

PENDAHULUAN. Bidang teknologi pangan terus mengalami perkembangan dari tahun ke

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daging memiliki kandungan nutrisi yang tinggi seperti protein 45,11% (db), vitamin dan mineral. Dari segi kesehatan, konsumsi daging yang berlebihan tidak disarankan, karena kandungan lemaknya yang cukup tinggi 21,97% (db) (Kramlich,1973). Daging dikenal mengandung kolesterol (50 mg) dan tinggi akan asam lemak jenuh. Kandungan asam lemak jenuh yang tinggi dalam suatu produk pangan akan memicu munculnya berbagai penyakit degeneratif, seperti Cardiovascular Disease (CVD), kanker, hipertensi dan obesitas. Untuk mengurangi resiko tersebut maka asupan lemak yang disarankan adalah 15-30% dari total kalori yang dikonsumsi, komposisi lemak jenuh kurang dari 10% dari total kalori tersebut dan asupan kolesterol maksimal 300 mg/hari (Jimenez, 2001). Salah satu produk berbasis daging yang digemari adalah sosis. Sosis pada umumnya berbahan dasar daging giling yang dicampur dengan bumbu, binder dan filler yang kemudian dimasukkan kedalam selongsong (cassing) sehingga memiliki bentuk yang simetris. Sosis merupakan sistem emulsi o/w (oil in water) dengan sifat kenyal, kompak dan tidak mudah pacah saat diiris serta memiliki permukaan irisan yang rata. Agar konsumen tetap dapat mengkonsumsi sosis dengan resiko gangguan kesehatan yang lebih rendah, maka perlu dilakukan modifikasi penggunaan daging sebagai bahan dasar pembuatan sosis. Daging dapat 1

2 diganti dengan bahan nabati yang memiliki karakteristik mirip daging untuk menghasilkan sosis analog dengan karakteristik menyerupai sosis daging. Bahan nabati memiliki keunggulan sebagai bahan pangan dengan kandungan protein yang tinggi, rendah lemak dan tidak mengandung kolesterol serta harganya yang relatif lebih murah jika dibanding daging. Hal ini menyebabkan bahan nabati banyak digunakan sebagai alternatif sumber protein selain daging. Bahan nabati yang dipilih adalah bahan nabati yang memiliki sifat seperti daging, yaitu memiliki tekstur kenyal dan mengandung protein tinggi. Tekstur yang kenyal diharapkan dapat menunjang terbentuknya tekstur sosis yang diiginkan sedangkan protein tinggi diharapkan dapat memperbaiki sistem emulsi pada sosis analog. Jamur tiram (Pleurotus ostreatus), merupakan salah satu edible mushroom yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Jamur tiram memiliki sifat yang kenyal dan kandungan protein yang tinggi 20,33 27,8 % (db) (Shyam, 2010) (Mehmed, 2010). Jamur tiram juga memiliki efek baik bagi kesehatan seperti menurunkan total kolesterol dan level trigliserida serta menurunkan resiko arterosklerosis dan penyakit kardiovaskular lainnya (Schneider, et al., 2011). Bahan nabati lain yang memiliki protein tinggi 27,5 % (db) adalah kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) (Mubarak, 2005). Kacang hijau termasuk golongan legum yang memiliki nilai gizi tinggi. Berbagai macam legum dalam bentuk tepung telah banyak digunakan sebagai ekstender pada berbagai produk olahan daging seperti patty kerbau (Modi, et al,. 2003) dan bakso rendah lemak (Serdaloglu, et al., 2005). Jamur tiram dan kacang hijau merupakan produk pangan lokal yang belum

3 banyak dimanfaatkan, sehingga pemanfaatannya menjadi sosis analog merupakan upaya diversifikasi pangan guna meningkatkan nilai ekonomisnya. Penggunaan jamur tiram dan kacang hijau saja tidak cukup untuk menghasilkan karakteristik sosis analog yang menyerupai sosis daging, sehingga dalam pembuatannya dibutuhkan putih telur dan tapioka sebagai binder dan filler. Putih telur mengandung protein 9,7-10,6 % (Powrie,1997). Penambahan putih telur dalam bentuk serbuk pada pembuatan sosis bebek mampu meningkatkan kandungan protein, yield, WHC, kecerahan, serta retensi lemak (Muthia, et al., 2012). Pati singkong (tapioka) memiliki kandungan karbohidrat tinggi yaitu 86,90% (DKBM, 2010). Pati singkong (tapioka) juga memiliki kemampuan dalam membentuk gel yang baik sehingga diharapkan mampu membentuk sifat tekstural yang baik pada sosis analog. Penggunaan tapioka sebagai filler pada meat comminuted dapat memberikan tekstur dan konsistensi yang baik serta dapat meningkatkan keutungan dari segi ekonomis (Frempong, et al., 1996). Penelitian ini bertujuan untuk mencari formulasi terbaik sosis analog yang terbuat dari jamur tiram dan tepung kacang hijau, dengan binder putih telur dan filler tapioka serta mengetahui karakteristik sensoris, fisik, dan kimianya.

4 1.2. Tujuan Penelitian 1.2.1. Tujuan Umum Mengetahui karakteristik sensoris, fisik dan kimia sosis analog dari jamur tiram (Pleurotus ostreatus) dan tepung kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) dengan putih telur dan tapioka sebagai upaya diversifikasi pangan lokal. 1.2.2. Tujuan Khusus 1. Mengetahui pengaruh rasio putih telur dan tapioka 10:90, 20:80, 30:70 (b/b) pada rasio jamur tiram dan tepung kacang hijau 0:100, 25:75, 50:50, 75:25, 100:0 (b/b) terhadap karakteristik sensoris dan fisik sosis analog. 2. Mengetahui pengaruh rasio jamur tiram dan tepung kacang hijau 75:25, 80:20, 85:15, 90:10, 95:5, 100:0 (b/b) pada rasio putih telur dan tapioka terpilih (20:80 (b/b)) terhadap karakteristik sensoris, fisik, dan kimia sosis analog. 3. Menentukan karakteristik sensoris, fisik dan kimia sosis analog yang terpilih.

5 1.3. Manfaat Penelitian 1.3.1. Manfaat Penelitian bagi Masyarakat 1. Pemanfaatan dan peningkatan pangan lokal sebagai sosis analog. 2. Memberikan informasi tentang produk sosis analog non daging yang dibuat dari bahan pangan lokal 1.3.2. Manfaat Penelitian bagi Ilmu Pengetahuan Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai produk diversifikasi pangan berbasis non daging.