2. Fungsi tari. a. Fungsi tari primitif

dokumen-dokumen yang mirip
3. Karakteristik tari

Schedule Pertemuan 2 X teori tentang apresiasi seni 4 X pemahaman materi seni 6X apresesiasi 2 X tugas 1 X ujian sisipan 1 x ujian semester

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. budaya, baik berupa seni tradisional ataupun seni budaya yang timbul karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. menurut tuntutan sejarahnya sendiri-sendiri. Pengalaman serta kemampuan

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.1

I PENDAHULUAN. Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Keberadaan

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian ronggeng gunung merupakan kesenian tradisional masyarakat

Kajian Perhiasan Tradisional

BAB V KESIMPULAN. 5.1 Alasan Kehadiran Rejang Sangat Dibutuhkan dalam Ritual. Pertunjukan rejang Kuningan di Kecamatan Abang bukanlah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Suzanne K. Langer (1998:2) menyatakan bahwa Kesenian adalah

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat ditemui hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan

2015 TARI TUPPING DI DESA KURIPAN KECAMATAN PENENGAHAN KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. primer dan sekunder yang berbeda (R.M. Soedarsono, 2001: 170).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

2015 TARI MAKALANGAN DI SANGGAR SAKATA ANTAPANI BANDUNG

INDIKATOR ESENSIAL Menjelaskan karakteristik peserta. didik yang berkaitan dengan aspek fisik,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia seni di Indonesia sudah berkembang sejak zaman prasejarah seni sudah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat Karo memiliki berbagai upacara, tradisi, maupun beragam

BAB I PENDAHULUAN. Simalungun, Dairi, Nias, Sibolga, Angkola, dan Tapanuli Selatan.

KISI KISI UKG SENI RUPA (SMA) 2015

BAB I PENDAHULUAN. (kurang lebih ) yang ditandai dengan adanya beberapa situs-situs

BAB VII KESIMPULAN. Bentuk dan gagasan pada tari kontemporer telah jauh. berkembang dibandingkan dengan pada awal terbentuknya.

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang

Soedarsono Untuk memahami klasifikasi berdasarkan gambar 1.1 tersebut, simaklah baik-baik penjelasan berikut ini!

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil temuan di lapangan mengenai perkembangan seni

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan segala hasil kreasi manusia yang mempunyai sifat

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki kekayaan budaya dan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari sekian banyaknya kesenian di Pulau Jawa adalah kesenian wayang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. sebagai objek daya tarik wisata meliputi; pesta panen hasil kebun, makan adat Horum

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dari pengalaman tertentu dalam karya seninya melainkan formasi pengalaman emosional yang bukan dari pikiranya semata. 2.

Fungsi Seni Tari Tradisional di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman budaya tersebut mempunyai ciri khas yang berbeda-beda sesuai

Tari-tari Tradisional Sumatera Utara Sebagai Sumber Proses kreatif Seniman Dalam Berkarya

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar belakang

BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. anonim bersama kreativitas masyarakat yang mendukungnya.

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. memperoleh nilai secara finansial masyarakatnya, namun lebih kepada penonjolan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rina Arifa, 2013

MOTIVASI MELAKUKAN RITUAL ADAT SEBARAN APEM KEONG MAS DI PENGGING, BANYUDONO, BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. ragam etnik, seperti Batak Toba, Karo, Pakpak-Dairi, Simalungun, Mandailing,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Innez Miany Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi merupakan fenomena budaya yang tidak dapat terhindarkan

BAB I PENDAHULUAN. Pada etnik Simalungun memiliki struktur sosial berbentuk pentangon sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Batak Toba adalah salah satu suku yang terdapat di Sumatera

MATERI USBN SEJARAH INDONESIA. 6. Mohammad Ali : Sejarah adalah berbagai bentuk penggambaran tentang pengalaman kolektif di masa lampau

BAB I PENDAHULUAN. Seni Dzikir Saman Di Desa Ciandur Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang Banten

BAB I PENDAHULUAN. di Bali, perlu dimengerti sumbernya. Terdapat prinsip Tri Hita Karana dan Tri Rna

RESUME MEDIA PETUNJUKAN PRIYATIN NIM.

2015 KESENIAN RONGGENG GUNUNG DI KABUPATEN CIAMIS TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. kesenian produk asli bangsa Indonesia. Kesenian wayang, merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam

2016 ANALISIS SIMBOL DAN MAKNA PADA TARI GAPLEK KARYA MAS NANU MUDA DI PADEPOKAN KALANG KAMUNING

2015 TARI KREASI DOGDOG LOJOR DI SANGGAR MUTIARA PAWESTRI PELABUHAN RATU KABUPATEN SUKABUMI

MODUL PERKULIAHAN. Sejarah Desain. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

PERGESERAN MAKNA SENI TARI PRAJURITAN DESA TEGALREJO KECAMATAN ARGOMULYO

48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK

BAB I PENDAHULUAN. macam suku bangsa termasuk agamapun banyak aliran yang berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. dan teknik yang berkaitan dengan komposisinya (analisis bentuk at au penataan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesenian Angklung Buncis merupakan kesenian turun temurun yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Neneng Yessi Milniasari, 2013

A. LATAR BELAKANG MASALAH

No Nama Umur Pekerjaan Alamat. 1 Yohanes 60 tahun Pensiunan Pegawai. 2 Adrianus 45 tahun Guru Agama Desa. 3 April 25 Tahun Pembuat senjata Desa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. temurun. Soedarsono mengungkapkan bahwa tari tradisional adalah semua. selalu bertumpu pada pola-pola tradisi yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, dan lahir dari

INTERAKSI KEBUDAYAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Destri Srimulyan, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yulia Afrianti, 2014

BAB V PENUTUP. perkawinan Masyarakat Arab di Kota Medan kesimpulan sebagai berikut. a. Upacara Pernikahan Masyarakat Arab di Medan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

14. Baum Garten mengungkapkan estetika sebagai suatu ilmu, bahwa estetika adalah ilmu tentang pengetahuan indriawi yang tujuannya adalah keindahan.

Tugas Antropologi Politik Review buku : Negara Teater : Clifford Geertz : Isnan Amaludin : 08/275209/PSA/1973

Estetika. Gestwicki (2007: 2), estetika (aesthetics) kemampuan untuk merasa melalui perasaan.

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian dalam kehidupan manusia telah menjadi bagian dari warisan

JURNAL SKRIPSI. MAKNA RITUAL DALAM PEMENTASAN SENI TRADISI REOG PONOROGO (Studi Kasus di Desa Wagir Lor, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo)

BAB I PENDAHULUAN. universal artinya dapat di temukan pada setiap kebudayaan. Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

2. Fungsi tari Tumbuh dan berkembangnya berbagai jenis tari dalam kategori tari tradisional dan tari non trasional disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor ekternal. Faktor internal terjadi karena keinginan bangsa Indonesia sendiri berkreasi menghasilkan jenis tari dan faktor eksternal karena interaksi bangsa Indonesia dengan bangsa lain sejalan dengan periodisasi jaman kebudayaan di Indonesia. Sejarah kebudayaan di Indonesia telah melalui empat jaman (Soekmono, 1995). Pertama, jaman Prasejarah, sejak dari permulaan adanya manusia dan kebudayaan sampai kira-kira abad ke-5 Masehi. Kedua, jaman Purba, sejak datangnya pengaruh India pada abad pertama Tarikh Masehi sampai lenyapnya kerajaan Majapahit sekitar tahun 1500 Masehi. Ketiga, jaman Madya, sejak datang agama dan pengaruh Islam menjelang akhir jaman Majapahit sampai akhir abad ke- 19. Keempat, jaman Baru ( modern), sejak masuknya anasir-anasir Barat dan teknik modern kira-kira tahun 1900 sampai sekarang. Interaksi bangsa Indonesia dengan kebudayaan bangsa lain tersebut memberikan pengaruh kepada kebudayaan Indonesia termasuk tari di Indonesia. Interaksi dengan bangsa lain merupakan pemicu terjadinya pertemuan antara budaya setempat dengan budaya pendatang, sehingga terjadi proses akulturasi budaya. Hasil proses akulturasi budaya di dalam tari terlihat dari ciri gerak tari, rias busana, perlengkapan tari, prosesi pertunjukan tari, tempat pertunjukan, serta fungsi tari yang memiliki kemiripan dengan tari dari daerah atau bangsa lain. Efek positif dari proses akulturasi antara budaya Indonesia dengan budaya pendatang, jenis tari mengalami penambahan jumlah, penambahan fungsi, peningkatan kualitas bentuk, maupun modifikasi dari aspek bentuk dan fungsi. Berdasarkan bentuk dan fungsi tari dapat dikenali pada masa kapan tari tumbuh dan berkembang. jenis a. Fungsi tari primitif Pada jaman prasejarah, ketika nenek moyang bangsa kita memiliki keyakinan animisme dan dinamisme, tumbuh dan berkembang jenis tari primitif. Ciri masyarakat pada jaman prasejarah tergantung kepada alam, percaya kepada kekuatan supranatural, percaya kepada mitologi, percaya kepada kekuatan binatang totem dan percaya kepada

roh leluhur, mendorong masyarakat melakukan kegiatan menari untuk keperluan religinya maupun adat masyarakat setempat. Tari digunakan untuk sarana untuk memperoleh magis. Maka, fungsi tari untuk: 1) menyembah dan meminta perlindungan bila terjadi bencana atau wabah kepada dewa atau kepada sesuatu yang dianggap memiliki sumber kekuatan sesuai keyakinannya; 2) meminta keselamatan ketika berperang; 3) menyembuhkan penyakit; 4) meminta hujan; 5) ungkapan terima kasih; 6) upacara siklus kehidupan manusia, diantaranya kelahiran bayi, pendewasaan anak (masa akhil balik), upacara perkawinan dan upacara kematian; dan 7) ungkapan kegembiraan dan merayakan keberhasilan dalam berburu, merayakan panen. b. Fungsi tari klasik dan tari rakyat Pada masa pengaruh kebudayaan Hindu dan Budha di Indonesia tumbuh berkembang jenis tari klasik. Terkait dengan Brahmanisme dalam Hinduisme yang memiliki pengaruh yang dominan adalah sekte Shiwa yang konsepnya bahwa: (1) Shiwa sebagai penguasa dunia atau pusat konstelasi alam semesta dan, (2) Shiva Master of Dance atau Shiwa raja penari, di India dikenal dengan Shivanatharaja. Raja sebagai penguasa dunia eksistensinya adalah: (1) sebagai pengemban kekuasaan dewa di dunia, (2) untuk legitimasi dan otoritas, maka eksistensi raja perlu didukung dengan aspek ritual yang wujudnya berupa upacara, benda-benda maupun seni. Inilah yang menjadi penyebab mengapa antara upacara dengan tari tidak dapat dipisahkan. Kegiatan tari dianggap kegiatan kedewaan yang fungsinya untuk mendukung eksistensi raja sebagai manifestasi dewa di dunia. Maka, tari klasik memiliki berfungsi untuk: 1) upacara keagamaan; 2) upacara kenegaraan; 3) tontonan yang dinikmati dari sisi keindahan korografi yang memenuhi

kaidah-kaidah yang telah ditentukan oleh istana. Pada masa ini, muncul dikotomi antara tari klasik dengan tari rakyat. Jika tari klasik adalah tari yang tumbuh dan berkembang di kalangan istana maka tari rakyat adalah tari yang tumbuh dan berkembang di kalangan rakyat pedesaan atau masyarakat di luar kalangan istana. Oleh karena tumbuh dan berkembangnya kedua jenis tari tersebut di masyarakat yang berbeda. Maka, bentuk dan fungsi tarinya pun juga berbeda. Tari rakyat berfungsi untuk: 1) upacara yang berhubungan magis dan keyakinan; 2) upacara yang berhubungan dengan adat setempat; dan 3) hiburan atau ekspresi kegembiraan maupun keperluan interaksi sosial. c. Fungsi tari kreasi baru Salah satu faktor yang mendorong diciptakan tari kreasi baru adalah keinginan untuk menghasilkan tari jenis tari tradisional yang dapat ditonton oleh siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Maka, pola tari tradisinal tari masih tetap dipertahankan. Namun pada bagian-bagian tertentu di beri modifikasi agar tarian terlihat lebih indah dan menarik tari tradisional yang menjadi sumbernya. Berdasarkan latar belakang penciptaan tari tersebut, tarian ini memiliki fungsi untuk: 1) media ekspresi estetis dan kreatifitas koreografer dalam memodikasi tari tradisional; dan 2) media tontonan bagi penonton untuk dinikmati keindahan koreografinya. 1. Fungsi tari modern Sejarah pertumbuhan dan perkembangan tari tidak terlepas dari pemikiran dan gaya hidup masyarakat pada jamannya. Pemikiran dan gaya hidup pada era moden ciri pemikiran yang logis untuk memperoleh pengetahuan yang objektif, teoritis dan analitis. Karya seni dianggap sebagai kreasi unik dari seniman. Seniman adalah orang-orang yang serius dalam memproduksi karya seni, karya seni tidak lagi dianggap memiliki satu makna yang unik, sehingga setiap orang dapat memberikan makna sendiri terhadap karya seni. Maka, bentuk estetis sangat penting dalam tari modern. Tari modern berfungsi untuk: 1) media ekspresi artistik dan estetis koreografer; dan

2) tontonan yang dinikmati keindahan koreografinya serta tampilan gaya individu dan inovasi baru yang sangat kuat dalam karya tarinya. 2. Fungsi tari postmodern Pada sub pokok bahasan jenis tari postmodern telah dijelaskan bahwa pemikiran postmodernisme merupakan tanggapan dan koreksi dari pemikiran modernisme. Tari postmodern merupakan reaksi para koreografer yang mendukung gerakan posmodernisme yang memberikan koreksi kepada modernisme. Postmodernisme merupakan sikap dan rasa tidak puas koreografer terhadap modernisme yang mendorong pemikiran baru untuk keluar dari modern menuju masa baru melalui cara berpikir kritis, mencoba memecahkan berbagai masalah kehidupan, termasuk masalah sosial budaya yang divisualisasikan dengan tema tari mengarah kepada kritik sosial, menggambarkan situasi yang berkaitan dengan perubahan kondisi yang sedang berlangsung, mencoba memecahkan masalah kehidupan sosial budaya. Jika dalam tari modern bentuk estetis tari sangat penting, maka dalam tari post modern ini dilakukan penyerhanaan bentuk dari elemen-elemen pendukung tari. Isi dan tujuan diciptakan tari dianggap lebih penting dari pada bentuk. Berdasarkan ciri tari postmodern tersebut, maka fungsi tari postmodern untuk: 1) media kritik sosial; 2) media pendidikan; 3) media terapi; 4) dan media pemecahan masalah kehidupan lainnya. 3. Fungsi tari kontemporer Fuad Hasan, Umar Kayam dan ahli lainnya telah menjelaskan pengertian seni kontemporer. Dari beberapa pendapat ahli dapat ditemukan inti sarinya bahwa seni kontemporer adalah seni yang sesuai dengan jiwa masa kini dan kondisi kreatif dari masa yang paling akhir. Oleh karena itu, tema, bentuk, gaya tari mencerminkan kondisi yang populer dari masa yang terakhir. Tari kontemporer berfungsi untuk: 1) media ekspresi pemikiran yang analitis terhadap suatu masalah yang sedang terjadi;

2) media ekspresi pemikiran kreatif untuk pemecahan masalah yang sedang terjadi, berdasarkan hasil pendalaman atau riset dari berbagai sudut pandang keilmuan; dan. Dalam konteks ini, tari kontemporer dapat berfungsi sebagai media pendidikan, media terapi atau media lainnya yang relevan digunakan untuk pemecahan masalah yang sedang terjadi. 3) media ekspresi gaya hidup dan selera masyarakat yang sedang terjadi.