BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan atau penelitian R&D (Research & Development) dengan model ADDIE (Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate) (Paidi, 2012: 80). Penelitian ini hanya dilakukan sampai dengan tahap pengembangan (development) karena keterbatasan peneliti. 1. Tahap Analisis (Analysis) Tahap mendefinisikan needs assessment (analisis kebutuhan), mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan melakukan analisis tugas (task analysis). Output yang dihasilkan berupa karakteristik atau profil calon peserta belajar, identifikasi kesenjangan, identifikasi kebutuhan, dan analisis tugas yang rinci berdasarkan kebutuhan (Paidi, 2012: 80). 2. Tahap Desain (Design) Tahap membuat rancangan (blue print) untuk mencapai tujuan, dalam hal ini merupakan kelayakan LKS berbasis keterampilan proses sains oleh guru dan tanggapan siswa terhadap LKS berbasis KPS. Rancangan pengembangan lembar kegiatan siswa (LKS) yang mengacu pada aspek-aspek keterampilan proses sains berdasarkan pada aspek KPS dan indikatornya menurut Nuryani (2005: 86-87). Struktur dan format LKS berdasarkan pada Depdiknas dalam Panduan Pengembangan Bahan Ajar tahun 2008 yang dimodifikasi, terdiri atas judul, petunjuk belajar (petunjuk siswa), kompetensi yang akan 52
dicapai, informasi pendukung, tugas-tugas dan langkah-langkah kerja, serta penilaian. Berikut aspek KPS dan indikator yang diacu dalam pengembangan LKS; Tabel 1. Aspek Keterampilan Proses Sains (KPS) dan Indikator No. Aspek Indikator 1. Observasi - Menggunakan sebanyak mungkin indra - Menggunakan fakta relevan 2. Klasifikasi - Mencatat setiap pengamatan - Mencari perbedaan dan persamaan - Mengontraskan ciri-ciri - Membandingkan - Mencari dasar pengelompokkan - Menghubungkan hasil pengamatan 3. Interpretasi - Menghubungkan hasil pengamatan - Menemukan pola dalam 1 seri pengamatan - Menyimpulkan 4. Prediksi - Menggunakan pola/hasil pengamatan - Mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati 5. Berhipotesis - Mengetahui bahwa ada lebih dari 1 kemungkinan penjelasan perlu diuji kebenarannya dengan memperoleh bukti 6. Merencanakan percobaan 7. Menggunakan alat/bahan - Menentukan alat/bahan yang digunakan - Menentukan variabel/faktor penentu - Menentukan apa yang akan diukur, diamati, dicatat - Memakai alat/bahan - Mengetahui alasan mengapa menggunakan alat/bahan - Mengetahui bagaimana menggunakan alat/bahan 8. Berkomunikasi - Memberikan data empiris hasil percobaan dengan tabel/grafik/diagram - Menyampaikan laporan sistematis - Menjelaskan hasil percobaan 53
3. Tahap Pengembangan (Development) - Membaca grafik - Mendiskusikan (Sumber: Nuryani, 2005: 86-87) Tahap mewujudkan blue print alias desain menjadi kenyataan. Pada penelitian ini merupakan perwujudan lembar kegiatan siswa (LKS) menjadi produk jadi siap pakai untuk diujicobakan pada siswa. Tahap ini juga dilakukan review produk oleh ahli menggunakan angket reviewer hasil modifikasi dari angket penelitian sebelumnya, uji coba terbatas pada 15 siswa, kelayakan LKS menurut guru menggunakan angket yang mengacu evaluasi bahan ajar menurut Departemen Pendidikan Nasional dalam Panduan Pengembangan Bahan Ajar tahun 2008 yang telah dimodifikasi serta tanggapan siswa terhadap LKS menggunakan angket yang disusun oleh peneliti. Identifikasi masalah Penyusunan draf bahan ajar (LKS) Review dari ahli media dan ahli materi Uji coba terbatas di sekolah (kelayakan dinilai guru, tanggapan LKS oleh siswa) Revisi 1 Gambar 10. Skema Alur Pengembangan LKS Berbasis KPS 54
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian Tempat penelitian yang digunakan untuk menguji kelayakan LKS berbasis KPS dilakukan di SMA N 1 Kasihan, Bantul 2. Waktu penelitian Waktu penelitian yang digunakan untuk menguji kelayakan LKS berbasis KPS pada bulan April Mei 2017. C. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek penelitian Obyek penelitian yaitu LKS berbasis KPS materi sistem reproduksi manusia. 2. Subyek penelitian Subyek penelitian terdiri atas guru biologi dan siswa. D. Teknik Pengambilan Sampel Pengambilan sampel pada penelitian menggunakan teknik non propability sampling tepatnya purposive sampling dimana menggunakan pertimbangan sekolah di kabupaten Bantul yang menerapkan kurikulum 2013 pada kelas XI IPA. Penentuan siswa yang dijadikan responden melalui pengacakan kelas dan rekomendasi dari guru biologi setempat yang kemudian diberikan pembelajaran menggunakan LKS berbasis KPS dengan 2 x pertemuan didampingi guru biologi yang bersangkutan. 55
E. Sampel Penelitian Sampel penelitian yaitu 3 orang guru biologi yaitu Sulastri, S.Pd, Yuliantara, M.Pd, dan Rachmat Basuki, M.Pd serta 15 siswa kelas XI IPA 3 di SMA Negeri 1 Kasihan. F. Instrumen Penelitian Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode angket yang terdiri dari angket validasi instrumen berupa LKS berbasis KPS menurut ahli materi dan ahli media yang diwakili oleh dosen, angket penilaian oleh guru yang mengacu pada evaluasi bahan ajar menurut Depdiknas dalam Panduan Pengembangan Bahan Ajar tahun 2008, dan angket tanggapan siswa. 1. Angket validasi instrumen menurut ahli materi dan ahli media disusun oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dimodifikasi. 2. Angket penilaian guru biologi terhadap LKS disusun oleh peneliti dengan mengacu pada evaluasi bahan ajar menurut Depdiknas dalam Pengembangan Bahan Ajar tahun 2008 yang meliputi aspek kelayakan isi, kebahasaan, sajian dan kegrafikan. Berikut indikator dalam pembuatan angket; 56
Tabel 2. Aspek dan Indikator Angket Kualitas dan Evaluasi LKS No. Aspek Indikator 1. Kelayakan isi - Kesesuaian dengan KI, KD - Kesesuaian dengan perkembangan anak - Kesesuaian dengan kebutuhan bahan ajar - Kebenaran substansi materi pembelajaran - Manfaat untuk penambahan wawasan - Kesesuaian dengan nilai moral, dan nilai-nilai sosial 2. Kebahasaan - Keterbacaan - Kejelasan informasi - Kesesuain dengan Bahasa Indonesia yang baik dan benar - Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan singkat) 3. Sajian - Kejelasan tujuan (indikator) yang ingin dicapai - Urutan sajian - Pemberian motivasi, daya tarik - Interaksi (pemberian stimulus dan respon) - Kelengkapan informasi 4. Kegrafikan - Penggunaan font; jenis dan ukuran - Layout atau tata letak - Ilustrasi, gambar, foto - Desain tampilan (Sumber: Depdiknas, 2008: 29) 3. Angket tanggapan LKS menurut siswa disusun oleh peneliti berdasarkan kebutuhan informasi yang diperlukan yang terdiri atas komposisi LKS, penggunaan bahasa, tampilan LKS, kejelasan informasi yang mengarahkan pada konsep, serta kegiatan pembelajaran yang dimunculkan dalam LKS. 57
G. Teknik Pengumpulan Data 1. Data berupa kritik, masukan dan saran dari ahli media dan ahli materi selaku reviewer diperolah dari angket berupa checklist yang meliputi indikator / kriteria yang ditentukan. Angket review ahli media menggunakan skala Likert untuk mengetahui kualitas dari tiap indikator / kriteria yang ditentukan. Angket review ahli materi menggunakan skala benar / salah untuk mengetahui kebenaran konsep yang ada dalam LKS. 2. Data penilaian guru biologi terhadap kelayakan LKS berbasis KPS menggunakan angket checklist yang meliputi beberapa komponen dari kelayakan isi, kebahasaan, sajian dan kegrafisan dengan skala Likert serta kritik, masukan dan saran apabila diperlukan. 3. Data tanggapan setelah menggunakan LKS diperoleh dari angket yang diisi oleh siswa meliputi aspek yang telah ditentukan. H. Teknik Analisis Data Hasil dari pengumpulan data mendapatkan data berupa data kualitatif, yaitu kelayakan LKS berbasis KPS dan tanggapan siswa terhadap LKS. Data kualitatif ini kemudian dikuantitatifkan dalam persentase agar memperoleh hasil berupa angka. Data kelayakan LKS serta tanggapan siswa berupa data nominal diperoleh dengan cara menghitung rata-rata jawaban skor berdasarkan skor setiap jawaban dan responden. 58
Hasil penelitian dari angket guru dan siswa berupa kriteria kualitas LKS dikodekan dengan skala kuantitatif ketentuan di bawah; Tabel 3. Pengkodean Kriteria Kualitas LKS dalam Skala Kuantitatif. Kriteria Skor SB (Sangat Baik) 4 B (Baik) 3 K (Kurang) 2 SK (Sangat Kurang) 1 Setelah data terkumpul dari semua responden, kemudian data dianalisis dengan cara menghitung rata-rata menggunakan rumus; Keterangan: = skor rata-rata Ʃx = jumlah skor N = jumlah responden Mengubah skor rata-rata tiap kriteria kualitas menjadi kuantitatif sesuai kriteria penilaian. Penjabaran nilai tiap perangkat pembelajaran menjadi nilai kualitatif diadaptasi dari Djemari Mardapi (Anggit Al- Furqon, 2014: 9); Tabel 4. Rumus Rentangan dan Kriteria Skor Hasil No Rentang Skor Kriteria 1 X Mi + Sbi Sangat baik 2 Mi + Sbi > X Mi Baik 3 Mi > X Mi Sbi Kurang 4 X < Mi Sbi Sangat Kurang 59
Keterangan: Mi = Mean ideal ( 1 / 2 (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal)) Sbi = Simpangan baku ideal ( 1 / 3 )( 1 / 2 ) (skor tertinggi ideal skor terendah indeal) Skor tertinggi ideal = jumlah butir soal x skor tertinggi Skor terendah ideal = jumlah butir soal x skor terendah Skor rata-rata yang diperoleh kemudian dihitung untuk mengetahui besar persentase. Proses perhitungan persentase dilakukan dengan cara mengalikan hasil bagi skor riil (skor rata-rata) dengan skor ideal dengan seratus persen (Sugiyono, 2008: 99) menggunakan rumus: Persentase = dengan kriteria persentase sebagai berikut: Sangat layak = 76% - 100% Tidak layak = 26% - 50% Layak = 51% - 75% Sangat tidak layak = 0% - 25% (Natsir Hendra Pratama, 2011: 53) Hasil kuantitatif berupa persentase kemudian dikualitatifkan kembali untuk mengetahui tingkat kategori kelayakan LKS disesuaikan dengan kriteria persentase diatas. 60