BAB III METODE PENELITIAN. Proyek Jalan bebas Hambatan Medan Kualanamu merupakan proyek

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Penurunan pada konstruksi teknik sipil akibat proses konsolidasi tanah

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV STUDI KASUS 4.1 UMUM

BAB III PROSEDUR ANALISIS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Denny Nugraha NRP : Pembimbing : Ir. Asriwiyanti Desiani, MT. ABSTRAK

Bab 1 PENDAHULUAN. tanah yang buruk. Tanah dengan karakteristik tersebut seringkali memiliki permasalahan

REKAYASA GEOTEKNIK DALAM DISAIN DAM TIMBUNAN TANAH

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Di daerah Kalimantan timur memiliki tanah organic clay yang menutupi

LAMPIRAN 1 LANGKAH PEMODELAN ANALISA STABILITAS TIMBUNAN PADA PROGRAM PLAXIS 8.6

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. penambangan batu bara dengan luas tanah sebesar hektar. Penelitian ini

PERMODELAN TIMBUNAN PADA TANAH LUNAK DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM PLAXIS. Rosmiyati A. Bella *) ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Kedalaman PVD Pada Analisis Konsolidasi Dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga

Adapun langkah-langkah metodologi dalam menyelesaikan tugas akhir ini dapat dilihat pada flow chart sebagai berikut. Mulai.

1 BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Kalimantan Timur merupakan salah satu Provinsi terluas yang memiliki

III. METODE PENELITIAN. yang berasal dari daerah Karang Anyar, Lampung Selatan yang berada pada

Analisis Konsolidasi dengan Menggunakan Metode Preloading dan Vertical Drain pada Areal Reklamasi Proyek Pengembangan Pelabuhan Belawan Tahap II

ANALISIS PENURUNAN TANAH DASAR PROYEK SEMARANG PUMPING STATION AND RETARDING POND BERDASAR EMPIRIS DAN NUMERIS

TUGAS AKHIR. Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Sarjana di Program Studi Teknik Sipil. Disusun Oleh NIM NIM

Alternatif Metode Perbaikan Tanah untuk Penanganan Masalah Stabilitas Tanah Lunak pada Areal Reklamasi di Terminal Peti Kemas Semarang

ANALISA DAYA DUKUNG TANAH MENGGUNAKAN PROGRAM ELEMEN HINGGA YANG DIBERI PERKUATAN GEOTEXTILE DAN TANPA PERKUATAN GEOTEXTILE ABSTRACT

4 BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS

BAB III METODOLOGI 3.2. Metode Pengumpulan Data Data Primer



BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Bangunan yang direncanakan diatas suatu lapisan tanah liat lunak harus

BAB III DATA PERENCANAAN

STABILISASI TANAH HIDROLIS

BAB II DASAR TEORI...

BAB III DATA PERENCANAAN

TUGAS AKHIR. Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S-1) Disusun Oleh : Maulana Abidin ( )

Laporan Tugas Akhir Analisis Pondasi Jembatan dengan Permodelan Metoda Elemen Hingga dan Beda Hingga BAB III METODOLOGI

1. Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin, Makassar Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin, Makassar 90245

BAB III METODOLOGI PRA RENCANA STRUKTUR BAWAH

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di daerah kota yang padat dan sekaligus daerah dimana

STUDI EFEKTIFITAS TIANG PANCANG KELOMPOK MIRING PADA PERKUATAN TANAH LUNAK

TEKNIK PERBAIKAN TANAH LUNAK SEBAGAI LAPISAN TANAH DASAR (SUBGRADE) (Studi Literatur) TUGAS AKHIR DINI ANITA SARAGIH

ANALISA KONSOLIDASI DAN KESTABILAN LERENG BENDUNG KOSINGGOLAN

LANGKAH PEMODELAN ANALISA KAPASITAS LATERAL KELOMPOK TIANG PADA PROGRAM PLAXIS 3D FOUNDSTION

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam mendesain bangunan geoteknik salah satunya konstruksi Basement, diperlukan

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS. MRT (twin tunnel) dengan shield pada tanah lempung berlanau konsistensi lunak

BAB III LANDASAN TEORI. Boussinesq. Caranya dengan membuat garis penyebaran beban 2V : 1H (2 vertikal

LAMPIRAN 1 DIAGRAM PENGARUH R. E. FADUM (1948) UNTUK NAVFAC KASUS 1. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV PERENCANAAN LERENG GALIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. yang kemudian membentuk delta, dengan jenis tanah berupa pasir laut dan very soft

TUGAS AKHIR KAJIAN KESTABILAN STRUKTUR DENGAN MEMPERBANDINGKAN METODE VERTICAL DRAIN DAN PERKUATAN GEOSINTETIK

BAB III METODOLOGI Persiapan Metode Pengumpulan Data Data Primer

BAB III KOMPILASI DATA

4 PERHITUNGAN DAN ANALISIS

HALAMAN PENGESAHAN BERITA ACARA BIMBINGAN TUGAS AKHIR MOTTO PERSEMBAHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS DEFORMASI VERTIKAL DAN HORISONTAL TANAH LUNAK DI BAWAH PILED-GEOGRID SUPPORTED EMBANKMENT


DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

ANALISA PERBANDINGAN PERHITUNGAN VACUUM PRELOADING DENGAN PROGRAM PLAXIS2D DAN PERHITUNGAN MANUAL DENGAN DATA AKTUAL LAPANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 UMUM

PERCEPATAN PENURUNAN TANAH DENGAN METODA ELEKTROKINETIK, BAHAN IJUK DAN SAMPAH PLASTIK SEBAGAI DRAINASI VERTIKAL

ANALISA TANAH PADA BUKAAN TEROWONGAN (Studi Kasus: Terowongan Kawasan Green Hill, Malendeng)

PERBAIKAN TANAH LUNAK DENGAN METODE PRELOADING DENGAN PREFABRICATED VERTICAL DRAINS (PVD)

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL ABSTRAK... i ABSTRACT... iii KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR...

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Stabilitas dan Penurunan pada Timbunan Mortar Busa Ringan Menggunakan Metode Elemen Hingga

ALTERNATIF METODE UNTUK PENANGANAN MASALAH STABILITAS TANAH LUNAK PADA AREAL REKLAMASI DI TERMINAL PETI KEMAS SEMARANG

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN. lapisan tanah dan menentukan jenis pondasi yang paling memadai untuk mendukung

STUDI STABILITAS SISTEM PONDASI BORED PILE PADA JEMBATAN KERETA API CIREBON KROYA

KUAT GESER 5/26/2015 NORMA PUSPITA, ST. MT. 2

NYSSA ANDRIANI CHANDRA Dosen Pembimbing: Trihanyndio Rendy Satrya, ST., MT. Prof. Ir. Noor Endah, MSc., PhD.

PERENCANAAN DRAINASE VERTIKAL (VERTICAL DRAIN) UNTUK MEMPERCEPAT WAKTU KONSOLIDASI PADA PEMBANGUNAN PLTU IPP KALTIM 3 (2 X 100 MW)

Pemodelan Vertical Drain Dengan Menggunakan Model Elemen Hingga Pada Analisis Konsolidasi Di Bendungan Marangkayu Kalimantan Timur

DAFTAR ISI. Agus Saputra,2014 PENGARUH ABU SEKAM PADI TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LUNAK

KAJIAN KAPASITAS DUKUNG FONDSI TIANG PANCANG PADA TANGKI TIMBUN DENGAN METODE ELEMEN HINGGA DAN MEYERHOF

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PERKUATAN TANAH DENGAN METODE SAND COMPACTION PILE PADA TANAH RAWA (STUDI KASUS: JALAN TOL MANADO BITUNG SULUT)

TANYA JAWAB SOAL-SOAL MEKANIKA TANAH DAN TEKNIK PONDASI. 1. Soal : sebutkan 3 bagian yang ada dalam tanah.? Jawab : butiran tanah, air, dan udara.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

EFEKTIFITAS PONDASI RAFT & PILE DALAM MEREDUKSI PENURUNAN TANAH DENGAN METODE NUMERIK

BAB III LANDASAN TEORI

PENURUNAN KONSOLIDASI PONDASI TELAPAK PADA TANAH LEMPUNG MENGANDUNG AIR LIMBAH INDUSTRI. Roski R.I. Legrans ABSTRAK

I.Pendahuluan: II.Tinjauan Pustaka III. Metodologi IV. Analisa Data V. Perencanaan Perkerasaan dan Metode Perbaikan Tanah. VI.Penutup (Kesimpulan dan

ANALISA PERHITUNGAN PENURUNAN DAN WAKTU KONSOLIDASI PADA TANAH DI APRON BANDARA KUALANAMU SECARA ANALITIK DAN PROGRAM PLAXIS

Analisis Konsolidasi Dengan Prefabricated Vertical Drain Untuk Beberapa Soil Model Menggunakan Metode Elemen Hingga

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. sangat tinggi, di mana susunan tanah yang ada di permukaan bumi ini merupakan

PENGARUH GEOTEKSTIL TERHADAP KUAT GESER PADA TANAH LEMPUNG LUNAK DENGAN UJI TRIAKSIAL TERKONSOLIDASI TAK TERDRAINASI SKRIPSI. Oleh

LAMPIRAN 1. Langkah Program PLAXIS V.8.2

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

Perencanaan Pondasi Jembatan dan Perbaikan Tanah untuk Oprit Jembatan Overpass Mungkung di Jalan Tol Solo-Ngawi-Kertosono STA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penulisan tugas akhir ini adalah Perencanaan kemantapan lereng (Slope

Spektrum Sipil, ISSN Vol. 3, No. 2 : , September 2016

Soal Geomekanik Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi

KECEPATAN ALIRAN HORISONTAL DENGAN IJUK DAN LIMBAH PLASTIK SEBAGAI DRAINASI VERTIKAL

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) D-140

PERENCANAAN STABILITAS LERENG DENGAN SHEET PILE DAN PERKUATAN GEOGRID MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA. Erin Sebayang 1 dan Rudi Iskandar 2

MEKANIKA TANAH KRITERIA KERUNTUHAN MOHR - COULOMB. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

Reka Racana Jurusan Teknik Sipil Itenas No. 1 Vol. 4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Maret 2018

STUDI DIFERENTIAL SETTLEMENT AKIBAT ADANYA PENAMBAHAN SIRTU PADA KELOMPOK TIANG DI BAWAH PONDASI TANGKI


Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Deskripsi Proyek Proyek Jalan bebas Hambatan Medan Kualanamu merupakan proyek pembangunan yang meliputi struktur, jalan, jembatan, fly over dan lainnya, yang terletak di Kabupaten Deli Serdang. Proyek ini menghubungkan jalan dari Tanjung Morawa (KM 32+000) ke Lubuk Pakam (KM 42+750) dan dari Kualanamu (STA 0+000) ke Lubuk Pakam (STA 7+050). Berdasarkan hasil penyelidikan tanah diperoleh metode perbaikan tanah pada titik yang diteliti dengan menggunakan Geotekstil, oleh karena itu penulis perlu mengetahui besar penurunan yang terjadi, deformasi horizontal, dan tegangan tarik geotekstil dengan menggunakan metode elemen hingga. Adapun data umum yang diperoleh dari proyek Jalan bebas Hambatan Medan Kualanamu adalah sebagai berikut : 1. Nama Proyek : Toll Road Medan Kualanamu 2. Fungsi Bangunan : Jalan Tol 3. Pemilik Proyek : Kementrian Pekerjaan Umum, Direktorat Bina Marga, Republik Indonesia 4. Lokasi Proyek :Sei Merah Kab.Deli Serdang, Sumatera Utara 5. Konsultan Perencana : PT. Bina Karya 6. Kontraktor Pelaksana : CHEC - CSCEC - HK JO 41

(China Harbour Engineering, Co.Ltd China State ConstructionEng.Corp. Ltd- PT Hutama Karya (Persero)) 7. Status : Proyek Pemerintah 8. Kosultan Penelitian Tanah : Laboratorium Mekanika Tanah Universitas Darma Agung Medan 9. Geotextile Supplier : TENCATE MIRAFI PPW300 3.2. Data Teknis Geotekstil Gambar 3.1. Lokasi Proyek (Sumber : Google maps) Hasil penyelidikan tanah menunjukkan bahwa lapisan tanah bagian atas berupa tanah lempung berpasir, warna coklat keabu-abuan, kekakuan lunak hingga sangat lunak, kadar air sedang hingga tinggi dan plastis sedang. Sementara lapisan tanah keras terdapat pada kedalaman 34,5 m dari permukaan tanah 42

Dalam proyek ini digunakan Geotekstil dengan spesifkasi sebagai berikut: Ukuransample Geotekstil : 3,8 m x 5 m Tebal Geotekstil : 1,36 mm Tipe Geotekstil : PP woven polypropylene Geotextile Jenis Geotekstil : PPW300 Polyfelt 3.3 Tahap Penelitian Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis melakukan beberapa tahap dan pelaksanaan sehingga tercapai maksud dan tujuan dari penelitianseperti yang diuraikan pada Bab I, tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk menghitung besarnya penurunan yang terjadi dengan metode elemen hingga, deformasi horizontal yang terjadi, dan menghitung tegangan tarik pada Geotekstil yang didasarkan pada data pengujian di lapangan, dan pengolahan data dengan menggunakan metode analisis dan metode elemen hingga, yakni dengan bantuan Program Metode Elemen Hingga. Dalam mencapai tujuan tersebut, maka dilakukan tahap-tahap sebagai berikut : a. Tahap pertama Mengumpulkan berbagai jenis literatur dalam bentuk buku maupun tulisan ilmiah yang berhubungan dengan Tugas Akhir ini. b.tahap kedua Pada tahap ini di lakukan pengumpulan data-data dari hasil penyelidikan tanah yaitu berupa data hasil standart penetration test 43

(SPT),data konsolidasi, data permeability, data compaction, dan data teknis Geotekstil. Adapun data tersebut diperoleh dari PT. BINA KARYA yaitu selaku konsultan perencana dan CHEC - CSCEC - HK JO selaku kontraktor pelaksana. c. Tahap ketiga Melakukan analisa antara data yang diperoleh dari lapangan dengan sumber referensi yang berhubungan dengan penulisan Tugas Akhir ini. d. Tahap keempat Mencari besarnya penurunan tanah menggunakan metode elemen hingga, dengan memodelkan perilaku tanah pada Program Metode Elemen Hingga. Adapun pemodelan tanah yang digunakan adalah model Mohr-Coulomb. e. Tahap Kelima Mencari deformasi horizontal yang terjadi menggunakan metode elemen hingga, dengan memodelkan perilaku tanah pada Program Metode Elemen Hingga. Adapun pemodelan tanah yang digunakan adalah model Mohr-Coulomb. f. Tahap Keenam Mencari tegangan tarik yang terjadi pada geotekstil dengan menggunakan rumus yang didapat dari referensi jurnal. 44

3.3.1 Skema Tahap Penelitian: Mulai Studi Pustaka Pengumpulan Data Data Primer : Data Sekunder 1. Data SPT 1. Data Geotextile 2. Data Compaction 3. Data Permeability 4. Data Consolidation Analisis Data dan Perhitungan Metode analitisberdasarkan data SPT, Compaction, Permeability,Konsolidasi Metode elemen hingga dengan pemodelan Mohr-Coulomb Hasil Akhir Perhitungan Kesimpulan dan Saran Selesai Gambar 3.2 Alur penelitian. 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Di dalam bab ini penulis akan membahas besar penurunan yang terjadi pada STA 35 + 901, Sei Merah, Deli Serdang dalam proyek pembangunan jalan tol Medan-Kualanamu, yaitu dengan metode elemen hingga. Penurunan yang terjadi dicari dari hasil data yang telah dikumpulkan dan diolah dalam Metode Elemen Hingga,yakni dengan Program Metode Elemen Hingga Adapun data yang diperoleh pada Proyek ini antara lain : 1. Data Standard Penetration Test (SPT) 2. Data Konsolidasi 3. Data Pemampatan ( compaction ) 4. Data Permeability 5. Data Geotekstil Kondisi tanah yang ditinjau di STA 35 + 901 dapat dilihat dari tabel 4.1. Tanah dengan ketebalan 34,5 meter yang terdiri dari enam lapisan tanah dengan jenis yang berbeda-beda akan ditimbun secara bertahap setinggi 8,5 meter. Muka air tanah terletak pada kedalaman 2 meter dari permukaan tanah. Timbunan setinggi 8,5 meter tersebut akan berfungsi sebagai preloading untuk mempercepat proses konsolidasi. Pada lapisan tanah lempung itu sendiri akan dipasang prefabricated vertical drain & Geotextile yang difungsikan sebagai separator 46

Geotextile yang digunakan adalah woven geotextile. Besarnya penurunan dan lamanya waktu konsolidasi bergantung pada besarnya derajat konsolidasi arah vertikal dan arah radial. 4.2 Pemodelan Penurunan tanah dengan program Metode Elemen Hingga Model tanah yang digunakan di dalam pemodelan ini adalah model Mohr Coloumb dengan analisis axisymmetric, yaitu kondisi awal digambarkan seperempat namun sudah mewakili sisi yang lain karena dianggap simetris. Pada model ini diasumsikan perilaku tanah bersifat plastis sempurna. Adapun parameter yang dibutuhkan dalam pemodelan ini yaitu : Model material (Mohr- Coulomb), Berat isi tanah diatas muka air tanah ( unsat ), Berat isi tanah di bawah muka air tanah ( sat), Permeabilitas horizontal (kx), Permeabilitas vertikal (ky), Modulus elastisitas (Eref), Angka Poisson (v), Kohesi (cref), Sudut geser dalam (ɸ), dan Sudut dilatasi ( ). Proses pemodelan tanah dengan metode elemen hingga digambarkan seperti berikut : INPUT CALCULATION OUTPUT 4.2.1 Input Data tertentu. Tanah dengan total kedalaman 34,5 m memiliki 6 lapisan dan ketebalan 47

Timbunan : Silty Clay (8,5 m) Lapisan 1 : Sandy Clay (0,7 m) Lapisan 2 : Clay (3,3 m) Lapisan 3 : Sand Some Clay (3,3 m) Lapisan 4 : Coarse Sand (6,7 m) Lapisan 5 : Coarse Sand Mixed Tuff Some Silt (12,5 m) Lapisan 6 : Silty Sand Mixed Tuff (8 m) Gambar 4.1 : Potongan Melintang Tanah 48

Gambar 4.2 : Input data Metode Elemen Hingga Geotekstil pada program dimodelkan dengan garis berwarna kuning pada gambar 4.2 yang memiliki perameter kuat tarik ( Tensile strength ) = 60,01 KN/m. 49

Adapun nilai dari parameter setiap lapisan tersebut adalah : Tabel 4.1 Parameter Tanah Parameter Nama Sandy Clay Clay Sand Some C.S Mixed Silty Sand Coarse Sand Clay Tuff Some Silt Mixed Tuff Timbunan Satuan Model Material Model MC MC MC MC MC MC MC Jenis Perilaku Material Jenis Undrained Undrained Drained Drained Drained Drained Undrained Berat Isi Tanah Unsat Diatas MAT 9.8 9.42 10 10.43 10.32 10.69 10.1 kn/m3 Berat Isi Tanah Sat Dibawah MAT 15.2 15.15 15.29 15.48 15.35 15.7 15.31 kn/m3 Permeabilitas Horisontal kx 1.5 x 10-3 1.1 x 10-3 0.864 8.64 4.32 8.64 2.3 m/hari Permeabilitas Vertikal ky 1.3 x 10-3 1.0 x 10-3 0.78 7.9 3.8 7.9 2.1 m/hari Modulus Young Eref 1000 1400 2700 19320 16560 22000 2900 kn/m2 Angka poisson v 0.3 0.3 0.3 0.35 0.35 0.35 0.31 Kohesi cref 19.5 19.5 18 0.0001 0.0001 0.0001 8 kn/m2 Sudut Geser ɸ 7 6 8 38 37 40 28 0 Dilatasi 0 0 0 0 0 0 0 0 50

4.2.2 Kalkulasi (Calculation) Tahap selanjutnya ialah kalkulasi yang dimana pada tahap ini semua parameter pada tabel 4.1 yang telah diinput diolah dengan metode elemen hingga. Tahap per tahap di hitung dengan teliti dengan pengerjaan seperti berikut : Tahap 1 : Penghitungan Geotextile dengan lama pemasangan 1 hari Tahap 2 : Penghitungan timbunan 1 dengan lama penimbunan 2 hari Tahap 3 : Penghitungan konsolidasi timbunan 1 dengan lama 4 hari Tahap 4 : Penghitungan timbunan 2 dengan lama penimbunan 2 hari Tahap 5 : Penghitungan konsolidasi timbunan 2 dengan lama 4 hari Tahap 6 : Penghitungan timbunan 3 dengan lama penimbunan 2 hari Tahap 7 : Penghitungan konsolidasi timbunan 3 dengan lama 4 hari Tahap 8 : Penghitungan timbunan 4 dengan lama penimbunan 2 hari Tahap 9 : Penghitungan konsolidasi timbunan 4 dengan lama 4 hari Tahap 10 : Penghitungan timbunan 5 dengan lama penimbunan 2 hari Tahap 11 : Penghitungan konsolidasi timbunan 5 dengan lama 4 hari Tahap 12 : Penghitungan timbunan 6 dengan lama penimbunan 2 hari Tahap 13 : Penghitungan konsolidasi timbunan 6 dengan lama 4 hari 51

Tahap 14 : Penghitungan timbunan 7 dengan lama penimbunan 2 hari Tahap 15 : Penghitungan konsolidasi timbunan 7 dengan lama 4 hari Tahap 16 : Penghitungan timbunan 8 dengan lama penimbunan 2 hari Tahap 17 : Penghitungan konsolidasi timbunan 8 dengan lama 4 hari Tahap 18 : Penghitungan timbunan 9 dengan lama penimbunan 2 hari Tahap 19 : Penghitungan Tekanan air pori minimum. Kalkulasinya dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 4.3 : Kalkulasi Pada Metode Elemen Hingga 52

4.2.3 Hasil (Output) Keluaran dari metode elemen hingga ini adalah tinjauan terhadap penurunan tanah dan deformasi horizontal pada tanah dengan menggunakan geotekstil yang ditampilkan dalam bentuk pemodelan tanah dan grafik. 4.2.3.1 Hasil Penurunan Tanah Dengan Metode Elemen Hingga 0,45 meter Perhitungan penurunan dengan metode elemen hingga diperoleh sebesar Gambar 4.4 : Penurunan Tanah Pada Metode Elemen Hingga 53

4.2.3.2 Hasil Pemodelan Deformasi Horizontal Dengan Metode Elemen Hingga Dalam mencari hasil pemodelan deformasi horizontal parameter yang digunakan sama dengan parameter mencari penurunan begitu juga dengan cara kerjanya. Hasil perhitungan deformasi horizontal yang didapat dengan menggunakan metode elemen hingga dan menggunakan geotekstil adalah deformasi horizontal yang extreme yang diperoleh sebesar 0,08 m. Sedangkan deformasi horizontal yang didapat tanpa menggunakan geotekstil diperoleh sebesar 0,09 m. Berikut dibawah gambar pemodelannya. Gambar 4.5 : Deformasi Horizontal dengan tanpa Geotekstil 54

Gambar 4.6 : Deformasi Horizontal dengan Geotekstil 4.2.3.3 Hasil Peninjauan Dari Tujuh Titik Berbeda Dengan Pemodelan MEH. Pada metode tersebut ada tujuh titik yang ditinjau, yaitu titik A ( 52,42 ; 34,50 ), titik B ( 52,06 ; 34,25 ), titik C ( 52,27 ; 33,80 ), titik D ( 52,27 ; 32,15 ), titik E ( 52,27 ; 30,50 ), titik F ( 52,27 ; 28,85 ),titik G ( 52,27 ; 27,20 ). Setiap titik memiliki besar penurunan yang berbeda beda namun dengan waktu konsolidasi yang sama. 55

Gambar 4.7 : Titik yang Ditinjau Pada Metode Elemen Hingga Grafik 4.8 dibawah menggambarkan besarnya penurunan dan lamanya waktu konsolidasi pada titik A (52,42 ; 34,50). Besarnya penurunan yang terjadi pada saat tanah mencapai derajat konsolidasi 90% adalah 0,36 meter, dan waktu konsolidasi pada saat derajat konsolidasi mencapai 90% adalah 111 hari. 0,40 0,35 Penurunan (m) 0,30 0,25 0,20 0,15 0,10 0,05 0,00 0 3 13 19 26 33 43 49 111 Waktu (hari) Point A Gambar 4.8 Grafik Penurunan Terhadap Waktu Pada Titik A 56

Grafik 4.9 dibawah menggambarkan besarnya penurunan dan lamanya waktu konsolidasi pada titik B (52,06 ; 34,25). Besarnya penurunan yang terjadi pada saat tanah mencapai derajat konsolidasi 90% adalah 0,34 meter, dan waktu konsolidasi pada saat derajat konsolidasi mencapai 90% adalah 111 hari. Penurunan (m) 0,40 0,35 0,30 0,25 0,20 0,15 0,10 0,05 0,00 0 3 13 19 26 33 43 49 111 Waktu (hari) Point B Gambar 4.9 Grafik Penurunan Terhadap Waktu Pada Titik B Grafik 4.10 dibawah menggambarkan besarnya penurunan dan lamanya waktu konsolidasi pada titik C (52,27 ; 33,80). Besarnya penurunan yang terjadi pada saat tanah mencapai derajat konsolidasi 90% adalah 0,31 meter, dan waktu konsolidasi pada saat derajat konsolidasi mencapai 90% adalah 111 hari. Penurunan (m) 0,35 0,30 0,25 0,20 0,15 0,10 0,05 0,00 0 3 13 19 26 33 43 49 111 Waktu (hari) Gambar 4.10 Grafik Penurunan Terhadap Waktu Pada Titik C Point C 57

Grafik 4.11 dibawah menggambarkan besarnya penurunan dan lamanya waktu konsolidasi pada titik D (52,27 ; 32,15). Besarnya penurunan yang terjadi pada saat tanah mencapai derajat konsolidasi 90% adalah 0,23 meter, dan waktu konsolidasi pada saat derajat konsolidasi mencapai 90% adalah 111 hari. 0,25 Penurunan (m) 0,20 0,15 0,10 0,05 0,00 0 3 13 19 26 33 43 49 111 Waktu (hari) Point D Gambar 4.11 Grafik Penurunan Terhadap Waktu Pada Titik D Grafik 4.12 dibawah menggambarkan besarnya penurunan dan lamanya waktu konsolidasi pada titik E (52,27 ; 30,50). Besarnya penurunan yang terjadi pada saat tanah mencapai derajat konsolidasi 90% adalah 0,16 meter, dan waktu konsolidasi pada saat derajat konsolidasi mencapai 90% adalah 111 hari. Penurunan (m) 0,18 0,16 0,14 0,12 0,10 0,08 0,06 0,04 0,02 0,00 0 3 13 19 26 33 43 49 111 Waktu( Hari) Point E Gambar 4.12 Grafik Penurunan Terhadap Waktu Pada Titik E 58

Grafik 4.13 dibawah menggambarkan besarnya penurunan dan lamanya waktu konsolidasi pada titik F (52,27 ; 28,85). Besarnya penurunan yang terjadi pada saat tanah mencapai derajat konsolidasi 90% adalah 0,12 meter, dan waktu konsolidasi pada saat derajat konsolidasi mencapai 90% adalah 111 hari. Penurunan (m) 0,14 0,12 0,10 0,08 0,06 0,04 0,02 0,00 0 3 13 19 26 33 43 49 111 Waktu (hari) Point F Gambar 4.13 Grafik Penurunan Terhadap Waktu Pada Titik F Grafik 4.14 dibawah menggambarkan besarnya penurunan dan lamanya waktu konsolidasi pada titik G (52,27 ; 27,20). Besarnya penurunan yang terjadi pada saat tanah mencapai derajat konsolidasi 90% adalah 0,08 meter, dan waktu konsolidasi pada saat derajat konsolidasi mencapai 90% adalah 111 hari. 0,10 Penurunan (m) 0,08 0,06 0,04 0,02 Point G 0,00 0 3 13 19 26 33 43 49 111 Waktu (hari) Gambar 4.14 Grafik Penurunan Terhadap Waktu Pada Titik G 59

ditinjau. Grafik 4.15 dibawah menunjukkan perbedaan penurunan setiap titik yang Penurunan (m) 0,40 0,35 0,30 0,25 0,20 0,15 0,10 0,05 0,00 0 3 13 19 26 33 43 49 111 Waktu ( hari) Point A Point B Point C Point D Point E Point F Point G Gambar 4.15 Grafik Penurunan Terhadap Waktu Pada Titik A,B,C,D,E,F,G 4.3 Tegangan Tarik Pada Geotekstil Dalam mencari tegangan tarik geotekstil digunakan rumus persamaan 2.6 dan persamaan 2.7: τg = (cg + σg tanδ ) τg = ( 19,5 + σg tan 7 ) Mencari, σg = ( ) σg =, (, ) (, ) σg =,, σg = 0,13 KN/ 60

jadi, τg = ( 19,5 + σg tan 7 ) τg = ( 19,5 + 0,13 tan 7 ) τg = 19,51 KN/ Setelah dihitung maka diperoleh besar tegangan tarik pada geotextile sebesar 19,51 KN/ 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Dari perhitungan dengan menggunakan metode elemen hingga terhadap penurunan tanah pada STA 35 + 901 dengan tanpa menggunakan Geotextile hingga mencapai derajat konsolidasi 90 % diperoleh penurunan sebesar 0,46 m. Sedangkan hasil penurunan total yang diperoleh dari program metode elemen hingga pada STA 35 + 901 dengan menggunakan Geotextile hingga mencapai derajat konsolidasi 90 % adalah 0,45 m 2. Hasil Deformasi Horizontal yang didapat dengan menggunakan metode elemen hingga yang paling extreme dengan geotekstil diperoleh sebesar 0,08 m sedangkan deformasi horizontal yang terjadi dengan tanpa geotekstil sebesar 0,09 m 3. Teknik perbaikan tanah yang dipeeroleh pada proyek tersebut dengan menggunakan Geotextile memiliki kegunaan, yaitu sebagai separator (pemisah) 4. Dari hasil perhitungan yang telah didapat,diperoleh tegangan tarik pada geotextile sebesar 19,51 Kn/ 62

5.2 Saran 1. Pada program Metode Elemen Hingga, nilai parameter, waktu pelaksanaan serta tahapan yang yang dimasukkan sebagai data merupakan hasil dari penyesuaian terhadap data yang diperoleh dilapangan. 2. Untuk kedepan, diharapkan kepada para pendidik untuk memberikan mata kuliah ilmu-ilmu yang lebih berkaitan langsung dengan penanganan permasalahan-permasalahan tanah dan yang sering dijumpai di lapangan selain pelajaran-pelajaran yang telah disesuaikan dengan silabus yang sudah ditetapkan. 63