BAB I PENDAHULUAN UKDW. lebih dari 6,0 mg/dl terdapat pada wanita (Ferri, 2017).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hiperurisemia adalah peningkatan kadar asam urat dalam darah, lebih dari

BAB I PENDAHULUAN UKDW. ginjal. Dari data American Heart Association tahun 2013 menyebutkan bahwa di

BAB 1 PENDAHULUAN. Asam urat telah diidentifikasi lebih dari dua abad yang lalu, namun

BAB I PENDAHULUAN. pada tubuh dapat menimbulkan penyakit yang dikenal dengan. retina mata, ginjal, jantung, serta persendian (Shetty et al., 2011).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kreatinin serum pada pasien diabetes melitus tipe 2 telah dilakukan di RS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Hiperurisemia adalah keadaan terjadinya peningkatan kadar asam urat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. zat atau substasi normal di urin menjadi sangat tinggi konsentrasinya. 1 Penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERBEDAAN PENYEBAB GAGAL GINJAL ANTARA USIA TUA DAN MUDA PADA PENDERITA PENYAKIT GINJAL KRONIK STADIUM V YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD

BAB I PENDAHULUAN. hidup saat ini yang kurang memperhatikan keseimbangan pola makan. PGK ini

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN PROTEIN DENGAN KADAR UREUM DAN KREATININ DARAH PADA PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini digunakan sampel 52 orang yang terbagi menjadi 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pada pria dan 21,6% pada wanita (Zhu et al., 2011). Data tahun 2012 pada populasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami. penurunan akibat proses degeneratif (penuaan) sehingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Ginjal merupakan salah satu organ utama dalam tubuh manusia yang

ABSTRAK GAMBARAN KADAR ASAM URAT SERUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2

BAB I PENDAHULUAN. Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronik (PGK) atau chronic kidney disease (CKD) adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Sumatera Utara

BAB.I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Diabetes Melitus adalah penyakit kelainan metabolik yang memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. nefrologi dengan angka kejadian yang cukup tinggi, etiologi luas, dan sering diawali

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Puskesmas ini. meraih berbagai penghargaan ditingkat nasional.

salah satunya disebabkan oleh pengetahuan yang kurang tepat tentang pola makan yang menyebabkan terjadinya penumpukan asam urat.

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Hipertensi merupakan salah satu kondisi kronis yang sering terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan ginjal (renal damage) yang terjadi lebih dari tiga bulan, dikarakteristikan

BAB 1 PENDAHULUAN. atau gabungan keduanya (Majid, 2007). Penyakit jantung dan pembuluh darah

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan 8 16% di dunia. Pada tahun 1999 berdasarkan data Global burden of

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

PERBEDAAN ANGKA KEJADIAN HIPERTENSI ANTARA PRIA DAN WANITA PENDERITA DIABETES MELITUS BERUSIA 45 TAHUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kasus terbanyak yaitu 91% dari seluruh kasus DM di dunia, meliputi individu

BAB 3. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan adanya peningkatan tekanan darah sistemik sistolik diatas atau sama dengan

Hubungan Kadar Gula Darah dengan Glukosuria pada Pasien Diabetes Mellitus di RSUD Al-Ihsan Periode Januari Desember 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN Latar Belakang

kematian sebesar atau 2,99% dari total kematian di Rumah Sakit (Departemen Kesehatan RI, 2008). Data prevalensi di atas menunjukkan bahwa PGK

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang Penelitian. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu penyakit metabolik yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. berkhasiat obat ini adalah Kersen. Di beberapa daerah, seperti di Jakarta, buah ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENYAKIT DEGENERATIF V I L D A A N A V E R I A S, M. G I Z I

BAB I PENDAHULUAN. Natrium diklofenak merupakan obat golongan antiinflamasi nonsteroid

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit yang banyak dialami oleh

Sintesis purin melibatkan dua jalur, yaitu jalur de novo dan jalur penghematan (salvage pathway).

BAB I PENDAHULUAN. diseluruh dunia baik di negara berkembang maupun negara yang sedang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Amerika Serikat misalnya, angka kejadian gagal ginjal meningkat tajam dalam 10

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. cukup besar di Indonesia. Hal ini ditandai dengan bergesernya pola penyakit

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Muhammadiyah Yogyakarta Unit Gamping. Data dikumpulkan pada bulan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan

I. PENDAHULUAN. metabolisme tubuh yang sudah tidak digunakan dan obat-obatan. Laju Filtrasi

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan kasus sebanyak 300 juta penduduk dunia, dengan asumsi 2,3%

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. serum terhadap kejadian acute coronary syndrome (ACS) telah dilakukan

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tubuh dan menyebabkan kebutaan, gagal ginjal, kerusakan saraf, jantung, kaki

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian Ilmu Penyakit Dalam.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal serta gangguan

BAB I PENDAHULUAN. Peradangan sendi pada artritis gout akan menimbulkan serangan nyeri

BAB I PENDAHULUAN. adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM, baik aspek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perubahan struktur umur penduduk yang ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal Ginjal Kronik (GGK) merupakan sindrom klinis yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya semakin meningkat setiap tahun di negara-negara berkembang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. urat. Kebanyakan arthritis gout disebabkan oleh pembentukan asam urat yang

BAB 1. mempengaruhi jutaan orang di dunia karena sebagai silent killer. Menurut. WHO (World Health Organization) tahun 2013 penyakit kardiovaskular

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

BAB I PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Asam urat merupakan produk akhir dari degradasi purin. Pada monyet asam

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... v. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. RINGKASAN... viii. SUMMARY...

Kondisi Kesehatan Ginjal Masyarakat Indonesia dan Perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN. dari orang ke orang. PTM mempunyai durasi yang panjang, umumnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 6,0 mg/dl dan untuk pria 6,8 mg/dl. Hiperurisemia didefinisikan sebagai plasma

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Diabetes Melitus (DM) berdasarkan American Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. secara menahun dan umumnya bersifat irreversibel, ditandai dengan kadar

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Serum asam urat adalah produk akhir dari metabolisme purin (Liu et al, 2014). Kadar serum asam urat dapat menjadi tinggi tergantung pada purin makanan, pemecahan purin endogen, ketidaknormalan metabolisme serum asam urat juga ekskresi urat lewat ginjal dan usus yang nantinya bisa menyebabkan hiperurisemia (Signh et al, 2010). Hiperurisemia adalah keadaan di mana terjadi peningkatan kadar asam urat darah yang melebihi batas normal (Tjokorda, 2014). Kadar asam urat dalam darah lebih dari 7,0 mg/dl terdapat pada laki-laki dan lebih dari 6,0 mg/dl terdapat pada wanita (Ferri, 2017). Prevalensi hiperurisemia berbeda-beda berhubungan dengan wilayah, golongan umur dan jenis kelamin. Hasil penelitian hiperurisemia dari 24 negara lebih banyak ditemukan di Asia (East Asia). Jangkauan terluas prevalensi lebih dari dua dekade diamati di Asia Timur-Jepang. Berdasarkan wilayah prevalensi hiperurisemia di Indonesia yaitu 18 % (Smith et al, 2015). Pada penelitian Japanese-Brazillians prevalensi hiperurisemia sebesar 35,5% (Poletto, 2011). Prevalensi kejadian hiperurisemia lebih tinggi terjadi pada laki-laki, karena terjadinya hiperurisemia dipengaruhi oleh hormon estrogen, salah satu fungsinya adalah untuk mengekskresi asam urat dari dalam tubuh. Pada laki-laki tidak terdapat hormon estrogen yang tinggi sehingga sulit untuk mensekresi asam urat 1

(Nelms et al, 2010). Kadar asam urat mulai meningkat selama pubertas pada lakilaki dan pada wanita setelah mengalami menopouse (Signh et al, 2010). Prevalensi kejadian hiperurisemia pada usia remaja berdasarkan penelitian yang dilakukan di korea antara tahun 2008 dan 2011 dengan 28.589 sampel menunjukan prevalensi hiperurisemia sebesar 27,1% pada laki-laki dan 5,2% pada wanita (Kyoung et al, 2014). Penelitian yang dilakukan di jepang menunjukan sebanyak 20,7% pada remaja laki-laki (Tang et al, 2010). Penelitian yang dilakukan pada 66 subjek remaja laki-laki berusia 16-18 tahun ditemukan 6% mengalami hiperurisemia (Pusriningsih & Panunggal, 2014). Berdasarkan usia meningkatnya kadar asam urat dimulai pada pria usia 30 tahun dan wanita usia 50 tahun (Liu et al, 2011). Prevalensi hiperurisemia pada 1011 subjek berusia 25-64 tahun ditemukan sebesar 35,2% pada pria dan 8,7% pada wanita (Singh, 2012). Besarnya angka kejadian hiperurisemia pada masyarakat Indonesia belum ada data yang pasti (Tjokorda, 2014). Satu survei epidemiologik yang dilakukan di Bandungan, Jawa Tengah atas kerjasama WHO COPCORD terhadap 4.683 sampel berusia antara 15-45 tahun didapatkan prevalensi hiperurisemia 24,3% pada pria dan 11,7% pada wanita (Kurniari, 2011). Pada studi hiperurisemia di rumah sakit angka prevalensi tinggi karena pengaruh obat-obatan yang diminum penderita. Angka prevalensi antara 17-28 % (Hensen, 2007). Hiperurisemia merupakan hasil dari interaksi multifaktorial termasuk jenis kelamin, umur, genetik, dan juga faktor lingkungan. Hal-hal yang dapat memepengaruhi hiperurisemia adalah adanya peningkatan metabolisme asam urat 2

(over-production) atau penurunan pengeluaran asam urat urin (under-excretion) atau gabungan keduanya (Tjokorda, 2014). Kondisi yang berkaitan dengan hiperurisemia yaitu konsumsi alkohol, obesitas, hipertensi, dyslipidemia, hiperglikemia, diabetes melitus, litiasis, gagal ginjal dan penggunaan obat-obatan seperti diuretik, siklosporin, dan aspirin dosis rendah. Hiperurisemia ini dapat berkembang menjadi penyakit gout, penyakit kardiovaskular, dan sindrom metabolik (Liu et al, 2011). Asam urat mempunyai sifat yang tidak larut dalam air hasil akhir metabolisme purin nukleotida pada manusia. Asam urat disaring oleh glomerulus dan kemudian diserap oleh tubulus proksimal dan diekskresikan oleh ginjal dalam bentuk urin. Pada saat ginjal menyerap kembali asam urat dapat membuat kadar serum asam urat yang lebih tinggi karena manusia tidak mempunyai uratase sehingga produk akhirnya asam urat ini yang membedakan dengan spesies lainnya. Meningkatnya kadar asam urat dapat menjadi indikator terjadinya hipertensi, kelainan vaskular dan gagal ginjal, namun mekanisme cedera langsung pada ginjal yang ditimbulkan oleh asam urat masih kontroversial. Penurunan laju filtrasi glomerulus memberi kontribusi untuk hiperurisemia yang berhubungan dengan penyakit ginjal kronis. Jika hiperurisemia merupakan faktor independen gagal ginjal, tentunya usaha untuk menurunkan kadar plasma asam urat akan menurunkan prevalensi gagal ginjal (Lugito, 2013; Murray, 2012; Sah& Qing, 2015). Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan antara hiperurisemia dengan laju filtrasi glomerulus. 3

1.2 Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, timbullah pertanyaan apakah terdapat hubungan antara kadar asam urat dengan laju filtrasi glomerulus? 1.3 Tujuan Penelitian Mengetahui hubungan kadar asam urat dengan laju filtrasi glomerulus. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis : Dapat memberikan informasi mengenai hubungan antara kadar asam urat dengan laju filtrasi glomerulus. 2 Manfaat Praktis : a. Penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai pertimbangan penelitian selanjutnya. b. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat membuat kesadaran dari masyarakat meningkat mengenai pentingnya kontrol asam urat sehingga secara tidak langsung dapat menurunkan kejadian hiperurisemia dan juga penyakit yang menjadi komplikasi dari hiperurisemia. 4

1.5 Keaslian Penelitian Nama Peneliti Kurniari, P.K., et al, 2013 Pranata, P.B., 2013 Tabel. 1 Keaslian Penelitian Tempat Penelitian, Judul Penelitian Metode, dan Subyek Penelitian Hubungan Hiperurisemia Dan Fractin Uric Acid Clearance Di Desa Tenganan Pengringsingan Karangasem Bali Hubungan kadar asam urat dalam darah pada penderita penyakit ginjal kronik dengan kejadian artritis gout di RSUD DR.Moewardi Surakarta Bali, penelitian dengan pendekatan potong lintang, jumlah subjek penelitian 51 laki-laki dan 49 perempuan. Surakarta, dengan pendekatan potong lintang, jumlah subjek penelitian, dari 60 pasien PGK Hasil Penelitian Terdapat hubungan antara hiperurisemia dengan FUAC Tidak terdapat hubungan antara kadar asam urat dalam darah pada penderita gagal ginjal kronik dengan kejadian artritis gout Hartati, A., Perbedaan laju Bandung, Cimahi, Terdapat et al, 2013 filtrasi glomerulus penelitian potong perbedaan berdasarkan lintang, jumlah subjek signifikan antara kreatinin dan 21 kasus SN dengan LFG berdasarkan cystatin C serum jumlah 18 laki-lakidan kadar kreatinin pada sindrom 3 perempuan. dan cystatin C nefrotik anak serum 5

Awang, N., Hubungan antar 2015 kadar asam urat dengan laju filtrasi glomerulus pasien hipertensi esensial tingkat-1 di RSK Linda mara Sumba Timur Sumba timur, dengan Kadar asam urat pendekatan potong tidak memiliki lintang, jumlah subjek hubungan dengan 58 orang yang laju filtrasi mengalami hipertensi glomerulus esensial tingkat-1 terdiri dari 22 perempuan dan 36 laki-laki Penelitian yang dilakukan penulis mempunyai perbedaan dengan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar asam urat dengan laju filtrasi glomerulus pada pria nonhipertensi di Pedukuhan II Sumberan Ngestiharjo Kasihan Bantul dengan menggunakan rumus CKD-EPI. 6