PENERAPAN MODEL AIR (AUDITORY, INTELLECTUALLY, REPETITION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA KELASV SEKOLAH DASAR

dokumen-dokumen yang mirip
UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR KELAS V PADA MATA PELAJARAN IPS DENGAN METODE COOPERATIVE SECRIPT DI SDN GELAM 1

MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA PEMBELAJARAN IPA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN WAKTU MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DAN MEDIA SISWA KELAS II SDN SEKARDANGAN

PEMECAHAN MASALAH TIPE WHAT S ANOTHER WAY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V SD

PENERAPAN MODEL BAMBOO DANCING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS 5 SD PADA PEMEBELAJARAN IPA

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

PENERAPAN PEMBELAJARAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA PADA IPA KELAS IV SDN II KEPADANGAN

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

PENGAJARAN LANGSUNG UNTUK MENURUNKAN KESULITAN BELAJAR ANAK KELAS V DALAM PELAJARAN MATEMATIKA KHUSUSNYA PERKALIAN DI SDN GELAM 1 SIDOARJO

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN LAPS-HEURISTIK UNTUK MENINGKATKAN PENALARAN SISWA KELAS V PADA MATERI PECAHAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN PARAGRAF PADA KELAS III SDN KEBOANSIKEP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

PENGGUNAAN MEDIA CHARTA UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENDEKATAN EKSPLORATORY DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDIT INSAN KAMIL SIDOARJO

BAB III METODE PENELITIAN. yang layak untuk melakukan PTK adalah guru di kelasnya sendiri. Lebih rinci

PENERAPAN MODEL TAI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATERI BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS IV SD

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDK Terpencil Punsung Beau Berbantuan Media Gambar Pada Mata Pelajaran IPA

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan model pembelajaran AIR ( Auditory Intellectually

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN ROLE PLAYING PADA MATERI JUAL BELI IPS KELAS III UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DI SDN GEDANG II

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MATA PELAJARAN PKN SD KOTA TEBING TINGGI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 BULUKUMBA

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN TGT BERBANTUAN MEDIA MONOPOLI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN KELAS 3 SD

PENERAPAN PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN AIR PADA MATERI SIFAT-SIFAT BANGUN DAN HUBUNGAN ANTAR BANGUN DI KELAS V SD

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SDN 178 PEKANBARU

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN JARIMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERKALIAN PADA SISWA KELAS III SD

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan

PENGGUNAAN GARIS BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DI KELAS V SD INPRES 3 BESUSU

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

MODEL TGT BERBANTUAN MEDIA KARTU BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR IPA SISWA KELAS 4 SD

PENERAPAN CPS MATERI BANGUN RUANG UNTUK MENINGKATKAN KETRAMPILAN BERFIKIR KRITIS PADA SISWA KELAS 5 SD

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY, INTELLECTUALY, REPETITION (AIR) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS III SDN 37 PEKANBARU

BAB III METODE PENELITIAN. dengan jumlah siswa 20 anak yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11. Lugusari Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kayu Batu Kecamatan Bunut Kabupaten Pelalawan. 2013/2014 yang berjumlah 14 siswa. Sedangkan Obyek penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode adalah cara atau prosedur yang digunakan untuk menganalisa suatu. pada metode yang digunakan oleh penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GEOMETRI SISWA KELAS II SD

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal EduTech Vol. 2 No. 1 Maret 2016 ISSN: e-issn:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas. Istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IVA SDN 4 PEKANBARU

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan kelas. Dalam penelitian ini penelitian difokuskan pada situasi kelas, di

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peran aktif manusia dalam kehidupan sangat penting, karena dengan

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG BENDA-BENDA LANGIT. Sri Utami Ningtiyanti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri secara kolaboratif dan

Penerapan Metode Eksperimen pada Materi Sifat Cahaya Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN 1 Balukang Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

PENGGUNAAN MODEL GUIDE INQUIRY LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN SISWA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI KPK DAN FPB SRI WAHYU MULIA NINGSIH

Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIA

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SDN 2 Donggulu Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Pemberian Tugas Individu Di Kelas IV

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Peningkatan Pemahaman Materi Sistem Peredaran Darah Manusia

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 177 PEKANBARU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014. Dengan jumlah siswa 36 anak, yang terdiri dari 17 siswa laki-laki

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ARITMATIKA SOSIAL DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 1 SURABAYA

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut Kemmis. pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain.

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TIME TOKEN AREND

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang selanjutnya akan

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN. Sekolah MA AL-FALAH Limboto khususnya kelas XI IPS dengan jumlah siswa

BAB III METODE PENELITIAN. diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil. saling terkait dan berkesinambungan, yaitu :

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

BAB III METODE PENELITIAN. masing siklus terdiri dari empat kegiatan yakni perencanaan, tindakan,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL AIR (AUDITORY, INTELLECTUALLY, REPETITION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA KELASV SEKOLAH DASAR Wagiya Bela Choiriyah 158620600190Semester 6/Kelas A4/S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Bella.choiriyah@gmail.com Artikel ini dibuat untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester (UTS) pada Matakuliah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan Dosen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd Abstrak Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPA. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPA melalui model pembelajaran AIR (AUDITORY, INTELLECTUALLY, REPETATION). Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas yang di sebut dengan PTK.Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas yang di kembangkan oleh Kemmis & McTaggart, dalam model penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus yaitu dimana setiap siklus terdiri dari perencanaan (planing), tindakan (acting), pengamatan (observing), refleksi (reflecting). Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data menggunakan soal latihan dan observasi guru dan siswa. Subjek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas V SDN Cangkringturi Prambon Sidoarjo tahun pelajaran 2017/2018 dengan jumlah 29 siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa adanya peningkatan dalam hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan rata-rata hasil belajar siswa dari siklus I 76,89 dengan ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 63,79% ke siklus II dengan rata-rata menjadi 84,13 degan ketuntasan hasil belajar siswa 84,13%. Dengan demikian dapat disimpulkn bahwa penggunaan model pembelajaran AIR dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA kelas V SD. Kata Kunci: Model Air, Hasil Belajar PENDAHULUAN Salah satu tujuan belajar adalah bukan hanya berorientasi pada penguasaan materi dengan menghafal fakta-fakta informasi dan materi pelajaran yang di dapat. Tetapi orientasi sesungguhnya dari proses belajar adalah memberikan pengalaman untuk jangka panjang. Dengan demikian dengan demikian hasil pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa. Pembelajaran IPA di sekolah dasar di harapkan dapat menjadi wahana peserta Didik mempelajari alam sekitar. Sehingga peserta Didik memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang konsep IPA yang dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran IPA harus bisa mengeksplorasi wawasan pengetahuan siswa, menumbuhkan kemampuan berpikir, bersikap ilmiah, serta menanamkan keberanian siswa untuk berani menyelesaikan masalah masalah yang di temuinya. Menurut (Amir dan Kurniawan, 2016) sebagai seorang guru haruslah memiliki kemampuan dalam mencari kelemahan yang dimiliki oleh siswanya dan seorang guru haruslah mampu menumbuhkan kemampuan berpikir kritis. siswa Tetapi dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti melalui wawancara dan observasi dalam proses pembelajaran guru hanya menggunakan metode ceramah, guru tidak menggunakan media atau alat peraga dalam proses pembelajaran dan juga guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif mengikuti pelajaran serta kurangnyaguru dalam memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih menemukan pengetahuan dan berpikir untuk menyelesaikan masalah. Sehingga hal-hal tersebut. Mengakibatkan siswa mengantuk pada saat proses pembelajaran, siswa mudah melupakan 1

materi yang telah di sampaikan serta hasil evaluasi yang kurang memuaskan. Inti dari masalah-masalah tersebut adalah tidak optimalnya aktivitas dalam pembelajaran, rendahnya minat siswa dalam pembelajaran IPA, interaksi antar siswa dan guru belum begitu optimal. Sehingga masalahmasalah tersebut mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA. Oleh karena itu Hasil Belajar IPA menjadi fokus masalah dalam penelitian. Untuk memecahkan permasalahan di atas peneliti akan memberikan solusi dengan menerapkan model pembelajaran AIR (AUDITORY, INTELLECTUALLY, REPETATION) dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran AIR menuntut peserta didik untuk belajar melalui mendengarkan, berbicara, presentasi, mengemukakan pendapat, menanggapi, berkonsentrasi dan berlatih menggunakannya melalui bernalar, mencipta, mengontruksi, memecahkan masalah. Belajar juga harus dilakukan dengan pengulangan yaitu melalui pemberian soal, pemberian tugas, maupun pemberian kuis guna untuk memperluas dan memperdalam pengetahuan dan pemahaman peserta didik. Auditory merupakan pembelajaran dengan cara belajar melalui melihat, mendengar, argumentasi, presentasi, menyimak, berbicara, menanggapi dan mengemukakan pendapat. Intellectually mempunyai makna bahwasannya belajar harus menggunakan kemampuan berpikir atau biasa disebut (mind-on). Sedangkan Repetition merupakan pengulakan yaitu pemberian tugas atau kuis secara individu yang bertujuan sebagai perluasan, pemantapan, pendalaman, serta penguatan pemahaman yang di peroleh siswa dari pembelajaran. Dalam hasil penelitian Ainia etal. (Dalam lenuwih 2012), mengungkapkan bahwa pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran AIR akan meningkatkan kreativitas siswa, kemampuan memecahkan masalah, meningkatkan kemampuan pemahaman bagi siswa, meningkatkan keaktifan siswa, serta akan memberikan siswa kemampuan lebih dalam daya ingat yang kuat. Oleh karena itu model pembelajaran AIR dapat menjadi solusi terhadap masalah yang ada karena dengan model pembelajaran ini dapat memberikan pengalaman belajar siswa yang lebih bermakna, dengan pembelajaran AIR juga siswa dapat mengeksplorasi pengetahuan dan Ide-ide yang mereka miliki, dengan pembelajaran ini juga dapat menumbuhkan keberanian siswa dalam mengungkapkan pendapat, dalam pembelajaran ini siswa memperoleh pemahaman yang lebih sehingga pemahaman yang di peroleh siswa akan lebih bermakna karena dalam pembelajaran AIR siswa akan belajar dengan Auditory yang berupa menyimak, melihat dan mendengar setelah itu siswa akan dituntut berfikir untuk memecahkan masalah, selain itu siswa juga di tuntut untuk mengungkapkan pendapatnya. Setelah siswa berfikir dan mengungkapkan pengetahuannya proses selanjutnya adalah siswa mengulang kembali apa yang telah mereka pelajari. Berdasarkan uraian-uraian diatasi, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah Penerapan model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition) dapat meningkatkan hasil belajar siswa SD kelas V SDN Cangkringturi Prambon Sidoarjo pada mata pelajaran IPA tentang Jenis-jenis Tanah Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Cangkringturi Prambon Sidoarjo Pada pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition). Manfaat penelitian ini bagi peneliti adalah untuk menjadikan penelitian ini sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa, manfaat bagi siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa serta meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang di sampaikan METODE PENELITIAN 2

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas atau yang biasa di sebut PTK. (Amir, 2017: 7) Penelitian Tindakan memiliki arti mempelajari situasi sosial yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas. Dalam penelitian tindakan ini terdapat beberapa proses yaitu : proses menganalisis atau telaah, penentuan atau diagnosis, perencanaan, pelaksanaan serta pengawasan atau monitoring. Dengan penelitian tindakan ini dapat menjadi evaluasi diri serta pengembangan profesionalitas. Dalam pendidikan Penelitian Tindakan di sebut sebagai Penelitian Tindakan Kelas atau PTK. PTK merupakan introspeksi diri serta mengevaluasi diri dengan berani bertindak dan berfikir kritis yang dilakukan oleh pendidik serta partisipan yang terlibat (guru, siswa dan kepala sekolah) guna untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan. Penelitian tindakan kelas memiliki artian sebagai salah satu jenis penelitian yang memiliki upaya untuk memecahan masalah yang telah dihadapi pendidik yaitu guru maupun dosen dalam proses pembelajaran di kelasnya. DalamPTK ini dilakukan dengan memiliki tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA kelas V Sekolah Dasar. PTK ini dilakukan dengan memfokuskan pada proses pembelajaran yang yang terjadi di dalam kelas. Penelitian ini dilakukan dengan merajuk pada proses Penelitian Tindakan Kelas yang dikembangkan oleh Kemmis & McTaggart dimana terdiri dari 2 siklus dari masing-masing siklus tersebut terdapat empat komponen yaitu perencanaan (planing), tindakan (acting), pengamatan (observing), refleksi (reflecting).setiap siklus diadakan dalam satu kali pertemuan. Berikut prosedur penelitian tindakan kelas secara rinci. (1) Perencanaan, Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Mengidentifikasi media yang akan dilakukan dalam pembelajaran, Menyusun dan membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) serta membuat tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar beserta pedoman penilaian untuk mengetahui hasil belajar setelah penerapan model AIR dalam pembelajaran. (2) Pelaksanaan, Pada kegiatan ini adalah melaksanakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP yang telah dibuat dengan mengimplementasikan model pembelajaran AIR dalam skenario pembelajaran. (3) Observasi, Pada kegiatan observasi dilakukan peneliti secara kolaboratif dengan menggunakan lembar observasi. Dalam kegiatan ini peneliti juga melakukan pengamatan dalam proses pembelajaran untuk mengetahui dan mendeskripsikan aktivitas siswa dan interaksi siswa terhadap pembelajaran. (4) Refleksi, Pada tahap ini peneliti melakukan analisis dari hasil yang telah di dapat dari tahap observasi. Serta mengkaji hasil belajar siswa dengan melakukan analisis data, dan tes hasil belajar siswa. Semua hasil yang di dapat kemudian di sesuaikan dengan indikator keberhasilan sebagai rujukan dalam memperbaiki kelemahan dan kekurangan pada siklus ini agar pelaksanaan dalam siklus berikutnya menjadi lebih efektif. Penelitian ini di laksanakan di kelas V SDN Cangkringturi Turi Prambon Sidoarjo. Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Cangkringturi tahun ajaran 2017/2018 dengan jumlah 29 siswa, 14 perempuan dan 15 laki-laki. Dalam penelitian tindakan kelas ini pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan jenis data yang diperoleh adalah dengan menggunakan data kuantitatif berupa tes hasil belajar. Alat yang di gunakan untuk mengumpulkan data adalah dengan menggunakan latihan soal pre-test, post-test dan lembar kerja diskusi (LKD). Pada siklus I sebelum pembelajaran dimulai siswa di berikan soal pre-test guna sebagai pedoman pada peningkkatan Hasil belajar kemudian dilakukan pembelajaran pada saat pembelajaran siswa di berikan Lembar kerja diskusi guna untuk mengetahui aktivitas siswa dalam diskusi setelah pembelajaran siswa di berikan soal - Post test guna untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar siswa. hasil tes yang didapat diperoleh dari data mentah pada setiap siklus, setelah itu diberikan skor. Kemudian melakukan perhitungan nilai rata-rata 3

kemampuan siswa untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa setelah mengikuti pelajaran serta untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti pelajaran. Untuk mengolah data nilai yang telah di dapatkan. Untuk mengetahui hasil nilai siswa dilakukan analisis data. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif deskriptif. Pembelajaran bisa Dikatakan tuntas jika hasil belajar siswa dari keseluruhan 75% secara klasikal telah mencapai KKM yang telah ditentukan oleh pihak sekolah yaitu 70. Untuk mengetahuai ketuntasan klasikal, maka perlu dilakuakan pengukuran hasil belajar dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Ketuntasan Klasikal PK = Purwanto, 2011:116 (dalam yurita 2016) Keterangan : PK : Presentase klasikal ST : Jumlah siswa yang tuntas N : Jumlah seluruh siswa Rata-rata Hasil Belajar X= Ngalim Purwanto (Dalam Yurita 2016) Keterangan : X : Rata-rata seluruh nilai siswa X : Jumlah seluruh nilai siswa n : Jumlah siswa Peningkatan Hasil Belajar P = Zainal,2008:53 (Dalam Yurita 2016) Keterangan : P : Persentase peningkatan Posrate : Nilai rata-rata sesudah tindakan Baserate : Nilai rata-rata sebelum tindakan HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam keseluruhan penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus, di masingmasing siklus telah dilakukan 1 pertemuan dalam pembelajaran. Meliputi: Siklus I Perencanaan Di dalam perencanaan guru buat dan menyusun RPP sebagai skenario pembelajaran, Menyiapkan media pembelajaran dengan membuat alat peraga, Menyusun dan membuat pedoman pelaksanaan ngamatan dengan membuat Lembar observasi, Menyusun alat evaluasi sebagai alat ukur untuk mengetahui hasil belajar. Tindakan Sebelum melakukan proses pembelajaran siswa di berikan soal pre-test tes, dari hasil pre-test tersebut dapat dipergunakan untuk menentukan skor awal kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran pada siklus I dengan materi tentang jenis-jenis tanah. Pada pertemuan ini dilakukan pada hari Rabu 25 April 2018. Langkah-langkah tindakan yaitu : (a) Guru menayangkan sebuah video tentang materi jenis-jenis tanah (b) Guru memberikan penjelasan tentang video tersebut (c) Guru Membentuk kelompok belajar heterogen yang terdiri dari 5-6 (d) Siswa mendiskusikan lembar kerja yang diberikan guru (e) Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil kerja dari kelompoknya masing-masing (f) Kelompok lain memberikan respon terhadap kelompok yang presentasi (g) Guru memberikan Lembar kerja siswa secara individu. Observasi Guru melakukan kegiatan pengamatan terhadap proses belajar mengajar dengan cara memantu kegiatan kelompok siswa, mengamati proses transfer informasi serta mencatat hasil belajar siswa. Dalam pengamatan pada pertemuan pertama di siklus I ini siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran berlangsung sehingga siswa terlihat pasif, siswa 4

kurang berani dan tidak percaya diri dalam mengungkapkan pendapatnya. Kekurangan dalam pembelajaran adalah kurangnya guru dalam penguasaan kelas sehingga kelas sering terlihat gaduh saat proses pembelajaran. Refleksi Refleksi Yaitu melakukan analisis hasil belajar siswa serta melakukan perbaikan dari kelemahan sebagai rujukan untuk siklus berikutnya. Pada proses refleksi dilakukan perbaikan kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus pertama guna untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran pada siklus berikutnya. Selanjutnya dilakukan pembelajaran pada siklus II dilakukan perbaikan guna untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I,meliputi : Siklus II Perencanaan Membuat dan menyusun RPP sebagai skenario pembelajaran (b) Menyiapkan media pembelajaran dengan membuat alat peraga (c) Menyusun dan membuat pedoman pelaksanaan ngamatan dengan membuat Lembar observasi (d) Menyusun alat evaluasi sebagai alat ukur untuk mengetahui hasil belajar. Tindakan Sebelum melakukan proses pembelajaran siswa di berikan soal pre-test tes, dari hasil pre-test tersebut akan dipergunakan untuk menentukan skor kegiatan pembelajaran pada siklus II dengan materi tentang jenis-jenis. Pada pertemuan ini dilakukan pada hari kamis 26 April 2018. Langkah-langkah tindakan : (a) Pembelajaran di awali dengan guru memberikan penjelasan materi (b) Guru menayangkan sebuah video tentang Materi jenis-jenis tanah (c)guru memberikan penjelasan tentang video tersebut (d) Guru Membentuk kelompok belajar heterogen yang terdiri dari 5-6 (e) Siswa mendiskusikan lembar kerja yang diberikan guru (f)setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja dari kelompok (g) Kelompok lain memberikan respon terhadap kelompok yang presentasi (h) Guru memberikan Lembar kerja siswa secara individu. (3) Observasi Dalam proses observasi ini guru melakukan kegiatan pengamatan terhadap proses belajar mengajar dengan cara memantu kegiatan kelompok siswa, mengamati proses transfer informasi serta mencatat hasil belajar siswa. Dalam pengamatan siswa tampak lebih aktif dalam mengikuti pelajaran di bandingkan pada pertemuan sebeluberani dan mnya dapat terlihat bahwa siswa mulai percaya diri dalam menjawab pertanyaan -pertanyaan yang di berikan oleh guru. Siswa juga terlihat aktif dalam diskusi kelompok.siswa juga lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran rasa ingin tahu siswa juga tinggi, mereka aktif bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru. Kekurangin dalam pembelajaran ini adalah penguasaan guru dalam mengelola kelas siswa masih sulit untuk dikondisikan kondisi kelas masih sedikit gaduh ketika pembelajaran. Refleksi Menganalisis dari hasil yang telah di dapat dari tahap observasi. Serta mengkaji hasil belajar siswa dengan melakukan analisis data tes hasil belajar siswa. Dalam proses refleksi guru melakukan perbaikan dari kekurangankekurangan yang ada dalam pembelajaran guna untuk meningkatkan efektifitas dalam siklus berikutnya. Dalam penelitian tindakan kelas ini jenis data yang diperoleh adalah dengan menggunakan data kuantitatif berupa tes hasil belajar. Alat yang di gunakan untuk mengumpulkan data adalah dengan menggunakan latihan soal pre-test, post-test dan lembar kerja diskusi (LKD). Hasil tes yang didapat diperoleh dari data mentah pada setiap siklus, setelah itu diberikan skor. Kemudian melakukan perhitungan nilai rata-rata kemampuan siswa untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa setelah mengikuti pelajaran serta untuk mengetahui hasil belajar 5

siswa setelah mengikuti pelajaran. Untuk mengolah data nilai yang telah di dapatkan. Berdasarkan hasil penelitian pada pembelajaran IPA pada siswa kelas V SDN Cangkringturi Prambon Sidoarjo dengan menerapkan model pembelajaran Auditory, Intellectually,Repitation diperoleh data peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Data yang telah diperoleh dianalisis menggunakan rumus-rumus yang telah di tuliskan dalam analisis data yang telah di tentukan. Dengan hasil sebagai berikut adalah hasil penelitian yang telah dilakukan dalam proses pembeljaran yang dilakukan di kelas V. Tabel 1. Presentase data penilaian siswa No Hasil Belajar Data Awal Siklus I Siklus II 1 Nilai 80 100 100 Tertinggi 2 Nilai 40 50 60 Terendah 3 Rata-Rata 62,06 76,89 84,13 Tabel 2. Presentase Ketuntasan Hasil belaja Fokus Siklus I Siklus II Tuntas 63,79% 82,06% Belajar Tidak 36, 21% 17,94% Tuntas Belajar Pada tabel di atas menunjukkan bahwa pada siklus I Nilai tertinggi mengalami kenaikan dari data awal 80 menjadi 100, di siklus II nilai tertinggi juga 100. Hasil belajar di siklus satu nilai rata-ratanya adalah 76,89 dengan ketuntasan Klasikal nya 63,79% meningkat pada siklus II dengan nilai rata-rata 84,13 dengan ketuntasan Klasikal sebesar 82,06%. Dari data di atas hasil belajar siswa serta ketuntasan hasil belajar dari siklus I sebesar 63,79% ke siklus II menjadi 82,06% mengalami peningkatan sebesar 18,21%. Pada analisis penelitian di peroleh tentang aktivitas siswa dan ketercapaian KKM. Aktivitassiswa pada proses pembelajaran untuk penerapan model pembelajaran Auditory, Intellectually, Repetition (AIR) menunjukkan bahwa aktivitas siswa sesuai dengan rencana pembelajaran siswa sertaikut berperan aktif dalam proses pembelajaran. Kekurangan yang terdapat di siklus I adalah kurangnya penguasaan kelas sehingga mengakibatkan suasana di dalam kelas menjadi gaduh serta kurangnya keseriusan siswa tehadap pembelajaran. Perrmasalahan tersebut dapat di perbaiki pada pertemuan berikutnya.dalam proses pembelajaran terlihat bahwa aktivitas belajar siswa telah mengalami peningkatan dari aktivitas siswa pada siklus I yang terbilang masih kurang meningkat pada pembelajaran di siklus II dalam siklus II ini siswa mulai aktif dalam mengikuti pembelajaran. Pada pembelajaran di pertemuan pertama yang di lakukan pada siklus I siswa terlihat tidak percaya diri dalam mengungkapkan pendapatnya, sehingga membuat aktivitas siswa terlihat pasif sedangkan dalam pertemuan ke dua yang di lakukan pada siklus ke II terlihat bahwa ada dari siswa hal ini terlihat siswa mulai berani dan percaya diri dalam mengungkapkan pendapat serta ide-idenya sehingga siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran di kelas. bisa pada siklus II pada pertemuan Menurut pendapat Suherman (dalam Shoimin, 2014:29) Auditory memiliki artian bahwa belajar dengan melalui melihat, mendengar, menyimak, argumentasi, presentasi serta mengungkapkan pendapatdan Ide-ide yang dimilikki siswa serta menanggapipersoalan-persoalan yang ditemui. Siwa yang memiliki gaya belajar auditory mampu mengikuti pembelajaran lebih mudah dalam pembelajaran berdiskusi dengan orang lain. Dengan sering melakukan diskusi siswa akan memiliki kemampuan dalam berbicara, dan mengemukakan pendapat dan Ide-ide yang mereka miliki serta siswa mampiu membahas materi-materi yang telah di berikan oleh guru. Pada pertemuan pertama dalam kegiatan kelompok hanya beberapa siswa yang aktif dalam diaskusi pemecahan masalah yang 6

lain hanya membuat kegaduhan dan bercanda. Siswa juga kurang percaya diri dalam mengungkapkan pendapat dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru. Sehingga siswa terlihat pasif dalam mengikuti pembelajaran. Pada pertemuan ke dua di siklus II dilakukan sebuah perbaikan, dalam pertemuan tersebut siswa menunjukkan peningkatan aktivitas belajar dapat dilihat dari siswa yang sudah berani dan percaya dirinya dalam mengemukakan pendapatnya serta keaktifan siswa dalam kegiatan diskusi kelompok. Menurut pendapat yang di kemukakan oleh Dave Meier (dalam Aris Shoimin, 2014:29) intellectualy memiliki makna bahwasiswa harus menggunakan kemampuan berpikir (mind-on) dalam belajar. Intellectually mengharuskan siswa untuk memecahkan masalah, mencari informasi, menganalisis, menyaring informasi sehingga siswa dapat menciptakan ide-ide, pengetahuanserta pemahaman baru dari hasil pemikirannya. Setelah siswa di minta untuk berdiskusi dengan anggota Kelompok siswa di berikan soal secara individu sebagai bentuk pengulangan materi dan juga untuk mengukur seberapa dalam siswa memahami materi yang telah di ajarkan. Repetition memiliki makna pengulangan dimana pengulangan itu sebagai perluasan, pendalaman, pemantapan, pemahaman yang di peroleh siswa dalam mengikuti pembelajaran pengulangan tersebut dilakukan dengan memberikantugas atau kuis secara individu. Dengan adanya pemberian tugas sebagai acuan untuk mengukur pemahaman siswa pemberian tugas juga dimaksudkan sebagai pengulangan atau mengulang kembali materi yang telah di sampaikan. Model Pembelajaran Auditory, Intellectualy, Repetition (AIR) adalah suatu model pembelajaran dimana guru memiliki peran sebagai fasilitator dan pembelajaran ini berpusat pada proses kegiatan pembelajaran dengan mengintegrasikan ketiga aspek tersbut, sedangkan siswa sendiri yang membangun pengetahuan dan pemahamannya secara kelompok maupun individu. Dengan pembelajaran air siswa dapat belajar dengan meliha, mendengar, berbicara, berdiskusi, untuk mendapatkan informasi selanjutnya siswa akan di tuntut untuk berfikir dalam memecahkan masalah-masalah yang telah di berikan oleh guru, setelah itu siswa akan di berikan pengulangan materi yang telah di sampaikan guru dengan memberikan soal latihan dengan maksud mengulang materi yang sudah dipelajari oleh siswa. Dengan begitu siswa akan aktif mengikuti pemvelajaran. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dalam pembelajaran IPA kelas V SDN Cangkringturi Prambon Sidoarjo dengan menggunakan model pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition ) dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan bahwa pada siklus I Nilai tertinggi mengalami kenaikan dari data awal 80 menjadi 100, di siklus II nilai tertinggi juga 100. Hasil belajar di siklus satu nilai rataratanya adalah 76,89 dengan ketuntasan Klasikal nya 63,79% meningkat pada siklus II dengan nilai rata-rata 84,13 dengan ketuntasan Klasikal sebesar 82,06%. Dari data di atas hasil belajar siswa serta ketuntasan hasil belajar dari siklus I sebesar 63,79% ke siklus II menjadi 82,06% mengalami peningkatan sebesar 18,21%. Meskipun demikian penelitian ini masih mengalami banyak kekurangan peneliti dalam melakukan penelitian sehingga penelitian ini masih perlu adanya perbaikan. Berdasarkan kesimpulan yang didapat dari data-data dan hasil penelitian tersebut dapat disarankanbahwasannya penggunaan model pembelajaran AIR dapat menjadi solusi dalam peningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA karena pada model pembelajaran AIR ini siswa bukan hanya mendapatkan pengetahuan dan informasi yang di sampaikan oleh guru tetapi siswa juga di tuntut aktif dalam pembelajaran, dengan pembelajaran AIR ini siswa dapat mengeksplorasi Ide-ide dan pengetahuan mereka, siswa juga dilatih untuk berani mengungkapkan pendapatnya. 7

DAFTAR PUSTAKA Amir, dan Kurniawan, M. I. (2016). Penerapan Pengajaran Terbalik Untuk Meningkatkan Hasil Mahasiswa PGSD UMSIDA Pada Materi Pertidaksamaan Linear. Jurnal Edukasi, vol.5 (1). Amir, M. F. dan Sartika, S. B. (2017). Metodologi Penelitian Dasar Bidang Pendidikan. Sidoarjo. Umsida Press. Arlinfarlina, dkk. (2014) Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Learning Cycle Pada Mata Pelajaran IPA. Jurnal Portal Garuda. Linuwih, S. (2014). Efektivitas Model Pembelajaran Auditory Intellectually, Repetition (AIR) Terhadap Pemahaman Siswa pada Konsep Energi Dalam. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. 10(2) Juli 2014 158-162. Yunita Efri. (2016). The Implementation Of Auditory, Intellectually, Repetation (AIR) Model Can Improfing Result Of Learning Of Mathematiccs Student Of Class VB SDN Pekan Baru. Jurnal Edukasi. 2016 8

9