TOWER YOKE MOORING SYSTEM (TYMS) PADA FLOATING STORAGE REGASIFICATION UNIT (FSRU) LAMPUNG

dokumen-dokumen yang mirip
NOMOR 57 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BAYU SIDRAP 75 MW. Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

Sistem Offloading Antara FPSO dan Tanker

PT PUPUK KALTIM DISTRIBUTION PLANNING AND CONTROL SYSTEM. Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

NOMOR 60 PROYEK PENGEMBANGAN PT PUPUK KALTIM. Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

NOMOR 63 EW SEMARANG-BAWEN-SALATIGA JALAN TOL PANORAMIK. Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

SENORO GAS DEVELOPMENT PROJECT

NOMOR 61 EW JALAN TOL JORR W2 UTARA CONNECTING JAKARTA. Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

MEWUJUDKAN HUTAN TANAMAN DI INDONESIA

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Lainnya: Keterbukaan Informasi: PGN dan Hoegh-Rekind Tandatangani Kontrak LO&M dan EPCIC Medan LNG FSRF

RESPON DINAMIK SISTEM CONVENTIONAL BUOY MOORING DI SEKITAR PULAU PANJANG, BANTEN, JAWA BARAT

Gas Matindok (PPGM) Donggi

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, (PGN) merupakan perusahaan

NATIONAL CAPITAL INTEGRATED COASTAL DEVELOPMENT PROYEK PENGAMAN PANTAI DI JAKARTA NOMOR 67 EW

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Tanggal dan Jam 30 Nop :28:04 Laporan Hasil Public Expose

SYSTEM INTERLOCKING LEN (SIL)-02

BAB I PENDAHULUAN. Maleo, 40 km sebelah tenggara Pulau Madura dan ±25 km sebelah selatan Pulau

KONSTRUKSI BENDUNGAN JATIBARANG KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

NOMOR 56 PLTS CIRATA 1 MW SEMANGAT ENERGI TERBARUKAN. Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

MENERANGI DUNIA MEMBERIKAN LISTRIK CEPAT DAN TERJAMIN.

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Tanggal dan Jam 01 Mar :10:03

DESAIN PENAMBATAN STRUKTUR TERAPUNG (MOORING DESIGN FOR FLOATING STRUCTURE)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Didukung: IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA dan CIREBON ELECTRIC POWER

SIDANG TUGAS AKHIR. Studi Kebutuhan dan Kapasitas CNG Carrier pada Distribusi CNG dari FSRU ke End Costumer dengan Pendekatan Simulasi

DESAIN DAN ANALISA STRUKTUR YOKE MOORING TOWER UNTUK FLOATING STORAGE OFFLOADING (FSO)

POTENSI GAS ALAM DI INDONESIA

DARI REDAKSI. Pendidikan Profesi Insinyur

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Anjungan lepas pantai ini dibangun oleh investor asal Dubai, Uni Emirat Arab dan investor dari Australia bekerja sama dengan Badan Pelaksana Hulu Miny

POTENSI GAS ALAM DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan proyek-proyek yang sudah ada dengan alasan:

BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI. PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR : 06/P/BPH Migas/III/2005 TENTANG

1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Bab 1

Mainas Ziyan Aghnia ( ) Dosen Pembimbing : Prof. Ir. Eko Budi Djatmiko, M.Sc., Ph.D. Ir. Murdjito, M.Sc.Eng. Company. Click to add subtitle

ANALISIS NUMERIK CATENARY MOORING TUNGGAL

Tugas Akhir (ME )

Didukung: IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

PERBANDINGAN AD WIKA DAN USULAN AD WIKA ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 DESKRIPSI KASUS

PERHITUNGAN NILAI MINIMUM RADIUS NATURAL BEND UNTUK PENGEBORAN PIPA DENGAN METODE HDD PROYEK PEMBANGUN PIPA GAS

Oleh. Capt. Purnama S. Meliala, MM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PELOPOR TEKNOLOGI BATUBARA BERSIH PLTU CIREBON POWER. Foto dari POSEIDAN EVENTS NOMOR 58

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

Analisis Waktu dan Pembiayaan Untuk Proses Loadout Jacket Structure Menggunakan Dolly dan Skidway

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk adalah perusahaan yang bergerak

Dokumen foto pendukung kegiatan untuk desain sistem tambat :

BAB III METODOLOGI. Analisa Supply dan Demand Gas. Kajian Teknologi. Pemilihan Lokasi. Disain Dasar Fasilitas. Transportasi LNG.

Didukung: IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA dan CIREBON ELECTRIC POWER

Studi Analisis Lifting dan Design Padeye pada pengangkatan Deck Jacket Wellhead Tripod Platform menggunakan Floating Crane Barge

BAB 1 PENDAHULUAN Sekilas Objek Studi

TIPE DERMAGA. Dari bentuk bangunannya, dermaga dibagi menjadi dua, yaitu

NOMOR 54. ROBOLay ROBOT LAYANGAN. Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Logistics BHL. Introduction. Visi BHL Logistics mempunyai visi Menjadi perusahaan terdepan dalam hal solusi Logistik diwilayah Sumatera

Uji Coba Pesawat Tanpa Awak

Desain Fasilitas Penerima LNG berdasarkan NFPA 59A Studi Kasus PLTG Gilimanuk, PLTG Pemaron, dan PLTG Pesanggaran

Perusahaan Gas Negara

OPTIMISASI SISTEM RANTAI SUPLAI LNG UNTUK KEBUTUHAN GAS DI PULAU JAWA DAN SUMATERA

Jurusan Teknik Kelautan FTK ITS

Didukung: IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

BAB I PENDAHULUAN. Tentang Minyak dan Gas Bumi, industri migas terdiri dari usaha inti (core business)

1.1 PENGALAMAN KERJA SEJENIS 10 TAHUN TERAKHIR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

3.1. TAHAP PENELITIAN

DARI REDAKSI. Indonesia Terang. Dengan kemitraan PII, kini Engineer Weekly didukung IKPT, WIJAYA KARYA dan JASA MARGA

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum

BAB 4 PENGUKURAN KONSTRUKSI ANJUNGAN MINYAK LEPAS PANTAI MENGGUNAKAN LASER SCANNER

NOMOR 75 EW. Fatamorgana Kemandirian Energi. Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

Teknik Pemasangan Pipa Air Minum Bawah Laut dengan Metode TT dari Pulau Tidore ke Pulau Maitara

BAB I PENDAHULUAN. Industri minyak dan gas bumi merupakan salah satu sektor penting dalam

BAB II TINJAUAN PERUSAHAAN

NATURAL GAS TO LIQUIFIED NATURAL GAS

BAB I PENDAHULUAN KE-2, KE-5, KE-6, KE-30, KE-23, KE-40, KE-32, KE-38A, PHE-38B, PHE-54,

DARI REDAKSI. Membangun Kemaritiman, Mambangun Keinsinyuran. Dengan kemitraan PII, kini Engineer Weekly didukung IKPT, WIJAYA KARYA dan JASA MARGA

UNTUK DISTRIBUSI LNG DARI PULAU KALIMANTAN MENUJU PULAU JAWA MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC FERRIZA ZAINURY

BAB III OBJEK PENELITIAN. dibidang jasa kontruksi yaitu PT McCONNELL DOWELL INDONESIA beralamat di

Didukung: IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

2018, No Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2002 tentang Badan Pengatur Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Kegiatan Usah

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

STUDI KELAYAKAN PERENCANAAN KOMPLEKS GALANGAN PADA KAWASAN INDUSTRI MARITIM TANGGAMUS LAMPUNG

BAB IV ALTERNATIF PEMILIHAN BENTUK SALURAN PINTU AIR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

Kajian Buoyancy Tank Untuk Stabilitas Fixed Offshore Structure Sebagai Antisipasi Penambahan Beban Akibat Deck Extension

COMPANY PROFILE PT GAGAS ENERGI INDONESIA

BAB IV DASAR TEORI 4.1 Sistem Pengkondisian Udara

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

RINGKASAN PORTOFOLIO IIF Sampai dengan Desember 2016

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kebutuhan Energi Domestik (5) Sumatera 22,6% Jawa 56,9% Kalimantan 9% Sulawesi Bali & NT.

ANALISA STOKASTIK BEBAN-BEBAN ULTIMATE PADA SISTEM TAMBAT FPSO SEVAN STABILIZED PLATFORM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pelabuhan secara umum adalah daerah yang terlindung

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1

ASME B31.3: Chapter 1

Transkripsi:

NOMOR 46 TOWER YOKE MOORING SYSTEM (TYMS)

PENGANTAR Tentang Proyek Floating Storage Receiving Terminal (RFSU) Floating Storage Receiving Terminal (FSRU) Lampung beroperasi menyalurkan gas ke Lampung atau Jawa Barat, Banten dan Jakarta. FSRU sejatinya adalah sebuah kapal yang dilengkapi oleh peralatan yang mampu merubah LNG (Liquid Natural Gas/Gas Alam Cair) dari bentuk cair ke bentuk gas (Regasifikasi) untuk kemudian disalurkan ke konsumen melalui jaringan pipa gas. "FSRU ini berukuran panjang 294 meter, lebar 46 meter dan bobot 81.900 ton. Ini bisa menampung LNG sebanyak 170.000 meter kubik. Kemampuan regasifikasi maksimal 240 juta kaki kubik perhari (MMSCFD)," terang Ridha dalam Site Visit FSRU Lampung, Sabtu, (10/5/2014). FSRU Lampung juga sudah memiliki fasilitas untuk break-bulking, yaitu fasilitas untuk memuat LNG dari FSRU ke kapal LNG kecil guna mensuplai LNG ke wilayah lain di Indonesia. FSRU ini merupakan bagian dari terminal penerima LNG. PGN FSRU Lampung mulai dibangun di Hyundai Heavy Industries (Ulsan, Korea) pada Oktober 2012 dan selesai pada 7 April 2014. Kapalnya disewa dari Hoege Indonesia, perusahaan Norwegia tapi kapalnya berbendera Indonesia dengan masa pakai sampai 25 tahun. Dalam beroperasi, FSRU ini menerima gas berupa LNG cair yang diangkut dari sumur migas oleh kapal angkut. LNG tersebut kemudian di ubah menjadi gas (regasifikasi) dan kemudian dialirkan melalui pipa bawah laut. Segala proses penerimaan dan regasifikasi dilakukan di lepas pantai. Setelah melalu regasifikasi gas masuk ke Tower Yoke Mooring System (TYMS). Fasilitas ini yang menghubungkan antara FSRU dengan jaringan pipa ke daratan melalui dasar laut. "Jaringan pipa di bawah lautnya memang statis, tapi untuk TYMS ini bisa berputar hingga 360 derajat. Jadi meskipun FSRU bergerak karena terbawa ombak tapi proses pengaliran gas tidak terhenti, tetap jalan," terang Ridha. Di darat, gas akan diterima oleh fasilitas yang dinamakan Terminal Penerima LNG untuk akhirnya dialirkan ke konsumen memalui jaringan pipa yang dikelola perusahaan. "Jarak antara FSRU dengan daratan itu sekitar 21 Kilo Meter (Km). Pembangunan seluruh bagian terminal penerima LNG di Lampung selesai di awal Juni 2014 dan beroperasi pada awal Juli 2014 Dipilihnya Lampung sebagai lokasi pembangunan terminal dikarenakan posisi Lampung sangat strategis sebagai penghubung energi antara Jawa dan Sumatera. (dipetik dari Detik Finance) 1

Penerapan TYMS untuk menambatkan FSRU di Lampung ini adalah yang pertama di dunia FSRU atau Floating Storage Regasification Unit adalah salah satu mata rantai penting dalam Supply Chain Gas. Sederhananya ini adalah sebuah Unit Penyimpanan dan Regasifikasi Terapung yang memiliki kemampuan untuk menerima pasokan gas dari kapal pengangkut LNG (LNG Carrier), yang kemudian menyimpannya dan mengubah LNG kembali menjadi fase gas dengan Regasification System yang ada di atasnya, dan mengirimkannya ke darat melalui pipa bawah laut untuk dapat digunakan dalam rangka memenuhi kebutuhan industri dan domestik. Untuk beberapa proyek, FSRU dinilai lebih ekonomis bila dibandingkan dengan fasilitas penyimpanan dan regasifikasi di darat. Karena lebih fleksibel, tidak memerlukan pembebasan lahan yang luas di darat dan periode konstruksi yang lebih singkat. Untuk dapat beroperasi, FSRU harus ditambatkan dengan Mooring System yang paling sesuai sehingga, meskipun dalam kondisi cuaca laut yang tidak bersahabat, masih dapat memasok gas dengan aman. Desain Mooring System harus mampu menahan beban akibat motion FSRU dalam kondisi operasi dan kondisi badai dan juga beban lingkungan yang bekerja pada struktur. TYMS adalah sistem tambat yang cukup sesuai untuk untuk digunakan sebagai penambat FSRU di area Selat Sunda yang memiliki kedalaman relatif dangkal dan memiliki beban lingkungan cukup besar juga dengan arah heading beban yang cukup bervariasi. TYMS yang memiliki fleksibilitas lebih dengan mengizinkan FSRU untuk dapat berputar 360 derajat mengikuti arah heading beban lingkungan menjadikan sistem tambat ini sangat sesuai untuk aplikasi di Selat Sunda. Penerapan Desain TYMS untuk menambatkan FSRU ini adalah yang pertama di dunia. PT Rekayasa Industri (REKIND) sebagai salah satu pemain utama dalam dunia EPC di di Indonesia sudah membukukan catatan yang baik terkait Tower Yoke Mooring System di Indonesia, dengan dua proyek yang sudah dieksekusi dengan baik yaitu: 2

- EPC3 Banyu Urip dengan klien Mobil Cepu Limited. TYMS digunakan untuk menambatkan FSO Gagak Rimang yang memiliki kapasitas 320.000 DWT. Pada proyek ini REKIND adalah Kontraktor Utama yang memiliki scope pembangunan TYMS ini dari tahap desain, fabrikasi, instalasi dan commissioning. Struktur TYMS sendiri memiliki berat total 5000 Metrik ton. - PGN FSRU Lampung dengan klien PGN LNG Indonesia. Dalam Proyek ini REKIND berperan dalam proses Instalasi TYMS dan koneksi antara TYMS dengan FSRU. TYMS sendiri dibangun oleh SOFEC di China. SEKILAS TENTANG PROYEK Proyek PGN FSRU Lampung yang berlokasi di Selat Sunda, 20 km dari Labuhan Maringgai, dimiliki oleh PT. PGN LNG Indonesia. Sebagai kontraktor serta FSRU provider adalah konsorsium yang terdiri dari HOEGH LNG dan REKIND. REKIND sendiri membentuk tim yang dipimpin oleh Project Director, Bambang Sadewo, dan dibantu oleh Islahuddin sebagai Project Manager Pipeline & ORF System dan Sudayat sebagai Project Manager TYMS System. Kapal FSRU adalah fasilitas terapung untuk menerima LNG dari LNG Carrier. Menyimpan dan mengolahnya menjadi gas kembali (regasifikasi) untuk dialirkan ke darat. Gas yang telah dihasilkan di FSRU akan dialirkan melalui flexible hose, masuk ke swivel di dalam mooring tower, dan kemudian dialirkan ke darat melalui pipa bawah laut. TYMS atau menara tambat berfungsi untuk menambat kapal FSRU tersebut. Kapal yang tertambat pada TYMS tersebut dapat bergerak berputar bebas (weathervane) mengikuti arah arus. Pada TYMS terdapat swivel yang berfungsi sebagai pemadu (interface) antara bagian yang bergerak (flexible hose dari FSRU) dengan bagian yang tetap (pipa menuju ke darat). Untuk aplikasi pada FSRU, TYMS digunakan untuk mengamankan FSRU, sehingga FSRU dapat berputar di sekitar Tower sebagai respon struktur akibat beban angin, gelombang dan arus di sekitar Tower dan menyediakan support structure yang menghubungkan FSRU dengan sistem pipeline yang akan mendistribusikan Gas. 3

Sistem ini diaplikasikan untuk Floating System seperti FPSO, FSO, FSRU, FPU yang beroperasi di daerah laut dangkal, terutama di daerah dengan arus yang kuat. Sistem ini relatif lebih murah dan reliable. Penghubung antara FSRU dengan Tower disambungkan dengan turntable yang diikatkan pada Tower dengan roller bearing untuk memungkinkan vessel bergerak secara bebas di sekitar Tower. Yoke dihubungkan pada turntable dengan joint pitch dan roll untuk memungkinkan vessel melakukan motion pitch dan roll. Pada ujung Yoke terdapat ballast tank besar yang diisi dengan air dengan tujuan menyediakan restoring force untuk meminimalisir motion vessel. Ruang pada dek dapat digunakan untuk manifold, auxiliary equipment dan sebagainya. Dengan koneksi langsung seperti ini maintenance dapat dilakukan dengan cepat. Komponen utama sistem ini antara lain: Tower Sebuah sistem yang terdiri dari bagian geostatic yang terpancang pada dasar laut, bagian ini disebut Tower. Bagian lain adalah turntable yang dapat berputar dan ditempatkan diatas Tower, bagian inilah yang menghubungkan antara Tower dengan connector FSRU. Yoke Yoke adalah penghubung antara Tower dan FSRU. Yoke Arm dihubungkan dengan FSRU melalui Mooring Support Structure (MSS) dan berfungsi sebagai engsel. Tanki ballast ditempatkan di ujung Yoke Arm dan Terkoneksi dengan MSS, tanki ballast berfungsi sebagai damper. Product Transfer System Salah satu fungsi dari TYMS adalah menyediakan transfer system. Sistem ini menyalurkan produk berupa gas menuju Onshore. Komponen utama dari sistem ini adalah sebagai berikut: n Risers Riser adalah saluran pipa yang terhubung dari dasar laut menuju ke Tower. Tipe-tipe riser yang diaplikasikan tergantung pada kedalaman air laut, tipe dari dasar laut, dan vessel movement. n Swivel stack Swivel menghubungkan geostatic riser dengan jumper hoses. Konfigurasi swivel tergantung pada jumlah pipa dan riser. Swivel didesain secara khusus untuk mencegah kebocoran fluida atau gas. Dan Juga dengan swivel system ini meskipun akapl berputar 360 derajat transfer fuida tetap dalam dalam kondisi yng lancar dan terjaga. Selain fluida swivel system juga memiliki Electrical and Instrument Slip ring yang berguna untuk transfer Power dan Signal. n Jumper hose dan umbilical. Jumper hose menghubungkan Tower dengan FSRU. Hose ini terdiri dari transfer hose untuk Gas, Fire water dan utility, sementara Umbilical adalah cable power dan fiber optic yang digabungkan dalam satu sistem. ORF adalah fasilitas penerima gas di darat. Gas yang diterima di daratakan langsung diteruskan ke pelanggan melalui jalur perpipaan distribusi. Sebelum diteruskan ke pelanggan, umumnya, gas dari laut dibersihkan dahulu melalui filter untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang mungkin terbawa dari sepanjang pipa bawah laut. Setelah gas dibersihkan, akan ada peralatan untuk mengatur suhu (gas heater), tekanan (pressure regulator), dan debit gas (flow regulator) yang dialirkan sesuai kebutuhan pelanggan. Gas tersebut juga akan melewati peralatan gas metering untuk mengukur jumlah gas yang dialirkan ke pelanggan untuk kepentingan komersial. 4

Untuk dapat memasang TYMS dengan aman diperlukan perencanaan yang detail dan matang, proses engineering dan juga penanganan logistik yang kuat. REKIND dengan sumber daya yang dimilki mampu melaksanakan proses instalasi ini dengan aman dan ahead of schedule. Proses Engineering utama yang dilakukan antara lain adalah sebagai berikut: - LTS 3000 (derrick barge) mooring analysis dengan bantuan Software MOSES - Jacket on-bottom stability analysis dengan bantuan Software SACS - Pile stick up and driveability analysis dengan bantuan Software SACS dan GRL WEAP - Jacket, topside, and yoke rigging calculation - Jacket, topside, and yoke installation procedure LTS 3000 anchor handling procedure - Survey and positioning procedure - Topside Engineered Lift Study. PEKERJAAN INSTALASI MOORING TOWER Pekerjaan fabrikasi TYMS, dan transportasi dari fabrication yard di China sampai lokasi proyek menjadi lingkup pekerjaan HOEGH. Lingkup pekerjaan REKIND adalah memasang TYMS pada lokasi yang direncanakan yaitu 20 km lepas pantai Labuhan Maringgai. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan offshore heavy lift. Pekerjaan instalasi dilakukan derrick barge LTS 3000 yang memiliki kapasitas angkat sebesar 3000 ST (± 2700 MT). TYMS yang telah difabrikasi terdiri dari 4 bagian yang disebut Module, yaitu: Jacket (530 MT) Pile (2 sections x 4 legs) Topside (701 MT) Yoke (246 MT) 5

Urutan Pekerjaan yang dilakukan dalam proses Instalasi TYMS ini adalah sebagai berikut: preinstallationsurveydenganmenentukan koordinat dan kondisi dasar laut yang aman untuk pelaksanaan instalasi Jacket dan Piling. - Jacket Lifting dengan Derrick Barge dan Penempatan Jacket untuk duduk di dasar laut. - Jacket Piling section1 kemudian dilanjutkan dengan section 2. - Lifting Topside dan koneksi dengan Jacket yang telah terpasang. - Pengelasan Sambungan antara Topside dengan Jacket. - Lifting Yoke Arm dan Koneksi dengan Topside yang telah terpasang - RotationTest360derajatdenganmenarikYoke Arm yang telah terpasang dengan menggunakan Tug Boat. PEKERJAAN KONEKSI FSRU KE MOORING TOWER FSRU sendiri dibangun di Galangan Hyundai Heavy Industri di Korea. Kapal tersebut kemudian berlayar dengan mesinnya sendiri sampai dengan area radius 1 km dari lokasi TYMS yang telah dipasang sebelumnya dan diserahkan kepada REKIND. Kemudian, REKIND akan melakukan Lingkup Pekerjaan koneksi FSRU dan TYMS seperti membawa FSRU dari anchorage area menuju TYMS, menambatkan FSRU ke mooring yoke arm, memasang bridle electrical cable (2 nos) dan memasang flexible hose (5 nos: 3 x 12 gas product, 4 instrument air, 6 fire water). Proses Engineering utama yang dilakukan antara lain adalah sebagai berikut: FSRU Station Keeping Analysis dengan bantuan software MOSES dan Orcaflex. AWB Paradigma Perkasa Mooring Analysis dengan bantuan Software MOSES. Flexible Jumper and Bridle Cable Lifting Analysis dengan bantuan software SACS. Weather Analysis. Transportation Analysis and Seafastening Design. Marine Spread Operation Procedure. FSRU Positioning and Seakeeping Procedure. FSRU Connection Procedure. Bridle Cable Installation Procedure. Flexible Hose Installation Procedure. Pekerjaan instalasi dilakukan oleh tim Rekind sendiri dengan menggunakan marine spread sebagai berikut: Empat (4) buah AHT digunakan untuk membawa FSRU dari anchorage area menuju TYMS. Setelah FSRU tertambat, 2 buah AHT digunakan untuk menjaga posisi FSRU saat pemasangan flexible hose dan bridle electric cable. Target Pemerintah untuk akselerasi pembangunan di bidang ketahanan energi memerlukan banyak infrastruktur baru termasuk fasilitas transfer LNG. FSRU dan TYMS System menawarkan pilihan baru yang efisien untuk menopang kebutuhan tersebut. Tetapi pekerjaan lepas pantai atau offshore tentunya membutuhkan persiapan yang matang dari segi schedule, manpower, equipment, dan tentunya analisis keselamatan kerja. Berbagai perencanaan dan kalkulasi detail dilakukan untuk menjamin pekerjaan berlangsung dengan aman. REKIND dengan pencapaian dan track record sebagai Kontraktor yang memasang fasilitas TYMS pertama di dunia untuk FSRU dan juga pernah mengerjakan full scope EPCI untuk TYMS akan terus mengembangkan dirinya untuk dapat menjadi salah satu kebanggaan dunia insinyur Indonesia.*** 6

PENDIDIKAN ANGKATAN KERJA TAHUN 2014 (dalam ribu) INDUSTRI PENGOLAHAN 15.254 KONSTRUKSI 7.280 JUMLAH TOTAL 9 SEKTOR 114.628 Universitas Diploma D1,2,3 Lulus SMK Lulus SMA Lulus SMP Lulus SD Tidak Lulus SD Tidak Sekolah 502 249 8.246 250 68 2.956 2.545 610 10.520 3.039 915 18.579 3.466 1.727 20.350 3740 2.708 1.376 889 15.815 332 110 5.187 32.952 Engineer Weekly Pelindung: A. Hermanto Dardak, Heru Dewanto Penasihat: Bachtiar Siradjuddin Pemimpin Umum: Rudianto Handojo, Pemimpin Redaksi: Aries R. Prima, Pengarah Kreatif: Aryo Adhianto, Pelaksana Kreatif: Gatot Sutedjo,Webmaster: Elmoudy, Web Administrator: Zulmahdi, Erni Alamat: Jl. Bandung No. 1, Menteng, Jakarta Pusat Telepon: 021-31904251-52. Faksimili: 021 31904657. E-mail: info@pii.or.id Engineer Weekly adalah hasil kerja sama Persatuan Insinyur Indonesia dan Inspirasi Insinyur.