TINGKAT KESUKARAN DAN DAYA BEDA BUTIR-BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) BAHASA INDONESIA DI SMA NEGERI 1 BATU TAHUN AJARAN 2011/2012



dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar di sekolah atau yang lebih dikenal dengan istilah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai upaya dalam mengoptimalkan komponen komponen pengajaran.

Jurnal Kata ( Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Desember 2013 BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS I

ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL BIOLOGI KELAS X DAN XI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 DI SMAN 1 KAMPAK BERDASARKAN TEORI TES KLASIK

Kata Kunci: instrumen penilaian, benar-salah, kemampuan berpikir tingkat tinggi, dinamika rotasi, kesetimbangan tegar

Edu Geography 4 (1) (2016) Edu Geography.

ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN HARIAN PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KD 3.1 PENDAPATAN NASIONAL KELAS XI IPS 1 DI SMA NEGERI 1 GRESIK.

ANALISIS VALIDITAS DAN RELIABILITAS BUTIR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA KELAS X.D SMA N 1 TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI.

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif merupakan pendekatan yang menekankan analisisnya pada datadata

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menghasilkan suatu produk di bidang pendidikan. Sugiyono. menyatakan bahwa penelitian pengembangan adalah

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN SEKOLAH DASAR MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA TAHUN PELAJARAN 20013/201 DI KABUPATEN PURBALINGGA

Annisa Carina Sutrisno Mujiyono

ANALISIS SOAL UJIAN SEMESTER I MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH BIOLOGI UMUM DI UNIVERSITAS PAPUA

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP MATA PELAJARAN KOMPUTER AKUNTANSI KELAS XI AKUNTANSI

BAB III METODE PENELITIAN

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

BAB III METODE PENELITIAN

VALIDITAS ISI DAN KETEPATAN KONSTRUKSI BUTIR TES SOAL UJIAN NASIONAL BAHASA INDONESIA SMA/MA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Edu Geography 2 (1) (2013) Edu Geography.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 7 Bandar Lampung yang terletak di Jl.

Panduan Penggunaan AnBuso 2015

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS BUTIR SOAL MATEMATIKA PADA UKA PLPG LPTK FAKULTAS TARBIYAH IAIN ANTASARI BANJARMASIN Oleh Rahmawati

ANALISIS BUTIR SOAL UKK EKONOMI AKUNTANSI KELAS XI IIS MAN WONOKROMO BANTUL

ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER (UAS) BIOLOGI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 KELAS X DAN XI PADA MAN SAMPIT. Nurul Septiana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

APLIKASI ANALISIS BUTIR SOAL BERDASARKAN TINGKAT KESUKARAN DAN DAYA PEMBEDA

BAB III METODE PENELITIAN. saat semester II Tahun Ajaran 2013/2014, yaitu pada tanggal 9 s.d 25 Januari

BAB I PENDAHULUAN. penyempurnaan kurikulum, latihan kerja guru, penyediaan sarana, pengadaan alat

ANALISIS KUALITAS BUTIR SOAL BUATAN GURU BIOLOGI KELAS X SMA NEGERI 1 TANAH PINOH

ANALISIS DESKRIPTIF SOAL MATEMATIKA PADA SELEKSI PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU SMA/SMK TAHUN AJARAN 2012/2013 DAN 2013/2014 KABUPATEN JEMBER

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap buku teks terjemahan adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

Peta Kompetensi Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran Biologi

Kata kunci: analisis butir soal, mata pelajaran geografi,

PENGARUH VALIDITAS DAN RELIABILITAS BUTIR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER BIDANG STUDI KIMIA TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS VALIDITAS, RELIABILITAS, DAN BUTIR SOAL LATIHAN UJIAN NASIONAL EKONOMI AKUNTANSI DI MAN MAGUWOHARJO

BAB III METODE PENELITIAN

Abstrak. Abstract. Wijayanti, et al., Analisis Butir Soal Objektif UAS...

ANALISIS BUTIR TES UJIAN AKHIR MADRASAH MATA PELAJARAN BAHASA ARAB SISWA MADRASAH ALIYAH TAHUN AJARAN

BAB III METODE PENELITIAN

Economic Education Analysis Journal

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.1, Tahun 2015 Wika Sevi Oktanin & Sukirno 35-44

BAB III METODE PENELITIAN. variabel. Secara khusus rancangan penelitian ini menggunakan hubungan

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN SEMESTER GANJIL PELAJARAN KIMIA KELAS XI IPA SMA NEGERI 10 PEKANBARU TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS PEMBUATAN MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penegasan istilah. Maka pendahuluan tersebut sebagai berikut.

KEMAHIRAN MENYIMAK BERITA PADAMEDIA ELEKTRONIK SISWA KELAS VIII MADRASAH TSANAWIYAH MADANI CERUK IJUK BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA REALIA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA JURNAL. Oleh NUR INDAH KURNIAWATI NAZARUDDIN WAHAB RIYANTO M TARUNA

NENENG NURIA SANTI NIM

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH BENTUK TES FORMATIF DAN SIKAP BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MEMBACA BAHASA ARAB

BAB I PENDAHULUAN. mengukur keberhasilan proses pembelajaran diperlukan evaluasi (penilaian) dan

PENGARUH PENGUNAAN METODE EVERYONE IS TEACHER HERE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SDN 1 MIDANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik soal try out

Oleh: Halimah Wahyuningrum Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH

BAB III METODE PENELITIAN. tidak bisa mengontrol variabel-variabel lain atau pengaruh lain yang akan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan grafik, bagan, gambar atau tampilan lain. 66

ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL MATA PELAJARAN TEORI KEJURUAN AKUNTANSI

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN PENGANTAR AKUNTANSI

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Metode penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 RAMBAH HILIR

BAB III METODE PENELITIAN. dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari

ANALISIS TES BUATAN GURU BIDANG STUDI MATEMATIKA KELAS V SD 1 KATOBENGKE

ANALISIS SOAL UJIAN KELAS X SEMESTER II MATA PELAJARAN BIOLOGI MAN I PADANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL E-JURNAL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PENUTUP. adalah validitas teoritis soal pilihan ganda tergolong kurang baik karena hanya

BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS XE SMA NEGERI1 TANJUNGSARI, GUNUNG KIDUL TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB III METODE PENELITIAN. dengan interprestasi terhadap data yang ditemukan dilapangan yang menekankan

PENGARUH BENTUK TES DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS VII SMP NEGERI 2 GORONTALO

KUALITAS TES UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN MATEMATIKA SMP PADA SUB RAYON II KOTA KENDARI TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Muhammad Idris 1), Arvyaty 2)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 5 Pekanbaru di kelas XI semester 2

THE QUALITY OF TRYOUTS ITEM ANALYSIS FOR EVERY SENIOR HIGH SCHOOL CLASS XII IN PEKANBARU BY USING ITEM ANALYSIS PROGRAM

Adapun beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

Analisis Butir Soal Matematika Buatan Guru Yang Digunakan Untuk Tes Semester II Kelas X SMA Negeri 8 Pekanbaru Tahun Pelajaran 2011/2012

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian yang diambil yaitu ex post facto, dimana penelitian ini hanya

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 2, Juni 2014

ANALISIS BUTIR SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP KELAS X BIOLOGI TAHUN AJARAN 2015/2016

Suharti Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

ANALISIS BUTIR SOAL TES PENJAJAKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI

KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN TERHADAP PERENCANAAN PEMILIHAN JURUSAN SISWA KELAS X A TAHUN AJARAN 2014/2015

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS DILIHAT DARI PENGGUNAAN METODE SIMULASI DENGAN METODE CERAMAH PESERTA DIDIK KELAS IV SDN-1 KALAMPANGAN.

BAB III METODE PENELITIAN

THE USE OF POSITIVE NEGATIVE CARDS TO INCREASE LEARNING ACHIEVEMENT OF INTEGERS FOR FOURTH GRADE STUDENTS

Fefti Asnia, Jejem Mujamil, M. Hadeli, L (Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sriwijaya)

Transkripsi:

TINGKAT KESUKARAN DAN DAYA BEDA BUTIR-BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) BAHASA INDONESIA DI SMA NEGERI 1 BATU TAHUN AJARAN 2011/2012 ARTIKEL SKRIPSI OLEH HIGUITA SANTOS NIM 208211416540 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS SASTRA JURUSAN SASTRA INDONESIA PRODI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH JULI 2012 1

Artikel skripsi oleh Higuita Santos ini telah diperiksa dan disetujui untuk diunggah dan dipublikasikan. Malang, 9 Agustus 2012 Pembimbing I Prof. Dr. Dawud, M.Pd NIP 19590610 198503 1 005 Malang, 9 Agustus 2012 Pembimbing II Dr. Kusubakti Andajani S.Pd, M.Pd, NIP 19701116 200312 2 002 Mengetahui, Ketua Jurusan Sastra Indonesia Penulis Prof. Dr. Suyono, M.Pd. Higuita Santos NIP 19631229 198802 1 001 NIM 208211416540

TINGKAT KESUKARAN DAN DAYA BEDA BUTIR-BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) BAHASA INDONESIA DI SMA NEGERI 1 BATU TAHUN AJARAN 2011/2012 Higuita Santos 1 Dawud 2 Kusubakti Andajani 2 E-mail: higuitasantos@ymail.com Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang 65145 ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat kesukaran, daya beda, dan tindak lanjut analisis dalam soal Ujian Akhir Semester (UAS) Bahasa Indonesia siswa kelas XII SMAN 1 Batu tahun ajaran 2011/2012. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitiannya sebagai berikut. Pertama, deskripsi tingkat kesukaran butir soal UAS bahasa Indonesia di SMAN 1 Batu. Kedua, deskripsi daya beda butir soal UAS Bahasa Indonesia di SMAN 1 Batu. Ketiga, deskripsi tindak lanjut analisis butir soal UAS Bahasa Indonesia di SMAN 1 Batu. Kata Kunci: tingkat kesukaran, daya beda, tindak lanjut analisis ABSTRACT: The purpose of this research is to descripte the item difficulty, the discriminating power, and the follow up of the item analisys result in the appliance on final semester exams (UAS) on SMAN 1 Batu 2011/2012. Research method is qualitative descriptive. Breakdown of research results as follows. First, description of item difficulty of final semester exams (UAS) on SMAN 1 Batu 2011/2012. Second, description of discriminating power of final semester exams (UAS) on SMAN 1 Batu 2011/2012. Third, description of follow up of the item analisys result in the appliance on final semester exams (UAS) on SMAN 1 Batu 2011/2012. Keywords: item difficulty, discriminating power, follow up of the item analisys Ujian Akhir Semester (UAS) merupakan bagian dari bentuk evaluasi yang bertujuan untuk mengukur dan menilai kompetensi peserta didik sehingga guru bisa menentukan apakah siswa dapat melanjutkan pembelajaran pada tingkat yang lebih tinggi atau perlu adanya pengujian. Menurut Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian pendidikan, UAS adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di akhir untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir pada satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket. Pada ujian mata pelajaran Bahasa Indonesia, tes yang digunakan dalam ujian adalah tes 1 Higuita Santos adalah mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM). Artikel ini diangkat dari Skripsi Program Sarjana Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, Universitas Negeri Malang. 2 Dawud dan Kusubakti Andajani adalah Dosen Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang

bahasa. Dengan diadakannya tes bahasa, seorang guru dapat melakukan pengukuran terhadap keberhasilan pembelajaran bahasa Indonesia. Tujuan dilaksanakannya UAS adalah sebagai bentuk tes hasil belajar yang mengukur pencapaian hasil belajar siswa setelah mempelajari kompetensi yang diajarkan guru selama satu semester. Sebagai bentuk tes hasil belajar, sangat penting untuk menjaga kualitas soal UAS. Salah satu usaha untuk mengembangkan saol tes dengan kulitas yang baik adalah dengan melakukan analisis butir soal. Analisis soal tes merupakan bentuk analisis hasil tes, yaitu analisis sehubungan dengan kualitas tes yang telah diselenggarakan guna mengali informasi mengenai kualitas tes yang telah diselenggarakan. Analisis butir soal tes ini mencakup analisis tingkat kesukaran dan daya beda soal. Menurut Azwar (2000:142), analisis butir soal yang mencakup analisis tingkat kesukaran dan daya beda butir soal merupakan analisis klasik yang sekarang sudah jarang dilakukan. Namun, dengan tidak melakukan analisis butir soal, maka kualitas butir soal yang diujikan menjadi tidak terukur dan balum jelas kelayakannya. Hal ini disebabkan oleh pengembangan kualitas butir soal yang tidak didasari perhitungan yang baik. Dengan dilakukan analisis butir soal, akan dapat diketahui kualitas tes yang diselenggarakan, dan akan membantu pengajar mengetahui apa saja hal yang berkaitan dengan pengembangan, penyusunan, dan pengunaan tes yang telah baik dan perlu dipertahankan. Pemilihan UAS sebagai obyek penelitian dilatar belakangi oleh beberapa kelebihan UAS yang tidak dimiliki oleh bentuk evaluasi lain. kelebihan dibandingkan tes lainnya. Pertama, pelaksanaan UAS juga bermanfaat sebagai alat untuk mendiagnosa kelemahan penguasaan kompetensi siswa. Kedua, penyusunan UAS oleh guru masing-masing mata pelajaran memungkinkan pengajar untuk menyusun soal sesuai dengan input siswa. Ketiga, pelaksanaannya yang dilakukan tiap semester yang merupakan waktu yang ideal untuk mengukur hasil belajar siswa. Jika dibandingkan dengan tes lain seperti ulangan harian atau ulangan kenaikan kelas, waktu pelaksanaan UAS lebih ideal karena dapat mencakup beberapa kompetensi dengan proporsi yang tidak terlalu sedikit dan tidak terlalu banyak. Selain itu, pelaksanaan UAS tiap satu semester memungkinkan pengajar untuk melakukan perbaikan terhadap kelemahan penguasaan kompetensi siswa pada semester berikutnya. Dengan demikian, dilakukannya telaah kualitas butir soal dengan menggunakan analisis butir soal maka dapat dideskripsikan kelayakan evaluasi yang telah dilakukan. Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini difokuskan pada (1) tingkat kesukaran butir soal UAS Bahasa Indonesia di SMAN 1 Batu tahun ajaran 2011/2012, (2) daya beda butir soal UAS Bahasa Indonesia di SMAN 1 Batu tahun ajaran 2011/2012, dan (3) tindak lanjut analisis butir soal UAS Bahasa Indonesia di SMAN 1 Batu tahun ajaran 2011/2012. METODE Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif karena penelitian ini akan menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang diamati. Metode kualitatif dalam penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan (1) kelayakan butir soal UAS Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Batu berdasarkan tingkat kesukaran, (2) kelayakan butir soal

UAS Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Batu berdasarkan daya beda, dan (3) tindak lanjut analisis butir soal UAS Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Batu setelah dilakukan perhitungan tingkat kesukaran dan daya beda. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis dokumen. Analisis ini bertujuan untuk menarik kesimpulan dari sebuah buku atau dokumen. Teks-teks yang dianalisis dalam penelitian ini adalah dokumen soal-soal Ujian Akhir Sekolah (UAS) SMA Negeri 1 Batu Tahun Ajaran 2011/2012. Wujud data yang diperoleh dalam penelitian kualitatif ini adalah data verbal. Data verbal dalam penelitian ini berupa deskripsi hasil analisis tingkat kesukaran dan daya beda butir soal, serta deskripsi pola tindak lanjut analisis setelah perhitungan tingkat kesukaran dan daya beda butir-butir soal Ujian Akhir Sekolah (UAS) SMA Negeri 1 Batu Tahun Ajaran 2011/2012. Dalam hal ini, deskripsi pola tindak lanjut analisis yang dimaksud adalah deskripsi tindak lanjut yang diberikan guru setelah mengetahui kelemahan dan kelebihan butir soal setelah dilakukan analisis butir soal yang mencakup analisis tingkat kesukaran dan daya beda. Sedangkan, sumber data pada penelitian ini adalah data yang dikumpulkan berupa soal Ujian Akhir Sekolah (UAS) SMA Negeri 1 Batu Tahun Ajaran 2011/2012 dan hasil wawancara dari guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Batu selaku penyusun soal UAS Bahasa Indonesia kelas XII program IPA/IPS tahun ajaran 2011/2012. Instrumen utama yang digunakan adalah peneliti sendiri, peneliti bertindak sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data, penganalisis, dan penafsir data. Instrumen pendukung yang digunakan dalam penelitian ini adalah tabel tingkat kesukaran butir soal, tabel daya beda butir soal, dan pedoman wawancara tindak lanjut analisis. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan beberapa tahap analisis data untuk mengetahui tingkat kesukaran, daya beda, dan pola tindak lanjut analisis pada butir soal UAS Bahasa Indonesia di SMAN 1 Batu tahun ajaran 2011/2012. Tahap analisis tingkat kesukaran butir soal UAS antara lain (1) meneliti masingmasing nilai siswa dari soal UAS mata pelajaran Bahasa Indonesia SMAN 1 Batu Tahun Ajaran 2011/2012, (2) memasukkan data pada tabel perhitungan tingkat kesukaran (p) dan melakukan perhitungan tingkat kesukaran, dan (3) menyalin data pada tabel hasil perhitungan tingkat kesukaran (p) pada tiap butir soal. Tahap analisis daya beda butir soal UAS antara lain (1) meneliti masing-masing nilai siswa dari soal UAS mata pelajaran Bahasa Indonesia SMAN 1 Batu Tahun Ajaran 2011/2012, (2) menyusun lembar jawab peserta didik dari skor tertinggi sampai skor terendah, (3) mengambil masing-masing 27% lembar jawaban dari kelompok atas (higher group), dan kelompok bawah (lower group), (4) membuat tabel untuk mengetahui jawaban (benar atau salah) dari setiap peserta didik, baik untuk kelompok atas maupun kelompok bawah, dan (5) memasukkan data pada tabel penafsiran hasil perhitungan daya beda (D) dan melakukan perhitungan daya beda pada tiap butir soal berdasarkan data dari tabel benar/salah. Analisis pola tindak lanjut analisis butir soal UAS antara lain (1) mencatat pokok-pokok hasil wawancara yang berkaitan dengan tujuan UAS, prosedur penyusunan UAS, faktor penyebab buruknya soal tes berdasarkan tingkat kesukaran dan daya beda, dan tindak lanjut terhadap butir soal setelah analisis butir soal, (2) membandingkan hasil wawancara dengan teori, dan (3) menyimpulkan kesesuaian tindak lanjut analisis yang dilakukan guru berdasarkan teori yang berlaku.

HASIL PENELITIAN Tingkat Kesukaran Butir Soal UAS Bahasa Indonesia Kelas XII SMAN 1 Batu Tahun Ajaran 2011/2012 Melalui kajian dan analisis tingkat kesukaran terhadap tes yang diujikan, akan dapat diungkapkan kelayakan soal tes, baik masing-masing butir soal tes maupun keseluruhan soal tes. Analisis tingkat kesukaran dalam penelitian ini mencakup dua jenis soal, yakni soal A dan Soal B. Dari hasil analisis yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa analisis tingkat kesukaran masing-masing butir soal A dalam Ujian Akhir Semester(UAS) Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Batu tahun ajaran 2011/2012 sebagai berikut. Persentase tingkat kesukaran butir soal dengan kategori Sangat Sukar mencapai 5%, kategori Sukar mencapai 7.5%, kategori Sedang mencapai 32.5%, kategori Mudah mencapai 27.5%, dan kategori Sangat Mudah mencapai 27.5%. Kelayakan butir soal A dalam Ujian Akhir Semester (UAS) Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Batu tahun ajaran 2011/2012 sebagai berikut. Persentase butir soal yang masuk dalam kategori Layak mencapai 50%, kategori Tidak Layak mencapai 42,5%, dan kategori Revisi mencapai 7.5%. Berdasarkan hasil analisis tingkat kesukaran yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa analisis tingkat kesukaran butir soal B dalam Ujian Akhir Semester (UAS) Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Batu tahun ajaran 2011/2012 sebagai berikut. Dalam soal B, persentase tingkat kesukaran butir soal dengan kategori Sangat Sukar mencapai 2.5%, kategori Sukar mencapai 5%, kategori Sedang mencapai 15%, kategori Mudah mencapai 42.5%, dan kategori Sangat Mudah mencapai 35%. Kelayakan butir soal B dalam Ujian Akhir Semester (UAS) Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Batu tahun ajaran 2011/2012 sebagai berikut. Persentase butir soal yang masuk dalam kategori Layak mencapai 32,5%, kategori Tidak Layak mencapai 52,5%, dan kategori Revisi mencapai 15%. Daya Beda Butir Soal UAS Bahasa Indonesia Kelas XII SMAN 1 Batu Tahun Ajaran 2011/2012 Analisis daya beda dalam penelitian ini mencakup dua jenis soal, yakni soal A dan Soal B. Dari hasil analisis yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa daya beda masing-masing butir soal A dalam Ujian Akhir Semester (UAS) Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Batu tahun ajaran 2011/2012 sebagai berikut. Pers persentase daya beda butir soal dengan kategori Sangat jelek mencapai 0%, kategori Jelek mencapai 55%, kategori Cukup mencapai 25%, kategori Baik mencapai 17.5%, dan persentase tingkat kesukaran butir soal dengan kategori Sangat Baik mencapai 2.5%. Kelayakan butir soal A dalam Ujian Akhir Semester (UAS) Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Batu tahun ajaran 2011/2012 sebagai berikut. Persentase butir soal yang masuk dalam kategori Layak hanya 20%, kategori Tidak Layak mencapai 55%, dan persentase daya beda butir soal dengan kategori Revisi mencapai 25%. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa daya beda butir soal B dalam Ujian Akhir Semester (UAS) Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Batu tahun ajaran 2011/2012 sebagai berikut. Dalam soal B, persentase

daya beda butir soal dengan kategori Sangat jelek mencapai 7.5%, kategori Jelek mencapai 37.5%, kategori Cukup mencapai 50%, kategori Baik mencapai 5%, dan kategori Sangat Baik mencapai 0%. Kelayakan butir soal B dalam Ujian Akhir Semester (UAS) Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Batu tahun ajaran 2011/2012 sebagai berikut. persentase butir soal yang masuk dalam kategori Layak hanya mencapai 5%, kategori Tidak Layak mencapai 45%, dan kategori Revisi mencapai 50%, Tindak Lanjut Analisis Ujian Akhir Sekolah (UAS) Bahasa Indonesia Kelas XII SMAN 1 Batu Tahun Ajaran 2011/2012 Setelah mendapatkan hasil analisis tingkat kesukaran dan daya beda, selanjutnya dapat dilakukan tindak lanjut analis butir butir soal Ujian Akhir Semester (UAS) Bahasa Indonesia di SMAN 1 Batu tahun ajaran 2011/2012. Data mengenai tindak lanjut analisis ini diperoleh dari hasil wawancara yang dilakukan kepada guru mata pelajaran Bahasa Indonesia selaku penyusun soal UAS Bahasa Indonesia kelas XII program IPA/IPS di SMAN 1 Batu. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada guru mata pelajaran Bahasa Indonesia SMAN 1 Batu, diperoleh informasi sebagai berikut. Pertama, tindak lanjut yang dilakukan pada butir soal yang terlalu sukar adalah dilakukan revisi. Revisi tersebut berupa (1) perubahan soal dalam hal bacaan atau ilustrasi, (2) kompetensi yang diujikan diganti, (3) KKM soal diturunkan, dan (4) menindaklanjuti siswa untuk mengetahui alasan tidak bisa mengerjakan soal ujian. Kedua, tindak lanjut yang dilakukan pada butir soal yang terlalu mudah adalah dilakukan revisi. Revisi tersebut hampir sama dengan butir soal yang sangat sukar hanya saja sifatnya ditingkatkan. Revisi berupa (1) perubahan soal dalam hal bacaan atau ilustrasi, (2) kompetensi yang diujikan diganti, (3) KKM soal ditingkatkan, dan (4) menindaklanjuti siswa untuk mengetahui alasan tidak bisa mengerjakan soal ujian. Ketiga, tindak lanjut terhadap butir soal yang memiliki daya beda dengan kategori buruk dilakukan beberapa penyesuaian pada pelaksanaan UAS itu sendiri. Misalnya menciptakan suasana yang lebih disiplin sehingga tidak ada siswa yang mencontek. Keempat, tindak lanjut terhadap butir soal yang sudah layak dan sudah direvisi adalah didata dan disimpan di bagian evaluasi untuk selanjutnya digunakan untuk menyusun kisi-kisi soal yang akan dikembangkan dalam UAS tahun selanjutnya. PEMBAHASAN Kajian Tingkat Kesukaran Butir Soal UAS Bahasa Indonesia Kelas XII SMAN 1 Batu Tahun Ajaran 2011/2012 Tingkat kesukaran butir soal tes menunjukkan seberapa sulit atau mudahnya butir-butir soal tes dan tes secara keseluruhan yang telah diselenggarakan (Djiwandono, 1996:140). Indeks tingkat kesukaran merupakan rasio antara penjawab item dengan benar dan banyaknya penjawab item (Gronlund, 1982:102). Analisis tingkat kesukaran menunjukkan apakah butir soal tes itu tergolong terlalu sulit, sulit, sedang, mudah, atau terlalu mudah. Melalui kajian dan analisis tingkat kesukaran terhadap tes tes yang diujikan, akan dapat diungkapkan kelayakan soal tes, baik masing-masing butir soal tes maupun keseluruhan soal tes. Melalui kajian dan analisis tingkat kesukaran terhadap tes tes

yang diujikan, akan dapat diungkapkan kelayakan soal tes, baik masing-masing butir soal tes maupun keseluruhan soal tes. Analisis tingkat kesukaran dalam penelitian ini mencakup dua jenis soal, yakni soal A dan Soal B. Dari hasil analisis tingkat kesukaran soal A yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa persentase butir soal A yang masuk dalam kategori Layak mencapai 50%, kategori Tidak Layak mencapai 42,5%, dan kategori Revisi mencapai 7.5%. Menurut Arikunto (2009:210), penentuan kelayakan soal perlu memperhatikan tujuan penggunaan soal, jika soal tes digunakan untuk memperoleh pencapaian hasil belajar siswa maka soal tes cenderung menggunakan soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Untuk itu, dapat dikatakan bahwa untuk Ujian Akhir Semester yang bertujuan untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa, soal tes yang digunakan adalah soal yang tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Sementara itu, Menurut Djiwandono (1996:141), kriteria kelayakan tingkat kesukaran butir soal yang ideal perlu diusahakan untuk memperoleh tingkat kesukaran rata-rata 0.50 dan menghindari tingkat kesukaran 1.00 dan 0.00 bagi butir-butir tesnya, dan butir soal dengan nilai yang mendekati angka ideal dapat dilakukan revisi. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa kelayakan butir soal dalam lembar soal A dalam Ujian Akhir Semester (UAS) Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Batu tergolong dalam kategori Sedang, karena keseluruhan lembar soal A masih didominasi oleh soal yang ideal dan perlu direvisi sedangkan sebagian soal kurang ideal. Berdasarkan hasil analisis tingkat kesukaran soal B yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa persentase butir soal yang masuk dalam kategori Layak mencapai 32,5%, kategori Tidak Layak mencapai 52,5%, dan kategori Revisi mencapai 15%. Menurut Arikunto (2005:210), penentuan kelayakan soal perlu memperhatikan tujuan penggunaan soal, jika soal tes digunakan untuk memperoleh pencapaian hasil belajar siswa maka soal tes cenderung menggunakan soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Untuk itu, dapat dikatakan bahwa untuk Ujian Akhir Semester yang bertujuan untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa, soal tes yang digunakan adalah soal yang tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Sementara itu, Menurut Djiwandono (1996:141), kriteria kelayakan tingkat kesukaran butir soal yang ideal perlu diusahakan untuk memperoleh tingkat kesukaran rata-rata 0.50 dan menghindari tingkat kesukaran 1.00 dan 0.00 bagi butir-butir tesnya, dan butir soal dengan nilai yang mendekati angka ideal dapat dilakukan revisi. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa kelayakan butir soal dalam lembar soal B dalam Ujian Akhir Semester (UAS) Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Batu tergolong dalam kategori Kurang Ideal, karena keseluruhan soal masih didominasi oleh soal yang kurang ideal dan hanya sebagian soal ideal yang dapat dipertahankan. Namun, dari butir soal tes yang kurang ideal, sebagian besar di antaranya memiliki indeks tingkat kesukaran yang mendekati rentangan soal yang ideal sehingga hanya perlu diperbaiki dan tidak perlu dibuang. Kajian Daya Beda Butir Soal UAS Bahasa Indonesia Kelas XII SMAN 1 Batu Tahun Ajaran 2011/2012 Daya deskriminasi atau daya beda butir soal tes adalah kesanggupan butir soal tes dalam membedakan antara siswa atau peserta tes yang memiliki

penguasaan materi tinggi dan siswa yang memiliki penguasaan materi rendah (Sudjana, 2007:141). Perhitungan daya beda (D) merupakan pengukuran sejauh mana suatu butir soal tes mampu membedakan peserta didik yang sudah menguasai kompetensi dengan peserta didik yang kurang atau belum menguasai kompetensi berdasarkan kriteria tertentu (Djiwandono, 1996:142). Analisis daya beda dalam penelitian ini mencakup dua jenis soal, yakni soal A dan Soal B. Dari hasil analisis daya beda soal A yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa persentase butir soal yang masuk dalam kategori Layak hanya 20%, kategori Tidak Layak mencapai 55%, kategori Revisi mencapai 25%. Menurut Daryanto (2005:190), butir soal yang dengan daya beda 0.40 atau lebih tergolong bagus sekali, butir soal dengan daya beda 0.30 sampai 0.39 tergolong lumayan bagus tetapi perlu peningkatan, butir soal dengan daya beda 0.20 sampai belum memuaskan sehingga perlu diperbaiki, dan butir soal kurang dari 0.20 tergolong jelek dan harus dibuang. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa kelayakan butir soal dalam lembar soal A dalam Ujian Akhir Semester (UAS) Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Batu berdasarkan analisis daya beda tergolong dalam kategori Kurang Ideal, karena keseluruhan lembar soal A masih didominasi oleh soal yang kurang ideal dan lebih dari setengah dari keseluruhan soal memiliki daya beda yang tidak memenuhi syarat. Berdasarkan hasil analisis daya beda soal B yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa persentase butir soal dengan daya beda yang masuk dalam kategori Layak hanya mencapai 5%, kategori Tidak Layak mencapai 45%, dan kategori Revisi mencapai 50%. Menurut Daryanto (2005:190), butir soal yang dengan daya beda 0.40 atau lebih tergolong bagus sekali, butir soal dengan daya beda 0.30 sampai 0.39 tergolong lumayan bagus tetapi perlu peningkatan, butir soal dengan daya beda 0.20 sampai belum memuaskan sehingga perlu diperbaiki, dan butir soal kurang dari 0.20 tergolong jelek dan harus dibuang. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa kelayakan butir soal dalam lembar soal A dalam Ujian Akhir Semester (UAS) Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Batu berdasarkan analisis daya beda tergolong dalam kategori sangat buruk. Hal tersebut disebabkan karena hampir setengah dari jumlah tes yang diujikan tergolong dalam kategori Tidak Layak dan sisanya masih banyak memerlukan perbaikan. Kajian Tindak Lanjut Analisis Ujian Akhir Sekolah (UAS) Bahasa Indonesia Kelas XII SMAN 1 Batu Tahun Ajaran 2011/2012 Data mengenai tindak lanjut analisis dalam penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara yang dilakukan kepada guru mata pelajaran Bahasa Indonesia selaku penyusun soal UAS Bahasa Indonesia kelas XII program IPA/IPS di SMAN 1 Batu. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan, diperoleh informasi tentang tindak lanjut yang dilakukan setelah perhitungan tingkat kesukaran dan daya beda. Pola tindak lanjut analisis ini menelaah keterangan dari penyusun soal UAS dan mengkaji kesesuaian tindak lanjut yang dilakukan guru berdasarkan teori. Pola tindak lanjut analisis ini mencakup (1) tindak lanjut analisis yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas butir soal yang memiliki tingkat kesukaran dengan kategori sangat mudah, (2) tindak lanjut analisis yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas butir soal yang memiliki tingkat kesukaran dengan kategori

sangat sukar, (3) tindak lanjut analisis yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas butir soal yang memiliki daya beda dengan kategori buruk, dan (4) tindak lanjut analisis yang dilakukan terhadap butir soal yang sudah layak dan yang sudah direvisi. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, diperoleh keterangan bahwa tindak lanjut yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas butir soal yang memiliki tingkat kesukaran dengan kategori sangat mudah adalah dilakukan perbaikan dengan meningkatkan bobot butir soal. Tindak lanjut yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas butir soal yang memiliki tingkat kesukaran dengan kategori sangat sukar adalah dilakukan perbaikan dengan menurunkan bobot butir soal. Contoh tindak lanjut yang dilakukan adalah perbaikan pada bobot bacaan pada soal dengan kompetensi membaca, bobot ilustrasi dalam menulis, bobot pertanyaan, mengganti soal, menurunkan KKM soal, atau menindaklanjuti siswa untuk mengetahui alasan tidak bisa mengerjakan soal. Sementara itu, upaya untuk memperbaiki kualitas butir soal yang memiliki daya beda dengan kategori buruk dilakukan beberapa penyesuaian pada pelaksanaan UAS itu sendiri. Misalnya menciptakan suasana yang lebih disiplin sehingga tidak ada siswa yang mencontek. Menurut Zaman, dkk. (2010:63) analisis butir soal adalah perhitungan statistik yang bersifat relatif dan tergantung pada beberapa faktor, seperti sampel siswa, kualitas perintah, ilustrasi, bacaan, dan opsi jawaban dalam soal, serta kesalahan soal. Sedangkan, menurut Sjabana (2008), selain dipengaruhi oleh sampel siswa dan bobot soal, kualitas butir soal berdasarkan tingkat kesukaran juga dipengaruhi oleh kesalahan pada soal, misalnya kesalahan pada perintah, kesalahan pada opsi jawaban, kesalahan pada kunci jawaban, ilustrasi atau bacaan yang sulit dimengerti, atau mungkin juga materi yang belum dijelaskan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tindak lanjut yang dilakukan dalam perbaikan butir soal perlu disesuaikan dengan faktor penyebab buruknya kualitas butir soal tersebut. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, dapat dikatakan bahwa tindak lanjut analisis yang dilakukan terhadap butir soal yang memiliki tingkat kesukaran yang buruk (sangat mudah/sangat sukar) sudah sesuai, yaitu dengan memberikan penyesuaian pada bobot bacaan pada soal dengan kompetensi membaca, bobot ilustrasi dalam menulis, bobot pertanyaan, mengganti soal. Namun, tindak lanjut berupa menurunkan KKM soal dan menindaklanjuti siswa untuk mengetahui alasan tidak bisa mengerjakan soal kurang relevan karena tidak sesuai dengan konsep analisis butir soal yang mengembangkan butir soal berdasarkan penyusunan dan kualitas butir soal itu sendiri dan tidak mempermasalahkan faktor diluar kualitas soal, seperti kondisi siswa dan KKM soal. Sedangkan, tindak lanjut terhadap butir soal yang memiliki kualitas daya beda yang buruk juga kurang relevan karena alasan buruknya daya beda butir soal tidak dipengaruhi oleh pelaksanaan tes ataupun faktor kondisi siswa. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, diperoleh keterangan bahwa tindak lanjut yang dilakukan pada butir soal yang sudah layak dan yang sudah direvisi adalah disimpan dalam berkas kantor bagian evaluasi untuk digunakan dalam pengembangan kisi-kisi soal UAS tahun selanjutnya. Hal ini dilakukan karena di SMAN 1 Batu belum terdapat bank soal untuk menyimpan soal yang layak secara tersendiri lengkap dengan catatan berisi kelemahan dan

kelebihan soal. Menurut Djiwandono (1996:146), ciri-ciri butir tes yang telah diungkapkan melalui kajian tindak lanjut analisis perlu disimpan secara lengkap dan rapi dalam catatan sendiri yang memuat informasi tentang tes secara keseluruhan maupun tentang masing-masing butir tes yangmana catatan tersebut akan bermanfaat bagi penyelenggaraan tes serupa pada kesempatan yang lain. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tindak lanjut yang dilakukan di SMAN 1 Batu terhadap butir soal yang layak dan sudah direvisi kurang sesuai karena penyimpanan butir soal yang sudah layak tidak dilakukan secara tersendiri. Selain itu tidak dilakukan pencatatan mengenai kelemahan dan kelebihan butir soal serta penggunaan butir soal sebagai acuan pengembangan kisi-kisi soal UAS berikutnya juga tidak sesuai. Hal ini dikarenakan pencatatan kelemahan dan kelebihan butir soal diperlukan untuk mengembangkan butir soal yang lebih baik untuk tes UAS selanjutnya, bukan untuk pengembangan kisi-kisi soal. Berdasarkan keseluruhan analisis, dapat disimpulkan bahwa tindak lanjut yang diberikan dalam tindak lanjut analisis soal UAS di SMAN1 Batu terdapat beberapa penyimpangan. Penyimpangan ini misalnya seperti merubah KKM dan treatment yang dilakukan pada siswa untuk meningkatkan kualitas butir soal. Tindak lanjut ini dirasa kurang relevan dengan tujuan analisis butir soal. Selain itu, perbaikan butir soal mencakup opsi jawaban, perbaikan perintah, dan pengecekan kunci soal belum dilakukan. Di samping itu juga, tindak lanjut untuk butir soal yang sudah layak dan sudah direvisi juga kurang sesuai karena pengembangannya tidak diarahkan untuk mengembangkan butir soal yang lebih baik, melainkan untuk pengembangan kisi-kisi soal. Sedangkan, tindak lanjut lainnya seperti penyesuaian bobot untuk mencapai tingkat kesukaran yang ideal dan perbaikan iluatrasi/bacaan dalam soal sudah sesuai. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan analisis yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan mengenai tingkat kesukaran butir soal, daya beda butir soal, dan pola tindak lanjut analisis. Pertama, Kelayakan butir soal UAS bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Batu tahun ajaran 2011/2012 berdasarkan perhitungan Tingkat Kesukaran adalah: (1) kelayakan butir soal dalam lembar soal A dalam Ujian Akhir Semester (UAS) Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Batu tergolong dalam kategori sedang, dan (2) Kelayakan butir soal dalam lembar soal B dalam Ujian Akhir Semester (UAS) Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Batu tergolong dalam kategori buruk atau kurang ideal. Kedua, Kelayakan butir soal UAS Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Batu tahun ajaran 2011/2012 berdasarkan perhitungan daya beda adalah: (1) Kelayakan butir soal dalam lembar soal A dalam Ujian Akhir Semester (UAS) Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Batu berdasarkan analisis daya beda tergolong dalam kategori buruk, dan (2) Kelayakan butir soal dalam lembar soal A dalam Ujian Akhir Semester (UAS) Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Batu berdasarkan analisis daya beda tergolong dalam kategori sangat buruk. Ketiga, Tindak lanjut analisis Ujian Akhir Sekolah (UAS) Bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 Batu tahun ajaran 2011/2012 terdapat beberapa penyimpangan. Penyimpangan ini misalnya seperti merubah KKM dan treatment

yang dilakukan pada siswa untuk meningkatkan kualitas butir soal. Tindak lanjut ini dirasa kurang relevan dengan tujuan analisis butir soal. Selain itu, perbaikan butir soal mencakup opsi jawaban, perbaikan perintah, dan pengecekan kunci soal belum dilakukan. Di samping itu juga, tindak lanjut untuk butir soal yang sudah layak dan sudah direvisi juga kurang sesuai karena pengembangannya tidak diarahkan untuk mengembangkan butir soal yang lebih baik, melainkan untuk pengembangan kisi-kisi soal. Sedangkan, tindak lanjut lainnya seperti penyesuaian bobot untuk mencapai tingkat kesukaran yang ideal dan perbaikan ilustrasi/bacaan dalam soal untuk soal yag kurang layak sudah sesuai. Saran Untuk guru mata pelajaran, selaku pengevaluasi pelaksanaan pembelajaran dilingkup sekolah, dalam penyusunan soal, perlu dimantapkan dengan melakukan uji coba soal tes yang akan diujikan, melakukan analisis butir soal dan melakukan pengembangan tes berdasarkan analisis butir soal yang telah dilakukan. Selain itu, perlu dilakukan tindak lanjut yang sesuai dan pengembangan tes yang berkesinambungan dari tahun ke tahun agar diperoleh soal tes yang berkualitas. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: bumi Aksara. Azwar, Saifudin. 2000. Tes Prestasi: Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar, edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Daryanto. 2005. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Djiwandono, M. Soenardi. 1996. Tes Bahasa dalam Pengajaran. Bandung: ITB. Gronlund, N.E. 1982. Constructing Achievement Test, 3 rd edition. Eaglewood Cliffs, N.J: prentice Hall inc. Permendiknas. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 Tanggal 11 Juni 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Menteri Pendidikan Nasional, (online), http://bsnp-indonesia.org/id/bsnp/wp content/uploads/2009/12/permendiknas-nomor-20-tahun-2007-ttg- Ulangan-sekolah.pdf, diakses pada 3 Januari 2012. Sjabana, Dripa. 2008. Item Analysis: Arti dan Pemanfaatannya. Surabaya: Lokakarya Pemantapan Implementasi Evaluasi Pembelajaran FK Unair. (on line), http://dripa.blog.unair.ac.id/files/2008/04/item-analysis-artipemanfaatannya-dripa.pdf, diakses pada 20 Januari 2012.

Sudjana, Nana. 2007. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Zaman, Amir, Niwaz, A, Faize, F.A, Dahar, M.A, dan Alamgir. 2010. Analysis of Multiple Choice Items and the Effect of Items Sequencing on Difficulty Level in the Test of Mathematics Volume 17, Number 1 (2010). Pakistan: European Journal of Social Sciences, (on line), http://www.eurojournals.com/ejss_17_1_07.pdf, diakses pada 20 Januari 2012.