Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung

dokumen-dokumen yang mirip
Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung

RSNI3 Rancangan Standar Nasional Indonesia

BAB XIII PENGECATAN A.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. yang diharapkan. Tahap terakhir ini termasuk dalam tahap pengetesan stand

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. hasilnya optimal dan efisien dari segi waktu, biaya dan tenaga. Dalam metode

KEGIATAN BELAJAR I MEMPERSIAPKAN ADUKAN PASTA SEBAGAI BAHAN ACIAN UNTUK PERMUKAAN PLESTERAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Finishing Bumper

Cara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan

MORTAR NUSANTARA PLASTERAN DAN ADUKAN PASANGAN BATA MDU-100

PROSES PENGECATAN (PAINTING) Dosen : Agus Solehudin, Ir., MT

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan.

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan.

RSU KASIH IBU - EXTENSION ARSITEKTUR - BAB - 12 DAFTAR ISI PEKERJAAN PENGECATAN

- Rakel dengan lebar sesuai kebutuhan. - Penggaris pendek atau busur mika untuk meratakan emulsi afdruk;

Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN JALAN: 13. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN BERKALA JEMBATAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

Cara uji penentuan batas plastis dan indeks plastisitas tanah

Papan partikel SNI Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Pusat Standardisasi dan Lingkungan Departemen Kehutanan untuk Diseminasi SNI

PENGECATAN. Oleh: Riswan Dwi Djatmiko

PEMBUATAN PETI/PALKA BERINSULASI

BAB III PROSES PEMBENTUKAN

International Quality Waterproofing

Aditif Mortar Waterproof, untuk pengisi celah pipa toilet, perbaikan dinding,

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar

BAB III METODE PERANCANGAN. Mulai. Merancang Desain dan Study Literatur. Quality Control. Hasil Analisis. Kesimpulan. Selesai

Cara uji berat jenis tanah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Cara uji berat isi beton ringan struktural

BAB XVI PEKERJAAN CAT

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Konsep rancangan. Perancangan pembuatan bumper. Pencetakan produk dan moulding bumper kijang innova (V-2005)

BAB XV PEKERJAAN CAT

Cara identifikasi aspal emulsi kationik mantap cepat

Cara uji berat isi, volume produksi campuran dan kadar udara beton

Bata beton untuk pasangan dinding

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar

Cara uji kemampuan penyelimutan dan ketahanan aspal emulsi terhadap air

Revisi SNI Daftar isi

TEKNOLOGI TEPAT GUNA PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Metode uji penentuan faktor-faktor susut tanah

Cara uji berat jenis aspal keras

Cara koreksi kepadatan tanah yang mengandung butiran kasar

Spesifikasi lapis tipis aspal pasir (Latasir)

SNI Standar Nasional Indonesia. Lada hitam. Badan Standardisasi Nasional ICS

Tata Cara Perawatan. Heveatech Decking

BAB IV PEMBAHASAN. diolah dan dianalisa. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan dan analisa data

Frequently Ask Question

PUMA. Buletin SISTEM FINISHING TAHAPAN APLIKASI WOOD FINISHES I PRODUK. PERSIAPAN PERMUKAAN dan PEWARNAAN WOOD FINISHES PUTRAMATARAM *022011*

TEKNIK FINISHING PERABOT DENGAN BAHAN MELAMINE

Epoxy Floor Coating :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. prasarana dan sarananya agar bangunan gedung selalu laik fungsi.

BAB III METODOLOGI. Mulai

Cara uji kepadatan ringan untuk tanah

BAB VII. PENGERJAAN AKHIR PRODUK (FINISHING)

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN KARYA

BAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen

KONSTRUKSI JALAN PAVING BLOCK

III. METODE PENELITIAN. Tempat pelaksanaan penelitian sebagai berikut: 2. Pengujian kekuatan tarik di Institute Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat.

III.METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

Kayu lapis Istilah dan definisi

OXYFLOOR Epoxy Floor Coating

TATA CARA PENGAMBILAN CONTOH ASPAL

Belajar Konstruksi Kayu Langsung dari Tukang Bangunan

Aneka kebiasaan turun temurun perawatan bayi

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

MODUL PRAKTIKUM. Rekayasa Model II (DPK 211) Topik. Rekayasa Model I. Penyusun: Oskar Judianto. SSn., MM., MDs.

Cara uji kelarutan aspal

BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM

Metode uji bahan yang lebih halus dari saringan 75 m (No. 200) dalam agregat mineral dengan pencucian (ASTM C , IDT)

FINISHING. Fungsi dari bahan finishing: A. Melindungi material B. Memberikan nilai estetika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Cara uji daktilitas aspal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Spesifikasi saluran air hujan pracetak berlubang untuk lingkungan permukiman

Company Profile... Technical Data Permacoat Matte Finish... Permacoat Exterior... Decolith... Decoplus... Permasol... Permaproof...

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak dan lemak secara gravimetri

PENGECATAN ULANG MOBIL DAIHATSU CHARADE TAHUN 1986 SISI ATAS DAN BELAKANG

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi

Jahe untuk bahan baku obat

SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PERKULIAHAN (RPP) : STM 337 (1 SKS TEORI + 2 SKS PRAKTIK)

Cara uji penentuan kadar air untuk tanah dan batuan di laboratorium

Cara uji penetrasi aspal

Cara uji abrasi beton di laboratorium

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Cara uji ekstraksi kadar aspal dari campuran beraspal menggunakan tabung refluks gelas

BAB II SEMEN WHITE MORTAR TR30

II. TINJAUAN PUSTAKA. disertai dengan proses penggilingan dan penjemuran terasi. Pada umumnya

BUKU PANDUAN PROSES PENGECATAN MOBIL & PROBLEM SOLVING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 METODE PENELITIAN

SNI 6832:2011. Standar Nasional Indonesia. Spesifikasi aspal emulsi anionik

Sifat Beton Segar 1. Kemudahan Pengerjaan ( Workability /Kelecakan) Kompaktibilitas Mobilitas Stabilitas

MATERIA MEDIKA INDONESIA

Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion

TEKNIK PEMBUATAN BAMBU LAMINA

Cara uji bakar bahan bangunan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung

Transkripsi:

Standar Nasional Indonesia Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung ICS 27.180 Badan Standardisasi Nasional

Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Persyaratan bahan dan alat... 3 4.1 Bahan 3 4.2 Peralatan..3 5 Pelaksanaan pengecatan... 4 5.1 Persiapan permukaan.4 5.2 Persiapan bahan..4 5.3 Pengecatan..4 6 Cara penanggulangan bila terjadi kegagalan dalam pengecatan... 5 i

Prakata SNI Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung ini disusun sebagai revisi dari SNI 03-2407-1991 tentang Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung karena SNI tersebut sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan kemajuan teknologi produksi cat. SNI ini mengacu kepada standar-standar asing maupun. Standar Nasional Indonesia, yang isinya telah dilakukan penyesuaian dengan kondisi Indonesia dan pola kerja dari tenaga kerja (tukang) di Indonesia. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mewujudkan SNI ini terutama kepada tim penyusun yang telah mewujudkan SNI ini dan kami masih menerima masukan dan koreksi untuk penyempurnaannya. Bandung, Desember 2001 Panitia Teknis standardisasi Bidang Konstruksi Bangunan ii

Pendahuluan Dewasa ini teknologi produksi cat sudah berkembang sangat pesat dengan produksinya jenis-jenis cat baru yang memerlukan penanganan khusus dalam pelaksanaan pengecatan di lapangan. Tata cara pengecatan kayu ini dimaksudkan untuk memberikan petunjuk teknis kepada cara pelaksana pengawas lapangan, dan pihak lain yang berkepentingan dalam mengerjakan pengecatan kayu. Tujuan tata cara ini adalah untuk mendapatkan hasil pengecatan kayu yang baik dan benar serta penanggulangannya bila terjadi kegagalan dalam pengecatan, sehingga diharapkan terciptanya pekerjaan pengecatan kayu yang memenuhi ketentuan dan mendapatkan hasil pekerjaan yang efektif, efisien dan ekonomis. iii

Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung 1 Ruang Iingkup Tata cara ini memuat cara-cara pengecatan kayu yang berhubungan dergan udara luar dan penangulangan kegagalan dalam pengecatan. 2 Acuan normatif Anonim, 1989, Spesifikasi bahan bangunan bagian A (bahan bangunan bukan logam), Departemen Pekerjaan Umum, Pusat Litbang Permukiman. SNI 06-0347-1989, Mutu dempul untuk kayu. 3 Istilah dan definisi 3.1 cat tutup kayu suspensi, campuran utamanya, terdiri dari bahan pengikat (yang larut dalam pelarut organik), pigmen dan bahan pelarut organik 3.2 pigmen senyawa berupa serbuk sangat halus yang dalam cat berupa suspensi gunanya untuk memperkuat selaput cat dan memberikan warna serta daya tutup 3.3 cat dasar kayu cat yang fungsi utamanya mengisi pori-pori dan memberikan dasar yang baik untul lapislapis cat berikutnya 3.4 pernis bahan pelapis kayu yang terbuat dari resin yang dilarutkan dalam minyak mengering (drying oil) 3.5 plamur kayu bahan berupa pasta yang dibuat untuk meniadakan warna dasar permukaan yang akan dicat. Selain itu fungsinya juga adalah rnengisi Iubang-lubang kecil pada permukaan dan memberi suatu lapisan yang kuat untuk pengecatan berikutnya 1 dari 7

3.6 dempul kayu bahan berupa pasta yang mengandung kadar pigmen tinggi dan akan nengeras sesudah dibiarkan diudara untuk menutupi lobang-lobang yang tidak terlalu dalam pada kayu 3.7 kape pisau yang digunakan untuk dempul atau plamur 3.8 ampelas kayu ampelas tidak tahan air yang terbuat dan kertas, lem dan bubuk kwarsa 3.9 plamir bahan pelapis kayu yang terbuat dari minyak kina dan sintesis yang digunakan sebagai cat dasar bagi benda-benda baik yang terbuat dan kayu. 3.10 cat dasar cat yang fungsinya untuk mengisi lobang-lobang kecil pada permukaan dan memberi suatu lapisan yang kuat untuk pengecatan berikutnya. 2 dari 7

4 Persyaratan bahan dan alat 4.1 Bahan 4.1.1 Dempul kayu Dempul kayu harus memenuhi syarat, antana lain: 4.1.1.1 konsistensi, dempul harus merupakan suatu masa yang serba sama seperti adonan terigu, cukup tegan, tidak lengket, dan bila dikerjakan pada kayu dengan pisau dempul/kape harus mudah dan tidak putus, harus dapat digosok dengan mudah dan dapat diberi lapisan lain dengan baik. 4.1.1.2 persyaratan dan cara uji dapat dilihat pada SNI 06-0347-1989 Mutu dempul untuk kayu. 4.1.2 Cat kayu Tipe cat kayu memakai pengencer organik antara lain, cat alkyd, epoxy, cat minyak, polyurethan, acrilic. Cat kayu harus memenuhi syarat antara lain: 4.1.2.1 gel tidak boleh ada 4.1.2.2 endapan keras kering tidak boleh ada 4.1.2.3 waktu pengeringan (kering permukaan) maksimum (jam) CATATAN Gel adalah bagian dari cat yang terbentuk setelah proses pembuatan dan tidak dapat bercampur walaupun dengan pengadukan. Endapan keras kering adalah endapan yang terbentuk setelah proses pembuatan, endapan ini bila dipotong-potong akan hancur menjadi remah. Waktu pengeringan adalah waktu yaag dibutuhkan nilai dari pengecatan, ada suatu lempeng kaca sampai terbentuknya lapisan kering padat, sesuai cara pengujiannya. Persyaratan dan cara uji lengkap lihat "Cat Kayu dan Cat Besi" Standar Perdagangan (SF. 74 tahun 1977). 4.1.3 Plamir kayu Plamir kayu harus memenuhi syarat antara lain: 4.1.3.1 plamir harus melekat baik pada permukaan yang akan di cat. 4.1.3.2 pengeringan, jika disapukan tipis-tipis harus mengering dalam waktu 2 x 24 jam tanpa rnengerut atau merekah dan harus cukup keras untuk digosok. 4.2 Peralatan Alat-alat yang digunakan untuk pengecatan: 4.2.1 kwas dan kape 4.2.2 pengaduk terbuat dari kayu atau besi 4.2.3 ampelas kayu No. 0-2 4.2.4 sikat ijuk atau lap 4.2.5 kaleng kosong yang sudah dibersihkan 4.2.6 semua alat-alat tersebut dalam keadaan bersih dan kering 3 dari 7

5 Pelaksanaan pengecatan 5.1 Persiapan permukaan 5.1.1 Kayu Baru Tahapan-tahapan yang harus dilakukan: 5.1.1.1 kayu harus kering, bebas dari debu, kotoran, minyak 5.1.1.2 untuk menutup lubang-lubang yang kecil gunakan plamir dan untuk menutup lubanglubang besar gunakan dempul 5.1.1.3 ampelas permukaan kemudian dilap bersih 5.1.1.4 setelah itu berilah cat dasar 5.1.2 Kayu yang pernah dicat atau dipernis Tahapan-tahapan yang harus dilakukan: 5.1.2.1 bila cat lama dalam keadaan baik, maka bersihkan permukaan dengan sabun dan air, larutan detergent atau solvent yang cocok untuk menghilangkan debu, kotoran, gemuk, minyak poles dsb. 5.1.2.2 sementara permukaan masih basah, ampelas dengan kertas ampelas tahan air ukuran medium, kemudian bilaslah dengan air bersih dan biarkan mengering. 5.1.2.3 hilangkan bagian-bagian cat yang rusak mengelupas dan yang sudah berkurang daya lekatnya dengan cara mengerok sampai ke permukaan kayu. 5.1.2.4 pada bagian-bagian yang nampak kayunya berilah plamir kayu dan untuk menutup lubang-lubang yang besar gunakan dempul kayu. 5.1.2.5 bila cat lama sangat buruk keadaannya, maka hilangkan seluruhnya dan lakukan persiapan permukaan sama seperti pada kayu baru. 5.2 Persiapan bahan Tahapan-tahapan yang harus dilakukan: 5.2.1 cat dasar kayu diaduk sampai rata, bila perlu ditambah pengencer (terpentin) secukupnya. 5.2.2 dempul dapat digunakan langsung. 5.2.3 plamur diaduk sampai rata, bila perlu ditambah pengencer (terpentin) secukupnya 5.2.4 cat tutup kayu (bahan pengencer terpentin) diaduk sampa rata, bila perlu diencerkan dengan terpentin secukupnya. 5.3 Pengecatan Tahap pengecatan: 5.3.1 pengecatan dengan cat many. 5.3.2 penggunaan dempul/plamir. 5.3.3 pengecatan dengan cat penutup. 5.3.4 sistem pengecatan ulang setelah kering, dua sampai tiga lapis sampai rata (30-40 mikron). 4 dari 7

5.3.5 atau sesuai dengan petunjuk yang terdapat pada kemasan masing-masing produk. 6 Cara penanggulangan bila terjadi kegagalan dalam pengecatan Untuk menanggulangi bila terjadi kegagalan dalam pengecatan dapat dilihat pada tabel 1. 5 dari 7

Tabel 1 Cara penanggulangan 6 dari 7

Tabel 1 (lanjutan) 7 dari 7